Anda di halaman 1dari 20

dr.

Dewi Misfala
PKM KEMBANG
TANJONG
Pengertian

Diabetes Mellitus atau kencing manis


adalah penyakit dimana kadar gula di dalam
darah tinggi karena tubuh tidak dapat
melepaskan atau menggunakan insulin.

Insulin adalah hormon yang dibuat oleh


penkreas, merupakan zat utama yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar
gula darah. Insulin menyebabkan gula berpindah
ke dalam sel tubuh sehingga bisa menghasilkan
energi atau disimpan sebagai cadangan energi.
Tanda dan Gejala
Gejala Klasik
1. Rasa haus berlebihan
2. Rasa lapar berlebihan
3. Sering kencing
4. Berat badan turun
drastis
Gejala Lain
1. Luka lambat sembuh
2. Mata kabur
3. Mudah lelah
Faktor Risiko

Melahirkan lebih dari 4 kg Dislipidemia Usia > 40 tahun Keturunan

Diet tak sehat dan kurang aktivitas Kegemukan


Kebiasan yang dapat
menyebabkan Diabetes

Banyak Banyak Kurang tidur


makan minum
gorengan minuman
bersoda

Stress Merokok
Komplikasi
Kerusakan jantung

Kerusakan saraf

Kerusakan ginjal

Kerusakan dan kematian jaringan

Kerusakan pembuluh darah

Disfungsi seksual

Katarak dan kebutaan


Kriteria Diabetes

Menunjukkan gejala Diabetes Mellitus, dan


Kadar gula darah random/sewaktu (GDR) lebih dari
200 mg/dL
ATAU
Menunjukkan gejala Diabetes Mellitus, dan
Kadar gula darah puasa (GDP) lebih dari 126
mg/dL
ATAU
Kadar gula darah 2 jam pada tes toleransi glukosa
oral (TTGO)
(Konsensus lebih dari
pengendalian 200 mg/dL
dan pencegahan DM tipe 2, 2015)
5 Pilar Pengelolaan Diabetes

3 2
1

5 4
4 Cara Mudah Mencegah Diabetes
4 Cara Mudah Mencegah Diabetes
4 Cara Mudah Mencegah Diabetes

WARNING !
23 – 24,9 : Risiko obesitas
25 – 29,9 : Obesitas I
>30 : Obesitas II
4 Cara Mudah Mencegah Diabetes
HUBUNGAN TB DAN DM

 Gangguan fungsi imun pada diabetes mellitus


 DM → penurunan sistem imun seluler → penurunan limfosit T dan netrofil + peningkatan produksi TNF
α, IL- 1β serta IL-6
 Gangguan fungsi makrofag → ROS meningkat, kemotaksis dan fagositik menurun
 Infeksi oleh basil tuberkel → gangguan pada sitokin, makrofag-monosit dan populasi sel T CD4/CD8
 Glikosilasi non enzimatik → gangguan fungsi mukosilier dan neuropati otonom → abnormalitas tonus
basal jalan napas → reaktifitas bronkus dan bronkodilatasi

13
DERAJAT KEPARAHAN TB-DM & HASIL
PENGOBATAN

• DM → beban awal mikobakteri tinggi → waktu konversi sputum lebih lama →


tingkat kekambuhan
• Pasien TB-DM membutuhkan waktu lebih lama untuk konversi sputum → kecepatan
konversi tidak jauh berbeda, yaitu antara 2-3 bulan
• TB → DM : derajat keparahan penyakit yang lebih buruk, lesi paru lebih banyak,
dan perubahan paru yg lebih besar saat penyembuhan
• DM → TB : kadar gula yang lebih tinggi, kemungkinan besar untuk terjadi koma dan
mikroangiopati, gagal pengobatan dan kematian

14
PENATALAKSANAAN TB-DM

Interaksi OAT dengan OHO


• Rifampicin → inducer kuat enzim sitokrom P450 hepar → menurunkan
kadar sulfonilurea (gliklazid, gliburide, glipizide dan glimepirid) dan
biguanid

Monitoring kadar gula darah dan penyesuaian dosis OHO

15
PENATALAKSANAAN TB-DM

Interaksi OAT dengan OHO


• Isoniazid → neuropati perifer yang dapat memperburuk
atau menyerupai neuropati diabetik

Suplemen vitamin B6 atau piridoksin selama pengobatan


TB - DM

16
Prinsip pengobatan TB-DM
1. Pengobatan tepat
2. DM dengan kontrol glikemik buruk → dirawat
3. Insulin → kontrol gula darah
4. OHO → DM ringan
5. Keseimbangan glikemik → keberhasilan terapi OAT ( target GDP <
120 mg% dan HbA1c < 7% )
6. Monitoring ESO
7. Durasi OAT → kontrol diabetes dan respon pasien
8. Penanganan komorbid, dan malnutrisi
17
Penapisan TB pada penyandang DM di FKTP

 Penapisan TB pada penyandang DM di FKTP dilakukan dengan melaksanakan kedua langkah


berikut:
a. Wawancarauntuk mencari salah satu gejala/faktor risiko TB sbb:
I. Batuk, terutama batuk berdarah ≥2 minggu
II. Demam hilang-timbul, tidak tinggi (subfebris)
III. Keringat malam tanpa aktifitas
IV. Penurunan berat badan
V. TB ekstra paru a.l: pembesaran kel. Getah bening (KGB)
VI. Sesak, nyeri saat menarik nafas, atau rasa berat di satu sisi dada
b. Pemeriksaan foto toraks untuk mencari abnormalitas paru apapun
 Bila fasilitas tidak tersedia di FKTP, maka pasien dirujuk ke FKRTL atau Lab Radiologi
jejaring

Anda mungkin juga menyukai