DESTITUTION
DISEASE
MELIPUTI
6D
DISSATISFACTION DISABILITY
DISCCOMFORT
B. Peranan Farmakoepidemiologi Dalam
Kesehatan Masyarakat
Tujuan utama dari farmakoepidemiologi adalah
mendapatkan informasi terbaru untuk
melindungi kesehatan masyarakat serta
meningkatkan penggunaan obat yang aman dan
efektif. Untuk menunjang tujuan utama dari
farmakoepidemiologi ini perlu dilakukan
beberapa tahap pengujian obat untuk mencapai
efektivitas dan efikasinya.
Tahap pengujian tersebut antara lain :
1.Uji Klinik tahap 1
Uji ini dilakukan setelah obat memenuhi persyaratan pada uji
farmakodinamik, farmakokinetik dan toksikologi baik in vivo
maupun in vitro yang biasanya dilakukan pada hewan. Tahap
ini dilakukan pada subjek yang sehat. Kecuali pada obat
tertentu, misalnya kanker, uji tahap 1 dilakukan pada penderita
kanker.
2.Uji Klinik tahap 2
Uji ini dilakukan pada subjek sehat atau pasien,
tergantung pada indikasi obat. Tujuan dari uji ini
adalah untuk mencari profil farmakokinetik,
farmakodinamik dan dosis untuk diujikan pada tahap
selanjutnya.
3.Uji Klinik tahap 3
Uji ini dilakukan untuk mengetahui efek terapi dari
obat dibandingkan dengan obat lain atau plasebo.
Pada tahap ini, rancangan penelitian yang dianjurkan
adalah uji klinik acak (random) untuk menghindari
munculnya variabel atau faktor yang bisa
mengganggu proses penelitian. Setelah ketiga uji
klinik tersebut dilakukan dan hasilnya baik, maka
tahap berikutnya adalah :
a. Registrasi obat oleh pabrik pembuat obat.
Informasi yang diperoleh dari uji klinik tahap 1 – 3 adalah
informasi efikasi obat, yaitu efek obat yang muncul pada
kondisi uji klinik atau kondisi yang
sudah ditentukan selama penelitian. Namun informasi mengenai
efektivitas obat, yaitu efek obat yang muncul pada kondisi
sesungguhnya di lapangan, sangat terbatas. Sehingga ilmu
farmakoepidemiologi diperlukan untuk mendapatkan informasi
mengenai efektivitas obat. Kondisi ketika obat dipasarkan dengan
kondisi ketika dilakukan uji klinik sangat berbeda.
b. Dilakukan pola peresepan oleh dokter dan penggunaan
obat secara rasional dalam usaha memonitor
penggunaan obat di pasaran. Jika rasionalisasi penggunan
obat kurang baik, efeknya muncul biaya obat yang lebih
besar akibat kurang efektifnya obat yang diresepkan.
c. Melakukan penelitian penggunaan obat yang meliputi
pemasaran, distribusi, peresepan, dan penggunaan obat
di komunitas dengan luaran pada kondisi fisik dan sosial
pasien serta faktor biaya.
d. Melakukan penelitian efek obat yang menguntungkan.
Setelah obat diminum oleh pasien, sedikitnya ada 4 efek obat yang
dapat muncul :
1)Efek yang tidak menguntungkan dan tidak dapat
diantisipasi (katagori ROTD tipe B). Contohnya efek
penggunaan Kloramfenikol yang menimbulkan anemia
aplastika.
2) Efek tidak menyenangkan yang dapat diantisipasi
(kategori ROTD tipe A dan tipe B). Contohnya efek
emetik akibat mengkonsumsi Metoprolol.
3) Efek menguntungkan yang tidak dapat diantisipasi.
Contohnya penggunaan Asetosal dalam
mengurangi kejadian miokard infark.
4) Efek menguntungkan yang dapat diantisipasi. Efek
yang diinginkan dengan mengkonsumsi obat
termasuk dalam kategori ini.
Beberapa contoh penelitian farmakoepidemiologi
mengenai efek obat antara lain :
1. Perlunya penurunan dosis Gentamisin pada kasus gagal
ginjal.
2. Ampisilin bukan merupakan obat pilihan untuk otitis
media karena munculnya resistensi di berbagai wilayah.
3. Dosis harian Ibuprofen yang tidak optimal pada kasus
rematoid arthritis dan osteoarthritis.
4. Perlunya penyesuaian dosis Diazepam pada pasien
anak-anak.
Dari berbagai keterbatasan uji klinik inilah maka perlu dilakukan
studi Farmakoepidemiologi untuk mengetahui efektivitas obat
pada kondisi yang ada di masyarakat, antara lain :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya
gangguan kesehatan/penyakit dalam suatu masyarakat
tertentu dalam usaha mencari data utk penanggulangan
serta pencegahannya.
2. Menyiapkan data/informasi untuk keperluan program
kesehatan dengan menilai status kesehatan dalam
masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok
penduduk yang terancam.
3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4. Mengembangkan metodologi dlm menganalisa
penyakit serta cara mengatasinya, baik penyakit
perorangan (tetapi dianalisis dalam kelompok) maupun
Kejadian Luar Biasa (KLB) / wabah dalam masyarakat.
5. Mempelajari tentang penelusuran ROTD, tindakan
untuk mengatasi ROTD, mempelajari dan mencegah
ROTD serta permasalahan lain yang berhubungan
dengan obat, yang tujuannya adalah :
a. Meningkatkan pelayanan dan keselamatan pasien
b. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan
masyarakat terutama yang berhubungan dengan
penggunaan obat.
c. Memberikan kontribusi terhadap analisis
keuntungan, risiko, efektivitas penggunaan obat.
d. Meningkatkan penggunaan obat yang rasional dan
efektif ditinjau dari segi biaya (costeffectiveness).
Terima Kasih