1. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pengaruh obat penekanan susunan saraf pusat
2. DASAR TEORI
Hipnotika atau obat tidur adalah zat yang dalam dosis terapi digunakan untuk
meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur.
Jenis obat ini biasanya digunakan pada malam hari. Bila digunakan pada siang hari
dengan dosis yang lebih rendah untuk tujuan menenangkan, disebut sedativa (obat
pereda). Antara kedua kelompok obat ini tidak terdapat perbedaan yang tajam (Tjay,
2007).
Obat – obat sedatif memiliki efek farmakologik yang mirip dengan anastetik
umum dimana jika obat – obat tersebut diberikan dengan dosis yang lebih besar maka
efeknya sama dengan anestesi umum. Kedua jenis obat tersebut mempunyai mekanisme
yang sama dalam menekan susunan syaraf pusat. ( Mayer et al, 1974 ).
Suatu bahan sedatif (anxyolitic) yang efektif harus dapat mengurangi rasa cemas
dan mempunyai efek menenangkan dengan sedikit atau tanpa efek terhadap fungsi
mental dan motoris. Derajat depresi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh suatu
sedatif harus minimum dengan konsistensi efikasi terapeutik. Suatu obat hipnotik harus
menyebabkan rasa kantukdan mengarah pada mula tidur dan dan mempertahankan
keadaan tidur, yang mana sejauh mungkin menggambarkan keadaan tidur alamiah. Efek
hipnotik meliputi depresi sistem saraf pusat yang lebih kuat dari sedasi, dan ini dapat
dicapai dengan semua jenis obat sedatif melalui cara yang sederhana yaitu meningkatkan
dosis (Katzung,2001).
Fungsi SSP dapat ditekan seluruhnya secara tidak spesifik oleh zat pereda pusat
seperti hipnotik-sedatif. Sebagai akibatnya, kesadaran untuk impuls eksogen diturunkan,
serta aktivitas fisik dan mental dikurangi. Obat ini tidak mempengaruhi tingkah laku
secara spesifik, sebagaimana tranquilizer, yang disamping itu juga berkasiat sepresif
terhadap SSP. Antagonis dari obat tersebut adalah zat yang berkhasiat menstimulasi
seluruh SSP, yaitu analeptik dan antidepresi. Kedua obat ini mempengaruhi semangat
dan suasana jiwa berdasar kegiatan langsung terhadap otak (Tjay,2007).
Efek utama barbiturat adalah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai,
mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anestesia, koma sampai dengan kematian.
Efek hipnotiknya dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik.
Tidurnya menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu.
Mempersingkat fase tidur REM. Barbiturat sedikit menyebabkan sikap masa bodoh
terhadap rangsangan luar (Ganiswara, 1995).