B. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal gagal membuang produk
akhir metabolisme dari darah dan mengatur keseimbangan cairan, elektrolit, dan
pH cairan seluler. Gagal ginjal dapat berupa gangguan akut atau kronis. Gagal
ginjal akut terjadi secara tiba-tiba dan seringkali reversible jika dideteksi sejak
dini dan ditangani dengan tepat. Sebaliknya gagal ginjal kronis adalah hasil akhir
dari kerusakan ginjal yang tidak dapat diperbaiki. Kondisi ini berkembang lambat,
biasanya selama beberapa tahun.
1. Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh beberapa jenis kondisi,
termasuk penurunan aliran darah tanpa cedera iskemik, cedera tubulus
iskemik, toksik atau obstruktif, dan obstruksi outflow saluran kemih.
Penyebab gagal ginjal akut umumnya dikategorikan sebagai prerenal (55%
hingga 60%), postrenal (<5%), dan intrinsic (35% hingga 40%).
Gagal ginjal akut dimanifestasikan oleh penurunan tajam output urin
dan peningkatan BUN yang tidak proporsional dalam kaitannya dengan kadar
kreatinin serum. Ginjal biasanya merespon terhadap penurunan GFR dengan
penurunan output urin. Tanda awal kegagaglan pre renal adalah penurunan
tajam dalam output urin. Level BUN juga tergantung pada GFR. GFR yang
rendah memungkinkan lebih banyak waktu untuk partikel-partikel kecil
seperti urea untuk diserap kembali ke dalam darah. Jumlah kreatinin yang
lebih besar tetap berada di dalam cairan tubular dan jumlah total kreatinin
diekskresikan dalam jumlah kecil dalam urin. Dengan demikian, peningkatan
yang tidak proporsional dalam rasio BUN terhadap kreatinin serum menjadi
lebih besar dari 20:1 (normal, sekitar 10:1).
2. Gagal ginjal kronik
Manifestasi klinis gagal ginjal termasuk perubaha air, elektrolit, dan
keseimbangan asam-basa, gangguan mineral dan tulang, anemia, dan
gangguan koagulasi, hipertensi, dan perubahan fungsi kardiovaskular,
gangguan pencernaan, komplikasi neurologis, gangguan kulit integritas, dan
gangguan imunologis.
Saat ini ada empat populasi target yang terdiri dari seluruh populasi
orang dengan gagal ginjal kronis, yaitu anak dengan insufisiensi ginjal kronis,
pasien yang menderita ESRD dirawat dengan hemodialysis, pasien yang
dirawat dengan peritoneal dialysis, dan penerima transplantasi ginjal.
Manifestasi dari gagal ginjal sebagian besar ditentuka oleh luasnya fungsi
ginjal yang ada (misalnya, insufisiensi ginjal, ESRD), kondisi penyakit yang
menyertai, dan jenis terapi penggantian ginjal yang diterima pasien.
(Porth, 2004)
C. Batu Ginjal
Kolik ginjal merupakan gejala yang paling umum pada nefrolitiasis dan
menggambarkan peningkatan dan penurunan rasa nyeri secara tiba-tiba. Lokasi
rasa nyeri cenderung berkorelasi dengan posisi batu di sepanjang saluran kemih
dan dapt menyebar ke testis atau labia dengan intensitas yang sangat bervariasi.
Pemeriksaan batu ginjal sekarang telah bergeser kea rah CT sacan dan
Ultrasonografi. Di Amerika Serikat, CT noncontrast telah menjadi standr untuk
pemeriksaan awal pada pasien dengan dugaan nefrolitiasis (sensitivitas 97%,
spesifikasi 95%). Ultrasonografi menunjukkan sensitivitas yang lebih rendah dan
ketergantungan pengguna yang lebih tinggi. Namun, CT scan biayanya tinggi dan
terkait dengan paparan radiasi dibandingkan dengan ultrasonografi.ultrasonografi
direkomendasikan sebagai pilihan pertama pada anak-anak dan wanita hamil.
Meskipun sensitivitas ultrasonografi lebih rendah, hasil yang diperoleh seperti
skor nyeri, penerimaan pasien, dan komplikasi akibat diagnose yang terlewat
tidak berbeda ketika dibandingkan dengan CT scan. Maka, CT scan dosis rendah
dipertimbangkanuntuk mengurangi radiasi dan pemeriksaan alternatif (Pfau and
Knauf, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Porth, Carol. 2004. Essential of Patophysiology: Concept of Altered Health States.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Pfau, Anja MD and Felix Knauf MD. Update on Nephrolithiasis: Core Curriculum
2016. Am J Kidney Dis. 2016;68(6):973-985.
Abbas W, Akram M, Sharif A. Nephrolithiasis; Prevalence, Risk factors and
Theurapeutic Strategies: A Review. Madridge J Intern Emerg Med.
2019;3(1): 90-95.
Geetha R.V Anitha Roy And Lakshmi T. Nature’s Weapon against Urinary Tract
Infections. International Journal of Drug Development & Research.
2011;3(3):85-100.
Nisa, Ulfatun dan Peristiwa R. Widhi A. 2020. pasien Laki-laki usia 29 tahun dengan
urolithiasis di klinik saintifikasi jamu: studi kasus. Jurnal sains dan kesehatan.
2(3): 171-173.
Sowjanya Pulipati, Puttagunta Srinivasa Babu, M Lakshmi Narasu and Nagisetty
Anusha. An overview on urinary tract infections and effective natural
remedies. Journal of Medicinal Plants Studies 2017; 5(6): 50-56.