Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI II


UJI EFEK SEDATIF- HIPNOTIK

Dosen Pembimbing :
Ririn Wirawati ,.S.Farm,.M.Sc.,Apt

Disusun oleh:
Shella Anisa Dwi Kusuma/ 1704101012
Fikana Iroatus Sholikah /1704101013
Siti Nuraini / 1704101014
Yovita Aprilia Putri / 1704101019
Sad Omega /

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS


PROGRAM STUDI : S-1 FARMASI
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
A. TUJUAN
Menentukan efek sedatif bahan alam dibandingkan obat sedative- hipnotik
dengan metode Rotaroad

B. LATAR BELAKANG

Hipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat


(SSP), mulai yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan ,
hingga yang berat (kecuali benzodiazepine) yaitu hilangnya kesadaran, koma
dan mati bergantung kepada dosis. Pada dosis terapi obat sedasi menekan
aktifitas, menurunkan respons terhadap rangsangan dan menenangkan. Obat
hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan
tidur yang menyerupai tidur fisiologis (H. Sarjono, Santoso dan Hadi R D.,
1995).
Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi
diperuntukkan meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah
atau menyebabkan tidur. Umumnya, obat ini diberikan pada malam hari. Bila
zat-zat ini diberikan pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah untuk
tujuan menenangkan,maka dinamakan sedatif (Tjay,2002).
Obat-obatan hipnotik sedative adalah istilah untuk obat-obatan yamg
mampu mendepresi sistem saraf pusat. Sedatif adalah substansi yang memiliki
aktifitas moderate yang memberikan efek menenangkan, sementara hipnotik
adalah substansi yang dapat memberikan efek mengantuk dan yang dapat
memberikan onset serta mempertahankan tidur. Efeknya bergantung dosis,
mulai dari ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga
berat yaitu kehilangan kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati (Tjay,
2002).
         

Sedatif menekan reaksi terhadap perangsangan, terutama rangsangan


emosi tanpa menimbulkan kantuk yang berat. Hipnotik menyebabkan tidur
yang sulit dibangunkan disertai penurunan refleks hingga kadang-kadang
kehilangan tonus otot (Djamhuri, 1995). 
Hipnotika dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu benzodiazepin,
contohnya: flurazepam, lorazepam, temazepam, triazolam; barbiturat,
contohnya: fenobarbital, tiopental, butobarbital; hipnotik sedatif lain,
contohnya: kloralhidrat, etklorvinol, glutetimid, metiprilon, meprobamat; dan
alkohol (Ganiswarna dkk, 1995). 
Pada penilaian kualitatif dari obat tidur, perlu diperhatikan faktor-faktor
kinetik berikut:
a) lama kerjanya obat dan berapa lama tinggal di dalam tubuh
b) pengaruhnya pada kegiatan esok hari
c) kecepatan mulai bekerjanya
d) bahaya timbulnya ketergantungan
e) efek “rebound” insomnia
f) pengaruhnya terhadap kualitas tidur
g) interaksi dengan otot-otot lain
h) toksisitas, terutama pada dosis berlebihan
(Tjay,2002)
Disamping khasiat ansiolitik, relaksasi otot, dan hipnotiknya, senyawa
benzodiazepin ini juga berdaya antikonvulsif. Efek samping adalah lazim bagi
kelompok benzodiazepin, yakni mengantuk, termenung-menung, pusing,
kelemahan otot (Tjay, 2002).
Pada efek sedatif penderita akan menjadi lebih tenang karena kepekaan
kortek serebri berkurang. Dissamping itu kewaspadaan terhadap lingkungan,
aktivitas motorik dan reaksi spontan menurun. Kondisi tersebut secara klinis
gejalanya menunjukkan kelesuan dan rasa kantuk. Yang termasuk golongan
obat sedatif-hipnotik adalah etanol, barbiturat, benzodiazepam (flurazepam,
lorazepam, temazepam, triazolam; barbiturat, diazepam), methaquanolon
(Syamsudin, 2011).

Efek samping umum hipnotika mirip dengan efek samping morfin, yaitu:
a) Depresi pernapasan, terutama pada dosis tinggi. Sifat ini paling ringan
pada flurazepam dan zat zat benzodiazepine lainnya, demikian pula pada
kloralhidrat dan paraldehida.
b) Tekanan darah menurun terutama oleh barbiturate.
c) Sembelit pada penggunaan lama, terutama barbiturate.
d) “hang over”, yaitu efek sisa pada keesokan harinya berupa mual, perasaan
ringan di kepala dan termangu.

