Anda di halaman 1dari 26

GLIKOSIDA DITERPEN DARI STEVIA REBAUDIANA

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kelompok 3
S1 Reguler Khusus A
Abdulah Alfi
01 18010101

02 Alma Dinia Tunisa 18010104

03 Candra Nugraha 18010109

Eliesa Wulandari
04 18010117

05 Ertina Izma Nurulliyah 18010118

06 Muhamad Ilyas 18010125

07 Shafira Tiara Lestari H 18010137


Abstrak
Tiga glikosida diterpen baru diisolasi untuk pertama kalinya
dari Ekstrak komersial daun Stevia rebaudiana , bersama
dengan beberapa steviol yang dikenl glikosida, yaitu
stevioside, rebaudiosides AF, rubusoside dan dulcoside A
Stevia rebaudiana
Stevia rebaudiana (Bertoni) Bertoni adalah semak abadi milik keluarga
Asteraceae (Compositae) asli Brasil dan Paraguay, tetapi sekarang tumbuh
secara komersial di sejumlah negara,khususnya di Jepang, Taiwan, Korea,
Thailand dan Indonesia.
Daun stevia mengandung pemanis alami non kalori dan mampu menghasil
kan rasa manis 200-300 kali dari sukrosa. Stevia merupakan pemanis ala
m yang berasal dari tanaman Stevia rebudiana Bertoni dan telah digunak
an oleh beberapa Negara sebagai pemanis alami pengganti gula
Lanjut..............
01 Morfologi tanaman
Tanaman Stevia rebaudiana memiliki ketinggian antara 30-90 cm dan berbunga sepanj
ang tahun. Stevia rebaudiana dapat mencapai ketinggian antara 60-90 cm. Batang
tanaman Stevia berbetuk bulat lonjong langsing sampai oval. Bergerigi halus, dan
terletak berhadapan. Bunga stevia merupakan bunga sempurna (hermaphrodite) deng
an mahkota berbentuk tabung.perakaran tanaman stevia merupakan akar serabut yan
g terbagi menjadi dua bagian, yaitu perakaran halus dan tebal.

02 Kegunaan dan Keunggulan Pemanis Daun Stevia

• Sangat baik untuk penderita di • Menurunkan berat badan


abetes • Mencegah gigi berlubang
• Mengurangi risiko kanker pank • Mencegah jerawat
reas • Melawan infeksi ragi
• Mengurangi risiko kanker payu • Menurunkan kolestrol jahat
dara
Next..
Senyawa steviosida pada pemanis stevia memiliki efek farmakologis
hipoglikemik untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Steviosida dan
komponen-komponen yang terkait (steviol dan rebaudisida) mempengaruhi
sekresi dan sensitivitas insulin sehingga dapat memperbesar pengurangan
akumulasi gula dalam darah. Steviosida juga dapat menghambat penyerapan
glukosa di usus dan pembentukan glukosa di liver dengan cara mengubah
aktivitas beberapa enzim penting yang terlibat dalam sintesis glukosa,
sehinggadapat mengurangi penumpukan glukosa pada plasma darah
Klasifikasi Tanaman
Stevia Rebaudiana

Kingdom : Plantae (tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Subdivisi : Magnoliophyta – Angiospermae (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida – Dicotyledonae (berkeping dua/dikotil)
Subkelas : Asteridae
Ordo : Campanulatae (Asterales)
Famili : Compositae (Asteraceae)
Genus : Stevia Cav.
Spesies : Stevia rebaudiana Bertoni M.
Kandungan Kimia
kandungan senyawa kimia tanaman Stevia rebaudiana

Stevioside adalah glikosida diterpenoid, yang terdiri dari aglikon


(Steviol) dan tiga molekul glukosa. Selain stevioside, beberapa senyawa manis
lainnya seperti steviobioside, rebaudioside A, B, C, D, E dan ducoside A diisolasi
dari daun Stevia rebaudiana Bertoni.
Semua glikosida diterpenoid memiliki struktur (steviol) kimia yang
sama namun berbeda dalam residu karbohidrat pada posisi C13 dan C19.
Komponen utama daun adalah stevioside (5-10% dari total berat kering),
rebaudioside A (2-4%), rebaudioside C (1-2%) dan dulcoside A (0.4-0.7 %).
Glikosida
Glikosida adalah senyawa yang mengandung molekul karbohidrat (gula) yang
terikat pada molekul non-karbohidrat Senyawa ini biasanya ditemukan pada
tumbuhan dan dapat dikonversi menjadi komponen gula (glikon) dan non-gula
(aglikon). Senyawa-senyawa ini dinamakan secara spesifik berdasarkan tipe
gula yang dikandungnya, seperti glukosida untuk glikon yang berupa glukosa,
pentosida untuk glikon yang berupa pentosa, fruktosida untuk glikon yang
berupa fruktosa, dan sebagainya. Dengan kata lain, glikosida merupakan
senyawa gabungan antara komponen gula dan non-gula yang dihubungkan
oleh suatu ikatan.
Berdasarkan ikatan yang menghubungkan glikon dan aglikon tersebut,
glikosida dapat dibagi menjadi berikut:

1. Glikosida dengan jembatan oksige 2. Glikosida dengan jembatan nitrogen (N-glikosida,

n: O-glikosida, seperti dioscin seperti adenosine),

3. Glikosida dengan jembatan sulfur S-glioksid 4. Glikosida dengan jembatan


a, sinigrin karbon C-glikosida, barbaloin
Diterpenoid
Senyawa diterpenoid merupakan salah satu
golongan terpenoid yang penggolongannya
berdasarkan unit isopren. Senyawa diterpen
oid adalah senyawa C20 yang bila diamati
secara seksama,dapat terlihat bahwa
tersusun dari empat unit isoperana C5 (2-
metil-1,3-butadiena) yang terikat satu sama
lain dalam pola kepala-ekor secara simetris
Analisa Fitokimia
Analisa fitokimia adalah pengujian kandungan kimia secara kualitatif untuk
mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam suatu tumbuhan.

Uji fitokimia diarahkan pada senyawa – senyawa metabolit sekunder seperti

a) Alkaloid
b) Flavonoid
c) Glikosida
d) Terpen
e) Kuinon
f) tannin dan saponin
Metabolit Sekunder

Metabolit sekunder merupakan hasil metabolis yang memiliki kriteris khusus dalam makhluk
hidup dan diperoleh melalui jalur khusus dari metabolit primer seperti karbohidrat, lemak dan
asam amino. Metabolit sekunder dibentuk untuk meningkatkan pertahanan diri.

Pembentukan metabolit sekunder dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : suhu, pH,
aktivitas air dan intensitas cahaya. Laju reaksi thermal (non fitokimia) peka terhadap suhu
dan beberapa laju reaksi akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu 10°C.
Lahan yang relatif kering, pH dan kelembaban tanah adalah merupakan parameter yang
relevan untuk terbentuknya metabolit sekunder.
Kultur jaringan telah lama digunakan sebagai metode
untuk produksi senyawa bioaktif dari tumbuhan.
Kelebihan penggunaan kultur jaringan dalam produksi
Produksi metabolit
senyawa bioaktif dibanding dengan budidaya tanaman
Sekunder melalui
teknik secara utuh antar alain adalah tidak adanya keterbata
Kultur In Vitro san iklim, tidak memerlukan lahan yang luas, dan
senyawa bioaktif dapat dihasilkan secara terus
menerus dalam keadaan yang terkontrol.
Peran PEG 6000 dalam memproduksi Metabolit Sekunder

Polyethylen Glykol merupakan senyawa


yang stabil, non ionic, polimer panjang
yang larut dalam air dan dapat digunakan
dalam sebaran bobot molekul yang luas.
PEG juga merupakan satu jenis osmotikum
yang biasa digunakan unruk menstimulan
kondisi kekeringan, karena sifatnya yang
dapat menghambat penyebaran air oleh sel
atau jaringan tanaman.
Glikosida steviol dan turunannya, penyebab rasa manis pada stevia
Steviol glikosida disintesis terutama di dalam daun, kemudian didistribusikan ke
bagian tanaman lainnya. Hasil studi menunjukkan bahwa akumulasi glikosida
steviol terbanyak terdapat pada daun dan sedikit pada batang serta bunga
sedangkan pada bagian akar tidak terdeteksi sama sekali

Senyawa penting yang memberikan rasa manis pada tanaman Stevia


rebaudiana adalah glikosida steviol yang merupakan senyawa atau
metabolit sekunder . Senyawa ini merupakan diterpen glikosida yang
terdiri dari aglikon (steviol) dan molekul gula
Biosintesis steviol
dan turunannya

Biosintesis steviol melibatkan 2 organel daun


yaitu biosintesis piruvat menjadi kaurene yang
terjadi di dalam kloroplas dan biosintesis
kaurene menjadi steviol di retikulum
endoplasma, sedangkan perubahan steviol
menjadi turunannya terjadi di dalam sitosel .
Jenis-jenis Glikosida Dalam Stevia
Beserta Kualitas Rasanya
Perbandingan Kemanisan Glikosida Steviol Terhadap Sukrosa
Proses Pengolahan Pencucian

Pemanis Stevia
Pengecilan Ukuran

Pengeringan
(T: 40-70 OC, t: 5-24 jam)
proses yang sangat mempengaruhi dalam pengolahan
pemanis stevia adalah proses ekstraksi. Ekstraksi
(T: 100 OC, t: 30 menit
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia
yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tid Penyaringan
ak dapat larut dengan menggunakan pelarut cair .
Pemurnian
Proses ekstraksi secara umum dapat dilakukan dengan
cara maserasi,perkolasi, refluks, ekstraksi dengan alat Spray Dryer
soxhlet, digesi, dan infusa.
Finish product
Proses Ekstraksi Steviosida dari
daun kering stevia
Teknik ektraksi steviosida yang paling sederhana dan biasa dilakukan a
dalah ekstraksi dengan pelarut. Pelarut air (panas) merupakan medium
untuk ekstraksi yang banyak diminati, hal ini disebabkan karena rebaud
iosida A (yang memiliki rasa lebih baik dibandingkan steviosida) lebih m
udah larut dalam air panas. Beberapa peneliti menyatakan bahwa pelar
ut pelarut organic seperti etanol, methanol/kloroform, gliserin, sorbitol a
tau propilen glikol memberikan perolehan yang lebih besar dibandingka
n menggunakan air. Namun bila dipandang dari sudut produk makanan
yang layak konsumsi (food grade) dan teknologi bersih maka air tetap
menjadi pilihan.
Isolasi
Isolasi
Menggunakan Kromatografi cair Kinerja Tinggi (HPLC)

Prinsip dasar dari HPLC adalah pemisahan analit-analit berdasarkan


kepolarannya. Adapun prinsip kerja dari alat HPLC adalah ketika sua
tu sampel yang akan diuji diinjeksikan ke dalam kolom maka sampel
tersebut kemudian akan terurai dan terpisah menjadi senyawa-senya
wa kimia ( analit ) sesuai dengan perbedaan afinitasnya.
Hasil pemisahan tersebut kemudian akan dideteksi oleh detector
(spektrofotometer UV, fluorometer atau indeks bias)
Identifikasi steviosida dilakukan dengan menggunakan
KCKT. Sebagai fase diam KCKT adalah RP C18 dan fase geraknya
adalah asetonitril, metanol, dan air dengan flow rate 1,5mL/menit
Elusi fase gerak dilakukan secara isokratik menggunaka
n(aquades:methanol=70:20):(acet onitril)=76:24,dan volume sampe
yang diinjeksikan adalah 20μL. Deteksi pemisahan menggunaka
n Detektor UV Smart Line Knauer pada panjang gelombang 217n
m.

Untuk membuktikan adanya gugus steviosida dan


rebaudiosida-A dari sample hasil ekstraksi maka di
lakukan juga analisis FTIR.
Uji toksisitas, karsinogenik, dan teratogenik telah dilakukan pada glikosida stevi.
Hasil kajian menunjukkan bahwa glikosida steviol tidak menyebabkan keracunan
serta tidak menyebabkan efek karsinogen dan teratogen. Status GRAS (generall
y recognized as safe) yaitu aman untuk makanan dan minuman oleh Food Drug
Administration (FDA) Amerika Serikat pada akhir tahun 2008 dan EU pada tahun
2011 untuk reb A menyebabkan meningkatnya permintaan gula stevia.
Di Indonesia sendiri, penggunaan glikosida steviol telah diatur melalui Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) nomor 4 tahun 2014, dima
na glikosida steviol ini merupakan salah satu Bahan Tambahan Pangan Pemanis
(BTP Pemanis) alami
Thank you

Anda mungkin juga menyukai