Anda di halaman 1dari 18

Mengenal Tanaman Stevia Sebagai Sumber Pemanis

Mengenal Stevia Sebagai Sumber Pemanis

Masyarakat di Indonesia umumnya hanya mengenal tebu dan nira


kelapa/aren/siwalan sebagai tanaman penghasil gula, padahal ada tanaman lain
yang dimanfaatkan sebagai pemanis yakni Stevia.

Stevia memang lebih populer di wilayah asalnya, Amerika Selatan, dan juga di
Asia Timur seperti Jepang, China dan Korea Selatan. Di Paraguay, suku Indian
Guarani telah menggunakan stevia sebagai pemanis sejak ratusan tahun lalu.

Ada sekitar 200 jenis stevia di Amerika Selatan, tetapi hanya Stevia rebaudiana
yang digunakan sebagai pemanis. Tahun 70-an, stevia telah banyak digunakan
secara luas sebagai pengganti gula. Di Jepang, 5,6% gula yang dipasarkan
adalahstevia atau yang dikenal dengan nama sutebia. Stevia digunakan sebagai
pengganti pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin.

Stevia memiliki beberapa keunggulan antara lain tingkat kemanisannya yang


mencapai 200-300 kali kemanisan tebu serta rendah kalori sehingga aman
dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas. Selain itu, stevia juga bersifat
non-karsinogenik. Zat pemanis dalam stevia yaitu steviosida dan rebaudiosida
tidak dapat difermentasikan oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam. Asam ini
yang apabila menempel pada email gigi dapat menyebabkan gigi berlubang.
Oleh karena itu, stevia tidak menyebabkan gangguan pada gigi.

Stevia adalah tanaman perdu yang tumbuh pada tempat dengan ketinggian 5001000 m di atas permukaan laut, di dataran rendah stevia akan cepat berbunga
dan mudah mati apabila sering dipanen. Suhu yang cocok berkisar antara 14270C dan cukup mendapat sinar matahari sepanjang hari. Terdapat beberapa
cara untuk memperbanyak stevia, yaitu dengan mengecambahkan biji stevia,
stek batang, pemisahan rumpun ataupun dengan kultur jaringan.

Bagian tanaman stevia yang digunakan sebagai pemanis adalah daunnya. Daun
stevia dapat langsung digunakan sebagai pemanis. Cara untuk
memanfaatkannya yaitu dengan dikeringkan. Proses pengeringan tidak

memerlukan panas yang tinggi. Untuk skala rumah tangga, cukup dengan
mengeringkannya di bawah sinar matahari selama kurang lebih 12 jam,
mengeringkannya lebih dari itu akan menurunkan kadar steviosidanya. Atau
dengan mengeringkan daun stevia di dalam microwave selama 2 menit,
kemudian diserbukkan. Serbuk ini dapat langsung dikonsumsi sebagai pemanis
makanan. Pemanis stevia juga dapat dikonsumsi dalam bentuk cair, yakni
dengan merendamnya selama 24 jam kemudian disimpan di dalam kulkas.
Perbandingan air dengan stevianya 1 : 4.

Yang harus tetap diperhatikan adalah faktor keamanannya. Jangan menggunakan


stevia secara langsung apabila daun terpapar pestisida atau bahan kimia lain
yang berbahaya bagi kesehatan.

Stevia atau Stevia rebaudianaBertoni merupakan tanaman dari famili Asteraceae


(Compositae) yang berasal dari Paraguay. Tanaman ini berbentuk perdu dengan
tinggi 60 90 cm, bercabang banyak, berdaun tebal dan berbentuk lonjong
memanjang, batang kecil ramping dan berbulu, mempunyai sistem perakaran
halus yang berada dekat dengan permukaan tanah dan perakaran tebal, rapat
dan kasar tumbuh menembus ke dalam tanah.
Beberapa hasil studi menyatakan bahwa tingkat kemanisan gula stevia lebih
tinggi 300 kali daripada gula tebu, bersifat tidak karsinogenik dan rendah kalori,
sehingga cocok untuk penderita diabetes melitus dan obesitas. Keunggulan
tingkat kemanisan gula stevia tersebut berasal dari senyawa kimia penyusunnya
dan komposisi kandungan penyusun terbesar adalah steviosida danrebaudiosidaA.

Stevia mendapatkan sertifikat GRAS (Generally Recognized as Safe tidak


keberatan) dari Badan POM Amerika Serikat (Food and Drug Administration
FDA) pada Desember 2008 untuk digunakan sebagai pemanis alami nol kalori
untuk produk makanan dan minuman. Dengan adanya hal tersebut akan lebih
memperluas pasar ekspor bagi para negara produsen stevia, seperti negaranegara di Amerika Selatan, Jepang, Cina dan Korea Selatan serta negara-negara
lain di Asia.

