Anda di halaman 1dari 34

Pengantar PKPA RS

PENYAKIT ASMA
Kelompok 7
1. Mutiara Rahmi
(2330122185)
2. Nopela Sari (2330122186)
3. Nurfajri Abrar
(2330122187)
4. Nurjannah (2330122188)
Dosen Pengampu
apt. Mimi Aria, M. Farm
Definisi Asma

Asma adalah suatu kelainan berupa peradangan kronik, saluran napas yang
menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktivitas bronkus) sehingga
menyebabkan gejala episodik berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat
dan batuk terutama pada malam hari atau dini hari, yang umumnya bersifat
reversibel baik dengan atau tampa pengobatan.

—Kemenkes RI, 2008—


Klasifikasi Asma
Asma Saat Tanpa Serangan
(Pada Orang Dewasa)
Asma Saat Tanpa Serangan
(Pada Anak-Anak)
Asma Saat Serangan
Asma Saat Serangan
(lanjutan )
Jalan napas pada asma disebabkan oleh:
Etiologi a. Kontraksi otot sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan napas.
b. Pembengkakan membrane bronkus
Asma c. Bronkus berisi mucus yang kental
faktor pencetus dari asma adalah:
a. Alergen
penyebab alergi. Dimana ini dibagi menjadi
tiga, yaitu:
1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu
binatang, serbuk bunga, bakteri, dan polusi.
2) Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan dan obat-obatan
tertentu seperti penisilin, salisilat, beta blocker, kodein.
3) Kontaktan, seperti perhiasan, logam, jam tangan, dan aksesoris
lainnya yang masuk melalui kontak dengan kulit.
b. Infeksi saluran pernapasan
c. Perubahan cuaca
d. Lingkungan kerja
e. Olahraga —Kemenkes RI, 2008—
f. Stress
Patofisiologi Asma

Gejala asma, yaitu batuk sesak merupakan akibat dari obstruksi


bronkus yang didasari oleh inflamasi kronik dan hiperaktifitas
bronkus.

—Kemenkes RI, 2008—


Upaya pencegahan asma;
pencegahan primer, sekunder, tersier
Diagnosis Asma
Gejala/Manifestasi Asma Diagnosis asma sangat penting, sehingga dapat ditangani
dengan semestinya, mengi (wheezing) atau batuk kronik
• Hipoventilasi berulang ini merupakan Langkah awal untuk menegakkan
diagnosis.
• Dyspnea wheezing 1. Anamnesis
• Pusing hal hal yang dapat ditanyakan pada pasien asma
• Sakit kepala • Apakah ada batuk yang berulang terutama pada malam
menjelang dini hari?
• Nausea • Apakah pasien mengalami mengi atau dada terasa berat
• Peningkatan nafas pendek atau batuk setelah terpajan allergen atau polutan?
• Kecemasan • Apakah ada batuk, mengi, sesak di dada jika terjadi
• Diaphoresis perubahan musim/cuaca, suhu yang ekstrim?
• Apakah ada penyekit alergi lainnya?
• kelelahan
2. Pemeriksaan fisik
Hal hal yang dapat dialami pada pasien asma
Inspeksi
• Pasien terlihat gelisah
• Sesak
• Sianosis
Palpasi
• Biasanya dapat ditemukan kelainan
• Pada serangan berat dapat terjadi pulpus paradokpus
Perkusi
• Biasanya tidak ditemukan kelainan
Auskultasi
• Ekspirasi memanjang
• Mengi
• Suara lendir
B. Diagnosis banding
Dewasa
• Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
• Bronkitis kronik
• Gagal jantung kongestif
• Batuk kronik akibat lain lain
• Disfungsi larings
• Obstruksi mekanis
• Emboli paru
Anak
• Rinosinusitis
• Refluks gastroesofageal
• Infeksi respiratorik bawah viral berulang
• Displasia bronkopulmoner
• Tuberkulosis
• Malformasi kongenital yang menyebabkan penyempitan saluran
respiratorik intratorakal
• Penyakit jantung bawaan
Pemeriksaan Penunjang
Asma

• Pemeriksaan fungsi/faal paru dengan alat spiromet


• Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter
• Uji reversibilitas (dengan bronkodilator)
• Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hipereaktivitas
bronkus.
• Uji Alergi (Tes tusuk kulit /skin prick test) untuk menilai ada
tidaknya alergi.
• Foto toraks, pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan
penyakit selain asma

—Kemenkes RI, 2008—


Penatalaksaan Asma

Secara Farmakologi

Penatalaksanaan Asma Akut (Saat Serangan)

Serangan akut adalah episodik perburukan pada asma yang harus diketahui
oleh pasien. Penanganan harus cepat dan disesuaikan dengan derajat serangan.
Pada serangan asma obat obat yang digunakan adalah
1. Bronkodilator ( ß2 agonis kerja cepat dan ipratropium bromida
2. kortikosteroid sistemik

—Kemenkes RI, 2008—


 Secara Farmakologi

Penatalaksanaan Asma jangka Panjang

bertujuan untuk mengontrol asma dan mencegah serangan. Prinsip pengobatan


jangka panjang meliputi: Edukasi, Obat asma (pengontrol dan pelega)
Menjaga kebugaran. Obat asma yang digunakan sebagai pengontrol antara lain
: Inhalasi kortikosteroid, ß2 agonis kerja Panjang, antileukotriene, teofilin
lepas lambat

—Kemenkes RI, 2008—


Jenis Obat
Asma

—Kemenkes RI, 2008—

—Kemenkes RI, 2008—


 Secara Non Farmakologi

 Anjurkan berhenti merokok


 Lakukan aktivitas fisik rutin untuk meningkatkan fungsi
kardirespirasi
 Hindari paparan bahan iritan atau allergen pada tempat kerja
 Hindari konsumsi obat-obatan yang berpotensi memperberat gejala
asma seperti aspirin
 Anjurkan kepada pasien untuk mengkonsumsi buah dan sayuran
secara rutin
 Hindari paparan allergen dalam rumah seperti debu, tungau.
 Penurunan berat badan pada pasien asma disertai obesitas
Obat Populer Salbutamol
Nama Dagang : Astharol, Azmacon, Fartolin, Salbuven, Glisend
Indikasi : Sebagai terapi asma akut, untuk mencegah sesak nafas yang dipicu olahraga,
emfisema.
Golongan : Bronkodilator (agonis ßeta-2) dengan reaksi cepat
kontraindikasi : Kontraindikasi dengan pasien hipersensitivitas, hipertiroid, penyakit jantung
koroner.
Efek samping : Tremor otot terutama pada tangan, palpitasi dan krsm otot.
Interaksi Obat :
1. ß-blocker : kerja salbutamol berlawanan dengan ß-blocker
2. Kortikosteroid : Kombinasi kedua obat ini menyebabkan hiperglikemi dan hipokalemi.
3. Diuretik : menyebabkan hipokalemi dan efek elektrokardiograf
4. Formoterol & salmeterol : Berlawanan dengan efek perlindungan dari salbutamol terhadap
bronchitis.
5. Teofilin : Menggabungkan teofilin dengan salbutamol secara infus meningkatkan
takikardia. Kombinasi kedua obat ini juga meningkatkan resiko hipokalemi.
Salbutamol

Farmakokinetik dan farmakodinamik


Salbutamol di absorbsi baik dalam saluran pencernaan ketika digunakan secara per
oral. Onset of Action (OOA) dari salbutamol melalui rute per oral adalah 30 menit
dan kadar tertinggi dalam plasma dicapai dalam 1 sampai 3 jam dan mempunyai
t1/2 selama 4 sampai 6 jam. Sedangkan jika digunakan secara inhalasi OOA selama
5 menit dengan Duration of Action (DOA) selama 3 sampai 6 jam. Oleh karena
obat ini diabsorbsi dengan baik dan mempunyai t1/2 yang pendek maka digunakan
3- 4 kali sehari. Jika diberikan dalam bentuk inhalasi, 10-20% dari dosis akan
mencapai saluran nafas bagian bawah dan sisanya tertinggal dalam sistem
penghantaran atau tertelan dan diserap di usus halus. Obat ini dimetabolisme
melalui metabolisme lintas pertama di hati dan juga di dinding usus namun tidak
dimetabolisme di paru, dengan hasil metabolit utamanya adalah konjugat sulfat
yang tidak aktif. Salbutamol diekskresikan terutama dalam urin sebagai metabolit
maupun bentuk aslinya, proporsi lebih kecil diekskresikan dalam feses.
Algoritma Terapi
Asma
Contoh Kasus
Analisa Kasus
Nyonya SJ, ibu rumah tangga berumur 32 tahun, mengidap asma sejak berumur 5 tahun.
Tidak merokok, minum alkohol sesekali dan mempunyai hewan peliharaan kucing. Dia mendapat
pengobatan :
- beklometasone 500 mg 2x sehari
- salbutamol 200 mg (jika diperlukan)
NY. SJ menemui dokter umum ketika mengalami nafas yang pendek selama beberapa
minggu. Ny sj mendaptakan pengobatan zafirlukast 20 mg 2x sehari ditambahkan pemberian
amoxicillin 3x sehari selama seminggu. Dokter curiga pasien mempunyai infeksi ringan kemudian
melanjutkan dengan masalah pengobatan.
Dua bulan kemudian, dia masuk rumah sakit karena gejala mirip flu, sakit perut dan
penurunan nafsu makan. Ny SJ dideteksi mempunyai penyakit kuning. Pemeriksaan fungsi hari :
Bilirubin : 44 μmol/L (normal < 17 μmol/L)
Alanin transaminase (ALT) : 200 IU/L (normal 0-35 units/L)
Aspartate transaminase (AST) : 150 IU/L (normal 0-35 units/L)
Analisa Kasus

Subyektif
Obyektif
Keluhan : nafas pendek selama berminggu-minggu.
Mirip flu, sakit perut dan penurunan nafsu makan · Bilirubin: 44 μmol/l (normal
Riwayat penyakit : mengidap asma sejak umur 5 tahun range < 17 μmol/l)
Riwayat pengobatan : · Alanin transaminase (ALT):
· Beklometason 500 dua kali sehari 200 IU/l (normal range:0-35
units/l)
· Salbutamol 200 mg jika diperlukan
· zafirlukast 20 mg tiga kali sehari selama seminggu · Aspartate transaminase
(AST):150 IU/l (normal
. Amoxicilin 3x sehari
range:0-35 units/l)
Analisa Kasus
Planning (P)
1). Tujuan Terapi :
· Mencegah timbulnya gejala yang kronis dan
mengganggu
· Mencegah keparahanan penyakit kuning. Assesment

· Mencegah morbiditas dan mortalitas akibat Pasien mengidap asma dan


penyakit hati. penyakit kuning yang
diakibatkan oleh ADR
· Memperbaiki kualitas hidup pasien
zafirlukas
2). Sasaran Terapi :
· Menurunkan nilai ALT, AST dan Bilirubin
· Menangani asma pasien
Analisa Kasus
Planning (P)
3). Strategi Terapi :
Terapi Farmakologi : Metilprednisolon
Terapi Non Farmakologi :
· Meminimalkan paparan alergen
· Kontrol terhadap faktor pemicu serangan (debu, polusi, merokok, olah raga, perubahan
suhu)
· Menghindari stress fisik dan emosional.
· Olah raga khusus asma 2x seminggu selama 8 minggu
· Tidak boleh minum alcohol
· Tidak boleh memelihara hewan peliharaan
Analisa Kasus
Planning (P) Tepat Obat
4). Analisis Kerasionalan Terapi (4T 1W)
Tepat Indikasi

Tepat Pasien

Tepat Dosis

Waspada Efek Samping Obat


Analisa Kasus
Monitoring Rencana Tindak Lanjut
Terimakasih
No Nama Obat Regimen Dosis Manifestasi Efek Samping

1. Beklomethason 2 x 500 mg Sakit kepala, mual, iritasi pada selaput


lender hidung, edema.
2. Salbutamol Sakit kepala, pusing, naik tekanan darah,
tremor, kram otot, palpitasi.
3. Zafirlukast 3 x 20 mg

