Pada tahun 2025, menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul dalam penguasaan
asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan neurosain melalui pendekatan ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penyusunan makalah berjudul “Farmakologi Obat Kardiovaskular” dapat
selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan menyelesaikan tugas mata kuliah Farmakologi.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari dosen
pembimbing, dosen pengajar, buku referensi, dan teman-teman. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Eros Siti Suryati, S.Pd., MKM., sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah
Farmakologi.
2. Apt. Elly Wardani, M.Farm., Sebagai dosen pembimbing mata kuliah Farmakologi.
3. Teman – teman mahasiswa kelas 1 Reguler A Prodi D III Keperawatan yang telah
membantu dalam penyusuan makalah ini.
Saran dan kritik yang konstruktif sangat penyusun harapkan demi perbaikan
makalah selanjutnya. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
i
BAB II
BAB III
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang
mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk
semua sel hidup dalam tubuh, dan juga membawa produkproduk limbah dari jaringan ke
sistem tubuh hingga akhirnya dieliminasi dari tubuh. Jantung adalah organ utama dari
sistem kardiovaskular dan bertanggung jawab untuk mendistribusikan darah ke seluruh
tubuh manusia. Apabila salah satu dari sistem kardiovaskuler ini terganggu, maka akan
memicu terjadinya penyakit kardiovaskuler. Berbagai macam penyakit pembuluh darah,
antara lain obesitas, dislipidemia, diabetes mellitus, aterosklerosis, hipertensi, iskemik,
stroke, infark miokard, dan berakhir pada gagal jantung yang merupakan end terminal.
Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler. Gagal jantung adalah
sindroma klinis yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Hal tersebut terjadi akibat
adanya gangguan yang mengurangi pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan/atau
kontraktilitas miokard (disfungsi sistolik). Pada gagal jantung, curah jantung tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau dapat memenuhi kebutuhan hanya
dengan peningkatan tekanan pengisian (preload). Mekanisme kompensasi mungkin
mampu untuk mempertahankan curah jantung saat istirahat, namun tidak cukup selama
menjalani aktivitas fisik. Fungsi jantung akhirnya menurun, dan gagal jantung menjadi
berat (dekompensata) (Aaronson and Ward, 2010).
Cardiovascular Disease (CVDs) atau biasa disebut penyakit kardiovaskuler adalah
nomor satu penyebab kematian secara global. Setiap tahunnya, banyak orang meninggal
akibat CVDs dibandingkan dengan penyebab lainnya. Diperkirakan 17,3 juta orang
meninggal akibat CVDs pada tahun 2008, dimana jumlah tersebut mewakili 30% dari
semua kematian global. Dari kematian tersebut, diperkirakan 7,3 juta disebabkan oleh
penyakit jantung koroner dan 6,2 juta karena stroke.
1
Bagaimana cara kerja Obat Kardiovaskuler ?
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac
yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup
sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah.
Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa
berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut
menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan
tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung
melalui venula dan vena.
2. Obat Antiaritmia
3. Obat Antihipertensi
4. Obat Lipidemia
3
5. Obat Antiangina
Ada beberapa jenis obat pada sistem kardiovaskuler, yaitu (1) Obat Anti angina; (2)
Obat Anti aritmia; (3) Obat Glikosida; (4) Obat Anti hipertensi; (5) anti hipotensi; (6) anti
anemia; (6) anti pembekuan darah (koagulansia); (7) anti pendarahan (hemostatis); (8) obat
syok; (9) deuritika; (10) anti migrain.
1. ANTIANGINA
Angina pektoris adalah nyeri dada hebat yang terjadi ketika aliran darah koroner tidak
cukup memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh jantung dan ini disebut sebagai Iskemia
jaringan dimana obat-obat vasilisator dapat digunakan. Anti angina adalah obat untuk
ketidak seimbangan antara permintaan (demand) dan penyediaan (supply) oksigen pada
salah satu bagian jantung (angina pectoris). Angina pektoris pertama kali dijelaskan
sebagai suatu penyakit klinik tersendiri oleh Wiliam Heberden di akhir pertengahan abad
ke 18. Pada pertengahan kedua abad ke 19 ditemukan bahwa amil nitrit memberikan
penyembuhan yang sementara. Tetapi pengobatan yang efektif terhadap serangan akut
angina pektoris baru mungkin setelah diperkenalkan nitrogliserin pada tahun 1879.
Selanjutnya banyak vasolidator lain ,(misalnya : teofilin,papaverin) Diperkenalkan
untuk pengobatan angina. Namun ketika di uji klinik bersama ganda,ditemukan bahwa
obat-obat nonnitrat tersebut ternyata tidak lebih baik daripada plasebo. Ada beberapa
penyebab angina antara lain (1) Kebutuhan O2 meningkat → exercise berlebihan; dan (2)
Penyediaan O2 menurun → sumbatan vaskuler.
Obat Antiangina:
4
o Nitrat organik
o Beta bloker
o Calsium antagonis
a. Nitrat organik
Farmakodinamik
o Dilatasi pembuluh darah → dapat menyebabkan hipotensi → sinkop
o Relaksasi otot polos → nitrat organik membentuk NO → menstimulasi guanilat
siklase → kadar siklik-GMP meningkat → relaksasi otot polos (vasodilatasi)
o Menghilangkan nyeri dada → bukan disebabkan vasodilatasi, tetapi karena
menurunya kerja jantung
Pada dosis tinggi dan pemberian cepat → venodilatasi dan dilatasi arteriole perifer →
tekanan sistol dan diastol menurun, curah jantung menurun dan frekuensi jantung
meningkat (takikardi). Efek hipotensi terutama pada posisi berdiri → karena semakin
banyak darah yang menggumpul di vena → curah darah jantung menurun. Menurunya
kerja jantung akibat efek dilatasi pembuluh darah sistemik → penurunan aliran darah
balik ke jantung. Nitrovasodilator menimbulkan relaksasi pada hampir semua otot polos
yaitu bronkus, saluran empedu, cerna, tetapi efeknya sekilas → tidak digunakan di
klinik
Farmakokinetik
o Metabolisme nitrat organik terjadi di hati
o Kadar puncak 4 menit setelah pemberian sublingual
o Ekskresi sebagian besar lewat ginjal
5
o Salep untuk profilaksis: puncak 60 menit, lama kerja 4 – 8 jam
o Nitrat kerja singkat (serangan akut)
• Sediaan sublingual (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil tetranitrat)
• Amil nitrit inhalasi
o Nitrat kerja lama:
• Sediaan oral (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil tetranitrat, penta
eritritol tetranitrat)
• Nitrogliserin topikal (salep 2%, transdermal)
• Nitrogliserin transmucosal/buccal
• Nitrogliserin invus intravena
Efek Samping
o Efek samping: sakit kepala, hipotensi, meningkatnya daerah ischaemia
Indikasi:
o Angina pectoris
o Gagal jantung kongestif
o Infark jantung
b. Beta Blocker
Beta bloker adalah obat yang memblok reseptor beta dan tidak mempengaruhi reseptor
alfa. Beta Bloker menghambat pengaruh epineprin → frekuensi denyut jantung
menurun. Beta bloker → meningkatkan supply O2 miokard → perfusi subendokard
meningkat.
Farmakodinamik
Beta bloker menghambat efek obat adrenergik, baik NE dan epi endogen
maupun obat adrenergik eksogen.
Beta bloker kardioselektif artinya mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap
reseptor beta-1 daripada beta-2.
Propanolol, oksprenolol, alprenolol, asebutolol, metoprolol, pindolol dan
labetolol mempunyai efek MSA (membrane stabilizing actvity) → efek
anastesik lokal.
Kardiovaskuler: mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard.
Menurunkan tekanan darah.
6
Antiaritmia: mengurangi denyut dan aktivitas fokus ektopik.
Menghambat efek vasodilatasi, efek tremor (melalui reseptor beta-2).
Efek bronkospasme (hati2 pada asma).
Menghambat glikogenolisis di hati.
Menghambat aktivasi enzim lipase.
Menghambat sekresi renin → antihipertensi.
Farmakokinetik
Beta bloker larut lemak (propanolol, alprenolol, oksprenolol, labetalol dan
metoprolol) diabsorbsi baik (90%).
Beta bloker larut air (sotolol, nadolol, atenolol) kurang baik absorbsinya.
Sediaan.
Kardioselektif: asebutolol, metoprolol, atenolol, bisoprolol.
Non kardioselektif: propanolol, timolol, nadolol, pindolol, oksprenolol, alprenolol.
Contoh Obat :
1. Propanolol: tab 10 dan 40 mg, kapsul lepas lambat 160 mg.
2. Alprenolol: tab 50 mg.
3. Oksprenolol: tab 40 mg, 80 mg, tab lepas lambat 80 mg.
4. Metoprolol: tab 50 dan 100 mg, tab lepas lambat 100 mg.
5. Bisoprolol: tab 5 mg.
6. Asebutolol: kap 200 mg dan tab 400 mg.
7. Pindolol: tab 5 dan 10 mg.
8. Nadolol: tab 40 dan 80 mg.
9. Atenolol: tab 50 dan 100 mg.
Efek Samping
Akibat efek farmakologisnya: bradikardi, blok AV, gagal jantung, bronkospasme.
Sal cerna: mual, muntah, diare, konstipasi.
Sentral: mimpi buruk, insomnia, halusinasi, rasa capai, pusing, depresi.
Alergi; rash, demam dan purpura.
Dosis lebih: hipotensi, bradikardi, kejang,
7
depresi Indikasi Dan Kontraindikasi
Indikasi: angina pectoris, aritmia, hipertensi, infark miokard, kardiomiopati
obstruktif hipertropik, feokromositoma (takikardi dan aritmia akibat tumor),
tirotoksikosis, migren, glaukoma, ansietas.
2. ANTIARITMIA
Aritmia jantung adalah masalah yang sering terjadi dalam praktik klinis, yang timbul
hingga 25% dari pasien yang diobati dengan digitalis, 50% dari pasien-pasien yang
dianestesi, dan lebiuh dari 80% pasien dengan infarktus miokardium akut. Beberapa aritmia
dapat memicu ganguan irama jantng yang lebih serius atau bahkan gangguan irama yang
mematikan misalnya, depolarisasi ventrikuler premature yang dini dapat memicu timbulnya
fibrilasi ventrikuler. Pada pasien tersebut obat antiaritmia diduga dapat menyelamatkan
kehidupan. Sebaliknya resiko penggunaan obat aritmia (secara paradoksal) dapt memicu
timbulnya aritmia yang lebih fatal.
Mekanisme Kerja
Aritmia disebabkan karena aktivitas pacu jantung yang abnormal atu penyebaran
impuls abnormal. Pengobatan aritmia bertujuan mengurangi aktivitas pacu jantung ektopik
dan memperbaiki hantaran atau pada sirkuit reentry yang membandel ke pergerakan
melingkar yang melumpuhkan.
Mekanisme utama untuk mencapai tujuan adalah :
o Hambatan saluran natrium.
o Hambatan efek otonom simpatis pada jantung
o Perpanjangan periode refrakter yang efektif
o Hambatan pada saluran kalsium.
Obat anti aritmia menurunkan otomatisitas pacu jantung ektropik lebih daripada
nodus sinoatrial. Hal ini terutama dicapai dengan menghambat secara selektif saluran natrium
atau saluran kalsium daripada sel yang didepolarisasi. Obat penghambat saluran yang berguna
untuk pengobatan mempunyai afinitas tinggi untuk saluran aktif (yaitu selama fase 0) atau
saluran inaktif (selama fase 2) tetapi afinitasnya sangat rendah untuk saluran lainnya. Karena
8
itu, obat ini menghambat aktifitas listrik apabila ada takikardia yang cepat (banyak saluran
aktif dan tidak aktif per satuan waktu) atau ada potensial istirahat hilang secara bermakna
(banyak saluran tidak aktif selama istirahat). Kerja tersebut sering digambarkan sebagai “ use
dependent atau state dependent “ yaitu saluran yang sering digunakan atau dalam status
inaktif,yang lebuh mudah dihambat. Saluran dalam sel normal yang dihambat oleh obat
selama siklus normal aktif atau tidak aktif akan segera melepaskan obat dari reseptor selama
bagian siklus istirahat. Saluran dalam otot jantung yang didepolarisasi secara kronis (yaitu
mempunyai potensial istirahat lebih positif dari pada -75 MV ) akan pulih dari hambatan
secara sangat lambat . Pada aritmia reentry, yang tergantung pada hantaran yang tertekan
secara kritis, kebanyakan obat antiaritmia memperlambat hantaran lebih lanjut melalui satu
atu kedua mekanisme
3. GLIKOSIDA
Glikosida jantung (derivat digitalis dan obat sejenisnya) terdiri atas senyawa
steroid yang dapat meningkatkan curah jantung. Juga mempunyai efek terhadap otot
polos dan jaringan lainnya. Efek terapi utama pada gagal jantung kongestif adalah
peningkatan kontraktilitas jantung (efek inotropik positif) yang memperbaiki ketidak
seimbangan karena kegagalan tersebut. Sekalipun demikian masih ada sejumlah
keraguan evektivitas jangka panjang glikosida jantung pada pasien gagal jantung.
Telah ada kesepakatan umum bahwa glikosida yang lazim digunakan mempunyai
batas keamanan yang sempit dan diperlukan senyawa yang kurang toksik dengan efek
inotropik positif.
Glikosida Jantung
Digitalis berasal dari daun Digitalis purpurea.
Digitalis adalah obat yang meningkatkan kontraksi miokardium.
Digitalis mempermudah masuknya Ca dari tempat penyimpananya di sarcolema
kedalam sel →digitalis mempermudah kontraksi.
Digitalis menghambat kerja Na-K-ATP-ase → ion K didalam sel
menurun → aritmia (diperberat jika dikombinasi dengan HCT).
Farmakodinamik
Efek pada otot jantung: meningkatkan kontraksi.
9
Mekanisme kerjanya:
Menghambat enzim Na, K ATP-ase
Mempercepat masukanya Ca kedalam sel
Efek pada payah jantung: menurunya tekanan vena, hilangnya edema,
meningkatnya diuresis, ukuran jantung mengecil
Konstriksi vaskuler, sal cerna (mual, muntah, diare), nyeri pada tempat
suntukan (iritasi jaringan)
Farmakokinetik
Absorbsi dipengaruhi makanan dalam lambung, obat (kaolin, pectin) serta
pengosongan lambung
Distribusi glikosida lambat
Eliminasi melalui ginjal
2.3 ANTIHIPERTENSI
Peningkatann tekanan darah biasanya disebabkan kombinasi berbagai
kelainan(multifaktorial). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di
atas 140/90mmHg (WHO). Bukti-bukti epidermiologik menunjukkan adanya faktor
10
keturuna, ketegangan jiwa, faktor lingkungan dan makanan mungkin sebagai
kontributor berkembangnya hipertensi. Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan
untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan
efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.
11
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan katagori
b. HCT (Hydrochlorothiaside)
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium sehingga
volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun.
o Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
12
Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam
jaringan ginjal.
o Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung, cirrhosis
hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.
o Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia, hipertensi
pada kehamilan.
o Dosis : Dewasa 25 – 50 mg/hr
Anak 0,5 – 1,0 mg/kgBB/12 – 24 jam
2. Beta bloker, bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan
denyut dan curah jantung.
a. Asebutol (Beta bloker)
o Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.
o Sediaan obat : tablet, kapsul.
o Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas
renin, menurunka outflow simpatetik perifer.
o Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma, kardiomiopati
obtruktif hipertropi, tirotoksitosis.
o Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes
mellitus, bradikardia, depresi.
o Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu
o Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi bersama
insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam urat bila diberi
bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA meningkat bila diberikan
bersama dengan penghambat kalsium
o Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).
3. Alfa bloker, menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara
normal berespon terhadap rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.
a. Klonidin (alfa antagonis)
o Nama paten : Catapres, dixarit
o Sediaan obat : Tablet, injeksi.
o Mekanisme kerja : menghambat perangsangan saraf adrenergic di SSP.
o Indikasi : hipertensi, migren
o Kontraindikasi : wanita hamil, penderita yang tidak patuh.
o Efek samping : mulut kering, pusing mual, muntah, konstipasi.
o Interaksi obat : meningkatkan efek antihistamin, andidepresan,
antipsikotik, alcohol. Betabloker meningkatkan efek antihipertensinya.
o Dosis : 150 – 300 mg/hr.
15
4. Ca antagonist, menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan
mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat
kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan denyut jantung.
Volume sekuncup dan resistensi perifer.
a. Diltiazem (kalsium antagonis)
o Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
o Sediaan obat : Tablet, kapsul
o Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui
slow cannel calcium.
o Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler perifer.
o Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
o Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan saluran cerna.
o Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan bersama beta bloker.