Di Indonesia sendiri, penelitian untuk kemungkinan pengembangan stevia di


Indonesia dilakukan sejak tahun 1984 oleh BPP (sekarang Balai Penelitian
Bioteknologi Perkebunan Indonesia) dan menghasilkan antara lain bibit unggul
klon BPP 72. Daun Stevia klon BPP 72 mempunyai kandungan steviosida 10-12 %
dan rebaudiosida 2-3 % (Suara Media, 2010). Identifikasi klon unggul stevia
didasarkan pada beberapa kriteria antara lain produksi daun yang tinggi yaitu 3

5 ton/ha, pembungaan yang lambat, pertumbuhan yang baik, dan kandungan


pemanis yang tinggi yaitu antara 11,5 16,7 % (Rukmana, 2003).

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman stevia dipengaruhi olehpanjang hari


dan stevia termasuk longday plant, oleh sebab itu tanaman ini akan cepat
berbunga dan berbuah jika mendapatkan panjang hari < 12 jam. Dalam kondisi
hari pendek (optimum 12 jam), tanaman mulai berbunga pada umur 60 hari
setelah tanam. Tanaman keprasan (ratoon) akan berbunga 40 hari setelah
dikepras. Dengan demikian periode pertumbuhan vegetatif tanaman keprasan
lebih singkat 20 hari daripada tanaman semaian. Hari panjang mengakibatkan
pertambahan ruas, luas daun, bobot kering daun, dan meningkatkan kandungan
gula mudah larut, protein, dan steviosida.

Di Indonesia, stevia ditanam pada ketinggian 700 1.500 m dpl dengan suhu
lingkungan 20C 24C. Curah hujan setahun rata-rata 1.400 mm dengan 2-3
bulan kering. Stevia tumbuh baik pada tanah podsol, latosol, dan andosol.
Tanaman stevia menghendaki kelembapan tanah cukup tinggi dan memiliki
toleransi tinggi terhadap tanah basah. Di daerah tropis, tanaman ini dapat
ditanam sepanjang tahun. Sehingga jumlah gula stevia setahun akan dapat
mengungguli gula stevia dari daerah-daerah sub-tropis yang hanya ditanam
sekali setahun.

Perbanyakan benih stevia dapat dilakukan dengan biji, stek pucuk/batang, atau
dengan kultur jaringan. Biji tanaman stevia berbentuk jarum dan berwarna putih
kotor. Perbanyakan menggunakan biji jarang dilakukan karena tingkat
keberhasilannya sangat rendah dan pertanaman tidak seragam. Stevia yang
pernah ditanam di Indonesia berasal dari Jepang, Korea dan China. Bahan
tanaman tersebut berasal dari biji sehingga pertumbuhan tanaman stevia di
lapang sangat beragam.

Perbanyakan stevia dengan stek dapat berupa stek pucuk maupun stek batang.
Yang perlu diperhatikan untuk bahan indukan stek adalah dipilih tanaman yang
masih muda dan sudah berkayu. Stek batang diambil dari bagian tengah cabang
primer sedangkan stek pucuk diambil dari bagian ujung tanaman. Untuk
meningkatkan jumlah tunas lateral dan jumlah daun lebih baik menggunakan
stek batang. Teknik perbanyakan dengan stek batang dilakukan dengan cara
pemasangan sungkup plastik kedap udara, sehingga suhu dalam sungkup dan
kelembapan udara mendekati 100%. Dengan suhu dan kelembapan yang tinggi
dapat memacu pertumbuhan akar. Setelah berumur 3 4 minggu, stek dapat
ditransplanting ke lapang (Sudiatso, 1999).

Perbanyakan stevia menggunakan teknik kultur jaringan belum banyak literatur


atau hasil yang dipublikasikan, namun secara umum perbanyakan dengan teknik
ini diperoleh tanaman yang sifatnya seragam dan jumlah tanaman yang banyak
dalam waktu yang relatif singkat serta tanaman bebas dari hama dan penyakit.

Perkembangan stevia di Indonseia masih sangat terbatas. Dengan potensi yang


besar sebagai bahan pemanis alami, stevia layak dijadikan sebagai komoditas
unggulan dalam pengembangan agribisnis dan agroindustri.

Masruru Kholida

PBT Ahli Pertama Ditjen Perkebunan

http://ditjenbun.deptan.go.id/budtansim/index.php?
option=com_content&view=article&id=80:teknik-perbanyakan-tanamanstevia&catid=8:inventaris-berita&Itemid=30

Daun Stevia: Manis Daunnya, Manis Untungnya


stevialeaf

Daun stevia bisa menjadi bahan pemanis pengganti gula. Kandungan kalorinya
boleh dibilang nol. Ini membuat daun stevia banyak diburu industri jamu untuk
pengganti gula. Budidaya tanaman dari Paraguay ini menjanjikan untung nan
manis.

Bagi para penderitanya, penyakit diabetes atau gula tentu menjadi momok yang
menakutkan. Padahal, tanpa gula, makanan dan minuman terasa kurang
mantap, bahkan hambar. Maka, pemanis rendah kalori kini semakin banyak
diminati oleh masyarakat.

Tapi, tahukah Anda sehelai daun bisa menjadi pemanis alternatif untuk
pengganti gula pasir? Adalah daun stevia yang memiliki zat pemanis tersebut.
Kini, mulai banyak petani membudidayakan tanaman asli Paraguay dan Brazil ini.

Salah satunya adalah Widhi Hartanto, pembudidaya tanaman stevia di


Karanganyar, Jawa Tengah. Widhi bilang, daun stevia adalah pemanis yang
rendah kalori sehingga baik buat penderita diabetes.

Konon, rasa daun stevia segar 10-15 kali lebih manis ketimbang gula. Adapun
ekstrak kualitas bagus diklaim bisa 200-300 kali lebih manis daripada gula.

Rasa manis daun stevia berasal dari kandungan di dalam daun yang disebut
steviosida. Zat ini sendiri sebenarnya merupakan molekul glikosida yang disusun
dari glukosa, sophorose dan steviol. Ini yang membuat rasa manis daun stevia
berbeda dengan rasa manis gula biasa, katanya.

Widhi membudidayakan stevia di atas lahan seluas 2.000-3.000 meter persegi.


Dia mengaku, tiap bulan bisa memproduksi stevia kering sekitar 2-3 ton.

Memang, daun stevia belum cukup poluler di masyarakat kita. Kini, tutur Widhi,
permintaan didominasi oleh pabrik jamu. Ekstrak daun stevia bisa mengurangi
rasa pahit jamu sehingga rasanya lebih enak, ujarnya.

Widhi mengaku, saat ini ia memasok daun stevia ke pabrik jamu Sido Muncul dan
pabrik-pabrik jamu kecil lainnya. Pemasaran masih terbatas di beberapa kota,
seperti Solo, Semarang dan Bandung, ujarnya.

Padahal, di luar negeri, stevia biasa dipakai sebagai pemanis kue atau minuman.
Bentuknya pun bervariasi, mulai dari bubuk hingga cairan berasa aneka buah.

Widhi menjual campuran daun dan batang stevia kering seharga Rp 10.000 per
kilogram. Dari bisnis ini, omzet yang bisa dikantongi Widhi mencapai Rp 30 juta
per bulan. Kalau pas harga bagus, keuntungannya bisa hampir 50%, katanya.

Menurut Widhi, bisnis daun stevia punya prospek cerah. Permintaan dari luar
negeri pun cukup banyak. Hanya saja, masih kurang ada dukungan pemerintah
untuk produk agribisnis stevia ini, keluhnya.

Bayu Prabowo mengamini cerita Widhi. Staf di CV Satu Karya Enterprise (SKY),
perusahaan pembudidaya stevia di Solo, ini mengatakan, permintaan daun
stevia untuk pasar dalam negeri memang tidak terlalu besar. Kebanyakan
berasal dari pabrik jamu. Sementara konsumen lainnya belum cukup banyak
yang melakukan permintaan produk ini.

Bayu menambahkan, permintaan daun stevia justru mengalir deras dari pasar
luar negeri. Dia mengaku, CV SKY rutin memasok daun stevia ke pasaran
Malaysia dan sejumlah negara di Eropa. Pernah juga ada permintaan sampel
dari Singapura, katanya.

CV SKY bisa memproduksi 50-70 ton daun stevia kering per bulan. Harga jual
yang dipatok CV SKY Rp 23.000-Rp 24.000 per kg untuk daun stevia kering, dan
Rp 15.000-Rp 17.000 untuk daun plus batang stevia kering. Dari bisnis ini, CV
SKY bisa meraup omzet Rp 1 miliar per bulan. (Tabloid Kontan)

http://www.ciputraentrepreneurship.com/beranda/2796.html

Budidaya Stevia

Dengan hadirnya tanaman stevia dapat dijadikan alternatif yang tepat untuk
menggantikan kedudukan pemanis buatan atau pemanis sintetis karena gula
steviaini mempunyai tingkat kemanisan yang mampu menandingi gula sintetis.

Saat ini pemakaian akan gula sintetis dan pemanis buatan telah berkembang di
Indonesia bahkan hal tersebut telah menjadi suatu kebiasaan dikarenakan harga
pemanis sintetis dan pemanis buatan jauh lebih murah dibanding dengan harga
gula yang terus meningkat. Padahal efek yang akan ditimbulkan dari pemakaian
pemanis tersebut apabila terus menerus digunakan akan sangat membahayakan

kesehatan manusia.Untuk itu perlu diadakan suatu penyuluhan kepada petani


tentang budidaya tanaman stevia karena di Indonesia tanaman ini masih
tergolong belum banyak dikenal sehingga apabila petani mampu
membudidayakan dan mengembangkannya pasti akan dapat meningkatkan
pendapatan mereka karena tanaman ini akan diminati banyak orang. Berikut ini
adalah langkah-langkah membudidayakanstevia:
Pembibitan stevia
Penyediaan bibit stevia dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan benih, setek, anakan, dan kultur jaringan. Tetapi kebanyakan
menggunakan setek karena lebih cepat dan praktis. Teknik pembibitan dengan
setek dilakukan dengan menggunakan sungkup plastik kedap udara yang
dinaungi sehingga suhu dalam sungkup rendah dan kelembabannya mendekati
100%. Sekitar 3-4 minggu kemudian setek sudah dapat dipindahkan ke lahan
yang telah disediakan sebelumnya.

Penanaman stevia
Sebelum melakukan penanaman lahan dicangkul atau dibajak sebanyak dua kali
sehingga diperoleh tekstur tanah yang gembur. Selanjutnya dibuat bedenganbedengan dengan ukuran panjang kira-kira 5 m atau disesuaikan dengan
keadaan lahan dan lebar antara 100-125 cm. Ketinggian masing-masing
bedengan cukup sekitar 20 cm. Apabila penanaman dilakukan pada lahan
berkontur miring, sebaiknya dibuat teras terlebih dahulu.

Bibit ditanam dengan jarak tanam 2525 cm atau 3030 cm, sehingga setiap
bedengan berisi 4-5 baris tanaman. Sebaiknya pada setiap lubang tanam diberi
sekitar 250 g pupuk organik (pupuk kandang atau kompos). Waktu yang
dianggap terbaik untuk menanam stevia adalah saat musim hujan agar
persediaan air mencukupi dan tanaman cepat segar kembali (biasanya 1-2 hari
setelah penanaman).

Persemaian Stevia 2

perkebunan stevia 2

perkebunan stevia

Pemeliharaan stevia

Pekerjaan terpenting di dalam pemeliharaan tanaman stevia adalah pemupukan,


pemangkasan, dan pengendalian hama serta penyakit. Satu minggu setelah
ditanam, setiap tanaman perlu diberi pupuk buatan masing-masing 1 g Urea, 1 g
TSP dan 1 g KCL. Pemberian pupuk buatan tersebut diulang lagi setiap kali stevia
baru dipanen. Pada saat tanaman stevia berumur 2 minggu, sebaiknya setiap
ujung tanaman dipangkas untuk membentuk percabangan sehingga produksi
daun akan lebih banyak.

Tentu saja bila kita ingin memperoleh daun tanaman organik kita hanya
mengganti pupuk kimia diatas dengan pupuk organik berupa pupuk kompos atau
pupuk kandang.

Hama tanaman stevia


Hama yang mungkin menyerang stevia adalah kutu daun dan ulat. Hama yang
berupa kutu diantaranya adalah kutu daun Aphis sp yang dapat merusak pucuk.
Sedangkan hama yang berupa ulat diantaranya adalah ulat grayak Heliothis sp.
Kedua jenis hama ini akan menyerang tanaman stevia terutama bila penanaman
dilakukan pada lahan bekas sayuran yang kurang perawatan.
Sedangkan jenis penyakit yang kemungkinan dapat ditemukan pada tanaman
pemanis ini ialah cendawan Poria hypolateria yang menyebabkan timbulnya
warna merah bata pada bagian batang dan akhirnya tanaman menjadi layu.
Sumber inokulum dari penyakit tersebut adalah sisa akar dan sebaiknya perlu
dilakukan sanitasi kebun untuk tindakan preventifnya. Jenis penyakit lain
diantaranya adalah Sclerotium rolfsii dan Fusarium sp.

Hendaknya pemakaian insektisida, fungisida atau pestisida tidak dilakukan pada


tanaman stevia, baik dalam rangka mencegah maupun mengendalikan hama
serta penyakit. Karenanya perlu diusahakan agar kebun stevia mendapat
perwatan yang khusus dan intensif.

Pemanenan daun stevia


Penentuan waktu dan cara panen bagi tanaman stevia harus dikuasai. Apabila
lambat memanen, maka kandungan gula daun stevia menurun. Sebaliknya,
apabila waktu panennya terlalu awal selain rendemen atau kandungan gula
belum maksimal juga jumlah daun yang dihasilkan sedikit.

Untuk pertama kalinya daun stevia dipanen pada umur antara 40-60 hari setelah
penanaman dan untuk pemanenan yang berikutnya bisa menggunakan selang
waktu antara 30-60 hari sekali. Selain menggunakan pedoman tersebut, panen
untuk daun stevia dapat juga didasarkan pada ketinggian tanaman. Biasanya,
panen daun dilakukan kalau tanaman ini sudah setinggi 40-60 cm dengan
pertumbuhan daun yang rimbun. Pada ketinggian seperti ini tanaman sudah
mulai memasuki masa berbunga dan pada saat ini pula kandungan gula
(steviosida atau zat yang menjadi penentu kadar kemanisan) tanaman sedang
berada pada tingkat yang tertinggi.

Waktu yang terbaik untuk melakukan panen daun yaitu pagi hari, pemanenan
dilakukan dengan memotong batang atau tangkai kira-kira 10-15 cm dari
permukaan tanah. Alat yang dipakai untuk memotong batang atau tangkai dapat
berupa gunting besar atau gunting pangkas yang tajam. Ketika panen, sisakan
sebanyak 1-2 tangkai pada setiap tanaman supaya taaman yang baru dipanen
itu dapat tumbuh kembali dengan baik. Selanjutnya batang atau ranting tersebut
dirompes atau dipipil dan yang diambil hanya daun-daunnya saja.

Setelah melakukan pemanenan daun stevia secara tepat: usia / tinggi tanaman,
kesuburan tanaman serta dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terbit
dengan gunting dahan yang tajam berikutnya adalah langkah-langkah
penanganan paska panen daun.

Paska panen daun


Paska penen daun stevia sangat perlu diperhatikan agar diperoleh kualitas daun
yang baik. Daun-daun stevia hasil panen, harus secepatnya dipipil dari batang
atau tangkai dan segera dikeringkan. Waktu pemipilan yang lambat
dikhawatirkan akan dapat mengurangi kadar bahan pemanis di dalam daun.
Sebab jika daun masih melekat pada batang atau tangkai maka proses
perombakan bahan pemanis yang ada di dalamnya akan berlangsung. Jadi
dengan lebih cepatnya dilakukan pemipilan daun setelah panen, maka
diharapkan kadar pemanis dapat dipertahankan.

Pengeringan daun stevia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sinar
matagari atau dengan alat pengering buatan. Apabila pengeringannya dilakukan
dengan sinar matahari, maka daun diletakkan di atas alas plastik, tampi, atau
jenis alas lainnya. Bila keadaan cuaca baik, cara ini hanya membutuhkan waktu
pengeringan sekitar 8 jam. Sedang pengeringan dengan menggunakan
pengering buatan seperti oven, waktunya lebih cepat lagi yaitu sekitar 4 jam
pada suhu 70 C.

Daun stevia yang telah kering warnanya hijau kekuningan. Daun stevia kering
yang bermutu baik setidaknya harus memiliki kadar air maksimum 10%, kadar
steviosida minimum 10% dan kadar kotoran maksimum 3 %. Apabila
pengeringan daun dilakukan di atas suhu 70 C maka kadar steviosida akan
sedikit mengalami penurunan. Sedangkan penggunaan suhu sampai 80 C selain
akan mengakibatkan terjadinya penurunan kadar gula dalam daun juga akan
timbul warna coklat kehitaman. Daun stevia yang mengalami keterlambatan
pengeringan akan berwarna hitan karena terjadi proses fermentasi oleh
mikroorganisme yang disertai perombakan senyawa steviosida. Fermentasi juga
akan terjadi pada daun stevia yang terkena air yang juga akan menyebabkan
kebusukan.

Daun-daun stevia yang telah dikeringkan selanjutnya dikemas. Biasanya daun


dimasukkan ke dalam karung dengan berat 20 kg/bal. Dengan cara pengemasan
yang baik dan tertutup rapat, daun steviabisa disimpan sampai satu tahun
bahkan lebih. Nilai ekonomi daun stevia dari 1 kg daun stevia basah akan
diperoleh 0,20-0,25 kg daun kering (rendemen 20-25%). Sedang rendemen dari
daun kering menjadi kristal gula stevia sekitar 0,8-1%. Dengan kata lain dari
setiap 100 kg daun stevia kering akan didapatkan 0,8-1 kg gula. (Sumber
http://eone87.wordpress.com)

7 Langkah Mengeringkan Daun Stevia

Dengan menanam tanaman Stevia di halaman rumah Anda, pemanenan


daunStevia dapat dilakukan setiap saat sepanjang tahun selama tanaman sehat
dan terus tumbuh jadi akan selau tersedia pemanis sehat alami sepanjang
tahun. Dan ini jauh lebih murah untuk menanam dan mengeringkan sendiri daun
Stevia daripada membeli gula pasir yang relatif mahal dan kurang baik bagi
kesehatan Anda.

Anda juga dapat membuat sendiri bubuk Stevia untuk mempermanisminuman


dan menaburkannya pada buah atau makanan apapun yang Anda pilih. Apakah
sulit menyiapkan bubuk daun stevia kering untuk persedian pemanis kita
sepanjang tahun? Tidak !!!! Di negara tropis seperti diIndonesia, cukup
mempergunakan berkah sinar matahari yang melimpah untuk mengeringkannya.

Inilah urutan proses pengeringan dan penyimpanan daun Stevia:

1. Potong dahan stevia setinggi 10-15 cm dari tanah, kemudian petikdaunnya.


Jangan menggunakan daun Stevia yang telah terkontaminasi dengan bahan
kimia seperti insektisida, pestisida ataup pupuk kimia.

2.

Cuci dan bilas daun Stevia bawah air yang mengalir sampai bersih.

3. Keringkan daun stevia dengan handuk bersih atau tissue, atau cukup
ditiriskan sampai hilang airnya.

4.

Letakkan daun tersebut di bawah terik matahari langsung.

5. Biarkan daun Stevia menjadi kering tetapi warna tetap hijau, renyah dan
hancur bila disentuh. Kira-kira dibutuhkan 2-3 hari untuk mengeringkan daun
stevia. Jangan terlalu lama mengeringkannya karena daun berubah warna
menjadi coklat dan akan menjadi kurang menarik lagi penampilannya.

6. Hancurkan daun stevia kering dengan menggunakan penggiling kopi (coffee


grinder), atau Anda juga dapat menghancurkannya denganmenggunakan bagian
belakang sendok dengan meletakkan daun kering dalam mangkuk atau
menghancurkan daun kering dengan mortir .

7. Simpan bubuk daun Stevia dalam botol kaca bertutup di tempat yang sejuk
dan kering.

Sekarang, kapanpun Anda butuh pemanis tinggal mengambilnya dari persediaan


dan bila persediaan hampir habis Anda dengan mudah menyiapkan kembali
bubuk daun stevia kering dengan cara-cara diatas.

Cara Praktis Mengeringkan Stevia

Dalam tulisan terdahulu 7 Langkah Mengeringkan Daun Stevia dengan cara


mengeringkan hanya daun stevia saja, berikut ini cara lain yang lebih praktis dan

tidak membutuhkan tempat yang luas untuk mengeringkan daun stevia yaitu
dengan menggantung potongan dahan secara terbalik. Jadi kalau cara yang
pertama adalah dengan melepaskan daun-daun stevia dari tangkainya, cara
yang sekarang adalah dengan mengeringkan daun beserta batangnya
kemudian setelah kering daun dilepaskan dari batangnya.
Inilah tatacara pengeringannya:

1. Potong bagian tanaman stevia, baik batang utama ataupun cabangnya. Anda
memiliki tiga pilihan ketika melakukan panen daun stevia Anda: mencabut
seluruh tanaman sampai akarnya, memotongbatang utama atau cabang
tanaman. Cara mencabut seluruh tanaman dari tanah dilakukan jika Anda tidak
ingin stevia tumbuh kembali karena ingin menggantinya karena sudah tidak
produktif lagi. Sedangkan memotong cabang utama akan menghasilkan cabang
sekunder lebihbanyak dan akan merubah bentuk tanaman dan memungkinkan
matahari menjangkau ke seluruh bagian tanaman.

2. Stevia yang dicabut seluruh tanamannya dipotong terlebih dahulu bagian


akarnya, kemudian bersama potongan cabang yang lain dicuci dengan air
mengalir sampai bersih.

3. Potongan stevia ditata sehingga ujung-ujung batang menyatu di bagian


atas. Siapkan tali yang cukup panjang untuk mengikat kumpulan ujung batang
ini. Ikat ujung batang yang disatukan ini secara erat dengan simpul mati tetapi
jangan sampai merusak batang yang diikat dan buat satu ikatan lagi dibawahnya
sebagai cadangan agar bila proses pengeringan terjadi dan batang mengecil
ikatannya tidak terlepas bila digantung.

4. Gantung kumpulan ikatan tangkai hijau stevia ini terbalik sampai kering.

5. Untuk mendapatkan warna hijau daun kering terbaik letakkan dibawah sinar
matahari secara penuh atau dengan sebagian pelindung untuk menjaga
kelembaban.

6. Harap diperhatikan: jika kondisi cuaca lembab di luar karena hujan atau
mendung daun stevia dapat menjadi berjamur selama proses pengeringan.

7. Setelah beberapa hari, daun Stevia Anda akan kering dengan warna yang
masih hijau. Daun stevia sekarang siap untuk digunakan untuk teh, larutan atau
ekstrak ataupun disimpan dan dapat digunakan kapanpun dibutuhkan.

Sistematika Tanaman Stevia

Tanaman stevia (Stevia rebaudiana Bertonii M.) memiliki sistematika sebagai


berikut(Hutapea, 1991):

Division : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Familia : Composite
Genus : Stevia
Spesies : Stevia rebaudiana Bertonii M.
Stevia adalah tanaman semak yang berasal dari famili Compositae. Tingginya
65 cm, berbatang bulat, berbulu, beruas, bercabang banyak, dan warnanya
hijau. Daunnya tunggal berhadapan, berbentuk bulat telur, berbunga
hermaprodit, mahkota ungu berbentuk tabung dan berakar tunggang.

Tanaman ini memiliki daya regenerasi yang kuat sehingga tahan terhadap
pemangkasan. Stevia sebagai sumber pemanis alami memiliki prospek cerah di
masa yang akan datang, mengingat pemanis sintetik seringkali berpengaruh
buruk terhadap kesehatan. Bahan pemanis utama pada stevia adalah stevioside,
suatu glikosida diterpen yang sangat manis namun hampir tidak mengandung
kalori (Tirtoboma,1988).

Produk utama stevia adalah daun yang digunakan sebagai bahan baku pembuat
gula atau pemanis alami. Saat yang tepat untuk panen pertama pada waktu
kandungan stevioside maksimal yaitu tanaman telah berumur 40-60 hari, tinggi
tanaman 40-60 cm, berdaun rimbun, dan menjelang stadium berbunga. Panen
dilakukan dengan cara memotong batang tanaman stevia setinggi 10-15 cm dari
permukaan tanah dengan menggunaka gunting pangkas yang tajam (Rukmana,
2003).

Agar kadar kemanisan dapat dipertahankan daun harus segera dirempel/ dilepas
dari dahannya dan dikeringkan setelah panen. Pasar ekspor menghendaki daun
yang memiliki kadar air maksimal 10% dan kandungan kotoran maksimal 3%.
Tanaman stevia sangat potensial dikembangkan sebagai bahan baku gula
(pemanis) alami pendamping gula tebu dan pengganti gula sintetis. Kelebihan
gula stevia antara lain tidak bersifat karsinogen dan rendah kalori (Paimin,
2004).

Stevia adalah suatu sumber bahan pemanis alami yang mempunyai tingkat
kemanisan 200-300 kali lebih manis daripada gula tebu. Tanaman ini sudah lama
digunakan sebagai bahan pemanis pada makanan dan minuman (Darmoko dan
Oskari, 1984).

Stevia dapat dikembangbiakkan dengan cara generatif dan vegetatif. Secara


vegetatif umumnya diperbanyak dengan stek batang. Perkembangbiakkan
secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji. Cara ini jarang dilakukan
karena untuk mendapatkan biji cukup sulit, waktu pertumbuhan juga lebih lama
disamping kandungan stevioside tanaman induk lebih rendah (Lutony, 1993).

Para peneliti berusaha mencari dan menemukan bahan obat baik yang modern
maupun tradisional. Kebijaksanaan Obat Nasional menyebutkan berbagai
langkah penanggulangan diperlukan agar dapat dicapai hasil yang berdaya
guna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari apakah zat pemanis dari
Stevia rebaudiana Bertonii mempunyai sifat hipoglikemik atau tidak. Stevia
rebaudiana Bertonii dapat digunakan sebagai makanan berkalori rendah bagi
penderita diabetes, orang kegemukan dan penderita gigi berlubang
(http//:digilib.ti.itb.ac.id).

Sejarah Penggunaan Stevia

Genus Stevia terdiri dari 240 spesies adalah merupakan tanaman asli Amerika
Selatan, Amerika Tengah, dan Meksiko, dengan beberapa spesies ditemukan
terjauh di Arizona Utara, New Mexico, dan Texas .

Stevia pertama kali diteliti oleh ahli botani dan dokter Spanyol Petrus Jacobus
Stevus (Pedro Jaime Esteve) yang kemudian nama belakangnya dipergunakan
untuk menjadi sebutan tanaman tersebut yaitu Stevia . Manusia pertama yang
menggunakan Stevia rebaudiana berasal dari Amerika Selatan. Daun tanaman
stevia memiliki kemanisan 30-45 kali sukrosa (gula meja biasa). Stevia dapat
dipergunakan dalam keadaan segar, atau dimasukkan ke dalam teh dan
makanan.

Tanaman Stevia digunakan secara luas oleh suku Indian Guaran sejak lebih dari
1.500 tahun yang lalu. Selama berabad-abad, masyarakat Guaran Paraguay
menggunakan stevia, yang mereka sebut kaa he (ramuan manis), sebagai
pemanis dalam ranuan minuman yerba mate dan teh obat kardiotonik. Dan di
Paraguay dan Brasil tanaman stevia memiliki sejarah yang panjang untuk
pengobatan tradisional selama ratusan tahun, untuk mempermanis teh lokal,
obat-obatan dan sebagai pemanis.

