Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang
Daun salam merupakan tumbuhan yang mudah hidup di dataran rendah

maupun tinggi. Tanaman ini dapat hidup tanpa perlakuan khusus. Daun salam

biasanya digunakan sebagai penyedap rasa pada makanan. Harmanto (2007)

menyatakan bahwa daun salam tingginya mencapai 25 m. Daunnya yang rimbun,

berbentuk lonjong/bulat telur, berujung runcing bila diremas mengeluarkan bau

harum. Daun salam mengandung zat-zat bahan warna, zat samak dan minyak

atsiri yang bersifat antibakteri. Zat tannin yang terkandung bersifat menciutkan

(astringent). Daun salam juga bermanfaat untuk mengatasi diare, diabetes, kudis

atau gatal dan lambung lemah. Pada penelitian Sudirman (2014) efektifitas

antimikroba yang ditunjukkan ekstrak daun salam memiliki zat aktif dalam

menghambat pertumbuhan bakteri berupa tannin, flavonoid dan minyak atsiri,

yang mana ketiga zat tersebut merupakan komposisi kimia yang terkandung

dalam ekstrak daun salam.

Daun salam biasanya hanya digunakan sebagai bahan tambahan pada saat

memasak dan kurang efektif dalam pemanfaatannya. Dalam suatu penelitian

ternyata daun salam dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan

pasta gigi, se-hingga daun salam juga dapat berpotensi sebagai bahan baku dalam

pembuatan obat kumur. Kandungan pada obat kumur dapat membunuh bakteri

yang berada pada rongga mulut. Bakteri pada rongga mulut khususnya didalam

saliva sangat menggangu kebersihan mulut dan dapat menimbulkan plak dan

karang gigi. Menurut Pintauli (2008) setiap kali seseorang mengkonsumsi

makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka bakteri penyebab

karies di rongga mulut akan memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi

1
yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan, hal ter-sebut juga

dikuatkan oleh Kidd (1992) setelah mengkonsumsi karbohidrat pH plak akan

turun, pH akan kembali normal dalam 30-60 menit.

Pada penelitian Kartikasari (2012) terdapat penurunan jumlah koloni bakteri

Strep-tococcus sp pada saliva setelah mengonsumsi buah belimbing manis yaitu

dari 466,86 CFU menjadi 356,73 CFU karena buah belimbing manis mengandung

senyawa epikatekin, flavonoid, tanin, alkaloid, dan, saponin, dengan jumlah

senyawa terbesar yaitu flavonoid. Kandungan senyawa-senyawa ini menjadikan

buah belimbing manis efektif digunakan sebagai buah berdaya antibakteri. Selain

itu salah satu bakteri di dalam Saliva adalah Streptococcus mutans yaitu bakteri

yang dapat menyebabkan rasa bau dan caries gigi. Menurut Sumono (2009) air

rebusan daun salam dapat mengurangi jumlah koloni bakteri Streptococcus sp.

Hal tersebut dikuatkan oleh penelitian Andrianto (2012) pasta gigi yang

mengandung ekstrak daun salam dapat menghambat dan paling efektif

penghambatannya pada konsentrasi 60%.

Obat kumur adalah cairan yang digunakan untuk membersihkan mulut dari

bau selain pasta gigi. Obat kumur biasanya terbuat dari bahan kimia dan terdapat

banyak kandungan yang aktif didalamnya, sehingga peneliti membuat obat kumur

alami dari daun salam yang dapat membunuh bakteri pada mulut dan aman untuk

kesehatan. Banyak orang menggunakan produk pasta gigi yang terbaik tetapi

masih mengalami masalah gigi dan mulut karena penggunaan pasta gigi dan sikat

gigi masih dibatasi, sehingga penggunaan obat kumur lebih efektif karena obat

kumur dapat membersihkan mulut sampai ke sela-sela gigi untuk menghilangkan

bau mulut dan plak, selain itu juga lebih praktis dalam penggunaannya.

Peneliti juga menambahkan daun mint untuk memberikan rasa segar dan

meng-hambat pertumbuhan bakteri pada saliva. Daun mint merupakan daun yang

biasa digu-nakan dalam bahan pembuatan makanan agar makanan berbau khas

2
dan segar. Menurut Adi (2007), daun mint mengandung minyak atsiri 1-2 %,

mentol 80-90 %, menthon, dpipirition, heksanolfenil-asetat, etil amilkarbinol, dan

neomentol. Kandungan yang terdapat dalam daun mint yaitu minyak atsiri 1-2%

yang dapat menghambat per-tumbuhan bakteri dan menthol dapat digunakan

sebagai penambahan aroma segar pada pembuatan obat kumur alami. Pada

penelitian Farama (2015) antioksidan tertinggi dalam pembuatan seduhan teh

adalah 49,87 % yaitu seduhan teh dengan formulasi daun alpukat 2 g daun mint

0,4 g.

Menurut Lisal (2014), obat kumur yang mengandung cengkeh efektif dalam

me-nurunkan kadar hidrogen sulfide, aktivitas eugenol cengkeh sebagai

antimikroba pada obat kumur juga dapat menghambat tumbuhnya bakteri

Streptococcus mutans dan Streptococcus viridans yang dapat menyebabkan

terjadinya plak gigi. Toar (2013) me-nambahkan bahwa sediaan obat kumur bebas

alkohol yang mengandung cetylpyri-dinium chloride memilliki daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans yang lebih tinggi secara bermakna

dibandingkan sediaan obat kumur bebas alkohol yang mengandung ekstrak daun

sirih.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuhan Salam (Syzygium polyanthum)

Salam adalah nama tumbuhan yang merupakan penghasil rempah dan

merupakan salah satu tanaman obat di Indonesia (Joshi dkk., 2012). Tumbuhan

salam merupakan tumbuhan yang banyak ditanam untuk menghasilkan daunnya

(Versteegh, 2006).

Gambar Daun Salam

Beberapa nama yang dimiliki oleh tumbuhan ini yaitu ubai serai (Melayu),

manting(Jawa), dan gowok (Sunda). Nama ilmiah dari tumbuhan ini yaitu

Syzygium polyanthum (Wight.) Walp atau Eugenia polyantha Wight (Enda,

2009).

B. Klasifikasi Tumbuhan Salam

Adapun klasifikasi tumbuhan salam menurut van Steenis, 2003 sebagai

berikut: Kingdom : Plantae Superdivisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae

Order : Myrtales Family : Myrtaceae Genus : Syzygium Species : Syzygium

polyanthum (Wight.) Walp

4
C. Biologi Tumbuhan Salam

Tumbuhan salam tumbuh di ketinggian 5 m sampai 1.000 m di atas

permukaan laut. Pohon salam dapat tumbuh di dataran rendah sampai

pegunungan dengan ketinggian 1.800 m (Dalimarta, 2000). Tumbuhan salam

termasuk dalam tumbuhan menahun atau tumbuhan keras karena dapat mencapai

umur bertahun-tahun (Sumono dan Wulan, 2009; Fahrurozy, 2012). Tumbuhan

salam merupakan pohon atau perdu . Memiliki tinggi berkisar antara 18 m hingga

27 m dan biasanya tumbuh liar di hutan. 8 Arah tumbuh batang tegak lurus

dengan bentuk batang bulat dan permukaan yang beralur, batangnya berkayu

biasanya keras dan kuat. Cara percabangan batangnya monopodial, batang pokok

selalu tampak jelas. Memiliki arah tumbuh cabang yang tegak (Fahrurozy, 2012).

Bunga tumbuhan salam kebanyakan adalah bunga banci dengan kelopak dan

mahkota masing-masing terdiri atas 4-5 daun kelopak dan jumlah daun mahkota

yang sama, kadang-kadang berlekatan. Bunganya memiliki banyak benang sari,

kadang-kadang berkelopak berhadap-an dengan daun-daun mahkota. Tangkai sari

berwarna cerah, yang kadang-kadang menjadi bagian bunga. Bakal buah

tenggelam dan mempunyai 1 tangkai putik, beruang 1 sampai banyak, dengan 1-8

bakal biji dalam tiap ruang. Biji memiliki sedikit atau tanpa endosperm, lembaga

lurus, bengkok atau melingkar (van Steenis, 2003). Daun salam memiliki bentuk

daun yang lonjong sampai elip atau bundar telur sungsang dengan pangkal lancip,

sedangkan ujungnya lancip sampai tumpul dengan panjang 50 mm sampai 150

mm, lebar 35 mm sampai 65 mm, dan terdapat 6 sampai 10 urat daun lateral.

Panjang tangkai daun 5 mm sampai 12 mm (Dit Jen POM, 1980). Daun salam

merupakan daun tunggal yang letaknya berhadapan. Permukaan daunnya licin

dan berwarna hijau muda dan jika diremas berbau harum (Dalimartha, 2000).

Tumbuhan salam memiliki bunga majemuk yang tersusun dalam malai yang

keluar dari ujung ranting, berwarna putih dan baunya harum (Dalimartha, 2000).

5
9 Buahnya termasuk buah buni dengan diameter 8-9 mm. Buah yang masih muda

berwarna hijau dan setelah masak menjadi merah gelap, memiliki rasa agak sepat

(Dalimartha, 2000).

D. Kandungan Kimia Daun Salam

Daun salam mengandung minyak atsiri (sitral, eugenol), tanin, dan flavonoid

(Dalimartha, 2000; Sumono dan Wulan, 2009). Senyawa flavonoid dapat

menghambat transportasi asam amino leusin dan bersifat toksisitas terhadap

serangga (BBPPTP Ambon, 2013). Salah satu golongan flavonoid yaitu rotenon,

mempunyai efek mematikan pada serangga (Utami, dkk., 2010). Aktivitas biologi

minyak atsiri terhadap serangga dapat bersifat menolak (repellent), menarik

(attractant), racun kontak (toxic), racun pernafasan (fumigant), mengurangi nafsu

makan (antifeedant), menghambat peletakan telur (oviposition deterrent),

menghambat petumbuhan, menurunkan fertilitas, serta sebagai antiserangga

vektor (Hartati, 2012). Sedangkan senyawa tanin memiliki rasa yang pahit

sehingga dapat menyebabkan mekanisme penghambatan makan pada serangga

(Utami, dkk., 2010). Selain itu senyawa tanin berpengaruh pada serangga dalam

hal oviposisi (BBPPTP Ambon, 2013).

6
BAB III
MIKROSKOPIK

A. Pemerian

Bentuk berupa daun warna kecoklatan, bau aromatic lemah, rasa kelat.

Daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5-10 cm; ujung dan

pangkal daun meruncing, tepi rata; permukaan atas berwarna cokelat

kehijauan, licin, mengkilat; permukaan bawah berwarna cokelat tua; tulang

daun menyirip dan menonjol pada permukaan bawah, tulang cabang halus.

7
B. Mikroskopik
Fragmen pengenal adalah epidermis bawah dengan stomata tipe parasitis;
berkas pengangkut; serabut sklerenkim; epidermis atas dan Kristal kalsium
oksalat bentuk roset, lepas.

8
Senyawa identitas Kuersitrin
Struktur Kimia :

9
BAB IV
KESIMPULAN

1. Bagian utama yang dimanfaatkan dari tumbuhan salam adalah daun,

selain itu, kulit batang, akar, dan buah juga berkhasiat sebagai obat.

2. Daun salam dapat digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi, kencing

manis, tekanan darah tinggi, sakit maag, dan diare .

10
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Farmakope Herbal

Indonesia, Edisi Kesatu. Jakarta : Dirjen Binfar dan Alkes.

L. Karlina, 2016. Contoh Makalah Daun Salam

(eprints.ums.ac.id/42567/6/2.%20BAB%20I , diakses Senin, 21 November

2016 )

(digilib.unila.ac.id/3807/14/BAB%20II , diakses Senin, 21 November 2016

11
TUGAS FARMAKOGNOSI
MAKALAH
DAUN SALAM

Disusun oleh :
Dwi Novi Nurdiah ( NIM 1508P031 )
Kelas A Reguler II

Dosen Pengampu :
Purgiyanti, S.Si,Apt

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
TAHUN 2016

12
13

Anda mungkin juga menyukai