Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

DINAMIKA MOLEKULER
PERCOBAAN 4
KINETIKA REAKSI

Oleh:

Nama : Simon Umbu Kora Iki


Nim : 20307141034
Kelas : Kimia E
Tanggal praktikum : Rabu, 17 November 2021

PROGRAM STUDI KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
A. TUJUAN
Mempelajari kinetika reaksi oksidasi ion iodide oleh H 2O2 dengan cara
menentukan harga tetapan laju.
B. DASAR TEORI
Suatu reaksi kimia berlangsung karena atom-atom bersekutu atau bersenyawa dan
membentuk molekul-molekul baru, dengan cara mengadakan reorganisani dari elektron-
elektron dalam masing-masing atom. Kecepatan berlangsungnya reaksi kimia dan energi-
energi yang berhubungan dengan reaksi tersebut, serta mekanismenya dipelajari dalam
kinetika kimia. Mekanisme reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan
pengukuran besaran termodinamika suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya
reaktan maupun produk suatu sistem. Syarat untuk terjadinya suatu reaksi kimia bila
terjadi penurunan energi bebas (ţ G < 0). Tujuan utama kinetika kimia untuk menjelaskan
bagaimana laju bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu
reaksi berdasarkan pengetahuan tentang laju reaksi secara eksperimen (Oxtoby,1999).
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu. Laju
rekasi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul
produk terhadap waktu. Laju rekasi tidak tetap, melainkan berubah terus menerus seiring
dengan perubahan konsentrasi (Chang,2006)

Gambar 1. Grafik Laju Reaksi antara Waktu dengan Konsentrasi Produk dan Reaktan
(Atkins, 2010)
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab
semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil
konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga
laju reaksi pun semakin kecil . Hubungan kuantitatif antara konsetrasi pereaksi dengan
laju reaksi dinyatakan dalam suatu persamaan, yaitu persamaan laju reaksi. Untuk reaksi :
mA + nB→ pC+qD…………………… (1.1)
Persamaan laju reaksi dari persamaan diatas adalah
m n
v=k [ A ] [ B ] ………………………..…(1.2)
Laju reaksi terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul
produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus-menerus seiring
dengan perubahan konsentrasi (Ulfin, 2010).
Hubungan laju reaksi dengan temperatur dijelaskan melalui persamaan Arhenius.
kenaikan temperatur akan meningkatkan gerakan molekul. Semakin banyak molekul
yang bergerak dengan kecepatan rata- rata tinggi akan memperbesar peluang terjadinya
tumbukan efektif, yaitu tumbukan yang mencapai energi pengaktifan, sehingga laju
reaksi akan meningkat. Dibawah ini adalah grafik yang menggambarkan energi kinetik
molekul pada dua temperatur yang berbeda, dimana energi aktivasi pada suhu yang lebih
tinggi (T 2) lebih kecil dari pada energi aktivasi pada suhu rendah (T 1).

Grafik 2 Energi aktivasi pada dua temperatur yang berbeda


(Atkins, 2010).

Konstanta laju reaksi (k) bergantung pada temperatur (T) dan besarnya energi
aktivasi (Ea). Hubungan k, T, dan Ea dapat dinyatakan dalam persamaan Arrhenius
sebagai berikut :
−Ea
k=Ae RT ………………………….…..(2.3)

Ea
ln k =ln A− ……………………….(2.3)
RT
Dimana A adalah faktor frekuensi dan R adalah konstanta gas (Schwedt, 1994). Katalis
adalah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia, tetapi pada akhir reaksi tidak
mempengaruhi produk yang terbentuk. Katalis tidak muncul dalam persamaan kimia.
Sifat dari katalis adalah katalis tidak bereaksi secara permanen, katalis tidak
mempengaruhi hasil akhir reaksi, katalis bekerja pada suhu optimum. Katalis
memumngkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicu oleh atalis terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi(Chang, 2006).
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama, yaitu katalis homogen dan
katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang fasenya berbeda dengan rektan
yang akan dikatalisnya. Katalis homogen adalah katalis yang memiliki fase yang sama
dengan reaktan yang akan dikatalisnya. Berikut ini adalah skema umum reaksi katalitik :
A+C → AC………………………………………….(2.4)
AC + B→ AB+ C ………………………………………….(2.5)

C adalah katalis, meskipun katalis C termakan pada tahap reaksi 1, namun selanjutnya
dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhan menjadi :
A+ B+C → AB+C ………………….……………………(2.6)
(syukri, 199).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
 Erlenmeyer 250ml 1 buah
 Erlenmeyer 100ml 3 buah
 Gelas ukur 10ml, 25ml, 50ml
 Buret
 Stopwatch
 Labu takar 50ml
2. Bahan
 Larutan kalium iodide 1M
 Larutan H2SO4 2M
 Larutan H2O2 3%
 Larutan Na2S2O3 0,5N dan 0,1N
 Indikator amilum (larutan kanji)
 Aquades
* Sebelum dan setelah digunakan semua alat harus dicuci dengan deterjen.

