Anda di halaman 1dari 36

Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 – 18 tahun

Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020


Soedjatmiko, Mei Neni Sitaresmi, Sri Rezeki S. Hadinegoro, Cissy B. Kartasasmita, Ismoedijanto, Kusnandi Rusmil, Syawitri P. Siregar,
Zakiuddin Munasir, Dwi Prasetyo, Gatot Irawan Sarosa
Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia

Ikatan Dokter Anak Indonesia secara periodik mengkaji rekomendasi jadwal imunisasi untuk menyesuaikan dengan berbagai
perkembangan yang terkait dengan jadwal imunisasi di Indonesia. Jadwal imunisasi 2020 ini bertujuan agar dapat digunakan oleh
anggota IDAI dalam memenuhi keinginan masyarakat mendapatkan vaksin yang lebih lengkap. Perubahan pada rekomendasi tahun
2020 adalah pada imunisasi Hepatitis B, IPV, BCG, DTP, Hib, Campak /MR/MMR, JE, Varicella, Hepatitis A dan Dengue. Jadwal
imunisasi lain tidak ada perubahan. Untuk memudahkan dalam melaksanakannya dilampirkan juga tabel jadwal imunisasi tahun 2020.
Untuk memahami dasar pertimbangan jadwal imunisasi dan perubahannya perlu mempelajari uraian di dalam artikel ini dan keterangan
dibawah tabel tersebut untuk diterapkan ke dalam layanan imunisasi. Sari Pediatri 2020;22(4):252-60

Kata kunci: imunisasi, jadwal, vaksin

Immunization Schedule for Children Aged 0 – 18 Years


Old Indonesian Pediatrics Society Recommendation 2020
Soedjatmiko, Mei Neni Sitaresmi, Sri Rezeki S. Hadinegoro, Cissy B. Kartasasmita, Ismoedijanto, Kusnandi Rusmil, Syawitri P. Siregar,
Zakiuddin Munasir, Dwi Prasetyo, Gatot Irawan Sarosa

Indonesia Pediatrics Society periodically reviewed the immunization schedule recommendation for adjusting to any finding in vaccine
studies, changing of policy or programs involved to the immunization schedule in Indonesia. The objective of the 2017
recommendation is to be used by IPS members in fulfilling public demand for more complete vaccines.The revision of immunization
schedule in the 2020 recommendation include in Hepatitis B, IPV, BCG, DTP, Hib, Measles /MR/MMR, JE, Varicella, Hepatitis A and
Dengue. A table of the 2020 immunization schedule is available in the end of this paper. It is recommended to read carefully this paper
for conceived the reasons of recommendation and the important notes bellow the tabel for the practical implementation in the
immunization services. Sari Pediatri 2020;22(4):252-60

Keyword: immunization, schedule, vaccine

Alamat korespondensi: Satgas Imunisasi IDAI. Gedung Ikatan Dokter Anak Indonesia Jalan Salemba 1 no. 5 Jakarta Pusat. Email:satgas.imunisasi@idai.or.id

252 Sari Pediatri, Vol. 22, No. 4, Desember 2020


Soedjatmiko dkk: Jadwal imunisasi anak umur 0 – 18 tahun Rekomendasi IDAI tahun 2020
bayi dengan berat lahir kurang dari 2000g, imunisasi

S
HB sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau
lebih. Hal ini karena sebagian bayi dengan berat lahir
kurang dari 2000g tidak dapat memberikan respons
atuan Tugas Imunisasi IDAI secara berkala imun seperti bayi cukup bulan dan berat lahir normal,

meninjau ulang jadwal imunisasi untuk anak


di Indonesia dengan mempertimbangkan Sari Pediatri, Vol. 22, No. 4, Desember 2020
perkembangan berbagai program imunisasi di
Indonesia dan rekomendasi WHO. Jadwal imunisasi tetapi mulai usia kronologis 1 bulan dapat
rekomendasi IDAI tahun 2020 ini memberikan respons imun adekuat.4
mempertimbangkan WHO position paper terbaru Di dalam jadwal imunisasi tahun 2020 imunisasi
untuk berbagai vaksin, Permenkes No. 12 tahun 2017 HB selain diberikan pada umur 2, 3 dan 4 bulan, juga
tentang penyelenggaraan imunisasi, dan kebijakan diberikan pada umur 18 bulan bersama DTwP atau
Kemenkes terkait program imunisasi global, antara DTaP sesuai dengan jadwal imunisasi HB di
lain, eradikasi Polio (Erapo), eliminasi Tetanus Permenkes No. 12 tahun 2017.5 Dengan tambahan
Neonatorum (ETN), pengendalian Campak Rubella, imunisasi HB pada umur 18 bulan diharapkan
pencegahan Pneumonia, pencegahan Kanker Leher menghasilan proteksi lebih tinggi pada usia sekolah
Rahim dan pencegahan Japanese Ensefalitis. Revisi dan remaja, karena di beberapa negara anak yang
ini juga memperhatikan vaksin yang tersedia di pernah mendapat imunisasi HB lengkap pada masa
Indonesia, keamanan dan imunogenitas vaksin, bayi seroproteksi rendah pada usia sekolah sampai
epidemiologi penyakit yang dapat dicegah dengan remaja. Di Alaska6 pada umur 4 – 13 tahun
imunisasi dan hasil uji klinik vaksin di Indonesia. seroprotektif 12,5 %, di Iran7 pada umur 6 – 18
tahun seroproteksi 44 %, di Jakarta8 umur 10–12
tahun seroproteksi 38%.
Hepatitis B
Di dalam jadwal imunisasi IDAI tahun 2017 imunisasi Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV)
Hepatitis B (HB) paling baik diberikan dalam waktu
12 jam setelah lahir, sedangkan di dalam jadwal Di dalam jadwal imunisasi 2017 IPV paling sedikit
imunisasi tahun 2020 sebaiknya diberikan segera harus diberikan 1 kali bersamaan dengan OPV3. Pada
setelah lahir pada semua bayi sebelum berumur 24 jadwal imunisasi 2020 bOPV atau IPV selanjutnya
jam. diberikan bersama DTwP atau DTaP, IPV minimal
diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun.

Dasar pertimbangan Dasar pertimbangan

Perubahan ini sesuai dengan rekomendasi WHO Perubahan ini memperhatikan hasil studi Fadliana
position paper on Hepatitis B Vaccines 2017 bahwa dan kawan-kawan di Bandung pada tahun 20189
imunisasi HB sebaiknya diberikan pada semua bayi dengan pemberian 1 kali IPV bersama OPV 4
sebelum berumur 24 jam. Bayi-bayi yang tidak menghasilkan perlindungan yang lebih rendah
mendapat vaksin HB pada waktu lahir berisiko terhadap polio serotipe 2, berbeda bermakna dari
terinfeksi 3.5 kali lebih besar dibandingkan dengan serotipe 1 dan 3 yang lebih tinggi. Dengan
bayi yang mendapat imunisasi waktu lahir.1,2 Apabila memberikan IPV lebih dari 1x bersama DTwP atau
dosis pertama diberikan 7 hari setelah lahir, bayi yang DTaP diharapkan memberikan perlindungan lebih
lahir dari ibu HBsAg (+) risiko infeksi meningkat 8,6 tinggi terhadap polio serotipe 2. Mengingat cakupan
kali dibandingkan dengan pemberian vaksin HB pada IPV di Indonesia masih sangat rendah, sedangkan
hari 1-3 setelah lahir. 1, 3 bOPV tidak mengandung polio serotipe 2 dan
Sesuai WHO position paper on Hepatitis B vaccine cVDPV2 masih ditemukan di beberapa negara,
2017 di dalam jadwal 2020 ditambahkan keterangan
dianjurkan memberikan IPV minimal 2 kali sebelum diberikan usia 2 bulan, sedangkan di jadwal imunisasi
berumur 1 tahun. 2020 sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau
sesegera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan.

Bacillus Calmette Guerine (BCG)


253
Di dalam jadwal imunisasi tahun 2017; BCG optimal
Soedjatmiko dkk: Jadwal imunisasi anak umur 0 – 18 tahun Rekomendasi IDAI tahun 2020
dalam jadwal 2020 diberikan pada umur 18 bulan
bersama DTwP atau DTaP.
Dasar pertimbangan
Dasar pertimbangan
Perubahan ini berdasarkan rekomendasi WHO
position paper BCG vaccine 2018 untuk negara dengan Jadwal ini sesuai dengan WHO position paper mengenai
kejadian tuberkulosis tinggi BCG diberikan pada bayi Hib tahun 2013 bahwa setelah imunisasi dasar Hib
segera setelah lahir. 10 Imunisasi BCG pada neonatus diberikan booster 1 kali sekurangnya-kurangnya 6 bulan
memberikan perlindungan 82 % terhadap setelah imunisasi dasar.16 Jadwal ini sesuai pula dengan
11
tuberkulosis paru (RR 0,18, IK 95%: 0,15-0,21) dan Permenkes No. 12 tahun 2017 booster Hib diberikan
menurunkan tuberkulosis berat sebanyak 90 %. 12 Bila pada usia 18 bulan di dalam vaksin pentavalen. 5
imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada waktu
lahir sebaiknya diberikan segera tidak ditunda sebelum
terpapar infeksi.10 Pneumokokus
Di dalam jadwal imunisasi 2017: vaksin PCV apabila
Difteri, Tetanus, Pertusis (DTP) diberikan pada usia 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali
dengan interval 2 bulan; dan pada usia lebih dari 1
Di dalam jadwal imunisasi 2017 booster DTP diberikan tahun diberikan 1 kali. Keduanya perlu booster pada
pada umur 5 tahun, sedangkan di jadwal imunisasi usia lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah
2020 pada umur 5 - 7 tahun, atau pada program BIAS dosis terakhir. Pada anak usia di atas 2 tahun PCV
kelas 1 sesuai dengan Permenkes No. 12 tahun 2017. diberikan cukup satu kali.
Di dalam jadwal imunisasi 2020 jika belum
Dasar pertimbangan pernah diberikan pada umur 7 - 12 bulan, berikan
PCV 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan dan booster
Perubahan ini mempertimbangkan WHO position setelah umur 12 bulan dengan jarak sedikitnya 2
paper on diphteria vaccine (2017)13 dan tetanus vaccine bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum pernah
(2017)14 yang merekomendasikan booster imunisasi diberikan pada umur 1- 2 tahun berikan PCV 2 kali
difteri dan tetanus toksoid pada umur 4-7 tahun. dengan jarak 2 bulan. Jika belum pernah diberikan
Jadwal imunisasi 2020 juga mempertimbangkan WHO pada umur 2 - 5 tahun PCV10 diberikan 2 kali
position paper on pertusis (2015)15 yang menyatakan dengan jarak minimal 2 bulan, PCV13 diberikan 1
bahwa perlindungan terhadap pertusis dengan vaksin kali. Pada Program Demonstrasi Imunisasi
aseluler akan menurun sebelum berumur 6 tahun Pneumokokus Konjugasi Kementerian Kesehatan
maka diperlukan booster sebelum berumur 6 tahun, PCV diberikan pada umur 2 bulan, 3 bulan, dan 12
maka booster DTP diberikan pada umur 5 – 7 tahun. bulan.
Booster pada umur 18 bulan dan 10 -18 tahun tidak
berubah. Dasar pertimbangan

Perubahan tersebut di atas berdasarkan WHO position


Haemophilus Influenzae B (Hib) paper pneumokokus (2019)17 dan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. HK.01.07/
Di dalam jadwal imunisasi tahun 2017 booster Hib Menkes/199/2017 Pelaksanaan Demonstrasi
diberikan pada umur 15 – 18 bulan, sedangkan di Pemberian Imunisasi Pneumokokus Konyugasi di
Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok menghasilkan tingkat seropositif tinggi (konsentrasi
Timur.18 Program Kemenkes tersebut memberikan antibodi >0,35 g/ml) pada sebagian besar serotipe.17
PCV pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan sesuai Dengan dosis 3p+1 tingkat seropositive lebih
dengan WHO position paper mengenai pneumokokus tinggi untuk serotipe 6B dan 23F.19 Uji klinik dengan
(2019) yang melaporkan meta analisis dan kajian randomisasi pada 400 bayi cukup bulan di Belanda
sistematik 5 uji klinik dengan randomisasi bahwa 2010-2011 yang memberikan PCV13 dengan jadwal
pemberian PCV dengan dosis primer 2 atau 3 kali

