Anda di halaman 1dari 11

Gambaran Klinis

A. Infeksi Saluran Kemih


Gambaran klinis ISK adalah frekuensi kencing, urgensi dan dysuria. Pada
pemeriksaan, pasien mungkin mengalami nyeri suprapubik ringan dan demam.
ISK juga harus dipertimbangkan pada pasien yang mengalami delirium, septik
(tanpa fokus infeksi yang jelas), dan retensi urin akut. Penting juga untuk menilai
gejala pielonefritis seperti nyeri pinggang, nyeri sudut ginjal, atau pireksia.
Gejala saluran kemih bagian bawah dapat disebabkan oleh ISK tapi juga oleh
gangguan urologi lainnya, misalnya seperti benign prostatic hyperplasia (BPH)
atau transurethral resection of the prostate (TURT). Kondisi medis seperti
dibetes mellitus (10%) dan gagal ginjal seringkali ditemukan dalam ISK
komplikata (Renaldo, 2015).

B. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal gagal membuang produk
akhir metabolisme dari darah dan mengatur keseimbangan cairan, elektrolit, dan
pH cairan seluler. Gagal ginjal dapat berupa gangguan akut atau kronis. Gagal
ginjal akut terjadi secara tiba-tiba dan seringkali reversible jika dideteksi sejak
dini dan ditangani dengan tepat. Sebaliknya gagal ginjal kronis adalah hasil akhir
dari kerusakan ginjal yang tidak dapat diperbaiki. Kondisi ini berkembang lambat,
biasanya selama beberapa tahun.
1. Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh beberapa jenis kondisi,
termasuk penurunan aliran darah tanpa cedera iskemik, cedera tubulus
iskemik, toksik atau obstruktif, dan obstruksi outflow saluran kemih.
Penyebab gagal ginjal akut umumnya dikategorikan sebagai prerenal (55%
hingga 60%), postrenal (<5%), dan intrinsic (35% hingga 40%).
Gagal ginjal akut dimanifestasikan oleh penurunan tajam output urin
dan peningkatan BUN yang tidak proporsional dalam kaitannya dengan kadar
kreatinin serum. Ginjal biasanya merespon terhadap penurunan GFR dengan
penurunan output urin. Tanda awal kegagaglan pre renal adalah penurunan
tajam dalam output urin. Level BUN juga tergantung pada GFR. GFR yang
rendah memungkinkan lebih banyak waktu untuk partikel-partikel kecil
seperti urea untuk diserap kembali ke dalam darah. Jumlah kreatinin yang
lebih besar tetap berada di dalam cairan tubular dan jumlah total kreatinin
diekskresikan dalam jumlah kecil dalam urin. Dengan demikian, peningkatan
yang tidak proporsional dalam rasio BUN terhadap kreatinin serum menjadi
lebih besar dari 20:1 (normal, sekitar 10:1).
2. Gagal ginjal kronik
Manifestasi klinis gagal ginjal termasuk perubaha air, elektrolit, dan
keseimbangan asam-basa, gangguan mineral dan tulang, anemia, dan
gangguan koagulasi, hipertensi, dan perubahan fungsi kardiovaskular,
gangguan pencernaan, komplikasi neurologis, gangguan kulit integritas, dan
gangguan imunologis.
Saat ini ada empat populasi target yang terdiri dari seluruh populasi
orang dengan gagal ginjal kronis, yaitu anak dengan insufisiensi ginjal kronis,
pasien yang menderita ESRD dirawat dengan hemodialysis, pasien yang
dirawat dengan peritoneal dialysis, dan penerima transplantasi ginjal.
Manifestasi dari gagal ginjal sebagian besar ditentuka oleh luasnya fungsi
ginjal yang ada (misalnya, insufisiensi ginjal, ESRD), kondisi penyakit yang
menyertai, dan jenis terapi penggantian ginjal yang diterima pasien.
(Porth, 2004)
C. Batu Ginjal
Kolik ginjal merupakan gejala yang paling umum pada nefrolitiasis dan
menggambarkan peningkatan dan penurunan rasa nyeri secara tiba-tiba. Lokasi
rasa nyeri cenderung berkorelasi dengan posisi batu di sepanjang saluran kemih
dan dapt menyebar ke testis atau labia dengan intensitas yang sangat bervariasi.
Pemeriksaan batu ginjal sekarang telah bergeser kea rah CT sacan dan
Ultrasonografi. Di Amerika Serikat, CT noncontrast telah menjadi standr untuk
pemeriksaan awal pada pasien dengan dugaan nefrolitiasis (sensitivitas 97%,
spesifikasi 95%). Ultrasonografi menunjukkan sensitivitas yang lebih rendah dan
ketergantungan pengguna yang lebih tinggi. Namun, CT scan biayanya tinggi dan
terkait dengan paparan radiasi dibandingkan dengan ultrasonografi.ultrasonografi
direkomendasikan sebagai pilihan pertama pada anak-anak dan wanita hamil.
Meskipun sensitivitas ultrasonografi lebih rendah, hasil yang diperoleh seperti
skor nyeri, penerimaan pasien, dan komplikasi akibat diagnose yang terlewat
tidak berbeda ketika dibandingkan dengan CT scan. Maka, CT scan dosis rendah
dipertimbangkanuntuk mengurangi radiasi dan pemeriksaan alternatif (Pfau and
Knauf, 2016).

Obat Tradisional Untuk Mengobati Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih


1. Nigella Sativa L (Jintan Hitam)
Nigella sativa L merupakan tanaman yang tergolong dalam family
Caryophyllaceae. Bagian yang digunakan yaitu biji. Ada beberapa penelitian
tentang peran N. sativa dan/atau thymoquinone pada batu ginjal. Hadjzadah et al
melaporkan bahwa penggunaan oral N. sativa (ekstrak etanol) selama 30 hari
tidak hanya secara signifikan mencegah pembentukan endapan kalsium oksalat
(CaOx) tetapi juga menurunkan deposisi CaOx sebesar 57% dalam kelompok
perlakuan.
Ekstrak tidak menyebabkan efek samping pada berat ginjal, karena
pengobatan diberikan dalam jangka waktu pendek. Tingkat oksalat urin juga
berkurang secara signifikan pada kelompok pencegahan dibandingkan dengan
kelompok etilen glikol dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua
kelompok ini. Thymoquinone merupakan komponen terbesar dari N. sativa,
menunjukkan bahwa pemberian thymoquinone secara intra peritoneal selama 28
hari mencegah dan memiliki efek mengganggu deposit kalsium oksalat.
(Abbas et al., 2019)
2. Tribulus Terrestris
Tribulus terrestris merupakan salah satu tanaman obat yang tergolong dalam
famili Zygophyllaceae, digunakan untuk penyakit ginjal. Tanaman tersebut
memiliki sifat-sifat seperti menghilangkan rasa sakit, diuretik, serta litolitik. Sifat
hemostatic dari tanaman obat ini juga dilaporkan. Tribulus terrestris dikenal untuk
penggunaan konvensional untuk menyembuhkan batu ginjal dan juga efek
diuretiknya. Mekanisme pencegahan batu ginjal adalah mengubah enzim yang
terkait dengan sintesis oksalat hati serta glikolat oksidase (GAO) dan glikolat
dehydrogenase (GAD), karenanya ekskresi oksalat urin berkurang (Abbas et al.,
2019).
3. Phyllantus Niruri (Meniran)
Phyllanthus niruri termasuk dalam famili Phyllanthaceae. Tanaman ini telah
dilaporkan memiliki efek menghambat pertumbuhan Kristal. Aktivitas ekstrak
(air) tanaman ini terhadap proses pembentukan kristal Ca-oksalat pada urin
manusia telah diteliti secara in vitro. Barros at al. mengamati bahwa pra-inkubasi
urin manusia dengan phyllanthus niruri tidak menghambat presipitasi partikel Ca-
oksalat dan bahkan lebih banyak Kristal diperoleh di urin dengan phyllanthus
niruri, tetapi Kristal itu relative lebih kecil dari sampel urin tanpa Phyllanthus
niruri (Abbas et al., 2019).
4. Vaccinium Macrocarpon ( Cranberry)
Beberapa literature menyatakan efek positif dari konsumsi buah berry pada
kesehatan manusia (Seeram, 2008). Buah masak dari cranberry adalah bagian
tanaman yang paling umum untuk tujuan pengobatan. Cranberry terdiri dari 80-
88% air dan sekitar 10% karbohidrat. Flavonoid, antosianin, katekin, triterpenoid,
asam organic dan asam askorbat adalah konstituen lain yang membentuk 10%
dari sisanya (Siciliano, 1996; Raz et al., 2004). Produk-produk cranberi seperti jus
dan tablet telah digunakan sebagai obat alternative untuk mencegah ISK pada
manusia selama beberapa decade (Geetha et al, 2011).
Gambar 1. Buah cranberry
Studi klinis dan epidemiologis mendukung penggunaan cranberi dalam
menjaga kesehatan saluran kemih (Perez-Lopez et al., 2009). Uji klinis terkontrol
pertama menunjukkan penggunaan jus cranberi dalam mengurangi keberadaan
bakteri dalam urin dilakukan oleh Avorn dan lainnya (1994). Penelitian ini
melibatkan 192 peserta, dimana sampel urin awal dikumpulkan diikuti oleh
