Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN MINYAK VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

DENGAN PROSES FERMENTASI

LABORATORIUM KIMIA SMAN 1 KALEDUPA

SEMESTER VI 2021/2022

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI


VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

PEMBIMBING : WD.DEWI T.WUJASADA,S.pd

SUFARLIANTI ADI, S.pd

KELOMPOK :V

TANGGAL PRAKTIKUM :

NAMA KELOMPOK : NAYA NALFA

SEFRURY DURIL

ASTRID SAFITRI M.

MUNI RAHMA JIA

LEO CANDRA PRASTA

KELAS XII MIPA 2


1. Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui proses pembuatan minyak virgin coconut oil (vco) dengan proses fermentasi.

2. Alat dan Bahan :

A. Peralatan

1) Selang

2) Toples

3) Termos

4) Baskom

5) Saringan

6) Lem

7) Paku/besi

8) Lilin

9) Korek api

10) Corong

11) Kertas sarin

B. Bahan

1) Daging kelapa tua

2) Ragi roti/fernipan

3) Air hangat
3. Landasan Teori

Indonesia merupakan penghasil kelapa terbesar setelah Filipina. Hampir semua wilayah
pesisir di Indonesia banyak ditumbuhi oleh pohon kelapa. Hal ini menjadi pemicu bagi para ahli
untuk membuat olahan kelapa yang sangat bermanfaat agar hasil produksi kelapa tersebut tidak
selalu diekspor ke luar negeri. Karena memang hampir semua bagian buah kelapa hibrida dapat
dimanfaatkan. Buah kelapa terdiri sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa. Sabut kelapa
dapat dibuat keset, sapu, dan matras. Tempurung dapat dimanfaatkan untuk membuat karbon
aktif dan kerajinan tangan. Batang kelapa dapat dihasilkan bahan-bahan bangunan baik untuk
kerangka maupun untuk dinding serta atap. Daun kelapa dapat diambil lidinya yang dapat
dipakai sebagai sapu, serta barang-barang anyaman. Daging buah dapat dipakai sebagai bahan
baku untuk menghasilkan kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, sedangkan air kelapa
dapat dipakai untuk membuat cuka dan nata de coco. Selain itu, kelapa juga menghasilkan
produk olahan yang populer belakangan ini yaitu Virgin Coconut Oil (VCO) yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia. (Ivo pangesti Y, 2017).
VCO adalah modifkasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan
kadar air dan asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai
daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Jika dibandingkan dengan minyak
kelapa biasa, atau sering disebut dengan minyak goreng, minyak kelapa murni mempunyai
kualitas yang lebih baik. Minyak goreng biasa akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak
harum, dan mudah tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua
bulan). Dari segi ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi
dibanding minyak kelapa biasa, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan. (Marlina,
2017).
4. Prosedur Kerja :

A. Membuat krim santan

1. Mengupas kulit kelapa kemudian memarut kelapa


2. Memeras parutan kelapa tersebut dengan air hangat secukupnya hingga menghasilkan air
santan
3. Memasukkan air santan kedalam toples
4. Membiarkan hingga 4-8 jam agar terjadi pemisahan antara air dan krim santannya
5. Membuang air endapan pada krim santan yang terdapat pada lapisan paling bawah dari
lapisan yang terbentuk pada santan

B. Proses Fermentasi

1. Menaburkan ragi roti/fermipan diatas krim santan


2. Membiarkan selama 24 jam dalam suhu kamar
3. Setelah didiamkan selama 24 jam maka akan terbentuk 3 lapisan yaitu krim putih, minya
serta air
4. Minyak yang telah terbentuk kemudian dipanaskan dengan suhu 70°C selama 10-15
menit

5. Hasil Pengamatan :

No Waktu penyimpanan Jumlah lapisan yang terbentuk

(jam ke)

1. 10.15 - 16.45 Terbentuk 2 lapisan

2. 17.00 - 10.00 Terbentuk 3 lapisan

3.
6. Pembahasan

Pada praktikum Bioproses kali ini kami telah membuat VCO (VirginCoconut Oil) dengan proses
pembuatan VCO secara fermentasi. Padaproses fermentasi ini dapat menggunakan mikroba
penghasil enzimtertentu untuk memecah protein yang berikatan dengan minyak atau karbohidrat
sehingga minyak dapat terpisah secara baik. Proses fermentasi oleh bakteri asam laktat terbukti
mampu mengekstraksi minyak dari emulsi krim santan kelapa. Selama proses fermentasi terjadi
pemecahan senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan. Senyawa karbohidrat dalam krim
santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat yang digunakan sebagai sumber
energi dalam metabolisme sel. Pembentukan asam laktat dari karbohidrat menyebabkan
penurunan pH substrat, sehingga dapat menyebabkan protein yang juga sebagai emulsifier pada
krim santan mengalami denaturasidan penggumpalan. Penguraian protein juga berlangsung
secara enzimatis oleh enzim aminpeptidase yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang
digunakan sebagai bakteri starter.Aminopeptidase merupakan eksopeptidase yang menguraikan
peptide menjadi asam amino. Dengan terurainya karbohidrat dan protein dalam emulsi krim
santan, maka molekul minyak akan dibebaskan dan membentuk lapisan tersendiri yang dapat
dipisahkan dari bagian lainnya. (Dwi Wijayanti, 2017).
Adapun pada percobaan kali ini kami menggunakan Mikroba yang biasa digunakan yaitu
Sacacharomycea cerevisiae yang terdapat dalam ragi roti(fermipan). Fermipan merupakn ragi
roti yang dibuat dengan cara modern dari inokulum khamir yang berasal dari kultur murni.
Populasi mikroba fermipan terdiri dari khamir Sacacharomycea cerevisiae serta sedikit dari
golongan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus aceti. Pada pembuatan VCO secara
fermentasi, Sacacharomycea cerevisiae menggunakan karbohidrat yang terkandung dalam krim
santan sebagai sumber energi utama sehingga ikatan karbohidrat, lemak dan proteinnya menjadi
longgar yang akhirnya akan terlepas. Minyak akan berada dipermukaan karena memiliki berat
jenis yang lebih ringan, sedangkan protein (blondo) dan air berada di bawah.Pemisahan krim
santan yang telah diinkubasi pada proses pembuatan VCO secara fermentasi menggunakan ragi
roti (fermipan) yang mengandung Sacacharomycea cerevisiae memperlihatkan hasil yang sesuai
harapan, dimana terbukti 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak murni (VCO), lapisan
tengah berupa krim (warna putih) dan lapisan bawah berupa air. Berdasarkan data hasil
penelitian menunjukkan volume VCO (ml) hasil fermentasi menunjukkan hasil. Pada perlakuan
antara suhu inkubasi dan konsentrasi fermipan, diperoleh hasil pada suhu 30OC dan konsentrasi
fermipan 2 sendok makan per 100 ml starter yaitu menghasilkan 200 ml VCO.Dari percobaan ini
dapat menunjukkan bahwa suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi
kehidupan dan pertumbuhan mikroorganisme. Saccharomyces cereviciae optimal
pertumbuhannya pada suhu 25-30OC, sedangkan enzim lipase yang dihasilkannya mmapu
bekerja optimal pada substratnya pada kisaran suhu 30-40OC.Semakin tinggi kadar air dalam
VCO menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat mengubah minyak menjadi asam
lemak bebas dan gliserol yang dilakukan oleh enzim lipase. Enzim ini dihasilkan oleh mikroba
yang tumbuh pada bahan pangan dengan kadar air tinggi. Reaksi hidrolisi ini mengakibatkan
ketengikan yang menghasilkan cita rasa dan bau tengik pada minyak tersebut.Hasil penelitian
menunnjukkan bahwa kondisi fisik VCO menghasilkan minyak yang berwarna bening (color
less/white water) dan berbau harum khas kelapa. Minyak kelapa murni memilik sifat bening
seperti air basah, tidak berbau (color less), mempertahankan bau dan rasa khas kelapa segar.
Warna minyak yang terbentuk disebabkan karena tidak adanya pemanasan, karena selama proses
pemanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan minyak akan mengalami hidrolisis
dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna minyak. (Lilis Safitri, 2017).
7. Kesimpulan

 VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari kelapa tua
segar sebagai bahan baku dan diproses tanpa pemanasan atau dengan
pemanasan terbatas,bergizi tinggi dan mengandung 50-53% asam laurat.
 VCO diproses dengan meniru cara alam sehingga tidak merusak
kandunganessensial dari lemak kelapa.
 Perlakuan fermentasi pada kombinasi suhu inkubasi 30OC dan konsentrasi
fermipan 2 sendok makan per 100 ml starter, mengahasilkan produk VCO optimum
dengan volume sebesar 200 ml.
 Dalam percobaan ini dapat terlihat bahwa kesterilan pada proses
pembuatan dan suhu berpengaruh terhadap keberhasilan pembuatan VCO
ini.

8. Daftar Pustaka
Ivo pangesti Y, dkk, 2017. Pembuatan Minyak VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Dengan Proses
Fermentasi. Jurnal Chemurgy, Vol. 01, No.2, Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai