Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KIMIA TERAPAN

D
I
S
U
S
U
N
Nama : Chintya Wiratmi Adha Ningsih
Dara Saras Putri
Febrian Dwi Armansyah S.
Miftahul Jannati Arifin T.
Miftania Rerimna Sembiring
Yuni Sarah

Membuat minyak kelapa (VCO) metode mixing

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pohon kelapa memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, mulai dari buah untuk
konsumsi, daun untuk bahan bangunan, batang dan akarnya pun dapat dimanfaatkan sebagai
pengganti kayu bakar karena tekstur batangnya yang berserat. Salah satu contohnya air kelapa
digunakan sebagai bahan memuat minuman segar, pembuat cuka, penawar racun, dan pencegah
deman. Bagian pohon kelapa yang paling memiliki banyak manfaat adalah pohonnya. Sejak
berabad-abad yang lalu, buah kelapa sudah dijadikan sebagai bahan makanan utama. Pada
masyarakat Indonesia, kelapa memang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik di
pedesaan maupun perkotaan. Buah kelapa sering digunakan sebagai bumbu masak yang
memiliki kelezatan yang tidak perlu diragukan lagi. Salah satu contohnya, buah kelapa dibuat
sebagai santan dan minyak goreng. Cara penyajiannya pun beragam, ada yang disajikan sebagai
hidangan utama, campuran sayur, bumbu, maupun minuman. Selain itu, minyak kelapanya dapat
mengobati berbagai penyakit.
Secara umum, pembuatan minyak kelapa dilakukan dengan cara memanasakan santan
sehingga menghasilkan minyak dan ampas atau blondo. Hasilnya diperoleh minyak kelapa yang
bewarna kekuningan. Namun kelemahan cara ini adalah minyak tidak bertahan lama karena
mudah tengik. Minyak jenis ini banyak ditemui pada masyarakat pedesaan atau pesisir yang
dibuat dalam skala industri rumah tangga.
Saat ini, minyak kelapa dibuat dalam keadaan murni (VCO). Minyak kelapa murni dibuat
dari kelapa segar tanpa pemanasan atau bahan kimia tambahan. Selain itu, tidak melalui tahap
pemurnian, pemucatan, atau penghilangan aroma kelapa. Biasanya kelapa yang digunakan
adalah kelapa dalam atau kelapa liar bukan kelapa hibrida. Oleh karena itu, untuk mendapat
minyak kelapa yang benar-benar virgin atau murni maka saya akan membuat minyak kelapa
tanpa melalui proses pemurnian, pemucatan, pemanasan, atau menghilangkan aroma kelapa.
Karena semua proses itu dapat merubah komposisi dari minyak kelapa. Dan metode mixerlah
yang paling baik dan aman karena tidak menambahkan zat-zat apapun, hanya mengaduk santan
kelapa dalam kecepatan tinggi.
Kelapa (Cocos nucifera L) sangat populer di masyarakat karena memiliki banyak manfaat
bagi kehidupan manusia. Kelapa sering juga disebut sebagai pohon kehidupan (tree of life)
karena semua bagian tanaman ini dapat digunakan untuk kehidupan. Bagian terpenting dari
kelapa adalah buahnya karena bagian tersebut dapat diolah menjadi berbagai produk seperti
kopra, dessicated coconut, santan kelapa dan minyak kelapa (Syah, 2005a).
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang dihasilkan dari daging buah
kelapa tua yang masih segar. Beberapa metode yang banyak digunakan dalam pembuatan VCO
adalah pemanasan (95 oC), fermentasi dan pancingan (Sutarmi dan Rozaline, 2006). Selain
metode tersebut, juga ada metode pengadukan (mixing). Pada metode mixing, dengan adanya
pengadukan terus-menerus, maka molekul protein yang berfungsi sebagai emulsifier dapat rusak
sehingga minyak dapat terpisah (Cahyana dalam Koapaha, 2006).

VCO menjadi populer karena manfaatnya untuk kesehatan. Pada bidang farmasi, VCO
digunakan untuk obat-obatan dan kosmetik (Sutarmi dan Rozaline, 2006). Beberapa manfaat
VCO antara lain dapat mengurangi kandungan total kolesterol, trigliserida, fosfolipid, LDL (Low
Density Lipoprotein) dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein), kandungan polifenol dalam
VCO juga dapat mencegah oksidasi LDL (Nevin dan Rajamohan, 2004). Pada studi sebelumnya,
telah dilakukan uji aktivitas antioksidan dan antifotooksidasi dari VCO dengan cara mengestrak
VCO menggunakan pelarut etanol (Muis, 2007). Disamping itu juga telah dilakukan penelitian
mengenai potensi VCO sebagai penangkap radikal bebas dan penstabil oksigen singlet. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa VCO memiliki aktivitas penangkap radikal bebas dan
memiliki potensi sebagai penstabil oksigen singlet (Wehantouw, 2007).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah minyak kelapa dapat diproduksi dalam skala rumah tangga atau komersial ?
2. Apakah minyak kelapa metode mixer mudah untuk diterapkan pada masyarakat ?
3. Apakah kualitas minyak kelapa dengan metode mixer lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
minyak kelapa metode lain ?
C. Tujuan dan Manfaat pembuatan alat
Tujuan alat pembuatan minyak kelapa adalah untuk meningkatkan kualitas minyak
kelapa. Karena pembuatan minyak kelapa metode mixer tidak mengubah komposisi dan
menambah bahan kimia.
Manfaat alat penghasil VCO :
1. Memberikan nilai jual yang lebih dari buah kelapa dengan mengubahnya menjadi minyak
kelapa murni.
2. Menjadi mata pencaharian sampingan atau bahkan menjadi pekerjaan utama karena pembuatan
minyak kelapa relatif mudah.

BAB II
DASAR TEORI
Biasanya buah kelapa berbentuk bulan panjang, ukurannya seukuran kepala manusia
dengan garis tengah sekitar 25 cm. buah kelapa memiliki sabut yang tebal sekitar 5 cm dengan
batok yang keras. Buah kelapa terdiri dari 35% sabut, 12% tempurung, 28% daging buah, dan
25% air buah. Tebal daging buah sekitar 1 cm dan mengandung santan. Bunga betina akan
dibuahi sekitar 18-25 hari setelah bunga berkembang dan buah menjadi masak setelah 11-12
bulan.
TABEL 1. KOMPOSISI KIMIA DAGING BUAH KELAPA BERDASARKAN TINGKAT
KEMATANGANNYA
Analisis (dalam 100 gr)

Buah muda

Buah setengah tua

Buah tua

Kalori

68 kal

180 kkal

359 kkal

Protein

1 gr

4 gr

3,4 gr

Lemak

0,9 gr

13 gr

34,7 mg

Karbohidrat

14 gr

10 gr

14 gr

Kalsium

17 mg

8 mg

21 mg

Fosfor

30 mg

35 mg

2 mg

Besi

1 mg

1,3 mg

0,0 iu

Aktivasi vitamin A

0,0 iu

10,0 iu

0,1 mg

Thiamin

0,0 mg

0,5 mg

2,0 mg

Asam askorbat

4 mg

4 mg

46,9 mg

Air

83,3 gr

70 mg

46,9 gr

Bagian yang dapat dimakan

53 gr

53 gr

53 gr

Dari table 1 dapat dilihat bahwa semakin tua umur buah kelapa maka kandungan
lemaknya semakin tinggi. Daging buah dapat diisolasi komponen rafinosa, sukrosa, fruktosa, dan
galaktosanya. Selain itu daging buahnya dapat dibuat menjadi juice (santan). Santan kelapa bisa
dijadikan pengganti susu atau minyak. Namun, tidak bisa dijadikan alcohol. Hal ini dikarenakan
kelapa hanya memiliki kandungan gula kurang dari 1%.
Buah kelapa memiliki cukup banyak manfaat, yaitu sebagai minyak makan atau minyak
dalam sayur-sayuran. Namun saat ini ada temuan baru, yaitu sebagai obat. Minyak kelapa yang
dijadikan obat biasanya disebut minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/VCO). Berbagai
penyakit yang berasal dari virus dan belum ditemukan obatnya dapat ditangkal dengan
mengonsumsi VCO, seperti flu burung, HIV/AIDS, hepatitis, dan jenis lainnya. Bukan itu saja,
VCO juga dapat mengatasi kegemukan, penyakit kulit, hingga penyakit yang tergolong kronis,
misalnya kanker prostat, jantung, diabetes, dan darah tinggi.
TABEL 2. STANDAR KUALITAS VCO MENURUT APCC (2004)
No
Karakteristik
Nilai Standar
.
1.
Bobot jenis pada suhu 30oC
0,915 0.920
o
2.
Bahan yang menguap pada suhu 105 C
0,2%
o
3.
Indeks bias pada suhu 40 C
1,4480 1,4492
4.
Bilangan penyabunan
250 260
5.
Angka Iodin
4,1 11,0
6.
Bilangan Polenske
13
7.
Nilai asam
Maks 0,5
(Sumber: APCC, 2004)

