Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang


memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2).
Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu
atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil
memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk
larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan
basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino
mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling
banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme,
yaitu sebagai penyusun protein.
Gugus fungsional amina mengandung atom nitrogen dengan pasangan
elektron. Dengan demikian, kelompok ini turunan dari amonia, di mana satu atau
lebih atom hidrogen telah digantikan oleh substituen yang mengandung karbon.
Senyawa dengan kelompok nitrogen melekat pada karbonil dalam struktur yang
disebut sebagai amida, dan mereka memiliki struktur R-CO-NR’R “. Kelompok
Amina terikat pada aromatik (siklik terkonjugasi) struktur yang dikenal sebagai
amina aromatik. Struktur aromatik efektif menurunkan alkalinitas amina,
sementara kehadiran gugus amina secara signifikan mengurangi reaktivitas cincin
karena elektron efek menyumbangkan. Awalan “amino” atau akhiran “-amina”
digunakan ketika penamaan amina majemuk. Suatu senyawa organik dengan
beberapa kelompok amino disebut diamina, triamin, tetramina, dll.

1.2 TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa


mengenai senyawa kimia organik gugus amina aromatik (anilin, parasetamol,
benzokain, fenasetin) dengan mereaksikan zat-zat kimia tersebut terhadap
penambahan reagen tertentu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DASAR TEORI

Senyawa aromatik ialah senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan tunggal


dan ikatan rangkap di antara atom karbonnya. Senyawa aromatik yang paling
sederhana ialah benzena yang memiliki formula kimia C6H6, senyawa benzena
bersifat karsinogen dan mudah terbakar, namun merupakan bahan kimia industri
yang penting. Kongfigurasi 6 atom C (karbo) pada senyawa benzena ini di kenal
dengan istilah cincin benzene. Persyaratan Senyawa Aromatik:

1. Molekul harus siklik dan datar .


2. Memiliki orbital p yang tegak lurus pada bidang cincin (memungkinkan
terjadinya delokalisasi elektron pi).
3. Memiliki orbital p yang tegak lurus pada bidang cincin (memungkinkan
terjadinya delokalisasi elektron pi).

Contoh:

1.Anilin (C6H5NH2)

Anilin merupakan senyawa organik dengan komposisi C6H7N yang


termasuk kedalam senyawa aromatik, dengan bantuan doping asam anilin dapat
menjadi bahan konduktor dengan nilai konduktivitas tertentu. Panjang gelombang
maksimal anilin adalah 230 nm. Hal ini disebabkan pasangan elektron menyendiri
pada NH2 yang berinteraksi denagn elektron cincin untuk meningkatkan densitas
elektron di keseluruhan cincin, terutama pada posisi orto dan para dari
cincin. Anilin merupakan bahan kimia yang dapat dibuat dari beberapa macam
cara dan bahan, serta dapat digunakan untuk membuat berbagai macam produk
kimia. Di dalam era industrialisasi saat ini anilin mempunyai peranan penting dan
banyak digunakan sebagai zat pewarna dan karet sintetis dalam dunia industri.
2. Parasetamol (C8H9NO2)
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang
populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit
ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar resep
obat analgesik selesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena
mudah didapat, overdosis obat baik sengaja ataupun tidak sering terjadi.
Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen,
parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam
obat jenis obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS). Dalam dosis normal,
parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu
gumpalan darah, ginjal, atau duktus arteriosus pada janin.

2
3. Benzokain (C9H11NO2)

Benzokain digunakan untuk meredakan nyeri dan gatal-gatal yang


disebabkan luka bakar, gigitan atau sengatan serangga, racun tanaman, luka kecil
atau goresan.

Benzokain termasuk dalam kelompok obat yang dikenal sebagai anestesi topikal
lokal. Cara kerjanya ialah mematikan ujung saraf di kulit. Obat ini tidak
menyebabkan hilang kesadaran seperti obat bius yang umumnya digunakan untuk
operasi.
4. Fenasetin (C10H13NO2)
Fenasetin adalah salah satu jenis persenyawaan kimia. Senyawa kimia
jenis ini merupakan obat untuk mengobati demam. Fenasetin sering dijumpai
dalam kombinasi dengan asam asetilsalisilat dan kafeina. Pada pemakaian yang
dilakukan secara berlebihan, dapat menimbulkan kerusakan ginjal. Fenasetin di
Indonesia adalah Bodrex, Coricidin, Neoflu, Refagan, dan Super APC, namun
merek-merek tersebut sudah tidak ada atau berganti formula ke parasetamol.
Parasetamol merupakan metabolit fenasetin yang dapat menurunkan suhu tubuh
(antipiretik) Efek analgesik pada parasetamol serupa salisilat yakni menghambat
enzim siklooksigenase.

2.2. PROSEDUR PERCOBAAN

Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi 1. Anilin
2. Pipet tetes 2. Parasetamol
3. Pemanas air 3. Benzokain
4. Gelas beaker 4. Fenasetin
5. Sendok spatula 5. DAB HCl
6. Pelat tetes 6. HCl
7. β Naftol
8. Reaksi diazo
9. Reaksi erlich
10. NaOH

Prosedur Kerja:
 Larutan zat
+ Reaksi erlich
+ larutan DAB HCl
 Reaksi Korek api

3
+ sebatang korek api dicelupkan HCl
+keringkan
+masukan batang korek api ke larutan zat
 Reaksi diazo
+ HCl 2N
+ NaNO2
+ β naftol
+ NaOH

2.3 HASIL PENGAMATAN

Tempat dan Waktu

Hari/Tanggal : Jum'at, 12 April 2019

Tempat : Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes

Palembang Jurusan Farmasi

Materi : Identifikasi Gugus Amina Aromatik

Tabel :

No. Nama Zat Prosedur Pengamatan


1. Anilin (C6H5NH2) Reaksi Erlich
+ Lar. DAB HCl Membeku berwarna kuning
(pengerjaan pucat
dilakukan diplat
tetes)

Reaksi Korek Api


Sebatang korek Batang korek api menjadi
api dicelupkan ke berwarna merah kecoklatan
HCl(p), keringkan
+Masukkan ke
dalam sampel

4
Reaksi Diazo
+ HCl 2N(e) Merah keorenan (the), tabung
berembun

+ NaNO2 Larutan kuning, endapan


merah (endapan seperti
minyak) dengan bintik-bintik

+ B Naftol Larutan kuning, endapan


seperti minyak

+ NaOH Larutan kuning jernih ada


bintik-bintik
2. Parasetamol (C8H9NO2) Reaksi Erlich
+ Lar. DAB HCl Endapan putih
(pengerjaan
dilakukan diplat
tetes)
Reaksi Korek Api
Sebatang korek Batang korek api menjadi
api dicelupkan ke merah keorenan
HCl(p), keringkan
+ Masukkan ke
dalam sampel
Reaksi Diazo
+ HCl 2N(e) Endapan putih

+ NaNO2 Larutan oren

+ B Naftol Larutan oren kecoklatan

+ NaOH Larutan coklat muda

3. Benzokain (C9H11NO2) Reaksi Erlich


+ Lar. DAB HCl Endapan kuning terang
(pengerjaan
dilakukan diplat
tetes)
Reaksi Korek Api
Sebatang korek Larutan kuning bening dan
api dicelupkan ke batang korek api menjadi
HCl(p), keringkan
merah

5
+ Masukkan ke
dalam sampel

Reaksi Diazo
+ HCl 2N(e) Larutan bening

+ NaNO2 Larutan kuning urin

+ B Naftol Larutan oren

+ NaOH Larutan oren

4. Fenasetin (C10H13NO2) Reaksi Erlich


+ Lar. DAB HCl Terdapat endapan putih dan
(pengerjaan dipermukaan terdapat
dilakukan diplat fenasetin yang tidak larut
tetes)
Reaksi Korek Api
Sebatang korek Larutan kuning bening dan
api dicelupkan ke batang korek api menjadi oren
HCl(p), keringkan
+ Masukkan ke
dalam sampel
Reaksi Diazo
+ HCl 2N(e)
+ NaNO2 Larutan putih dengan sedikit
gumpalan

+ B Naftol Larutan kuning dan endapan


putih

+ NaOH Larutan hitam encer

6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:


1. Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-
hari dan memiliki urutan yang paling penting dalam senyawa organic.
2. Senyawa amina diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu amina primer, amina
sekunder, dan amina tersier.
3. Titik didih amina tersier lebih rendah dari pada amina primer atau sekunder
yang bobot molekulnya sepadan, dan titik didihnya lebih dekat ke titik didih
alkana yang bobot molekulnya bersamaan.
4. Ada dua cara umum dalam pembentukan amina, yaitu dengan cara reduksi dan
substitusi.
5. Reaksi substitusi dari alkil halida dengan amonia menghasilkan garam dari
amin primer.
6. Reduksi dari amida atau nitril dengan litium aluminium hidrida atau dengan gas
hidrogen ( hidrogenasi katalitik) menghasilkan amina.
7. Senyawa nitril biasanya berupa cairan tidak berwarna dengan bau yang
menyenangkan.
8. Pembuatan senyawa nitril dapat dilakukan dengan cara amoksidasi,
Hydrocyanation, dari halida organik dan garam sianida, Cyanohydrins, dn
dehidrasi amida dan oximes.
9. Sebuah kelompok nitril dapat dihidrolisis, dikurangi, atau dikeluarkan dari
molekul sebagai ion sianida.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino

https://bisakimia.com/2017/09/11/mengenal-senyawa-aromatik-benzena-dan-turunannya/

https://id.wikipedia.org/wiki/anilin

https://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamol

https://health.detik.com/obat/d-1741167/benzokain-obat-bius-oles

https://id.wikipedia.org/wiki/Fenasetin

Anda mungkin juga menyukai