Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 VCO (Virgin Coconut Oil)
Pohon kelapa sering disebut pohon kehidupan karena sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua
bagian tanaman kelapa memberikan manfaat bagi manusia. Beberapa jenis
produk yang dapat dihasilkan dari tanaman kelapa ini antara lain santan,
gula, air kelapa segar, lidi, janur, arang aktif, daging kelapa, sabut, minyak
kelapa dan industri kerajinan tangan. Bahkan limbah pengolahan minyak
kelapa pun masih dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil
(VCO) merupakan merupakan modifikasi proses pembuatan minyak
kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak
bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai
daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Virgin coconut oil
(VCO) merupakan minyak yang berasal dari pengolahan daging buah
kelapa segar, yang mana pengolahannya tersebut tidak menggunakan
pemanasan yang terlalu tinggi dan juga tidak menggunakan bahan kimia
tambahan. Dalam pemanfaatannya VCO ini digunakan sebagai obat-
obatan yang dapat dikonsumsi secara langsung untuk membunuh kuman,
virus maupun parasit yang terdapat dalam tubuh.
1.1.2 Sabun Transparan
Sabun merupakan benda wajib yang kita pakai setiap hari. Tanpa
sabun, mandi terasa tidak bersih karena sabun berfungsi untuk mengangkat
kotoran yang menempel di tubuh kita. Berdasarkan jenisnya sabun
dibedakan atas dua macam yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair.
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun transparan adalah sabun mandi yang berbentuk
batangan dengan tampilan transparan, menghasilkan busa lebih lembut di

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 1


kulit dan penampakannya lebih berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya.
Tampilan sabun transparan yang menarik mewah dan berkelas.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil)
2. Untuk mengetahui proses pembuatan sabun transparan yang memenuhi
standar mutu

BAB II
DASAR TEORI

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 2


2.1 Uraian Proses VCO (Virgin Coconut Oil)
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa
tua yang segar atau baru dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa
biasa, dan proses pembuatannya pun tidak menggunakan bahan kimia dan
pemanasan tinggi. Minyak diperoleh hanya dengan perlakuan mekanis dan
pemanasan minimal, karena tidak melalui pemanasan tinggi maka vitamin E dan
enzim-enzim yang terkandung di dalam daging buah kelapa dapat dipertahankan.
Minyak kelapa murni tersusun atas senyawa organik campuran ester dari
gliserol dan asam lemak yang disebut dengan gliserida serta larut dalam pelarut
minyak atau lemak. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang sangat
tinggi (45-50%). Selain mengandung asam laurat juga mengandung asam kaprat,
yaitu asam lemak yang memiliki sifat antimikroba yang sangat kuat.
2.1.1 Manfaat VCO (Virgin Coconut Oil)
 Kesehatan : dimanfaatkan untuk kesehatan mulut, diet/pelangsing,
supplemen, makanan kesehatan, serta pengobatan berbagai penyakit.
 Kecantikan : dimanfaatkan untuk kesehatan kulit, mengatasi jerawat,
kesehatan rambut, mengatasi ketombe, dan mengtasi kulit sensitif.
2.1.2 Syarat VCO (Virgin Coconut Oil) berkualitas baik
 Terbuat dari buah kelapa segar
 Terbuat dari kelapa varietas asli, bukan kelapa hibrida
 Tanpa penyulingan
 Tanpa proses pemutihan
 Tidak mengalami proses hidrogenasi
 Bebas dari bahan kimia tambahan
 Bebas dari mikroorganisme
 Kadar air kurang dari 0.1%
 Pemanasan <60 ° C

2.1.3 Cara pengolahan minyak kelapa murni


Ada beberapa metode yang digunakan dalam mendapatkan minyak kelapa
murni (VCO), yaitu :
a. Cara Pemanasan

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 3


Pada metode ini, proses pembuatan VCO diawali dengan tahap
pemarutan kelapa dan pembuatan santan krim yang diperoleh dari
santan tersebut kemudian dipanaskan dengan suhu tertentu hingga
dihasilkan minyak. Dari dua komponen yang ada diambil adalah
krimnya dan dilakukan pemanasan pada suhu 55-70 ºC sampai
dihasilkan minyak. Setelah itu minyak dipanaskan pada suhu 60-70 ºC
sampai dihasilkan minyak kelapa murni.
 Kelebihan
 Waktu pembuatan VCO relatif singkat.
 Minyak yang dihasilkan beraroma khas
 Kekurangan
 Jika pemanasan terlalu tinggi maka santan akan rusak sehingga
khasiat VCO akan berkurang.
 Tidak tahan lama.
 Mudah berbau tengik.
b. Enzimatis
Pembuatan VCO dengan metode ini dilakukan dengan cara
menggunakan bantuan enzimyang dapat diambil dari alam. Beberapa
jenis enzim yang bisa digunakan untuk mememacah ikatan emulsi
tersebut yaitu papain (pepaya), bromelin (nanas), dan enzim protease
yang berasal dari kepiting sungai. Enzim papain banyak yang terdapat
dalam getah daun papaya. Sementara enzim bromelin banyak terdapat
pada bagian bongol (hatinya) nanas. Dengan rusaknya protein maka
ikatan lipoprotein dalam santan juga akan terputus dengan sendirinya.
Kemudian, minyak yang diiikat oleh ikatan tersebut akan keluar dan
mengumpul menjadi satu. Karena minyak memiliki berat jenis lebih
rendah dibandingkan dengan air maka posisinya berada paling atas,
disusul dengan protein, dan terakhir (bawah) .
 Kelebihan
 VCO berwarna bening, seperti kristal karena memang tidak
mengalami proses pemanasan.

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 4


 Kandungan asam lemak dan antioksidan dalam VCO tidak banyak
berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi.
 Tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak
banyak berubah.
 Kekurangan
Membutuhkan waktu yang lama dalam proses denaturasi
(perubahan struktur lengkap dan karakteristik bentuk protein akibat
dari gangguan interaksi sekunder, tersier, dan kuaterner struktural
seperti suhu, penambahan garam, enzim, dll ) yaitu sekitar 20 jam.
2. Pengasaman
Merupakan salah satu upaya pembuatan VCO dengan cara membuat
suasana santan dalam keadaan asam, biasanya dilakukan dengan
penambahan cuka. Asam memiliki kemampuan untuk memutus ikatan
lemak protein dengan cara mengikat senyawa yang berikatan dengan
lemak. Namun asam yang dicampurkan kedalam santan hanya bisa
bekerja dengan maksimal bila kondisi pH sesuai yaitu 4,3. Karena pada
pH 4,3 asam yang dicampurkan bisa bekerja dengan maksimal karena
asam.
 Kelebihan
 Warna lebih bening dibandingkan dengan VCO yang dibuat secara
tradisional.
 Daya simpan sangat lama, bisa sampai 10 tahun karena selama
proses pembuatan tidak terjadi denaturasi komposisi gizinya.
 Tidak membutuhkan biaya terlalu mahal karena harga asam cuka
cukup murah.

 Kekurangan
 Tidak bisa diformulasikan secra pasti karena untuk mendapatkan pH
4,3 banyak faktor yang berpengaruh sehingga harus dilakukan
pencampuran asam dan santan berulang-ulang.

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 5


 pH campuran santan dan asam harus pas, yaitu 4,3. Apabila pHnya
kurang atau lebih kemungkinan kegagalan dalam pembuatan VCO
sangat tinggi .
d. Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan VCO dengan cara
mekanik. Pada cara ini krim dimasukkan dalam tabung kedalam sentrifuse.
Pemutusan ikatan lemak protein pada santan dilakukan dengan pemutaran
(pemusingan), yaitu dengan gaya sentrifugal karena berat jenis minyak dan
air berbeda maka setelah dilakukan sentrifugasi keduanya akan berpisah
dengan sendirinya, dan minyak akan terkumpul pada lapisan atas.
Kunci dari pembuatan VCO dengan sentrifugasi yaitu kecepatan
pemutaran yaitu 20.000 rpm. Waktu yang dibutuhkan untuk memutus
ikatan lemak protein dari santan dengan kecepatan 20.000 rpm yaitu
sekitar 15 menit.
 Kelebihan
 Berwarna jernih dan berbau khas minyak kelapa
 Daya simpan lama sekitar 10 tahun
 Proses pembuatannya sangat cepat hanya membutuhkan waktu 15
menit
 Kekurangan
 Membutuhkan biaya mahal untuk alat sentrifugasinya
 Membutuhkan tenaga listrik yang cukup tinggi sehingga bisa
menambah biaya produksi.

e. Fermentasi
Prinsip pembuatan VCO melalui fermentasi memiliki kesamaan
pada tahap awal, yaitu pembuatan santan dengan perbandingan daging
kelapa dan air 500 : 500. Setelah itu santan dibiarkan selama 1-2 jam
hingga krim dan air terpisah. Krim yang diperoleh difermentasi selama 1-2

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 6


hari dengan menambahkan enzim secara langsung (mikroba penghasil
enzim) atau dengan menambahkan ragi.
 Kelebihan
 Biaya pembuatannya VCO murah.
 VCO yang dihasilkan bewarna bening
 Kekurangan.
 Minyak yang dihasilkan beraroma agak keras.
 VCO yang dihasilkan sulit stabil karena tidak dapat mengontol bakteri
yang aktif.
 Waktu pembuatan produknya lama
Tabel 2.1 Standar Mutu Produk Virgin Coconut Oil
NO UJI SNI

1. Densitas 0.915 - 0.920


2.
Asam lemak bebas Maks 0,2 %
3.
Warna Jernih
4.
Bau Tidak tengik

2.2 Uraian Sabun Transparan


Sabun tranparan adalah sabun yang dibuat dengan teknik khusus dengan
menghilangkan kandungan alkali di dalamnya. Sabun transparan ini lebih unggul
daripada sabun mandi biasa, selain dari tampilannya yang transparan yang
menawan, sabun ini sangat lembut di kulit dan dapat melembabkan kulit. Sabun
adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa natrium atau
kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Molekul
sabun terdiri dari rantai karbon, hydrogen, dan oksigen yang disusun dalam
bagian kepala dan ekor. Bagian kepala yang disebut sebagai gugus hidrofilik
(rantai karboksil) untuk mengikat air. Bagian ekor sebagai gugus hidrofobik
(rantai hidrokarbon) untuk mengikat kotoran.

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 7


Gambar 2.1 Rantai Molekul Sabun
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan (saponifikasi). Reaksi
penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah reaksi trigliserida
dengan alkali (NaOH dan KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.
Trigliserida adalah satu molekul gliserol yang berikatan dengan tiga molekul asam
lemak. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :

Gambar 2.2 Reaksi Saponifikasi


Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk
samping juga memiliki nilai jual.
2.2.1 VCO (Virgin Coconut Oil)
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni dihasilkan dari buah
kelapa tua yang segar atau baru dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti
minyak kelapa biasa, dan proses pembuatannya pun tidak menggunakan
bahan kimia dan pemanasan tinggi. Digunakan minyak kelapa murni karena
sifatnya yang mudah tersaponifikasi, mudah larut dalam air, dan mudah
menguap.

2.2.2 Asam Stearat


Asam Stearat / Stearic Acid merupakan monokarboksilat berantai
panjang (C18) yang bersifat jenuh karena tidak memiliki rangkap diantara
atom karbonnya. Pada proses pembuatan sabun, asam stearat berfungsi
untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa. Asam stearat berwarna

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 8


putih kekuningan. Penggunaan asam stearat terlalu banyak menyebabkan
sabun kurang berbusa dan jika terlalu sedikit sabun tidak keras.

Tabel 2.2 Material Safety Data Sheet Asam Stearat

Rumus kimia C18H36O2


Massa molar 284.48 g mol−1
Penampilan padatan putih
Densitas 0.847 g/cm3 at 70 °C
Titik lebur 69.6 °C
Titik didih 361 °C.
Kelarutan dalam air 3 mg/L (20 °C)
Indeks bias (nD) 1.4299

2.2.3 NaOH (Natrium Hidroksida)


NaOH (Natrium Hydrosida) merupakan bahan kimia yang harus
ada dalam pembuatan sabun. NaOH merupakan senyawa alkali yang
bersifat basa dan mampu menetralisir asam. NaOH bereaksi dengan
minyak membentuk sabun yang disebut dengan saponifikasi. Natrium
Hidroksida ( NaOH ) merupakan salah satu senyawa ion yang bersifat basa
kuat, kaustik dan memiliki sifat korosif dan higroskopik ( suka menyerap
air ). Sodium harus terurai sempurna dalam proses saponifikasi minyak,
oleh karena itu tidak akan ada bahan kaustik yang tertinggal dalam sabun
Tabel 2.3 Material Safety Data Sheet Hidroksida
Rumus molekul NaOH
Massa molar 39,9971 g/mol
Penampilan Zat padat putih
Densitas 2,1 g/cm³, padat
Titik lebur 318 °C (591 K)
Titik didih 1390 °C (1663 K)
Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 °C)
Kebasaan (pKb) -2,43

2.2.4 Gliserin
Gliserin sudah lama digunakan sebagai humectan (penjaga
kelembaban kulit) dan sampai saat ini digunakan secara meluas oleh
pembuat sabun. Gliserin adalah cairan kental yang tidak berwarna dan jika

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 9


dicicipi terasa manis. Ia memiliki titik didih tinggi dan membeku dalam
bentuk pasta. Yang paling umum gliserin yang digunakan adalah dalam
sabun dan produk kecantikan lainnya seperti lotion. Pada pembuatan sabun
transparan, gliserin bersama dengan sukrosa dan alcohol berfungsi dalam
pembentukan struktur transparan. Sebenarnya, Glyserin kurang
menentukan kejernihan sabun.
Tabel 2.4 Material Safety Data Sheet Gliserin
Rumus Molekul C3H8O3
Bobot molekul 92,09382 g/mol
Viskositas pada suhu 20°C C92,09382 g/mol
Densitas 1,261 g/cm³
Titik leleh 180C
Titik didih 2900
Panas spesifikasi pada suhu 26°C 0,5795 kal/g

2.2.5 Gula
Gula pasir berbentuk Kristal putih. Pada proses pembuatan sabun
transparan, gula pasir berfungsi untuk membantu terbentuknya
transparansi pada sabun. Gula dalam pembuatan sabun transparan bersifat
humectan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin putih warna
gula akan semakin jernih sabun transparan yang dihasilkan. Terlalu banyak
gula, produk sabun menjadi lengket, pada permukaan sabun keluar
gelembung kecil – kecil. Gula yang paling baik untuk sabun transparan
adalah gula yang apabila dicairkan berwarna jernih seperti gliserin, karena
warna gula sangat mempengaruhi warna sabun transparan akhir.

2.2.6 Air
Air merupakan pelarut yang bersifat polar dan tidak dapat
bercampur dengan fraksi minyak.

Tabel 2.5 Material Safety Data Sheet Air


SIFAT KETERANGAN
Ph 7 (netral)
Bentuk fisik Cair

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 10


Warna Bening
Titik beku 00C
Titik didih 1000C

2.2.7 Alkohol
Alkohol atau bisa disebut juga Ethanol (ethyl alcohol) merupakan senyawa
organic dengan rumus kimia C2H5OH. Ethanol pada proses pembuatan sabun
berfungsi sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan
lemak. Dan untuk membuat sabun transparan menjadi bening.

Tabel 2.6 Material Safety Data Sheet Alkohol


Rumus Kimia C2H5OH
Massa Molar 46,07 g/mol
Densitas 0,789-0,806 g/cm3
Titik lebur -114,3
Titik didih 78,40C
Keasaman 15,9
Viskositas 1,200 cP (200)
2.2.8 Pewarna
Pewarna ditambahkan dalam pembuatan sabun ini bertujuan untuk
memberikan cita ragam warna. Pewarna yang digunakan adalah pewarna
yang tidak memberikan efek samping terhadap produk. Pewarna yang baik
digunakan adalah pewarna untuk kosmetik grade.

2.2.9 Pewangi
Pewangi ditambahkan bertujuan untuk memberikan efek wangi
pada produk sabun yang dihasilkan. Sama dengan pewarna, pewangi yang
dibutuhkan tidak boleh memberikan efek yang berlawanan terhadap
transparansi sabun.

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 11


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat
Tabel 3.1 Alat VCO (Virgin Coconut Oil)
NO NAMA JUMLAH
1 Parut 1 buah
2 Baskom 2 buah
3 Selang kecil 1 buah
4 Botol ukuran 1,5 L 1 buah
5 Kain saring 1 buah
6 Sendok 1 buah
7 Neraca 2 lengan 1 buah
8 Pengaduk kayu/mixer 1 buah

Tabel 3.2 Alat Sabun Transparan


NO NAMA UKURAN JUMLAH
Beaker glass 250 ml 1 buah
1 Beaker glass 100 ml 2 buah
Beaker glass 50 ml 2 buah
2 Gelas ukur 50 ml 1 buah
3 Termometer - 2 buah
4 Sendok - 1 buah
5 Spatula / pengaduk - 1 buah
6 Kompor listrik - 1 buah
7 Kaca arloji - 1 buah
8 Neraca - 1 buah
9 Cetakan - 1 buah

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 12


Tabel 3.3 Alat Uji Mutu VCO
NO NAMA UKURAN JUMLAH
1 Neraca Digital - 1 buah
2 Piknometer 5 ml 1 buah
3 Pipet tetes - 1 buah
4 Pipet ukur 10 ml 1 buah
5 Erlenmeyer 50 ml 1 buah
6 Buret 50 ml 1 buah
7 Statif dan Klem - 1 buah

Tabel 3.4 Alat Uji Sabun Transparan


NO NAMA UKURAN JUMLAH
1 Neraca digital - 1 buah
2 pH universal - 1 buah
3 Pipet volume 10 ml 1 buah
4 Beaker glass 25 ml 1 buah
5 Pengaduk kaca - 1 buah

3.2 Bahan
Tabel 3.5 Bahan Pembuatan VCO
NO NAMA JUMLAH
1 Daging kelapa tua segar 500 gram
2 Air 1000 ml

Tabel 3.6 Bahan Pembuatan Sabun Transparan


NO NAMA JUMLAH
1 VCO 22 ml
2 Asam Stearat 10 gram
3 NaOH 5 gram

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 13


4 Gliserin 16 ml
5 Gula 12 gram
12 ml (dalam gula)
6 Aquades
10 ml (dalam NaOH)
10 ml
7 Etanol
5 ml (dalam pewarna = pewangi)
8 Pewangi Secukupnya
9 Pewarna Secukupnya

Tabel 3.7 Bahan Uji (FFA) VCO (Virgin Coconut Oil)


NO NAMA JUMLAH
1 VCO 1 gram
2 Alkohol 8 ml
3 Indikator PP 2-3 tetes
4 NaOH 0,0045 M 50 ml

Tabel 3.8 Bahan Uji Sabun Transparan


NO NAMA JUMLAH
1 Sabun Transparan 1 gram
2 Air secukupnya

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Cara Kerja Pembuatan VCO
1. Siapkan alat dan bahan untuk pembuatan VCO
2. Kupas kelapa dan bersihkan
3. Kemudian parut kelapa, hasil dari parutan kelapa di timbang
4. Timbang parutan kelapa sebanyak 500 gram
5. Tambahkan air sebanyak 1:2 lalu peras kelapa
6. Setelah terbentuk santan, masukkan kedalam botol 1,5 L
7. Diamkan hingga membentuk krim dan skim
8. Ambil krim menggunakan selang kecil lalu aduk diatas kompor dan jaga
suhu jangan sampai melebihi 500C
9. Panaskan dan aduk selama 15 menit (menggunakan mixer)
10. Tuang kedalam botol dan diamkan didalam box yang sudah diatur
suhunya

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 14


11. Akan terbentuk 3 lapisan dalam botol tersebut lapisan atas berupa
padatan yang disebut dengan blondo, lapisan tengah minyak yang
berwarna bening, dan lapisan bawah berupa air
12. Pisahkan dan saring minyak dari blondo menggunakan kertas saring
13. Uji minyak VCO yang sudah dipisahkan
14. Minyak inilah yang disebut VCO dan siap digunakan

3.3.2 Cara Kerja Pembuatan Sabun Transparan


1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang VCO sebanyak 22 ml + Asam Stearat sebanyak 10 gram +
NaOH sebanyak 5 gram
3. Panaskan VCO dan asam stearat sampai asam stearat benar – benar larut
(jangan sampai melebihi suhu 700 C)
4. Larutkan NaOH ke dalam aquades 10 ml, tunggu sampai suhu turun
700C
5. Tunggu hingga suhu VCO + asam stearat dan suhu NaOH sama – sama
700C
6. Jika suhu sudah sama – sama 700C, tuang larutan NaOH ke dalam VCO
+ Asam Stearat dan aduk hingga rata (reksi saponifikasi)
7. Aduk secara perlahan dan tunggu sampai suhu turun ± 400C
8. Larutkan gula sebanyak 12 gram ke dalam aquades 12 ml, ukur gliserin
sebanyak 16 ml, dan etanol sebanyak 10 ml
9. Tuang gliserin, larutan gula, dan etanol sedikit demi sedikit sambil
dipanaskan dan aduk sampai homogen
10. Tambahkan pewarna dan pewangi dalam alkohol 5 ml secukupnya, dan
aduk hingga rata
11. Tuang kedalam cetakan dan tunggu hingga mengeras
12. Lakukan uji mutu sabun transparan

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 15


3.3.3. Cara Kerja uji Standar Mutu VCO
1. Penentuan bau dengan cara dicium
2. Penentuan warna dengan diamati
3. Penentuan Densitas :
 Menimbang pikno kosong
 Masukkan VCO kedalam pikno dan timbang
 Catat angka yang tertera
 Hitung densitas dengan rumus :

ρ = Densitas (g/ml)
Keterangan :
m = Massa minyak (pikno isi – pikno kosong)
(gram)
v = Volume minyak (ml)
4. Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA)
 Timbang dengan teliti 1 gram VCO dalam gelas Erlenmeyer 100
ml
 Tambahkan alkohol netral sebanyak 8 ml
 Tambahkan 2-3 tetes indikator Phenolpthalen dan titrasi dengan
larutan NaOH 0,0952 M
 Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya warna merah muda
yang tetap (tidak berubah kurang dari 15 menit)
 Hitung Asam Lemak Bebas (FFA) dengan rumus :

Keterangan : FFA = Asam Lemak Bebas (%)


M.NaOH = Konsentrasi NaOH (M)
V.Titran = Volume NaOH yang terpakai (ml)
m.sampel = Berat VCO (gram)
Mr.sampel = Berat Molekul As.Laurat (g/mol)

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 16


3.3.4. Cara Kerja Uji Standar Mutu Sabun Transparan
1. Uji pH
 Timbang sabun sebanyak 1 gram
 Tambahkan air secukupnya
 Aduk sabun dengan kecepatan konstan hingga sabun larut
 Setelah larut, celupkan pH Universal, lihat warna yang tertera
dan cocokkan dengan standar pH

Daging Kelapa

Parut

Timbang hasil
Hasil Parutan
+ air 1 :2

Peras dan Saring

3.4. Diagram Alir Pembuatan VCO


Santan

Botol

Skim dan Krim Pengendapan

Krim

Panaskan Krim dan


Aduk

Blondo
Botol Minyak
Masukkan
dalam Ujian
Laporan box Kompetensi Keahlian 17
air
dengan suhu 45-
500C, diamkan ± Virgin Coconut Oil
18 jam
VCO + Asam NaOH
Stearat +
Panaskan aquades
700C 10 ml
3.5 Diagram
VCOAlir Pembuatan Sabun Transparan
+ Asam Larutan NaOH
Stearat 700C

Saponifikasi + sedikit demi


sedikit
gliserin,larutan
gula,dan etanol
Aduk rata

Campuran
homogen
+pewarna, pewangi
dalam alcohol 5 ml
Campuran berwarna
dan wangi
Laporan Ujian Kompetensi Keahlian Tuang ke dalam 18
cetakan dan
tunggu hingga
Sabun Transparan mengeras
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Percobaan
4.1. Analisa Percobaan
NO Data Bahan Jumlah yang Dihasilkan
1 VCO 30,1 gram
2 Sabun Transparan 60 gram

4.2. Minyak VCO


ANALISA VCO SNI HASIL
Densitas 0.915 - 0.920 0,86
Warna Jernih Jernih keemasan
Bau Tidak Tengik Tidak tengik
Kadar FFA Maks 0,2 % 0,21%
Rendemen - 6,02%

4.3. Sabun Transparan


ANALISA SABUN
SNI HASIL
TRANSPARAN
Organoleptik Transparan Transparan
Kekerasan Keras Keras
pH 8-10 10
Rendemen - 59,4%

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 19


4.3. Pembahasan
4.3.1. Minyak VCO
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembuatan minyak
kelapa murni (VCO) salah satunya yaitu dengan metode pemanasan. Metode ini
sering digunakan karena metode ini lebih banyak mempunyai kelebihan daripada
metode – metode yang lainnya. Beberapa kelebihan dari metode ini yaitu , waktu
pembuatan VCO jauh lebih singkat daripada metode – metode lainnya. Metode
sentrifugasi sebenarnya waktu pembuatan VCO juga lebih singkat hanya
membutuhkan waktu 15 menit, tetapi kelemahan dari metode sentrifugasi yaitu
membutuhkan tenaga listrik yang cukup tinggi sehingga bisa menambah biaya
produksi. Sehingga saya lebih memilih menggunakan metode pemanasan, selain
waktunya lebih singkat, bau minyak VCO yang dihasilkan juga mempunyai aroma
khas kelapa. Kekurangan dari metode ini yaitu, jika suhu pemanasan sangat tinggi
akan menghasilkan bau minyak VCO yang tengik, dan tidak tahan lama.
Berdasarkan analisa minyak VCO rendemen yang dihasilkan sebesar
6,02%. Warna yang dihasilkan jernih keemasan. Baunya sudah sesuai SNI.
Densitas yang diperoleh 0,86 g/ml dimana nilai SNI adalah 0,915-0,920 dan
dinyatakan melebihi ambang batas karena pada saat filtrasi air ikut tersaring.
Kadar FFA yang diperoleh yaitu 0,21% dimana nilai SNI sebesar 0,2% dan
dinyatakan melebihi ambang batas karena minyak VCO sudah teroksidasi.

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 20


4.3.2. Sabun Transparan
Saat pembuatan sabun transparan, penimbangan bahan - bahan harus
teliti. Pada saat melakukan pengadukan tidak boleh terlau cepat, karena akan
menghasilkan busa yang cukup banyak. Proses yang paling penting dalam
pembuatan sabun transparan yaitu proses saponifikasi dan suhu harus stabil. Pada
proses saponifikasi, suhu asam stearat + VCO dan NaOH harus sama saat
mencampurkan . Jika suhu kedua campuran tersebut tidak sama, akan
menyebabkan sabun tidak menjadi transparan.
Berdasarkan hasil pengamatan Organoleptik sabun yang dihasilkan sudah
transparan dan pH yang dihasilkan dari pengamatan sebesar 10 dimana SNI dari
pH sabun adalah 8-10 dan dinyatakan sesuai dengan SNI . Gumpalan sabun yang
dihasilkan sebesar 16 gram, karena pada saat pengadukan dan pencampuran tidak
dilakukan secara merata dan mengakibatkan tidak terlarut secara sempurna.

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 21


BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Minyak VCO
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu, VCO merupakan minyak
kelapa murni yang diproses tanpa pemanasan yang tinggi. Jika suhu terlalu tinggi
akan mengahsilkan bau minyak VCO yang tengik. Proses pengadukan juga bisa
mempengaruhi hasil minyak VCO.
5.1.2. Sabun Transparan
Dalam pembuatan sabun transparan menggunakan proses saponifikasi,
yaitu hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemak, misalnya NaOH. Pada proses
pembuatan sabun harus benar – benar teliti dalam menjaga suhu agar sabun bisa
menjadi transparan.

5.2. Saran
1. Pada proses pembuatan minyak VCO, perlu dilakukan proses penyaringan
yang lebih baik agar didapat minyak kelapa murni yang didapat tidak
bercampur dengan air.
2. Pada proses pembuatan sabun kita harus teliti dalam penimbangan bahan
– bahan, pengadukan perlahan agar busa yang dihasilkan tidak terlalu
banyak, dan suhu harus dijaga agar tetap stabil.

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 22


DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Atika Puji. 2012. Laporan Uji Kompetensi Kejuruan Pembuatan VCO
dan Sabun Transparan. Yogyakarta: SMK N 1 Panjatan
http://dwinidika.wordpress.com/2011/04/10/sabun-transparan/
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/RIDWAN%20N
%28050326%29/sifat.html

http://www.scribd.com/doc/26616864/Laporan-Praktikum-Pembuatan-Sabun

http://www.scribd.com/doc/50182776/15/Penentuan-Kadar-Asam-Lemak-Bebas-
FFA

http://www.smallcrab.com/kesehatan/92-sekilas-virgin-coconut-oil

http://freecochemistryone.blogspot.com/2012/11/jurnal-pembuatan-sabun-
transparan.html

https://sites.google.com/site/sabuntransparan/

http://www.minyak-kelapa.com/artikel/pengertian.php

S. Kataren (1986) Pengantar Teknologi & Lemak Pangan.UI Press : Jakarta

Timoti, Hana. 2005. Aplikasi Teknologi Membran Pada Pembuatan Virgin


Coconut Oil. PT. Nawapanca Adhi Cipta, Jakarta.

http://dyahiin.blogspot.co.id/

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 23


LAMPIRAN
 PERHITUNGAN
a. Densitas

Pikno isi – pikno kosong = 16,5 – 12 gr

Volume pikno 5,245 ml

= 0,86 gr/ml

b. FFA
N NaoHx Volume titran x Mr asam laurat x100%

Massa x 1000

= 0,004902 x 2,15 x 200 x 100%

1x 1000

= 0,21%

c. Rendemen minyak VCO

Hasil produk x 100%

Bahan baku

= 30,1 = 6,02 %

500

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 24


d. Rendemen Sabun Transparan

Hasil Produk x 100%

Bahan baku

= 60 = 59,4 %

101

Laporan Ujian Kompetensi Keahlian 25

Anda mungkin juga menyukai