Anda di halaman 1dari 5

p-ISSN 1907-9850

e-ISSN 2599-2740

ANALISIS SENYAWA HALUSINOGEN DALAM MINUMAN MAGIC MUSHROOM (Psilocybin


baeocystis) YANG BEREDAR DI KAWASAN KUTA-BALI

N. M. Suaniti*, O. Ratnayani , S. A. Sari

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali


*Email: madesuaniti@unud.ac.id
_________________________________________________________________________

ABSTRAK
Sampel minuman magic mushroom telah diekstraksi dengan metode SPE menggunakan pelarut metanol dan
dianalisis dengan kromatografi gas-spektrofotometer massa (GC-MS). Hal ini menghasilkan tiga puncak spektrum
dengan spektrum dominan yang diidentifikasi sebagai senyawa halusinogen psilosin dengan waktu retensi 21,08
menit dan kelimpahan sebesar 80,53%. Melalui penelitian ini diperoleh metode ekstraksi senyawa halusinogen
psilosin dalam minuman magic mushroom dan deteksi secara optimal dengan kromatografi gas, sehingga dapat
diterapkan dalam analisis kasus penyalahgunaan magic mushroom yang beredar di Kawasan Kuta-Bali.

Kata kunci: magic mushroom, halusinogen, psilosin, pilosibin, SPE, GC-MS, forensik.

ABSTRACT
Magic mushrooms beverage samples have been extracted by SPE method using methanol and analyzed by
gas chromatography-mass spectrophotometer (GC-MS). This results is a spectrum with three peaks were identified
as the dominant spectrum of hallucinogenic compounds psilosin with retention time 20.08 minutes and an abundance
of 80.53%. Through this study were obtained extraction method psilosin hallucinogenic compounds in beverages
magic mushrooms and optimal detection with gas chromatography, so that the analysis can be applied in the case of
misuse of magic mushrooms in circulation in the area of Kuta-Bali.

Keywords: magic mushroom, halusinogenic, psilocybe, psilocybin, SPE, GC-MS, forensic.

PENDAHULUAN Magic mushroom dapat memberikan


efek halusinasi karena mengandung senyawa
Magic mushroom atau jamur ajaib
psilosibin dan psilosin yang merupakan senyawa
adalah kelompok jamur halusinogen yang
kimia halusinogen (Hofmann, 1958). Efek
termasuk dalam genus Psilocybe. Jamur ini
halusinasi yang ditimbulkan oleh magic
mempunyai tudung kepala botak dan hidup di
mushroom berbeda-beda pada tiap penggunanya
daerah lembab seperti jamur pada umumnya, di
yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia,
sekitar tinja hewan herbivora (sapi, kuda,
aktivitas, dosis, cara pajanan, perasaan
kerbau, dan lain-lain) yang telah diproses oleh
pengguna, postur tubuh dan kemampuan
bakteri (Barry, 2005). Jamur ini telah lama
metabolisme tiap individu. Faktor-faktor tersebut
digunakan oleh bangsa asli Mesoamerika dalam
juga mempengaruhi secara kuantitatif kadar
pertemuan agama, ritual ketuhanan, dan
senyawa psilosibin dan psilosin yang dapat
penyembuhan. Pada masa modern seperti
dianalisis di dalam tubuh pasca konsumsinya
sekarang ini, konsumsi magic mushroom
(Leary, 2000). Penelitian yang dilakukan
dilakukan dengan lebih kreatif, dengan
psikolog Amerika, Timothy Leary, mengenai
mencampurkannya dalam makanan maupun
efek dari obat psikedelik yang terangkum dalam
minuman (Matsushima, et al., 2009). Hingga
Harvard Psilocybin Project menjelaskan bahwa,
saat ini, senyawa psilocybin yang terkandung
efek dari senyawa psilosibin dan psilosin
didalamnya telah disintesis dan digunakan dalam
tersebut terlihat 10-40 menit setelah konsumsi,
kepentingan ilmu kedokteran sebagai obat
dan berakhir 2-6 jam tergantung pada faktor
penghilang rasa sakit dan terapi penyembuhan
yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam waktu
kanker akut.
24 jam, sekitar 65% dari psilosibin yang diserap

92
Analisis Senyawa Halusinogen dalam Minuman Magic Mushroom (Psilocybin Baeocystis)
yang Beredar di Kawasan Kuta-Bali
(N. M. Suaniti, O. Ratnayani , S. A. Sari)

diekskresikan bersama urin, dan 15-20% lebih Selanjutnya hasil analisis yang didapat dalam
diekskresikan dalam empedu dan bentuk kromatogram atau pemisahan dan
feses. Meskipun sebagian besar psilosibin yang fragmen ion diinterpretasikan secara kimia.
tersisa hilang dengan cara tersebut dalam waktu
8 jam, namun beberapa metabolit psilosin masih MATERI DAN METODE
terdeteksi dalam urin setelah 7 hari (Leary,
Bahan
2000).
Ada banyak metode yang tersedia dalam Bahan-bahan yang digunakan dalam
literatur untuk analisis psilosibin dan psilosin penelitian ini yaitu Magic mushroom, larutan
dalam spesimen biologi. Ekstraksi sampel magic fast blue BB, pereaksi marquis, asam klorida,
mushroom murni yang paling umum adalah asam asetat glasial, larutan formaldehid,
menggunakan teknik maserasi dengan metanol metanol, air distilat, buffer Fosfat 100 mM (pH
dengan pertimbangan sifat polar dari senyawa 6), amonium hidroksida 4%, dan etil asetat.
psilosibin dan psilosin itu sendiri (Tiscione, et
al., 2006). Ekstraksi untuk analisis kuantitatif Peralatan
senyawa psilosibin dan psilosin dari bubuk Alat-alat yang digunakan adalah
kering jamur dilakukan dengan perendaman catridge, peralatan gelas yang biasa digunakan
selama 12 jam dalam metanol merupakan dalam laboratorium dan GC-MS.
metode dengan hasil yang paling optimal (Beug
dan Bigwood, 1981). Cara Kerja
Eksposur Magic mushroom dapat Ekstraksi Magic Mushroom
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya Beberapa spesimen jamur kering
melalui pajanan minuman. Albert, et al. (2011) dihaluskan dengan mortar dan di masukkan
melaporkan bahwa tes presumtif untuk dalam tabung reaksi. Kemudian di tambahkan 1-
mengetahui keberadaan senyawa halusinogen 2 mL metanol dan di kocok selama 5 menit.
yang terkandung dalam Magic mushroom adalah
dengan menggunakan uji warna Marquist dan Ekstraksi Minuman Magic Mushroom
Weber. Perubahan warna menjadi oranye pada Minuman magic mushroom diekstraksi
Tes Marquist menandakan keberadaan Psilocy- menggunakan metode Solid Phase Extraction
bin sedangkan perubahan warna menjadi hijau (SPE) dengan pelarut metanol. Sampel minuman
kecoklatan menandakan positif psilocin. Uji ditambahkan 3 mL larutan buffer Fosfat 100 mM
positif Psilocybin dan psilocin pada tes Weber pH 6. Kemudian diaduk hingga tercampur
adalah perubahan warna menjadi oranye homogen menggunakan vortex. Kolom SPE
kemerahan, kemudian pemastian dengan tetesan (UCT, Inc) dikondisikan bersih dengan cara
HCl yang menunjukkan perubahan warna dicuci menggunakan 1 x 3 mL metanol, 1 x 3
menjadi biru kehijauan. Metode yang digunakan mL air distilat, dan 1x 3 mL larutan buffer
dalam analisis Magic mushroom adalah dengan Fosfat 100 mM (pH 6). Sampel minuman yang
Solid Phase Extraction (SPE) yang kemudian telah mengalami perlakuan awal kemudian
dilanjutkan dengan uji pemastian instrumentasi dimasukkan ke dalam kolom ekstraksi yang telah
menggunakan GC-MS (Albert, et al., 2011). berisi ekstralut. Sampel minuman tersebut
Berdasarkan latar belakang di atas dimasukkan ke dalam kolom secara perlahan
diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang sekitar 2 mL/menit. Kemudian dicuci kembali
begitu luas, namun menyadari adanya menggunakan air distilat dan metanol masing-
keterbatasan waktu dan kemampuan, maka masing 3 mL. Selanjutnya sampel dielusi dengan
penulis memandang perlu memberi batasan 3 mL etil asetat 2% yang mengandung amonium
masalah secara jelas dan terfokus pada ekstraksi hidroksida 2% untuk analisis senyawa psilosin,
senyawa halusinogen psilosin dalam minuman sedangkan untuk analisis senyawa psilosibin,
yang mengandung magic mushroom yang sampel minuman di elusi dengan 3 mL metanol
beredar di kawasan Kuta-Bali dan mendeteksi yang mengandung amonium hidroksida 4%.
keberadaannya menggunakan GC-MS. Eluat yang tertampung diuapkan sampai kering

93
JURNAL KIMIA 12 (1), JANUARI 2018: 92-96

secara terpisah pada suhu < 40oC. Selanjutnya,


eluat kering ditambahkan 100µL metanol untuk
kemudian dianalisis dengan GC-MS.

Analisis dengan GC-MS


Sebanyak 1 μL ekstrak metanol Magic
mushroom dan minuman Magic mushroom
dianalisis menggunakan GC-MS Tandem MS
Agilent 19091S-433 yang dioperasikan dengan
kolom kaca panjang Silika fused, chemically
bonded, kolom kapiler 30 m, diameter 250 μm
dengan fasa diam CP-Sil 5CB pada suhu oven Gambar 2. Spektogram fragmentasi massa
terprogram antara 70-270oC ditingkatkan senyawa puncak 1
10oC/menit, gas pembawa Helium bertekanan
8,80 psi, total laju 23,6 mL/menit dan split ratio Gambar 2 menunjukkan spektogram fragmentasi
Splitless 20:1. massa senyawa psilosin pada puncak 1 dengan
kelimpahan 80.53%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Puncak 1 dengan waktu retensi 20,08
Data kromatogram dalam minuman
menit dan kelimpahan sebesar 80,53%
Magic Mushroom menggunakan kromatografi
menghasilkan spektrum massa yang
gas diperoleh 3 (tiga) puncak senyawa dengan
menunjukkan adanya ion molekul (M+) pada m/z
kelimpahan dominan ditunjukkan oleh senyawa
281 dan juga sebagai puncak dasar spektrum
puncak pertama. Data kromatogram tersebut
massa puncak 1. Ion molekul (M+) pada m/z 281
menentukan pola fragmentasi dari masing-
menunjukkan bahwa senyawa pada puncak 1
masing senyawa kemudian pola fragmentasi dan
memiliki berat molekul sebesar 281. Berat
puncak dasar yang khas dapat dijadikan acuan
molekul puncak 1 yang ganjil menunjukkan
untuk menentukan struktur dari masing-masing
bahwa senyawa pada puncak 1 mengandung
senyawa. Gambar 1 menunjukkan hasil
komponen atom N atau jumlah atom N genap.
kromatogram minuman Magic Mushroom.
Rumus molekul yang paling mungkin
Berdasarkan data kromatogram, puncak
berdasarkan Tabel Beynon adalah C12H16N2O
paling dominan terdapat pada puncak pertama.
dan berdasarkan pendekatan database dengan
Hasil analisis menggunakan GC-MS
melihat berat molekul, puncak 1 adalah senyawa
menunjukkan bahwa senyawa kimia yang
Psilosin.
terkandung dominan Psilosin.
Kromatogram minuman Magic
Mushroom menunjukkan hasil yang sangat
dominan terhadap senyawa halusinogen psilosin,
yaitu dengan kelimpahan 80,53%. Bila
dibandingkan dengan kromatogram Magic
Mushroom alami sebagai pedoman, waktu
retensi yang dibutuhkan untuk deteksi senyawa
psilosin mempunyai kesamaan yang spesifik
yaitu pada menit ke 21.08. Hal ini menunjukkan
bahwa minuman Magic Mushroom yang beredar
di kawasan Kuta-Bali terdeteksi mengandung
senyawa halusinogen psilosin. Metode ekstraksi
menggunakan SPE dengan pelarut metanol
Gambar 1. Hasil kromatogram minuman terbukti dapat digunakan dengan optimal dalam
Magic Mushroom analisis senyawa halusinogen yang terkandung
pada Magic Mushroom.

94
Analisis Senyawa Halusinogen dalam Minuman Magic Mushroom (Psilocybin Baeocystis)
yang Beredar di Kawasan Kuta-Bali
(N. M. Suaniti, O. Ratnayani , S. A. Sari)

Tabel 1. menunjukkan hasil analisis dimetabolisme menjadi psilocin melalui proses