D. CARA KERJA
1. Penentuan kadar H2O2 secara iodometri
1ml larutan KI, 15ml H2SO4 1M, 3ml H2O2 3% dimasukkan kedalam erlenmeyer.
1

Didiamkan selama 10 menit, sampai terbentuk larutan coklat tua.


2
Dilakukan titrasi dengan larutan dengan larutan Na 2S2O3 0,5N, hingga warna coklat
3 memudar.
Ditambahkan larutan amilum 1ml dan lakukan titrasi kembali hingga warna menjadi
4 jernih.

Dicatat volume total larutan Na2S2O3 (V0).


5
2. Penentuan waktu reaksi penguraian
1ml larutan KI 1M, 15ml H2SO4 1M, 15ml H2O dan 5 ml larutan amilum dimasukkan
1 kedalam erlenmeyer.

Dimasukkan kedalam erlenmeyer 3ml H2O2 3%.


2

Dicatat dan diukur suhunya (t0).


3

Dimasukkan 2 ml Na2S2O3 0,1N hingga warna biru muncul dan catat waktunya (t1).

Ditambahkan 2 ml Na2S2O3 0,1N hingga menjadi jernih dan catat waktunya (t 2).

Dicatat waktunya setiap penambahan larutan Na 2S2O3 (t3,t4 dst).

Diulangi penambahan Na2S2O3 dan catat waktunya sampe t7 dan amati suhu larutan.

E. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


1. Data Pengamatan

No Volume Na2S2O3 Rerata Volume


Na2S2O3
1 5,2 mL
2 5 mL 5,1 mL
3 5,1 mL

Penentuan Waktu Reaksi Peruraraian

No Log
V (ml) tn (s) Vo-V (ml) Vo/(Vo-V) tn-to (s)
. Vo/(Vo-V)

1 1 49 24.5 1.04 0.017 49


2 2 90 23.5 1.085 0.035 90
3 3 71 22.5 1.133 0.054 71
4 4 268 21.5 1.186 0.074 268
5 5 217 20.5 1.243 0.094 217

2. Perhitungan
a) Reaksi yang terjadi
−¿⇋ 4 H2 O+ I 2 ¿

2 H 2 3+¿+2 I ¿
−2
−¿+ S O
3 ⇋2I
I 2+ 2 S2 O−2 4 6 ¿

b) Penentuan kadar H2O2 secara Iodometri

V S 2 O −2 −2
( 3 x N S2 O3 )
Normalitas H2O2 =
3 ml

(5,1 ml x 0,5 N )
¿
3 ml

(5,1 ml x 0,5 N )
¿
3 ml

¿ 0 , 85 N

N H 2 O2
Molaritas H2O2 =
2

0,85 N
¿
2

¿ 0,425 M

Massa H2O2 = M x V x Mr

gr
¿ 0,425 M x 0,003 L x 34
mol

¿ 0,04335 gr

Massa H 2 O 2
Kadar H2O2 = x 100 %N
Vawal

0,04335 gr
¿ x 100 %
3 ml

¿ 1,45 %

c) Penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi


Mol Na 2 S2 O 3 x N Na 2 S2 O 3=Mol Na 2 S2 O 3 x N Na2 S 2 O 3
V 1 x N 1=V 2 x N 2
5,1 ml x 0,5 N =V 2 x 0,1 N
2,55
V 2=
0,1
¿ 25,5 ml
V 2=V 0
V 0=25,5ml
V 0=25,5ml

Penentuan Waktu Reaksi Peruraraian

No Log
V (ml) tn (s) Vo-V (ml) Vo/(Vo-V) tn-to (s)
. Vo/(Vo-V)

1 1 49 24.5 1.04 0.017 49


2 2 90 23.5 1.085 0.035 90
3 3 71 22.5 1.133 0.054 71
4 4 268 21.5 1.186 0.074 268
5 5 217 20.5 1.243 0.094 217

V0
 Grafik hubungan antara (tn-t0) dengan log
V 0−V

Grafik hubungan antara (tn-t0) dengan Log Vo/(Vo-V)


0.1
0.09
0.08 f(x) = 0 x + 0.02
R² = 0.7
0.07
Log Vo/(Vo-V)

0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 50 100 150 200 250 300
tn-to (s)

Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis sebagai


berikut : y = 0.0003x + 0.0182. Dimana sumbu y sebagai Log Vo/(Vo-V) dan
sumbu x sebagai (tn-t0).
y=ax+ b
Vo
log =a (tn−t 0 ) +b
Vo−V
Vo k
log = ( tn−t 0 ) +b
Vo−V 2.303
Vo
log =0.0003 ( tn−t 0 ) +0.0182
Vo−V
 Tetapan laju (k)
k
=a
2.303
k
=0,0003
2.303
k =6.909 x 10−4
d) Waktu paruh (t ½)
1
t 1→V= xV0
2
2
1
V = x 25.5 ml
2
V =12.75 ml
k V0
t 1= =log
2 2.303 V 0−V
V0
log
V 0−V
t 1=
2
k
2.303
V0 2.303
t 1 =log x
2 V 0−V k
25.5 2.303
t 1 =log x
2
25.5−12.75 6.909 x 10−4
t 1 =1003.435 s
2

e) Membuktikan besarnya nilai paruh waktu ( t 1 )


2

ln 2
t 1=
2
k
log 2 x 2.303
¿
6.909 x 10−4
0.30103 x 2.303
¿
6.909 x 10−4
¿ 1003.43 s

F. PEMBAHASAN
Percobaan keempat berjudul “ Kinetika reaksi oksidasi I- oleh H2O2 bertujuan
untuk mempelajari kinetika reaksi oksidasi ion iodide oleh hydrogen peroksida dengan
cara menentukan harga tetapan laju. Pada tahap pertama yaitu penentuan kadar H2O2
secara iodometri. Iodometri merupakan titrasi terhadap iodium yang dibebaskan dari
suatu reaksi redoks. Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan KI 1M,
15 ml larutan asam sulfat 1M, dan 3 ml larutan hidorogen peroksida 3% dalam
Erlenmeyer. Penambahan asam sulfat disini sebagai pemberi suasana asam dalam rekasi.
Selanjutnya didiamkan selama 10 menit hingga terbentuk larutan bewarna coklat tua.
Setelah itu mentitrasi larutan dengan natrium tiosulfat 0,5N, hingga warna coklat berubah
menjadi jernih . Selanjutnya tambahkan amilum sebanyak 5 ml dan titrasi kembali hingga
warna larutan biru menjadi warna jernih. volume total larutan natrium tiosulfat yang
digunakan dicatat sebagai V dengan 3 kali percobaan.
Larutan didiamkan dengan tujuan I- dapat teroksidasi secara sempurna oleh H2O2
membentuk I2. Larutan KI dioksidasi oleh H2O2 untuk membentuk I2 tersebut
berlangsung dalam suasana asam. Reaksi yang terjadi yaitu :
−¿⇋ 4 H2 O+ I 2 ¿

2 H 2 3+¿+2 I ¿

I2 hasil oksidasi tersebut dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,5N sehingga yang terbentuk
akan memudar. Reaksi yang terjadi yaitu:
−2
−¿+ S O ¿
3 ⇋2I
I 2+ 2 S2 O−2 4 6

Warna yang memudar menandakan bahwa reaksi belum selesai,yang berarti I 2 belum
sempurna menjadi I-.
Larutan tersebut dititrasi kembali dengan menggunakan indicator amilum.
Amilum digunakan untuk mendeteksi adanya I2 dalam suatu zat. Amilum ditambahkan
bukan diawal reaksi karena apabila amilum ditambahkan diawal reaksi maka akan
membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan I 2. Titrasi yang kedua dihentikan ketika
larutan sudah menjadi jernih tidak bewarna. Larutan jernih yang tidak bewarna
menandakan bahwa sudah tidak ada lagi I2 dalam larutan dan I2 telah habis bereaksi.
Volume Na2S2O3 yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan adalah 5.2 ml , 5
ml , 5.1 ml. Sehingga volume rata-rata Na2S2O3 adalah 5.1 ml. Dengan data tersebut
dapat digunakan untuk menghitung N H2O2 dengan rumus
V H2O2 . N H2O2 = V S2O3-2 . N S2O3-2
Sehingga diperoleh N H2O2 sebesar 0.85N, dan dapat digunakan untuk menghitung
molaritas H2O2 dengan rumus :
N H 2 O2
M=
2
Sehingga molaritas H2O2 yaitu 0,425M, massa darim H2O2 dapat ditentukan dengan rumus :
Massa H2O2 = M x V x Mr
Sehingga massanya sebesar 0,04335 gr. Kadar H2O2 dapat ditentukan dengan
rumus :
Massa H 2 O 2
Kadar H2O2 = x 100 %
Vawal
Sehingga diperoleh kadar H2O2 secara iodometri pada percobaan ini sebesar 1.45% .
Pada tahap kedua yaitu penentuan waktu reaksi peruraian. Percobaan ini
dilakukan dengan memasukkan 15 ml asam sulfat 1M, 15 ml aquades dan 1 ml larutan
KI 1M serta 5 ml larutan amilum dalam Erlenmeyer. Setelah ditambahkan amilum,
campuran dalam erlenmeyer akan berubah warna menjadi biru. Kemudian
menambahkan 3 ml larutan H2O2 3% sehingga larutan menjadi bewarna biru pekat. Saat
penambahan H2O2 hingga terjadi perubahan warna menjadi biru pekat, waktunya dicatat
sebagai t0. Kemudian memasukkan natrium tiosulfat 0,1N dengan mengamati perubahan
warnanya yaitu warna biru yang terbentuk akan semakin pudar dicatat sebagai V1.
Waktu dari warna biru pudar hingga muncul kembali dicatat sebagai t 1. Kemudian
ditambahkan berulang sambal dicatat sebagai t2-t7.

Reaksi antara H2O2 dengan I- merupakan reaksi redoks. I- akan teroksidasi


menjadi I2 dan H2O2 tereduksi menjadi H2O. dengan penambahan natrium tiosulfat akan
mengubah I2 menjadi I- kembali. Reaksi yang terjadi, yaitu:
2 KI (aq )+ H 2 SO4 (aq ) → K 2 SO4 ( aq) +2 H I (aq )
−¿¿
+¿+I ( aq ) ¿
H I ( aq ) → H (aq )
+¿→ H 2 O2 ( aq ) + I2 ( g ) ¿
−¿+ H 2 O2( aq )+ 2 H ¿
2 I ( aq )
2 Na2 S 2 O 3( aq) + I 2(g) → 2 Na I (aq)+ Na2 S 4 O 6

Dari percobaan dapat dibuat grafik hubungan antara (tn-t0) dengan log ( V0/V0-V).
Berikut data yang dihasilkan:

No Log
V (ml) tn (s) Vo-V (ml) Vo/(Vo-V) tn-to (s)
. Vo/(Vo-V)

1 1 49 24.5 1.04 0.017 49


2 2 90 23.5 1.085 0.035 90
3 3 71 22.5 1.133 0.054 71
4 4 268 21.5 1.186 0.074 268
5 5 217 20.5 1.243 0.094 217

Grafik hubungan antara (tn-t0) dengan log (V0/V0-V).

Grafik hubungan antara (tn-t0) dengan Log Vo/(Vo-V)


0.1
0.09
0.08 f(x) = 0 x + 0.02
R² = 0.7
0.07
Log Vo/(Vo-V)

0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 50 100 150 200 250 300
tn-to (s)

Berdasarkan grafik diperoleh persamaan garis sebagai berikut :


y=ax+ b
Vo
log =a (tn−t 0 ) +b
Vo−V
Vo k
log = ( tn−t 0 ) +b
Vo−V 2.303
Vo
log =0.0003 ( tn−t 0 ) +0.0182
Vo−V
Sehingga, slope adalah
k
=a
2.303
k
=0,0003
2.303
k =6.909 x 10−4
Waktu paruh juga dapat dihitung dengan rumus :
1
t 1→V= xV0
2
2
1
V = x 25.5 ml
2
V =12.75 ml
k V0
t 1= =log
2 2.303 V 0−V
V0
log
V 0−V
t 1=
2
k
2.303
V0 2.303
t 1 =log x
2 V 0−V k
25.5 2.303
t 1 =log x
2
25.5−12.75 6.909 x 10−4
t 1 =1003.435 s
2

Selanjutnya membuktikan besarnya nilai waktu paruh waktu ( t 1 ) dengan rumus :


2

ln 2
t 1=
2
k
log 2 x 2.303
¿
6.909 x 10−4
0.30103 x 2.303
¿
6.909 x 10−4
¿ 1003.43 s
Hasil perhitungan dan pembuktian adalah sama. Factor yang mempengaruhi ketetapan
hasil percobaan yaitu: ketetapan menghitung waktu, ketetapan perubahan warna saat
titrasi, dan ketelitian dalam mengukur volume yang digunakan.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
 Besarnya tetapan laju reaksi dalam kinetika reaksi oksidasi ion iodide oleh
hidrogen peroksida adalah k = 6.909 x 10−4
 Waktu paruhnya adalah = 1003.43 s
H. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. W F.,Julio de Paula. (2010).“Physical Chemistry ninth edition”.New York :W.
H. Freeman and Company.
Chang,Raymond.(2006). “Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2”. Jakarta : Erlangga
Oxtoby, D. W.(1999). “Prinsip-Prinsip Kimia Modern”. Jakarta: Erlangga.
Schwedt, G. (1994). “Chemistry Analitycal”. USA : John Wiley Sons Inc
Ulfin, Ita dkk.(2010). “Kimia Dasar”. Surabaya : ITS Press
Syukri.1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB Press

Anda mungkin juga menyukai