Anda di halaman 1dari 10

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No.

3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN


BINAHONG (Andredera cordifolia (Ten.) Steenis) DENGAN METODE Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT)

Putri Ayu Andany Surbakti1), Edwin De Queljoe1), Widdhi Boddhi1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT
Binahong Leaves (Andredera cordifolia (Ten.) Steenis) is a medicinal plant that can be used for
various treatments one of which is used as an anticancer. One of the earliest methods for
cytotoxic testing is Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). This research aims to determine the
contain of secondary metabolite compounds and the potential toxicity of the leaves binahong.
Result of this research showed that the extract of ethanol leaves binahong contain Flavanoids,
Steroids, Saponins. Leaves binahong has toxicity value with Lethality Concentration 50 (LC 50)
was 97, 797 µg/mL tested using BSLT methods, this show that the extract of ethanol leaves
binahong is toxic.

Keywords: Binahong Leaves, Phytochemical Screening, Toxicity, BSLT, LC50

ABSTRAK
Daun Binahong (Andredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan tanaman obat yang dapat
digunakan untuk berbagai macam pengobatan salah satunya digunakan sebagai antikanker. Salah
satu metode awal untuk uji sitotoksik adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan potensi toksisitas dari daun
binahong. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak etanol daun binahong memiliki
kandungan Flavanoid, Steroid, Saponin. Daun binahong mempunyai nilai toksisitas dengan LC50
sebesar 97, 797 µg/mL menggunakan metode BSLT, hal ini menunjukan bahwa ekstrak etanol
daun binahong bersifat toksik.

Kata kunci: Daun Binahong, Skrining Fitokimia, Toksisitas, BSLT, LC50

22
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN menyembuhkan segala luka dalam dan


Indonesia memiliki sekitar 30.000 khitanan, radang usus, melancarkan dan
spesies tanaman, 940 di antaranya menormalkan peredaran dan tekanan darah,
digunakan sebagai tanaman obat. sembelit, sesak napas, sariawan berat,
Penggunaan tanaman obat sebagai pusing-pusing, sakit perut, menurunkan
pengobatan tradisional merupakan pilihan panas tinggi, menyuburkan kandungan,
pengobatan yang kini makin diminati, maag, asam urat, keputihan, pembengkakan
terlebih lagi dengan kesadaran untuk hati, meningkatkan vitalitas dan daya tahan
kembali ke alam dan juga karena relatif tubuh, dan juga digunakan sebagai
aman dan murah, bahkan dengan antikanker (Manoi, 2009).
perkembangan yang kini ada makin Saat ini penyakit kanker menempati
mendapat perhatian bagi alternatif pelayanan urutan kedua sebagai penyebab kematian
kesehatan. Dari berbagai penelitian, obat setelah penyakit jantung (Apantaku, 2002).
tradisional telah diakui keberadaannya oleh Usaha penyembuhan dengan obat kanker
masyarakat, dengan demikian meningkatkan yang ada saat ini kurang memuaskan selain
manfaat tanaman bagi kesehatan dan efek samping yang besar, harga yang mahal
menciptakan kondisi yang mendorong dan sulit diperoleh. Hal tersebut mendorong
pengembangan obat tradisional (Hendrawati, dilakukannya pencarian sumber baru
2009). senyawa antikanker dari alam.
Salah satu tanaman tradisional yang Salah satu metode awal untuk uji
biasa digunakan oleh masyarakat yaitu daun sitotoksik adalah Brine Shrimp Lethality
Binahong mempunyai nama latin Anredera Test (BSLT). BSLT merupakan salah satu
cordifolia (Ten.) Steenis. Daun Binahong metode yang banyak digunakan untuk
juga mempunyai nama umum dari berbagai pencarian senyawa antikanker baru yang
negara. Di negara Cina binahong dikenal berasal dari tanaman. Metode BSLT telah
dengan nama teng san chi, sedangkan di terbukti memiliki korelasi dengan aktivitas
Inggris nama umum dari binahong yaitu antikanker. Selain itu, metode ini juga
heartleaf madeiravine atau madeira vine. mudah dikerjakan, murah, cepat, dan cukup
Binahong merupakan tumbuhan yang diduga akurat. Suatu ekstrak dinyatakan bersifat
berasal dari Australia, Afrika Selatan, toksik menurut metode BSLT jika memiliki
Hawaii, New Zealand dan Pulau Pasifik LC50 kurang dari 1000 µg/mL. Jika hasil
lainnya. Tumbuhan ini mudah tumbuh di BSLT menunjukkan bahwa ekstrak
dataran rendah maupun dataran tinggi (Pink, tumbuhan bersifat toksik maka dapat
2004). dikembangkan ke penelitian lebih lanjut
Penyakit yang dapat disembuhkan untuk mengisolasi senyawa sitotoksik
dengan menggunakan tanaman ini adalah tumbuhan sebagai usaha pengembangan
kerusakan ginjal, diabetes, pembengkakan obat alternatif anti kanker. Jika hasil uji
jantung, muntah darah, tifus, stroke wasir, BSLT menunjukkan bahwa ekstrak
rhematik, pemulihan pasca operasi, tumbuhan tidak bersifat toksik maka dapat
pemulihan pasca melahirkan, dikembangkan ke penelitian lebih lanjut

23
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

untuk meneliti khasiat-khasiat lain dari Kecamatan Malalayang, Sulawesi Utara.


ekstrak (Meyer et al., 1982). Daun yang diambil adalah daun yang tidak
Skrining fitokimia dalam penelitian terlalu tua atau terlalu muda, daun berwarna
ini bertujuan untuk mengetahui golongan hijau dan segar dengan ukuran daun yang
senyawa yang terkandung pada ekstrak sama (sedang). Daun dipetik satu persatu
etanol daun binahong (Anredera cordifolia secara manual, selanjutnya sampel
(Ten.) Steenis). Skrining fitokimia dibersihkan dan dikeringkan, setelah sampel
merupakan metode yang sederhana, cepat, menjadi kering sampel diblender hingga
serta sangat selektif, yang dapat digunakan sampel halus lalu diayak dengan ayakan
untuk mengidentifikasi golongan senyawa mesh 200.
serta mengetahui keberadaan senyawa-
senyawa aktif biologis yang terdistribusi Ekstraksi Daun
dalam jaringan tanaman (Nohong, 2009). Ekstrak bahan aktif dilkukan dengan
maserasi dengan pelarut etanol 96%. Serbuk
METODOLOGI PENELITIAN Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Bahan dan Alat ditimbang sebanyak 100 gram dan
Bahan yang digunakan dalam dimasukkan ke dalam baker gelas, kemudian
penelitian ini yaitu Daun binahong ditambahkan pelarut hingga volume akhir
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), mencapai 500 mL dengan perbandingan 1 :
CH3COOH glacial, NaOH, aquades, FeCl3, 5 (w/v). Hasil maserasi kemudian disaring
pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorf, dengan kertas saring Whatman 42 sehingga
pereaksi wagner, amonia, natrium dihasilkan filtrat dan residu. Perendaman
hidroksida, asam klorida, serbuk dilakukan 1 kali lagi remaserasi. Filtrat yang
magnesium, asam asetat anhidrat, eter, diperoleh kemudian dipekatkan dengan
magnesium sulfat, asam sulfat, Etanol 96 %, vacum rotary evaporator pada suhu 40 C
kloroform, telur udang Artemia Salina hingga diperoleh ekstrak kental berupa
Leach, air laut. pasta.
Alat yang digunakan dalam
Skrining Fitokimia
penelitian ini yaitu Ayakan mesh 200, kertas
saring whatman 42, cawan petri, tabung Pemeriksaan Alkaloid
reaksi, rak tabung, pipet, baker glass, Sebanyak 0,5 gram ekstrak
timbangan analitik, gelas ukur, Erlemenyer, dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian
pot salep, toples, lup, lampu, batang ditambahkan 2 mL kloroform secukupnya
pengaduk, alumuium foil, rotary dan 10 mL amonia lalu ditambahkan 10
evaporator, blender, spatula, corong, labu tetes H2SO4. Campuran dikocok dan
takar, kertas label, oven, hotplate. dibiarkan hingga membentuk 2 lapisan.
Lapisan H2SO4 dipindahkan dalam 3 tabung
Pengambilan dan Persiapan sampel
reaksi dengan volume masing-masing 2,5
Sampel yang digunakan adalah daun
mL. Ketiga larutan diuji dengan pereaksi
binahong (Anredera cordifolia (Ten.)
Meyer, Dragendorf dan Wagner. Larutan
Steenis), yang diambil di Batu Kota,
positif pada pereaksi Meyer karena adanya
24
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

endapan putih, larutan positif pada pereaksi kemudian ditetesi menggunakan besi (III)
Dragendorf dengan berubahnya larutan klorida, keberadaan tanin dalam sampel di
menjadi warna merah jingga, sedangkan tandai dengan timbulnya warna hijau
larutan positif pada pereaksi Wagner dengan kehitaman.
berubahnya warna larutan menjadi warna
Penyiapan Larva Artemia Salina Leach
coklat.
Penetasan telur Artemia Salina
Pemeriksaan Flavonoid Leach dilakukan dengan cara merendam
Sebanyak 0,5 gram ekstrak sebanyak 30 mg telur Artemia Salina Leach
dimasukkan dalam tabung reaksi, dalam wadah berisi air laut dibawah cahaya
ditambahkan 5 mL etanol dan dipanaskan lampu 25 watt. Telur Artemia Salina Leach
selama 5 menit dalam tabung reaksi. akan menetas dan menjadi larva setelah 24
Selanjutnya ditambahkan 10 tetes HCl jam.
pekat. Kemudian ditambahkan 0,2 gram
Pembuatan Konsentrasi Sampel Uji
serbuk Mg. Adanya flavonoid ditunjukkan
Konsentrasi Larutan uji BSLT adalah
oleh timbulnya warna merah coklat.
1000 μg/mL, 500 μg/mL, 250 μg/mL, l00
Pemeriksaan Steroid/Triterpenoid μg/mL, 10 μg/ml, dan 0 μg/mL (sebagai
0,5 gram ekstrak ditambahkan kontrol negatif). Untuk pembuatan larutan
CH3COOH glacial sebanyak 10 tetes dan stok ekstrak kental etanol 96% ditimbang
H2SO4 pekat sebanyak 2 tetes. Larutan sebanyak 50 mg, kemudian dilarutkan
dikocok perlahan dan dibiarkan selama dengan kedalam air laut sebanyak 50 mL,
beberapa menit. Larutan menjadi positif hingga diperoleh konsentrasi larutan stok
pada triterpenoid jika larutan berubah 1000 μg/ml.
menjadi warna merah atau ungu, dan larutan
Pelaksanaan Uji Toksisitas
positif pada steroid jika larutan berubah
Pada uji toksisitas disiapkan wadah
menjadi warna biru atau hijau.
untuk pengujian, untuk masing - masing
Pemeriksaan Saponin konsentrasi ekstrak sampel membutuhkan 3
Sebanyak 0,5 gram ekstrak wadah dan 1 wadah sebagai kontrol untuk
ditambahkan dengan 10 mL akuades masing – masing pengulangan. Selanjutnya
kemudian dikocok kuat selama kurang lebih pada tiap konsentrasi larutan dimasukan 10
1 menit. Selanjutnya didiamkan selama 10 ekor larva Artemia Salina Leach.
menit dan diamati buih atau busa yang Pengamatan dilakukan selama 24 jam
terbentuk. Keberadaan senyawa saponin terhadap kematian larva Artemia Salina
dalam sampel ditandai dengan terbentuknya Leach, dimana setiap konsentrasi dilakukan
buih yang stabil selama 10 menit dengan 3 pengulangan dan dibandingkan dengan
tinggi 1 - 3 cm. kontrol. Kriteria standar untuk menilai
kematian larva Artemia Salina Leach yaitu
Pemeriksaan Tanin
bila larva Artemia Salina Leach tidak
Sebanyak 0,5 gram ekstrak menunjukkan pergerakkan selama beberapa
ditambahkan dengan 10 mL air panas, detik observasi.

25
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

Analisis Data Setelah daun kering, dilakukan


Data hasil penelitian akan diolah dan tahapan pembuatan serbuk simplisia kering
disajikan dalam bentuk tabel. Data dari uji (penghalusan) dengan cara diblender,
toksisitas akan dianalisis dengan analisis
kemudian diayak dengan ayakan mesh 200
regresi linier menggunakan SPSS 23 untuk
bertujuan agar serbuk simplisia yang
menentukan nila LC50.
diperoleh homogen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi
Penyiapan Sampel Serbuk simplisia daun binahong
Tanaman yang digunakan adalah kemudian diekstraksi dengan metode
daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) maserasi. Serbuk simplisia daun binahong
Steenis) yang diambil di daerah Batu Kota, yang digunakan 100 gram dan diekstraksi
Manado, Sulawesi Utara. Pada penelitian ini dengan pelarut etanol 96% selama 5 hari dan
daun yang dipetik/diperoleh adalah daun dilakukan remaserasi 1 kali selama 2 hari.
binahong dengan batang yang berwarna Pemilihan metode maserasi dikarenakan
merah. Daun yang diambil adalah daun yang metode maserasi sangat menguntungkan
tidak terlalu tua atau terlalu muda, daun dalam isolasi senyawa bahan alam karena
berwarna hijau dan segar dengan ukuran selain murah dan mudah dilakukan, dengan
daun yang sama (sedang). Daun dipetik satu perendaman sampel tumbuhan akan terjadi
persatu secara manual. Setelah daun pemecahan dinding dan membran sel akibat
diperoleh kemudian dilakukan sortasi dan perbedaan tekanan antara di dalam dan di
pencuncian, serta pengeringan. luar sel, sehingga metabolit sekunder yang
Tujuan dari sortasi dan pencucian ada di dalam sitoplasma akan terlarut dalam
adalah untuk memisahkan benda-benda pelarut (Harbone, 1987). Setelah dilakukan
asing seperti bagian-bagian tanaman yang ekstraksi, ekstrak yang diperoleh
tidak diinginkan dan kotoran lain yang dimasukkan kedalam alat rotary evaporator
masih tertinggal pada daun dengan bertujuan untuk memekatkan konsentrasi
menggunakan air bersih yang mengalir. larutan sehingga didapatkan larutan dengan
Sebelum dilakukan pengeringan terlebih konsentrasi yang lebih tinggi (ekstrak
dulu dilakukan perajangan yang bertujuan kental). Ekstrak kental daun binahong
untuk mempermudah proses pengeringan, (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
karena semakin tipis atau kecil daun maka ditimbang sebanyak 12,6 gram.
semakin cepat proses penguapan, kemudian
Skrining Fitokimia
pengeringan dilakukan dengan cara
Skrining fitokimia dilakukan berdasarkan
dikeringkan pada suhu kamar, bukan di
metode Harbone (1987), dan dilakukan 5
bawah sinar matahari tapi hanya diangin-
pengujian untuk senyawa kimia yakni
anginkan. Tujuan pengeringan ialah untuk
Alkaloid, Flavonoid, Steroid/Tripterpenoid,
mendapatkan simplisia yang tidak mudah
Tanin, Saponin. Skrining fitokimia bertujuan
rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu
untuk mengetahui senyawa-senyawa
yang lebih lama.
metabolit sekunder pada tanaman. Hasil

26
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

pengujian dari skrining fitokimia daun binahong dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis).