A. Alat Pembuatan VCO

Minyak kelapa murni atau VCO merupakan suatu minyak yang dapat mengobati berbagai
macam penyakit karena kandungan Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Untuk mengambil atau
mengekstrak MCFA maka kami membuat sebuah alat yang dapat melakukan hal itu. MCFA akan
diambil dalam bentuk minyak dengan cara mengaduk santan kelapa pada kecepatan tinggi
dengan selang waktu tertentu.
Bahan yang digunakan untuk membuat alat ini dapat berasal dari barang-barang bekas
yang ada disekitar kita. Seperti sisa besi bangunan untuk rangka, galon sebagai tangki, dan
dinamo sebagai mixer.
Membuat minyak kelapa dapat dilakukan dengan berbgai macam metode, antara lain :
1. Fermentasi
Pada tahap awal kelapa segar diparut untuk diambil santannya. Selanjutnya santan ini
didiamkan selama 1-2 jam hingga terbentuk biang santan yang menggumpal. Selanjutnya biang
santan ini difermentasi selama 1-2 hari. Caranya dengan menggunakan enzim secara langsung
(mikroba penghasil enzim). Dapat pula menambahkan larutan cuka atau ragi untuk mencegah
protein berikatan dengan minyak dan karbohidrat sehingga dapat terpisah dengan baik. Proses
fermentasi dikatatakan berhasi apabila terbentuk 3 lapisan, yaitu lapisan atas berupa minyak
murni, lapisan tengah berupa blondo, dan lapisan bawah berupa air.
2. Pemanasan
Pada prinsipnya pembuatan VCO metode pemanasan sama dengan cara tradisional. Pada
tahap awal kelapa diparut dan diambil santannya kemudian santan ini dipanaskan pada suhu 95o
C sampai dihasilkan minyak. Selanjutnya minyak dipanaskan pada api kecil untuk
menghilangkan air yang masih ada pada minyak kelapa murni. Untuk menghasilkan 1 liter
minyak kelapa murni, dibutuhkan 10-15 buah kelapa.
3. Pancingan
Tahapan metode pancingan dilakukan dengan cara kelapa segar diubah menjadi santan
terlebih dahulu, lalu krim kental (kanil) yang berupa cairan kental putih dipisahkan dari air
dengan cara mendiamkannya selama 1 jam. Kemudian krim itu dicampur dengan minyak kelapa
murni sebagai pancingan dengan perbandingan tertentu lalu diaduk merata lalu didiamkan
selama 7-8 jam. Lalu akan apabila terbentuk 3 lapisan, yaitu lapisan atas berupa minyak murni,
lapisan tengah berupa blondo, dan lapisan bawah berupa air. Pada prinsinya, santan adalah
campuran antara molekul minyak, molekul air, dan protein. Ikatan tersebut terbentuk karena
adanya protein yang mengelilingi molekul minyak. Dengan metode pemancingan, molekul
minyak dalam santan ditarik oleh minyak umpan sampai akhirnya bersatu. Tarikan tersebut
membuat air dan protein yang sebelumnya terikat dengan molekul santan menjadi terlepas. Jadi,
model pancingan ini mengubah bentuk emulsi air-minyak menjadi minyak-minyak.
4. Mixer
Beberapa metode yang banyak digunakan dalam pembuatan VCO adalah pemanasan
(95 oC), fermentasi dan pancingan (Sutarmi dan Rozaline, 2006). Selain metode tersebut, juga
ada metode pengadukan (mixing). Putaran kepala mixer menyebabkan emulsi santan terpecah.
Pada prinsipnya santan adalah campuran antara molekul minyak, molekul air dan protein. Pada
metode mixing, dengan adanya pengadukan terus-menerus, maka molekul protein yang
berfungsi sebagai emulsifier dapat rusak sehingga minyak dapat terpisah (Cahyana dalam
Koapaha, 2006).

Pada tahap awal pembuatan VCO yaitu daging buah kelapa diparut atau digiling
kemudian diperas untuk diambil santannya. Selanjutnya santan didiamkan hingga terbentuk krim
dan skim. Krim inilah yang kemudian diolah dengan berbagai metode menjadi VCO.
Santan merupakan suatu emulsi minyak dalam air. Protein (berupa lipoprotein) yang
terdapat di dalam santan berfungsi sebagai pengemulsi. Salah satu penyebab hilangnya stabilitas
protein adalah adanya pengadukan. Lapisan molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofob
berbalik ke luar, sedangkan bagian luar yang bersifat hidrofil terlipat ke dalam. Hal ini
menyebabkan protein mengalami koagulasi dan akhirnya akan mengalami pengendapan,
sehingga lapisan minyak dan air dapat terpisah (Winarno dalam Wardani, 2007).

1.
2.
3.
4.

Diantara empat metode yang ada saat ini, menurut saya metode mixerlah yang paling
baik dan efisien untuk proses produksi minyak kelapa murni dikarenakan alas an-alasan berikut
ini :
Metode fermentasi menggunakan mikroba-mikroba penghasil enzim. Sudah pasti minyak kelapa
tidak benar-benar murni karena adanya tambahan yang dimasukkan untuk menghasilkan minyak
kelapa
Metode pemanasan menggunakan suhu yang tinggi sehingga ada kemungkinan komposisi kimia
dari minyak kelapa murni ini menjadi berubah. Selain itu, kandungan asam laurat pada VCO
akan menguap.
Metode pancingan diperlukan minyak kelapa murni terlebih dahulu untuk proses produksinya.
Sehingga tidak cocok untuk dikembangkan menjadi skala industri.
Metode mixer hanya perlu membutuhkan santan, tanpa pemanasan, penambahan bahan lain,
ataupun jenis-jenis olahan lanjutan lainnya. Sehingga minyak kelapa yang dihasilkan benarbenar murni. Selain itu, metode ini juga sangat efisien, karena saya akan membuat alat penghasil
VCO yang menggunakan metode mixer yang mana alat ini dapat digunakan dalam jangka waktu
yang lama.

B. Manfaat VCO
Minyak kelapa merupakan minyak yang paling sehat dan aman dibandingkan minyak
kelapa goreng golongan minyak sayur, seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji
bunga matahari, dan minyak kanola. Minyak kelapa mampu mendukung system kekebalan tubuh
dari mikroorganisme berbahaya. Jika mokroorganisme yang memakan energi tubuh dapat
ditekan jumlahnya, sistem kekebalan bisa meningkat. Minyak kelapa dapat memberikan energi
secara cepat dan merangsang metabolisme.
Virgin Coconut Oil (VCO) berdasarkan kandungan asam lemaknya digolongkan ke dalam
minyak laurat. Klasifikasi ini dilakukan karena kandungan asam laurat VCO paling besar
dibandingkan dengan asam lemak lainnya. VCO mengandung 90% asam lemak jenuh yang
terdiri atas asam laurat, miristat, dan palmitat. Kandungan asam lemak jenuh dalam VCO
didominasi oleh asam laurat dan asam miristat, sedangkan kandungan asam lemak lainnya lebih

rendah. Tingginya asam lemak jenuh yang dikandungnya menyebabkan VCO tahan terhadap
proses ketengikan akibat oksidasi. Komponen penting penyusun produk VCO adalah asam
laurat. Kandungan asam laurat yang tinggi dari VCO merupakan ciri khas produk ini (Syah,
2005b).
Dalam tubuh asam laurat diubah menjadi monolaurin yang mengandung antibiotik alami
sehingga mampu membunuh berbagai jenis kuman, virus, mikroorganisme dengan cara merusak
membran yang membungkus sel yang terdiri dari asam lemak. Manfaat asam lemak jenuh
dan Medium Chain Fatty Acid (MCFA) pada VCO sama seperti pada air susu ibu (ASI), yaitu
dapat memberi gizi serta melindungi tubuh dari penyakit menular dan penyakit degenerative
(Sutarmi dan Rozaline, 2005).
VCO disamping mengandung asam laurat, juga mengandung vitamin E yang baik untuk
kesehatan (Amin, 2009). VCO yang diperoleh melalui proses basah memliki efek yang
bermanfaat dalam menurunkan komponen lipid. Polifenol VCO juga mampu mencegah oksidasi
LDL (Low Density Lipoprotein) (Nevin dan Rajamohan, 2004). VCO mengandung komponen
tidak tersabunkan seperti vitamin E dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dan
mencegah peroksidasi lipid. (Nevin dan Rajamohan, 2006). Dalam tubuh MCFA dapat berperan
sebagai antioksidan dengan cara melindungi asam lemak tak jenuh dari oksidasi. Konsumsi VCO
secara teratur dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas (Fife, 2006).
C. Bahan Baku Pembuatan VCO
Bahan utama yang digunakan yaitu daging buah kelapa. Kualitas bahan (kelapa) yang
digunakan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas VCO yang dihasilkan, di samping juga
dipengaruhi oleh proses produksi. Kecuali itu, kualitas bahan yang digunakan juga berpengaruh
terhadap rendemen VCO yang dihasilkan. Semakin baik mutu kelapa yang digunakan, kualitas
VCO yang dihasilkan juga akan semakin baik, di samping juga rendemennya semakin tinggi,
demikian sebaliknya. Adapun ciri-ciri kelapa yang baik untuk digunakan sebagai bahan
pembuatan VCO seperti berikut ini.
a.

Berasal dari varietas kelapa dalam atau kelapa hibrida lokal. Rendemen yang diperoleh dari
varietas ini akan lebih banyak dibandingkan kelapa hibrida.

b. Telah berumur 11-13 bulan. Jangan terlalu tua atau terlalu muda.
c.

Kulit sabut kelapa sudah bewarna coklat. Hal ini menandakan bahwa kelapa tersebut sudah
cukup tua.

d.

Apabila dikocak bunyinya terdengar nyaring. Tentu saja hal ini sangat berhubungan denga
jumlah air yang ada didalamnya. Apabila koclak, menandakan bahwa jumlah air didalamnya
telah berkurang. Berkurangnya jumlah air ini berhubungan dengan dekomposisi kandungan gizi
kelapa. Banyak kandungan zat-zat gizi air kelapa yang berpindah ke daging kelapa. Dengan
demikian kandungan gizi dalam daging kelapa akan bertambah banyak, terutama kandungan
minyak atau lemaknya

e.

Kelapa belum berkecambah. Apabila sudah berkecambah, kelapa tersebut sudah terlalu tua
sehingga kandungan gizinya sudah banyak berubah.

D. Kandungan gizi VCO

Buah kelapa memiliki cukup banyak manfaat, yaitu sebagai minyak makan atau minyak
dalam sayur-sayuran. Namun saat ini ada temuan baru, yaitu sebagai obat. Minyak kelapa yang
dijadikan obat biasanya disebut minyak murni (Virgin Coconut Oil/VCO). Berbagai penyakit
yang berasal dari virus dan belum ditemukan obatnya dapat ditangkal dengan mengonsumsi
VCO, seperti flu burung, HIV/AIDS, hepatitis dan jenis lainnya. Bukan itu saja, VCO juga dapat
mengatasi kegemukan, penyakit kulit, hingga penyakit yang tergolong kronis, misalnya kanker
prostat, jantung, diabetes, dan darah tinggi.
Komponen minyak kelapa terdiri dari 90% asam lemak jenuh dan 10% asam lemak tak
jenuh. Tingginya kandungan asam lemak jenuh menjadikan minyak kelapa sebagai sunber
utama saturated fat. Dalam minyak kelapa murni terdapat MCFA (Medium Chain Fatty Acid).
MCFA merupakan komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki banyak fungsi, antara
lain merangsang produksi insulin sehingga proses metabolisme glukosa dapat berjalan dengan
normal. Selain itu MCFA juga bermanfaat untuk mengubah protein sebagai sumber energi. Asam
laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek, seperti asam kaprat, asam kaprilat, dan miristat
yang terkandung dalam minyak kelapa murni dapat berperan positif dalam proses pembakaran
nutrisi makan menjadi energi. Fungsi lain, dari zat ini berperan sebagai antibakteri, antivirus, dan
antiprotozoa.
TABEL 3. KANDUNGAN ASAM LEMAK DALAM VCO
Asam Lemak
Asam Lemak Jenuh :
Asam Kaproat
Asam Kaprilat
Asam Kaprat
Asam Laurat
Asam Miristat
Asam palmitat
Asam stearat
Asam arachidat
Asam Lemak Tidak jenuh
Asam palmitoleat
Asam oleat
Asam linoleat

Rumus Kimia

Jumlah (%)

C5H11COOH
C7H17COOH
C9H19COOH
C11H23COOH
C13H27COOH
C15H31COOH
C17H35COOH
C19H39COOH

0.0-0.8
5.5-9.5
4.5-9.5
44.0-52.0
13.0-19.0
7.5-10.5
1.0-3.0
0.0-0.4

C15H29COOH
C17H33COOH
C17H31COOH

0.0-1.3
5.0-8.0
1.5-2.5

(Sumber: Thieme dalam Ketaren, 1986)

BAB III
MEMBUAT VCO
A.

Persiapan Bahan
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan alat antara lain :
Galon bekas
Sebagai tangki tempat santan diaduk.

Dinamo
Sebagai motor penggerak kipas pengaduk.
Besi bangunan bekas
Sebagai rangka tempat galon dan menara penyaring.
Zeolite
Bahan penyerap air.
Kertas saring
Memisahkan kotoran yang ada pada VCO.
B. Pembuatan alat VCO dan cara menggunakannya
Membuat alat penghasil VCO skala rumah tangga dapat dilakukan dengan mudah
menggunakan ala- dan bahan yang ada disekitar rumah. Umumnya, minyak kelapa dibuat
dengan cara pemanasan. Metode pemanasan ini memungkinkan kandungan kimia dalam minyak
kelapa menjadi tidak bagus atau terurai. Maka dari itu kami berinisiatif untuk mencitakan sebuah
alat dengan bahan-bahan bekas tetapi memungkinkan untuk mendapatkan minyak kelapa dengan
kualitas bagus dan rendemen maksimal.
Berikut adalah bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat :
1. Galon air minum
2. Besi bangunan bekas
3. Zeolite
4. Corong plastik
5. Kran
6. Tissue bebas parfum
7. Saringan
Membuat menara penyaringan minyak kelapa
1. Desain kerangka alat sedemikian rupa hingga membentuk desain yang sesuai
2. Setelah mendesain, potong besi bekas dengan ukuran yang telah ditentukan
3. Las potongan besi menjadi kerangka alat
4. Pasang corong di 3 lubang pada kerangka. Lubang atas dipasang corong dan saringan, lubang
kedua corong dipasang tissue bebas parfum, dan lubang yang paling bawah dipasang corong
dengan isi batu zeolite.
5. Alat siap digunakan
Kemudian kita buat alat penghasil VCO
1. Gambar desain menyesuaikan dengan bentuk galon

2. Potong besi bekas sesuai dengan ukuran


3. Las potongan besi tadi menjadi kerangka alat sekaligus penyangga galon
4. Pasang galon yang sudah dilubangi bagian bawahnya secara tebalik ke kerangka alat
5. Pasang kran pada bagian dekat mulut galon sebagai jalan keluarnya air
6. Pasang dinamo mixer yang sudah disambungkan dengan stirrer
7. Alat siap digunakan
Cara menggunakan alat :
1. Masukan sejumlah volume santan kedalam tangki pengadukan
2. Tekan tombol ON pada mixer
3. Tunggu selama 30 menit sampai terjadi pemisahan 3 lapisan air, blondo, dan VCO
4. Buka kran dan pisahkan antara ketiga lapisan dan ambil bagian VCO
5. Pindahkan VCO ke menara penyaringan
6. Biarkan VCO mengalir melalui 3 tahap penyaringan
7. Tamping VCO yang sudah bersih dalam suatu wadah
8. VCO telah didapatkan

Anda mungkin juga menyukai