Perhitungan BMI (Body Mass Index) secara praktis telah digunakan untuk
mendiagnoosa obesitas. Perhitungan BMI membereikan hasil yang akurat
dibandingkan dengan pengukuran berat badan saja. Namun, BMI memiliki
beberapa keterbatasan. Sebagai contoh, BMI melebih-lebihkan lemak
tubuh pada orang yang sangat berotot, dan dapat meremehkan lemak
tubuh pada orang yang telah kehilangan massa otot (misalnya, banyak
lansia). BMI adalah perhitungan langsung berdasarkan tinggi dan berat
badan, terlepas dari jenis kelamin (National Health Institute, 1998).
Lingkar pinggang adalah alat yang paling praktis secara klinis dapat
digunakan untuk mengevaluasi lemak perut pasien sebelum dan selama
pengobatan penurunan berat badan. Lemak yang terletak di daerah perut
dikaitkan dengan risiko kesehatan yang lebih besar daripada lemak perifer
(misalnya, lemak di daerah gluteal-femoral). Selain itu, lemak perut
tampaknya menjadi prediktor risiko independen ketika BMI tidak
meningkat secara nyata . oleh karena itu, pinggang atau lingkar perut dan
BMI harus diukur tidak hanya untuk penilaian awal obesitas tetapi juga
untuk memantau efektivitas pengobatan penurunan berat badan untuk
pasien dengan BMI <35 (National Health Institute, 1998).
A. CONTOH KASUS
Ny. Sally, seorang pedagang sembako yang setiap harinya bekerja
dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Sekarang Ny. Sally
berusia 40 tahun dengan TB 155 cm dan BB 75 kg. Suaminya Tn. Baron
adalah seorang PNS dan mereka memiliki 2 orang anak. Ny. Sally akhir-
akhir ini mengeluh tengkuknya sering sakit dan pegal serta sendinya
sering nyeri/sakit, terutama di persendian bagian kaki dan bagian
jempol kaki. Ny Sally sudah 3 tahun terakhir ini di nyatakan oleh dokter
menderita tekanan darah tinggi, Kawatir dengan keadaan istrinya, Tn
Baron membawa istrinya tersebut kontrol ke dokter praktek, dan
dilakukan pemeriksaan lab sbb :
Kolesterol total 250 mg/dl
LDL 150 mg/dl
HDL 25 mg/dl
Asam urat 8 mg/dl
Glukosa puasa 100 mg/dl
Pemeriksaan fisik : TD = 175/95 mmHg
RR = 95 x/menit
Ny. Sally sangat menyukai makanan yang berlemak dan bersantan,
dan 1 hari sebelum pemeriksaan dilakukan NY. Sally sempat menghadiri
acara aqiqah keluarga jauhnya, dan mengkonsumsi makanan tinggi
lemak lumayan banyak. Dibawah ini adalah recall makanan Ny. Sally
dalam sehari :
Pagi : nasi 200 gr, ayam goreng 2 ptg, sayur lodeh 1
mangkok, teh manis 1 gelas
Snack : kolak pisang 1 mangkok
Siang : nasi 200 gr, sate kambing 10 tsk, sop kikil 1 mangkok,
lalapan (daun
kemangi 50 gr).
Snack : juice jeruk 1 gls + biskuit 100 gr
Malam : Mie ayam 1 mangkok.
2. SKRINING GIZI
3. ASSESSMENT GIZI
NUTRITION ASSESMENT
- Berat Badan 75 kg
Antropometri - Tinggi Badan 155 cm
- BBI = (155-100) - 10% (155 100)
= 49,5 kg
- IMT = 75 kg/1.55 m2 = 31,21kg/m2 (Obesitas)
- Kolesterol total = 250 mg/dl (tinggi)
- LDL = 150 mg/dl (tinggi)
Biokimia - HDL = 25 mg/dl (rendah)
- Asam urat = 8 mg/dl (tinggi)
- Glukosa puasa = 100 mg/dl (normal)
Klinis/Fisik - TD = 175/95 mmHg (tinggi)
- RR = 95x/menit (cepat)
Dietary Ny.S sangat menyukai makanan yang berlemak
History /Riwayat dan bersantan, dan 1 hari sebelum pemeriksaan
Makan dilakukan Ny.S sempat menghadiri acara aqiqah
keluarga jauhnya, dan mengkonsumsi makanan
tinggi lemak lumayan banyak.
Audit Gizi
2996 kkal
- E= x 100 =340,42 ( Lebih )
935,018 kkal
104,745 gram
- P= x 100 =224,05 ( Lebih )
46,75 gram
104,175 gram
- L= x 100 =501,32 ( Lebih )
20,78 gram
438,75 gram
- KH = x 100 =312,83 ( Lebih)
140,25 gram
TEE
= 448 (7,9 x U) + [ PA x (11 x BB) + (619
x TB)
= 448 (7,9 x 40) + [ 1,27 x (11 x 75) + (619
x 1,55)
= 2398,25
Aktivitas Fisik -
4. DIAGNOSA GIZI
Domain Intake
NI.1.3 Kelebihan Asupan Energi
Kelebihan asupan energi dibuktikan dengan hasil audit gizi yaitu
2996 dengan persentase energi mencapai 340,42%.
NI.2.2 Kelebihan Asupan Oral
Kelebihan asupan oral berkaitan dengan konsumsi makanan
berlebihan di tandai dengan hasil audit gizi
Domain Klinis
NC.3.3 Kelebihan BB/ Obesitas
Kelebihan BB ditandai dengan IMT= 31,21kg/m2 (Obesitas)
Domain Perilaku
NB.1.1 Kurang Pengetahuan terkait makanan dan gizi
Ditandai dengan asupan gizi yang tidak seimbang dan pola makan
yang salah
NB.1.7 Pemilihan makanan yang salah
Ny.S sangat menyukai makanan yang berlemak dan bersantan, dan
1 hari sebelum pemeriksaan dilakukan Ny.S sempat menghadiri
acara aqiqah keluarga jauhnya, dan mengkonsumsi makanan tinggi
lemak lumayan banyak.
Kesimpulan
Dari hasil diagnosa gizi dapat disimpulkan bahwa Ny.S mengalami
kelebihan asupan energi, di buktikan dengan hasil perhitungan IMT
kg
= 31,21 /m2 yang menandakan bahwa Ny.S mengalami gemuk
tingkat berat/ obesitas. Oleh karena itu, Ny.S sangat disarankan
untuk memakanan beraneka ragam dan gizi seimbang, mengurangi
konsumsi makanan sumber kalori /energi yaitu karbohidrat, lemak,
protein, merubah pola makan menjadi sehat dan meneruskan
kebiasaan tersebut.
5. INTERVENSI GIZI
1) Rute : Pemberian makanan dan minuman
melalui oral
2) Bentuk Makanan : Makanan Biasa
3) Frekuensi : 3x menu utama dan 2x selingan
4) Tujuan Diet
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan
umur, gender dan kebutuhan fisik.
kg
2. Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 m2
6) Prinsip
Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang
Mengurangi konsumsi makanan sumber kalori /energi
yaitu karbohidrat, lemak, protein
Merubah pola makan menjadi sehat dan meneruskan
kebiasaan tersebut
Diet dilakukan secara bertahap, dengan menurun kan
berat badan sekitar 0,5 kg/minggu
7) Syarat
1122,0216 kkal
20 x 935,018 kkal
Protein : 4 kkal = 46,75 gr ,
20 x 935,018 kkal
Lemak : 9 kkal = 20,78 gr,
60 x 935,018 kkal
Karbohidrat : 4 kkal = 140,25 gr,
9) Edukasi Gizi
Topik : Penerpan Gizi Seimbang untuk Obesitas Dewasa
Sasaran : Ny.S
Waktu : 30 menit
Peraga : Lembar Balik & Leaflet
Bentuk Edukasi : Diskusi dan Tanya Jawab
Materi :
Pengertian Obesitas
Tipe-tipe obesitas
Penyebab obesitas
Penyakit akibat obesitas
Prinsip gizi seimbang untuk penderita obesitas pada
anak
1. MONITORING
- Berat badan di monitor 1 minggu satu kali
- Asupan makan di monitor setiap hari
2. EVALUASI
- Evaluasi diet bila berat badan turun
Wakt
Jenis
u Bahan
Masaka GR E P L KH
Maka Makanan
n
n
Nasi 75 133,5 1,575 0,075 30,45
Nasi
60 97,2 7,68 6,9 0,42
Sreamble Telur
egg 3 27,06 0 3 0
Minyak
Pagi
30 12,6 0,36 0,09 2,79
Sayur Wortel
Bening 30 10,5 0,72 0,06 2,31
Buncis
Pepaya 55 25,3 0,275 0 6,71
Pepaya
Susu 200 72 7 0,2 10,2
Susu Skim
Snack
Melon 55 25,3 0,22 0,11 6,545
Melon
Nasi 100 178 2,1 0,1 40,6
Nasi
50 74,5 9,15 2 6,35
Tempe
Tumis 3 27,06 0 3 0
Tempe Minyak
5 2,3 0,285 0,065 0,45
Kecap
Siang
25 75,5 4,55 6,25 0
Ayam
25 10,5 0,3 0,075 2,325
Sayur Wortel
Sop 25 6 0,35 0,05 1,325
Kol Putih
10 2,97 0,198 0,009 0,666
Jagung
Snack Susu 200 64,8 6,3 0,18 9,18
Susu Skim
Apel Apel 55 28,71 0,148 0,198 7,375
5 5
DIAGNOSA HIPERLIPIDEMIA
B. Pemeriksaan Fisik
Riwayat hidup lengkap dan pemeriksaan fisik harus menggambarkan
(Adyana et al, 2008):
a) Kolesterol total
Menurut pedoman NCEP, diharapkan kolesterol total adalah di bawah
200 miligram (mg) per desiliter (dL). Batas tingkat tinggi adalah 200-
239 mg/dL. Kolesterol tinggi didefinisikan sebagai lebih besar dari 240
mg/dL. Namun, beberapa bukti menunjukkan bahwa standar yang lebih
ketat mungkin lebih sesuai. Risiko kasus jantung menurun seiring
menurunnya jumlah kadar kolesterol, sehingga banyak pihak
berwenang menyarankan sasaran kolesterol total harus sekitar 150
mg/dL.
b) Trigliserida
Tingkat trigliserida normal adalah kurang dari 150 mg/dL. Ambang
batas trigliserida adalah 150 199 mg/dL, dan batas tinggi adalah 200
499 mg/dL. Tingkat 500 mg/dL atau lebih tinggi dianggap sangat tinggi.
c) Kolesterol HDL
Konsentrasi 60 mg/dL atau lebih tinggi adalah ideal. Secara umum,
konsentrasi HDL di bawah 40 mg/dL dianggap sebagai faktor risiko
utama terkena penyakit jantung koroner. Beberapa ahli menyarankan,
bagaimanapun, bahwa konsentrasi HDL harus dibandingkan dengan
kolesterol total. Dengan cara ini, nilai HDL harus setidaknya sepertiga
dari kolesterol total.
d) Kolesterol LDL
Menurut NCEP, kadar kolesterol LDL di bawah 100mg/dl dianggap
ideal. Kadar LDL 100-129 mg/dL mendekati optimal. Kadar ambang
batas adalah 130-159 mg/dL. Kadar tinggi LDL adalah 160-189 mg/dL.
Namun, semakin banyak bukti yang mendukung standar yang lebih
ketat. Banyak peneliti dan dokter percaya bahwa 100 mg/dL harus
menjadi batas atas untuk semua orang, dan beberapa
merekomendasikan pengurangan di bawah 70 mg /dL untuk individu
yang berisiko tinggi.
Studi terhadap populasi primitif dan bayi baru lahir normal telah
mengubah konsep kadar kolesterol normal. Konsentrasi kolesterol LDL
pada manusia normal dapat serendah 50 sampai 70 mg/dL. Risiko
penyakit jantung koroner menurun seiring dengan penurunan
konsentrasi kolesterol LDL, dan dapat mencapai level terendah sekitar
40 mg/dL (Fahed et al, 2016).
Kolestrol total dengan konsentrasi tinggi dapat meningkatkan resiko
penyakit kardiovaskular. Kolestrol LDL (Low Density Lipoprotein) disebut
juga kolestol buruk, konsentrasi LDL yang tinggi dapat meningkatkan
resiko penyakit kardiovaskular. Kolestrol LDL lebih akurat untuk
memprediksikan resiko kardiovaskular dibandingkan kolestrol total.
Tingginya konsentrasi trigliserida juga berhubungan dengan
peningkatan resiko penyakit kardiovaskular. Peningkatan konsentrasi
kolestrol HDL (High Density Lipoprotein) dapat menurunkan resiko
kardiovaskular (Rosenson et al, 2015).
A. CONTOH KASUS
o Data laboratorium
Hasil pemeriksaan lipid puasa
= 2,0/5= 0,4
= 6,1
5. Indikasi Obat
a. Lipitor : sebagai terapi taMbahan pada diet untuk mengurangi
peningkatan kolesterol total c-LDL, Apolipoprotein B, trigliserida
pada pasien dengan hyperkolesterolimia heterozigous &
homozigous familial ketika respon terhadap diet dan pengukuran
non farmakolog lainnya tidak mencukupi.
b. Farmoten : hipertensi ringan sampai sedang ( sendiri atau
dengan terapi tiazid ) dan hipertensi berat yang resisten
terhadap pengobatan lain; gagal jantung kongestif ( tambahan );
setelah infark miokard; nefropati diabetic ( mikroalbuminuri lebih
dari 30 mg per hari ) pada diabetes tergantung insulin.
c. Warfarin : profilaksis embolisasi pada penyakit jantung rematik
dan fibrilasi atrium, profilaksis setelah pemasangan katup
jantung prostetik, serangan iskemik serebral yang transien.
6. Kontra Indikasi
a. Lipitor golongan statin : pasien dengan penyakit hati yang aktif
dan pada kehamilan dan menyusui.
b. Farmoten 12,5 mg : hipersensitif terhadap penghambat ACE
(termasuk angiodema); penyakit renovaskuler (pasti atau
dugaan); stenosis aortik atau obstruksi keluarnya darah dari
jantung; kehamilan; porfiria.
c. Warfarin : kehamilan, tukak peptik, hipertensi berat, endokarditis
bakterial.
7. Efek Samping
a. Lipitor golongan statin : Miositis yang reversibel merupakan efek
samping yang jarang tapi bermakna (lihat juga efek pada otot).
Statin juga menyebabkan sakit kepala, perubahan nilai fungsi
ginjal dan efek saluran cerna (nyeri lambung, mual dan muntah).
b. Farmoten : hipotensi; pusing, sakit kepala, letih, astenia, mual
(terkadang muntah), diare (terkadang kontipasi), kram otot,
batuk kering yang persisten, gangguan kerongkongan,
perubahan suara, perubahan pencecap (mungkin disertai dengan
turunnya berat badan), stomatitis, dispepsia, nyeri perut;
gangguan ginjal; hiperkalemia; angiodema, urtikaria, ruam kulit
(termasuk eritema multiforme dan nekrolisis epidermal toksik),
dan reaksi hipersensitivihtas, gangguan darah (termasuk
trombositopenia, neutropenia, agranulositosis, dan anemia
aplastik), gejala gejala saluran nafas atas, hiponatremia,
takikardia, palpitasi, aritmia, infark miokard, dan strok (mungkin
akibat hipotensiyang berat), nyeri punggung, muka merah, sakit
kuning (hepatoseluler atau kolestatik), pankreatitis, gangguan
tidur, gelisah, perubahan suasana hati, parestia, impotensi,
onikolisis, alopesia.
c. Warfarin : perdarahan, hipersensitivitas, ruam kulit, alopesia,
diare, hematokrit turun, nekrosis kulit, purple toes, sakit kuning,
disfungsi hati, mual, muntah, pankreatitis.
8. Interaksi Obat
Warfarin dengan atorvastatin dapat menurunkan protombin tetapi
ini hanya berlangsung pada awal terapi, dan hal ini tidak terlalu
penting dalam terapinya. Artinya masih dapat digunakan karena
tidak menimbulkan interaksi yang dapat membahayakan
pengobatan atau terapi.
9. Monitoring Terapi
a. Monitoring Sujektif : masih sering merasakan pusing atau tidak
dan keluhan mudah lelah.
b. Monitoring obyektif:
Kadar LDL dalam darah ketika puasa harus < 130mg/Dl
atau 3.36mmol/L
Tekanan darah turun menjadi 140/90 mmHg (JNC7)
c. Monitoring efek samping dari obat yang diberikan yaitu sakit
kepala, nyeri saluran cerna, hipotensi, perdarahan,
hipersensitivitas, ruam kulit.
10. KIE
a. Untuk obat hyperlipidemia (lipitor) diminum waktu malam hari
menjelang tidur (sehari sekali) karena produksi kolesterol paling
banyak ketika istirahat.
b. Penggunaan obat anti hipertensi captensin dapat mengakibatkan
efek samping batuk kering.
c. Sedangkan untuk obat anti hyperlipidemia dapat menyebabkan
efek samping: myalgia, influenza-like syndrome, weakness,
rhabdomyolysis (jarang).
Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., Sukandar, E. Y. 2008.
ISO Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan: Jakarta
Fahed, A. C., Khalaf, R., Salloum, R., Andary, R. R., Safa, R., ElRassy, I.,
Nemer, G. 2016. Variable expressivity and cooccurrence of LDLR and
LDLRAP1 mutations in familial hypercholesterolemia: failure of the
dominant and recessive dichotomy. Molecular Genetics & Genomic
Medicine, 4(3), 283291.
Rosenson, R.S., Kent, S.T., Brown, T.M., Farkouh, M.E., Levitan, E.B., Yun,
H., Sharma, P., Safford, M.M., Kilgore, M., Muntner, P. and Bittner, V.,
2015. Underutilization of high-intensity statin therapy after
hospitalization for coronary heart disease. Journal of the American
College of Cardiology, 65(3), pp.270-277.