Stevia memang lebih populer di wilayah asalnya, Amerika Selatan, dan juga di
Asia Timur seperti Jepang, China dan Korea Selatan. Di Paraguay, suku Indian
Guarani telah menggunakan stevia sebagai pemanis sejak ratusan tahun lalu.
Ada sekitar 200 jenis stevia di Amerika Selatan, tetapi hanya Stevia rebaudiana
yang digunakan sebagai pemanis. Tahun 70-an, stevia telah banyak digunakan
secara luas sebagai pengganti gula. Di Jepang, 5,6% gula yang dipasarkan
adalahstevia atau yang dikenal dengan nama sutebia. Stevia digunakan sebagai
pengganti pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin.
Stevia adalah tanaman perdu yang tumbuh pada tempat dengan ketinggian 5001000 m di atas permukaan laut, di dataran rendah stevia akan cepat berbunga
dan mudah mati apabila sering dipanen. Suhu yang cocok berkisar antara 14270C dan cukup mendapat sinar matahari sepanjang hari. Terdapat beberapa
cara untuk memperbanyak stevia, yaitu dengan mengecambahkan biji stevia,
stek batang, pemisahan rumpun ataupun dengan kultur jaringan.
Bagian tanaman stevia yang digunakan sebagai pemanis adalah daunnya. Daun
stevia dapat langsung digunakan sebagai pemanis. Cara untuk
memanfaatkannya yaitu dengan dikeringkan. Proses pengeringan tidak
memerlukan panas yang tinggi. Untuk skala rumah tangga, cukup dengan
mengeringkannya di bawah sinar matahari selama kurang lebih 12 jam,
mengeringkannya lebih dari itu akan menurunkan kadar steviosidanya. Atau
dengan mengeringkan daun stevia di dalam microwave selama 2 menit,
kemudian diserbukkan. Serbuk ini dapat langsung dikonsumsi sebagai pemanis
makanan. Pemanis stevia juga dapat dikonsumsi dalam bentuk cair, yakni
dengan merendamnya selama 24 jam kemudian disimpan di dalam kulkas.
Perbandingan air dengan stevianya 1 : 4.
Di Indonesia, stevia ditanam pada ketinggian 700 1.500 m dpl dengan suhu
lingkungan 20C 24C. Curah hujan setahun rata-rata 1.400 mm dengan 2-3
bulan kering. Stevia tumbuh baik pada tanah podsol, latosol, dan andosol.
Tanaman stevia menghendaki kelembapan tanah cukup tinggi dan memiliki
toleransi tinggi terhadap tanah basah. Di daerah tropis, tanaman ini dapat
ditanam sepanjang tahun. Sehingga jumlah gula stevia setahun akan dapat
mengungguli gula stevia dari daerah-daerah sub-tropis yang hanya ditanam
sekali setahun.
Perbanyakan benih stevia dapat dilakukan dengan biji, stek pucuk/batang, atau
dengan kultur jaringan. Biji tanaman stevia berbentuk jarum dan berwarna putih
kotor. Perbanyakan menggunakan biji jarang dilakukan karena tingkat
keberhasilannya sangat rendah dan pertanaman tidak seragam. Stevia yang
pernah ditanam di Indonesia berasal dari Jepang, Korea dan China. Bahan
tanaman tersebut berasal dari biji sehingga pertumbuhan tanaman stevia di
lapang sangat beragam.
Perbanyakan stevia dengan stek dapat berupa stek pucuk maupun stek batang.
Yang perlu diperhatikan untuk bahan indukan stek adalah dipilih tanaman yang
masih muda dan sudah berkayu. Stek batang diambil dari bagian tengah cabang
primer sedangkan stek pucuk diambil dari bagian ujung tanaman. Untuk
meningkatkan jumlah tunas lateral dan jumlah daun lebih baik menggunakan
stek batang. Teknik perbanyakan dengan stek batang dilakukan dengan cara
pemasangan sungkup plastik kedap udara, sehingga suhu dalam sungkup dan
kelembapan udara mendekati 100%. Dengan suhu dan kelembapan yang tinggi
dapat memacu pertumbuhan akar. Setelah berumur 3 4 minggu, stek dapat
ditransplanting ke lapang (Sudiatso, 1999).
Masruru Kholida
http://ditjenbun.deptan.go.id/budtansim/index.php?
option=com_content&view=article&id=80:teknik-perbanyakan-tanamanstevia&catid=8:inventaris-berita&Itemid=30
Daun stevia bisa menjadi bahan pemanis pengganti gula. Kandungan kalorinya
boleh dibilang nol. Ini membuat daun stevia banyak diburu industri jamu untuk
pengganti gula. Budidaya tanaman dari Paraguay ini menjanjikan untung nan
manis.
Bagi para penderitanya, penyakit diabetes atau gula tentu menjadi momok yang
menakutkan. Padahal, tanpa gula, makanan dan minuman terasa kurang
mantap, bahkan hambar. Maka, pemanis rendah kalori kini semakin banyak
diminati oleh masyarakat.
Tapi, tahukah Anda sehelai daun bisa menjadi pemanis alternatif untuk
pengganti gula pasir? Adalah daun stevia yang memiliki zat pemanis tersebut.
Kini, mulai banyak petani membudidayakan tanaman asli Paraguay dan Brazil ini.
Konon, rasa daun stevia segar 10-15 kali lebih manis ketimbang gula. Adapun
ekstrak kualitas bagus diklaim bisa 200-300 kali lebih manis daripada gula.
Rasa manis daun stevia berasal dari kandungan di dalam daun yang disebut
steviosida. Zat ini sendiri sebenarnya merupakan molekul glikosida yang disusun
dari glukosa, sophorose dan steviol. Ini yang membuat rasa manis daun stevia
berbeda dengan rasa manis gula biasa, katanya.
Memang, daun stevia belum cukup poluler di masyarakat kita. Kini, tutur Widhi,
permintaan didominasi oleh pabrik jamu. Ekstrak daun stevia bisa mengurangi
rasa pahit jamu sehingga rasanya lebih enak, ujarnya.
Widhi mengaku, saat ini ia memasok daun stevia ke pabrik jamu Sido Muncul dan
pabrik-pabrik jamu kecil lainnya. Pemasaran masih terbatas di beberapa kota,
seperti Solo, Semarang dan Bandung, ujarnya.
Padahal, di luar negeri, stevia biasa dipakai sebagai pemanis kue atau minuman.
Bentuknya pun bervariasi, mulai dari bubuk hingga cairan berasa aneka buah.
Widhi menjual campuran daun dan batang stevia kering seharga Rp 10.000 per
kilogram. Dari bisnis ini, omzet yang bisa dikantongi Widhi mencapai Rp 30 juta
per bulan. Kalau pas harga bagus, keuntungannya bisa hampir 50%, katanya.
Menurut Widhi, bisnis daun stevia punya prospek cerah. Permintaan dari luar
negeri pun cukup banyak. Hanya saja, masih kurang ada dukungan pemerintah
untuk produk agribisnis stevia ini, keluhnya.
Bayu Prabowo mengamini cerita Widhi. Staf di CV Satu Karya Enterprise (SKY),
perusahaan pembudidaya stevia di Solo, ini mengatakan, permintaan daun
stevia untuk pasar dalam negeri memang tidak terlalu besar. Kebanyakan
berasal dari pabrik jamu. Sementara konsumen lainnya belum cukup banyak
yang melakukan permintaan produk ini.
Bayu menambahkan, permintaan daun stevia justru mengalir deras dari pasar
luar negeri. Dia mengaku, CV SKY rutin memasok daun stevia ke pasaran
Malaysia dan sejumlah negara di Eropa. Pernah juga ada permintaan sampel
dari Singapura, katanya.
CV SKY bisa memproduksi 50-70 ton daun stevia kering per bulan. Harga jual
yang dipatok CV SKY Rp 23.000-Rp 24.000 per kg untuk daun stevia kering, dan
Rp 15.000-Rp 17.000 untuk daun plus batang stevia kering. Dari bisnis ini, CV
SKY bisa meraup omzet Rp 1 miliar per bulan. (Tabloid Kontan)
http://www.ciputraentrepreneurship.com/beranda/2796.html
Budidaya Stevia
Dengan hadirnya tanaman stevia dapat dijadikan alternatif yang tepat untuk
menggantikan kedudukan pemanis buatan atau pemanis sintetis karena gula
steviaini mempunyai tingkat kemanisan yang mampu menandingi gula sintetis.
Saat ini pemakaian akan gula sintetis dan pemanis buatan telah berkembang di
Indonesia bahkan hal tersebut telah menjadi suatu kebiasaan dikarenakan harga
pemanis sintetis dan pemanis buatan jauh lebih murah dibanding dengan harga
gula yang terus meningkat. Padahal efek yang akan ditimbulkan dari pemakaian
pemanis tersebut apabila terus menerus digunakan akan sangat membahayakan
Penanaman stevia
Sebelum melakukan penanaman lahan dicangkul atau dibajak sebanyak dua kali
sehingga diperoleh tekstur tanah yang gembur. Selanjutnya dibuat bedenganbedengan dengan ukuran panjang kira-kira 5 m atau disesuaikan dengan
keadaan lahan dan lebar antara 100-125 cm. Ketinggian masing-masing
bedengan cukup sekitar 20 cm. Apabila penanaman dilakukan pada lahan
berkontur miring, sebaiknya dibuat teras terlebih dahulu.
Bibit ditanam dengan jarak tanam 2525 cm atau 3030 cm, sehingga setiap
bedengan berisi 4-5 baris tanaman. Sebaiknya pada setiap lubang tanam diberi
sekitar 250 g pupuk organik (pupuk kandang atau kompos). Waktu yang
dianggap terbaik untuk menanam stevia adalah saat musim hujan agar
persediaan air mencukupi dan tanaman cepat segar kembali (biasanya 1-2 hari
setelah penanaman).
Persemaian Stevia 2
perkebunan stevia 2
perkebunan stevia
Pemeliharaan stevia
Tentu saja bila kita ingin memperoleh daun tanaman organik kita hanya
mengganti pupuk kimia diatas dengan pupuk organik berupa pupuk kompos atau
pupuk kandang.
Untuk pertama kalinya daun stevia dipanen pada umur antara 40-60 hari setelah
penanaman dan untuk pemanenan yang berikutnya bisa menggunakan selang
waktu antara 30-60 hari sekali. Selain menggunakan pedoman tersebut, panen
untuk daun stevia dapat juga didasarkan pada ketinggian tanaman. Biasanya,
panen daun dilakukan kalau tanaman ini sudah setinggi 40-60 cm dengan
pertumbuhan daun yang rimbun. Pada ketinggian seperti ini tanaman sudah
mulai memasuki masa berbunga dan pada saat ini pula kandungan gula
(steviosida atau zat yang menjadi penentu kadar kemanisan) tanaman sedang
berada pada tingkat yang tertinggi.
Waktu yang terbaik untuk melakukan panen daun yaitu pagi hari, pemanenan
dilakukan dengan memotong batang atau tangkai kira-kira 10-15 cm dari
permukaan tanah. Alat yang dipakai untuk memotong batang atau tangkai dapat
berupa gunting besar atau gunting pangkas yang tajam. Ketika panen, sisakan
sebanyak 1-2 tangkai pada setiap tanaman supaya taaman yang baru dipanen
itu dapat tumbuh kembali dengan baik. Selanjutnya batang atau ranting tersebut
dirompes atau dipipil dan yang diambil hanya daun-daunnya saja.
Setelah melakukan pemanenan daun stevia secara tepat: usia / tinggi tanaman,
kesuburan tanaman serta dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terbit
dengan gunting dahan yang tajam berikutnya adalah langkah-langkah
penanganan paska panen daun.
Pengeringan daun stevia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sinar
matagari atau dengan alat pengering buatan. Apabila pengeringannya dilakukan
dengan sinar matahari, maka daun diletakkan di atas alas plastik, tampi, atau
jenis alas lainnya. Bila keadaan cuaca baik, cara ini hanya membutuhkan waktu
pengeringan sekitar 8 jam. Sedang pengeringan dengan menggunakan
pengering buatan seperti oven, waktunya lebih cepat lagi yaitu sekitar 4 jam
pada suhu 70 C.
Daun stevia yang telah kering warnanya hijau kekuningan. Daun stevia kering
yang bermutu baik setidaknya harus memiliki kadar air maksimum 10%, kadar
steviosida minimum 10% dan kadar kotoran maksimum 3 %. Apabila
pengeringan daun dilakukan di atas suhu 70 C maka kadar steviosida akan
sedikit mengalami penurunan. Sedangkan penggunaan suhu sampai 80 C selain
akan mengakibatkan terjadinya penurunan kadar gula dalam daun juga akan
timbul warna coklat kehitaman. Daun stevia yang mengalami keterlambatan
pengeringan akan berwarna hitan karena terjadi proses fermentasi oleh
mikroorganisme yang disertai perombakan senyawa steviosida. Fermentasi juga
akan terjadi pada daun stevia yang terkena air yang juga akan menyebabkan
kebusukan.
2.
Cuci dan bilas daun Stevia bawah air yang mengalir sampai bersih.
3. Keringkan daun stevia dengan handuk bersih atau tissue, atau cukup
ditiriskan sampai hilang airnya.
4.
5. Biarkan daun Stevia menjadi kering tetapi warna tetap hijau, renyah dan
hancur bila disentuh. Kira-kira dibutuhkan 2-3 hari untuk mengeringkan daun
stevia. Jangan terlalu lama mengeringkannya karena daun berubah warna
menjadi coklat dan akan menjadi kurang menarik lagi penampilannya.
7. Simpan bubuk daun Stevia dalam botol kaca bertutup di tempat yang sejuk
dan kering.
tidak membutuhkan tempat yang luas untuk mengeringkan daun stevia yaitu
dengan menggantung potongan dahan secara terbalik. Jadi kalau cara yang
pertama adalah dengan melepaskan daun-daun stevia dari tangkainya, cara
yang sekarang adalah dengan mengeringkan daun beserta batangnya
kemudian setelah kering daun dilepaskan dari batangnya.
Inilah tatacara pengeringannya:
1. Potong bagian tanaman stevia, baik batang utama ataupun cabangnya. Anda
memiliki tiga pilihan ketika melakukan panen daun stevia Anda: mencabut
seluruh tanaman sampai akarnya, memotongbatang utama atau cabang
tanaman. Cara mencabut seluruh tanaman dari tanah dilakukan jika Anda tidak
ingin stevia tumbuh kembali karena ingin menggantinya karena sudah tidak
produktif lagi. Sedangkan memotong cabang utama akan menghasilkan cabang
sekunder lebihbanyak dan akan merubah bentuk tanaman dan memungkinkan
matahari menjangkau ke seluruh bagian tanaman.
4. Gantung kumpulan ikatan tangkai hijau stevia ini terbalik sampai kering.
5. Untuk mendapatkan warna hijau daun kering terbaik letakkan dibawah sinar
matahari secara penuh atau dengan sebagian pelindung untuk menjaga
kelembaban.
6. Harap diperhatikan: jika kondisi cuaca lembab di luar karena hujan atau
mendung daun stevia dapat menjadi berjamur selama proses pengeringan.
7. Setelah beberapa hari, daun Stevia Anda akan kering dengan warna yang
masih hijau. Daun stevia sekarang siap untuk digunakan untuk teh, larutan atau
ekstrak ataupun disimpan dan dapat digunakan kapanpun dibutuhkan.
Division : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Familia : Composite
Genus : Stevia
Spesies : Stevia rebaudiana Bertonii M.
Stevia adalah tanaman semak yang berasal dari famili Compositae. Tingginya
65 cm, berbatang bulat, berbulu, beruas, bercabang banyak, dan warnanya
hijau. Daunnya tunggal berhadapan, berbentuk bulat telur, berbunga
hermaprodit, mahkota ungu berbentuk tabung dan berakar tunggang.
Tanaman ini memiliki daya regenerasi yang kuat sehingga tahan terhadap
pemangkasan. Stevia sebagai sumber pemanis alami memiliki prospek cerah di
masa yang akan datang, mengingat pemanis sintetik seringkali berpengaruh
buruk terhadap kesehatan. Bahan pemanis utama pada stevia adalah stevioside,
suatu glikosida diterpen yang sangat manis namun hampir tidak mengandung
kalori (Tirtoboma,1988).
Produk utama stevia adalah daun yang digunakan sebagai bahan baku pembuat
gula atau pemanis alami. Saat yang tepat untuk panen pertama pada waktu
kandungan stevioside maksimal yaitu tanaman telah berumur 40-60 hari, tinggi
tanaman 40-60 cm, berdaun rimbun, dan menjelang stadium berbunga. Panen
dilakukan dengan cara memotong batang tanaman stevia setinggi 10-15 cm dari
permukaan tanah dengan menggunaka gunting pangkas yang tajam (Rukmana,
2003).
Agar kadar kemanisan dapat dipertahankan daun harus segera dirempel/ dilepas
dari dahannya dan dikeringkan setelah panen. Pasar ekspor menghendaki daun
yang memiliki kadar air maksimal 10% dan kandungan kotoran maksimal 3%.
Tanaman stevia sangat potensial dikembangkan sebagai bahan baku gula
(pemanis) alami pendamping gula tebu dan pengganti gula sintetis. Kelebihan
gula stevia antara lain tidak bersifat karsinogen dan rendah kalori (Paimin,
2004).
Stevia adalah suatu sumber bahan pemanis alami yang mempunyai tingkat
kemanisan 200-300 kali lebih manis daripada gula tebu. Tanaman ini sudah lama
digunakan sebagai bahan pemanis pada makanan dan minuman (Darmoko dan
Oskari, 1984).
Para peneliti berusaha mencari dan menemukan bahan obat baik yang modern
maupun tradisional. Kebijaksanaan Obat Nasional menyebutkan berbagai
langkah penanggulangan diperlukan agar dapat dicapai hasil yang berdaya
guna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari apakah zat pemanis dari
Stevia rebaudiana Bertonii mempunyai sifat hipoglikemik atau tidak. Stevia
rebaudiana Bertonii dapat digunakan sebagai makanan berkalori rendah bagi
penderita diabetes, orang kegemukan dan penderita gigi berlubang
(http//:digilib.ti.itb.ac.id).
Genus Stevia terdiri dari 240 spesies adalah merupakan tanaman asli Amerika
Selatan, Amerika Tengah, dan Meksiko, dengan beberapa spesies ditemukan
terjauh di Arizona Utara, New Mexico, dan Texas .
Stevia pertama kali diteliti oleh ahli botani dan dokter Spanyol Petrus Jacobus
Stevus (Pedro Jaime Esteve) yang kemudian nama belakangnya dipergunakan
untuk menjadi sebutan tanaman tersebut yaitu Stevia . Manusia pertama yang
menggunakan Stevia rebaudiana berasal dari Amerika Selatan. Daun tanaman
stevia memiliki kemanisan 30-45 kali sukrosa (gula meja biasa). Stevia dapat
dipergunakan dalam keadaan segar, atau dimasukkan ke dalam teh dan
makanan.
Tanaman Stevia digunakan secara luas oleh suku Indian Guaran sejak lebih dari
1.500 tahun yang lalu. Selama berabad-abad, masyarakat Guaran Paraguay
menggunakan stevia, yang mereka sebut kaa he (ramuan manis), sebagai
pemanis dalam ranuan minuman yerba mate dan teh obat kardiotonik. Dan di
Paraguay dan Brasil tanaman stevia memiliki sejarah yang panjang untuk
pengobatan tradisional selama ratusan tahun, untuk mempermanis teh lokal,
obat-obatan dan sebagai pemanis.
Pada tahun 1899, ahli botani Swiss Moiss Santiago Bertoni, selama
penelitiannya di bagian timur Paraguay pertama kali menjelaskan deskripsi
tanaman dan rasa manis stevia secara rinci. Kemudian pada 1931, dua kimiawan
Perancis mengisolasi glikosida yang memberikan rasa manis dari daun stevia .
Senyawa ini diberi nama stevioside dan rebaudioside, yang memiliki kemanisan
250-300 kali sukrosa (gula pasir), tahan panas, pH yang stabil, dan tidak
mengalami fermentasi .
Pada awal 1970-an, Jepang mulai melakukan budidaya stevia sebagai alternatif
pengganti untuk pemanis buatan seperti siklamat dan sakarin, yang dicurigai
bersifat karsinogen yaitu menimbulkan pertumbuhan kanker. Daun tanaman
stevia, air dari ekstrak daun, dan steviosides murni dipergunakan sebagai
pemanis. Sejak perusahaan Morita Kagaku Kogyo Co, Ltd menghasilkan pemanis
stevia komersial pertama di Jepang pada tahun 1971. Negara ini telah
menggunakan stevia dalam produk makanan, minuman ringan (termasuk Coca
Cola), dan pengganti gula pasir. Jepang saat ini mengkonsumsi stevia paling
besar dibandingkan dengan negara lain, dan stevia merupakan pemasok 40%
dari seluruh pasar pemanis di Jepang
Saat ini, Stevia dibudidayakan dan digunakan dalam makanan di tempat lain
seperti di Asia timur, termasuk di Cina (sejak 1984), Korea, Taiwan, Thailand, dan
Malaysia serta di beberapa bagian Amerika Selatan (Brasil, Kolombia, Peru,
Paraguay, dan Uruguay), dan di Israel.
Pemanis alami stevia dibuat dari daun tanaman stevia daun ini sangat manis
dan tidak mengandung kalori atau gula sehingga stevia adalah pilihan yang
paling aman dibandingkan pemanis buatan/sintetis lainnya.
Jika Anda ingin menurunkan berat badan, Anda perlu membakar kalori lebih dari
yang Anda masukkan. Pernyataan itu masuk akal. Tapi bagaimana bisa
seseorang dengan mudah memotong pemasukan kalori berupa gula?
Jawabannya adalah Stevia.
Stevia tidak mengandung kalori dan tidak akan menaikkan gula darah. Menjaga
kadar gula darah yang stabil saja akan membuat banyak orang ke dalam jalur
badan yang sehat.
Jangan berpikir bahwa Anda mengkonsumsi banyak gula? Mulailah melacak apa
yang Anda makan. Periksa label makanan untuk tambahan gula, fruktosa, atau
sirup jagung dengan tinggi fruktosa. Berikut ini adalah daftar hanya beberapa
dari banyak makanan yang dikemas dengan tambahan gula tersembunyi: saus
tomat, biskuit, minuman ringan bersoda, jus olahan, dll
Kita hanya bisa membayangkan berapa banyak gigi bisa diselamatkan dengan
mengganti semua gula yang di konsumsi dengan pilihan sehat seperti stevia.
Jika lebih banyak orang memilih untuk menurunkan resiko mereka dengan
menghilangkan soda dan menggunakan stevia sepanjang hari, mereka mungkin
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menurunkan tekanan darah mereka
di masa depan.
Selain stevia tidak mengandung kalori sama sekali Webmd.com juga menyoroti
penelitian lain mengungkapkan bahwa 1000 mg stevioside dapat mengurangi
gula darah sebesar 18%.