PENCEGAHAN TB
Faktor risiko TB antara lain:
• Terbukti ada kontak dengan pasien
TB
• Ada penyakit komorbid: HIV, DM
• Tinggal di wilayah berisiko TB:
Lapas/Rutan, tempat penampungan
pengungsi, daerah kumuh, dll.
Beban TB di Indonesia
Konsep infeksi – sakit TB
Kontak dengan
penderita TB
Sehat/infeksi Laten TB
Investigasi Kontak,
PP INH, Sakit TB
Kasus TB BTA
positif baru
BCG
2046
2018
Sakit TB Berat
2016
11
Pelacakan
Pasien TB
dewasa
Cari kasus baru
Cari sumber
penularan
Pasien TB
anak
Langkah-langkah IK
Pemeriksaan
untuk Monitoring dan
menentukan Pengobatan evaluasi
Identifikasi kontak ada tidaknya atau (termasuk
infeksi laten TB pencegahan pencatatan
(ILTB) atau sakit yang sesuai danpelaporan)
TB
Alur Anak berkontak dengan pasienTB
Investigasi sensitif OAT
Kontak TB Gejala TB
Tidak Ada
Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau HIV (+)
HIV (-)
Follow up rutin
Orang tua diedukasi untuk mengamati ada tidaknya gejala dan tanda sakit
TB tekankan pentingnya membawa anak ke fasyankes untuk
pemeriksaan lebih lanjut jika sewaktu-waktu timbul gejala
Pencegahan TB
1. Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid (PP
INH)
2. Vaksinasi BCG
Pengobatan pencegahan dengan Isoniazid pada Anak
Prinsip
Diberikan kepada kontak yang tidak terbukti sakit
TB. Prioritas pemberian pengobatan pencegahan
adalah anak balita dan anak dengan infeksi HIV
positif semua usia.
Tujuan
Menurunkan beban TB pada anak. Efek
perlindungan pengobatan pencegahan dengan
pemberian selama 6 bulan dapat menurunkan
risiko TB pada anak tersebut di masa datang.
Mengapa anak perlu diberikan profilaksis?
Sekitar 50-60% anak yang tinggal dengan pasien TB paru dewasa
dengan BTA sputum positif, akan terinfeksi TB
10 % dari anak yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB
Infeksi TB pada anak kecil berisiko tinggi menjadi TB berat
(misalnya TB meningitis atau TB milier)
Pemberian profilaksis INH akan menurunkan resiko menjadi sakit
TB sebesar 60%
Indikasi Pemberian PP INH :
Pengobatan pencegahan diberikan kepada anak
dengan kontak TB namun anak terbukti tidak
sakit TB dengan kriteria berikut :
• Anak kurang dari 5 tahun
• Anak diatas 5 tahun dengan HIV positif
• Jika kasus indeks sensitif OAT, digunakan
Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid (PP INH)
• Dosis PP INH 10 mg/kg BB (maks 300 mg/hari).
PP INH • Obat dikonsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada
waktu yang sama dan saat perut kosong.
Mual, muntah, tidak nafsu makan INH diminum malam sebelum tidur
2. Pantau Berat Badan (BB) sesuai grafik CDC WHO. Waspadai arah
garis pertumbuhan BB pada grafik (tidak ada kenaikan, ada
penurunan, atau naik tidak sesuai arah garis).
Hasil Putus
berobat
Tidak minum obat INH selama 1
bulan secara berturut turut atau
akhir lebih
• Tidak efektif untuk mencegah infeksi post primer dan sakit TB di masa
dewasa
IPK TB PADA ODHA TERMASUK PADA POPULASI KUNCI HIV
DAN MEMASTIKAN PENGOBATAN TB YANG BERKUALITAS
Sasaran IPK- TB (2) :
• ODHA Pengobatan
Skrining gejala Diagnosis Memastikan
• Populasi Kunci HIV Suspek TB pengobatan TB
(penasun dan
pasangannya, WPS,
TB yang
waria, LSL, dan WBP) berkualitas
Target Indikator
Nasional (RAN) 2016 2017
Persentase ODHA
baru yang
20% 30%
mendapat PPINH
PEMANTAUAN PENGOBATAN
Skrining ODHA yang akan diberikan PP INH
Tujuan :
Memastikan pasien
ODHA yang memenuhi indikasi
meminum obat secara
teratur 1. Registrasi pemberian PP INH
Mengetahui efek samping 2. Berikan konseling INH, KIE TB, efek samping obat
secara dini. 3. Berikan INH 300 mg and vitamin B6 25mg atau 50 mg**