Anda di halaman 1dari 7

HIPERLIPIDEMIA

1. Definisi

Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol


dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia atau
hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi lipid dalam darah atau lebih
dikenal dengan dislipidemia. Pada dislipidemia terdapat kenaikan kadar Low Density
Lipoprotein (LDL) dan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL), sedangkan
pada hiperlipidemia hanya terdapat kenaikan LDL tanpa penurunan kadar HDL.

1.1. Low Density Lipoprotein (LDL)

Lipid merupakan senyawa organik yang kaya energi dan dipergunakan untuk
metabolisme tubuh. Lipid yang penting seperti kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan
asam lemak adalah unsur-unsur yang terkandung dalam plasma. Lipid-lipid tersebut
berikatan dengan protein agar dapat diangkut ke dalam sirkulasi. Kolesterol bebas
maupun ester, trigliserida, dan fosfolipid berikatan dengan protein tertentu yang
disebut apoprotein membentuk senyawa lipoprotein.

Lipoprotein berdasarkan berat jenisnya dibagi menjadi :

a) Kilomikron
b) VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
c) IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
d) LDL (Low Density Lipoprotein)
e) HDL (High Density Lipoprotein)

Lipoprotein tersebut dapat berubah dari jenis lipoprotein yang satu menjadi jenis
lipoprotein yang lain dengan bantuan enzim seperti LPL (Lipoprotein Lipase),
LCAT (Lecithin Cholesterol Acyl Transferase), dan HTGL (Hepatic Triglyceride
Lipase).
LDL berfungsi membawa kolesterol ke jaringan perifer untuk dipecah menjadi
energi atau disimpan. Reseptor LDL di dalam hepar mengeluarkan LDL dari
sirkulasi sehingga peran reseptor ini penting dalam pengaturan kadar kolesterol
dalam darah. Pada pembuluh darah, LDL dapat menembus dinding arteri. Kolesterol
yang terkandung di dalamnya akan teroksidasi dan berikatan dengan TG, fibrin, dan
platelet membentuk plak ateroma yang merupakan awal dari proses atherosklerosis.

1.2. High Density Lipoprotein (HDL)

HDL berfungsi sebagai pengakut kelebihan kolesterol pada jalur reverse cholesterol
transport dari jaringan ekstra hepatik ke hepar. Partikel HDL memiliki ukuran
partikel 7,5-10,5 nm dengan inti dominannya berupa ester kolesterol. HDL memiliki
Apo A-I, Apo A-II, Apo C, Apo E, dan Apo D.

HDL terutama diproduksi di dalam hepar. HDL juga berasal dari proses katabolisme
kilomikron dan VLDL sebagai pemberi Apo C dan Apo E sehingga terbentuk pre-
HDL (nascent). Pembentukan HDL dimulai dengan pembentukan Apo A-I yang
kemudian berinteraksi dengan Hepatic ATP-binding cassette transporter I dan
disekresikan ke dalam plasma dalam bentuk Lipid-poor Apo A-I. Kemudian Lipid-
poor Apo A-I akan berinteraksi dengan Hepatic ATP-binding cassette transporter I
pada jaringan ekstra hepatik dan makrofag sehingga terjadi pengambilan kolesterol
yang berlebih dari dalam sel dan membentuk pre--HDL (nascent). Kolesterol bebas
yang didapat HDL kemudian diesterifikasi oleh enzim LCAT sehingga pre--HDL
(nascent) berubah menjadi yang merupakan -HDL matur dan berbentuk sferis.
Tabel 1. Profil lipid

No Jenis Lipid Kadar (mg/dL) Klasifikasi


1 Trigliserida <150 Normal
150-199 Ambang tinggi
200-499 Tinggi
500 Sangat tinggi
2 Kolestrol total < 200 Normal
200-239 Ambang tinggi
240 Tinggi
3 Kolestrol HDL <40 Rendah
41-59 Menghawatirkan
60 Tinggi
4 Kolestrol LDL <100 Optimal
100-129 Diatas optimal
130-159 Ambang tinggi
160-189 Tinggi
190 Sangat tinggi
Sumber : Executive Summary of the Third Report of The National Cholesterol Education
Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III), 2001.

2. Klasifikasi Hiperlipidemia

Dilihat dari kompleksitas penyakit, hiperlipidemia diklasifikasikan menjadi dua jenis,


yaitu hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia sekunder.

a) Hiperlipidemia Primer (Familial)

Hiperlipidemia primer dapat disebabkan oleh banyak kelainan genetik. Klasifikasi


WHO merupakan modifikasi klasifikasi Fredrickson yang didasarkan pada
pengukuran TC dan TG, serta penilaian secara elektroforesis subkelas lipoprotein.
Tabel 2. Klasifikasi Hiperlipidemia WHO menurut Fredrickson et.al

Penyakit Sinonim Peningkatan utama dalam plasma


lipoprotein Lipid
Familial Tipe 1 Kilomikron Trigliserida
Hiperkilomikronemia
Familial Tipe II LDL Kolestrol
Hiperkolestrolemia
Familial Endogen Tipe III-IV VLDL (LDL, Trigliserida
Trigliseridemia kilomikron)
Sumber : Fredrickson et al. (1967) dalam Pejic dan Lee (2006)

b) Hiperlipidemia sekunder (acquired)

Hiperlipidemia ini disebabkan oleh penyakit atau keadaan lain. Beberapa keadaan secara
fisiologis dalam hiperlipidemia teringkas dalam Tabel 3.

Tabel 3. Beberapa Kondisi Patologis Sekunder yang Berkaitan dengan Peningkatan


Plasma Lipid

Keadaan Fisiologis Lipoprotein Utama yang Jenis Lipid


Meningkat
Diet Tinggi lemak KIlomikron Trigliserida
Tinggf karbohidrat VLDL Trigliserida
rendah lemak
Kolestrol 300 mg per LDL Koletrol
hari
Puasa VLDL Trigliserida, asam lemak
bebas
Stres VLDL Trigliserida, asan lemak
bebas
Kehamilan VLDL Trigliserida
Sumber : Mahley et al, 2003
Ada beberapa jenis hiperlipidemia patologis. Beberapa kadar lipid plasma yang
meningkat dapat dianggap sebagai hiperlipidemia sekunder, meskipun gangguan
primer metabolisme lipoprotein tampaknya juga terlibat. Untuk sebagian besar,
hiperlipidemia sekunder dapat dengan mudah diidentifikasi. Diabetes tergantung
insulin adalah kasus khusus karena hubungannya dengan hipertrigliseridemia
endogen, dimana diabetes ringan terjadi dengan frekuensi tertentu. Beberapa
hiperlipidemia sekunder yang mendapat perhatian yaitu hiperlipidemia karena
diabetes, miksedema, nefrotik sindrom, alkoholisme kronis dan obstruksi bilier.
Beberapa kondisi patologis sekunder yang berkaitan dengan peningkatan plasma lipid
ada pada Tabel 4.

Tabel 4. Beberapa Kondisi Patologis Sekunder yang Berkaitan dengan Peningkatan


Plasma Lipid

Jenis Penyakit Lipoprotein Utama yang Lipid Utama yang


Meningkat Meningkat
Diabetes Kilomikron,, VLDL Trigliserida, asam lemak
bebas
Mixedema LDL, VLDL Kolestrol, trigliserida
Nefrotik sindrom LDL, VLDL Kolestrol, trigliserida
Alkoholisme VLDL, kilomikron Trigliserida
Obstruksi bilier LDL, HDL Kolestrol tidak
teresterfikasi, lesitin
Pankreatitis VLDL, kilomikron Trigliserida
Von Gierke VLDL Trigliserida
Makroglobulinemia LDL-globulin Kolestrol, trigliserida
Sumber : Mahley et al, 2003
3. Metabolisme lipid pada diabetes mellitus (Dislipidemia diabetik)

Dislipidemia sering dijumpai pada pengidap diabetes mellitus. Asdie 7 Kusumo (1985)
melaporkan dari 55 kasus diabetes mellitus yang diteliti, hiperkolestrolemia di jumpai
pada 21,83%, hipertligliseridemia pada 34,54% sedangkan pada kombinasi
hiperkolestrolemia dan hipertrigliseridimia pada 18,18% penderita. Djokomoeljanto dan
Hadimartono (1985) mendapatkan hiperlipidemia sekunder pada 47% dari 34 penderita
diabetes melitus yang terkendali dan hiperlipidemia primer pada 29% penderita.

Data epidemiologis menunjukan hal yang sama. Dislipidemia pada diabetes mellitus 2-3
kali lebih tinggi dibandingkan dengan populasi pada umumnya

Kelainan metabolisme pada penderita diabetes mellitus sering memberi dampak pada
kadar lemak dalam darah. Insulin berperan penting dalam metabolisme lemak dan
karbohidrat dijaringan hepar dan lemak. Dijaringan lemak, insulin memacu sintesis asam
lemak dan trigliserida, dengan menghambat lipolisis. Dijaringan hepar, insulin
meningkatkan sintesis asam lemak, memacu sekresi VLDL dan memacu enzim HMG-
KoA reduktase. Dengan demikian, jika terjadi kelainan (penurunan) sekresi dan efek
insulin (resistensi insulin) maka akan diikuti dengan metabolisme lemak dan karbohidrat.
Kelainan yang terjadi tergantung pada tipe diabetes, derajat defisiensi insulin yang ada
dan kontrol diabetesnya.

Ciri khas diabetes mellitus tipe II adalah heterogenitas dan hiperinsulinemia atau
resistensi insulin. Kadar insulin plasma ditingkat jaringan perifer (hepar, lemak dan otot)
relatif kurang. Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat, dan juga diikuti peninggian
kadar lemak darah. Yang paling sering adalah peninggian kadar trigliserida. Peninggian
kadar trigliserida dapat bersumber dari peningkatan produksi VLDL. Pada penderita
dengan hiperglikemia yang nyata stimulus untuk peningkatan produksi dan sekresi VLDL
adalah peningkatan influks asam lemak bebas ke hepar. Hiperinsulinemia sendiri secara
langsung memacu produksi dan sekresi VLDL di jaringan hepar.

Dislipidemia pada diabetes ditandai dengan meningkatnya kadar trigliserida dan


menurunnya kadar HDL kolesterol. Kadar LDL kolesterol tidak banyak berbeda dengan
yang ditemukan pada individu non diabetes, namun lebih didominasi oleh bentuk yang
lebih kecil dan padat (small dense LDL). Partikel2 LDL kecil padat ini secara intrinsik
lebih bersifat aterogenik daripada partikel2 LDL yang lebih besar (buoyant LDL
particles). Selanjutnya, karena ukurannya yang lebih kecil, kandungan didalam plasma
lebih besar jumlahnya, sehingga lebih meningkatkan risiko aterogenik. Trias dari
abnormalitas profil lipid ini dikenal dengan istilah dislipidemia diabetik.

Meningkatnya sifat aterogenisitas ini disebabkan karena adanya pengaruh proses


glikosilasi, oksidasi dan tingginya kandungan trigliserida didalam lipoprotein. Glikosilasi
LDL akan meningkatkan waktu paruhnya, sehingga bentuknya menjadi lebih kecil dan
padat serta lebih bersifat aterogenik. Bentuk ini lebih mudah mengalami oksidasi serta
lebih mudah diambil oleh makrofag untuk membentuk sel-sel busa (foam cells).
Glikosilasi HDL akan memperpendek waktu paruhnya dan membentuk lebih banyak
varian HDL3 yang kurang bersifat protektif dibandingkan varian HDL2. Kemampuan
HDL untuk mengangkut kolesterol dari jaringan perifer kembali ke hati mengalami
penurunan bila HDL banyak mengandung trigliserida

Tabel 5. Perubahan lipoprotein dan lemak darah pada diabetes mellitus

Trigliserida Meninggi
Kolestrol Meninggi atau normal
VLDL-trigliserida Meninggi
VLDL-kolestrol Meninggi
HDL-kolestrol Menurun

Apapun mekanisme yang terjadi pada sebagian penderita hasil akhirnya adalah
peninggian kadar trigliserida dan penurunan kadar HDL-Kolestrol.Perbaikan kendali
glukosa darah melalui perubahan gaya hidup atau dengan terapi insulin dan OHO dapat
menurunkan kadar trigliserida, meningkatkan kadar HDL, mengurangi glikosilasi

lipoprotein dan menurunkan kandungan trigliserida didalam lipoprotein.

Walaupun ada penurunan kadar trigliserida dengan perbaikan kontrol diabetes namun
dislipidemia pada umumnya tidak kembali normal. Peninggian kadar trigliserida ini pada
sebagian penderita didasari pula oleh faktor genetik. Pada kelompok ini, normalisasai
kadar glukosa darah tidak diikuti dengan normalisasi kadar lemak darah.

Anda mungkin juga menyukai