komposisi kimia senyawa penyusun minuman defosforilasi. Psilocin mengalami deaminasi
Magic Mushroom menggunakan GC-MS. untuk menghasilkan asam 4-hydroxyindole-
acetic, dan juga membentuk glukuronida oleh
Tabel 1. Senyawa dalam kromatogram reaksi dengan asam glukuronat pada gugus 4-
minuman Magic Mushroom hidroksi pada molekul psilocin (Hacket et al,
Pun- Waktu Kelimpa Senyawa 2011).
cak Retensi -han Kelimpahan Psilosin sekitar 80% pada
(menit) (%) waktu retensi 21,08 menit menandakan
1 21.08 80.53 Psilosin konsentrasi paling tinggi terkandung dalam
2 21.50 6.11 Psilosin magic mushroom. Hal ini telah dilaporkan oleh
Leung dan Paul bahwa selain psilosin juga ada
Asam
3 21.88 13.29 senyawa baeosistin dan norbaeosistin dalam
oktadekadionik
ekstrak magic mushroom yang dianalisis dengan
HPLC. Dilaporkan pula bahwa konsentrasi
Psilosin dalam Tabel 1 dapat juga
masing-masing senyawa kimia psikoaktif yang
dikonversi dari Psilosibin di dalam hati yang
terkandung dalam Psilocybe baeocystis adalah
kemudian dieksresikan bersama urin, atau lebih
0,15-0,85% psilosibin, 0,59% psilosin, dan 0,10
jauh dikonversi menjadi berbagai metabolit
% baeosistin (Beug dan Bigwood, 1981).
psilosin seperti digambarkan dalam Gambar 3
(Passie, et al., 2002).
Magic mushroom bersifat psikoaktif,
SIMPULAN DAN SARAN
yaitu suatu bahan yang mengandung zat yang
bekerja secara selektif terutama pada otak Simpulan
sehingga dapat menimbulkan perubahan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perilaku, emosi, persepsi dan kesadaran sistem metode ekstraksi menggunakan SPE dengan
saraf otak (Matsushima, et al., 1991). pelarut metanol dapat digunakan secara optimal
Kandungan pada magic mushroom ditemukan untuk analisis senyawa halusinogen dalam
memiliki kesamaan struktural dengan minuman Magic Mushroom. Terdeteksi senyawa
neurotransmitter serotonin, sehingga memiliki halusinogen di dalam sampel Magic Mushroom
potensi halusinogen yang sangat tinggi (Passie et dan minuman Magic Mushroom yaitu psilosin
al, 2002). dengan waktu retensi terdeteksi pada sampel
sesuai dengan NIST02 Database yaitu pada
21.08 menit dengan kelimpahan 80,53%.

Saran
Agar lebih meningkatkan upaya
sampling, diantaranya meliputi jumlah dan
variasi spesies Magic Mushroom yang akan
dianalisis agar didapat data lebih spesifik. Perlu
dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai
metode ekstraksi lainnya agar didapat
perbandingan yang lebih akurat mengenai
efisiensi hasil analisis.
Gambar 3 Berbagai metabolit psilosisbin
yang dieksresikan bersama urin
(Passie, et al., 2002) UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
Berdasarkan reaksi tersebut psilocybin kepada Dra. Ni Made Puspawati, M.Phil. Ph.D,
yang terkandung dalam magic mushroom Dr. I Nengah Wirajana, S.Si., M.Si., Ni Komang

95
JURNAL KIMIA 12 (1), JANUARI 2018: 92-96

Ariati, S.Si., M.P. atas bimbingan dan pc/chapter6.html) diakses pada 27


koreksinya dalam penyusunan jurnal ilmiah ini. September 2013 pukul 19.45 WITA.
Kepala beserta staff Lab. Forensik POLRI Leary, Timothy. 2000. The Psychedelic
Cabang Denpasar atas fasilitas laboratorium Experience: A Manual Based on the
yang diberikan; serta semua pihak yang telah Tibetan Book of the Dead (Citadel
membantu penelitian ini. Underground). Citadel.
Leung, A.Y., Paul, A.G., 1968, Baeocystin and
DAFTAR PUSTAKA Norbaeocystin: New Analogs of
Psilocybin from Psilocybe
Albert, A. Elian., Jeffrey, Hackett., Michael, J.
baeocystis. Journal of Pharmaceutical
Telepchak., 2011, Analysis of
Sciences 57 (10): 1667–1671 di akses
Psilocybin and Psilocin in Urine Using
pada 29 September 2013 pukul 14.33
SPE and LC-Tandem Mass
WITA.
Spectrometry, Lcgc North America, 9
Matsushima Y, Eguchi F, Kikukawa T, Matsuda
(9).
T, 2009, "Historical overview of
Barry, Massey, 2005, "Growing hallucinogenic
psychoactive mushrooms". Inflam-
mushrooms not illegal, state appeals
mation and Regeneration 29 (1): 47–
court rules". Free New Mexican. Santa
58.
Fe New Mexican. Archived from the
Passie, Torsten, Juergen Seifert, Udo Schneider,
original on 1 July 2006.
Hinderk M. Emrich, 2002, The
Beug, W., & Bigwood, J., 1981, Variation Of
Pharmacology of psilocybin, J.
Psilocybin And Psilocin Levels With
Addiction Biologi 7 : 357-354
Repeated Flushes (Harvests) Of Mature
Tiscione, Nicholas B., Miller, Mattheu, 2006,
Sporocarps Of Psilocybe Cubensis
Psilocin Identified in a DUID
(Earle) Singer, Journal of
Investigation, Journal of Analytical
Ethnopharmacology 5, Washington.
Toxicology, 30, Florida Department of
Hacket, Jeffrey, Albert A. Elian, Michael J.
Law Enforcement
Telepchak, 2011, LCGC North America
29 (9) : 854 - 859
Hofmann, Albert., 1958, LSD: My Problem
Child - Chapter 6.2: Psilocybin and
Psilocyn.(http://www.maps.org/books/m

96

Anda mungkin juga menyukai