Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ETIKA

MAKALAH PENYIMPANGAN DISTRIBUSI OBAT OLEH


BPOM

DOSEN PENGAMPU:
Dra. Pudiastuti R.S.P,MM., Apt

Oleh :

Nama : Bima Nur Priambudi


NIM : 24185547A
TEORI : 3

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

2020
STUDI KASUS PENYIMPANGAN DISTRIBUSI OBAT OLEH BPOM

 Kasus :
Lebih dari 53 miliar rupiah kosmetik ilegal, obat tradisional ilegal, dan pangan
olahan ilegal disita Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Badan POM di empat
gudang pengiriman barang di daerah Jakarta Utara dan Jakarta Selatan pada Senin
malam (09/12).
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito menyebutkan bahwa pelaku diduga
melakukan kejahatan peredaran kosmetik, obat tradisional, dan pangan olahan ilegal
dengan modus penjualan melalui jasa pengiriman kurir oleh PT Boxme Fullfillment
Centre dan penjualan melalui e-commerce (online) oleh PT 2WTRADE. “Sesuai
perjanjian kerja sama, PT Boxme Fullfillmet Centre menerima pesanan barang dari
PT 2WTRADE, PT. Globalindo Kosmetika Internasional, dan PT. Digital Commerce
Indonesia. Dalam perjanjian tersebut, PT Boxme menerima dan membungkus barang
sesuai pesanan. Selanjutnya barang dikirim kepada pembeli melalui jasa
pengiriman/kurir” ungkap Penny K. Lukito.Lokasi : 2 gudang ilegal dan satu rumah
di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
 Hasil penyidikan :
Dari empat gudang tersebut, petugas mengamankan dan menyita 43.071
pieces kosmetik ilegal senilai 17,17 miliar rupiah, 58.355 pieces obat tradisional ilegal
senilai 27,98 miliar rupiah, dan 14.533 pieces pangan olahan ilegal senilai 7,21 miliar
rupiah. Rincian jumlah item keseluruhan 44 item (29 item kosmetik ilegal, 12 item
obat tradisional ilegal dan 3 item pangan olahan ilegal) atau 127.281 pieces.
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito menyebutkan bahwa pelaku diduga
melakukan kejahatan peredaran kosmetik, obat tradisional, dan pangan olahan ilegal
dengan modus penjualan melalui jasa pengiriman kurir oleh PT Boxme Fullfillment
Centre dan penjualan melalui e-commerce (online) oleh PT 2WTRADE. “Sesuai
perjanjian kerja sama, PT Boxme Fullfillmet Centre menerima pesanan barang dari
PT 2WTRADE, PT. Globalindo Kosmetika Internasional, dan PT. Digital Commerce
Indonesia. Dalam perjanjian tersebut, PT Boxme menerima dan membungkus barang
sesuai pesanan. Selanjutnya barang dikirim kepada pembeli melalui jasa
pengiriman/kurir” ungkap Penny K. Lukito.
Lebih lanjut Kepala Badan POM memaparkan bahwa kosmetik ilegal yang
ditemukan dan disita petugas antara lain Diva Mask, Inno Gialuron, Xtrazex, Princess
Hair, dan Vita Micrite 3D All Use. “Sementara itu, obat tradisional ilegal yang
ditemukan antara lain Detoxic, Resize Gel, dan Hero Active, sedangkan pangan
olahan ilegal antara lain Slim Mix Collagen 168 g, Choco mia, Black Latte 100 g,”
lanjutnya.
 Dasar hukum yang dilanggar
Pasal 197 UU Kesehatan jo pasal 62 ayat (1) jo pasal 8 ayat (1) huruf a UU
nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, jo Pasal 142 jo Pasal 91 ayat
(1) UU no 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang pada intinya menyatakan bahwa
setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi,
dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 tahun dan denda paling banyak 1,5 miliar rupiah.
 Dengan hasil uji tersebut, tindakan sebagai petugas Badan POM :

Badan POM melalui Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) menyita kosmetik
illegal, obat tradisional illegal dan pangan olahan illegal yang senilai lebih dari 53
miliar rupiah di empat gudang pengiriman barang di daerah Jakarta Utara dan Jakarta
Selatan.
Dalam hal meningkatkan efektivitas pengawasan kemanan dan mutu serta
kebenaran informasi dari produk Obat dan Makanan yang beredar secara online,
Badan POM menandatangani Kesepatan Bersama dengan Asosiasi e-commerce
Indonesia (idea); 6 market place dan penyedia transportasi online yaitu Bukalapak,
Tokopedia, Halodoc, Klikdokter, Grab dan Gojek serta Masyarakat Anti Fitnah
Indonesia (MAFINDO).
Badan POM juga secara berkesinambungan melaksanakan Patroli Siber untuk
menelusuri dan mencegah peredaran Obat dan Makanan ilegal di media daring
melalui platform situs, media sosial, dan e-commerce. Berdasarkan hasil Patroli Siber,
Badan POM memberikan rekomendasi kepada Kementerian Komunikasi dan
Informatika serta Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) untuk pemblokiran (take
down) platform yang melakukan perdagangan online produk ilegal.
Kepala Badan POM mengimbau masyarakat untuk selalu ingat Cek “KLIK”
(Kemasan, Label, izin Edar dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi
produk Obat dan Makanan. Masyarakat dapat memperoleh informasi tentang produk
Obat dan Makanan dengan mudah melalui situs resmi Badan POM, sosial media
resmi Badan POM, maupun HaloBPOM 1500533.
DAFTAR PUSTAKA

- BPOM. 2019. Badan POM Bongkar Penjualan Obat dan Makanan Ilegal Melalui Jasa
Pengiriman dan E-Commerce. https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/520/Badan-
POM-Bongkar-Penjualan-Obat-dan-Makanan-Ilegal--Melalui-Jasa-Pengiriman-dan-E-
Commerce.html. (Diakses pada Selasa, 31 Maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai