ABSTRACT
Binahong Leaves (Andredera cordifolia (Ten.) Steenis) is a medicinal plant that can be used for
various treatments one of which is used as an anticancer. One of the earliest methods for
cytotoxic testing is Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). This research aims to determine the
contain of secondary metabolite compounds and the potential toxicity of the leaves binahong.
Result of this research showed that the extract of ethanol leaves binahong contain Flavanoids,
Steroids, Saponins. Leaves binahong has toxicity value with Lethality Concentration 50 (LC 50)
was 97, 797 µg/mL tested using BSLT methods, this show that the extract of ethanol leaves
binahong is toxic.
ABSTRAK
Daun Binahong (Andredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan tanaman obat yang dapat
digunakan untuk berbagai macam pengobatan salah satunya digunakan sebagai antikanker. Salah
satu metode awal untuk uji sitotoksik adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan potensi toksisitas dari daun
binahong. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak etanol daun binahong memiliki
kandungan Flavanoid, Steroid, Saponin. Daun binahong mempunyai nilai toksisitas dengan LC50
sebesar 97, 797 µg/mL menggunakan metode BSLT, hal ini menunjukan bahwa ekstrak etanol
daun binahong bersifat toksik.
22
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493
23
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493
endapan putih, larutan positif pada pereaksi kemudian ditetesi menggunakan besi (III)
Dragendorf dengan berubahnya larutan klorida, keberadaan tanin dalam sampel di
menjadi warna merah jingga, sedangkan tandai dengan timbulnya warna hijau
larutan positif pada pereaksi Wagner dengan kehitaman.
berubahnya warna larutan menjadi warna
Penyiapan Larva Artemia Salina Leach
coklat.
Penetasan telur Artemia Salina
Pemeriksaan Flavonoid Leach dilakukan dengan cara merendam
Sebanyak 0,5 gram ekstrak sebanyak 30 mg telur Artemia Salina Leach
dimasukkan dalam tabung reaksi, dalam wadah berisi air laut dibawah cahaya
ditambahkan 5 mL etanol dan dipanaskan lampu 25 watt. Telur Artemia Salina Leach
selama 5 menit dalam tabung reaksi. akan menetas dan menjadi larva setelah 24
Selanjutnya ditambahkan 10 tetes HCl jam.
pekat. Kemudian ditambahkan 0,2 gram
Pembuatan Konsentrasi Sampel Uji
serbuk Mg. Adanya flavonoid ditunjukkan
Konsentrasi Larutan uji BSLT adalah
oleh timbulnya warna merah coklat.
1000 μg/mL, 500 μg/mL, 250 μg/mL, l00
Pemeriksaan Steroid/Triterpenoid μg/mL, 10 μg/ml, dan 0 μg/mL (sebagai
0,5 gram ekstrak ditambahkan kontrol negatif). Untuk pembuatan larutan
CH3COOH glacial sebanyak 10 tetes dan stok ekstrak kental etanol 96% ditimbang
H2SO4 pekat sebanyak 2 tetes. Larutan sebanyak 50 mg, kemudian dilarutkan
dikocok perlahan dan dibiarkan selama dengan kedalam air laut sebanyak 50 mL,
beberapa menit. Larutan menjadi positif hingga diperoleh konsentrasi larutan stok
pada triterpenoid jika larutan berubah 1000 μg/ml.
menjadi warna merah atau ungu, dan larutan
Pelaksanaan Uji Toksisitas
positif pada steroid jika larutan berubah
Pada uji toksisitas disiapkan wadah
menjadi warna biru atau hijau.
untuk pengujian, untuk masing - masing
Pemeriksaan Saponin konsentrasi ekstrak sampel membutuhkan 3
Sebanyak 0,5 gram ekstrak wadah dan 1 wadah sebagai kontrol untuk
ditambahkan dengan 10 mL akuades masing – masing pengulangan. Selanjutnya
kemudian dikocok kuat selama kurang lebih pada tiap konsentrasi larutan dimasukan 10
1 menit. Selanjutnya didiamkan selama 10 ekor larva Artemia Salina Leach.
menit dan diamati buih atau busa yang Pengamatan dilakukan selama 24 jam
terbentuk. Keberadaan senyawa saponin terhadap kematian larva Artemia Salina
dalam sampel ditandai dengan terbentuknya Leach, dimana setiap konsentrasi dilakukan
buih yang stabil selama 10 menit dengan 3 pengulangan dan dibandingkan dengan
tinggi 1 - 3 cm. kontrol. Kriteria standar untuk menilai
kematian larva Artemia Salina Leach yaitu
Pemeriksaan Tanin
bila larva Artemia Salina Leach tidak
Sebanyak 0,5 gram ekstrak menunjukkan pergerakkan selama beberapa
ditambahkan dengan 10 mL air panas, detik observasi.
25
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493
26
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493
pengujian dari skrining fitokimia daun binahong dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis).
27
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493
1 0 3 6 10 10 10
2 0 3 6 10 10 10
3 0 4 8 8 9 10
Total 0 10 20 28 29 30
Kematian
Larva
Rata- rata 0 3,3 6,6 9,3 9,6 10
28
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493
Berdasarakan Tabel 2 dapat dilihat antara di dalam dan di luar sel yang
bahwa pada konsentrasi 1000 g/mL adalah menyebabkan senyawa toksik mampu
tingkat kematian tertinggi, dan tingkat menyebar dengan baik ke tubuh larva udang
kematian terendah pada konsentrasi 10 Artemia Salina Leach. Efek kerusakan
g/mL. Untuk tiap konsentrasi dimasukkan metabolisme yang ditimbulkan terjadi secara
larva udang sebanyak 10 ekor, dan cepat dapat dideteksi dalam waktu 24 jam,
dibandingkan dengan kontrol, setelah itu hingga menyebabkan 50% kematian larva
dilakukan perhitungan analisis probit udang Artemia Salina Leach (Raineri,
menggunakan SPPS 23 dan hasilnya yaitu 1981).
97, 797 g/mL. Berdasarkan penelitian
Kesimpulan
Sukandar et al., (2009) pada pengujian
Berdasarkan hasil penelitian yang
toksisitas ekstrak daun pandan wangi,
telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
mendapatkan nilai LC50 < 1000 g/mL
berikut:
sekaligus berpotensi sebagai antikanker.
1) Metabolit sekunder yang terkandung
Suatu ekstrak dinyatakan aktif dan
dalam Ekstrak etanol daun binahong
bersifat toksik jika dapat menyebabkan
(Andredera cordifolia (Ten.) Steenis)
kematian 50% hewan uji pada konsentrasi
yaitu Flavonoid, Steroid, Saponin.
kurang dari 1000 ppm dan bersifat tidak
2) Ekstrak etanol daun binahong
toksik jika ditemukan pada konsentrasi lebih
(Andredera cordifolia (Ten.) Steenis)
dari 1000 ppm, dan kematian larva udang
memiliki potensi toksisitas dengan nilai
Artemia Salina Leach disebabkan
LC50 sebesar 97, 797 µg/mL.
keberadaan senyawa metabolit sekunder
yang bersifat toksik, senyawa toksik yang Saran
ada pada ekstrak dapat masuk melalui Dengan hasil penelitian ini perlu
bagian mulut larva udang Artemia Salina dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
Leach dan diabsorbsi masuk ke dalam mengisolasi senyawa sitotoksik tumbuhan
saluran pencernaan terjadi proses absorbsi sebagai usaha pengembangan obat
melalui membran sel. Setelah proses antikanker mengingat bahwa daun binahong
absorbsi dilanjutkan dengan proses distribusi (Andredera cordifolia (Ten.) Steenis)
senyawa toksik ke dalam tubuh larva udang bersifat toksik.
Artemia Salina Leach, dan terjadi proses
DAFTAR PUSTAKA
kerusakan reaksi metabolisme (Raineri,
1981). Alam, G. 2002. Bhrine Shrimp Letholity
Struktur anatomi tubuh larva udang Test (BSLT) Sebagai Senyawa
Artemia Salina Leach pada tahap naupli Bioaktif dari Bahan Alam. Majalah
Farmasi dan Farmakologi. Jurusan
masih sangat sederhana, yaitu terdiri dari
Farmasi MIPA Universitas
lapisan kulit, mulut, anthena, saluran Hasanuddin. 6(2): 432-435.
pencernaan atau digesti yang masih Apantaku, L.M. 2002, Breast-conseving
sederhana, dan calon thoracopoda. surgery for breast cancer. Am.
Perubahan gradien konsentrasi yang drastis Fam.Physician. 66(12): 2271-2278.
29
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493
30
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493
31