Anda di halaman 1dari 33

INVESTIGASI KONTAK

PENCEGAHAN TB
Faktor risiko TB antara lain:
• Terbukti ada kontak dengan pasien
TB
• Ada penyakit komorbid: HIV, DM
• Tinggal di wilayah berisiko TB:
Lapas/Rutan, tempat penampungan
pengungsi, daerah kumuh, dll.
Beban TB di Indonesia
Konsep infeksi – sakit TB
Kontak dengan
penderita TB

Infeksi (-) Terinfeksi Sakit TB


(infeksi laten TB/ILTB)

•Gejala (-) •Gejala (-) •Gejala (+)


•PPD (-) •PPD (+) •PPD (+/-)
•Rontgen (-) •Rontgen (-) •Rontgen (+/-)
•BTA /kultur (-) •BTA /kultur (+/-)
•BTA /kultur (-)
Definisi investigasi kontak

Kegiatan yang bertujuan untuk:


• Mengidentifikasi anak yang kontak erat
dengan pasien TB paru
• Memeriksa ada tidaknya sakit/infeksi TB
pada orang yang kontak tersebut
• Memberikan terapi yang sesuai
Mengapa investigasi kontak penting?

• ditujukan langsung pada kelompok berisiko


 meningkatkan temuan kasus baru (CDR)

• Menemukan kontak yang memiliki ILTB sehingga


mereka dapat diberikan pencegahan (INH profilaksis)

• kesempatan untuk memberikan edukasi


semua pasien TB yang merupakan kasus pertama
Kasus yang ditemukan di suatu rumah atau tempat-tempat
indeks lain (kantor, sekolah, tempat penitipan anak,
lapas/rutan, panti, dsb).

orang yang terpajan/berkontak dengan kasus indeks,


misalnya orang serumah, sekamar, satu asrama, satu
Kontak tempat kerja, satu kelas, atau satu
penitipan/pengasuhan

orang yang tinggal serumah minimal satu malam, atau


Kontak sering tinggal serumah pada siang hari dengan kasus
serumah indeks dalam 3 bulan terakhir sebelum kasus indeks
mulai mendapat obat anti tuberkulosis (OAT).

orang yang tidak tinggal serumah, tetapi sering


Kontak bertemu dengan kasus indeks dalam waktu yang
cukup lama, yang intensitas pajanan/berkontaknya
erat hampir sama dengan kontak serumah.
Mengapa anak menjadi prioritas pada
investigasi kontak?

Prevalensi infeksi TB pada anak kontak erat : 30-60%


 Anak berisiko tinggi untuk:
 menderita TB setelah terinfeksi
 menderita TB berat (meningitis TB atau TB milier)
 Anak dengan infeksi laten TB bisa menjadi kasus TB
pada masa dewasanya
Apa yang terjadi pada anak tertular TB di masa datang ?

Sehat/infeksi Laten TB
Investigasi Kontak,
PP INH, Sakit TB
Kasus TB BTA
positif baru
BCG
2046
2018

Sakit TB Berat

2016

11
Pelacakan
Pasien TB
dewasa
Cari kasus baru

Cari sumber
penularan
Pasien TB
anak
Langkah-langkah IK

Pemeriksaan
untuk Monitoring dan
menentukan Pengobatan evaluasi
Identifikasi kontak ada tidaknya atau (termasuk
infeksi laten TB pencegahan pencatatan
(ILTB) atau sakit yang sesuai danpelaporan)
TB
Alur Anak berkontak dengan pasienTB
Investigasi sensitif OAT

Kontak TB Gejala TB

Tidak Ada

Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau HIV (+)
HIV (-)

Tidak perlu PP INH PP INH

Follow up rutin

Timbul gejala atau tanda TB YA Lihat alur diagnosis TB


pada Anak
TIDAK

Observasi Lengkapi pemberian


INH selama 6 bulan
Identifikasi kontak

 Dilakukan pada saat kasus indeks memulai pengobatan


 Tanya dan catat informasi berikut pada TB.01 kasus indeks:
1. Apakah ada kontak serumah ataupun kontak erat?
2. Nama, jenis kelamin dan usia kontak
3. Pekerjaan kasus indeks yang berhubungan dengan anak-
anak, misalnya guru atau pengasuh
 Jika ada anak kontak, pasien diminta membawa anak tersebut ke
fasyankes
 Jika kontak tidak dibawa ke fasyankes, maka petugas/kader
kesehatan dapat mendatangi kontak tersebut.
Pemeriksaan untuk menentukan ada tidaknya
infeksi laten TB (ILTB) atau sakit TB

• Jika anak tidak mempunyai gejala TB:


a) Usia ≤5 tahun (tanpa memandang status HIV): beri PPINH.
b) Anak dengan HIV positif: beri PP INH.
c) Usia >5 tahun dan HIV negatif: diobservasi.

Orang tua diedukasi untuk mengamati ada tidaknya gejala dan tanda sakit
TB  tekankan pentingnya membawa anak ke fasyankes untuk
pemeriksaan lebih lanjut jika sewaktu-waktu timbul gejala

• Anak yang bergejala TB  alur diagnosis TB


a. Jika hasil pemeriksaan mendukung diagnosis TB  OAT.
b. Jika hasil pemeriksaan tidak mendukung diagnosis TB  PP INH
Tata laksana pada anak kontak
Umur HIV Hasil Tata laksana
pemeriksan

Balita (+)/(-) ILTB PPINH

Balita (+)/(-) Terpajan PPINH

> 5 th (+) ILTB PPINH

> 5 th (+) Terpajan PPINH

> 5 th (-) ILTB observasi

> 5 th (-) Terpajan observasi


Prioritas Investigasi Kontak pada Anak

1 Kontak dari kasus indeks TB yang infeksius (TB terkonfirmasi


bakteriologis)

2 Kontak dari kasus indeks TB resistan obat

3 Kontak dari kasus indeks TB yang terinfeksi HIV

4 Kontak yang terinfeksi HIV


1.

Pencegahan TB
1. Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid (PP
INH)
2. Vaksinasi BCG
Pengobatan pencegahan dengan Isoniazid pada Anak
Prinsip
Diberikan kepada kontak yang tidak terbukti sakit
TB. Prioritas pemberian pengobatan pencegahan
adalah anak balita dan anak dengan infeksi HIV
positif semua usia.
Tujuan
Menurunkan beban TB pada anak. Efek
perlindungan pengobatan pencegahan dengan
pemberian selama 6 bulan dapat menurunkan
risiko TB pada anak tersebut di masa datang.
Mengapa anak perlu diberikan profilaksis?
 Sekitar 50-60% anak yang tinggal dengan pasien TB paru dewasa
dengan BTA sputum positif, akan terinfeksi TB
 10 % dari anak yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB
 Infeksi TB pada anak kecil berisiko tinggi menjadi TB berat
(misalnya TB meningitis atau TB milier)
 Pemberian profilaksis INH akan menurunkan resiko menjadi sakit
TB sebesar 60%
Indikasi Pemberian PP INH :
Pengobatan pencegahan diberikan kepada anak
dengan kontak TB namun anak terbukti tidak
sakit TB dengan kriteria berikut :
• Anak kurang dari 5 tahun
• Anak diatas 5 tahun dengan HIV positif
• Jika kasus indeks sensitif OAT, digunakan
Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid (PP INH)
• Dosis PP INH 10 mg/kg BB (maks 300 mg/hari).
PP INH • Obat dikonsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada
waktu yang sama dan saat perut kosong.

• Pada pasien dengan gizi buruk dan infeksi HIV,


diberikan Vitamin B6 10 mg untuk dosis INH ≤200
mg/hari

• Lama pemberian 6 bulan (1 bulan = 28 hari


pengobatan).
• Obat tetap diberikan sampai 6 bulan, walaupun
kasus indeks meninggal atau BTA kasus indeks
sudah menjadi negatif.
• Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan BB setiap
bulan.
Pemantauan dan evaluasi

1. Keteraturan minum obat


2. Efek samping
3. Evaluasi munculnya gejala TB
Efek Samping INH Penanganan

Gatal, kemerahan kulit/ruam Anti alergi

Mual, muntah, tidak nafsu makan INH diminum malam sebelum tidur

Ikterus tanpa penyebab lain Hentikan PP INH sampai ikterus menghilang

Baal, kesemutan Berikan dosis vitamin B6 sampai dengan


100mg
Evaluasi munculnya gejala TB

1. Pantau gejala: Lesu, nafsu makan kurang, demam menetap >2


minggu dan atau keringat malam, batuk menetap >3 minggu,
pembengkakan di leher, diare menetap > 2 minggu

2. Pantau Berat Badan (BB) sesuai grafik CDC WHO. Waspadai arah
garis pertumbuhan BB pada grafik (tidak ada kenaikan, ada
penurunan, atau naik tidak sesuai arah garis).

3. Periksa apakah ada pembesaran kelenjar getah bening di leher,


ketiak dan inguinal, serta gejala TB di organ lain.
Pengobatan Menyelesaikan pengobatan
lengkap pencegahan INH selama 6 bulan

Hasil Putus
berobat
Tidak minum obat INH selama 1
bulan secara berturut turut atau
akhir lebih

pemberia Gagal Dalam pengobatan PP INH menjadi


sakit TB
n PP
INH Meninggal meninggal sebelum menyelesaikan
PP INH selama 6 bulan dengan sebab
apapun
Pemberian PP INH pada anak terinfeksi HIV

• Anak yang terinfeksi HIV dan berkontak dengan pasien TB


aktif dewasa dan terbukti tidak sakit TB, mendapat PP INH 10
mg/kgBB selama minimal 6 bulan.
• Di daerah dengan prevalensi TB tinggi seperti Indonesia,
anak terinfeksi HIV berusia lebih dari 12 bulan yang tidak
mempunyai gejala TB dan tidak berkontak dengan pasien TB
diberikan PP INH 10 mg/kgBB selama 6 bulan .
VAKSINASI BCG
• Diberikan pada umur 0 – 3 bulan
• Intracutan
• Skar BCG berhubungan dengan efektifvitas BCG?
• TIDAK DIBERIKAN PADA ANAK DENGAN HIV (+)
• Pemberian vaksin BCG terlambat:
• Mantoux test
• Bila MT (pos): BCG tidak perlu diberikan
• Bila MT (neg): BCG diberikan
EFIKASI VAKSINASI BCG

• Efek protektif bervariasi di berbagai negara:


• Bervariasi dari 70 – 80% sampai 0%
• Mencegah TB berat (TB milier dan meningitis TB) pada bayi dan anak
• Berefek selama 10-15 tahun

• Tidak efektif untuk mencegah infeksi post primer dan sakit TB di masa
dewasa
IPK TB PADA ODHA TERMASUK PADA POPULASI KUNCI HIV
DAN MEMASTIKAN PENGOBATAN TB YANG BERKUALITAS
Sasaran IPK- TB (2) :

• ODHA Pengobatan
Skrining gejala Diagnosis Memastikan
• Populasi Kunci HIV Suspek TB pengobatan TB
(penasun dan
pasangannya, WPS,
TB yang
waria, LSL, dan WBP) berkualitas

Peran : Petugas Kesehatan, Kader, LSM, Stakeholder terkait


MEMPERLUAS PP INH DI FASKES YANG MEMBERIKAN LAYANAN HIV
Prinsip pengobatan
pencegahan dengan INH
(PP INH) : Paduan Pengobatan
 Mencegah ODHA menderita
sakit TB. Isoniazid (INH) Vitamin B6
 Tujuan pemberian adalah  dosis 300 mg 25mg setiap hari
untuk menurunkan beban
TB pada ODHA  setiap hari atau
 Sasaran semua ODHA yang 50mg 2 hari sekali
 selama 6 bulan
berkunjung ke fasyankes
 Total 180 dosis.

Target Indikator
Nasional (RAN) 2016 2017

Persentase ODHA
baru yang
20% 30%
mendapat PPINH
PEMANTAUAN PENGOBATAN
Skrining ODHA yang akan diberikan PP INH
Tujuan :
 Memastikan pasien
ODHA yang memenuhi indikasi
meminum obat secara
teratur 1. Registrasi pemberian PP INH
 Mengetahui efek samping 2. Berikan konseling INH, KIE TB, efek samping obat
secara dini. 3. Berikan INH 300 mg and vitamin B6 25mg atau 50 mg**

Buat jadwal kunjungan berikutnya


Pemantauan Pemberian PP
INH dilakukan: Bila pasien tidak datang pada kunjungan
1. Selama pemberian PP berikutnya maka perlu dilakukan pelacakan
INH Yang harus dilakukan pada setiap kunjungan :
2. Setelah pemberian PP - Skrining gejala dan tanda TB, pantau efek samping INH
- Gunakan pendekatan 5M untuk diskusi dan konseling
INH setiap kunjungan - Berikan INH dan vitamin B6
selama 6 bulan - Buat jadual jadwal kunjungan berikutnya
pengobatan sampai 3 thn
Catat hasil rekapan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai