Oleh
Seffia Riandini - 1518012162
Pembimbing
dr. Dian Isti Anggraini, MPH
LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN
PERUMUSAN MASALAH
I. PENDAHULUAN
Dipahaminya Program Imunisasi di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis
mulai perencanaan sampai evaluasi program, secara menyeluruh,
sehingga dapat meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan pada TUJUAN
masyarakat serta tercapainya derajat kesehatan yang optimal. UMUM
TUJUAN PENULISAN
II. TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI CAMPAK
DEFINISI DIARE
II. TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI CAMPAK
EPIDEMIOLOGICAMPAK
ETIOLOGI
II. TINJAUAN PUSTAKA
KLASIFIKASI
II. TINJAUAN PUSTAKA
Stadium konvalensi
Stadium erupsi
berlangsung selama 4-5 bertambah. Timbul meninggalkan bekas yang
hari dengan disertai enantema atau titik berwarna lebih tua
panas (38,5C), malaise, merah di palatum durum (hiperpihmentasi) yang
batuk, nasofaring, dan palatum mole. lama-kelamaan akan
fotopobia, konjungtivitis, Kadang-kadang terlihat hikang sendiri. Selain
dan koriza. Menjelang pula bercak koplik. hiperpigmentasi pada
akhir stadium kataral dan Kadang-kadang terdapat anak indonesia sering
24 jam sebelum timbul perdarahan ringan pada ditemukan pula kulit yang
enantema, timbul bercak kulit. Rasa gatal, muka bersisik
koplik yang bengkak. Ruam mencapai Suhu menurun sampai
patognomonik bagi anggota bawah pada hari menjadi normal kecuali
morbili, tetapi sangat ketiga dan akan bila ada komplikasi.7
jarang dijumpai. menghilang
KLASIFIKASI
II. TINJAUAN PUSTAKA
• Kasus campak konfirmasi adalah kasus campak klinis disertai salah satu
kriteria yaitu :
• Pemeriksaan laboratorium serologis (IgM postif atau kenaikan titer
antibody 4kali) dan atau isolasi virus campak positif.
• Kasus campak yang mempunyai kontak langsung dengan kasus informasi,
dalam periode waktu 1-2 minggu.8
Diagnosa
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanpa komplikasi
Dengan komplikasi
Ensefalalitis Otitis media akut
Perlu direduksi jumlah pemberian cairan ¾ kebutuhan Sering kali disebabkan oleh karena infeksi
untuk mengurangi odema otak, disamping pemberian sekunder, maka perlu mendapatkan antibiotic
kortikosteroid, perlu dilakukan koreksi elektrolit dan kontrimoksazol-sulfametokzasol.
gangguan gas darah. Enteritis
Brokopneumonia Pada keadaan berat anak mudah dehidrasi.
Berikan antibiotic ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 Pemberian cairan intravena dapat
dosis, sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis
minum obat peroral. Antibiotik diberikan sampai tiga hari dengan dehidrasi.8
demam reda.
PENATALAKSANAAN
II. TINJAUAN PUSTAKA
IMUNISASI CAMPAK
IMUNISASI CAMPAK
II. TINJAUAN PUSTAKA
INDIKASI
ENVIRONMENT
IMUNISASI CAMPAK
III. BAHAN DAN METODE EVALUASI
SUMBER DATA
PENGUMPULAN DATA
III. BAHAN DAN METODE EVALUASI
Menetapkan beberapa tolak ukur dari unsur
keluaran
CARA ANALISIS
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
IDENTIFIKASI MASALAH
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
VII. SARAN
SARAN
TERIMA KASIH