PENDAHULUAN
Latar belakang
Daun salam merupakan tumbuhan yang mudah hidup di dataran rendah
maupun tinggi. Tanaman ini dapat hidup tanpa perlakuan khusus. Daun salam
harum. Daun salam mengandung zat-zat bahan warna, zat samak dan minyak
atsiri yang bersifat antibakteri. Zat tannin yang terkandung bersifat menciutkan
(astringent). Daun salam juga bermanfaat untuk mengatasi diare, diabetes, kudis
atau gatal dan lambung lemah. Pada penelitian Sudirman (2014) efektifitas
antimikroba yang ditunjukkan ekstrak daun salam memiliki zat aktif dalam
yang mana ketiga zat tersebut merupakan komposisi kimia yang terkandung
Daun salam biasanya hanya digunakan sebagai bahan tambahan pada saat
ternyata daun salam dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan
pasta gigi, se-hingga daun salam juga dapat berpotensi sebagai bahan baku dalam
pembuatan obat kumur. Kandungan pada obat kumur dapat membunuh bakteri
yang berada pada rongga mulut. Bakteri pada rongga mulut khususnya didalam
saliva sangat menggangu kebersihan mulut dan dapat menimbulkan plak dan
1
yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan, hal ter-sebut juga
dari 466,86 CFU menjadi 356,73 CFU karena buah belimbing manis mengandung
buah belimbing manis efektif digunakan sebagai buah berdaya antibakteri. Selain
itu salah satu bakteri di dalam Saliva adalah Streptococcus mutans yaitu bakteri
yang dapat menyebabkan rasa bau dan caries gigi. Menurut Sumono (2009) air
rebusan daun salam dapat mengurangi jumlah koloni bakteri Streptococcus sp.
Hal tersebut dikuatkan oleh penelitian Andrianto (2012) pasta gigi yang
Obat kumur adalah cairan yang digunakan untuk membersihkan mulut dari
bau selain pasta gigi. Obat kumur biasanya terbuat dari bahan kimia dan terdapat
banyak kandungan yang aktif didalamnya, sehingga peneliti membuat obat kumur
alami dari daun salam yang dapat membunuh bakteri pada mulut dan aman untuk
kesehatan. Banyak orang menggunakan produk pasta gigi yang terbaik tetapi
masih mengalami masalah gigi dan mulut karena penggunaan pasta gigi dan sikat
gigi masih dibatasi, sehingga penggunaan obat kumur lebih efektif karena obat
bau mulut dan plak, selain itu juga lebih praktis dalam penggunaannya.
Peneliti juga menambahkan daun mint untuk memberikan rasa segar dan
meng-hambat pertumbuhan bakteri pada saliva. Daun mint merupakan daun yang
biasa digu-nakan dalam bahan pembuatan makanan agar makanan berbau khas
2
dan segar. Menurut Adi (2007), daun mint mengandung minyak atsiri 1-2 %,
neomentol. Kandungan yang terdapat dalam daun mint yaitu minyak atsiri 1-2%
sebagai penambahan aroma segar pada pembuatan obat kumur alami. Pada
adalah 49,87 % yaitu seduhan teh dengan formulasi daun alpukat 2 g daun mint
0,4 g.
Menurut Lisal (2014), obat kumur yang mengandung cengkeh efektif dalam
terjadinya plak gigi. Toar (2013) me-nambahkan bahwa sediaan obat kumur bebas
dibandingkan sediaan obat kumur bebas alkohol yang mengandung ekstrak daun
sirih.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan salah satu tanaman obat di Indonesia (Joshi dkk., 2012). Tumbuhan
(Versteegh, 2006).
Beberapa nama yang dimiliki oleh tumbuhan ini yaitu ubai serai (Melayu),
manting(Jawa), dan gowok (Sunda). Nama ilmiah dari tumbuhan ini yaitu
2009).
4
C. Biologi Tumbuhan Salam
termasuk dalam tumbuhan menahun atau tumbuhan keras karena dapat mencapai
salam merupakan pohon atau perdu . Memiliki tinggi berkisar antara 18 m hingga
27 m dan biasanya tumbuh liar di hutan. 8 Arah tumbuh batang tegak lurus
dengan bentuk batang bulat dan permukaan yang beralur, batangnya berkayu
biasanya keras dan kuat. Cara percabangan batangnya monopodial, batang pokok
selalu tampak jelas. Memiliki arah tumbuh cabang yang tegak (Fahrurozy, 2012).
Bunga tumbuhan salam kebanyakan adalah bunga banci dengan kelopak dan
mahkota masing-masing terdiri atas 4-5 daun kelopak dan jumlah daun mahkota
tenggelam dan mempunyai 1 tangkai putik, beruang 1 sampai banyak, dengan 1-8
bakal biji dalam tiap ruang. Biji memiliki sedikit atau tanpa endosperm, lembaga
lurus, bengkok atau melingkar (van Steenis, 2003). Daun salam memiliki bentuk
daun yang lonjong sampai elip atau bundar telur sungsang dengan pangkal lancip,
mm, lebar 35 mm sampai 65 mm, dan terdapat 6 sampai 10 urat daun lateral.
Panjang tangkai daun 5 mm sampai 12 mm (Dit Jen POM, 1980). Daun salam
dan berwarna hijau muda dan jika diremas berbau harum (Dalimartha, 2000).
Tumbuhan salam memiliki bunga majemuk yang tersusun dalam malai yang
keluar dari ujung ranting, berwarna putih dan baunya harum (Dalimartha, 2000).
5
9 Buahnya termasuk buah buni dengan diameter 8-9 mm. Buah yang masih muda
berwarna hijau dan setelah masak menjadi merah gelap, memiliki rasa agak sepat
(Dalimartha, 2000).
Daun salam mengandung minyak atsiri (sitral, eugenol), tanin, dan flavonoid
serangga (BBPPTP Ambon, 2013). Salah satu golongan flavonoid yaitu rotenon,
mempunyai efek mematikan pada serangga (Utami, dkk., 2010). Aktivitas biologi
vektor (Hartati, 2012). Sedangkan senyawa tanin memiliki rasa yang pahit
(Utami, dkk., 2010). Selain itu senyawa tanin berpengaruh pada serangga dalam
6
BAB III
MIKROSKOPIK
A. Pemerian
Bentuk berupa daun warna kecoklatan, bau aromatic lemah, rasa kelat.
Daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5-10 cm; ujung dan
daun menyirip dan menonjol pada permukaan bawah, tulang cabang halus.
7
B. Mikroskopik
Fragmen pengenal adalah epidermis bawah dengan stomata tipe parasitis;
berkas pengangkut; serabut sklerenkim; epidermis atas dan Kristal kalsium
oksalat bentuk roset, lepas.
8
Senyawa identitas Kuersitrin
Struktur Kimia :
9
BAB IV
KESIMPULAN
selain itu, kulit batang, akar, dan buah juga berkhasiat sebagai obat.
10
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
2016 )
11
TUGAS FARMAKOGNOSI
MAKALAH
DAUN SALAM
Disusun oleh :
Dwi Novi Nurdiah ( NIM 1508P031 )
Kelas A Reguler II
Dosen Pengampu :
Purgiyanti, S.Si,Apt
12
13