Pada tahun 1899, ahli botani Swiss Moiss Santiago Bertoni, selama
penelitiannya di bagian timur Paraguay pertama kali menjelaskan deskripsi
tanaman dan rasa manis stevia secara rinci. Kemudian pada 1931, dua kimiawan
Perancis mengisolasi glikosida yang memberikan rasa manis dari daun stevia .
Senyawa ini diberi nama stevioside dan rebaudioside, yang memiliki kemanisan
250-300 kali sukrosa (gula pasir), tahan panas, pH yang stabil, dan tidak
mengalami fermentasi .

Pada awal 1970-an, Jepang mulai melakukan budidaya stevia sebagai alternatif
pengganti untuk pemanis buatan seperti siklamat dan sakarin, yang dicurigai
bersifat karsinogen yaitu menimbulkan pertumbuhan kanker. Daun tanaman
stevia, air dari ekstrak daun, dan steviosides murni dipergunakan sebagai
pemanis. Sejak perusahaan Morita Kagaku Kogyo Co, Ltd menghasilkan pemanis
stevia komersial pertama di Jepang pada tahun 1971. Negara ini telah
menggunakan stevia dalam produk makanan, minuman ringan (termasuk Coca
Cola), dan pengganti gula pasir. Jepang saat ini mengkonsumsi stevia paling
besar dibandingkan dengan negara lain, dan stevia merupakan pemasok 40%
dari seluruh pasar pemanis di Jepang

Saat ini, Stevia dibudidayakan dan digunakan dalam makanan di tempat lain
seperti di Asia timur, termasuk di Cina (sejak 1984), Korea, Taiwan, Thailand, dan
Malaysia serta di beberapa bagian Amerika Selatan (Brasil, Kolombia, Peru,
Paraguay, dan Uruguay), dan di Israel.

Empat Manfaat Fantastis Stevia

Pemanis alami stevia dibuat dari daun tanaman stevia daun ini sangat manis
dan tidak mengandung kalori atau gula sehingga stevia adalah pilihan yang
paling aman dibandingkan pemanis buatan/sintetis lainnya.

Webmd.com menyatakan, stevia yang mengandung stevioside telah digunakan


dengan aman dalam penelitian dalam dosis sampai 1500 mg per hari selama 2
tahun. Karena kenyataan bahwa stevia bisa sampai 300 kali lebih manis dari
gula, sehingga kebanyakan orang bahkan tidak akan dapat mengkonsumsi 1500
mg dalam seminggu penuh. Dibawah ini merupakan empat manfaat utama
stevia:

1. Menurunkan Berat Badan

Jika Anda ingin menurunkan berat badan, Anda perlu membakar kalori lebih dari
yang Anda masukkan. Pernyataan itu masuk akal. Tapi bagaimana bisa
seseorang dengan mudah memotong pemasukan kalori berupa gula?
Jawabannya adalah Stevia.

Stevia tidak mengandung kalori dan tidak akan menaikkan gula darah. Menjaga
kadar gula darah yang stabil saja akan membuat banyak orang ke dalam jalur
badan yang sehat.

2. Aman untuk Gigi

Jika seseorang mulai menggunakan pemanis tanpa gula untuk menggantikan


gula halus dalam diet mereka, mereka mungkin melihat penurunan kerusakan
gigi. Pada tahun 1999, rata-rata orang mengkonsumsi gula 3 pon gula setiap
minggu!

Jangan berpikir bahwa Anda mengkonsumsi banyak gula? Mulailah melacak apa
yang Anda makan. Periksa label makanan untuk tambahan gula, fruktosa, atau
sirup jagung dengan tinggi fruktosa. Berikut ini adalah daftar hanya beberapa
dari banyak makanan yang dikemas dengan tambahan gula tersembunyi: saus
tomat, biskuit, minuman ringan bersoda, jus olahan, dll

Kita hanya bisa membayangkan berapa banyak gigi bisa diselamatkan dengan
mengganti semua gula yang di konsumsi dengan pilihan sehat seperti stevia.

3. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Webmd.com menunjukkan adanya penelitian yang menunjukkan bahwa Stevia


dapat menurunkan tekanan darah tinggi dengan menggunakan antara 750-1500
mg stevioside setiap hari.

Amanda Gardner, di CNN.com, menyatakan bahwa para peneliti telah


menghubungkan tingginya konsumsi fruktosa, gula lain yang tersembunyi,
dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi sebesar 30%. Bahkan Anda
hanya perlu minum 2,5 kaleng atau lebih soda teratur setiap hari untuk
meningkatkan risiko Anda.

Jika lebih banyak orang memilih untuk menurunkan resiko mereka dengan
menghilangkan soda dan menggunakan stevia sepanjang hari, mereka mungkin
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menurunkan tekanan darah mereka
di masa depan.

4. Penurunan Gula Darah

Selain stevia tidak mengandung kalori sama sekali Webmd.com juga menyoroti
penelitian lain mengungkapkan bahwa 1000 mg stevioside dapat mengurangi
gula darah sebesar 18%.

Anda mungkin juga menyukai