Hal ini disebabkan karena banyak hipnotika bekerja panjang


(plasma-t½-nya panjang), termasuk juga zat-zat benzodiazepin dan
barbiturat yang disebut short-acting. Kebanyakan obat tidur bersifat lipofil,
mudah melarut dan berkumulasi di jaringan lemak (Tjay, 2002).
Pada umumnya, semua senyawa benzodiazepin memiliki daya
kerja yaitu khasiat anksiolitis, sedatif hipnotis, antikonvulsif dan daya
relaksasi otot. Keuntungan obat ini dibandingkan dengan barbital dan obat
tidur lainnya adalah tidak atau hampir tidak merintangi tidur. Dulu, obat
ini diduga tidak menimbulkan toleransi, tetapi ternyata bahwa efek
hipnotisnya semakin berkurang setelah pemakaian 1-2 minggu, seperti
cepatnya menidurkan, serta memperpanjang dan memperdalam tidur
(Tjay, 2002).
Efek utama barbiturat adalah depresi SSP. Semua tingkat depresi
dapat dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anestesia, koma
sampai dengan kematian. Efek hipnotiknya dapat dicapai dalam waktu 20-
60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur fisiologis,
tidak disertai mimpi yang mengganggu. Fase tidur REM dipersingkat.
Barbiturat sedikit menyebabkan sikap masa bodoh terhadap rangsangan
luar (Ganiswarna dkk, 1995).
Barbiturat tidak dapat mengurangi nyeri tanpa disertai hilangnya
kesadaran. Pemberian obat barbiturat yang hampir menyebabkan tidur,
dapat meningkatkan20% ambang nyeri, sedangkan ambang rasa lainnya
(raba, vibrasi dan sebagainya) tidak dipengaruhi. Pada beberapa individu
dan dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa nyeri, barbiturat tidak
menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi (kegelisahan
dan delirium). Hal ini mungkin disebabkan adanya depresi pusat
penghambatan (Ganiswarna dkk, 1995).
DIAZEPAM
Pemerian : Serbuk hablur, hampir putih sampai kuning, praktis tidak berbau.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam kloroform, larut
dalam etanol.
Dosis sedasi : 5-30 mg (Anonim, 1979)
Mencit (Mus Musculus) merupakan salah satu hewan coba yang sering
digunakan. Mencit memiliki sifat mudah marah, penakut,mudah bersembunyi
dan berkumpul, aktif pada malam hari, mudah terganggu oleh manusia
Pengambilan mencit dari kandang dapat dilakukan dengan cara mengambil
ekornya kemudian mencit ditaruh dikawat kasa dan ekornya ditarik. Cubit
bagian belakang kepala dan jepit ekornya dengan jari kelingking dan jari
manis (Syamsudin, 2011).

 Mekanisme Kerja

1. Bekerja pada sistem GABA, yaitu denganmemperkuat fungsi


hambatan neuron GABA.
2. Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistemsaraf pusat, terdapat
dengan kerapatan yangtinggi terutama dalam korteks otak frontal
danoksipital, di hipokampus dan dalam otak kecil.
3. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan bekerjasebagai agonis.
4. Terdapat korelasi tinggi antara aktivitasfarmakologi berbagai
benzodiazepin denganafinitasnya pada tempat ikatan.
5. Dengan adanya interaksi benzodiazepin,afinitas GABA terhadap
reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan
meningkat.
6. Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka
sehingga ion klorida akan lebih banyak yang mengalir masuk
kedalam sel.
7. Meningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel
bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel untuk
dirangsang akan berkurang. ( Annisa dkk, 2011)
C. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
jarum oral ( ujung tumpul ) hewan uji mencit

Rotaroad phenobarbital

Stop watch Diazepam

Mortir dan Stamfer Nacl

Pipet tetes
Baker glass

Batang pengaduk
D. CARA KERJA

Mencit ditimbang masing-masing kelompok 3 mencit

Mencit diletakan
Mencit
diatasdiberi
rotaroad
perlakuan
selamaberbeda
5 menitbeda
untuk beradaptasi

Mencit 1 diberi lar. Mencit 3 diberi Mencit 3 diberi


NaCl lar.diazepam 40 mg lar.diazepam 50mg

Mencit dibiarkan selama 10 menit

Hewan dilakukan percobaan pada menit ke 10, 20, dan 30 dengan


meletakan mencit diatas rotaroad.

Dicatat berapa kali mencit terjatuh dari rotaroad.

Diamanati reflex balik badan dan kornea, serta daya cengkam.

Dibandingkan daya sedative hipnotik NaCl, Diazepam dosis 40


mg dengan Diazepam dosis 50 mg.
E. PERHITUNGAN DOSIS
 Dosis lazim manusia : 20mg - 50 mg(Diazepam)
Velizanbe 2mg
 Berat mencit :
1. Mencit 1 : 19,56 g
2. Mencit 2 : 19,72 g
3. Mencit 3 : 18,24 g
 Perhitungan dosis :
 Diambil NaCl 0,5 ml (dioralkan)
 Rentang dosis konsentrasi
Dosis 40 dan 50 / kg berat badan 0,2 % Daizepam
 Dosis konversi mencit
1. Faktor konversi X Dosis manusia
= 0,0026 X 2800
= 7,28/20g BB mencit
2. Faktor konversi X Dosis manusia
= 0,0026 X 3500
= 9,1/20g BB mencit
 Dosis Manusia
1. 40 x 70mg = 2800 mg
2. 50 x 70mg = 3500 mg
 Buat larutan Stok
2 x dosis konversi 2 x 7,28
1. =
V .mak 1 ml
= 14,56
2 x dosis konversi 2 x 9,1
2. =
V .mak 1 ml
= 18,2
konsentrasi lar . stok x Berat tablet
 Berat Tablet konsentrasi =
dosis tablet
14,26 x 200 mg
1 =
2
= 1426
18,2 x 200 mg
2 =
2
= 1820
 Mencit 1 :
0,5
NaCl = X 1 = 0,25 ml
2
Mencit 2 :
dosis manusia x BB mencit
Diazepam 40mg =
1000
40 x 19,72
=
1000
= 0,78 ml
0,78
= X1
2
= 0,39 ml
Mencit 3 :
dosis manusia x BB mencit
Diazepam 50mg =
1000
50 x 18,24
=
1000
= 0,91 ml
0,91
= X1
2
= 0,45 ml
 Diazepam = 1 tablet
= (200 mg/1000 ml aquades)

F. HASIL

Menit Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3


NaCl Diazepam 40mg Diazepam 50mg
0-10 - 15 21
11-20 - 9 18
21-30 - 6 10

25

20

15
Mencit 1
mencit 2
10 mencit 3

0
menit ke 0-10 menit ke 11-20 menit ke 21-30

G. PEMBAHASAN
Pada hari Jumat 6 Desember 2019 telah dilaksanakan praktikum
Farmakologi dan Toksikologi II dengan tema Efek Sedatif Hipnotik. Praktikum
ini bertujuan untuk menentukan efek sedative bahan alam dibandingkan obat
sedative hipnotik dengan metode rotaroad.
Praktikum ini dilaksanakan dngan bahan obat uji Diazepam dan hewan
ujinya berupa mencit . Sebagai kontrolnya adalah NaCl dengan alat yang
digunakan meliputi rotaroad, alat suntik, spet oral 1ml, wadah penampung,
stopwatch , timbangan analitik, mortir stemfer, labu ukur .
Cara kerja yang dilakukan pertamakali adalah menyiapkan semua bahan
dan alat yang akan digunakan, sebelumnya hewan uji telah dipuasakan sekitar 18
jam . Pada praktikum kali ini digunakan hewan uji mencit sebanyak 3 ekor,
kemudian ditimbang satu persatu BB nya, dan didapat hasil mencit I memiliki
berat 19,56 gram, mencit II memiliki Berat badan 19,72 gram dan mencit ketiga
memiliki berat badan 18,24 gram. Setelah menimbang mencit dilakukan persiapan
obat yang akan digunakan yaitu Diazepam 20mg yang digerus di mortir sampai
halus kemudian ditambahkan aquadest sampai 100mL dilabu ukur. Kemudian
dipersiapkan juga bahan kontol nya berupa Nacl . Setelah semuanya siap
kemudian dihitung dosis konversi . Jika dosis pada manusia Diazepam 20 – 50 mg
dan akan digunakan 0,2 % kosentrasi Diazepam. Kemudian kelompok kami
mendapatkan bagian Diazepam dengan dosis 40mg dan 50mg .Maka cara mencari
nya pertama kali adalah dosis manusia dikali berat badan mencit kemudian dibagi
1000 . pada mecit kedua dengan dosis 40mg didapatkan hasil sebanyak 0.78mg
dan pada mencit ketiga dengan dosis 50mg dan perlakuan yang sama didapatkan
hasil sebanyak 0,91 mg. Maka dapat disimpullkan Mencit I diberi perlakuan oral
dengan Nacl 0,5mL sebagai control , Mencit II mendapat perlakuan dengan
0,78mg Diazepam dengan dosis 40mg dan mencit III mendapat perlakuan oral
0.91 diazepam dengan dosis 50mg. Setelah itu dicari berapa banyak yang akan
diberikan kemencit dengan cara hasil sebelumnya dibagi 2 mg karena kita akan
memakai 2mg Diazepam(Lazim dosis pada mencit) dikalikan dengan 1mL (dosis
maksimal yang diberikan ke mencit). Maka didaptkan hasil Mencit I Nacl /
Kontrol sebanyak 0,25 mg namun diganti dengan 0,5mg untuk menyamaratakan
dengan dosis lainya. Mencit II sebanyak 0,39mL Diazepam dan mencit III
sebanyak 0,45mL Diazepam. Setelah diketahui dosis yang tepat selanjutnya
mencit ditandai dengan spidol untuk membedakan dosis yang didapat masing
masing mencit. Setelah itu mencit diadaptasi diatas rotaroad selama 10 menit satu
persatu. Seelah itu baru hewan uji diberi perlakuan sesuai panduan dengan system
oral.
Diperhatikan cara memgang mencit yang benar yaitu dengan memegang
ekornya terleih dahulu setelah itu dipegang tenkuknya dan dibalikkan badannya
kemudian ekornya dicepit dengan jari manis dan kelingking. Posisi mencit harus
dalam keadaan tenang dan tidak berontak karena jika mencit tidak dalam keadaan
tenang maka dapat menggigit praktikan ,
Mencit I diberi Nacl p.o 0,5mL kemudian didiamkan selama 10 menit
diwadah terpisah barukemudian di letakan diatas rotaroad dan dibiarkan berputar
dan dilihat berpaka kali jatuh dari rotaroad dimenit 10,20 dan 30 menit. Pada
mencit II diberi Diazepam p.o 0,39mL dan diperlakuan yang sama , dan mencit III
diberi dosis 0,45mL p.o dan diberi perlakuan yang sama .
Hipnotik Sedatif merupakan golongan obat depresan susunan syaraf pusat
(SSP) yang relative idak selektif , mulai dari yang ringan yaitu memnyebabkan
tenang atau kantuk , menidurkan hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran,
keadaan anestesi , koma dan mati, bergantung pada dosis. Pda terapi obat sedative
menekan aktivitas menurunkan respons terhadap perangsangan emosi dan
menenangkan . Obat hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta
mempertahankan tidur yang menyerupai tidur secara fisiologia.
Pada praktikum ini karena tidak digunakan bahan alam dan obat lain maka
digunakan satu pbat saja namun dibedakan dosis yang dipakai . seleah semua
perlakuan didapatkan hasil bahwa pada control Nacl mencit I sama sekali tidak
menunjukkan efek sedative hipnotik karena control Nacl tidak memiiliki efek
mengantukkan ataupun emnghulangkan kesadaran . Pda mencit keuda dengan
Diazepam 40mg dan yang diberi oral 0.39mL hasilnya pada menit 10 sebanyak 15
berhenti dan menunjukan efek mengantuk atau lengah . pada menit ke 20
sebanyak 9 kali dan pada menit 30 sebanyak 6 kali. Didapatkan jumlah berhenti
dari rotaroad mencit kedua sebanyak 30 kali. Sedangkan pada mencit 50mg
diazepam diberi oral 0,45mL hasilnya pada menit ke 10 didapatkan 21 , pada
menit ke 20 sebanyak 18 kali dan pada menit ke 30 didapatkan 10 kali. Dan
didapatkan jumlah sebanyak 49 kali .
Berdasarkan data diatas telah sesuai , yaitu semakin besar kosentrasi
diazepam maka semakin banyak frekuensi mencit jatuh / menunjukan efek
mengantuk. .

H. KESIMPULAN
 Sadatif dan Hipnotik adalah senyawa yang dapat menekan system saraf
pusat sehingga menimbulkan efek sedasi lemah sampai tidur pulas
 Obat-obatan jenis hipnotik-sedatif adalah berbagai macam jenis obat-
obatan yang di produksi untuk keperluan dunia medis dan dalam
penggunaannya harus dengan pengawasan dokter.
 Pada percobaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pada mencit 3
( diazepam 50mg paling banyak menimbulkan reaksi pada mencit)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Djamhuri,A.,1995, Synopsis Farmakologi dengan Terapan Khusus di Klinik dan

Keperawatan, Edisi 1, 76, Hipokkrates, Jakarta

Ganiswara, 1995,Farmakologi dan Terapi ,Universitas Indonesia Bagian


Farmakologi Fakultas Kedokteran , Jakarta
H. Sarjono, Santoso dan Hadi R D., 1995. Farmakologi dan Terapi. Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Indonesia: Jakarta.
Syamsudin, 2011, Interaksi Obat Konsep Dasar dan Klinis, Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press), Jakarta, Indonesia.
Tjay, T. H. dan Rahardja. K. (2002). Obat-Obat Penting. Edisi Kelima Cetakan
Kedua. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Tjay, Tan Hoan & Rahardja, Kirana, 2007,Obat-Obat Penting Khasiat
Penggunaan & Efek – Efek Sampingnya, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai