Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

ANALISA SIMPLISIA NABATI


(RIMPANG BANGLE)

DISUSUN OLEH :
RESTU ROBY ISLAMIATY (17010153)
SI REGULER KHUSUS A

PROGRAM STUDI SI FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuhan adalah salah satu makhluk hidup yang tumbuh di bumi ini. Ilmu tumbuhan
pada saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian pesat sehingga bidang-bidang
pengetahuan yang semula merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja sekarang ini
telah menjadi ilmu yang telah berdiri sendiri. Pengujian organoleptik disebut penilaian
indera atau penilaian sensorik merupakan suatu cara penilaian dengan memanfaatkan
panca indera manusia untuk mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma, rasa suatu
produk makanan, minuman ataupun obat. Pengujian organoleptik berperan penting
dalam pengembangan simplisia. Evaluasi sensorik dapat digunakan untuk menilai
adanya perubahan yang dikenhendaki atau tidak dalam simplisia atau bahan-bahan
formulasi, mengidentifikasi area untuk pengembangan, mengevaluasi produk pesaing,
mengamati perubahan yang terjadi selama proses atau penyimpanan, dan memberikan
data yang diperlukan untuk simplisia. Pengujian organoleptik adalah pengujian yang
didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses
fisiopsikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena
adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut.
Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat
rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan
dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan
benda penyebab rangsangan. Pemeriksaan mikroskopik juga digunakan untuk
menjamin kebenaran dari simplisia, uji mikroskopik dilakukan dengan mikroskopik
yang derajat perbesarannya disesuaikan keperluan. Uji mikroskopik serbuk bangle
dilakukan untuk melihat bentuk anatomi jaringan yang khas. Maksud penyusunan
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas praktikum farmakognosi tentang analisa
simplisia nabati.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengenal dan mengidentifikasi beberapa macam haksel yang secara tradisional
digunakan sebagai ramuan obat.
2. Melakukan identifikasi simplisia secara mikroskopik dan mengetahui ciri khas
masing-masing simplisia tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Uraian Tanaman Bangle (Zingiber purpureumRoxb.)


Klasifikasi
Zingiber purpureum Roxb adalah suatu jenis temu-temuan dengan taksonomi sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Spesies : Zingiber purpureum Roxb.
Sinonim : Zingiber cassumunar Roxb.

Simplisia dan Pembuatannya

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1979)

Simplisia terbagi atas 3, yaitu :

1. Simplisia Nabati

Simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau
gabungan ketiganya. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya, berupa zat-zat atau
bahan-bahan nabati lainnya dengan cara tertentu dipisahkan, diisolasi dari tanamannya.

2. Simplisia Hewan

Simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan
belum berupa bahan kimia mumi (minyak ikan / Oleum iecoris asselli, dan madu / Mel
depuratum).

3. Simplisia Mineral

Simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah
dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni (serbuk seng dan serbuk
tembaga).
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung, dapat
dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter standar mutu simplisia yaitu sebagai
berikut (Dirjen POM, 1989):

A. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga parameter


mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian
(bebas dari kontaminasi kimia dan biologis), serta aturan penstabilan (wadah,
penyimpanan dan transportasi).
B. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap
diupayakan memiliki tiga paradigma seperti produk kefarmasian lainnya, yaitu Quality-
Safety-Efficacy (mutu-aman-manfaat).
C. Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung jawab
terhadap respons biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi
komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan.
D. Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia, maka
dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif
terdiri atas pengujian organoleptik, pengujian makroskopik, pengujian dan pengujian
mikroskopik.
a. Uji Organoleptik, meliputi pemeriksaan warna, baud an rasa dari
bahan.
b. Uji Makroskopik, meliputi pemeriksaan cirri-ciri bentuk luar yang
spesifik dari bahan (morfologi) maupun ciri-ciri spesifik dari bentuk
anatominya.
c. Uji fisika dan kimiawi, meliputi tetapan fisika (indeks bias, titik
lebur, dan kelarutan) serta reaksi-reaksi identifikasi kimiawi seperti
reaksi warna dan pengendapan.
d. Uji biologi, meliputi penetapan angka kuman, pencemaran, dan
percobaan terhadapa binatang.

Zingiber purpureum Roxb merupakan salah satu tanaman obat yang berasal dari familia
Zingiberaceae.Zingiber purpureumRoxb oleh masyarakat Indonesia dikenal dengan nama
bangle, belum mendapat perhatian khususwalaupun mempunyai khasiat yang cukup banyak
sebagai obat tradisional. Rimpangnya dapat digunakan sebagai obat sakit perut, obatsakit
kepala, obatmasuk angin, pencahar, obat luka, susut perut setelah melahirkan,
insektisidanabati, memiliki aktivitas antiinflamasi dan antioksidan, daun bangle bermanfaat
sebagai obat tidak nafsu makan dan perut kembung. Secara empiris Bangle adalah tanaman
yang sudah lama digunakan masyarakat kampung Tulang kuning, parung kecamatan Bogor
sebagai obat tradisional untuk menghilangkan rasa gatal kemerahan, obat luka, bisul dan kudis
yang bernanah akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Cara penggunaannya
yaitu dengan menumbuk rimpang bangle kemudian di boreh padatempat yang sakit.Kandungan
kimia rimpang bangle yang telah diketahui antara lain minyak atsiri 1,8% atas dasar bahan
kering, mengandung komponen yaitu sabinen, terpinen-4-ol, seskuifeladren, sineol, asam dan
gom, asam-asam organik dan albuminoid serta kurkuminoid.
BAB III
METODE KERJA

ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
 Mikroskop
 Lampu spiritus
 Kaca pembesar
 Gelas objek dan penutup gelas
 Tissue / Lap
B. BAHAN
 Simplisia serbuk Rimpang bangle
 Aquadestilata
 Larutan kloralhidrat
 Spiritus bakar untuk lampu spiritus
C. METODE KERJA
 Radix, Rhizoma
Serbuk akar secukupnya ditempatkan di atas gelas objek ditambah beberapa tetes
larutan kloralhidrat, dihangatkan di atas nyala lampu spiritus (jangan sampai
mendidih). Tutup dengan gelas penutup. Setelah dingin dilihat dibawah mikroskop
dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan perbesaran kuat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ANALISA ORGANOLEPTIK

Warna : Kuning
Bau : Khas aromatis
Rasa : Pahit
Pemerian : Berupa potongan rimpang pipih,ringan,hamper bundar himgga jorong
atau berbentuk tidak beraraturan, teballl 2-5 mm, warna coklat muda kekuningan, bau
khas bengle, rasa pahit, dan pedas, permukaan luar tidak merata, berkerut,kadang-
kadang dengan parut daun, berwarna coklat muda kekuningan hingga coklattt kelabu.
Bidang irisan berwrna lebih muda disbanding dengan permukaan luar, agak
melengkung, tidak beraturan. Korteks sempit, tebal lebih kurang 2 mm. bekas patahari
merata, berdebu,warna kuning muda hingga kuning muda kecoklatan.

B. ANALISA MIKROSKOPIK

 Mikroskopik:

Fragmen pengenal adalah jaringan gabus, butir amilum banyak, serabut, parenkinm
dengan skresi dan berkas pengangkut.
Mikroskopik serbuk bangle medium kloralhidrat:

keterangan:

1. Peridem
2. Berkas pembuluh
3. Parenkim dengan butir
pati dan bersi minyak
4. Xylem dgn penebalan
spiral

PEMBAHASAN
Pada penelitian ini digunakan sampel berupa rimpang bangle (Zingiber purpureum
Roxb.) yang mana tanaman ini mempunyai khasiat sebagai obat tradisional untuk
pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Penggunaan bangle
sebagai obat tradisional masih perlu diteliti dan dibuktikan kebenarannya secara
ilmiah. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan uji organoleptik dan
mikroskopik, uji mikroskopik dilakukan dengan cara Serbuk rimpang bangle
secukupnya ditempatkan di atas gelas objek ditambah beberapa tetes larutan
kloralhidrat, dihangatkan di atas nyala lampu spiritus (jangan sampai mendidih).
Tutup dengan gelas penutup. Setelah dingin dilihat dibawah mikroskop dengan
perbesaran lemah dan dengan perbesaran kuat. Pengujian organoleptik dilakukan
dengan cara penilaian indera atau penilaian sensorik yaitu suatu cara penilaian
dengan memanfaatkan panca indera manusia untuk mengamati tekstur, warna,
bentuk, aroma, rasa suatu simplisia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan organoleptik dinyatakan bahwa serbuk rimpang
bangle, berwarna kuning, berbau tajam, dan berasa pahit. Penentuan organoleptik
ini termasuk salah satu parameter spesifik yang ditentukan secara visual dan
bertujuan untuk pengenalan awal secara sederhana dan bersifat subjektif.
Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat anatomi jaringan yang khas pada rimpang
bangle yaitu peridem, berkas pembuluh, parenkim dengan butir pati dan berisi
minyak, xilem dengan penebalan spiral.
 Jaringan peridem
Jaringan Periderm Merupakan jaringan yang tersusun dari sel sel parenkim gabus
sel yang dindingnya terdiri dari bahan suberin ( selulosa yang berlemak yang
dibentuk oleh kambium gabus felogen ). Sel gabus bentuknya memanjang dengan
dinding bergabus. Sel gabus yang telah mati, protoplasmanya hilang dan diisi oleh
udara.
 Berkas pembuluh
Sistem jaringan pembuluh primer merupakan sistem jaringan pembuluh
pada tumbuhan yang belum menghasilkan kambium pembuluh. Sistem
jaringan pembuluh primer terdiri dari sejumlah berkas pembuluh yang
berbeda-beda ukurannya. Posisi xylem dan floem dalam satu berkas atau
juga disebut ikatan pembuluh bermacam-macam.
 Jaringan parenkim
Jaringan parenkim adalah jaringan dasar yang tersusun dari sel-sel hidup yang
membentuk struktur morfologi dan fisiologi bervariasi dan masih melakukan
segala kegiatan proses fisiologis.
 Pembuluh kayu
merupakan salah satu dari dua kelompok utama jaringan pembuluh yang dimiliki
oleh tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Pembuluh kayu berfungsi
menyalurkan zat bahan fotosintesis dari akar ke daun. Pembuluh kayu merupakan
saluran utama bagi transportasi air beserta semua substansi yang terlarut di
dalamnya dari akar (dan juga bagian tubuh tumbuhan lain yang menyerap air)
menuju bagian lain tumbuhan, terutama daun. Kayu dibentuk terutama dari
kumpulan pembuluh kayu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian atau analisa simplisia rimpang bangle (Zingiber
purpureum Roxb.)
Dapat ditarik kesimpulan :
Pengujian Organoleptik
 Warna : Kuning
 Bau : Khas aromatis
 Rasa : Pahit
 Pemerian : Serbuk halus
Pengujian mikroskopik
 Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat anatomi jaringan yang khas pada
rimpang bangle yaitu peridem, berkas pembuluh, parenkim dengan butir
pati dan berisi minyak, xilem dengan penebalan spiral.
B. SARAN
Ketersediaan alat dan bahan yang cukup
Proses pembuatan simplisia yang baik agar hasil pengujian atau analisa lebih baik.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

http://myself-yasha.blogspot.com/2014/03/praktikum-farmakognosi.html
https://www.academia.edu/10433340/LAPORAN_PRAKTIKUM_FARMAKOGNO
SI_IDENTIFIKASI_2_SIMPLISIA_CAMPURAN
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25908/1/TIA%20BUDI%20
ASTUTI-fkik.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_kayu
LAMPIRAN

GAMBAR MIKROSKOPIK BANGLE

Anda mungkin juga menyukai