4. Amoxicillin 3 x 500 mg Diare, mual, muntah, tidak enak pada


perut, sakit kepala.
3 Dosis, Frekuensi Penggunaan, Penyimpanan, Administrasi, Interaksi
 Dosis Tidak Ada Beklomethasone
Tepat masalah Dosis Awal : 40 – 80 mcg melalui inhalasi 2 x sehari
Dosis maksimum : 320 mcg 2 x sehari
 Dosis Terlalu Tidak ada
Salbutamol
Rendah masalah
Dosis
Menghilangkan bronkospam akut : 100 mcg atau
 Dosis Terlalu Ada 200 mcg
Tinggi masalah Pencegahan allergen atau bronkuspasme akibat
olahraga : 200 mcg
Terapi kronis : 200 mcg
Pencegahan allergen atau bronkospasme : 100 mcg
Terapi kronis : 200 mcg
Zafirlukas
Dosis : 20 mg oral 2 x sehari, 1 jam sebelum atau 2
jam sesudah makan.
Amoxicillin
Dosis : untuk infeksi akut 500 mg setiap 8 jam atau
750 – 1000 mg setiap 12 jam
Frekuensi Tidak ada Frekuensi Penggunaan Obat
penggunaan masalah  Beklomethasone digunakan 12 jam sehingga digunakan 2 x
kurang tempat sehari, pagi jam 08.00 wib dan malam 20.00 wib.
 Salbutamol diberikan jika diperlukan
 Zafirlukast diberikan 2 x sehari 12 jam sehingga diminum pagi
jam 08.00 dan malam 20.00 ( selama seminggu).
 Amoxicillin diberikan tiap 8 jam sehingga digunakan 3 x
sehari.

Penyimpanan Tidak ada  Beklomethasone : Simpan obat di temperature ruang jauh dari
tidak tepat masalah panas dan cahaya langsung.
 Salbutamol : Simpan obat di temperature ruang, jauh dari
panas dan caya matahari langsung.
 Zafirlukast : Simpan obat di temperature ruang, jauh dari
panas dan caya matahari langsung.
 Amoxicillin : Simpan obat di temperature ruang, jauh dari
panas dan caya matahari langsung.
Terdapat Tidak ada Tidak terdapat interaksi obat yang telah diberikan
interaksi obat masalah
4 Reaksi yang tidak diinginkan
Obat tidak Tidak ada Obat aman diberikan kepada pasien
aman untuk masalah
pasien
Terjadi Tidak ada Tidak terjadi reaksi alergi
reaksi alergi masalah

Dosis obat Tidak ada Tidak terdapat dosis yang dinaikkan dan diturunkan terlalu
dinaikkan & masalah cepat
diturunkan
terlalu
cepat
Muncul efek Ada Terjadinya efek samping obat zafirlukast yang dialami
yang tidak masalah pasien seperti : nafas pendek selama berminggu-minggu,
diinginkan mirip flu, sakit perut dan penurunan nafsu makan.
5 Ketidaksesuaian kepatuhan pasien
Obat tidak Tidak ada Tidak masalah dalam penyediaan obat pasien. Semua obat yang
tersedia masalah dibutuhkan pasien tersedia di apotek rumah sakit

Pasien tidak Tidak ada Pasien mampu menyediakan obat. Dimana obat ditanggung oleh
mampu masalah BPJS.
menyediakan obat
Pasien tidak Tidak ada Pasien masih mampu menelan dan menggunakan obat.
mampu masalah
menelan/menggun
akan obat
Pasien tidak Tidak ada Pasien mengerti cara penggunaan obat
mengerti instruksi masalah  Beklomethasone dan salbutamol (jika diperlukan) digunakan 2 x
penggunaan sehari secara inhalasi.
 Zafirlukast diminum 2 x sehari 1 jam sebelum makan dsn 2 jam
setelah makan secara peroral.
 Amoxicillin diminum 2x sehari sesudah makan secara peroral
dan dihabiskan.
Pasien tidak patuh atau Tidak ada Pasien patuh menggunakan obat-obatan
memilih tidak menggunakan masalah yang telah diberikan.
obat

5 Pasien membutuhkan terapi tambahan

Terdapat kondisi yang tidak Tidak ada Tidak kondisi yang tidak diterapi
diterapi masalah
Pasien membutuhkan obat Tidak ada Pasien belum membutuhkan obat lain
lain yang sinergis masalah yang sinergis.
Pasien membutuhkan terapi Tidak ada Pasien tidak memerlukan/membutuhkan
profilaksis masalah terapi profilaksis

Anda mungkin juga menyukai