DIABETES MELITUS
Disusun oleh
Kelompok 5 :
1. Elsa Puspita Anggraini (1902060035)
2. Feni Diyas Tutik (1902060036)
3. Fernanda Bita R.M. (1902060046)
4. Muhammad Akbar I.F (1902060056)
5. Silvia Vagatha Suraya (1902060042)
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi
kami kelompok 5 menunggu adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar dalam pembelajaran selanjutnya makalah kami dapat lebih baik
lagi. Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih.
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena sebab
autoimun. Faktor penyebab terjadinya DM tipe 1 adalah infeksi virus atau
rusaknya sistem kekebalan tubuh yang disebabkam karena reaksi autoimun yang
merusak sel-sel penghsil insulin yaiu sel beta pada pankreas, secara menyeluruh.
Oleh sebab itu, pada tipe 1 pankreas tidak dapat memproduksi insulin, massa sel
beta selanjutnya menurun dan sekresi insulin menjadi semakin terganggu
meskipun toleransi glukosa normal dipertahankan (Baynest H.W., 2015).
DM tipe ini hanya 5-10 dari penderita DM. Tanda dari penghancuran imun
sel beta termasuk autoantibodi sel islet, autoantibodi terhadap insulin, tingkat
kehancuran sel beta cukup bervariasi, menjadi cepat pada beberapa individu
(terutama bayi dan anak-anak) dan lambat pada orang lain terutama dewasa. Pada
pasien anak-anak dan remaja dapat disertai keoasidosis sebagai manifestasi
pertama penyakit, pada orang dewasa dapat mempertahankan fungsi sel beta sisa
yang cukup untuk mencegah ketoasidosis selama bertahun-tahun, namun pada
akhirnya menjadi tergantung pada insulin untuk bertahan hidup beresiko untuk
ketoasidosis. Tahap selanjutnya dari penyakit, ada sedikit atau tidak ada sekresi
insulin sebagai manifestasi dari rendah atau tidak terdeteksi C-peptida di dalam
plasma (Silbernagl S & Lang F, 2012).
Diabetes Melitus tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta pankreas
dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunanya kemampuan insulin
untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta pankreas tidak mampu
mengimbangi resistensi ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin.
Ketidak mampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan
glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi
insulin lain. Gejala pada DM tipe ini secara perlahan-lahan bahkan asimptomatik.
Dengan pola hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan olah
taga secara teratur biasanya penderita yang normal. Namun pada penderita
stadium akhir kemungkinan akan diberikan suntik insulin.
DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel beta, defek genetik
kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik endokrin lain,
iatrogenik, infeksi virus, penyakitautoimun dan sindrom genetik lain yang
berkaitan dengan penyakit DM. Diabetes tipe ini dapat dipicu oleh obat atau
bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah tranplantasi
organ).
d. Diabetes Melitus Gestasional
Kebutuhan insulin tinggi selama fase akhir kehamilan normal dan hanya
berbeda sedikit anatar wanita normal yang hamil dan wanita penderita DMG
hamil, meskipun demikian, pada penderita DMG respon insulin secara konsisten
berkurang terhadap pasokan nutrien. Sejumlah defek fungsi sel beta pankreas juga
ditemukan pada wanita dengan riwayat DMG, mayoritas DMG mengalami
disfungsi sel beta akibat resistensi insulin kronik sebelum kehamilan (Kaaja R,
2008).
Mekanisme kerja : Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas
dalam pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β
pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang
kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek
kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor glukosa dari
darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat
atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat,
dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak
dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya. Disamping fungsinya
membantu transport glukosa masuk ke dalam sel, insulin mempunyai pengaruh
yang sangat luas terhadap metabolisme, baik metabolisme karbohidrat dan lipid,
maupun metabolisme protein dan mineral.insulin akan meningkatkan lipogenesis,
menekan lipolisis, serta meningkatkan transport asam amino masuk ke dalam sel.
Insulin juga mempunyai peran dalam modulasi transkripsi, sintesis DNA dan
replikasi sel. Itu sebabnya, gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan pengaruh
negatif dan komplikasi yang sangat luas pada berbagai organ dan jaringan tubuh.
Uji praklinik
Data klinik
Gymnesia silvestre
Gymnema sylvestre R.Br., tanaman obat yang berasal dari India, tumbuh
liar di hutan tropis bagian tengah, barat dan barat. bagian selatan India dan di
daerah tropis Afrika.
Prinsip aktif dari G. sylvester menekan rasa manis sukrosa dan efek manis
natrium sakarin, siklamat glisin, D-alanin, D-triptofan, D-leusin, berilium klorida,
dan timbal asetat tetapi tidak mempengaruhi efek manis kloroform (vinay kumar
dkk.2008 )
Data klinik
Tidak ada reaksi buruk yang dilaporkan dalam penelitian jangka panjang,
pasien diabetes insulin-dependent (Shanmugasundaram et al 1990).
Namun, perlu dipertimbangkan kemungkinan terjadinya hipoglikemia.
Buah kaktus centong dapat dikonsumsi dalam keadaan segar. Selain itu, buahnya
juga dapat diolah menjadi sirup, sari buah, , jeli, selai, dodol, dan dapat juga
digunakan sebagai obat antidiabetes. Buah kaktus yang matang memiliki
kandungan gizi yang tinggi, dalam 100 gram buah kaktus Opuntia ficus indica,
terkandung vitamin C sebanyak 31,7 mg (Yuliana, 2007).
Kandungan yang paling berfungsi dalam penurunan kadar glukosa darah adalah
pektin dan flavonoid. Pektin adalah suatu karbohidrat polymer yang terdiriatas
parsial methoxylated polygalacturonic-acids. Berwarna putih kekuningan hampir
tidak berbau dengan suatu mucilagenous, diperoleh dari kulit pohon Jeruk/buah
bagian dalamnya atau dari buah apel pomace. Satu gram pektin dapat larut dalam
20 ml air dalam suatu solusi merekat (Wiardani, 2014).
Uji praklinik
Dari penelitian Atminisak 2017, pengaruh ekstrak buah kaktus centong
terhadap glukosa darah tikus putih, hasil penelitian menunjukkan
perlakuan terbaik sebagai anti diabetes dengan pengobatan yang terbaik
yang mampu menurunkan kadar glukosa darah sehingga sama dengan
kadar glukosa darah normal adalah dosis 7560 mg/kg BB.
Data klinik
Aloevera
Tanaman anggota familia Liliaceae merupakan salah satu kelompok tanaman yang
termasuk golongan Crassulacean Acid Metabolism (CAM). Golongan tanaman ini
mampu mempertahankan diri pada cekaman kekeringan, karena pada siang hari
stomata menutup (Salisbury & Roos 1992; Pessarakli 2005).
Tanaman Lidah Buaya merupakan salah satu tanaman obat, mempunyai batang
yang bersifat sukulen sehingga mampuhidup di daerah kering (Salisbury & Roos
1992) dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Tanaman ini dapat
berkembang biak dengan anakan dan dapat Hidup dalam beberapa tahun, bahkan
dapat dipanen sampai lima tahun (Jadnika & Saptoningsih 2009).
Uji praklinik
Pada jurnal Halia et al 2018 pengaruh ekstrak etanol lidah buaya terhadap
glukosa darah tikus Hiperglikemia, pemberian ekstrak etanol lidah buaya
pada dosis 250 mg/kgBB dapat memepengaruhi penurunan kadar glukosa
darah pada tikus model hiperglikemia terinduksi streptozotocin.
Data klinik
Berdasarkan hasil artikel yang dikumpulkan dan analisa penulis
didapatkan bahwa, penelitian yang dilakukan oleh Yagi et al., (2009),
melakukan studi pada 15 pasien dengan rentang usia 42-55 tahun penderita
debates mellitus tipe 2 tidak terkontrol metformin dan glyburide.
Partisipan diberikan 2 sendok makan penuh (0.05 gram) aloe vera gel
highmolecular-weight fractions (AHM) 3 kali sehari selama 12 minggu.
AHM dibuat dari pencucian air gel daun lidah buaya. Dimana produk
akhir memiliki <0.001).
Studi lain juga dilakukan Panglipuringtyas (2013), menurut studi tersebut,
terdapat pengaruh pemberian sari lidah buaya terhadap penurunan kadar
gula darah acak di Wilayah Kerja Puskesmas Karangan Kabupaten
Trenggalek Tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan
bahwa dari 10 responden yang diberikan sari lidah buaya sebanyak 7
responden (70%) yang kadar gula darah acaknya turun dan 3 responden
(30%) kadar gula darah acaknya naik. Hasil penelitian dari 10 responden
yang tidak diberikan sari lidah buaya sebanyak 9 responden (90%) yang
kadar gula darah acaknya naik dan 1 responden (10%) kadar gula darah
acaknya turun.Berdasarkan uji Independent t-test didapatkan bahwa nilai
Sig (2-tailed) 0,001 lebih dari taraf signifikan α 0,05. Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah Ho ditolak.
DAFTAR PUSTAKA