DISUSUN OLEH :
Nama : Dinda Putri Lestari
NIM : 1911102415068
Kelas Praktikum :D
Kelompok :6
Dosen Pengampu : Paula Mariana Kustiawan, M.Sc., Ph.D.
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
“Uji Organoleptik Dan Mikroskopik Bahan Nabati (Cortex, Radix, Dan Rhizome)”
B. Tujuan Praktikum
1. Makroskopis cacahan dan mikroskopis serbuk berbagai macam cortex
2. Makroskopis cacahan dan mikroskopis serbuk berbagai macam lignum
3. Makroskopis cacahan dan mikroskopis serbuk berbagai macam rhizome
4. Makroskopis cacahan dan mikroskopis serbuk berbagai macam radix
C. Tinjauan Pustaka
Menurut Saleh (2004) .Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada
proses penginderaan. Bagian organ tubuh yang berperan dalam penginderaan adalah mata,
telinga, indera pencicip, indera pembau dan indera perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat
indera memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis
kesan. Luas daerah kesan adalah gambaran dari sebaran atau cakupan alat indera yang
menerima rangsangan. Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan
kemampuan alat indra memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan
tersebut meliputi kemampuan mendeteksi (detection), mengenali (recognition),
membedakan (discrimination), membandingkan (scalling) dan kemampuan menyatakan suka
atau tidak suka (hedonik).
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan
(Departemen Kesehatan RI, 1985). Simplisia dibagi dalam tiga golongan, antara lain sebagai
berikut :
1) Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tumbuhan atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat nabati lain yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya (Hayati, 2018).
2) Simplisia hewani
Simplisia hewani merupakan simplisa berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni. Contohya adalah minyak
ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum) (Ristanti. 2019).
3) Simplisia pelikan atau mineral
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhanaa dan belum berupa bahan kimia
murni. Contohnya adalah serbuk seng dan serbuk tembaga (Hayati, 2018).
Simplisia kulit batang umumnya diambil dari bagian kulit terluar tanaman tingkat tinggi
yang berkayu. Bagian yang sering digunakan sebagai bahan ramuan meliputi kulit batang,
cabang atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Sedangkan simplisia batang dapat
diperoleh dari bagian batang tumbuhan tahunan atau tumbuhan semusim. (Dia dkk, 2015)
Rhizoma
Tanaman memiliki rhizoma. Rhizoma adalah batang beserta daun yang terdapat di
dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dari ujungnya dapat tumbuh tunas
yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rhizoma adalah
penjelmaan dari batang dan bukan akar, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Akar (radix)
Akar tumbuhan yang sering dimanfaatkan untuk bahan obat dapat berasal dari jenis
tumbuhan yang umumnya berbatang lunak dan memiliki kandungan air yang tinggi.
Lignum (Kayu)
METODE PENELITIAN
2. Bahan
a. Simplisia cacahan :
Parameriae Cortex
Cinnamomi Cortex
Cinchonae Cortex
Alstoniae Cortex
Alyxiae Cortex
Granati Fructus Cortex
Sappan Lignum
Santali Lignum
Ligustrinae Lignum
Curcuma Rhizoma
Curcuma domesticae Rhizoma
Calami Rhizoma
Zingiberis Rhizoma
Zingiber casumunarae Rhizoma
Languatis galangae Rhizoma.
Boesenbergiae Rhizoma
Imperatae Radix
Rhei Radix
Glycyrrhizae Radix.
b. Simplisia Serbuk :
Parameriae Cortex Calami Rhizoma
Cinnamomi Cortex Curcumae Rhizoma
Cinchonae Cortex Zingiberis Rhizoma
Granati Fructus Cortex Rhei Radix
Sappan Lignum Glycyrrhizae Radix.
B. Cara Kerja
Pelaksanaan :
Dibuat sediaan dalam media air dari masing-masing simplisia serbuk cortex, lignum,
rhizoma dan radix amati dibawah mikroskop lalugambar.
Dibuat sediaan dalam media kloralhidrat dari masing-masing simplisia serbuk cortex,
lignum, rhizoma dan radix amati dibawah mikroskop lalu gambar.
Warnai sediaan no.4 dengan peraksi floroglusin-HCl, amati dan gambarlah fragmen
yang berwarna merah seperti : sklereida dan sklerenkim.
DAFTAR PUSTAKA
Dia, S. P. S., Nurjanah, J. A., & Jacoeb, A. M. 2015. Komposisi kimia dan aktivitas antioksidan
akar, kulit batang dan daun lindur. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia,
18(2), 205-219
Hayati, Maulida. 2018. Formulasi Dan Uji Sifat Fisik Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak
Jazilah, Nur. 2014. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis)
Terhadap Larva Udang Artemia Salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp
Lethality Test (Bslt). Universitas Islam Negerimaulana Malik Ibrahim Malang.
Ristanti, Ayu. 2019. Penetapan Kadar Flavonoid Total Rebusan Daun Binahong (Anredera
Cordifolia (Ten.) Steenis) Basah Dan Kering Dengan Metode Spektrofotometri Uv-
Vis. Malang.
Utami, M., Widiawati, Y., & Hidayah, H. A. 2013. Keragaman dan Pemanfaatan Simplisia
Nabati yang Diperdagangkan di Purwokerto. Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA:
A Scientific Journal, 30(1), 15-24.
Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Fakultas Pertanian :
Universitas Sumatera Utara.