DISUSUN OLEH :
RESTU ROBY ISLAMIATY (17010153)
SI REGULER KHUSUS A
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengenal dan mengidentifikasi beberapa macam haksel yang secara tradisional
digunakan sebagai ramuan obat.
2. Melakukan identifikasi simplisia secara mikroskopik dan mengetahui ciri khas
masing-masing simplisia tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1979)
1. Simplisia Nabati
Simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau
gabungan ketiganya. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya, berupa zat-zat atau
bahan-bahan nabati lainnya dengan cara tertentu dipisahkan, diisolasi dari tanamannya.
2. Simplisia Hewan
Simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan
belum berupa bahan kimia mumi (minyak ikan / Oleum iecoris asselli, dan madu / Mel
depuratum).
3. Simplisia Mineral
Simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah
dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni (serbuk seng dan serbuk
tembaga).
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung, dapat
dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter standar mutu simplisia yaitu sebagai
berikut (Dirjen POM, 1989):
Zingiber purpureum Roxb merupakan salah satu tanaman obat yang berasal dari familia
Zingiberaceae.Zingiber purpureumRoxb oleh masyarakat Indonesia dikenal dengan nama
bangle, belum mendapat perhatian khususwalaupun mempunyai khasiat yang cukup banyak
sebagai obat tradisional. Rimpangnya dapat digunakan sebagai obat sakit perut, obatsakit
kepala, obatmasuk angin, pencahar, obat luka, susut perut setelah melahirkan,
insektisidanabati, memiliki aktivitas antiinflamasi dan antioksidan, daun bangle bermanfaat
sebagai obat tidak nafsu makan dan perut kembung. Secara empiris Bangle adalah tanaman
yang sudah lama digunakan masyarakat kampung Tulang kuning, parung kecamatan Bogor
sebagai obat tradisional untuk menghilangkan rasa gatal kemerahan, obat luka, bisul dan kudis
yang bernanah akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Cara penggunaannya
yaitu dengan menumbuk rimpang bangle kemudian di boreh padatempat yang sakit.Kandungan
kimia rimpang bangle yang telah diketahui antara lain minyak atsiri 1,8% atas dasar bahan
kering, mengandung komponen yaitu sabinen, terpinen-4-ol, seskuifeladren, sineol, asam dan
gom, asam-asam organik dan albuminoid serta kurkuminoid.
BAB III
METODE KERJA
A. ANALISA ORGANOLEPTIK
Warna : Kuning
Bau : Khas aromatis
Rasa : Pahit
Pemerian : Berupa potongan rimpang pipih,ringan,hamper bundar himgga jorong
atau berbentuk tidak beraraturan, teballl 2-5 mm, warna coklat muda kekuningan, bau
khas bengle, rasa pahit, dan pedas, permukaan luar tidak merata, berkerut,kadang-
kadang dengan parut daun, berwarna coklat muda kekuningan hingga coklattt kelabu.
Bidang irisan berwrna lebih muda disbanding dengan permukaan luar, agak
melengkung, tidak beraturan. Korteks sempit, tebal lebih kurang 2 mm. bekas patahari
merata, berdebu,warna kuning muda hingga kuning muda kecoklatan.
B. ANALISA MIKROSKOPIK
Mikroskopik:
Fragmen pengenal adalah jaringan gabus, butir amilum banyak, serabut, parenkinm
dengan skresi dan berkas pengangkut.
Mikroskopik serbuk bangle medium kloralhidrat:
keterangan:
1. Peridem
2. Berkas pembuluh
3. Parenkim dengan butir
pati dan bersi minyak
4. Xylem dgn penebalan
spiral
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini digunakan sampel berupa rimpang bangle (Zingiber purpureum
Roxb.) yang mana tanaman ini mempunyai khasiat sebagai obat tradisional untuk
pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Penggunaan bangle
sebagai obat tradisional masih perlu diteliti dan dibuktikan kebenarannya secara
ilmiah. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan uji organoleptik dan
mikroskopik, uji mikroskopik dilakukan dengan cara Serbuk rimpang bangle
secukupnya ditempatkan di atas gelas objek ditambah beberapa tetes larutan
kloralhidrat, dihangatkan di atas nyala lampu spiritus (jangan sampai mendidih).
Tutup dengan gelas penutup. Setelah dingin dilihat dibawah mikroskop dengan
perbesaran lemah dan dengan perbesaran kuat. Pengujian organoleptik dilakukan
dengan cara penilaian indera atau penilaian sensorik yaitu suatu cara penilaian
dengan memanfaatkan panca indera manusia untuk mengamati tekstur, warna,
bentuk, aroma, rasa suatu simplisia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan organoleptik dinyatakan bahwa serbuk rimpang
bangle, berwarna kuning, berbau tajam, dan berasa pahit. Penentuan organoleptik
ini termasuk salah satu parameter spesifik yang ditentukan secara visual dan
bertujuan untuk pengenalan awal secara sederhana dan bersifat subjektif.
Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat anatomi jaringan yang khas pada rimpang
bangle yaitu peridem, berkas pembuluh, parenkim dengan butir pati dan berisi
minyak, xilem dengan penebalan spiral.
Jaringan peridem
Jaringan Periderm Merupakan jaringan yang tersusun dari sel sel parenkim gabus
sel yang dindingnya terdiri dari bahan suberin ( selulosa yang berlemak yang
dibentuk oleh kambium gabus felogen ). Sel gabus bentuknya memanjang dengan
dinding bergabus. Sel gabus yang telah mati, protoplasmanya hilang dan diisi oleh
udara.
Berkas pembuluh
Sistem jaringan pembuluh primer merupakan sistem jaringan pembuluh
pada tumbuhan yang belum menghasilkan kambium pembuluh. Sistem
jaringan pembuluh primer terdiri dari sejumlah berkas pembuluh yang
berbeda-beda ukurannya. Posisi xylem dan floem dalam satu berkas atau
juga disebut ikatan pembuluh bermacam-macam.
Jaringan parenkim
Jaringan parenkim adalah jaringan dasar yang tersusun dari sel-sel hidup yang
membentuk struktur morfologi dan fisiologi bervariasi dan masih melakukan
segala kegiatan proses fisiologis.
Pembuluh kayu
merupakan salah satu dari dua kelompok utama jaringan pembuluh yang dimiliki
oleh tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Pembuluh kayu berfungsi
menyalurkan zat bahan fotosintesis dari akar ke daun. Pembuluh kayu merupakan
saluran utama bagi transportasi air beserta semua substansi yang terlarut di
dalamnya dari akar (dan juga bagian tubuh tumbuhan lain yang menyerap air)
menuju bagian lain tumbuhan, terutama daun. Kayu dibentuk terutama dari
kumpulan pembuluh kayu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian atau analisa simplisia rimpang bangle (Zingiber
purpureum Roxb.)
Dapat ditarik kesimpulan :
Pengujian Organoleptik
Warna : Kuning
Bau : Khas aromatis
Rasa : Pahit
Pemerian : Serbuk halus
Pengujian mikroskopik
Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat anatomi jaringan yang khas pada
rimpang bangle yaitu peridem, berkas pembuluh, parenkim dengan butir
pati dan berisi minyak, xilem dengan penebalan spiral.
B. SARAN
Ketersediaan alat dan bahan yang cukup
Proses pembuatan simplisia yang baik agar hasil pengujian atau analisa lebih baik.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
http://myself-yasha.blogspot.com/2014/03/praktikum-farmakognosi.html
https://www.academia.edu/10433340/LAPORAN_PRAKTIKUM_FARMAKOGNO
SI_IDENTIFIKASI_2_SIMPLISIA_CAMPURAN
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25908/1/TIA%20BUDI%20
ASTUTI-fkik.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_kayu
LAMPIRAN