Anda di halaman 1dari 14

PENYELIDIKAN

EPIDEMIOLOGI KASUS
GIZI BURUK

Alur Pelacakan dan Penyelidikan Epidemiologi


Kasus Gizi Buruk

Edaran Menteri Kesehatan RI


Nomor 1209/Menkes/X/1998
Tanggal 19 Oktober 1998
Memperlakukan kasus kurang gizi berat
sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),
sehingga setiap kasus baru harus
dilaporkan dalam 1x24 jam.

Memperlakukan KLB

BUKAN

Menyatakan KLB

MEMPERLAKUKAN KASUS
GIZI BURUK SEBAGAI KLB
1.Pelaporan Kasus Gizi Buruk 1x24
Jam
2.Penanganan Kasus Gizi Buruk
(Rawat Inap atau Rawat Jalan)
3.Penyelidikan Lanjut (Pelacakan dan
Penyelidikan Kasus Gizi Buruk)

Edaran Menteri Kesehatan RI


Nomor 347/Menkes/IV/2008
Tanggal 10 April 2008
Dinyatakan sebagai KLB gizi buruk apabila
di wilayah Kabupaten/Kota:

Ada peningkatan jumlah balita dengan berat


dibawah garis merah (BGM) pada KMS sebanyak
50% atau jumlah balita gizi buruk meningkat 2
kali lipat pada 4 bulan sebelumnya.
Ada perubahan pola konsumsi makanan pokok
yang biasa dikonsumsi masyarakat, baik jenis,
jumlah maupun frekwensi makan.

Pemeriksaan Klinis, BB/PB, LiLA


di
Poskesdes/Pustu/Polindes/Puskesma
s

Anak dengan satu atau


lebih tanda berikut:
Terlihat Sangat kurus
Edema pada seluruh
tubuh
BB/PB atau BB/TB < -3
SD
LiLA < 11,5 cm (untuk
anak usia
6-59 bulan) dan salah
satu atau
lebih dari tanda-tanda
komplikasi medis
berikut:
anoreksia
pneumonia berat
anemia berat
dehidrasi berat
demam
sangat tinggi
Gizi buruk
penurunan kesadaran

Dengan
Komplika
si

Rawat Inap di
RS/Pusk RI/TFC

Anak dengan satu atau


lebih tanda berikut:
Terlihat sangat kurus
Edema minimal, pada
kedua punggung
tangan/ kaki
BB/PB atau BB/TB <3SD
LiLA <11,5 cm (untuk
anak
usia 6-59 bulan)
dan
Nafsu makan baik
Tanpa komplikasi medis

Anak dengan satu


atau lebih tanda
berikut:
Terlihat sangat kurus
BB/PB atau BB/TB <
- 3SD
LiLA <11,5 cm
(untuk
anak usia 6-59
bulan)
dan
Nafsu makan baik
Tanpa komplikasi
medis

Bila LiLA 11,5 cm


dan
< 12,5 cm (untuk
anak usia
6-59 bulan)
BB/TB < - 2 SD s.d
3 SD
tidak ada edema
dan
nafsu makan baik
klinis baik

Gizi buruk
Tanpa Komplikasi

Gizi
kurang

Rawat Jalan

PMT
Pemuliha
n

Pelaksanaan
2. Data yang dikumpulkan
a. Pengamatan dan pemeriksaan tanda klinis gizi buruk:
1)Marasmus
2)Kwashiorkor
3)Marasmik-kwashiorkor
b. Data status gizi Balita dengan pengukuran antropometri
1)Berat Badan (BB)
2)Panjang Badan atau Tinggi Badan (PB atau TB)
3)Umur
4)Lingkar Lengan Atas (LiLA)
c. Pengamatan Pola Konsumsi Pangan
1). Frekuensi makan, jenis makanan dan jumlah makanan.
2). Perubahan pola konsumsi pangan yang diamati adalah:
Berkurangnya frekuensi makan dari kebiasaan sehari-hari, misalnya
dari 3 atau 2 kali makan sehari menjadi 1 kali makan sehari.
Perubahan jenis makanan pokok dan lauk pauk dari biasa yang
dimakan menjadi makanan yang tidak lazin dimakan.
Berkurangnya jumlah makanan yang dimasak dan dimakan.
d. Pengamatan ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga dan pasar di
lingkungan

Pelaksanaan
2. Data lain yang dikumpulkan
1)Ketersediaan pangan
2)Sosial ekonomi keluarga dan masyarakat secara umum:
a) Tingkat pendidikan
b) Pekerjaan utama dan tambahan
c) Pendapatan dan daya beli
d) Persediaan makanan di rumah tangga
e) Tingkat konsumsi makanan

3)Pelayanan kesehatan
a) Status imunisasi
b) Cakupan imunisasi
c) Cakupan vitamin A

4)Perilaku dan pola asuh


a) Pola pemberian ASI
b) Pola pemberian makanan Balita

5)Kejadian penyakit, antara lain:


a) Diare
b) ISPA/ Pneumonia
c) Campak
d) Tuberkulosis

6)Pengamatan Perubahan Indikator Lokal, antara lain:


a) Penjualan asset keluarga
b) Kelompok usia kerja mencari pekerjaan di tempat lain atau keluar negeri

Pelaporan (Outline)
1. Pendahuluan, yang menyajikan latar belakang, gambaran
umum wilayah, penemuan kasus gizi buruk dan tujuan
pelacakan dan penyelidikan epidemiologi.
2. Pelaksanaan pelacakan dan penyelidikan epidemiologi, yang
menjelaskan antara lain: tim pelaksana, waktu, metode
pengumpulan data, sampling, dll.
3. Hasil pelacakan dan penyelidikan epidemiologi menyajikan
hasil pengumpulan data dan informasi, kronologis kasus gizi
buruk, hasil pengolahan dan analisis data.
4. Kesimpulan dan saran.
5. Rencana Tindak Lanjut yang memuat rencana kegiatan
upaya pencegahan dan penanggulangan kasus gizi buruk.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


1. Kesimpulan: KLB atau bukan KLB ?
2. Rekomendasi:
Rekomendasi terkait kebijakan dan penanggulangan kasus
Balita gizi buruk.

SOSIALISASI DAN ADVOKASI


Sasaran : pihak terkait di berbagai tingkat administrasi
pemerintahan di Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota,
Kecamatan hingga Desa.
Tujuan: menyamakan pemahaman, meningkatkan
kepedulian dan adanya komitmen berupa dukungan dari
pemangku kepentingan, pemerintah, organisasi
masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan swasta

Formulir R/R

Formulir R/R

Formulir R/R

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai