Anda di halaman 1dari 22

IDENTITAS GERAKAN

MUHAMMADIYAH
OLEH KELOMPOK 5 :
RIZAL PRADIDKA HASIM J120201175
DILA TRI KARTINI J120201176
ADJI SATRIA DANNISWARA J120201178
YUGO CAHYO PANGESTUJATI 120201179
PANDHU ADITYA BACHTIAR J120201180
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN
ISLAM
Langkah geraknya berdasarkan Prinsip Ajaran Islam Penjelasan : hanya Islam yang dapat mengatur
kehidupan manusia menuju kesejahteraan dunia akhirat.
Dalil Naqli :
1. Kebenaran Islam : QS. Ali Imran ayat 19 dan 85. “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Ali Imran : 19).
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran : 85)
2. Ketinggian & Kesempurnaan Islam : QS. Al Maidah 3“…..pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu……”
PANDANGAN HIDUP MUHAMMADIYAH

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam dan besumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah
SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dari khalifah
Allah di muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang
diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan
seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat
Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup
materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN
TAJDID
• Dalam perspektif Muhammadiyah, tajdid mempunyai dua pengertian. Pertama, tajdid berarti tanzif, yakni
pemurnian atau purifikasi, maksudnya menjaga agar tuntunan agama Islam tetap terjaga sebagaimana aslinya;
yang kedua, tajdid berarti tahdith, yakni pengembangan atau inovasi, atau pemodernan terhadap nilai-nilai
ajaran Islam.
• Yusuf Qardhawi memberi makna tajdid sebagai pembaruan, modernisasi, yakni upaya mengembalikan
pemahaman agama kepada kondisi semula sebagaimana masa Nabi. Ini bukan berarti hukum agama harus persis
seperti yang terjadi pada waktu itu, melainkan melahirkan keputusan hukum untuk masa sekarang sejalan
dengan maksud shar’i dengan membersihkan dari unsur-unsur bid’ah, khurafat, atau pikiran-pikiran asing.
• Muhammadiyah disebut atau dikenal gerakan tajdid karena Muhammadiyah berupaya melakukan koreksi dan
evaluasi terhadap berbagai pemikiran dan pengalaman keagamaan dalam rangka pemurnian dalam bidang
aqidah dan ibadah yang sesuai dengan Alquran dan Sunnah. Selain itu Muhammadiyah berusaha untuk
melakukan pembaharuan dalam berbagai bidang kehidupan dengan disesuaikan zaman akan tetapi tidak
meninggalkan prinsip-prinsip Islam.
Munir menyatakan bahwa tajdid ditilik dari akar sejarah pembaruan, mengandung tiga unsur yakni :
• Liberation, berarti dalam proses berpikir lebih bersifat pembebasan daripada ta’ashub madhhab,
bid’ah dan khurafat,
• Reformation, berarti kembali kepada al-Qur’an dan Hadith,
• Modernization, berarti menyesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan modern dan teknologi canggih.

Fungsi tajdid dalam pandangan Ulama Nahdliyyin, mencakup dua sisi yang mendasar, yakni
• Fungsi Konservasi, yakni melestarikan tradisi lama yang baik.
• Fungsi Dinamisasi, yakni mengembangkan dengan selalu selektif terhadap nilai-nilai dan
kemajuan-kemajuan baru.
DALIL NAQLI MUHAMMADIYAH SEBAGAI
GERAKAN TAJDID

• Hal ini merujuk pada hadits Nabi Muhammad SAW. riwayat Abu Dawud : Allah mengutus kepada umat ini
pada setiap penghujung seratus tahun orang yang memperbaharui (urusan) agama untuk umat ni (HR. Abu
Dawud).
• Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud: ”sesungguhnya Allah akan membangkitkan pada
kaum ini setiap awal abad seseorang yang akan memperbaharui (paham) keagamaannya.”
• Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr Ayat 18)
GERAKAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI
GERAKAN DAKWAH
Dalam buku Muhammadiyah sebagai gerakan Islam karya Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad
Adaby Darban dijelaskan, bahwa ada tiga model gerakan Muhammadiyah: pertama, gerakan
Islam, kedua gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, dan ketiga gerakan tajdid. Maka
dalam penelitian ini akan menitik beratkan pada gerakan dakwah keagamaan.
Pada awal abad ke 20 istilah Muhammadiyah dikenal dengan istilah gerakan Islam modern
serasa kurang pas didengar, sebab dalam penelitian – penelitian keagamaan unsur modern
masih mengandung unsur tradisional. Begitu juga sebaliknya, di dalam Islam tradisional
terdapat unsur modern. Maka para ahli studi keIslaman diawal abad 21 menggunakan istilah
Islam berkemajuan atau Islam Progressife untuk disandingkan dengan Muhammadiyah.
Istilah Islam Progressife merupakan paham bahwasannya agama Islam bisa sesuai dengan
kondisi zaman apapun. Secara sederhana ketika memahami Islam tidak hanya dalam bentuk
tekstual saja, tetapi lebih memahaminya dalam bentuk kontekstual.
LANJUTAN
Muhammadiyah memiliki ciri yaitu gerakan dakwah Islam ‘Amar ma’ruf nahi munkar
(mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran), sejak awal didirikannya
merupakan bentuk kepedulian terhadap masuknya Kristenisasi di Indonesia. Pada
masa sebelum Muhammadiyah didirikan KH. Ahmad Dahlan lebih menekankan usaha
untuk menginsafkan dan memberikan cara ruanguntuk menyalurkan pemikiran-
pemikiran teman-teman sejawatnya di Yogyakarta dengan pengajian-pengajian dan
cerah-ceramah keagamaan. Dakwah Muhammadiyah secara umum bersifat
pembaharuan, membina keagamaan umat merupakan wujud dakwah, tetapi
membangun sekolah, rumah sakit, panti asuhan, merupakan bentuk dakwah juga.
Sebab dakwah bukan hanya membina aqidah dan ibadah saja, tetapi mencakup aspek
mu’amalah duniawiyah. Dakwah dalam konsep Muhammadiyah merupakan upaya
untuk mengajak individu atau kelompok untuk memeluk dan mengimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Dakwah dalam Muhammadiyah sering dikenal dengan
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, artinya ajaran Islam tidak
hanya dipelajari melainkan diamalkan dalam kehidupan.
DALIL TENTANG GERAKAN DAKWAH
• QS. An-Nahl Ayat 36
Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah
tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan

• Hadist Riwayat Muslim


Siapa yang menempuh satu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan untuk ke syurga.

• Dari “Abdullah bin’Amr” berkata


Telah bersabda Nabi Salla Allahu ya ala alayhi wa Salam : " Sampaikan dariku walau satu ayat, dan ceritalah (sebutlah) apa
yang dari Bani Israil tiada apa, dan barangsiapa yang berdusta keatasku (dengan sengaja) maka siaplah tempatnya
duduknya di neraka“

• QS Al-Mujaadilah Ayat 11
Allah berfirman "Niscaya Allah akan meninggikan orang - orang yang berfirman diantara kalian dan orang -orang yang di
beri ilmu (agama) beberapa derajat.
METODE GERAKAN DAKWAH MUHAMMADIYAH (DAKWAH
JAMAAH, QARYAH TAYYIBAH)
A. Tadabbur Sirah Nabawiyah : Gerakan Dakwah & Gerakan Jama'ah Rasulullah SAW

1) Untuk membangun sebuah jamaah, Rasulullah SAW mensosialisasikanprinsip-prinsip Islam dan


pokok ajarannya. Syi'arnya ialah :Dalam hal ini Rasulullah SAW menjalankan beberapa hal berikut;
a. Mengintensifkan dakwah perorangan. Dakwah fardiyah ini dilakukan olehRasulullah SAW pada fase
dakwah sirriyah. Metode ini sangat relevan untukdilakukan pada awal pembentukan jama'ah,
ataupun di saat adanya tindakanrefresif dari pihak penguasa.
b. Dakwah jama'ah, mengintensifkan relasi kepada public (jumhur). Hal ini dilakukan oleh Rasulullah
SAW pada masa dakwah jahriyah.
2) Menata manajemen dakwah. Menentukan skala prioritas dalam berdakwah. Rasulullah SAW
menegaskan eksistensinya sebagai pembawa risalah tauhid pada surat An-Nahl ayat 36.
3) Setelah jamaah terbentuk, Rasulullah SAW menyiapkan jama'ah tersebut untuk menyebarkan
ajaran yang telah diterimanya.
GERAKAN JAMA'AH DAN DAKWAH JAMA'AH
MUHAMMADIYAH
1) Gerakan yang dimaksud dalam rangka gerakan jama'ah dan dakwah jama'ah disini adalah suatu
usaha Persyarikatan Muhammadiyah, melalui anggotanya yangtersebar di seluruh tanah air, untuk
secara serempak teratur dan terencana meningkatkan keaktifannya dalam membina lingkungannya
ke arah kehidupan yangsejahtera lahir dan batin.
2) Pengertian tentang jama'ahPengertian sekelompok orang yang dimaksud adalah sekelompok
keluarga yang tempat tinggalnya saling berdekatan, tidak membedakan golongan, baik agama,
statussosial maupun mata pencaharian.
3) Tujuannya
a. Menumbuhkan dan membina hidup berjamaah yaitu hidup bersama yang serasi,rukun dan
dinamis;
b. Menumbuhkan dan membina hidup sejahtera, yakni hidup yang terpenuhikebutuhan lahir dan
batin bagi segenap warga jama’ah;
c. Kesemuanya itu untuk mengantarkan warga jama'ah dalam pengabdiannya kepadaAllah subhanahu
wa ta'ala, kepada bangsa dan negara serta kemaslahatan manusiapada umumnya.
4) Materinya
a. Bidang Pendidikan
b. Bidang social
c. Bidang ekonomi
d. Bidang kebudayaan
e. Bidang hukum
5) Metodenya
f. Dakwah jama'ah dilaksanakan oleh sekelompok kecil warga jama'ah (intijama'ah) yang ditujukan kepada
kelompok (jama'ahnya);
g. Inti jama'ah bertindak sebagai penggerak kelompok yang merencanakan,melaksanakan dan menilai
langkah-langkah dan materi da'wahnya;
h. Dakwah jama'ah menggunakan teknik-teknik pembinaan masyarakat (communitydevelopment).
6) Sifatnya
i. Dakwah jama'ah dilaksanakan atas nama pribadi masing-masing muballigh;
j. Dakwah jama'ah bersifat informil, artinya tidak mengikatkan dirinya kepadainstansi / lembaga yang formil;
k. Instansi/lembaga-lembaga masyarakat yang ada menjadi tempat menyalurkan kegiatan warga berjama'ah..
7) Pengertian tentang inti jama’ah
a. Inti jama'ah terjadi dari anggota Muhammadiyah. Satu inti jama'ah terdiri dari sekitar 3 (tiga)
sampai 7 (tujuh orang, dari pria dan wanita;
b. Ruang gerak satu inti jama'ah sekurang-kurangnya meliputi satu rukuntetangga (RT), seluas-luasnya
meliputi satu rukun kampung / warga / dukuh;
c. Tugas inti jama'ah adalah melaksanakan dan merencakan da'wah jama'ah sertadinilai hasil-hasilnya
untuk langkah-langkah perubahan;
d. Inti-inti jama'ah di satu keluarga saling mengkoordinir dan menyeleraskankegiatan menjadi satu unit
gerakan jama'ah
QARYAH TAYYIBAH
Program Qoryah Thayyibah merupakan salah satu program Aisyiyah yang memiliki
dasar QS. Al-Ma’un dan QS. Ai Imran 104. Ayat tersebut yang menginspirasi Aisyiyah
untuk melakukan praksis gerakan dimasyarakat. Praksis gerakan yang berorientasi
dalam dakwah amar makruf nahi munkar inilah dakwah bi lisan al-haal.
Menurut Tanfidz Keputusan Tanwir I Aisyiyah Pimpinan Pusat Aisyiyah “Qaryah
Thayibah adalah suatu perkampungan atau desa di mana masyarakatnya menjalankan
ajaran Islam secara kaffah baik dalam hablun minallah maupun hablun minannas
dalam segala aspek kehidupannya yang meliputi bidang aqidah, akhlak, ibadah, dan
mu’amalah duniawiyah”.
Layaknya ciri-ciri warga Muhammadiyah termasuk didalamnya adalah warga Aisyiyah
sebagai desa Qaryah Thayyibah adalah melakukan gerakan amar ma’ruf nahi munkar,
karena hal tersebut memang ciri khusus Muhammadiyah, yaitu gerakan Islam,
gerakan amar ma’ruf nahi munkar dan gerakan tajdid (pembaharuan) .
LANJUTAN

Penelitian dan segala usaha terus dilakukan guna untuk mendalami permasalahan
dan pencarian jalan keluar atau solusi yang baik. Sehingga eksistensi Aisyiyah
berdakwah dalam pendidikan akan terus berlanjut dan berkembang lebih baik.

Ada beberapa contoh kegiatan yg diambil dari gerakan ini, yaitu :


• Pengajian rutin ibu ibu
• Bina baca Al-Qur’an
• Program Santunan Anak Yatim/ Piatu dan Dhuafa
• Pelatihan membuat roti untuk ibu rumahtangga
• Posyandu lansia, dsb.
METODE GERAKAN MUHAMMADIYAH KULTURAL
AN DAKWAH KOMUNITAS
Dakwah kultural adalah dakwah yang bersifat buttom-up dengan melakukan
pemberdayaan kehidupan beragama berdasarkan nilai-nilai spesifik yang dimiliki
oleh sasaran dakwah. Berbeda dengan dakwah struktural yang menjadikan
kekuasaan, birokrasi, dan kekuatan politik sebagai alat untuk memperjuangkan
Islam.

Oleh karenanya dakwah struktural ini bersifat top-down. Menurut Abdul Munir
Mulkhan, dakwah kultural dapat dibedakan dari dakwah struktural yang dipahami
sebagai pendekatan dakwah yang berpola dari atas ke bawah (top down approach).
Dikatakan oleh Munir Mulkhan bahwa model dakwah struktural selalu berorientasi
normatif- doktriner dan bahkan terkadang menggunakan pendekatan politik dan
kekuasaan. Larangan dan ancaman selalu didasarkan pada ketentuan aqidah, akhlak,
ibadah, dan fiqh guna mengubah perilaku keagamaan seseorang atau masyarakat.
LANJUTAN

Sementara dakwah kultural memiliki ciri-ciri yang dinamis, kreatif, dan inovatif. Hal ini
berarti dakwah kultural menuntut para da‟i untuk mencoba memahami ide-ide,
adat-istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, norma,sistem aktivitas, simbol, dan hal-hal fisik
yang memiliki makna tertentu dan hidup damai dalam kehidupan masyarakat.
Melalui pendekatan kultural maka dakwah akan mudah diterima oleh seluruh umat
Islam.

Target dari pelaksanaan dakwah kultural, yaitu memberikan pemahaman kepada


umat tentang nilai-nilai ajaran Islam, bukan untuk mengajak menjadi anggota dari
Muhammadiyah tetapi memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran Islam,
baik dari segi „Ubudiyah maupun amalannya.
DAKWAH BERBASIS KOMUNITAS

Adapun yang dimaksud dengam “Komunitas” (Community) ialah kelompok-kelompok


kecil dalam masyarakat yang memiliki sifat atau karakter tertentu yang spesifik.
Komunitas berasal dari bahasa Latin “communitas” dan dalam bahasa Inggris
“community”, yang berarti “kesamaan”.

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam suatu
komunitas para individu yang hidup di dalamnya memiliki maksud, kepercayaan,
sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran, dan sejumlah kondisi lain
yang serupa. Relasi dan pola hidup komunitas pada ummnya homogen, yang terdiri
atas berbagai kelompok, sehingga dapat dijumpai heterogenitas komunitas yang
tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
PRINSIP DAKWAH PENCERAHAN BERBASIS KOMUNITAS,

• Kemampuan menerjemahkan pesan dan misi dakwah secara relevan yang membawa pencerahan
dalam kehidupan komunitas yang menjadi sasaran dakwah;
• Kemampuan memahami dan memetakan komunitas secara lengkap;
• Kemampuan untuk mengorganisasi/ memobilisasi;
• Kemampuan beinteraksi dan berkomuniasi sesuai dengan karakteristik komunitas;
• Kemampuan memetakan dan mengidentifikasi kebutuhan komunitas;
• Kemampuan untuk membangkitkan solidaritas; dan
• Kemampuan mengembangkan proses pecerahan yang membebaskan, memberdayakan, dan
memeajukan kehidupan yang bermakna sesuai dengan nilai-nilai luhur ajaran Islam yang membawa
kemajuan.
DAKWAH DIBAGI TIGA JENIS KOMUNITAS

1. Dakwah Bagi Komunitas Atas


Pengalaman dakwah dikalangan elit lebih pendekatan kultural atau memperlakukan sebagai partner,
karena meraka sudah eksis di tingkat social.
2. Dakwah Bagi Komunitas Menengah
Istilah “Kelas menangah” merujuk kepada kelompok yang sudah mapan dalam profesi dan kehidupan,
biasanya ditandai dengan tingkat pendidikan dan pengahasilan yang lebih baik dari orang-tua mereka,
namun belum masuk kelompok elit. Dalam kehidupam di masyarakat, kelompok ini biasanya diwakili oleh:
Dosen, Guru, PNS, Wirausahawan, Profesioanl, dan Aktivis.
3. Dakwah Bagi Komunitas Bawah
Masyarakat yang termasuk dalam kategori kelompok bawah ini antara lain buruh, buruh tani, nelayan,
pedagang kecil, pengrajin dan juga pegawai rendahan. Di dalam Islam, kelompok inilah yang juga bisa
dikategorikan sebagai kelompok miskin, yaitu mereka yang penghasilan dari pekerjaannya hanya terbatas
untuk memenuhi kebutuhan dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder dan
apalagi tersier.
JAZAKUMULLAHU KHAIRAN
DAFTAR PUSTAKA

• Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-lughah wa al-a’lam (Beirut: Dar al-Masyriq, 1986), 81.
• Yusuf Qardlawi, Dasar-dasar Hukum Islam (taqlid dan ijtihad), 96.
• A. Munir & Sudarsono, Aliran Modern dalam Islam (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), 13.
• 6Mahsun Jayady, Muhammadiyah: Pola Pemurnin Akidah Islam & Strategi Perjuangannya (Surabaya: CV
Alifah Alfian, 1997), 45.

Anda mungkin juga menyukai