Anda di halaman 1dari 7

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 149-155, 2018 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

PENGARUH BASIS SALEP HIDROKARBON DAN BASIS SALEP


SERAP TERHADAP FORMULASI SALEP SARANG BURUNG
WALET PUTIH (Aerodramus fuciphagus)
Submitted : 24 September 2018
Edited : 10 Desember 2018
Accepted : 20 Desember 2018

Dita Ayulia Dwi Sandi*, Yaumi Musfirah

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru.


Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat Kel. Sungai Besar Banjarbaru 70714.
Email : dita.ayulia@gmail.com

ABSTRACT
Swiftlet nest is edible bird’s nest (EBN). Edible bird’s nest contain EGF (Epidermal
Growth Factor) that has a role in skin cell regeneration. This research aims to find out the
effect of the hydrocarbon and absorption bases on the edible bird’s nest ointment (Aerodramus
fuciphagus) from the physical character of each ointment. The edible bird’s nest ointment made
into two formula with hydrocarbonand absorption bases. Each ointment tested of the physical
characteristics include organoleptic test, homogenity test, pH test, spreading test, sticky test,
and viscosity test. The data obtained was analyzed statistically using T Independent Test. The
result showed that there was affect the hydrocarbon and absorption bases to the physical
characteristics of edible bird’s nest ointment include spreadability (P 0,011), sticky (P 0,020),
and viscosity, but there was not affect to organoleptic, homogenity and pH of edible white bird’s
nest ointment (Aerodramus fuciphagus).

Keywords : edible bird’s nest, Aerodramus fuciphagus, hydrocarbon base, absorption base,
physical characteristics oinment.

PENDAHULUAN konsentrasi 10% memiliki aktivitas dalam


Walet merupakan burung yang dapat penyembuh luka terhadap mencit.
membuat sarangnya sendiri menggunakan Berdasarkan aktivitas yang dimiliki
air liurnya. Sarang yang dihasilkan tersebut sarang Walet putih, maka perlu
bersifat edible nest atau sarang yang dapat dikembangkan menjadi suatu sediaan
dimakan dan biasa disebut dengan edible farmasi untuk meningkatkan
bird’s nest (EBN)(1). EBN terdiri dari penggunaannya. Salah satu sediaan farmasi
komponen glikoprotein yang bernilai tinggi, yang mudah dalam penggunaannya adalah
kaya dengan asam amino, karbohidrat, salep. Penggunaan sarang burung Walet
kalsium, natrium dan kalium(2). Beberapa secara langsung pada kulit kurang praktis
khasiat Sarang Burung Walet diantaranya dan tidak optimal, sehingga perlu dibuat
adalah memberikan efek stimulan yang sediaan yang dapat menempel pada
dapat digunakan sebagai tonikum(3). permukaan kulit dalam waktu lama dan
Penelitian oleh Irma(4) menunjukkan bahwa memiliki daya penetrasi yang baik. Bentuk
krim sarang burung Walet putih sediaan salep cocok untuk tujuan
(Aerodramus fuciphagus) dengan pengobatan pada kulit karena kontak antara
obat dengan kulit lebih lama serta

149 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 149-155, 2018 TRI PRASTIDINI

mempunyai konsistensi yang cocok Tabel 1. Formulasi Salep Sarang Burung


sehingga mudah untuk digunakan(5). Walet Putih
Dasar salep yang akan digunakan
yaitu dasar salep hidrokarbon dan dasar Konsentrasi (%)
salep serap. Dasar salep hidrokarbon Bahan Salep basis Salep basis
digunakan terutama sebagai emolien, tidak hidrokarbon serap
mengering dan tidak tampak berubah dalam
Sarang Burung
waktu yang lama. Sedangkan dasar salep 30 30
Walet
serap bersifat mudah menyebar diatas kulit,
sukar dihilangkan dari kulit dan dapat Vaselin Album 59,5 55,5

mengabsorpsi air lebih banyak(6). Paraffin Cair 10 -

Adeps Lanae - 3
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat Stearil
- 3
Bahan yang digunakan dalam Alkohol
penelitian ini adalah sarang burung walet Cera Alba - 8
putih (Aerodramus fuciphagus), vaselin
Nipagin 0,2 0,2
album, paraffin cair, adeps lanae, stearil
alkohol, cera alba, nipagin dan nipasol. Nipasol 0,3 0,3
Alat yang digunakan adalah
Berat Total 100% 100%
seperangkat alat gelas, blender, waterbath,
timbangan analitik, mortir, stempler,
Pembuatan Salep Sarang Burung Walet
thermometer, stopwatch, pot salep, cawan
Putih
porselen, sudip, penjepit kayu, sendok
Basis Hidrokarbon
tanduk, pipet tetes, kaca arloji, pH universal,
Vaselin putih (59,5 g) dan paraffin
beban timbangan, kaca transparan dan
cair (10 g) dilelehkan di atas waterbath.
viscometer Stormer. Kemudian tambahkan nipasol (0,3 g) aduk
hingga homogen. Sarang burung walet (30
Preparasi Sarang Burung Walet g) dituangkan dalam mortir kemudian
Sarang burung walet dibersihkan dari tambahkan nipagin (0,2 g) dan diaduk
kotoran yang menempel. Sampel yang sudah hingga homogen. Setelah campuran vaselin
bersih kemudian dikering anginkan hingga putih meleleh pindahkan ke dalam mortir
kering. Sampel kemudian dihaluskan dengan panas dan kemudian diaduk perlahan-lahan
blender dan diayak. Serbuk sarang burung hingga membentuk sediaan massa salep,
walet ditambah air sedikit demi sedikit kemudian tambahkan campuran sarang
diatas penangas air pada suhu rendah 34oC burung walet dengan penambahan sedikit
(maksimum 72oC selama 10-15 menit) agar demi sedikit sambil diaduk hingga homogen.
kandungan proteinnya tidak rusak, hingga
mengembang, halus, tidak berbau dan Basis Serap
berubah warna menjadi putih menandakan Stearil alkohol (3 g) dan cera alba (8 g)
bahwa sampel siap diolah(6,7). dilelehkan di atas waterbath, lalu
ditambahkan adeps lanae (3 g) aduk hingga
homogen. Vaselin album (55,5 g) di
tambahkan dan diaduk. Kemudian

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 150


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 149-155, 2018 TRI PRASTIDINI

tambahkan nipasol (0,3 g) aduk hingga kedua gelas objek tersebut terlepas(9). Syarat
homogen. Sarang burung walet (30 g) waktu daya lekat yang baik adalah tidak
dituangkan dalam mortir kemudian kurang dari 4 detik.
tambahkan nipagin (0,2 g) dan diaduk
Uji pH Sediaan Salep
hingga homogen. Setelah campuran stearil Sediaan salep diukur nilai pH-nya
alkohol meleleh pindahkan ke dalam mortir dengan mencelupkan pH meter ke dalam
panas dan kemudian diaduk perlahan-lahan sediaan salep. Nilai pH dilihat pada skala
hingga membentuk sediaan massa salep, dalam alat dan dicatat setelah nilai pH
kemudian tambahkan campuran sarang stabil(8). Uji pH salep yang baik adalah 4,5-
burung walet dengan penambahan sedikit 6,5 sesuai dengan nilai pH kulit manusia(10).
demi sedikit sambil diaduk hingga homogen.
Uji Viskositas Sediaan Salep
Viskometer salep diukur dengan
Uji Karakteristik Fisik Salep Viskometer Stormer. Sediaan salep
Uji Organoleptik Sediaan Salep dimasukkan ke dalam gelas beker 50 mL.
Pengujian organoleptis dilakukan kemudian batang pengaduk diletakkan tepat
dengan mengamati sediaan dari tekstur dan di tengah sediaan hingga terbenam.
warna secara visual dan bau secara Lepaskan kunci pengatur putaran dan
penciuman(8). Spesifikasi salep yang harus menyebabkan batang pengaduk berputar.
dipenuhi adalah memilih bentuk setengah Catat hasil viskositas lalu dikonversikan ke
padat, warna harus sesuai dengan spesifikasi satuan cp(11).
pada saat pembuatan awal salep dan baunya
tidak tengik. Analisis Data
Data karakteristik fisik salep
Uji Homogenitas Sediaan Salep dianalisis menggunakan SPSS 16 for
Sediaan salep sebanyak 0,5 gr windows dengan uji Kolmogorov-Smirnov
diletakkan di atas gelas objek kemudian untuk melihat homogenitasnya dan uji
diratakan dan diamati secara visual(9). Salep Levene untuk melihat profil distribusinya.
yang homogen ditandai dengan tidak Selanjutnya data dianalisis menggunakan
terdapatnya gumpalan pada hasil metode T Independent Test.
pengolesan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Daya Sebar Sediaan Salep Preparasi Sarang Burung Walet
Menimbang 0,5 gram salep dan Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
diletakkan di tengah kaca. Meletakkan kaca sampel memiliki karakteristik sarang burung
penutup diatas salep dan dibiarkan selama 1 walet putih (Aerodramus fuciphagus).
menit. ditambahkan beban tambahan seberat Sampel dibersihkan dari kotoran yang
50 gr. Diameter salep dicatat sampai beban menempel dengan cara direndam dan
tambahan seberat 200 gr(9). Daya sebar, dibuang kotorannya dengan pinset. Sampel
suatu salep dikatakan baik apabila daya yang sudah mengembang, halus, tidak
menyebarnya besar (diameter besar). berbau dan berubah warna menjadi putih
Diameter penyebaran salep yang baik antara menandakan bahwa sampel siap diolah.
5-7 cm(5).
Pembuatan Salep Sarang Burung Walet
Uji Daya Lekat Sediaan Salep Putih
Salep yang sudah ditimbang sebesar Basis yang digunakan dalam salep
0,25 gr diletakkan di atas gelas objek lalu hidrokarbon yaitu vaselin album berfungsi
diletakkan gelas objek yang lain di atas salep sebagai basis salep, paraffin cair berfungsi
tersebut dan ditekan dengan beban 1 kg sebagai emolien, nipagin dan nipasol
selama 5 menit. Selanjutnya dipasang gelas berfungsi sebagai zat pengawet. Basis yang
objek pada alat uji. Beban seberat 80 gr digunakan dalam salep serap yaitu vaselin
dilepaskan dan dicatat waktunya hingga album sebagai basis salep, adeps lanae