254 Sari Pediatri, Vol. 22, No. 4, Desember 2020


Soedjatmiko dkk: Jadwal imunisasi anak umur 0 – 18 tahun Rekomendasi IDAI tahun 2020
demikian, kajian sistematik dan meta analisis yang
dilakukan oleh Koch dkk22
berbeda, yaitu 2-4-6 bulan, 3-5 bulan, 2-3-4 bulan mendapatkan hasil risiko relatif terjadinya intususepsi
atau 2-4 bulan, kemudian diberikan booster pada umur lebih besar bila rotavirus dosis pertama diberikan
11,5 bulan, titer antibodi 1 bulan setelah booster tidak setelah usia 3 bulan; RR terjadinya intususepsi sebesar
berbeda bermakna secara statistik pada keempat 1,7 (95% IK 1,1-2,7) bila dosis pertama diberikan <3
jadwal tersebut. Namun jadwal 2-4-6 bulan ditambah bulan dan 5,6 (95% IK 4,3-7,2) bila diberikan >3
1 bulan. Beberapa penelitian tentang insiden intususepsi
booster (3p+1) cenderung menghasilkan respons imun sebelum dan sesudah pemberian vaksin rotavirus
lebih baik untuk serotipe 18C, 23 F, 6B, 3, 9, dan 1.20 menunjukkan prevalensi intususepsi meningkat
Serotipe tersebut banyak ditemukan di Indonesia. dengan bertambahnya usia. Penelitian di UK,
menunjukan setelah implementasi vaksin rotavirus
dalam program
Rotavirus
Di dalam jadwal imunisasi 2020 vaksin rotavirus
Sari Pediatri, Vol. 22, No. 4, Desember 2020
monovalen (RV1) diberikan 2 dosis, dosis pertama
nasional dengan jadwal pemberian 8 dan 12 minggu,
diberikan mulai usia 6-12 minggu, dosis kedua
annual hospital admission kasus intususepsi pada usia
diberikan dengan interval minimal 4 minggu dan
8-12 minggu sebesar 46/100.000 meningkat menjadi
dosis kedua diberikan paling lambat 24 minggu.
70/100.000 pd usia 13-16 minggu dan 152/100.000
Vaksin rotavirus pentavalen (RV5) diberikan dalam 3
pada usia 17-24 minggu.23 Sementara penelitian di
dosis. Dosis pertama diberikan pada umur 6-12
Korea mendapatkan insiden intususepsi setelah
minggu. Dosis kedua dan ketiga diberikan dengan
period vaksinasi (2009-2015) sebesar 42/100.000
interval 4 -10 minggu. Dosis ketiga paling lambat
pada usia 6-14 minggu, 157/100.00 pada usia 15-24
diberikan pada umur 32 minggu.
minggu dan 243/100.00 pada usia 25 -34 minggu.24
Oleh karena itu, sebaiknya pemberian vaksin
Dasar pertimbangan
rotavirus diberikan sebelum 12-14 minggu untuk
mengurangi risiko terjadinya intususepsi.
Kajian sistematik dan meta analisis untuk menilai
Vaksin rotavirus monovalen (RV1) diberikan
hubungan antara vaksin rotavirus dengan risiko
21 secara oral dalam 2 dosis. Dosis pertama pada umur
kejadian intususepsi di neonatus dan bayi oleh Lu
>6 minggu, dosis kedua diberikan dengan interval
(2019) di 33 negara dari 4 benua dengan melibatkan
minimal 4 minggu dan diselesaikan paling lambat 24
25 uji klinis dengan 200.594 subjek (104.647
minggu.25 Vaksin rotavirus pentavalen (RV5)
menerima RV dan 95.947 plasebo) menyimpulkan
diberikan secara oral dalam 3 dosis, dosis pertama
tidak ada hubungan antara intususepsi dengan
pada umur 6-12 minggu, interval antar dosis 4-10
pemberian vaksin rotavirus. Risiko relatif intususepsi
minggu, dan dosis ketiga diselesaikan maksimal pada
1 bulan setelah pemberian vaksin sebesar 1,14 (95%
umur 32 minggu.26
IK 0,49-2,64), sesudah 1 tahun sebesar 0,84 (95% IK
0,53-1,32), dan dalam 2 tahun setelah vaksinasi
sebesar 0,91 (95% IK 0,55-1,52). Meskipun
Influenza
Di dalam jadwal imunisasi tahun 2017 imunisasi Di dalam jadwal imunisasi tahun 2017 pada umur 9
influenza diberikan pada usia lebih dari 6 bulan, bulan diberikan imunisasi campak, sedangkan di
sedangkan di dalam jadwal tahun 2020 diberikan dalam jadwal 2020 diberikan campak rubella (MR).
mulai umur 6 bulan.
Dasar pertimbangan
Dasar pertimbangan
Perubahan ini sesuai dengan WHO position paper 255
Jadwal ini sesuai dengan WHO position paper vaccine
against influenza (2012)25 bahwa imunisasi influenza
diberikan mulai umur 6 bulan karena tingginya
kejadian influenza berat pada umur 6-23 bulan
kemudian 2-5 tahun.

Campak dan Rubella


Soedjatmiko dkk: Jadwal imunisasi anak umur 0 – 18 tahun Rekomendasi IDAI tahun 2020
Bali30 dan WHO position paper mengenai JE (2015)
bahwa imunisasi JE diberikan mulai umur 9 bulan.31
Rubella vaccine (2011)26 dan Keputusan Menteri Imunisasi JE direkomendasikan untuk di daerah
Kesehatan No. HK 01.07/Menkes/45/2017 tanggal endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis.
31 Januari 2017, tentang introduksi imunisasi campak Surveilans JE di Indonesia tahun 2016 ada 9 provinsi
rubella di Indonesia pada umur 9 bulan.27 Bila sampai melaporkan kasus JE: Bali, Kalimantan Barat,
umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta,
diberikan MMR. DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat,
Karena dapat terjadi kegagalan imunisasi primer dan Kepulauan Riau, dengan kasus JE terbanyak di
campak pada 10%-15% anak,28 maka harus diberikan provinsi Bali.32
vaksin campak ke 2 (bersama rubella) pada umur 15 –
18 bulan.28, Selanjutnya, imunisasi MR (atau MMR)
diberikan pada umur 5 – 7 tahun 28 atau pada kelas 1 Varisela
SD dalam program BIAS 27
Jadwal ini juga sesuai dengan WHO position paper Di dalam jadwal imunisasi tahun 2017 imunisasi
mengenai vaksin mumps 200729 yang menganjurkan varisela diberikan setelah usia 12 bulan, terbaik pada
pemberian vaksin mumps 2 dosis (bersama campak usia sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan
dan rubella) mulai umur 12 – 18 bulan. Dosis kedua pada usia lebih dari 13 tahun perlu 2 dosis dengan
diberikan pada usia masuk sekolah (school entry) sekitar interval minimum 4 minggu.
umur 6 tahun. untuk memberikan perlindungan Di dalam jadwal imunisasi tahun 2020 imunisai
jangka panjang 29 varisela diberikan mulai umur 12 – 18 bulan. Pada
umur 1 – 12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6
minggu sampai 3 bulan. Pada umur 13 tahun atau
Japanese Ensefalitis (JE) lebih diberikan 2 dosis dengan interval 4 sampai 6
minggu.
Di dalam jadwal imunisasi tahun 2017 imunisasi JE
diberikan mulai umur 12 bulan, sedangkan di dalam Dasar pertimbangan
jadwal 2020 mulai umur 9 bulan.
Perubahan ini sesuai dengan rekomendasi WHO
Dasar pertimbangan position paper tentang varisela (2014) untuk
menurunkan kasus varisela dan mencegah terjadinya
Perubahan ini sesuai dengan Keputusan Menteri kejadian luar biasa.33 Meta analisis tentang efikasi
Kesehatan RI No. 01.07/Menkes/117/2017 tentang vaksin varisela menyimpulkan dosis tunggal cukup
pelaksanaan kampanye dan introduksi imunisasi JE di efektif dalam mencegah varisela dengan efikasi 81%,
sedangkan 2 dosis meningkatkan efikasi menjadi hepatitis A (2012)36 dan beberapa penelitian lain.37
92%.34 Beberapa penelitian lainjuga menganjurkan
pemberian 2 dosis.35
Dengue
Di dalam keterangan jadwal imunisasi 2017 tertulis
Hepatitis A
imunisasi dengue diberikan pada usia 9-16 tahun
Di dalam keterangan jadwal imunisasi tahun 2017 dengan jadwal 0,6,12 bulan. Di dalam jadwal 2020
imunisasi Hepatitis A diberikan mulai umur 2 tahun, ditambahkan prasyarat : diberikan pada anak umur 9
2x dengan interval 6 – 12 bulan, sedangkan di dalam – 16 tahun yang pernah dirawat dengan diagnosis
jadwal 2020 diberikan mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 dengue dan dikonfirmasi dengan deteksi antigen
diberikan setelah 6 bulan sampai 18 bulan kemudian. (rapid dengue test NS-1 atau PCR ELISA), atau IgM
anti dengue. Bila tidak ada konfirmasi tersebut
Dasar pertimbangan

Jadwal ini sesuai dengan WHO position paper tentang

256 Sari Pediatri, Vol. 22, No. 4, Desember 2020


Soedjatmiko dkk: Jadwal imunisasi anak umur 0 – 18 tahun Rekomendasi IDAI tahun 2020

dilakukan pemeriksaan serologi IgG anti dengue Human Papiloma Virus (HPV)
untuk membuktikan apakah pernah terinfeksi
dengue. Di dalam jadwal imunisai tahun 2017 imunisasi HPV
diberikan mulai usia 10 tahun. Di dalam jadwal 2020
Dasar pertimbangan diberikan pada anak perempuan umur 9 – 14 tahun 2
kali dengan jarak 6 – 15 bulan (atau pada program
Hal ini sesuai dengan WHO position paper dengue vaccine BIAS kelas 5 dan 6). Umur 15 tahun atau lebih
(2018)38 berdasarkan penelitian di beberapa negara diberikan 3 kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan (vaksin
termasuk Indonesia bahwa efikasi vaksin dengue bivalen) atau 0, 2, 6 bulan (vaksin quadrivalen).
lebih tinggi bila imunisasi dilakukan pada umur 9 –
16 tahun (65,6%) dibandingkan umur 2 – 8 tahun Dasar pertimbangan
(44,6%).39 Di Indonesia, efikasi imunisasi dengue
pada umur 9 tahun atau lebih dapat mencegah Jadwal ini sesuai dengan Keputusan Menteri
menderita dengue berat 93,2 %,39 Kesehatan RI No. 01.07/Menkes/194/2017 tentang
WHO position paper dengue vaccine 2018 Pelaksanaan Demonstrasi Pemberian Imunisasi HPV
di Surabaya, Manado, dan Makasar,41 serta WHO
menganjurkan dilakukan skrining pra vaksinasi karena
imunisasi dengue pada anak umur 9 -16 tahun dengan position paper mengenai HPV (2017).42 Imunogenisitas
seronegatif rasio hazard (HR) kemungkinan dirawat vaksin HPV dengan 2 dosis (0, 6 bulan atau 0, 12
di rumah sakit akibat infeksi dengue lebih besar, yaitu bulan) pada perempuan umur 9 – 14 tahun setara
1,41 dan kemungkinan menderita dengue berat lebih dengan 3 dosis (0, 1-2, 6 bulan) pada perempuan
besar, yaitu sebesar 2,44.38,40 Sebaliknya, imunisasi berumur 15 – 24 dan 26 tahun.43,44
dengue pada anak seropositif rasio hazard (HR) untuk
dirawat di rumah sakit akibat infeksi dengue lebih
kecil, yaitu 0,21 dan kemungkinan menderita dengue Sari Pediatri, Vol. 22, No. 4, Desember 2020
berat juga lebih kecil, yaitu 0,16.38,40 Penutup
immunization for newborn infants of hepatitis B surface
Untuk imunisasi dasar yang harus diberikan beberapa antigen-positive mothers. Cochrane Database of Systematic
Reviews 2006;(2):CD004790.
kali (imunisasi serial) maka interval tidak boleh lebih
3. World Health Organization. Summary of findings per outcome
cepat 5 hari atau lebih dari interval minimum, atau of timing of the first dose of recombinant DNA HBV
umurnya lebih muda dari umur minimal yang vaccines. SAGE Meeting – October 2017. Diunduh 4 Mei
direkomendasikan karena akan menghasilkan respons 2020. Didapat dari: http://www.who.int/immunization/
imun sub optimal. Bila hal itu terjadi maka imunisasi sage/meetings/2016 /october/SAGE_yellow_book_october_2016.
pdf ?ua=1.
perlu diulang dengan interval atau pada umur minimal
4. American Academy of Pediatrics. American Academy of
yang direkomendasikan.45 Toleransi masa tenggang Pediatrics Committee on Infectious Diseases. HBV
(grace periode) maksimal 4 hari dari interval yang vaccination among low birth weight children (LBW).
dianjurkan, atau maksimal 4 hari dari umur minimal Diunduh 4 Mei 2020. Didapat dari:
yang direkomendasikan. Kalau interval imunisasi http://www.who.int/immunization/sage/
meetings/2016/october/4_Systematic_review_of_safety_efficacy_
lebih lama dari yang direkomendasikan berisiko
hep_b.pdf ?ua=1
terjadi infeksi sebelum diberikan dosis lengkap sesuai 5. Kementerian Kesehatan RI. Penyelenggaraan Imunisasi.
rekomendasi.45 Namun, imunisasi terlambat tidak Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 12 tahun 2017.
perlu pengulangan atau penambahan dosis karena Jakarta: Kemenkes RI; 2017.
tidak akan mengurangi konsentrasi antibodi final 6. Petersen KM, Bulkow LR, McMahon B, Zanis C, Getty M,
Peters H, Parkinson AJ. Duration of Hepatitis B Immunity
setelah diberikan dosis lengkap sesuai rekomendasi.45
in Low Risk Children Receiving Hepatitis B Vaccinations
from Birth. Pediatr Infect Dis J 2004;23:650-5.
7. Azarkar Z, Ebrahimzadeh A, Sharifzadeh G, dkk. Persistence
Daftar pustaka of immunity to hepatitis B vaccine as in fants, 17 years
earlier. Caspian J Intern Med 2018;9:184-8.
1. World Health Organization. Hepatitis B vaccines: WHO
position paper-July 2017. Wkly Epidemiol Rec 2017;27:389-
90.
257
2. Lee C, Gong Y, Broke J, Boxall EH, Gluud C. Hepatitis B
Soedjatmiko dkk: Jadwal imunisasi anak umur 0 – 18 tahun Rekomendasi IDAI tahun 2020
World Health Organization. Haemophilus influenzae type b
(Hib) Vaccination. WHO position paper September 2013. Wkly
8. Suraiyah, Oswari H, Poesponegoro HD. Proporsi seroproteksi Epidemiol Rec 2013;39:413–28.
Hepatitis B pada usia 10-12 tahun dengan riwayat imunisasi 17. World Health Organization. Pneumococcal conjugate vaccines
dasar Hepatitis B lengkap pada dua sekolah dasar di Jakarta. in infants and children under 5 years of age: WHO position
Sari Pediatri 2008;9:423-8. paper - February 2019. Wkly Epidemiol Rec 2019;8:85-104.
9. Fadlyana E, Dhamayanti M, Tarigan R, Mulia Sari R, Bachtiar 18. Kementerian Kesehatan RI. Pelaksanaan demonstrasi
NS, Kartasasmita CB, Rusmil K. Immunogenicity and safety pemberian imunisasi pneumokokus konyugasi di Kabupaten
profile of a primary dose of bivalent oral polio vaccine given Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur. Keputusan
simultaneously with DTwP-Hb-Hib and inactivated Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. HK.01.07/
poliovirus vaccine at the 4th visit in Indonesian infants. Menkes/199/2017. Jakarta: Kemenkes RI; 2017.
Vaccine 2020;38:1962-7. 19. Scotta P, Rutjesa AWS, Bermetza L, dkk. Comparing
10. World Health Organization. BCG vaccines: WHO position pneumococcal conjugate vaccine schedules based on 3 and 2
paper - February 2018. Wkly Epidemiol Rec 2018;8:73–96. 11. primary doses: Systematic review and meta-analysis. Vaccine
Abubakar I, Pimpin L, Ariti C, Beynon R, Mangtani P, Sterne JA. 2011:9711–21
Systematic review and metaanalysis of the current evidence on 20. Spijkerman J, Veenhoven RH, Alienke J, dkk. Immunogenicity
the duration of protection by bacillus Calmette–Guérin of 13-valent Pneumococcal conjugate vaccine administered
vaccination against tuberculo¬sis. Health Technol Assess according to 4 different primary immunization schedules in
2013;17:1-372. infants: a randomized clinical trial. JAMA 2013;310:930-7.
12. Mangtani P, Abubakar I, Ariti C, Beynon R, Pimpin L, Fine 21. Lu HL, Ding Y, Goyal H, Xu HG. Association between
PE. Protection by BCG vaccine against tuberculosis: A rotavirus vaccination and risk of intussusception among
systematic review of randomized controlled trials. Clin Infect neonates and infants: a systematic review and meta-analysis.
Dis 2014;58:470–80. JAMA Netw open. 2019;2:e1912458.
13. World Health Organization. Diphtheria vaccine: WHO 22. Koch J, Harder T, von Kries R, Wichmann O. The risk of
position paper - August 2017. Wkly Epidemiol Rec intussusception after rotavirus vaccination—a systematic
2017;31:425-34. literature review and meta-analysis. Dtsch Arztebl Int 2017;
14. World Health Organization. Tetanus vaccines: WHO position 114:255–62.
paper - February 2017. Wkly Epidemiol Rec 2017;6:53–76. 15. 23. McGeoch LJ, Finn A, Marlow RD. Impact of rotavirus
World Health Organization. Pertussis vaccines: WHO position vaccination on intussusception hospital admissions in
paper - August 2015. Wkly Epidemiol Rec 2015;35:433–60. 16. England,
Vaccine 2020;38:5618–26. 35. 35. World Health Organization. Varicella and herpes zoster
24. Cho H-K, Hwang SH, Nam HN, dkk. Incidence of vaccines: WHO position paper, June 2014. Wkly Epidemiol
intussusception before and after the introduction of Rec. 2014;89(25):265–87.
rotavirus vaccine in Korea. PLoS ONE 2020;15:e0238185. 36. Marin M, Marti M, Kambhampati A, Jeram SM, Seward JF.
25. GlaxoSmithKline. Biologicals G, Drug IN. WHO package Global varicella vaccine effectiveness: a meta-analysis review
insert Rotarix. Biologicals 2006;1–136. article pediatrics. Diakses pada 28 November 2020. Didapat
26. Merck Sharp & Dohme. RotaTeq. Guidelines for Rotavirus dari: www.aappublications.org/news.
Vaccines. 2008 37. Zhu S, Zeng F, Xia L, He H, Zhang J. Incidence rate of
27. World Health Organization. Vaccines against influenza: WHO breakthrough varicella observed in healthy children after 1
position paper-November 2012. Wkly Epidemiol Rec or 2 doses of varicella vaccine: Results from a meta-analysis.
2012;47:461–76. Am J Infect Control 2018;46:e1–7.
28. World Health Organization. Rubella vaccines: WHO position 38. World Health Organization. Position paper: Hepatitis A. Wkly
paper-2011. Wkly Epidemiol Rec 2011;29:301–16. 29. Menteri Epidemiol Rec. 2012;87:261–76.
Kesehatan RI. Pelaksanaan kampanye dan introduksi imunisasi 39. Jefferies M, Rauff B, Rashid H, Lam T, Rafiq S. Update on
Measles dan Rubella di Indonesia. Keputusan Menteri global epidemiology of viral hepatitis and preventive
Keseahatan no HK 01.07/Menkes/45/2017; 31 Januari 2017. strategies. World J Clin Cases 2018;6:589-99.
Jakarta: Kemkes RI; 2017. 40. World Health Organization. Dengue vaccine: WHO position
30. World Health Organization. Measles vaccines: WHO position paper – September 2018. Wkly Epidemiol Rec
paper – April 2017. Wkly Epidemiol Rec 2017;17:205–28. 31. 2018;36:457–76.
World Health Organization. Mumps virus vaccines. Wkly 41. Hadinegoro SR, Arredondo-García JL, Capeding MR, dkk.
Epidemiol Rec 2007;7:49–60. Efficacy and long-term safety of a dengue vaccine in regions
32. Menteri Kesehatan RI. Pelaksanaan kampanye dan introduksi of endemic disease. N Engl J Med. 2015;373:1195–206.
imunisasi JE. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 01.07/ 42. Sridhar S, Luedtke A, Langevin E, dkk. Impact of dengue
Menkes /117/2017; 8 Maret 2017. Jakarta: Kemkes RI; 2017. serostatus on dengue vaccine safety and efficacy. N Engl J
33. World Health Organization. WHO position paper : Japanese Med 2018;379:327–40.
Encephalitis. Wkly Epidemiol Rec 2015;9:69–88. 43. Menteri Kesehatan RI. Pelaksanaan demonstrasi pemberian
34. Garjito TA, Widiarti, Anggraeni YM, Aditama TY. Japanese imunisasi HPV di Surabaya, Manado dan Makasar.
Encephalitis in Indonesia: an update on epidemiology and Keputusan
transmission ecology. Acta Tropica 2018;187. doi:10.1016/j.
actatropica.2018.08.017.

258 Sari Pediatri, Vol. 22, No. 4, Desember 2020


Soedjatmiko dkk: Jadwal imunisasi anak umur 0 – 18 tahun Rekomendasi IDAI tahun 2020

Menteri Kesehatan no HK 01.07/Menkes/194/2017; 11


April 2017. Jakarta: Kemenkes RI; 2017.
44. World Health Organization. Human papillomavirus vaccines:
WHO position paper - May 2017. Wkly Epidemiol Rec
2017; 19:241–68.
45. Romanowski B, Schwarz TF, Ferguson L, Peters K, Dionne
M, Behre U. Sustained immunogenicity of the HPV-16/18
AS04-adjuvanted vaccine administered as a two-dose
schedule in adolescent girls: Five-year clinical data and
modeling predictions from a randomized study. Hum Vaccin
47. Advisory Committee on Immunization Practices. Timing and
spacing of immunobiologics. General best practice
guidelines for immunization. Diunduh 4 Mei 2020. Didapat
dari: https://
www.cdc.gov/vaccines/hcp/acip-recs/general-recs/timing.html.

Sari Pediatri, Vol. 22, No. 4, Desember 2020


Immunother 2016;12:20–9.
46. Puthanakit T, Huang LM, Chiu CH, Tang RB, Schwarz TF,
Esposito S. Randomized open trial comparing 2-dose
regimens of the Human Papillomavirus 16/18
AS04-Adjuvanted vaccine in girls aged 9–14 years versus a 259
3-dose regimen in women aged 15-25 years. J Infect Dis
2016;21:525–36.
Soedjatmiko dkk: Jadwal imunisasi anak umur 0 – 18 tahun Rekomendasi IDAI tahun 2020
m

0
a
1 a
a
a
a
a
9 a
g
v
l
m
e
t
t
r
8 u

p
k
r
m
7 5 l
n
g
l

6 g
i
i
i
u
a
a
5 a
e
a
r
e
a
r
3 e

t
n
n 4
l
n
a 2
l n
t
u a
b
8 5 4 4 4 )
B e
1 d
i
r
v
i
e
)

e
n a
b

u 5 4

1
h
i
n
a f
2
1
d
t 1 ,
e
8 p

1-

r
i
i
k
u b
5

m
m
b
i
U m

ka
t
n a
0 20 9

R
6 3
p

s
2
1
i
n e

1
u
5
d
k
ha

)I
4 4 3 3 3 2

A
n
i
n
a
DI n
3 3 2 2 2 n
(
6
s
a a

is k
i
e
2 2 1 1 1 1

o
1 0 i
k
l i
l
d M
a


k
s
n r 1 a
i
I 1 y
J
h
ka
a

i B o G P b V
a
i i l
s C T C
l o
s
a H
B D P
i o
s l
t a
i P a
i
n
r n 8 p
n t s
e
u u 1 a
u a

h d
m p
m
a T
6 I e
U
T
1 / H

a
d i
5 a
T n
r
1
a
.

4
l
l
1
)
t
a
u
n a
2
u g
n 6
1 k
h
h a
u n
n p
u
a
s
a
k
a
n
i
d a t
a i m
a a k
i - g
v 2
i
g
n a
a
n
g

i
e
k
n s
D
k I
e
a n
w d m
i g
j
b l
i g
s 1
r a
k r
i t
i

u
n

m
k
s
S p
v u a
t h
e s
a a
e n
r
/
r k i
g
V
l 6
l
a w
n u
i o
u a
n
, .
n m
V .
d a
2 u
k
a
e
(

2
u
n
r
e

u
A
t
d
r
e
a
m g
u a
a
l

h
s
n
r
e
l
t
p
u
2
e
y
b
a
s
1
I
a 1
1
a

k
e
n
a
n

g
v
b
e
b

n
k
o u
d
m
a
b
C
C
, d
u
i
u
a
m a
M
j
i
y
i
n
B
i
l
a
r
e
a
o
i
g a
a
p

r
d
d

l
d
e
a
k
8
n
P
k
s
t
r
l a
n a
n b
P
d
g
u t
u m
e j
n n
n g
5 u

d
a
e
2

s
d

0 d
8

e
n
i
a
e
n
a
p
u
e
a
i
m i
n G
d ,
e l
a l
b o
1 s
u

I
i
D

a
(
g
a u
d a
3 2
p
m b
u n
d
b n
1
d a
t
.

s
d
t e
g j
o u
n u
g
n e

2
n n
3
h m
n
k
s e
h
a 1
a
a k
n
i s
6
e
k i
p

a i
u n
i o
u a
a b
n o
a b
o d h
n h n
a r
R e
b r
l 6
1 e
b
e l
a
. 1
m
r j
g
n u
u
a
a
a
i u
o a
e
n

k
n
.
a
g
i
t
a
k
g
g
a
r

d
d
i


a
-
n
u
r
3
u
m
d
p
l
b
e
u
2
t
a
r
n
u
d
u
n
g
k
k
h
t
6
t
-
d
b o
s
m
s
m
g
r
a
i
a

n
u
l
r
m

i
i
n
y
l
M

r
g
e

s
u
a
u i
n h
1 i
6
1 d
a
9 f
u
g b
n
n u
r a
o i
2
a b n
4 r
s
e i
m
e m
l
u a
b n
n 2
t a
a
g
i
g
a

r
t
e
g

r
t
2
t

r
a
u
a
t
e
l
e
t

a
.
m
a
e
s
1
d
i
u
h
u
n
u
d
d
p
m
m
-
u
- p
r 2 m
i
n u
n i u
m s
i o
r s
u u
u

i

n
6
b
e
n
2
o
n
d
n

u
a
k
i k
s k
r
l i
b u
i a
a p
h
i
t
s m
1
e
u s i
a 7 a
2 i a
e
.
d u
u e
t 5
m n
p h
n
r l
- o
a b

a
i
n

a
u
a
a

2
i
n
k

1
a
r
o

P
a

a
r
m
t
3
u
p
f
1
m
i
d a
a
d
a
m
d
l
r
s
g
i
a
d
p
1
s
l
1
n

d
k
l

i
u p
r 4
t
m a
m
M
n
u m
b a
N
e a
a
a p
o
- e
9
i 1
t
t a
d
e a
j
b e
d
a u
,
d e
k
g d
e
s a
r
p a
4
6 u
R
p
h
v
u
g
k
a
4

a
i
m
a
n
m
a
u
b
b a
R
d
S
a 2
n
k u
e
m
e g
P
p V
, b
i
a m
U g
n
r h
i r

t
e
l
n

0
n
a
t

B
e
a
r
p
m
g
n
s
a
i
n
s

o
l
u
a
a
i
b
n
s
i p
i h
a a

i
a n
. ,
d
n s
n
n
r
d
r
n
.
n
t

u
u
i
r
i a
i t
u e
r
a d
i
r l
t
n s
n
n h
u
g ,
a
. u
1
a
n
C a
a i
t a
a
M 2
t
u i
5
e
l
t l
i
a a
s
a
s t
k
a m
m
m
h
i
.
2 1
l
a
n
l
i
m
a
u
p
a
D
u

s
t
d
t
h
u
e
d
u
n u
n d n
l
t o i
P a
i n g
i a
v
l a
d d
u 1
r a
> d
u m
8
u a

t
g
d
u
r

n
6

.
n
u
a
a
D
,
u
n
b
m

k
a

9
o

b
a
M
a l
n –
r m
k
a

2
a
u
k
t
i

n
s
k d
l n
n 1
a t
r
l n
1 m
r a
u
k
a
g
n
m
r
k

n
b
.
n
i
n

a
C
.

l
g

a a
m n
i 3
l
u m
r r

p e
g b
i
I
u
k 2
a j
9 g
r 2
g
e p :
u a
e i
i m
b
p e
k u
u a
V i
i k
d r
e
m
)
a
r

u
u
g
J
a
i
a
)

M
P
u
n

5 i
i h
G a
e a
U e

u
R
2
n
k

e
r
r

a
a
d
-
l
b
.
b
k
i
e

a
o
p
k
d

u
6
r
p
l
l
e

n
s
n
k
k
.
k

i
U
u
i
e
u
r

b
k
k
P
s
n

y
)

m
e
e
a
e
e

) d
u
(
k J

i l
i e
i
i a
m n
i ,
(

r
d
a
D
g
a

i (
i l
o
n a
a :
u m
i a
d a
5
e
a l
b n
g
e d
r

9
t
E
o

n
i
b
b
u
d
a
b

r
s
e
:
V
t
a
a
o
b
a
r
i
r
u

s
r

a
2
n
u
b
n

v
.
u
:
s
j
H n
d
l
s
i
i
a
d
a

n
a

m
b
n
i a
u a
b m a
a a a
p n n
d s
u n t
e
a m a
e
s t k
s r
: u k
m u
n n
l a
g r
d n
a a
m i
d r
u i
i
e
: 8
h k
s s
i i
i n
p 2
a a
u v
V P

a
l
l
u
r

e
i
l
u
n
n
m
u
d
)

n d
l a
g
l h
b r
a a
a i
e s
e
a q
d
k v
b e
m
g
k 3
l S
a i
n (
b
l
v
i

g
a
i
i

C
1
k r
I
r b a
1 e a
u i i
a
o n
k a d
e p m
n s r
i 7
s i
r d
a i
e
o d u
p b i
r 0 e
o
m
u a
e ,
a p
-
n s
s R
e e
c m
n
v m
o p
B :
u o

a
b
m
l
1
i
-
i
i
A
m
i
e
n
r

r i
d k
t
m g d
t : e
l l n
n i
s o i
r A
u
i
d d
r U
:
1 m
l v
b
i d

k
p u
p a
e
b l
a
n
k m
r
(
k
o

u
i
m

n
s
:
U
a
p b
l
4
m
s
n n
:
n
l t
a
u p
e
b t
r
v M
u
a r
a k
t o
i
e t
M
e
s
r p
t e
i p
n R
g
d
e b
p
a U
g a
.
fl
a
l i
l
v
o
M
u
r n
v n
.
n
i
/
o
d
u

l
u
s f
g
z u
s u
a e
n g e
u g e
n i u
g n
k a a
a d o
g n 4
e a J
t p a
e a d
r n .
R a o
d u 6
p u i
n i i
n e d
a a a
r a n
l n
e n
n m
a e
M ,
a r
i 3
n b
n p
a
i
d

r n
n
v s
n s
M
n s
J
n s
s
n s
h
n s
t
n s
h
n s
.
n s
d
i s
l
a w
i
. g
a e
i i
i u
k
a k
i
a e
a
a e
m
a u
0
o
i
u
u
a
a
k

i
i
i
i
i
i
i
k
i
k
i
k
2 i
k
t
k
i s k
i k
k
l
k
n r
k
a r
k
,
n
n m
n
s R a
k p
d
k s
t m
p M
2 i
n a
b
b
r
b
b
d
t
r
a
j
2
V
m
V
d
V
2
V
d
M
V
e
V
s
V
V
V
(
a
V
d
d

a
a
a
a
a •
a •
a •
a •
a •
a •
i •
e •
i •
i
i

n
t
a
a
a
V

l
l
i
i
r
3
4
n
B

B
B
B
y
a

A
is

in
u

I
la

w
d

J
n

tk

ta
k

I
is

ke

R
)i

h
9

8
(

ir
a

h
9

2
n

a
lu
b
2

d.
s

)i
r

h
0

6
(

a
lu
b
2
r

it
r

a
r

s
i

:
r

o
l

k
a

a
r

c
il
bu
p/
d
i.
r

o
.
ia
di

/
/:

pt
t

h
(

D
I
e
t
is
be
w

da
p
s

a
i

d
t

pa
D

.
i
r
t

a
i

ir
a

k
t
i

br
e
t
i

a
l

e
t

a
lr
e

is
a

s
in
u

m
i

is
a

ke
R

)l

m
t

h.
ia
di
-

ka
n

-
is
a

s
i

m
i

-
la
w

a
j
/i
s

s
i

m
i/
ki

n
il
k/
s

e
l

c
it
r

a
s
i

a
r

D
r

m
i
r

a
l

a
ja

pa
k

e
l
n

a
i

d
i

n
i
ha
w

b
i

e
t

k
a

bi

d
u
lr
e

p
r

d
is
a

s
in
u

m
i
la
w

a
j
n

p
a

U
i

a
i

de
P
ir
a

S
u
l

ha
di

a
j
4

u
r

u
le
b

r
i

a
l
h

a
l

e
t

a
r

iy
a

da
p

ki
r

bi

d
a

ki
a

e
l

)B
H
(

s
i
t
it
a

pe
h

n
is
ka
V

s
i
t
it
a

pe
h

is
a

s
in
u

m
i

g0
0

ir
a

d
g

a
r

r
i

a
l

a
r

b
n

iy
a

yn

u
le
b

t
i

la

m
i

n
i

n
i

a
t
i

ki
t

p
H

s
i

m
i

ki
r

gu
b

b
n

fi
t
i

p
g

bi

i
la
u

hi
b

e
l
u

a
t

a
lu
b
1

u
r

u
t
i

d
a

ki
a

s
H

n
i

ki
r

b
a
r

,
fi
t
i

bi

i
r

r
i

a
l

.
r

m
i
r

p
s
i

ga
b

u
t
i

hi
d
ka
di
t

a
t

e
t

r
i

a
l
h

a
l

e
t

a
r

s
H
is
a

s
in
u

m
I

.
r
i

a
l
h

a
l

e
t

ir
a

h
7

a
la
d

la

m
is
ka

de
br
e

b
g

y
s

a
t
i

e
r
t

da
p

gI

H
(
B

s
i
t
it
a

pe
h
n
il
u

o
l

m
i
n

d
.

a
t

s
r

ki
r

bi

n
t

u
j

a
l

s
a

b
t

V
P

ki
r

a
t

k
s

a
t
i
li
s

a
f

d
r
i

a
l
a
li
ba
p

.
r
i

a
l
h

a
l

e
t

a
r

ki
r

bi

d
a

ki
a

:
)l

(
0

o
i
lo
p
n
i

ka
V


m
i

n
i

P
I

n
is
ka
V

a
t

s
r

P
I

a
t

P
O

b
n

ki
r

b
a

n
t

u
j

a
le
S

a
t

p
n

gn
u
jn
u

k
a

da
p
u

a
t

a
lu
p
.

D
u

a
t

s
r

a
t
1
r

u
r

u
le
b

il
a

k
2

ki
r

bi

u
r

b
a
li
B

a
lu
b
1

u
r

iy
a

u
le
b

n
ik
gn
u

a
r

a
t

r
i

a
l
h

a
l

e
t

a
r

ki
r

bi

d
a

ki
a

n
is
ka
V


u

m
i
t

a
li
B

ki
r

bi

d
t

pa
d

a
i

s
r

e
t

ka
di
t

n
i
l

kr
e

u
t

i
j

a
li
B

.
fi
t

ge
n

n
i
l

kr
e

u
t

i
j

a
li
b
n

ki
r

e
bi

hi
b

e
l
u

a
t

a
lu
b
.

s
is
o
l

kr
e

u
t

s
is
o

a
i

d
k

u
t

a
t

u
j

a
l
n

ki
r

a
li
d
a

a
t

n
i

da
p
t

o
l

is
ka
e
r

da
p

ki
r

bi

d
P

n
is
ka
V

a
t
a

n
is
k

u
r

n
i

a
lu
m

ki
r

bi

d
t

pa
d

n
is
ka
V


u

a
t

da
p

ki
r

bi

d
a

n
t

ki
r

b
r

e
t

a
lu
b
8

da
p

ki
r

bi

d
a

a
t

p
r

e
t

B
.

a
lu
b
6

a
t

a
lu
b
u

da
p
a

n
t

u
j

a
l

e
t

pa
d

a
t

n
is
k

ka
n

hi
b

e
l
u

a
t

a
t

a
l

k
S

A
I

a
r

da
p

a
t

a
.

a
t

a
it
e

n
a

ki
r

bi

d
d

e
t

a
l

k
S

A
I

a
r

p
a

da
p

a
t

a
t

260 Sari Pediatri, Vol. 22, No. 4, Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai