Anda di halaman 1dari 4

Maraknya Peredaran Obat Illegal

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat ialah suatu bahan atau
paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok
atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.

“Kasus penyalahgunaan obat yang masih terjadi akhir-akhir ini sudah sangat
memprihatinkan. Terlebih hingga menyebabkan jatuh korban jiwa dari generasi muda. Hal ini
harus menjadi perhatian dan tanggung jawab kita bersama baik pemerintah, pelaku usaha,
maupun masyarakat untuk memberantasnya sampai tuntas," tegas Penny, mengutip rilis
BPOM RI.

Beberapa langkah pengawasan yang dilakukan Badan POM untuk mencegah


terjadinya peredaran obat ilegal dan penyalahgunaan obat, yaitu dengan strategi pencegahan,
strategi pengawasan, dan strategi penindakan.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) turut prihatin dengan maraknya


peredaran obat-obat ilegal di tengah masyarakat. Ketua harian YLKI, Tulus Abadi,
berpendapat penegakan hukum terhadap pelaku obat ilegal masih sebatas dari sisi hilir,
sehingga belum mampu membuat jera si pelaku.

Tulus mengatakan, aksi pembongkaran adanya obat ilegal oleh Bareskrim Mabes
Polri dan dan Badan POM patut diapresiasi. Namun dalam pantauan YLKI aksi semacam ini
belum mampu membuat para pelaku jera, bahkan cenderung mengulang perbuatannya. “Hal
ini disebabkan karena empath al,” ujar Tulus.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peredaran obat illegal, yakni :

Pertama, hukumannya masih ringan. Menurut Tulus, rata-rata vonis yang dijatuhkan kepada
pelaku obat ilegal tergolong ringan, yakni hanya hukuman percobaan. Kedua, Polri dan
Badan POM hanya mampu membongkar dari sisi hilir. “Belum pada sisi hulu. Pelaku-pelaku
utama belum mampu dicokok,” katanya.
Kedua, Badan POM juga masih reaksioner dalam melakukan pengawasan. Tulus
mengatakan, sejauh ini BPOM belum mampu melakukan pengawasan intensif di pusat-pusat
pelaku obat illegal, sehingga peredaran obat ilegal masih sering terjadi.

Ketiga, Polisi dan Badan POM juga harus aktif melakukan inspeksi dan melakukan
penegakan hukum bukan hanya pada pasar konvensional. Tulus berpendapat, saat ini pihak
penegak

hukum juga harus menyasar pasar online untuk melakukan inspeksi. Hal ini disebabkan
menjamurnya bisnis online di tengah masyarakat.

Untuk diketahui, pada 2 September lalu, Tim Gabungan Badan POM bekerja sama
dengan Direktorat V Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, berhasil menemukan 5 gudang
produksi dan distribusi obat ilegal di Komplek Pergudangan Surya Balaraja blok E-19, F-36,
H-16, H-24 dan I-19, Jl. Raya Serang KM 28 Balaraja Banten. Operasi ini dikembangkan dari
adanya penyalahgunaan obat Carnophen hampir di seluruh wilayah Indonesia. Tahun 2014
Badan POM berhasil mengungkap penyalur bahan baku Carnophen ilegal di Jakarta, dan di
tahun 2015 Polri berhasil mengungkap salah satu pelaku terbesar produksi dan distribusi obat
Carnophen di wilayah Kalimantan Selatan.

Dari 5 gudang produksi dan distribusi obat ilegal di Balaraja Banten tersebut berhasil
ditemukan alat-alat produksi obat ilegal seperti mixer, mesin pencetak tablet, mesin
penyalut/coating, mesin stripping, dan mesin filling. Selain itu juga ditemukan bahan baku
obat, produk ruahan, bahan kemasan, maupun produk jadi obat dan obat tradisional siap edar
yang diperkirakan bernilai lebih dari Rp30 miliar.

“Temuan didominasi oleh obat yang sering disalahgunakan untuk menimbulkan efek
halusinasi”, ungkap Penny K. Lukito, Kepala Badan POM.

Dampak mengonsumi obat palsu berkepanjangan BPOM menjelaskan dampak penggunaan


obat ilegal yakni obat, obat tradisional, dan kosmetik palsu menimbulkan dampak kesehatan
bagi kulit dan organ.

Untuk kulit, efek samping dari penggunaan obat palsu yang berkepanjangan seperti reaksi
fotosensivitas dan syndrom Steven Johnson.
Sedangkan untuk efek semping terhadap organ yaitu dapat menimbulkan kerusakan ginjal ,
kerusakan hati, moon face dan kerusakan jantung.

"Akan ada dampak besar kalo dikonsumsi dalam jumlah yang besar dan dikonsumsi dalan
waktu terus menerus, sebaiknya beli obat dari dokter dengan indikasi dan dosis yang jelas,"
ujar Deputi II Bidang Pengawasan Obat, Kosmetik dan Produk Komplemen BPOM Ondri
Dwi Sampurno.

Langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi peredaran obat
ilegal adalah :

1. Menjalin kemitraan

BPOM menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, mulai dari kepolisian, kejaksaan,
dan pengadilan.

Jalinan kemitraan ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui produk obat apa saja yang
dipalsukan dan pelaku peredaran obat palsu. Hal ini akan memudahkan untuk memberikan
efek jera kepada pelaku.

2. Menggelar forum komunikasi

Informasi peredaran obat palsu membutuhkan pemaparan yang mendalam. Demi


memeroleh informasi yang akurat dan terbaru, forum komunikasi perlu digelar.

Forum komunikasi ini akan mempertemukan pihak produsen industri obat dan
BPOM. Melalui forum diharapkan pihak terkait bisa saling bertukar informasi mengenai
pemalsuan obat. Selain itu, keamanan dan kualitas obat palsu yang beredar juga ikut dibahas.

3. Aplikasi QR Code (Quick Response Code)

BPOM akan memasang aplikasi QR Code untuk menjamin keaslian obat. Artinya,
kelak obat yang tidak ada QR Code perlu diantisipasi.Yang menjadi prioritas utama
pemasangan QR Code, yaitu vaksin. Hal ini dikarenakan maraknya informasi vaksin palsu
yang beredar di masyarakat. Melalui aplikasi QR Code yang dapat diunduh ikut
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk sadar terhadap peredaran obat palsu. Pemasangan
aplikasi QR Code juga menjadi kerjasama yang baik dengan industri barcode.
Beberapa tips membeli obat yang baik untuk menghindari obat palsu adalah :

a. Perhatikan nomor registrasi sebagai tanda sudah mendapat izin untuk dijual di
Indonesia.
b. Periksalah kualitas keamanan dan kualitas fisik produk obat tersebut.
c. Periksalah nama dan alamat produsen, apakah tercantum dengan jelas.
d. Teliti dan lihatlah tanggal kadaluwarsa.
e. Untuk obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter (ethical/obat keras),
belilah hanya di apotek berdasarkan resep dokter.
f. Baca indikasi, aturan pakai, peringatan, kontra indikasi, efek samping, cara
penyimpanan, dan semua informasi yang tercantum pada kemasan.
g. Tanyakan informasi obat lebih lanjut pada apoteker di apotek. (Anonim b,2014)

Anda mungkin juga menyukai