Senyawa Metabolit Hasil Pengujian Perubahan Yang Terjadi

Alkaloid Positif (Meyer) Meyer (Putih, ada endapan


Negatif (Dragendrof) putih), Dragendrof (Kuning
Negatif (Wagner) pucat), Wagner (Kuning
terang)

Flavonoid Positif Warna merah cokelat

Steroid/ Positif Hijau (Steroid)


Triterpenoid

Saponin Positif Terbentuknya buih atau


busa

Tanin Negatif Warna merah kecoklatan

Skrining fitokimia dilakukan untuk sedangkan skrining fitokimia positif pada


mengetahui adanya senyawa metabolit saponin, terbentuknya buih atau busa, hal ini
sekunder pada daun binahong (Anredera dikarenakan saponin merupakan senyawa
cordifolia (Ten.) Steenis), dan metabolit yang memiliki gugus polar dan nonpolar
sekunder yang diperoleh positif yaitu bersifat aktif permukaan sehingga ketika
flavonoid dan terjadi perubahan warna saponin dikocok dapat membentuk buih atau
merah cokelat, berdasarkan penelitian busa.
Seniwaty et al., (2009) hasil positif pada Menurut Setiawan (2013) sampel
flavonoid pada skrining fitokimia pada dikatakan mengandung alkaloid jika reaksi
tanaman lidah ular terjadi perubahan warna positif yang membentuk endapan sekurang-
larutan menjadi merah cokelat, hal ini kurangnya dua reaksi dari golongan reaksi
dikarenakan terbentuknya garam flavilium. pengendapan yang dilakukan. Dan dari hasil
Skrining fitokimia daun binahong pengujian pada alkaloid, dari 3 golongan
pada steroid positif karena adanya reaksi pengendapan yang dilakukan, hanya 1
perubahan warna hijau, hal ini dikarenakan yang menghasilkan positif (pereaksi meyer),
terjadi reaksi antara steroid dan asam asetat maka untuk pengujian alkaloid, diperoleh
yang menghasilkan kompleks asetil steroid, hasil negatif atau daun binahong tidak

27
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

mengandung alkaloid. Ketiga senyawa


metabolit sekunder yang diperoleh dalam
pengujian ini dapat memberikan efek laut buatan yang dibuat dengan cara
farmakologi pada manusia. melarutkan 20 gram garam non yodium
kedalam 1 liter aquades, kemudian larva
Uji toksisitas dengan Metode Brine
udang menetas. Setelah 48 jam larva udang
Shimp Lethaly Test (BSLT)
dipindahkan dalam wadah tiap-tiap
Pengujian toksisitas dilakukan
konsentrasi, saat dilakukan pengenceran, air
dengan metode BSLT (Brine Shrimp
laut juga diganti dengan air laut buatan. Hal
Lethality Test) menggunakan Larva udang
ini dikarenakan untuk menyesuaikan
Artemia Salina Leach. Konsentrasi untuk
lingkungan hidup dari larva udang, karena
tiap perlakuan ada terbagi atas 1000, 500,
air yang digunakan untuk penetasan yaitu air
250, 100, 10 g/mL dan kontrol negatif.
laut buatan maka saat perlakuan untuk tiap
Namun dalam hal ini, saat penelitian
konsentrasi dibuat sama yaitu air laut
didapatkan kendala, dimana saat akan
buatan. Setelah larva diberikan pengujian
dilakukan penetasan untuk telur larva udang
dan diamati selama 24 jam, hasilnya dapat
tidak menetas, sehingga peneliti mengganti
dilihat pada Tabel 2.
telur larva udang yang baru dan air laut
dengan air

Pengujian Kontrol Jumlah Kematian Setiap Konsentrasi


Negatif
10 g/mL 100 g/mL 250 g/mL 500 g/mL 1000 g/mL

1 0 3 6 10 10 10

2 0 3 6 10 10 10

3 0 4 8 8 9 10

Total 0 10 20 28 29 30
Kematian
Larva
Rata- rata 0 3,3 6,6 9,3 9,6 10

Presentase 0 33% 66% 93% 96% 100%


Kematian

28
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

Berdasarakan Tabel 2 dapat dilihat antara di dalam dan di luar sel yang
bahwa pada konsentrasi 1000 g/mL adalah menyebabkan senyawa toksik mampu
tingkat kematian tertinggi, dan tingkat menyebar dengan baik ke tubuh larva udang
kematian terendah pada konsentrasi 10 Artemia Salina Leach. Efek kerusakan
g/mL. Untuk tiap konsentrasi dimasukkan metabolisme yang ditimbulkan terjadi secara
larva udang sebanyak 10 ekor, dan cepat dapat dideteksi dalam waktu 24 jam,
dibandingkan dengan kontrol, setelah itu hingga menyebabkan 50% kematian larva
dilakukan perhitungan analisis probit udang Artemia Salina Leach (Raineri,
menggunakan SPPS 23 dan hasilnya yaitu 1981).
97, 797 g/mL. Berdasarkan penelitian
Kesimpulan
Sukandar et al., (2009) pada pengujian
Berdasarkan hasil penelitian yang
toksisitas ekstrak daun pandan wangi,
telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
mendapatkan nilai LC50 < 1000 g/mL
berikut:
sekaligus berpotensi sebagai antikanker.
1) Metabolit sekunder yang terkandung
Suatu ekstrak dinyatakan aktif dan
dalam Ekstrak etanol daun binahong
bersifat toksik jika dapat menyebabkan
(Andredera cordifolia (Ten.) Steenis)
kematian 50% hewan uji pada konsentrasi
yaitu Flavonoid, Steroid, Saponin.
kurang dari 1000 ppm dan bersifat tidak
2) Ekstrak etanol daun binahong
toksik jika ditemukan pada konsentrasi lebih
(Andredera cordifolia (Ten.) Steenis)
dari 1000 ppm, dan kematian larva udang
memiliki potensi toksisitas dengan nilai
Artemia Salina Leach disebabkan
LC50 sebesar 97, 797 µg/mL.
keberadaan senyawa metabolit sekunder
yang bersifat toksik, senyawa toksik yang Saran
ada pada ekstrak dapat masuk melalui Dengan hasil penelitian ini perlu
bagian mulut larva udang Artemia Salina dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
Leach dan diabsorbsi masuk ke dalam mengisolasi senyawa sitotoksik tumbuhan
saluran pencernaan terjadi proses absorbsi sebagai usaha pengembangan obat
melalui membran sel. Setelah proses antikanker mengingat bahwa daun binahong
absorbsi dilanjutkan dengan proses distribusi (Andredera cordifolia (Ten.) Steenis)
senyawa toksik ke dalam tubuh larva udang bersifat toksik.
Artemia Salina Leach, dan terjadi proses
DAFTAR PUSTAKA
kerusakan reaksi metabolisme (Raineri,
1981). Alam, G. 2002. Bhrine Shrimp Letholity
Struktur anatomi tubuh larva udang Test (BSLT) Sebagai Senyawa
Artemia Salina Leach pada tahap naupli Bioaktif dari Bahan Alam. Majalah
Farmasi dan Farmakologi. Jurusan
masih sangat sederhana, yaitu terdiri dari
Farmasi MIPA Universitas
lapisan kulit, mulut, anthena, saluran Hasanuddin. 6(2): 432-435.
pencernaan atau digesti yang masih Apantaku, L.M. 2002, Breast-conseving
sederhana, dan calon thoracopoda. surgery for breast cancer. Am.
Perubahan gradien konsentrasi yang drastis Fam.Physician. 66(12): 2271-2278.

29
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

Bougis, P. (1979). Marine Plankton Universitas Gadjah Mada,


Ecology. American Elsevier Yogyakarta.
Publishing Copany, New York. Nohong. 2009. Skrining Fitokimia
Badan POM RI. 2008. Direktorat Obat Asli Tumbuhan Ophiopogon jaburan
Indonesia. Badan POM, Jakarta. Lodd dari Kabupaten Kolaka
Gunawan, S. G. 2007. Farmakologi dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal
Terapi Edisi 5. Departement Pembelajaran Sains. 5(2): 172-178.
Farmakologi dan Terapeutik FK UI, Pissuthanan, S., dkk. 2004. Brine Shrimp
Jakarta. Lethality Activity of Thai Medicinal
Gritter, R. J. 1991. Pengantar Kromatografi. Plants in the Family Melioceoce.
ITB, Bandung. Naresuan University Joumal. 12(2):
Harbone, J.B.1987. Metode Fitokimia 13-18.
Penuntun Cara Modern Pink A. 2004. Gardening for the million.
Menganalisis Tumbuhan. ITB, Project Gutenberg Literary Archive.
Bandung. Paget, G. E. 1970. Method In Toxicology.
Hendrawati A. R. S. 2009. Uji Toksisitas Blackwell Scientific Publication
Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi Oxford and Edinburgh, England.
(Ocimum sanctum Linn.) Terhadap Raineri, M. Histochemical Localization of
Artemia salina Leach Dengan Chitin in Larvae of Artemia salina
Metode Brine Shrimp Lethality Test Leach (Phyllopoda). 1981. Italian
(BSLT). Skripsi: Universitas Journal of Zoology 48 (2): 139 -141.
Diponegoro, Semarang. Rice, S. A., Maness, I. B. 2009. Brine
Khrisnaraju A. V., Rao dan Sundraraju, A. Shrimp Bioassoy: A Usefull
2005. Assestment of Biooctivity of Technique in Biological
Indian Medical Plants tlsing Brine Investigatiozs. The American Biology
Shrimp (Artemia salina) Lethality Teacher [Serial Online]. 66(3):208-
Assay. lnternational Journal Applied 215.
Science and Engineering. 2: 125- Rossiana, Nia. 2006. Uji Toksisitas Limbah
134. Cair Tahu Sumedang Terhadap
Mansyur. 2004. Toxycology Efek - Efek Reproduksi Daphnia carinata King.
Yang Tidak Diinginkan. USU digital Skripsi: Universitas Padjajaran,
library, Medan. Bandung.
Manoi, F. 2009. Binahong (Anredera Setiawan, P.Y.B. 2013. Penerapan Metode
cordifolia) Sebagai Obat. Badan Simplex Lattice Design Dalam
Penelitian dan Pengembangan penentuanh Komposisi Etanol- Air
Pertanian, Jakarta. Pada Proses Ekstraksi Daun Pepaya
Meyer, B. N., Ferrigni, Putnam, J. E., (Carica Papaya) Dengan Respon
Jacobsen, L. B., Nichols dan Aktivitas Larvasida Nyamuk Aedes
Mclaughin. 1982. Brine Shrimp: A Aegypti. Skripsi: Universitas Gadjah
Cowenient General Bioassay for Mada, Yogyakarta.
Active Plant Constituenls. Planta Seniwaty., Raihanah., Nugraheni. I.K.,
Medica. 45: 31-34. Umaningrum. D. 2009. Skrining
Ngatidjan. 1997. Metode Laboratorium Fitokimia Dari Alang-Alang
dalam Toksikologi. Pusat Antar (Imperata Cylindrica L. Beauv) Dan
Universitas Bioteknologi Lidah Ular (Hedyotis Corymbosa L.

30
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

Lamk). Sains dan Terapan Kimia.


3(2): 124-133.
Sukandar, D., Hermanto. S., Lestari. E.
2009. Uji Potensi Aktivitas Anti
Kanker Ekstrak Daun Pandan Wangi
(Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Dengan Metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT). Jurnal Karya
Tulis Ilmiah. 11(1): 32-38.
Suyanto, D. 2009. Khasiat Binahong
[online].
Tersedia:http;//carahidup.um.ac.id./a
uthor /didik-suyanto/page37/[8 maret
2011].
Walters, S.M. 1989. The European Garden
Flora Dicotyledons (part 1).
Cambridge University Press,
Cambridge.
Warren Photographics.
http://www.warrenphotographic.co.u
k/05378-brine-shrimp-female-with-
eggs. [20 Juli 2016].

31

Anda mungkin juga menyukai