151 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 149-155, 2018 TRI PRASTIDINI

berfungsi sebagai zat pengemulsi, stearil dapat dilihat kemudahan pengolesan sediaan
alkohol berfungsi untuk meningkatkan salep ke kulit.
stabilitas salep, cera alba berfungsi untuk
meningkatkan konsistensi salep dan untuk Tabel 2. Hasil pengamatan diameter
menstabilkan emulsi air dalam minyak, penyebaran salep sarang burung
nipagin dan nipasol berfungsi sebagai zat
walet putih
pengawet. Masing-masing basis salep dibuat
dengan metode peleburan, dikarenakan basis
salep yang digunakan memiliki konsistensi Beban
F1 SD (cm) F2 SD (cm)
yang berbeda yaitu padat, semi padat dan Total
cair.
Kaca (K) 4,9 ± 0,20 3,4 ± 0,11
Uji Karakteristik Fisik Salep K50 gr 5,1 ± 0,20 3,7 ± 0,15
Uji Organoleptik
Pengujian organoleptis bertujuan K100 gr 5,3 ± 0,20 4,1 ± 0,20
untuk mengamati penampilan luar dari
sediaan. Salep dengan basis serap memiliki K150 gr 5,6 ± 0,11 4,6 ± 0,23
konsistensi yang lebih padat atau lebih keras
dibandingkan dengan basis hidrokarbon K200 gr 6,1 ± 0,10 5,1 ± 0,15
yang memiliki bentuk setengah padat atau
lebih lembek. Warna yang dihasilkan salep Tabel 3. Hasil pemeriksaan daya sebar
dengan basis hidrokarbon adalah putih
salep sarang burung walet putih
tulang sedangkan warna salep dengan basis
serap memiliki warna kuning lebih dominan
dibandingkan dengan basis salep Beban F1 (gr F2 (gr
hidrokarbon dan tidak berbau. Kedua basis Total cm/detik) cm/detik)
salep menunjukkan perbedaan tipe basis
salep berpengaruh terhadap konsistensi dan Kaca (K) 0 0
warna sediaan, tetapi tidak berpengaruh K50 gr 4,25 3,08
pada bau sediaan. Hasil organoleptik
menunjukkan kedua salep memenuhi syarat K100 gr 8,83 6,83
yaitu berbentuk semi padat dan tidak berbau
tengik(12). K150 gr 14 11,5

Uji Homogenitas K200 gr 20,33 17


Uji homogenitas bertujuan untuk
melihat apakah salep yang dibuat homogen
Keterangan :
atau tercampur merata antara zat aktif
dengan basis salep. Salep sarang burung F1 : Formula salep basis hidrokarbon
walet putih dengan basis hidrokarbon dan F2 : Formula salep basis serap
basis serap menunjukkan hasil yang
homogen berdasarkan tidak adanya Berdasarkan Tabel 2 dan 3, hasil
gumpalan maupun butiran kasar pada pengamatan diameter penyebaran untuk
sediaan salep sarang burung walet putih basis hidrokarbon dan basis serap
maka sediaan tersebut memenuhi
menunjukkan kedua basis salep memenuhi
persyaratan uji homogenitas. Hal ini berarti
perbedaan tipe basis salep dalam pembuatan persyaratan uji diameter penyebaran salep,
salep tidak berpengaruh terhadap yaitu ≥ 5 cm, ≤ 7 cm, karena jika kurang dari
homogenitas salep. 5 cm dan lebih dari 7 cm akan sulit untuk
dioleskan di kulit(13). Hasil uji analisis
Uji Daya Sebar diketahui terdapat pengaruh perbedaan tipe
Pengujian daya sebar bertujuan untuk basis salep hidrokarbon dengan basis salep
mengetahui kelunakan massa salep sehingga

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 152


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 149-155, 2018 TRI PRASTIDINI

serap terhadap daya penyebaran salep (P salep dalam pembuatan salep sarang burung
0,011). Berdasarkan tabel 3, hasil uji daya walet putih tidak berpengaruh terhadap pH
sebar menunjukkan bahwa formula dengan salep. Sediaan salep yang memilki pH
basis hidrokarbon mempunyai daya sebar terlalu asam dapat mengiritasi kulit,
yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan sedangkan pH yang terlalu basa membuat
penambahan beban 50 gr – 200 gr formula kulit bersisik(5).
hidrokarbon dapat menyebar lebih luas
permenitnya dibandingkan dengan basis Viskositas
serap. Uji viskositas bertujuan untuk
mengetahui besarnya tahanan suatu cairan
Uji Daya lekat untuk mengalir/kekentalan (viskositas) suatu
Pengujian daya lekat bertujuan untuk sediaan. Dari 3 kali replikasi menunjukkan
mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh bahwa nilai viskositas salep sarang burung
salep untuk melekat di kulit. Hasil uji daya walet putih basis hidrokarbon mempunyai
lekat menunjukkan kedua basis memenuhi viskositas lebih kecil yaitu 9580 cp
persyaratan uji daya lekat yaitu tidak kurang dibandingkan dengan salep yang
dari 4 detik(13). Semakin lama salep melekat menggunakan basis serap yaitu 9590 cp.
pada kulit maka efek yang ditimbulkan juga Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin besar. Salep dikatakan baik jika perbedaan tipe basis salep dalam pembuatan
daya lekatnya itu besar pada tempat yang salep sarang burung walet putih berpengaruh
diobati (kulit), karena zat aktif tidak mudah terhadap pH salep.
lepas sehingga dapat menghasilkan efek
yang diinginkan(14). Salep dengan basis serap SIMPULAN
memiliki daya lekat yang lebih lama yaitu Terdapat pengaruh tipe basis salep
16,3 detik dari pada salep dengan basis yaitu basis hidrokarbon dan basis serap
hidrokarbon yaitu 11,6 detik, hal ini terhadap hasil uji karakteristik fisik sediaan
dipengaruhi oleh viskositas salep dimana salep sarang burung walet putih
basis serap memiliki konsistensi yang lebih (Aerodramus fuciphagus), meliputi daya
padat atau lebih keras dibandingkan dengan sebar (P 0,011), daya lekat (P 0,020) dan
basis hidrokarbon karena semakin kental viskositas salep dan tidak terdapat pengaruh
atau pekat massa maka waktu yang terhadap organoleptis, homogenitas dan pH
dibutuhkan untuk memisahkan kedua gelas salep. Salep sarang burung walet putih
objek menjadi semakin lama(15). Hasil uji dengan basis hidrokarbon memiliki
analisis diketahui terdapat pengaruh karakteristik fisik yang lebih baik
perbedaan tipe basis salep hidrokarbon dibandingkan salep dengan basis serap
dengan basis salep serap terhadap berdasarkan kemampuan daya sebar (6,1 ±
kelengketan salep (P 0,020). 0,10 pada K200 g), kemampuan daya lekat
(16,3 detik) dan viskositas (9580 cp) yang
Uji pH lebih baik.
Uji pH dilakukan untuk melihat
tingkat keasaman sediaan salep untuk UCAPAN TERIMA KASIH
menjamin sediaan salep tidak mengiritasi Peneliti mengucapkan terima kasih
kulit. Kedua basis salep berada di pH 6,1 atas bantuan hibah penelitian dari
dan telah memenuhi syarat nilai pH yang Kementerian Riset dan Teknologi dan
aman untuk kulit. Sehingga dapat Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
disimpulkan bahwa perbedaan tipe basis sehingga penelitian ini dapat terlaksana

153 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 149-155, 2018 TRI PRASTIDINI

(Skema Penelitian dosen Pemula (Non Vacum) pada Industri pencucian


berdasarkan Surat Keputusan No. Sarang Walet. Jurnal Teknik Mesin
3/E/KPT/2018 anggaran Tahun 2018 dengan (ISSN 1829-8958). Vol. 2 No. 2.
perjanjian kontrak No. 023/PEN/STIKES- 8. Hernani, M., Mufrod & Sugiyono,
BL/II/2018). Formulasi Salep Ekstrak Air Tokek
(Gekko gecko L.) Untuk Penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA Luka. Jurnal Ilmiah. Universitas
1. Nuroini, F & Wijayanti, N, Uji Efek Gadjah Mada. 2012. 8(1) : 120-126.
Anti Inflamasi Sarang Burung Walet 9. Sugihartini, N & Widyantoro, OB, Uji
(Collocalia fuciphaga Thunberg) Sifat Fisik dan Aktivitas Ekstrak Daun
Terhadap Gambaran Histologis Telapak Petai Cina (Leucanea galauca) dalam
Kaki Mencit (Mus musculus Linneaus). berbagai Tipe Basis Salep sebagai Obat
Jurnal Ilmiah. Universitas Luka Bakar. Jurnal Ilmiah. Universitas
Muhammadiyah Semarang. 2017. 1 (1) Ahmad Dahlan. 2015. 12 (2) : 48-60.
: 21-26. 10. Tranggono, R.I. & F. Latifah, Buku
2. Elfita, L, Analisis Profil Protein dan Pegangan Ilmu Kosmetik. PT Gramedia
Asam Amino Sarang Burung Walet Pustaka. Jakarta. 2007.
(Collocalia fuchiphaga) Asal Painan. 11. Sinambela, H.Y., Pratiwi, L & Sari, R,
Jurnal Ilmiah. UIN Syarif Optimasi Formulasi Sediaan Salep
Hidayatullah. 2014. 1(1): 27-37. Minyak Ikan Gabus (Channa striata)
3. Sandi, D.A. & Satrio, W.R, Stimulant sebagai Obat Luka Sayat dengan
Effect of Edible Bird’s Nest Metode Simplex Latice Design.
(Aerodramus fuchipagus) from Borneo [Skripsi]. Pontianak : Fakultas
on White Mice. Research Journal of Kedokteran, Universitas Tanjungpura.
Pharmaceutical, Biological and 2012.
Chemical Sciences. May-June 2018. 12. Depkes RI, Farmakoterapi Indonesia
9(3) : 927-930. Edisi IV, Departemen Kesehatan
4. Irma, Pemberian Krim Ekstrak Sarang Republik Indonesia. Jakarta. 1995.
Burung Walet 10% Meningkatkan 13. Yunita, I, Uji Sifat Fisik Formulasi
Epitelisasi pada Penyembuhan Luka Salep Ekstrak Rimpang Kunyit
Bakar Mencit (Mus musculus) [Tesis]. (Curcuma longa L) dengan Basis
Denpasar : Universitas Udayana. 2014. Hidrokarbon dan Larut Air. [Karya
5. Sari, A & Maulidya, A, Formulasi Tulis Ilmiah]. Banjarmasin :
Sediaan Salep Ekstrak Etanol Rimpang Universitas Muhammadiyah
Kunyit (Curcuma longa Linn). Jurnal Banjarmasin. 2016.
Ilmiah. Aceh. 2016. 3 (1) : 16-23. 14. Ulaen, S.P.J., Banne, Y. & Suatan,.
6. Keputusan Kepala Badan Karantina R.A, Pembuatan Salep Anti Jerawat
Pertanian, Keputusan Kepala Badan dari Ekstrak Rimpang Temulawak
karantina Pertanian Nomor : (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Jurnal
374/Kpts/KH.210/L/5/2010 tentang Ilmiah. Politeknik Kesehatan
Petunjuk Teknis Penanganan dan Kemenkes Manado. 2012. 3 (2) : 45-49.
Pemeriksaan Sarang Burung Walet dan 15. Megariaswaty, B, Formulasi dan Studi
Sriti. Badang Karantina Pertanian. Efektivitas Antijamur (Candida
Jakarta. 2010. albicans) Salep dari Minyak Biji Jarak
7. Dinar, D.D., Nashrullah & Prasetyo, Pagar (Jatropha curcas L.). [Karya Tulis
T.A. 2005. Prototipe Alat pengering

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 154


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 149-155, 2018 TRI PRASTIDINI

Ilmiah]. Surakarta : Universitas Sebelas Their Mathematical Treatment of


Maret. 2012. Absorption Through Skin: A Review.
16. Yadav, S., Papneja, P., Batra, S & Journal of Clinical Pharmcology. India.
Sharma, M, Formulation and 2015. 1 (1) : 9-26.
Evaluation of Ointment and Cream with

155 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

Anda mungkin juga menyukai