Disusun oleh :
Kelompok 9
Farmasi 3-B
B. Tujuan Percobaan
C. Prinsip Kerja
berikatan dengan iodium. Dengan penetapkan kadar iodium dimana larutan baku
sebagai reduksi dan zat uji sebagai oksidasi melalui reaksi redoks. Dimana titrasi
mereduksi analit. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah
D. Dasar Teori
berubah warnanya dengan adanya kelebiban titran juga sering digunakan ( Prof.
Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu titrasi
oksidasi sebesar +0,535 V. Pada saat reaksi oksidasi, iodium akan direduksi
I2 + 2e 2I-
membakukan larutan natrium tiosulfat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini
warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Prof. Dr. Ibnu Gholib & Abdul
Rohman, 2007)
Rumus struktur :
NH2
H H
H
N
S
CH3
H
O N CH3
OH
O
dalam kloroform.
E. Alat dan Bahan
1. Alat:
Tabung centrifuga
Vortex
Labu ukur 50 ml
Gelas kimia
Batang pengaduk
Kaca arloji
Buret coklat
Statif
Erlenmeyer
Spatula
Klem
Pipet tetes
Pipet volum
Pump pipet
Spiritus
2. Bahan :
Sampel Ampisilin
Lieberman
HCl
Indikator Amylum
K2Cr2O7
NaOH
Na2S2O3
Larutan I2
Aquadest
Prosedur
1. Isolasi Sampel
Sampel
(Serbuk)
Vortex
Sentrifugasi
Filtrat Residu
Vortex
Filtrat add 50
mL aquadest
Analisis dengan Sentrifugasi
Metode Titrasi
Iodimetri
Filtrat add 50
mL NaOH
Analisis dengan
Metode Titrasi
Iodimetri
2. Pembakuan Na2S2O3
K2Cr2O7
Larutkan dengan
Aquadest
Tambahkan Indikator
Amylum
10 ml Na2S203 masukkan
kedalam erlenmeyer
Tambahkan Indikator
Amylum
Pipet 10 ml larutan
sampel
Tambahkan Indikator
Amylum
Pada praktikum analisis kuantitatif kali ini yaitu penetapan kadar ampisilin
dengan metode iodimetri tidak langsung dengan nomor sampel 17. Pada
penetapkan kadar iodium dimana larutan baku sebagai reduksi dan zat uji
Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan
menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat
adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi
antara sampel dengan ion iodida. Iodimetri adalah titrasi redoks dengan
I2 sebagai pentiternya. Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan
elektron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang
dengan menambahkan air terlebih dahulu, dan hasilnya sampel yang diperoleh
antalgin. Dalam proses pelarutan digunakan air karena ampisilin dapat tertarik
Pada proses isolasi dilakukan tahap vortex, tahap ini dilakukan untuk
masa jenis, sampel yang dilarutkan dalam pelarut sesuai akan tetap tertahan
pada pelarut, sedangkan yang masa jenis nya lebih besar akan mengendap.
sudah terlarut dalam pelarut nya. Setiap kali hasil sentrifugasi dilakukan
orange sampai menghasilkan hasil negatif atau analit sampel sudah tidak ada
Senyawa ini diperoleh dalam keadaan kemurnian yang tinggi, tetapi selalu ada
sedikit ketidak pastian akan kandungan air yang setepatnya karena sifat
Karena itu zat ini tidak sesuai sebagai standar primer. Agar dapat digunakan
sebagai standar primer, natrium tiosulfat ini terlebih dahulu di standarisasi
terbentuk warna biru, hal ini karena kurangnya penambahan KI atau penyebab
lainnya.
Pada saat titrasi iodimetri tidak langsung yang digunakan dalam penetapan
digunakan karena akan membentuk kompleks iod amilum yang berwarna biru
tua meskipun konsentrasi I2 sangat kecil dan molekul iod terikat kuat pada
titrasi yang ditunjukan dengan warna biru atau warnanya tidak terbentuk
meskipun sudah dilakukan pengulangan beberapa kali. Hal ini dapat terjadi
dari faktor larutan iodium yang sudah terhidrolisis sehingga tidak dapat
mengikat senyawa yang terdapat dalam ampisilin secara sempurna, bisa juga
dikarenakan indikator amylum yang kurang segar pada saat perlakuan titrasi.
Untuk itu pada praktikum kali ini kami tidak mendapatkan hasil untuk
G. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil praktikum kali ini bahwa pada penentuan
kadar ampisilin yang ditimbang sebanyak 0,403 gram ini yang dilakukan
dengan metode titrasi iodimetri tidak langsung tidak mendapatkan titik akhir
university press.
Graha Ilmu