Anda di halaman 1dari 10

DAUN SALAM

Syzygium polyanthum
A. KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : S. polyanthum
B. TEORI
a. Definisi
Daun salam adalah tanaman yang memiliki nama ilmiah Syzygium polyanthum.
Daun salam sering digunakan terutama untuk bahan rempah-rempah pengharum
masakan di sejumlah Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Selain sebagai rempah-
rempah, daun salam juga dapat digunakan sebagai obat tradisional. Akhir-akhir ini
masyarakat banyak yang menggunakan obat tradisional karena obat tradisional tidak
memerlukan biaya yang mahal dan dapat diramu sendiri, selain itu juga obat
tradisional memiliki efek samping yang relatif sangat kecil dibandingkan dengan
obat-obatan sintetik yang banyak dijual di pasaran (Dalimartha, 2005). Daun salam
mempunyai pohon yang cukup besar dan tingginya bisa mencapai 20-25 meter
(Winarto, 2004).
Daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5-10 mm, helai daun
berbentuk lonjong memanjang yang panjangnya 7-15 cm dengan lebar 5-10 cm,
ujung pangkal daun meruncing ((FHI), 2009). Bunga majemuk tersusun dalam malai
yang keluar dari ujung ranting, berwarna putih, dan berbau harum, buahnya buni,
bulat, berdiameter 8-9 mm, buah muda berwarna hijau, setelah masak menjadi merah
gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat, diameter kurang lebih 1 cm, berwarna coklat
(Dalimartha, 2005).
Daun salam tumbuh subur diatas tanah dataran rendah sampai ketinggian 1400
meter di atas permukaan laut di Pulau Jawa. Daun salam mempunyai pohon yang
besar dan tingginya bisa mencapai 20-25 meter (Winarto, 2004). Simplisia daun
salam berwarna kecoklatan, bau aromatik lemah, dan rasa kelat. Daun tunggal
bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5-10 mm. Helai daun berbentuk lonjong
memanjang yang panjangnya 7-15 cm dengan lebar 5-10 cm, ujung pangkal daun
meruncing ((FHI), 2009). Bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari
ujung ranting, berwarna putih, dan berbau harum, buahnya buni, bulat, berdiameter 8-
9 mm, buah muda berwarna hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak
sepat. Biji bulat, diameter kurang lebih 1 cm, berwarna coklat (Tjitrosoepomo, 2002).
b. Kandungan
Daun salam mengandung metabolit sekunder yang memiliki banyak aktivitas
farmakologi dalam mengatasi berbagai penyakit (Heinrich et al., 2012). Adanya efek
sinergisme antar senyawa metabolit sekunder ini menyebabkan timbulnya efek
farmakologi. Selain itu, senyawa metabolit sekunder memiliki polivalent activity,
sehingga memungkinkan untuk mengatasi berbagai macam penyakit (Bone dan Mills,
2013). Berdasarkan penelitian (N. et al., 2011), daun salam mengandung alkaloid,
saponin, steroid, fenolik, flavonoid. Ekstrak metanol daun salam banyak mengandung
golongan flavonoid dan fenol. Diketahui kandungan flavonoid sebesar 14,87 mg
setara kuercetin/100 g ekstrak.
Kandungan kimia salam antara lain minyak atsiri 0,05% terdiri atas sitral,
eugenol, tanin dan flavonoid. Anggota famili Myrtaceae itu memiliki sifat rasa kelat,
wangi, astrigen dan memperbaiki sirkulasi (Hariana, 2008. Minyak atsiri
mengandung sitral dan eugenol yang berfungsi sebagai anastetik dan antiseptik
(Dalimartha, 2005). Eugenol adalah unsur utama dari minyak atsiri yang terdapat
pada golongan Myrtaceae dan Lauraceae, contohnya seperti minyak cengkeh, batang
dan daun cengkeh, biji dan daun pimenta, dan daun kayu manis (Shabur Julianto,
2016). Dalam beberapa tanaman, eugenol terlihat seperti glukosa. Dalam jumlah
paling sedikit eugenol terdapat dalam banyak minyak atsiri, contohnya kulit kayu
manis, champor, dlingo, sereh wangi Jawa, kenanga, pala, sassafras, myrrh, salam,
salam California, lengkuas, dalam ekstrak minyak dari bunga acacia (Shabur Julianto,
2016). Senyawa ini dipakai dalam industri parfum, penyedap, dan farmasi sebagai
pencuci hama dan pembius lokal (Shabur Julianto, 2016). Overdosis eugenol dapat
menyebabkan gangguan yang disebabkan oleh darah seperti diare, nausea,
ketidaksadaran, pusing, atau meningkatnya denyut jantung (Shabur Julianto, 2016).
Flavonoid tidak hanya berperan sebagai pigmen yang memberi warna pada
bungan dan daun, tetapi juga sangat penting bagi pertumbuhan, perkembangan dan
pertahanan bagi tumbuhan tersebut. Flavonoid dapat mendenaturasi protein yang
menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dari dinding sel bakteri (Cushnie
and Lamb, 2011). Menurut berbagai penelitian terakhir, menunjukan bahwa flavonoid
memiliki efek antimikroba, antiinflamasi, merangsang pembentukan kolagen,
melindungi pembuluh darah, antioksidan dan antikarsinogenik (Sabir, 2003).
Flavonoid mempunyai kerangka dasar 15 atom karbon yang terdiri dari dua
cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantai propana (C3) sehingga membentuk suatu
susunan C6-C3-C6 (Lenny, 2006). Kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus
C6(cincin benzen tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga-karbon.
Pengelompokan flavonoid dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik-oksigen
tambahan dan gugus hidroksilnya. Salah satu kelompok senyawa flavonoid adalah
Quersetin yang memiliki lima gugus hidroksil yang mampu meredam radikal bebas
DPPH (Rahayu dkk., 2014).
Terdapat 2 macam istilah dengan pengertian yang berbeda, yaitu flavonoid dan
flavanoid. Istilah flavonoid berasal dari kata flavon atau fenil 2 kromon yang
mempunyai kerangka dasar  piron, sedangkan istilah flavanoid berasal dari kata
flavan atau fenil 2 kroman yang mempunyai kerangka dasar piran. Namun saat ini
istilah flavonoid lebih umum digunakan dari pada flavanoid (Sabir, 2003).
Berdasarkan fungsi fisiologisnya, flavonoid dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
antosianin (flavonoid yang berperan sebagai pigmen warna), flavonol dan flavon
(perlindungan terhadap radiasi UV berlebih dan sebagai sinyal biologis), dan
isoflavon (flavonoid biner yang banyak berperan sebagai senyawa pertahanan).
(Pambudi dkk., 2014).
Penggolongan flavonoid ini berdasarkan perbedaan struktur kimia, yaitu
perbedaan substituen cincin heterosiklik yang mengandung oksigen dan perbedaan
distribusi gugus hidroksil. Sebaliknya, perbedaan oksigenasi pada atom
C3menentukan sifat, khasiat, dan tipe atau golongan flavonoid (Sabir, 2003). Apabila
ekstrak sampel terdapat senyawa flavonoid, maka setelah penambahan Mg dan HCl
akan terbentuk garam flavilium berwarna merah atau jingga. Warna tersebut muncul
karena dugaan adanya reaksi antara flavonoid dengan logam HCl dan Mg
(Septyaningsih, 2010). Reduksi dengan Mg dan HCl pekat ini menghasilkan senyawa
kompleks yang berwarna merah atau jingga pada flavonol, flavanon, flavanonol dan
xanton (Mariana, 2013).
Flavonoid dapat ditemukan pada hampir semua bagian tumbuhan, termasuk
daun, akar, kuncup, kayu, kulit kayu, tepung sari, nektar, bunga, buah, dan biji.
Senyawa ini di dalam jaringan tumbuhan, lazimnya ditemukan dalam bentuk
glikosida (terikat dengan molekul gula) atau aglikon (tidak terikat dengan molekul
gula) (Sabir, 2003).
Penelitian menunjukkan bahwa jika flavonoid yang terdapat pada makanan
dalam bentuk  glikosida, maka flavonoid tersebut tidak dapat diabsorbsi. Hanya
flavonoid dalam bentuk aglikon yang dapat melewati dinding usus. Hidrolisis ikatan
glikosida terjadi hanya di usus besar (kolon) oleh bakteri, bersamaan dengan
degradasi flavonoid yang terdapat pada makanan. Penyebab hal ini karena tidak ada
enzim yang mampu memecah ikatan antara flavonoid dengan gula atau
mensekresikannya kedalam usus (Sabir, 2003).
Senyawa flavonoid dalam bentuk aglikon pada usus diabsorbsi bersama-sama
asam empedu dan melalui epitel masuk kedalam peredaran darah. Melalui vena porta,
sebagian besar flavonoid akan menuju ke hati yang merupakan organ utama tempat
metabolisme flavonoid selain dinding usus besar dan ginjal (Sabir, 2003). Bila
flavonoid diabsorbsi, maka terjadi peningkatan beberapa fungsi biologis, antara lain
sintesis protein, diferensiasi dan proliferasi sel, serta angiogenesis (Sabir, 2003).
Walaupun diketahui bahwa toksisitas flavonoid sangat rendah, namun apabila
senyawa ini dikonsumsi secara berlebihan (dosis tinggi), maka senyawa ini mungkin
dapat berperan sebagai mutagen dan menghambat enzim-enzim tertentu yang penting
untuk metabolisme hormon (Skibola dan Smith, 2000).
c. Kegunaan
Daun salam (Eugenia polyantha wight) merupakan salah satu jenis tanaman
obat antimikroba. Beberapa bahan kimia yang bersifat antimikroba yang didapat dari
daun salam (Eugenia polyantha wight) adalah Phenol, Quinone, Flavonoid, Tanin,
Coumarin, Terpenoid, Minyak atsiri, Lectin, Polypeptida, Alkaloid, Polyamine,
Isothiocyanate, Thiosulfinate, Glucoside dan Polyacetylene (Cendranata, Djamhari
dan Endah, 2011) dan (Murhadi, Suharyono dan Susilawati, 2007). Melalui
kandungan yang terkandung dalam daun salam, menghasilkan beberapa efek
farmakologis dari daun salam salah satunya yaitu antibakteri.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma et al., 2011, menggunakan metode
diskdifusi menunjukkan bahwa ekstrak daun salam memiliki aktivitas yang baik
sebagai antibakteri terutama untuk Salmonella thypi dan Bacillus cereus.
Kemampuan daun salam sebagai antibakteri melalui mekanisme penghambatan
sintesis dinding sel dan fungsi membran sel. Kandungan tanin, minyak atsiri dan
flavonoid pada daun salam menyebabkan daun salam mempunyai daya antibakteri/
antimikroba. Tanin dan flavonoid termasuk dalam senyawa fenol, semua senyawa
fenol memiliki cincin aromatik yang mengandung bermacam gugus pengganti yang
menempel seperti gugus hidroksi, karboksil, metoksi dan sering juga struktur cincin
bukan aromatik. Pelczar dan Chan, mengungkapkan, bahwa mekanisme
penghambatan dari antimikroba melalui beberapa cara, antara lain :
a. Menyebabkan kerusakan pada dinding sel,
b. Mempengaruhi permeabilitas dari membram sitoplasma,
c. Menghambat kerja dari enzim,
d. Menghambat sintsis asam nukleat dan protein sel mikroba.
DAUN SIRIH
Piper betle
A. KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper betle
B. TEORI
a. Definis
Sirih termasuk dalam family piperaceae, merupakan jenis tumbuhan merambat
dan bersandar pada batang pohon lain, yang tingginya 5 - 15 meter. Sirih memiliki
daun tunggal letaknya berseling dengan bentuk bervariasi mulai dari bundar telur atau
bundar telur lonjong, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk sedikit,
ujung daun runcing, pinggir daun rata agak menggulung ke bawah, panjang 5 - 18
cm, lebar 3 - 12 cm. Batang sirih berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat,
berkerut, dan beruas yang merupakan tempat keluarnya akar. Morfologi daun sirih
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang - seling, bertangkai,
teksturnya agak kasar jika diraba, dan mengeluarkan bau khas aromatis jika diremas.
Panjang daun 6 - 17,5 cm dan lebar 3,5 - 10 cm. Sirih memiliki bunga majemuk yang
berbentuk bulir dan merunduk. Bunga sirih dilindungi oleh daun pelindung yang
berbentuk bulat panjang dengan diameter 1 mm. Buah terletak tersembunyi atau buni,
berbentuk bulat, berdaging dan berwarna kuning kehijauan hingga hijau keabu-abuan.
Tanaman sirih memiliki akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna cokelat
kekuningan (Koensoemardiyah,2010).
Daun berwarna hijau, permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun
agak tenggelam permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, bau
aromatiknya khas dan rasanya pedas. Batang tanaman berbentuk bulat dan lunak
berwarna hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut
(Inayatullah, 2012). Tanaman sirih merupakan tanaman yang perdu, merambat,
batang berkayu, berbuku buku dan bersalur (Kharisma et al.,2010). Daun sirih
mempunyai bau aromatik khas dan rasa pedas. Daun sirih merupakan daun tunggal.
Tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan panjang 1,5 – 8 cm (Kristio, 2007).
Banyak literatur yang menyatakan bahwa sirih mempunyai banyak manfaat
tetapi sampai saat ini belum ada literatur yang menyebutkan secara khusus senyawa
yang terkandung maupun cara kerja dari senyawa-senyawa tersebut untuk
pengobatan-pengobatan penyakit secara keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian,
sirih untuk mimisan dan asam urat mempunyai nilai ICF dan nilai UV tinggi, untuk
menghentikan pendarahan sementara dapat menggunakan daun sirih. Aroma daun
sirih yang disumbatkan pada lubang hidung menghentikan pendarahan untuk
sementara waktu sehingga dapat digunakan sebagai pengobatan untuk mimisan.
pengobatan mimisan ini dilakukan dengan cara menggulung daun sirih dan
disumbatkan ke dalam hidung. Dalam memanfaatkan daun sirih digunakan daun sirih
yang masih berwarna hijau dan dipetik sebelum matahari terbit karena intensitas sinar
matahari mengurangi aroma daun. Daun sirih mengandung zat antiseptik yang
mampu membunuh kuman dan zat adstringent yang mampu mengerutkan jaringan.
Daun sirih juga berfungsi untuk asam urat, dimana arecoline yang ditemukan pada
seluruh bagian tanaman berguna merangsang saraf pusat. Cara penggunaannya
dengan cara direbus bersama teh sampai air rebusan berubah warna, setalah itu
dioleskan atau untuk mandi. Hal tersebut juga dapat dilakukan untuk memperlancar
darah, nyeri otot dan  persendian dan stroke.
b. Kandungan
Tumbuhan ini kaya akan kandungan kimia, seperti minyak asiri,
hidroksicavikol, kavicol, kavibetol, allypykatekol, karvakol, eugenol, eugenol methyl
ether, pcymene, cyneole, alkohol, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena,
eskuiterpena, fenil propane, tannin, diastase, gula, dan pati. Arecoline yang
ditemukan pada seluruh bagian tanaman berguna merangsang saraf  pusat,
merangsang daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, merangsang kejang, dan
meredakan sifat mendengkur. Eugenol yang ditemukan pada daun berguna mencegah
ejakulasi  prematur, mematikan jamur Candida albicans, antikejang, analgesik,
anestetik, pereda kejang  pada otot polos, dan penekan pengendali gerak. Tanin yang
juga terdapat pada daun berguna sebagai astringent (mengurangi sekresi pada liang
vagina) sehingga sirih dapat berfungsi untuk mengobati keputihan.
Daun sirih selain identik dengan tradisi, daun sirih juga memiliki berbagai
kandungan zat seperti minyak atsiri, karoren, asam nikotinat, riboflavin, dan tiamin.
Selain itu, masih ada vitamin C, tannin, asam amino, pati, diatase, gula, zat samak,
dan kavikol. Kandungan-kandungan ini bermanfaat bagi kesehatan, yaitu:
 Mematikan kuman
 Menghilangkan bau badan
 Meredakan nyeri
 Menahan perdarahan
 Membantu menyembuhkan luka pada kulit
 Mengatasi gangguan pencernaan
 Meningkatkan nafsu makan
 Menjaga kesehatan rongga mulut
 Membantu mengeluarkan dahak
 Mengatasi gangguan pernapasan.
c. Kegunaan
Sirih Memiliki Nama Latin Piper betle yang lazimnya di kenal sebagai
tumbuhan yang merambat dan biasanya bersandar pada pohon lain ini mempunyai
ciri tanaman yang mampu tumbuh mencapai tinggi 15 meter, sementara itu untuk
batang dari tanaman sirih ini berbentuk bulan dan berwaran kecoklatan dengan corak
ruas-ruas di bagian batangnya seperti layaknya pohon bambu, di sinilah tempat
keluarnya akar dari tumbuhan sirih ini, nah untuk daunnya yang akan kita bahas ini
khasiat daun siri atau manfaat daun sirih ini memiliki daun yang berbentuk jantung,
dengan bentuk bersalang seling dan ujungnya berbentuk runcing, apa bila daun sirih
ini di remas maka akan mengeluarkan bau yang segar khas daun sirih ini.
Manfaat sirih bagi masyarakat suku Madura Kecamatan Kalianget Kabupaten
Sumenep Madura digunakan untuk pengobatan penyakit jantung. Cara
penggunaannya dengan mencampur 3 lembar daun sirih bersama 3 siung bawang
merah, 14 biji kemukus, dan 1 sendok kecil jinten  putih. Semua ramuan tersebut
dicampur dan ditumbuk halus bersama 4 sendok air dan disaring. Ramuan ini
diminum sebanyak 2 kali sehari secara rutin. Pramono (2008) menyatakan bahwa
sirih sangat bermanfaat untuk penyembuhan penyakit jantung. Daun sirih juga
bermanfaat bagi  penyembuhan ambeien dengan cara mencampur 11 lembar daun
sirih dengan ¼ ruas kunyit dan 1 ons buah asam. Ramuan tersebut direbus sampai
mendidih dan diminum secukupnya. Daun sirih untuk pengobatan batuk rejan dapat
dilakukan dengan cara 7 lembar daun sirih dan gula  batu. Ramuan tersebut direbus
dengan 1 gelas air hingga tersisa ½ gelas air. Ramuan tersebut diminum 3 kali sehari
1 sendok makan. Untuk pengobatan disentri, sirih dicampur gambir dan kapur
ditumbuk halus dan diseduh dengan air. Ramuan tersebut ditumbuk dan diseduh
dengan air, ramuan tersebut diminum 3 kali sehari 1 sendok makan.
1. Dengan Air rebusan Daun Sirih dapat digunakan untuk membersihkan mata
2. Daun sirih Juga Dapat menghilangkan bau ketiak
3. Bisa untuk mengobati gigi dan gusi bengkak. Caranya mudah, kunyah daun Sirih
Hijau secukupnya. Atau berkumur dengan rebusan daun sirih ini. Sakit gigi dan gusi
bengkak, berangsur-angsur akan hilang.
4. Daun Sirih Hijau, dipercaya bisa untuk mengobati keputihan. Rebus daunnya
dengan porsi secukupnya. Bisa diminum, disamping itu airnya untuk membasuh
vagina.
5. Bagi mereka yang terkena sariawan, daun Sirih Hijau, bisa dijadikan solusi yang
baik. Kunyah daunnya atau kumur dengan rebusannya.
6. Bila secara rutin berkumur dengan rebusan Sirih Hijau, bau mulut tidak sedap pun
akan hilang.
7. Mampu mengobati luka bakar. Caranya ambil daun Sirih Hijau, panaskan supaya
layu, lalu tempelkan pada luka bakar.
8. Bila hidung keluar darah terus (mimisan), gulungan daun Sirih Hijau yang
disumpalkan di hidung, bisa membuat darah yang keluar pun terhenti. Jadi bisa
dijadikan obat mimisan.
9. Menghilangkan gatal-gatal di kulit. Caranya balurkan tumbukan daun Sirih Hijau,
ke bagian tubuh yang gatal-gatal, niscaya gatalnya jadi reda atau bahkan hilang sama
sekali.
10. Daun Sirih Hijau juga bisa untuk mengobati eksim, atau penyakit kulit lainnya.
11. Tanaman Sirih Hijau, ternyata bisa mengusir semut, nyamuk, lalat dan serangga
lain. Di sekitar lokasi tanaman ini, semut dan serangga akan menyingkir.
12. Cairan daun Sirih Hijau, bisa untuk obat semprot hama dan tidak mematikan
tanaman. Penyakit dan kutu yang menyerang tanaman bisa sirna.
13. Sirih Hijau, daunnya juga dipercaya bisa untuk mengobati demam berdarah.
Minum rebusan daunnya, bisa mematikan kuman penyebab demam berdarah. Atau
oleskan gilingan daun Sirih Hijau ke tubuh, dibalurkan, nyamuk penyebab demam
berdarah tidak berani menggigitnya.
14. Meminum air rebusan bisa memperlancar haid yang tidak teratur
15. Daun sirih mampu untuk mengobati Asma
16. Daun sirih Mampu Mengobati radang tenggorokan

Anda mungkin juga menyukai