Anda di halaman 1dari 45

Karakter

muhammadiyah
...
2

Kelompok 4

Abdul Wahid Johanes Dwilukti Nur Kumaladewi Silvi Amalia Sari


Nuring Rodhiya
J120201170 J120201172 J120201173
J120201169 J120201174
Karakter gerakan
muhammadiyah
4

➜ Muhammadiyah itu sebagai organisasi Islam bukanlah organisasi biasa, artinya


sekadar perkumpulan orang perorang sebagaimana lazimnya gerakan
keagamaan dan kemasyarakatan yang umum

➜ Muhammadiyah itu memiliki karakter tertentu yang penting dan spesifik, yang
membedakannya dengan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan lainnya.
Keterlibatan dan keaktivan orang dalam Muhammadiyah juga harus memiliki
komitmen, misi, dan tujuan yang jelas sesuai dengan prinsip, misi, dan cita-cita
Muhammadiyah
3 karakter dasar
muhammadiyah
6

1. Karakter Pergerakan

-Muhammadiyah sebagai gerakan Islam jelas harus melekat secara esensi dengan
Islam itu sendiri. Artinya Islam harus menjiwai, melandasi, membingkai, sekaligus
menjadi sumber inspirasi, orientasi, misi, dan cita-cita gerakannya,

- Muhammadiyah dengan seluruh institusinya secara kelembagaan dan orang-orang


Muhammadiyah sebagai pelakunya haruslah memiliki watak pergerakan. Artinya
selalu bergerak alias tidak pasif, stagnasi, dan statis. Bergerak itu artinya berpindah
dari tempat atau kedudukan, tidak diam; mulai melakukan suatu usaha; mengadakan
aksi; giat berusaha termasuk untuk memperbaiki nasib.
7

➜ Kata turunan lain dari gerak ialah menggerakkan; yang artinya menjadikan bergerak: seperti
buruh mengadakan aksi; membangkitkan atau membangunkan sesuatu seperti untuk memberi
pertolongan; dan mengubah kedudukan atau keadaan.

➜ Adapun gerakan ialah


(1) perbuatan atau keadaan bergerak (air, laut, mesin);
(2) pergerakan, usaha, atau kegiatan di lapangan sosial (politik dsb):
~ kaum buruh;~ sosial tindakan terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat
disertai program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan perlawanan
untuk melestarikan pola-pola dan lembaga-lembaga masyarakat yang ada.

➜ Sedangkan pergerakan mengandung arti


(1) perihal atau keadaan bergerak; dan
(2) kebangkitan (untuk perjuangan atau perbaikan): pada waktu itu ~ nasional muncul
di mana-mana.
8

➜ “
Semua makna yang terkait dengan gerakan dan
pergerakan itu dinamis, berubah, dan maju.
Karenanya, Muhammadiyah maupun orang-
orangnya di mana dan kapan pun berada harus
selalu memiliki watak bergerak yang dinamis,
berubah, dan maju ke arah yang semakin
benar, baik, berkualitas, dan berkeunggulan di
segala bidang pergerakannya. Pada saat yang
sama tidak boleh statis, jumud, dan tertinggal
yang membuat dirinya kehilangan jatidiri
pergerakan
9

2. Karakter Dakwah

- Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam itu memiliki watak


dasar derivasi (turunan, pengembangan) sebagai Gerakan
Dakwah. Artinya dakwah menjadi misi utama
Muhammadiyah.

- misi dakwah harus menjadi jiwa, orientasi, usaha, dan


aktivitas yang utama dalam Muhammadiyah. Dakwah harus
menjadi jiwa, alam pikiran, sikap, dan tindakan orang-
orang Muhammadiyah
10

➜ Inspirasi kelahiran Muhammadiyah justru panggilan berdakwah, yakni menjadi


segolongan umat terpilih atau terunggul yang mengakar pada al-khayr,
menyuruh pada yang makruf, dan mencegah dari hal-hal munkar, sehingga
menjadi golongan al-muflihum atau orang-orang yang menang, selamat, dan
beruntung dunia akhirat (Qs Ali Imran: 104).
 
➜ Karenanya seluruh denyut nadi gerakan Muhammadiyah dan orang-orangnya
haruslah dakwah. Dakwah untuk mengajak orang di jalan Allah dengan cara
bil-hikmah, wal-mauidhat al-hasanah, wa jadilhum bi laty hiya ahsan (Qs An-
Nahl: 125). Apakah dakwah itu bersifat bi-lisan maupun bil-hal, baik yang
bersifat kerisalahan maupun kerahmatan, semuanya harus melekat dalam
seluruh detak jantung gerakan Muhammadiyah dari pusat sampai bawah
termasuk di amal usahanya.
11



Muhammadiyah sebagai pelopor dakwah yang
berkemajuan tentu dituntut dan ditantang untuk
mendinamisasikan gerakan dakwahnya
sehingga dapat mengungguli sekaligus
memberikan alrernatif terbaik dalam
menyebarluaskan dan mewujudkan ajaran
Islam sebagai rahmatan lil-’alamin di muka
bumi.
12

3. Karakter Tajdid

- Muhammadiyah itu selain gerakan dakwah, dalam identitasnya disebutkan juga sebagai
gerakan tajdid. Tajdid itu pembaruan, baik yang bersifat purifikasi atau pemurnian (tajrid,
tandhif) maupun pengembangan atau dinamisasi (tajdid, ishlah)

- Para peneliti atau pakar menyebutnya sebagai gerakan modernisme atau reformisme Islam,
yang menunjukkan Muhammadiyah sebagai organisasi pembaruan Islam yang maju dan
mampu hidup serta memberikan jawaban terhadap persoalan-persoalan aktual dalam
dinamika zaman.

- Karenanya, baik Muhammadiyah secara kelembagaan maupun orang-orang Muhammadiyah


harus berjiwa, berpikiran, bersikap, bertindak, dan melakukan usaha-usaha tajdid. Pada saat
yang sama tidak boleh konservatif, jumud, dan tradisional yang menyebabkan kemunduran
dan ketertinggalan di tengah dinamika zaman
13

➜ Dalam keputusan Muktamar Tarjih XXII di Malang tahun 1990, direkomendasikan agar
Muhammadiyah dapat menanggapi setiap perkembangan pemikiran tentang Islam dan iptek
sebagai bagian integral dari tajdid dalam pelaksanaan gerakan dakwah Islam amar makruf
nahi munkar,diantaranya:

1. Kajian secara sungguh-sungguh dengan pendekatan interdisipliner terhadap sumber pokok


ajaran Islam, Al-Qur’an dan As-Sunnah Al-Maqbulah, sehingga diperoleh pemahaman Islam
yang utuh, benar, dan fungsional, serta mendakwahkannya sebagai petunjuk operasional bagi
umat dan masyarakat dalam melaksanakan fungsi khalifah di muka bumi.

2. Kajian secara serius dengan pendekatan interdisipliner terhadap berbagai persoalan sebagai
akibat perkembangan kehidupan manusia, perubahan sosial, dan kemajuan iptek untuk
memperoleh pemahaman yang tepat sebagai landasan bimbingan dan pelurusan arah
perkembangan kehidupan manusia, perubahan sosial, dan kemajuan iptek tersebut sesuai
dengan prinsip dan tujuan Islam.
Muhammadiyah
gerakan wasithiyah
berkemajuan
15

Wasithiyah Ahlus Sunnah


➜ Yaitu sikap tengah-tengah atau menengahi yang merupakan ciri khas
paling menonjol dari ahlussunnah wal jamâ’ah.

➜ Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang berkarakter


tengahan, menurut istilah disebut wasithiyah atau moderat. Dalam
dunia akademik dikenal dengan gerakan Islam modernis atau
reformis.
16

Sikap tengahan atau moderate menurut :


1. Muhammad Az-Zuhaili (2005)
“berada dalam keseimbangan, istiqamah, adil dan mudah;
serta menjauhi ghuluw dan ekstrem.”
2. Yusuf Al-Qaradhawi (2007)
“berada di tengah-tengah, tidak melebih-lebihkan atau
mengurang-ngurangkan, berjalan lurus (ash-shirat al-
mustaqim) dan menolak ekstrimisme.”
17

Sifat Muhammadiyah sebagai gerakan


wasithiyah
1. Paham islam dalam Muhammadiyah merujuk langsung dan bersumber pada Al-Qur’an dan
sunnah Maqbulah.
2. Dalam pandangan aqidah dan ibadah menganut paham islam murni atau pemurnian.
3. bidang akhlaq mengikuti uswah hasanah Rasulullah serta tidak menganut paham akhlaq
situasional (norma berperilaku bisa berubah berdasarkan kehendak dan perkembangan
masyarakat).
4. dalam berbangsa dan bernegara Muhammadiyah selain berpijak pada nilai-nilai dasar ajaran
Islam sebagaimana pandangan reformisme atau modernisme Islam, juga sepenuhnya menggunakan
ijtihad. Muhammadiyah berijtihad Indonesia yang berdasarkan Pancasila dapat disebut negara
Islami atau Darussalam karena lima sila Pancasila sejalan dengan ajaran Islam dan umat Islam ikut
merumuskan dan mengesahkannya sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945. Karenanya
Muhammadiyah menetapkan Indonesia sebagai Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa
Syahadah.
18

Kesimpulan
1. Persatuan bukanlah kesatuan dan penyeragaman tetapi sinergi, saling menghormati dan bekerjasama
dengan ikatan iman, semangat ukhuwah, tasamuh, dan fastabiqu al-khairat. Dalam kehidupan masyarakat
dan kebangsaan yang terbuka, Muhammadiyah mengajak umat Islam untuk mengembangkan sikap
beragama yang tengahan (wasithiyah, moderat), saling mendukung dan memperkuat, serta tidak saling
memperlemah dan meniadakan kelompok lain yang berbeda.
2. Dalam keputusan Muktamar ke-47 tentang isu-isu strategis Muhammadiyah mengajak umat Islam untuk
mengedepankan keberagamaan yang tengahan. Disebutkan, bahwa perkembangan mutakhir
menunjukkan gejala meningkatnya perilaku keberagamaan yang ekstrim antara lain kecenderungan
mengkafirkan pihak lain (takfiri).
3. Kecenderungan takfiri bertentangan dengan watak Islam yang menekankan kasih sayang, kesantunan,
tawasuth, dan toleransi. Sikap mudah mengkafirkan pihak lain disebabkan oleh banyak faktor antara lain
cara pandang keagamaan yang sempit, miskin wawasan, kurangnya interaksi keagamaan, pendidikan
agama yang eksklusif, politisasi agama, serta pengaruh konflik politik dan keagamaan dari luar negeri,
terutama yang terjadi di Timur Tengah.
4. Pada saat yang sama keberagamaan wasithiyah itu juga harus berkemajuan, sebab watak rahmatan
lil’alamin dari Islam sendiri haruslah memberi nilai positif yakni membangun kehidupan yang serbamaju
dalam seluruh aspek sehingga lahir peradaban yang unggul atau utama. 
Teologi Al-Ma’un
dan Implementasi
Fiqh Al-Ma’un
20

➜ Teologi surat Al-Ma’un yang diajarkan oleh KH.


Ahmad Dahlan tentang pemahaman Surat Al-
Ma‘un, yang inti surat ini mengajarkan bahwa
ibadah ritual tidak ada artinya jika pelakunya tidak
melakukan amal sosial.
21


Surat Al-Maun merupakan
surat ke 17 yang terdiri atas
7 ayat dan termasuk
golongan surat-surat
Makkiyah
22

➜ Secara etimologi, Al-Maun berarti banyak harta, berguna


dan bermanfaat, kebaikan dan ketaatan, dan zakat.

➜ Kata “Al-Ma’un” berdasarkan tafsir klasik dapat dipahami


sebagai hal-hal kecil yang diperlukan orang dalam
penggunaan sehari-hari, perbuatan kebaikan berupa
pemberian bantuan kepada sesama manusia dalam hal-hal
kecil. Dalam maknanya yang lebih luas, kata Al-Maun
berarti “bantuan” atau “pertolongan” dalam setiap,
kesulitan.
23

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan


agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya,
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna
24
 Pada ayat 1 Allah bertanya : tahukah yang
mendustakan agama?
 Ayat 2 dan 3 berikutnya menjelaskan pertanyaan
ayat pertama
1. Menghardik anak yatim
2. Menolak memberi makan orang miskin

 Ayat 3 sd 7 menjelaskan tentang keseimbangan


ruhaniah dan jasmaniah, antara hubungan vertikal
dan horizontal
 Shalat saja tidak cukup jika tanpa dibarengi
dengan amal sosial
25

➜ Kecelakaan bagi yang shalat jika :


1. mereka yang lalai dalam shalatnya (ayat
5)
2. mereka yang berbuat riya' (ayat 6)
3. mereka yang menolak memberi
pertolongan
26
Empat Pokok Penting Dalam Tafsir Surat Al-Ma’un

➜ Adapun komponen pokok terpenting yang menjadi inspirasi


Pergerakan Muhammadiyah dari Surat Al-Maun yaitu:
1. Perintah berbuat kebaikan kepada sesama manusia. Terutama
kepada anak-anak yatim dan fakir miskin yang merupakan
kelompok orang-orang yang tertindas (mustadh’afin).
2. Jangan lupa atau lalai mendirikan shalat.
3. Jangan riya’ (pamer) dalam beribadah.
4. Jangan kikir (pelit) untuk beramal dan berbagi dengan
sesama.
27

Pelanggaran terhadap keempat larangan tersebut disebut sebagai


pendusta agama dan menutup hati kita atas kebenaran dan
ketundukan semata karena Allah padahal sebelumnya telah
menyatakan iman dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah.
28
Implementasi Surat Al-Maun Dalam Kehidupan Warga
Muhammadiyah
➜ Teologi Al-Ma’un ini didasarkan pada Al-Qur’an yang
diterjemahkan dalam tiga pilar kerja, yaitu:
1. Healing (pelayanan kesehatan),
2. Schooling (pendidikan),
3. Feeding (pelayanan sosial)

➜ Dalam konteks Muhammadiyah, surat Al-Maun memiliki arti


yang sangat penting sebab menjadi landasan dasar dan spirit bagi
lahirnya gerakan dakwah Muhammadiyah dengan berbagai amal
sosialnya berupa rumah sakit, panti asuhan, panti jompo, rumah
sakit, lembaga pendidikan dan lainnya.
KESIMPULAN 29

➜ Gerakan praksis Al-Ma’un dikaitkan dengan “teologi transformatif”,


yakni pandangan keagamaan (Islam) yang berbasis pada tauhid dan
melakukan praksis pembebasan dan perberdayaan manusia.
➜ Muhammadiyah merujuk gerakan transformatif tersebut dengan
pandangan Islam yang berkemajuan. Dalam pandangan Islam yang
bersifat transformative itu ajaran Islam tidak hanya sekedar mengandung
seperangkat ritual ibadah dan “hablun min Allah”(hubungan dengan
Allah) semata, tetapi justru peduli dan terlibat dalam memecahkan
masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah “teologi amal”
yang bercorak praksis, yang menghadirkan Islam sebagai agama amaliah
yang membawa pada pencerahan yaitu membebaskan,
memberdayakan,dan memajukan kehidupan khususnya kaum dhu’afa dan
mustadl’afin
Teologi al- asr
dalam gerakan
muhammadiyah
31

Teologi al-‘Asr : menyangkut hubungan dengan Allah


(hablum minallah), mengajarkan agar umat Islam menjadi
Muslim sejati yang berakidah Islam secara kaffah, dan
menjadikan manusia makhluk yang ber-insan kamil,
sebagaimana yang didambakan dalam Al-Qur’an.
32

➜ Dilihat dari segi bahasa,al-ashr memiliki makna demi waktu yang bergerak ke
depan, ke masa depan, demi waktu yang bergerak maju, demi masa yang
menuju masa depan, atau demi kehidupan yang bergerak maju, bukan masa
lampau, zaman dahulu, dan berkemunduran. Di sini Allah SWT menggunakan
istilah tersebut untuk menjelaskan masa.
➜ Surah Al-Ashr memiliki kandungan sangat padat, mencakup kehidupan sejarah
peradaban manusia. Transformasi teologi Al-Ashr dapat membawa manusia ke
arah kehidupan akhirat yang baik dan kehidupan dunia yang berkemjuan dan
berperadaban tinggi
33


➜ Alasan mengapa teologi Al-Ashr ini
dijadikan filosofi dari gerakan Islam
berkemajuan perspektif
Muhammadiyah adalah keidentikan
antara semangat Al-Ashr dengan
semangat berkemajuan.
34

➜ Teologi al-asr ini dapat diperoleh 4 pilar untuk


membangun sebuah peradaban yang berkemajuan

1. Pilar iman (paradigma tauhid)


2. Pilar ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
3. Pilar kerja keras, produktif
4. Pilar penguatan etika publik
35

1. Pilar iman (paradigma tauhid): 2. Pilar lmu pengetahuan,


menghadirkan Allah dalam teknologi, dan seni (ipteks),
kehidupan sehari-hari yang
yang dipahami dari penggalan
dipahami dari penggalan ayat
amanu. ayat wa tawashau bil haq.

tujuan : membangun peradaban Islam ke


➜ al haq: kebenaran mutlak
arah yang lebih baik dalam rana
duniawi dan ukrawi, memurnikan (tauhid)
ketauhidan, membasmi kemunafikan dan ➜ ilmu :kebenaran relatif-
kekufuran, membangun karakter umat
saintifik.
Islam yang paripurna sebagaimana
disebutkan dalam Al-Qur’an
36

4. Pilar moralitas atau akhlak


3. Pilar kerja keras, produktif, yang dapat dipahami dari
mendapat pengakuan baik dari penggalan ayat watawashau bil
sesama manusia, maupun ridho shobr. Kesabaran adalah simbol
dari Allah yang dipahami dari dari moralitas tertinggi dan
penggalan ayat amilus shaliha bahwa peradaban utama harus
(amal shaleh) sebagai kerja-kerja dibangun atas kesabaran..
peradaban yang melahirkan
kreativitas masyarakat yang
membentuk sebuah kebudayaan
Tujuan Muhammadiyah
dari awal berdiri sampai
sekarang
38

.1. Tujuan Muhammadiyah tahun 1330 H/1912

-Menyebarkan pengajaran agama kanjeng Nabi


Muhammad SAW kepada penduduk bumiputera
dalam residen Yogyakarta
-Memajukan hal agama kepada anggota-
anggotanya
39

2. Tujuan Muhammadiyah tahun 1914


Perubahan tujuan ini karena Muhammadiyah sudah mulai
menyebar keluar daerah Yogyakarta, menurut KH Syujak
rumusan Tujuan ini disusun oleh H. Agus Salim.

-Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran


agama Islam di Hindia Netherland
- Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup)
sepanjang kemauan agama Islam kepada lid-lidnya (anggota-
anggotanya).
40

3. Tujuan Muhammadiyah masa penjajahan Jepang


➜ Sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran
bersama seluruh asia timur raya dibawah pimpinan dai
nippon dan memang diperintahkan oleh Tuhan Allah, maka
perkumpulan ini:
- Hendaklah menyiarkan agama Islam serta melatih hidup
yang selaras dengan tuntunannya.
- Hendak melakukan pekerjaan kebaikan umum.
- Hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi
pekerti yang baik kepada anggota-anggotanya.
41

5. Tujuan Muhammadiyah tahun


4. Tujuan Muhammadiyah masa
1985
kemerdekaan
Menegakkan dan menjunjung
Maksud dan tujuan tinggi agama Islam sehingga
persyarikatan ialah menegakkan terwujud masyarakat utama, adil
dan menjunjung tinggi agama dan makmur yang diridhai Allah
Islam sehingga terwujud SWT.
masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya
42


6. Tujuan Muhammadiyah tahun
2000

Menegakkan dan menjunjung tinggi


agama islam, sehingga terwujud
masyarakat utama, adil dan makmur
yang di ridhai Alllah Subhanahu wa
ta’ala.
43


7. Tujuan Muhammadiyah tahun 2005

Maksud dan tujuan Muhammadiyah


ialah menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
Terimakasih^^
45

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Andri. 2018. Teologi Surat Al-Maun dan Praksis Sosial Dalam
Kehidupan Warga Muhammadiyah. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Muhammadiyah. Jakarta
Iskandar, Suryadi. 2019. Teologi Al-Ma’un.
https://slideplayer.info/slide/12877416

Anda mungkin juga menyukai