sampel bulanan selama periode enam bulan. Selama itu peserta secara teratur
mengkonsumsi 300 ml jus cranberi setiap hari. Hasil penelitian ini
mengungkapkan bahwa bakteriuria dan piuria terjadi pada 28% kelompok placebo
dibandingkan dengan hanya 14% pada kelompok yang mengkonsumsi jus
cranberi. Setelah studi awal ini, ada beberapa penelitian lain yang menunjukkan
sifat antimikroba cranberi terhadap uropatogen. Meskipun beberapa penelitian
telah menguji efek antimikroba cranberi terhadap beberapa uropatogen,
ditemukan cranberi paling efektif melawan uropatogen E. coli (UPEC) (Geetha et
al, 2011).
5. Arctostaphylos Uva-Ursi (Bearberry)
Bearberry adalah semak abadi hijau yang termasuk dalam famili Ericaceae,
tumbuh subur di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Memiliki batang kayu yang
panjangnya 1,5-1,8 meter (5-6 kaki). Unsur kimia tanaman ini yaitu glikosida
(arbutin, methylarbutin, ericolin), allantoin, flavonoid (quercetin, myricacitrin),
tannin, hidrokuinon, asam ellagic, asam galat, malatasam dan asam ursolat.
Tanaman ini juga mengandung vitamin A, zat besi, mangan, selenium, dan
sillikon. Daun bearberry memiliki penggunaan secara internal dan eksternal.
Secara internal digunakan untuk mengurangi akumulasi asam urat dan
meringankan nyeri batu kandung kemih dan sistitis. Secara eksternal, telah
digunakan sebagai astringen untuk luka dan goresan (Geetha et al, 2011).
Gambar 2. Tanaman bearberry
Senyawa utama dalam Uva Ursi adalah arbutin, turunan hidrokuinon. Zat
tersebut diserap dan diubah menjadi substansi dengan disinfektan, antimikroba
dan agen astringen. Arbutin melawan infeksi, menenagkan iritasi dan
mengurangi inflamasi saat buang air kecil. Bearberry telah dilaporkan efektif
melawan E. coli. Efek antimikroba tampaknya sebagian karena kapasitas ekstrak
air uva ursi untuk mengubah karakteristik permukaan sel mikroba. Dalam studi
klinis double-blind terhadap 57 wanita menguji efektivitas ramuan untuk
pencegahan ISK. Setengahnya diberi uva ursi, sementara separuhnya lagi
memakai plasebo selama satu tahun. Pada akhir tahun, lima dari kelompok
plasebo dan tidak ada dalam kelompok uva ursi yang mengalami infeksi kandung
kemih. Namun, ramuan ini paling baik digunakan pada tanda pertama ISK dan
selama infeksi daripada untuk pencegahan jangka panjang.
Dosis 250 hingga 500 mg ekstrak (standar untuk mengandung 20% arbutin)
tiga kali sehari . Uva ursi bekerja paling efisien dalam urin alkali, jadi sebaiknya
tidak digunakan dengan suplemen yang mungkin mengasamkan urin, seperti
cranberry atau vitamin C. Ramuan ini dikontraindikasikan selama kehamilan,
karena dapat merangsang kontraksi rahim. Overdosis dapat menyebabkan mual,
muntah, dering telinga dan kejang-kejang (Geetha et al, 2011).
6. Melaleuca Alternifolia (Tea Tree Oil)
Memiliki sifat antibakteri dan dapat digunakan untuk melawan bakteri yang
menyebabkan infeksi kandung kemih.minyak ini tidak dapat digunakan secara
oral karena itu sepuluh tetes minyak pohon teh dicampur dalam air mandi dan
menggunakan air ini untuk membersihkan lubang uretra. Tea tree oil dicampur
dengan minyak cendana dan gosokkan campuran pada daerah perut dan pada
daerah dekat kandung kemih. Ini adalah cara yang sangat efektif untuk
menghilangkan ISK terkait dengan rasa sakit. Disarankan untuk menggunakan
setiap hari selama 3-4 hari untuk mendapatkan hasil yang positif (Sowjanya et
al.,2017).
7. Allium Sativum (Bawang Putih)
Bawang putih telah lama diketahui mengandung sifat antibakteri karena
dikaitkan dengan kemampuannya untuk menekan peradangan dan meningkatkan
kekebalan tubuh. Bawang putih adalah sumber yang sangat baik dari glutathione
antioksidan tinggi dalam senyawa sulfur allicin yang meningkatkan detoksifikasi.
ISK berulang dapat diobati dengan ekstrak bawang putih. Penggunaannya juga
dilaporkan mengurangi dorongan dan frekuensi buang air kecil serta rasa sakit
yang terkait dengan daerah genital (Sowjanya et al.,2017).
8. Strobilanthus Crispus (Daun Kejibeling)
Kejibeling dapat meluruhkan batu ginjal maupun batu di kandung kemih. Hal
tersebut karena kalium yang ada di dalam tanaman kejibeling bersifat sebagai
diuretic yang kuat serta dapat melarutkan batu dari garam kalsium. Kandungan
dari kejibeling adalah alkaloid, saponin, flavonoid, kalium, dan polifenol (Nisa
dan Widhi, 2020).
9. Equisetum Arvense (Ekor Kuda)
Equisetum arvense termasuk tanaman dalam famili Equisetaceae. Equisetum
arvense adalah tanaman yang tumbuh di tanah lembab atau berpasir yang banyak
ditemukan di sebagian besar benua Amerika Utara, serta di iklim serupa di Eropa
dan Asia. Ekor kuda mulai tumbuh dalam dua tahap, pertumbuhan awal tanaman
adalah melalui batang yang subur, batang ini dapat tumbuh hingga ketinggian
empat hingga tujuh inci dan keluar kerucut seperti paku - lonjakan ini
mengandung spora tanaman. Batang awal tidak bertahan lama dan layu. Batang
kedua adalah struktur hijau yang mencapai panjang delapan belas inci tingginya
dan dimahkotai oleh ranting-ranting kecil (Geetha et al, 2011). 
Gambar. 3 Tanaman Ekor Kuda
Senyawa aktif tanaman ini termasuk mineral seperti asam silikat dan silikat,
kalium, belerang, mangan, magnesium; flavonoid: glikosida kuersetin; asam
fenolik, alkaloid, equisetonin, pitosterol: kolesterol, isofucosterol, campesterol;
tannins. Ekor kuda secara tradisional telah digunakan sebagai diuretik yang
membantu tubuh untuk menyingkirkan kelebihan cairan dengan meningkatkan
keluaran urin. Ekor kuda dikenal dengan antiinflamasi, antioksidan, anti
proliferatif, antimikroba, hepatoprotektif, anti diabetik, dan koagulan, diuretik, dan
aktivitas astringen.
Tanaman ekor kuda adalah salah satu obat herbal terbaik untuk ISK. Ekor
kuda memiliki zat penyembuh astringen, diuretik, dan jaringan yang
memungkinkannya melawan infeksi saluran kemih secara efektif. Agen diuretik
diyakini disebabkan oleh equisetonin dan flavone glikosida. Ekor kuda telah
digunakan selama berabad-abad oleh bangsa Romawi kuno, Yunani, dan
penduduk asli Amerika Utara untuk menyembuhkan masalah batu ginjal dan
kandung kemih. Menurut sebuah penelitian, minum teh ekor kuda tiga kali sehari
telah membantu orang yang menderita batu ginjal asam urat dan infeksi saluran
kemih (ISK) (Geetha et al, 2011).
10. Cymbopogan Citratus (Serai)
Minyak esensial serai efektif melawan berbagai jenis bakteri termasuk E.coli
dan juga memiliki kemampuan untuk melawan "organisme yang kebal obat".
Salah satu penelitian menemukan bahwa minyak sereh efektif dalam membunuh
patogen berbahaya seperti Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Bacillus
subtilis, Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae. Rebus secangkir air dan
masukkan 3 atau 4 bilah serai ke dalamnya selama 10 menit, saring teh dan
minum selama 3-4 kali sehari. Ini menghilangkan semua bakteri berbahaya dari
kandung kemih (Sowjanya et al.,2017).

Obat Yang Beredar Di Pasaran


1. Batugin Elixir® (Kimia Farma)
Komposisi : tiap 30 mL mengandung ekstrak daun strobilanthus
crispus yang setara dengan bubuk daun kering 0,3 g,
ekstrak daun sonchus arvensis yang setara dengan bubuk
daun kering 3 g.
Indikasi : mengatasi nyeri kolik karena batu ginjal atau urin,
meluruhkan batu ginjal dan dapat memperlancar keluarnya
air kemih
Dosis : terapi: 3-4 kali sehari 30 mL. profilaksis: 30 mL/hari
Kontra indikasi : obstruksi saluran kemih atau adanya hambatan baik
secara permanen

2. Prive Uri-cran® (PT. Combiphar)


Komposisi : 250 mg Ekstrak Cranberry, mengandung 18 mg PAC
(Proanthocyanidin)
Indikasi : membantu memelihara kesehatan saluran kemih
Dosis : 1-2 kapsul/hari
Aturan pakai : diberikan setelah makan

3. Prive Uri-cran Plus® (PT. Combiphar)


Komposisi : 375 mg Ekstrak Cranberry, 60 mg Vit C, 0,1 mg
actobacillus Achidopillus, 0,1 mg Bifidobacterium bifidum
Indikasi : membantu memelihara kesehatan saluran kemih
Dosis : 1-2 sachet/hari
Aturan pakai : diberikan setelah makan
4. Nephrolit® (PT. Bintang Toedjoe)
Komposisi : Ekstrak folium Orthosiphon stamineus 18 mg, ekstrak
folium Strobilanthus crispus 16 mg, ekstrak folium
Sonchus arvensis 24 mg, ekstrak folium Phyllantus niruri
2,4 mg, ekstrak folium Plantago mayor 100 mg
Indikasi : membantu meluruhkan batu urin dan batu saluran kemih
serta membantu memperlancar keluarnya air kencing
Dosis : dewasa 4×1 kapsul/hari
Aturan pakai : diberikan sebelum atau sesudah makan
Kontra indikasi : hipersensitif

5. Kalkurenal Drop® (PT. Darya Varia)


Komposisi : Ekstrak berberidis dest, extr rubiae dest, extr saxifragae
gran dest 9 mL, lithium HCl 100 mcg, Mg borocitrate 1
mg, Na phosphate 100 mcg, extr berberidis e cort rad fluid,
extr rubiae e rad fluid, extr saxifragae gran fluid 20 mL
Indikasi : penyakit batu ginjal pada ureter dan kandung kemih
Dosis : 3-4× sehari 20-25 tetes
Aturan pakai : sebaiknya diminum setelah makan

DAFTAR PUSTAKA
Porth, Carol. 2004. Essential of Patophysiology: Concept of Altered Health States.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Pfau, Anja MD and Felix Knauf MD. Update on Nephrolithiasis: Core Curriculum
2016. Am J Kidney Dis. 2016;68(6):973-985.
Abbas W, Akram M, Sharif A. Nephrolithiasis; Prevalence, Risk factors and
Theurapeutic Strategies: A Review. Madridge J Intern Emerg Med.
2019;3(1): 90-95.
Geetha R.V Anitha Roy And Lakshmi T. Nature’s Weapon against Urinary Tract
Infections. International Journal of Drug Development & Research.
2011;3(3):85-100.
Nisa, Ulfatun dan Peristiwa R. Widhi A. 2020. pasien Laki-laki usia 29 tahun dengan
urolithiasis di klinik saintifikasi jamu: studi kasus. Jurnal sains dan kesehatan.
2(3): 171-173.
Sowjanya Pulipati, Puttagunta Srinivasa Babu, M Lakshmi Narasu and Nagisetty
Anusha. An overview on urinary tract infections and effective natural
remedies. Journal of Medicinal Plants Studies 2017; 5(6): 50-56.

Anda mungkin juga menyukai