Anda di halaman 1dari 35

Visi :

Pada tahun 2025, menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul dalam penguasaan
asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan neurosain melalui pendekatan ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan.

Farmakologi Obat Kardiovaskular


Program Studi : Program D III Keperawatan

Mata Kuliah : Farmakologi


Kode MK : PWT. 204
Kelas : 1 Reguler A
Kelompok : 6 (enam)
Anggota Kelompok : 1. Marlina Siti Juwita N.
NIM : P3.73.20.1.20.026
2. Nasywaa Salsabilla Putri
NIM : P3.73.20.1.20.027
3. Noor Fadila
NIM : P3.73.20.1.20.028
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penyusunan makalah berjudul “Farmakologi Obat Kardiovaskular” dapat
selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan menyelesaikan tugas mata kuliah Farmakologi.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari dosen
pembimbing, dosen pengajar, buku referensi, dan teman-teman. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Eros Siti Suryati, S.Pd., MKM., sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah
Farmakologi.

2. Apt. Elly Wardani, M.Farm., Sebagai dosen pembimbing mata kuliah Farmakologi.

3. Teman – teman mahasiswa kelas 1 Reguler A Prodi D III Keperawatan yang telah
membantu dalam penyusuan makalah ini.

Saran dan kritik yang konstruktif sangat penyusun harapkan demi perbaikan
makalah selanjutnya. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat.

Jakarta, 25 Februari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB 1
i
BAB II

BAB III

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang
mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk
semua sel hidup dalam tubuh, dan juga membawa produkproduk limbah dari jaringan ke
sistem tubuh hingga akhirnya dieliminasi dari tubuh. Jantung adalah organ utama dari
sistem kardiovaskular dan bertanggung jawab untuk mendistribusikan darah ke seluruh
tubuh manusia. Apabila salah satu dari sistem kardiovaskuler ini terganggu, maka akan
memicu terjadinya penyakit kardiovaskuler. Berbagai macam penyakit pembuluh darah,
antara lain obesitas, dislipidemia, diabetes mellitus, aterosklerosis, hipertensi, iskemik,
stroke, infark miokard, dan berakhir pada gagal jantung yang merupakan end terminal.
Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler. Gagal jantung adalah
sindroma klinis yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Hal tersebut terjadi akibat
adanya gangguan yang mengurangi pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan/atau
kontraktilitas miokard (disfungsi sistolik). Pada gagal jantung, curah jantung tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau dapat memenuhi kebutuhan hanya
dengan peningkatan tekanan pengisian (preload). Mekanisme kompensasi mungkin
mampu untuk mempertahankan curah jantung saat istirahat, namun tidak cukup selama
menjalani aktivitas fisik. Fungsi jantung akhirnya menurun, dan gagal jantung menjadi
berat (dekompensata) (Aaronson and Ward, 2010).
Cardiovascular Disease (CVDs) atau biasa disebut penyakit kardiovaskuler adalah
nomor satu penyebab kematian secara global. Setiap tahunnya, banyak orang meninggal
akibat CVDs dibandingkan dengan penyebab lainnya. Diperkirakan 17,3 juta orang
meninggal akibat CVDs pada tahun 2008, dimana jumlah tersebut mewakili 30% dari
semua kematian global. Dari kematian tersebut, diperkirakan 7,3 juta disebabkan oleh
penyakit jantung koroner dan 6,2 juta karena stroke.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:


 Apa yang di maksud dengan Obat Kardiovaskuler ?
 Apa saja macam-macam Obat Kardiovaskuler?

1
 Bagaimana cara kerja Obat Kardiovaskuler ?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas didapatkan tujuan sebagai berikut:

 Dapat mengetahui apa itu Obat Kardiovaskuler,


 Dapat mengetahui berbagai macam Obat Kardiovaskuler,
 Dapat mengetahui cara kerja Obat Kardiovaskuler.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KARDIOVASKULAR

Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac
yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup
sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung  komponen darah dan pembuluh darah.
Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa
berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut
menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan
tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung
melalui venula dan vena.

Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan


sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-
obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam
tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat
berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi


fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai
problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat
kita melakukan neglicen t( kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami
anantomi fisiologi kardiovaskuler  yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-
obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan. Obat kardiovaskuler
adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah.

Obat kardiovaskuler dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya ;

1.                   Obat Gagal Jantung

2.                   Obat Antiaritmia

3.                   Obat Antihipertensi

4.                   Obat Lipidemia

3
5.                   Obat Antiangina

2.2 MACAM MACAM OBAT KARDIOVASKULER

Ada beberapa jenis obat pada sistem kardiovaskuler, yaitu (1) Obat Anti angina; (2)
Obat Anti aritmia; (3) Obat Glikosida; (4) Obat Anti hipertensi; (5) anti hipotensi; (6) anti
anemia; (6) anti pembekuan darah (koagulansia); (7) anti pendarahan (hemostatis); (8) obat
syok; (9) deuritika; (10) anti migrain.

1. ANTIANGINA
Angina pektoris adalah nyeri dada hebat yang terjadi ketika aliran darah koroner tidak
cukup memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh jantung dan ini disebut sebagai Iskemia
jaringan dimana obat-obat vasilisator dapat digunakan. Anti angina adalah obat untuk
ketidak seimbangan antara permintaan (demand) dan penyediaan (supply) oksigen pada
salah satu bagian jantung (angina pectoris). Angina pektoris pertama kali dijelaskan
sebagai suatu penyakit klinik tersendiri oleh Wiliam Heberden di akhir pertengahan abad
ke 18. Pada pertengahan kedua abad ke 19 ditemukan bahwa amil nitrit memberikan
penyembuhan yang sementara. Tetapi pengobatan yang efektif terhadap serangan akut
angina pektoris baru mungkin setelah diperkenalkan nitrogliserin pada tahun 1879.
Selanjutnya banyak vasolidator lain ,(misalnya : teofilin,papaverin) Diperkenalkan
untuk pengobatan angina. Namun ketika di uji klinik bersama ganda,ditemukan bahwa
obat-obat nonnitrat tersebut ternyata tidak lebih baik daripada plasebo. Ada beberapa
penyebab angina antara lain (1) Kebutuhan O2 meningkat → exercise berlebihan; dan (2)
Penyediaan O2 menurun → sumbatan vaskuler.

Cara kerja Anti angina:


o Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan kerjanya
→ (penyekat reseptor beta)
o Melebarkan pembuluh darah koroner → memperlancar aliran darah (vasodilator)
o Kombinasi keduanya

Obat Antiangina:

4
o Nitrat organik
o Beta bloker
o Calsium antagonis

a. Nitrat organik
Farmakodinamik
o Dilatasi pembuluh darah → dapat menyebabkan hipotensi → sinkop
o Relaksasi otot polos → nitrat organik membentuk NO → menstimulasi guanilat
siklase → kadar siklik-GMP meningkat → relaksasi otot polos (vasodilatasi)
o Menghilangkan nyeri dada → bukan disebabkan vasodilatasi, tetapi karena
menurunya kerja jantung

Pada dosis tinggi dan pemberian cepat → venodilatasi dan dilatasi arteriole perifer →
tekanan sistol dan diastol menurun, curah jantung menurun dan frekuensi jantung
meningkat (takikardi). Efek hipotensi terutama pada posisi berdiri → karena semakin
banyak darah yang menggumpul di vena → curah darah jantung menurun. Menurunya
kerja jantung akibat efek dilatasi pembuluh darah sistemik → penurunan aliran darah
balik ke jantung. Nitrovasodilator menimbulkan relaksasi pada hampir semua otot polos
yaitu bronkus, saluran empedu, cerna, tetapi efeknya sekilas → tidak digunakan di
klinik

Farmakokinetik
o Metabolisme nitrat organik terjadi di hati
o Kadar puncak 4 menit setelah pemberian sublingual
o Ekskresi sebagian besar lewat ginjal

Sediaan dan Posologi


o Untuk serangan, baik digunakan sediaan sublingual: isosorbit dinitrat 30%: 2,5 –
10 mg dan nitrogliserin 38%: 0,15 – 0,6 mg
o Untuk pencegahan digunakan sediaan per oral: kadar puncak 60 – 90 menit, lama
kerja 3
– 6 jam
o Par enteral (IV) baik digunakan untuk vasospasme koroner dan angina
pectoris tidak stabil, angina akut dan gagal jantung kongestif

5
o Salep untuk profilaksis: puncak 60 menit, lama kerja 4 – 8 jam
o Nitrat kerja singkat (serangan akut)
• Sediaan sublingual (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil tetranitrat)
• Amil nitrit inhalasi
o Nitrat kerja lama:
• Sediaan oral (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil tetranitrat, penta
eritritol tetranitrat)
• Nitrogliserin topikal (salep 2%, transdermal)
• Nitrogliserin transmucosal/buccal
• Nitrogliserin invus intravena

Efek Samping
o Efek samping: sakit kepala, hipotensi, meningkatnya daerah ischaemia

Indikasi:
o Angina pectoris
o Gagal jantung kongestif
o Infark jantung

b. Beta Blocker
Beta bloker adalah obat yang memblok reseptor beta dan tidak mempengaruhi reseptor
alfa. Beta Bloker menghambat pengaruh epineprin → frekuensi denyut jantung
menurun. Beta bloker → meningkatkan supply O2 miokard → perfusi subendokard
meningkat.
Farmakodinamik

 Beta bloker menghambat efek obat adrenergik, baik NE dan epi endogen
maupun obat adrenergik eksogen.
 Beta bloker kardioselektif artinya mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap
reseptor beta-1 daripada beta-2.
 Propanolol, oksprenolol, alprenolol, asebutolol, metoprolol, pindolol dan
labetolol mempunyai efek MSA (membrane stabilizing actvity) → efek
anastesik lokal.
 Kardiovaskuler: mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard.
 Menurunkan tekanan darah.
6
 Antiaritmia: mengurangi denyut dan aktivitas fokus ektopik.
 Menghambat efek vasodilatasi, efek tremor (melalui reseptor beta-2).
 Efek bronkospasme (hati2 pada asma).
 Menghambat glikogenolisis di hati.
 Menghambat aktivasi enzim lipase.
 Menghambat sekresi renin → antihipertensi.

Farmakokinetik
 Beta bloker larut lemak (propanolol, alprenolol, oksprenolol, labetalol dan
metoprolol) diabsorbsi baik (90%).
 Beta bloker larut air (sotolol, nadolol, atenolol) kurang baik absorbsinya.
 Sediaan.
 Kardioselektif: asebutolol, metoprolol, atenolol, bisoprolol.
 Non kardioselektif: propanolol, timolol, nadolol, pindolol, oksprenolol, alprenolol.

Contoh Obat :
1. Propanolol: tab 10 dan 40 mg, kapsul lepas lambat 160 mg.
2. Alprenolol: tab 50 mg.
3. Oksprenolol: tab 40 mg, 80 mg, tab lepas lambat 80 mg.
4. Metoprolol: tab 50 dan 100 mg, tab lepas lambat 100 mg.
5. Bisoprolol: tab 5 mg.
6. Asebutolol: kap 200 mg dan tab 400 mg.
7. Pindolol: tab 5 dan 10 mg.
8. Nadolol: tab 40 dan 80 mg.
9. Atenolol: tab 50 dan 100 mg.

Efek Samping
 Akibat efek farmakologisnya: bradikardi, blok AV, gagal jantung, bronkospasme.
 Sal cerna: mual, muntah, diare, konstipasi.
 Sentral: mimpi buruk, insomnia, halusinasi, rasa capai, pusing, depresi.
 Alergi; rash, demam dan purpura.
Dosis lebih: hipotensi, bradikardi, kejang,

7
depresi Indikasi Dan Kontraindikasi
 Indikasi: angina pectoris, aritmia, hipertensi, infark miokard, kardiomiopati
obstruktif hipertropik, feokromositoma (takikardi dan aritmia akibat tumor),
tirotoksikosis, migren, glaukoma, ansietas.

 Kontra indikasi: Penyakit Paru Obstruktif, Diabetes Militus (hipoglikemia),


Penyakit Vaskuler, Disfungsi Jantung.
C. Calsium antagonis

2. ANTIARITMIA
Aritmia jantung adalah masalah yang sering terjadi dalam praktik klinis, yang timbul
hingga 25% dari pasien yang diobati dengan digitalis, 50% dari pasien-pasien yang
dianestesi, dan lebiuh dari 80% pasien dengan infarktus miokardium akut. Beberapa aritmia
dapat memicu ganguan irama jantng yang lebih serius atau bahkan gangguan irama yang
mematikan misalnya, depolarisasi ventrikuler premature yang dini dapat memicu timbulnya
fibrilasi ventrikuler. Pada pasien tersebut obat antiaritmia diduga dapat menyelamatkan
kehidupan. Sebaliknya resiko penggunaan obat aritmia (secara paradoksal) dapt memicu
timbulnya aritmia yang lebih fatal.

Mekanisme Kerja

Aritmia disebabkan karena aktivitas pacu jantung yang abnormal atu penyebaran
impuls abnormal. Pengobatan aritmia bertujuan mengurangi aktivitas pacu jantung ektopik
dan memperbaiki hantaran atau pada sirkuit reentry yang membandel ke pergerakan
melingkar yang melumpuhkan.
Mekanisme utama untuk mencapai tujuan adalah :
o Hambatan saluran natrium.
o Hambatan efek otonom simpatis pada jantung
o Perpanjangan periode refrakter yang efektif
o Hambatan pada saluran kalsium.
Obat anti aritmia menurunkan otomatisitas pacu jantung ektropik lebih daripada
nodus sinoatrial. Hal ini terutama dicapai dengan menghambat secara selektif saluran natrium
atau saluran kalsium daripada sel yang didepolarisasi. Obat penghambat saluran yang berguna
untuk pengobatan mempunyai afinitas tinggi untuk saluran aktif (yaitu selama fase 0) atau
saluran inaktif (selama fase 2) tetapi afinitasnya sangat rendah untuk saluran lainnya. Karena

8
itu, obat ini menghambat aktifitas listrik apabila ada takikardia yang cepat (banyak saluran
aktif dan tidak aktif per satuan waktu) atau ada potensial istirahat hilang secara bermakna
(banyak saluran tidak aktif selama istirahat). Kerja tersebut sering digambarkan sebagai “ use
dependent atau state dependent “ yaitu saluran yang sering digunakan atau dalam status
inaktif,yang lebuh mudah dihambat. Saluran dalam sel normal yang dihambat oleh obat
selama siklus normal aktif atau tidak aktif akan segera melepaskan obat dari reseptor selama
bagian siklus istirahat. Saluran dalam otot jantung yang didepolarisasi secara kronis (yaitu
mempunyai potensial istirahat lebih positif dari pada -75 MV ) akan pulih dari hambatan
secara sangat lambat . Pada aritmia reentry, yang tergantung pada hantaran yang tertekan
secara kritis, kebanyakan obat antiaritmia memperlambat hantaran lebih lanjut melalui satu
atu kedua mekanisme

3. GLIKOSIDA
Glikosida jantung (derivat digitalis dan obat sejenisnya) terdiri atas senyawa
steroid yang dapat meningkatkan curah jantung. Juga mempunyai efek terhadap otot
polos dan jaringan lainnya. Efek terapi utama pada gagal jantung kongestif adalah
peningkatan kontraktilitas jantung (efek inotropik positif) yang memperbaiki ketidak
seimbangan karena kegagalan tersebut. Sekalipun demikian masih ada sejumlah
keraguan evektivitas jangka panjang glikosida jantung pada pasien gagal jantung.
Telah ada kesepakatan umum bahwa glikosida yang lazim digunakan mempunyai
batas keamanan yang sempit dan diperlukan senyawa yang kurang toksik dengan efek
inotropik positif.

Glikosida Jantung
 Digitalis berasal dari daun Digitalis purpurea.
 Digitalis adalah obat yang meningkatkan kontraksi miokardium.
 Digitalis mempermudah masuknya Ca dari tempat penyimpananya di sarcolema
kedalam sel →digitalis mempermudah kontraksi.
 Digitalis menghambat kerja Na-K-ATP-ase → ion K didalam sel
menurun → aritmia (diperberat jika dikombinasi dengan HCT).

Farmakodinamik
 Efek pada otot jantung: meningkatkan kontraksi.
9
Mekanisme kerjanya:
 Menghambat enzim Na, K ATP-ase
 Mempercepat masukanya Ca kedalam sel
 Efek pada payah jantung: menurunya tekanan vena, hilangnya edema,
meningkatnya diuresis, ukuran jantung mengecil
 Konstriksi vaskuler, sal cerna (mual, muntah, diare), nyeri pada tempat
suntukan (iritasi jaringan)

Farmakokinetik
 Absorbsi dipengaruhi makanan dalam lambung, obat (kaolin, pectin) serta
pengosongan lambung
 Distribusi glikosida lambat
 Eliminasi melalui ginjal

Intoksikasi, Keracunan biasanya terjadi karena:


 Pemberian dosis yang terlalu cepat
 Akumulasi akibat dosis penunjang yang terlalu besar
 Adanya predisposisi

Keracunan Dosis berlebihan


 Gejala: sinus bradikardi, blokade SA node, takikardi ventrikel, fibrilasi
ventrikel, gangguan neurologik (sakit kepala, letih, lesu, pusing, kelemahan otot),
penglihatan kabur
Sediaan
 Tablet Lanatosid C (cedilanid) 0,25 mg
 Digoksin 0,25 mg
 Beta-metildigoksin 0,1 mg

2.3 ANTIHIPERTENSI
Peningkatann tekanan darah biasanya disebabkan kombinasi berbagai
kelainan(multifaktorial). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di
atas 140/90mmHg (WHO). Bukti-bukti epidermiologik menunjukkan adanya faktor

10
keturuna, ketegangan jiwa, faktor lingkungan dan makanan mungkin sebagai
kontributor berkembangnya hipertensi. Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan
untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan
efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.

Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita mungkin tidak


menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perjalanan
penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala, sifatnya
nonspesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Kalau hipertensi tetap tidak diketahui
dan tidak dirawat, maka akan mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark
miokard, stroke atau payah ginjal. Mekanisme bagaimana hipertensi dapat
mengakibatkan kelumpuhan atau kematian berkaitan langsung dengan pengaruh pada
jantung dan pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan
resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri; akibatnya beban kerja jantung
bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertropi ventrikel untuk meningkatkan
kontraksi.
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung
dengan hipertropi kompensasi akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan payah
jantung. Jantung semakin terancam oleh semakin parahnya aterosklerosis koroner . bila
proses aterosklerosis berlanjut maka suplai oksigen miokar berkurang. Kebutuhan
miokardium akan meningkat akibat hipertropi ventrikel dan peningkatan beban kerja
jantung, akhirnya menyebabkan angina atau infark miokardium. Sekitar separuh
kematian karena hipertensi adalah akibat infark miokard atau payah jantung.

Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya


a. Hipertensi Esensial/ Primer, usia, stress psikologis, dan hereditas
(keturunan). Sekitar 90%.
b. Hipertensi Sekunder, kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan
kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit adrenal. Sekitar 10%.

11
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan katagori

Obat Antihipertensi dibedakan:

1. Diuretik, bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah


jantung dan menyebabkan ginjal meningkatkan ekskresi garam dan air.
Contoh obat :
a. Furosemide
o Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix, uresix.
o Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
o Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli ke
dalam intersitium pada ascending limb of henle.
o Indikasi : Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung kongesti,
sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
o Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui

o Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.


o Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek ototoksit
meningkat bila diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh diberikan
bersama asam etakrinat. Toksisitas silisilat meningkat bila diberikan bersamaan.
o Dosis : Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr

b. HCT (Hydrochlorothiaside)
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium sehingga
volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun.
o Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
12
Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam
jaringan ginjal.
o Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung, cirrhosis
hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.
o Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia, hipertensi
pada kehamilan.
o Dosis : Dewasa 25 – 50 mg/hr
Anak 0,5 – 1,0 mg/kgBB/12 – 24 jam

2. Beta bloker, bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan
denyut dan curah jantung.
a. Asebutol (Beta bloker)
o Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.
o Sediaan obat : tablet, kapsul.
o Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas
renin, menurunka outflow simpatetik perifer.
o Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma, kardiomiopati
obtruktif hipertropi, tirotoksitosis.
o Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes
mellitus, bradikardia, depresi.
o Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu
o Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi bersama
insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam urat bila diberi
bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA meningkat bila diberikan
bersama dengan penghambat kalsium
o Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).

b. Atenolol (Beta bloker)


o Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin, internolol.
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek
pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi
adrenoseptor di ginjal.
13
o Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
o Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung
tersembunyi, bradikardia, syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes.
o Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur, kulit
kemerahan, impotensi.

o Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan bersama insulin.


Diuretik tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam urat. Iskemia perifer
berat bila diberi bersama alkaloid ergot.
o Dosis : 2 x 40 – 80 mg/hr

c. Metoprolol (Beta bloker)


o Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi perifer,
efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat
aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal.
o Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu
paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari.
o Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan
simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat
beta dapat menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI.
o Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris
o Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III,
syok kardiogenik, gagal jantung tersembunyi
o Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, diare
o Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinya
o Dosis : 50 – 100 mg/kg

d. Propranolol (Beta bloker)


o Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan curah jantung,
menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat
vasomotor otak.
14
o Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu
paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari. Sangat mudah
berikatan dengan protein dan akan bersaing dengan obat – obat lain yang juga
sangat mudah berikatan dengan protein.
o Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan
simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah.
Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI.
o Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis subaortik
hepertrofi, miokard infark, feokromositoma
o Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok
jantung tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati – hati pemberian pada
penderita biabetes mellitus, wanita haminl dan menyusui.
o Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah,
bronkospasme, agranulositosis, depresi.
o Interaksi obat : hati – hati bila diberikan bersama dengan reserpine karena
menambah berat hipotensi dan kalsium antagonis karena menimbulkan
penekanan kontraktilitas miokard. Henti jantung dapat terjadi bila diberikan
bersama haloperidol. Fenitoin, fenobarbital, rifampin meningkatkan kebersihan
obat ini. Simetidin menurunkan metabolism propranolol. Etanolol menurukan
absorbsinya.
o Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan.

3. Alfa bloker, menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara
normal berespon terhadap rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.
a. Klonidin (alfa antagonis)
o Nama paten : Catapres, dixarit
o Sediaan obat : Tablet, injeksi.
o Mekanisme kerja : menghambat perangsangan saraf adrenergic di SSP.
o Indikasi : hipertensi, migren
o Kontraindikasi : wanita hamil, penderita yang tidak patuh.
o Efek samping : mulut kering, pusing mual, muntah, konstipasi.
o Interaksi obat : meningkatkan efek antihistamin, andidepresan,
antipsikotik, alcohol. Betabloker meningkatkan efek antihipertensinya.
o Dosis : 150 – 300 mg/hr.

15
4. Ca antagonist, menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan
mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat
kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan denyut jantung.
Volume sekuncup dan resistensi perifer.
a. Diltiazem (kalsium antagonis)
o Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
o Sediaan obat : Tablet, kapsul
o Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui
slow cannel calcium.
o Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler perifer.
o Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
o Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan saluran cerna.
o Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan bersama beta bloker.
Efek terhadap konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron
dan digoksin. Simotidin meningkatkan efeknya.
o Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan

b. Nifedipin (antagonis kalsium)


o Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat,
Nifecard, Vasdalat.
o Sediaan obat : Tablet, kaplet
o Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menurunkan
spasme arteri coroner.
o Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner, gagal
jantung refrakter.
o Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil dan menyusui.
o Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki.
o Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan hipotensi berat
atau eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis dalam darah. Meningkatkan
waktu protombin bila diberikan bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan
kadarnya dalam plasma.
o Dosis : 3 x 10 mg/hr

c. Verapamil (Antagonis kalsium)

16
o Nama paten : Isoptil
o Sediaan obat : Tablet, injeksi

o Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot jantung


dan vaskuler sistemik sehingga menyebabkan relaksasi arteri coroner, dan
menurunkan resistensi perifer sehingga menurunkan penggunaan oksigen.
o Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.
o Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik, fibrilasi, blok
jantung tingkat II dan III, hipersensivitas.
o Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema, lesu, dipsnea,
bradikardia, kulit kemerahan.
o Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan efek
negative pada denyut, kondiksi dan kontraktilitas jantung. Meningkatkan kadar
digoksin dalam darah. Pemberian bersama antihipertensi lain menimbulkan
efek hipotensi berat. Meningkatkan kadar karbamazepin, litium, siklosporin.
Rifampin menurunkan efektivitasnya. Perbaikan kontraklitas jantung bila diberi
bersama flekaind dan penurunan tekanan darah yang berate bila diberi bersama
kuinidin. Fenobarbital nemingkatkan kebersihan obat ini.
o Dosis : 3 x 80 mg/hr

5. Penghambat ACE, berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat


enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal
ini menurunkan tekanan darah baik secara langsung menurunkan resisitensi perifer.
Dan angiotensin II diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun dengan
meningkatkan pengeluaran netrium melalui urine sehingga volume plasma dan curah
jantung menurun.
a. Kaptopril
o Nama paten : Capoten
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin
dan aldosterone.
o Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
o Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada penderita dengan

17
riwayat angioedema dan wanita menyusui.
o Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia,
pandangan kabur, myalgia.
o Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Tidak
boleh diberikan bersama dengan vasodilator seperti nitrogliserin atau preparat
nitrat lain. Indometasin dan AINS lainnya menurunkan efek obat ini.
Meningkatkan toksisitas litium. Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr
b. Lisinopril
o Nama paten : Zestril
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan
menurunnya aktivitas vasopressor dan sekresi aldosterone.
o Indikasi : hipertensi
o Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita hamil,
hipersensivita.

o Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia, pusing.
o Interaksi obat : efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretic.
Indomitasin meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi litium meningkat
bila diberikan bersama.
o Dosis : awal 10 mg/hr

c. Ramipril
o Nama paten : Triatec
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu,
mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan sekresi
aldosterone.
o Indikasi : hipertensi
o Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas. Hati –
hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
o Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut,
bingung, susah tidur.

18
o Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika.
Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm
meningkat.
o Dosis : awal 2,5 mg/hr

6. Penghambat saraf sentral

7. Vasodilator
a. Hidralazin
o Nama paten : Aproseline
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer
menurun, meningkatkan denyut jantung.
o Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
o Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
o Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka merah,
kulit kemerahan.
o Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama diazodsid.
o Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.

Tahapan Terapi secara umum


 Modifikasi pola hidup:
 Penurunan BB
 Aktivitas fisik teratur
 Pembatasan garam dan alkohol
 Berhenti merokok

2.4 anti hipotensi;


Tekanan darah rendah atau hipotensi terjadi bila tekanan darah lebih rendah dari
biasanya, yang berarti jantung, otak dan bagian tubuh lain tidak mendapatkan cukup
darah. Biasanya, seseorang disebut menderita hipotensi bila tekanan darahnya di bawah
90/60 mmHg. Namun hal itu tidak berlaku bagi setiap orang. Ada orang yang tekanan
darah normalnya selalu rendah dan tidak merasakan gangguan.

19
Sementara, ada orang yang bertekanan darah di atas angka tersebut dan mengalami
masalah hipotensi. Faktor yang paling penting adalah adanya perubahan tekanan darah
dari kondisi normal. Tekanan darah normal manusia berada pada kisaran 90/60 sampai
130/80 mm Hg, namun penurunan yang signifikan, bahkan hanya 20 mm Hg, dapat
menyebabkan masalah bagi sebagian orang.

Jenis-Jenis Hipotensi
Ada tiga jenis utama hipotensi:
 Hipotensi ortostatik. Hipotensi ortostatik disebabkan oleh perubahan tiba-tiba posisi
tubuh, biasanya ketika beralih dari berbaring ke berdiri, dan biasanya hanya
berlangsung beberapa detik atau menit. Hipotensi jenis ini juga dapat terjadi setelah
makan dan sering diderita oleh orang tua, orang dengan tekanan darah tinggi dan orang
dengan penyakit Parkinson.
 Hipotensi Dimediasi Neural (NMH dalam singkatan bahasa Inggris). NMH paling
sering mempengaruhi orang dewasa muda dan anak-anak dan terjadi ketika seseorang
telah berdiri untuk waktu yang lama.
 Hipotensi akut akibat kehilangan darah tiba-tiba (syok)

Gejala Hipotensi
Gejala tekanan darah rendah antara lain:
o Penglihatan kabur
o Kebingungan
o Pingsan
o Pusing
o Kantuk
o Lemas

Penyebab hipotensi
Penyebab hipotensi bervariasi antara lain karena:
o Dehidrasi.
o Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obat-
obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik.
o Masalah jantung seperti perubahan irama jantung (aritmia), serangan jantung, gagal
jantung.
20
o Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah, stroke,
anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa dan trauma hebat.
o Perdarahan, dll. Anda sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter atau spesialis jika
sering pingsan atau hipotensi mengganggu kualitas hidup Anda.
o Diabetes tingkat lanjut

Pengobatan
o Hipotensi pada orang sehat yang tidak menimbulkan masalah biasanya tidak
memerlukan perawatan.
o Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala tekanan darah rendah, Anda mungkin
memerlukan pengobatan, yang tergantung pada penyebabnya.
o Jika hipotensi ortostatik disebabkan oleh obat-obatan, dokter Anda dapat mengubah
dosis atau memberikan obat yang berbeda. Jangan berhenti minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan lain untuk hipotensi ortostatik termasuk
penambahan cairan untuk mengobati dehidrasi atau memakai selang elastis untuk
meningkatkan tekanan darah di bagian bawah tubuh.Mereka yang menderita hipotensi
jenis NMH harus menghindari pemicu, seperti berdiri untuk waktu yang lama.
Pengobatan lain melibatkan banyak minum cairan dan meningkatkan jumlah garam
dalam makanan. (Pengobatan ini harus atas rekomendasi dokter karena terlalu banyak
garam juga dapat berbahaya bagi kesehatan).
o Hipotensi akut yang disebabkan oleh syok adalah kedaruratan medis. Anda mungkin
akan diberi transfusi darah intravena, obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah
dan kekuatan jantung, serta obat lainnya seperti antibiotik.
Beberapa Tips bagi Penderita Hipotensi
o Banyak wanita penderita hipotensi yang memiliki tingkat zat besi sangat rendah karena
menstruasi yang sangat banyak. Mintalah nasihat spesialis bila membutuhkan suplemen
penambah darah.
o Terjatuh sangat berbahaya bagi orang tua karena dapat membuat cedera patah tulang
dan komplikasi lainnya. Selalu dampingi orang tua Anda yang menderita hipotensi
berat.
o Bila Anda merasakan gejala penurunan tekanan darah, Anda harus segera duduk atau
berbaring dan mengangkat kaki Anda di atas ketinggian jantung.
o Jika tekanan darah rendah menyebabkan seseorang pingsan, segeralah cari perawatan
medis. Jika orang tersebut tidak bernafas, segeralah lakukan pertolongan bantuan
21
pernafasan.

2.5 Antihiperlipidemia

Hiperlipidemia didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan satu atau lebih kolesterol ,


fosolipid, atau trigliserida. Hyperlipidemia biasanya dikaitkan dengan meningkatnya total
kolesterol dan tigliserida, penurunan HDL, peningkatan apolipo protein B, dan peningkatan
LDL. Hiperlipidemia ditandai dengan meningkatnya serum kolesterol total (LC), LDL, VLDL,
dan penurunan HDL.

Hiperlipidemia sering dikenal sebagai hiperlipoproteinemia, karena sebelum mengalami


sirkulasi dalam darah, lemak harus berikatan dengan protein membentuk lipoprotein. Sehingga
semakin banyak lemak yang dikonsumsi akan menyebabkan semakin banyaknya lipoprotein
yang terbentuk. Kolesterol LDL sering disebut kolesterol jahat karena dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah dan mengakibatkan serangan jantung. Sedangkan HDL dikenal
sebagai kolesterol baik karena berfungsi menyapu kolesterol bebas dipembuluh darah dan
mampu mempertahankan kadar trigliserida darah dalam kisaran normal.

1. Klasifikasi Hiperlipidemia
 Hiperlipidemia tipe I memperlihatkan hiperkilomikronemia pada
waktu puasa bahkandengan diet lemak normal dan biasanya disebabkan oleh
kekurangan lipoprotein lipase yangdibutuhkan untuk metabolisme kilomikron
dan defisiensi apoprotein CII (Suyatna, 2007).
 Pada hiperlipidemia tipe II ini terjadi peningkatan LDL dan apoprotein B
dengan VLDLkadar normal (tipe IIa) dan kadar VLDL sedikit
meningkat (tipe IIb). Pada individu homozigot gejala timbul sejak
masa anak-anak sedangkan individu heterozigot gelaja kliniknya tidak
muncul sebelum umur 20 tahun (Suyatna, 2007).
 Hiperlipidemia tipe III dikenal dengan nama Familial
Disbetalipoproteinemia, ditandaidengan tingginya kadar kilomikron dan
IDL. Pada tipe ini akan terjadi penimbunan IDL yang disebabkan oleh
blokade parsial dalam metabolisme VLDL menjadi LDL, peningkatan produksi
apoprotein B atau apoprotein E total (Suyatna, 2007).
 Hiperlipidemia tipe IV terjadi peningkatan kadar VLDL dengan
hipertrigliseridemia, danmerupakan penyakit terbanyak dijumpai d negara
barat. Gejala klinik akan timbul pada usiapertengahan, separuh dari pasien
ini terjadi peningkatan kadar trigliserida pada umur 25 tahun, gejala klinik
xantoma bisanya tidak terjadi (Suyatna, 2007).
 Hiperlipidemia tipe V memperlihatkan terjadinya akumulasi VLDL
dan kilomikron, mungkin disebabkan karena gangguan katabolisme
trigliserida endogen dan eksogen. K arena s emua lipoprotein
mengandung koles terol s ehingga kadar koles terol dapat meningkat
jika kadar trigliserida terlalu tinggi. Pasien dengan tipe ini
menunjukkan intoleransi terhadap karbohidrat dan lemak (Suyatna, 2007).

2. Terapi Farmakologi Hiperlipidemia

22
23
24
3. Nama Dagang dan Generik Obat Antilipidemia

25
26
27
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Pembahasan obat yang berpengaruh terhadap suatu alat tubuh akan lebih mudah
di pahami bila fisiologi dan patofisiologi alat tubuh tersebut di mengerti, karena reaksi
alat tubuh yang sakit terhadap obat mungkin berbeda dari reaksi alat tubuh yang sehat.

Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem yang sangat dinamik,yang harus


mampu berdaptasi cepat terhadap perubahan mendadak. Perubahan terkanan darah,
kerja dan frekuensi jantung serta komponen kardiovaskuler lain merupakan resultante
dari berbagai faktor pengatur yang bekerja secara serentak.

Obat – obat yang kardiovaskuler adalah obat yang digunakan untuk kelainan
jantung dan pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri
dari jantung  komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi

28
darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis
dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung,
ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan
kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena

3.2 SARAN

Dengan makalah ini, saya harapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan tentang apa
itu farmakologi dan obat – obat kardiovaskuler didalam bidang kesehatan dan diharapkan
mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan. Kami
sangat berharap kritikan dan saran yang dapat membangun saya untuk lebih baik lagi. Semoga

29
DAFTAR PUSTAKA

A, Setiadi. 2018. Obat Sistem Kardiovaskuler. https://nanopdf.com/download/obat-sistem-


kardiovaskuler-by-setiadi-a-pendahuluan_pdf (diakses pada 2 maret 2021)

Muthalib, Nugrahyono. 2017. HIperlipidemia. Academia


https://www.academia.edu/31926346/MAKALAH_KELOMPOK_HIPERLIPIDEMIA_docx
(diakses pada 2 maret 2021)

Hidayat, Riky. 2016. FARMAKOLOGI OBAT KARDIOVASKULER.


http://rifkihidayat08.blogspot.com/2014/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
(diakses pada 27 februari 2021)

30
31
32

Anda mungkin juga menyukai