Efek terhadap konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron
dan digoksin. Simotidin meningkatkan efeknya.
o Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan
16
o Nama paten : Isoptil
o Sediaan obat : Tablet, injeksi
17
riwayat angioedema dan wanita menyusui.
o Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia,
pandangan kabur, myalgia.
o Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Tidak
boleh diberikan bersama dengan vasodilator seperti nitrogliserin atau preparat
nitrat lain. Indometasin dan AINS lainnya menurunkan efek obat ini.
Meningkatkan toksisitas litium. Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr
b. Lisinopril
o Nama paten : Zestril
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan
menurunnya aktivitas vasopressor dan sekresi aldosterone.
o Indikasi : hipertensi
o Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita hamil,
hipersensivita.
o Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia, pusing.
o Interaksi obat : efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretic.
Indomitasin meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi litium meningkat
bila diberikan bersama.
o Dosis : awal 10 mg/hr
c. Ramipril
o Nama paten : Triatec
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu,
mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan sekresi
aldosterone.
o Indikasi : hipertensi
o Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas. Hati –
hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
o Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut,
bingung, susah tidur.
18
o Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika.
Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm
meningkat.
o Dosis : awal 2,5 mg/hr
7. Vasodilator
a. Hidralazin
o Nama paten : Aproseline
o Sediaan obat : Tablet
o Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer
menurun, meningkatkan denyut jantung.
o Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
o Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
o Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka merah,
kulit kemerahan.
o Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama diazodsid.
o Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.
19
Sementara, ada orang yang bertekanan darah di atas angka tersebut dan mengalami
masalah hipotensi. Faktor yang paling penting adalah adanya perubahan tekanan darah
dari kondisi normal. Tekanan darah normal manusia berada pada kisaran 90/60 sampai
130/80 mm Hg, namun penurunan yang signifikan, bahkan hanya 20 mm Hg, dapat
menyebabkan masalah bagi sebagian orang.
Jenis-Jenis Hipotensi
Ada tiga jenis utama hipotensi:
Hipotensi ortostatik. Hipotensi ortostatik disebabkan oleh perubahan tiba-tiba posisi
tubuh, biasanya ketika beralih dari berbaring ke berdiri, dan biasanya hanya
berlangsung beberapa detik atau menit. Hipotensi jenis ini juga dapat terjadi setelah
makan dan sering diderita oleh orang tua, orang dengan tekanan darah tinggi dan orang
dengan penyakit Parkinson.
Hipotensi Dimediasi Neural (NMH dalam singkatan bahasa Inggris). NMH paling
sering mempengaruhi orang dewasa muda dan anak-anak dan terjadi ketika seseorang
telah berdiri untuk waktu yang lama.
Hipotensi akut akibat kehilangan darah tiba-tiba (syok)
Gejala Hipotensi
Gejala tekanan darah rendah antara lain:
o Penglihatan kabur
o Kebingungan
o Pingsan
o Pusing
o Kantuk
o Lemas
Penyebab hipotensi
Penyebab hipotensi bervariasi antara lain karena:
o Dehidrasi.
o Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obat-
obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik.
o Masalah jantung seperti perubahan irama jantung (aritmia), serangan jantung, gagal
jantung.
20
o Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah, stroke,
anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa dan trauma hebat.
o Perdarahan, dll. Anda sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter atau spesialis jika
sering pingsan atau hipotensi mengganggu kualitas hidup Anda.
o Diabetes tingkat lanjut
Pengobatan
o Hipotensi pada orang sehat yang tidak menimbulkan masalah biasanya tidak
memerlukan perawatan.
o Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala tekanan darah rendah, Anda mungkin
memerlukan pengobatan, yang tergantung pada penyebabnya.
o Jika hipotensi ortostatik disebabkan oleh obat-obatan, dokter Anda dapat mengubah
dosis atau memberikan obat yang berbeda. Jangan berhenti minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan lain untuk hipotensi ortostatik termasuk
penambahan cairan untuk mengobati dehidrasi atau memakai selang elastis untuk
meningkatkan tekanan darah di bagian bawah tubuh.Mereka yang menderita hipotensi
jenis NMH harus menghindari pemicu, seperti berdiri untuk waktu yang lama.
Pengobatan lain melibatkan banyak minum cairan dan meningkatkan jumlah garam
dalam makanan. (Pengobatan ini harus atas rekomendasi dokter karena terlalu banyak
garam juga dapat berbahaya bagi kesehatan).
o Hipotensi akut yang disebabkan oleh syok adalah kedaruratan medis. Anda mungkin
akan diberi transfusi darah intravena, obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah
dan kekuatan jantung, serta obat lainnya seperti antibiotik.
Beberapa Tips bagi Penderita Hipotensi
o Banyak wanita penderita hipotensi yang memiliki tingkat zat besi sangat rendah karena
menstruasi yang sangat banyak. Mintalah nasihat spesialis bila membutuhkan suplemen
penambah darah.
o Terjatuh sangat berbahaya bagi orang tua karena dapat membuat cedera patah tulang
dan komplikasi lainnya. Selalu dampingi orang tua Anda yang menderita hipotensi
berat.
o Bila Anda merasakan gejala penurunan tekanan darah, Anda harus segera duduk atau
berbaring dan mengangkat kaki Anda di atas ketinggian jantung.
o Jika tekanan darah rendah menyebabkan seseorang pingsan, segeralah cari perawatan
medis. Jika orang tersebut tidak bernafas, segeralah lakukan pertolongan bantuan
21
pernafasan.
2.5 Antihiperlipidemia
1. Klasifikasi Hiperlipidemia
Hiperlipidemia tipe I memperlihatkan hiperkilomikronemia pada
waktu puasa bahkandengan diet lemak normal dan biasanya disebabkan oleh
kekurangan lipoprotein lipase yangdibutuhkan untuk metabolisme kilomikron
dan defisiensi apoprotein CII (Suyatna, 2007).
Pada hiperlipidemia tipe II ini terjadi peningkatan LDL dan apoprotein B
dengan VLDLkadar normal (tipe IIa) dan kadar VLDL sedikit
meningkat (tipe IIb). Pada individu homozigot gejala timbul sejak
masa anak-anak sedangkan individu heterozigot gelaja kliniknya tidak
muncul sebelum umur 20 tahun (Suyatna, 2007).
Hiperlipidemia tipe III dikenal dengan nama Familial
Disbetalipoproteinemia, ditandaidengan tingginya kadar kilomikron dan
IDL. Pada tipe ini akan terjadi penimbunan IDL yang disebabkan oleh
blokade parsial dalam metabolisme VLDL menjadi LDL, peningkatan produksi
apoprotein B atau apoprotein E total (Suyatna, 2007).
Hiperlipidemia tipe IV terjadi peningkatan kadar VLDL dengan
hipertrigliseridemia, danmerupakan penyakit terbanyak dijumpai d negara
barat. Gejala klinik akan timbul pada usiapertengahan, separuh dari pasien
ini terjadi peningkatan kadar trigliserida pada umur 25 tahun, gejala klinik
xantoma bisanya tidak terjadi (Suyatna, 2007).
Hiperlipidemia tipe V memperlihatkan terjadinya akumulasi VLDL
dan kilomikron, mungkin disebabkan karena gangguan katabolisme
trigliserida endogen dan eksogen. K arena s emua lipoprotein
mengandung koles terol s ehingga kadar koles terol dapat meningkat
jika kadar trigliserida terlalu tinggi. Pasien dengan tipe ini
menunjukkan intoleransi terhadap karbohidrat dan lemak (Suyatna, 2007).
22
23
24
3. Nama Dagang dan Generik Obat Antilipidemia
25
26
27
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pembahasan obat yang berpengaruh terhadap suatu alat tubuh akan lebih mudah
di pahami bila fisiologi dan patofisiologi alat tubuh tersebut di mengerti, karena reaksi
alat tubuh yang sakit terhadap obat mungkin berbeda dari reaksi alat tubuh yang sehat.
Obat – obat yang kardiovaskuler adalah obat yang digunakan untuk kelainan
jantung dan pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri
dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi
28
darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis
dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung,
ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan
kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
3.2 SARAN
Dengan makalah ini, saya harapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan tentang apa
itu farmakologi dan obat – obat kardiovaskuler didalam bidang kesehatan dan diharapkan
mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan. Kami
sangat berharap kritikan dan saran yang dapat membangun saya untuk lebih baik lagi. Semoga
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31
32