, Hal,……
e-ISSN : 2715-9957
p-ISSN: 2354-8487
Telp/Fax(0322)322356 Lamongan
2)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi S1 Farmasi
e-mail: 1) fauziramadhan525@gmail.com
ABSTRAK
Nyeri merupakan sensasi yang mengindikasikan bahwa tubuh sedang
mengalami kerusakan pada jaringan, inflamasi, atau kelainan yang lebih berat
seperti disfungsi pada sistem syaraf. Oleh karena itu nyeri sering disebut sebagai
alarm untuk melindungi tubuh dari kerusakan jaringan yang lebih parah.
Kortikosteroid menunjukkan toksisitas jangka pendek dan jangka panjang. Efek
samping langsungnya meliputi imunosupresi, yang dapat bermanifestasi sebagai
kandidosis, hiperglikemia, dan gangguan kejiwaan. Pasien yang telah
menggunakan analgesik dan kortikosteroid sebagai terapi nyeri perlu
meningkatkan pemahaman bahwasanya obat analgesik dan kortikosteroid tidak
dapat digunakan dalam jangka panjang tanpa sepengetahuan dokter. Tujuan
dari penelitian ini adalah Mengetahui tingkat pengetahuan penggunaan obat
nyeri dan obat kortikosteroid pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Lamongan. Penelitian ini bersifat observasional yaitu mengidentifikasi suatu
subyek, mengamati dan mencatat data yang diperoleh. Penelitian ini
menggunakan analisis Deskriptif dan pengumpulan data secara cross-sectional.
Pada tingkat pengetahuan baik 2 mahasiswa (2,15%), tingkat pengetahuan cukup
9 mahasiswa (9,67%), tingkat pengetahuan kurang 82 mahasiswa (88,17%). Dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lamongan
dominan masih sangat kurang pada tingkat pengetahuan penggunaan obat
nyeri dan kortikosteroid didapatkan presentase (88,17%).
Kata Kunci: Nyeri,Kortikosteroid,Pengetahuan,Penggunaan Obat.
ABSTRACT
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, Vol…, No…., 20…., Hal,……
e-ISSN : 2715-9957
p-ISSN: 2354-8487
Pain is a sensation that indicates that the body is experiencing tissue damage,
inflammation, or a more serious disorder such as dysfunction in the nervous system.
Therefore, pain is often referred to as an alarm to protect the body from more severe tissue
damage. Corticosteroids show short-term and long-term toxicity. Immediate side effects
include immunosuppression, which can manifest as candidosis, hyperglycemia, and
psychiatric disorders. Patients who have used analgesics and corticosteroids as pain
therapy need to increase their understanding that analgesics and corticosteroid drugs
cannot be used long term without the doctor's knowledge. The aim of this research is to
determine the level of knowledge of the use of pain medication and corticosteroid drugs
among Muhammadiyah Lamongan University students. This research is observational,
namely identifying a subject, observing and recording the data obtained. This research uses
descriptive analysis and cross-sectional data collection. At a good level of knowledge, 2
students (2.15%), a sufficient level of knowledge, 9 students (9.67%), a poor level of
knowledge, 82 students (88.17%). It can be concluded that the majority of
Muhammadiyah Lamongan University students are still very lacking in the level of
knowledge of the use of pain medication and corticosteroids, the percentage obtained was
(88.17%).
Keywords: consist of 3-5 words or phrases represent the focus of writing. Written with letters Book
Antiqua Italic 10 pt.
Catatan: Untuk isi jurnal ditulis menggunakan huruf Book Antiqua 11 pt dengan
spasi 1,5. Margin atas, kanan dan bawah 3 cm dan margin kiri 4 cm mengikuti
template yang sudah disediakan.
PENDAHULUAN
Nyeri merupakan sensasi yang mengindikasikan bahwa tubuh sedang
mengalami kerusakan pada jaringan, inflamasi, atau kelainan yang lebih berat
seperti disfungsi pada sistem syaraf. Oleh karena itu nyeri sering disebut sebagai
alarm untuk melindungi tubuh dari kerusakan jaringan yang lebih parah
(Bunardi et al., 2021). Nyeri dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
pekerjaan, tingkat pendidikan, budaya, gaya hidup individu. Nyeri dibedakan
menjadi nyeri nosiseptif, nyeri nuropatik, dan nyeri campuran (Amalia et al.,
2016). Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yakni nyeri akut dan
nyeri kronis (Jiatong (Steven) Chen, 2022).
Pada penelitian sebelumnya nyeri kronis mempengaruhi 41% orang yang
berusia antara 65 – 75 tahun, 48% orang berusia antara 75 – 84 tahun, dan 55%
orang yang berusia 85 tahun. Ini terjadi diantara 45% - 80% orang yang tinggal
dipanti jompo. Penelitian dilakukan di 15 negara di Eropa dan di Israel
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, Vol…, No…., 20…., Hal,……
e-ISSN : 2715-9957
p-ISSN: 2354-8487
2 Laki-laki 40 57,0
Total 93 100
Frekuensi Tingkat
No Indikator Persentase (%)
(F) pengetahuan
1 Penggunaan obat 39 39 Kurang
2 Aturan pakai obat 67 67,5 Cukup
3 Frekuensi pemberian 25 12,75 Kurang
obat
4 Efek samping obat 34 34 Kurang
5 Interaksi obat 49 49 Kurang
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, Vol…, No…., 20…., Hal,……
e-ISSN : 2715-9957
p-ISSN: 2354-8487
obat nyeri pada tabel 4.3 dapat di dominasi pada mahasiswa prodi perawat 33
mahasiswa (35,5%) dan pada mahasiswa prodi S1 farmasi 16 mahasiswa (17,2%).
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Damayanti, 2017), menunjukkan bahwa
ada perbedaan tingkat pengetahuan mahasiswa program studi kesehatan dan
non kesehatan terhadap penggunaan obat, mahasiswa kesehatan memiliki
tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa non kesehatan.
WHO (World Health Organization) menjelaskan bahwa pengetahuan
dipengaruhi oleh pengalaman seseorang, faktor-faktor di luar orang tersebut
seperti lingkungan, baik fisik maupun non fisik dan sosial budaya yang
kemudian pengalaman tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini sehingga
menimbulkan motivasi, niat untuk bertidak dan akhirnya menjadi perilaku (P. N.
Pratiwi et al., 2018). Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa bidang
kuliah/prodi yang mahasiswa ambil mempengaruhi tingkat pengetahuan
penggunaan obat nyeri. Mahasiswa dengan prodi Kesehatan memiliki
pengetahuan tinggi dibandingkan dengan mahasiswa dengan prodi non-
kesehatan yang memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini dikarenakan
mahasiswa di bidang kesehatan lebih memahami dan mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan ilmu kesehatan termasuk informasi mengenai penggunaan
obat nyeri atau dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan tersedianya fasilitas
sebagai sumber informasi yang benar dan tepat tentang pengetahuan obat nyeri.
Pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh apa yang diperoleh melalui mata
dan telinga individu itu sendiri yang merupakan faktor utama terbentuknya
suatu sikap atau tindakan (Samgryce Siagian & Pradana, 2022)
Hasil tabel 4 Data karakteristik responden pada riwayat obat responden
berdasarkan riwayat obat mahasiswa, Parasetamol sebanyak 56 mahasiswa
(60,2%), Asam salisilat sebanyak 7 mahasiswa (7,5%), Asam mefenamat sebanyak
19 mahasiswa (20,4%), Lainnya sebanyak 11 mahasiswa (11,8%). Berdasarkan
dari hasil penelitian dari golongan obat nyeri yang sering digunakan mahasiswa
adalah paracetamol dan asam mefenamat. Menurut penelitian yang dilakukan
(Hidayati & Kustriyani, 2020) Parasetamol ini merupakan salah satu obat yang
sering digunakan. Parasetamol digunakan secara luas sebagai antipiretik dan
analgesik. Dosis maksimum yang direkomendasikan untuk parasetamol adalah 4
gram/hari. Keuntungan menggunakan parasetamol antara lain adalah indeks
terapinya lebar, bioavaibilitas bagus setelah pemberian oral, eliminasi cepat,
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, Vol…, No…., 20…., Hal,……
e-ISSN : 2715-9957
p-ISSN: 2354-8487
interaksi dengan obat lain dalam jumlah kecil, harga yang murah, bisa dibeli
bebas tanpa resep dokter dan efek sampingnya yang sedikit. Hal ini membuat
parasetamol popular digunakan. Terapi analgesik lain yang dominan digunakan
oleh masyarakat adalah asam mefenamat, penelitian (Fitriyansah & Rahmawati,
2017) Asam mefenamat merupakan salah satu jenis obat NSAID yang banyak
digunakan. Asam mefenamat mempunyai harga yang lebih murah ,dan kadar
zat aktifnya masih dalam standar sesuai Farmakope Indonesia. Manfaat asam
mefenamat sendiri yaitu untuk meredakan nyeri akibat reumatik, cedera jaringan
lunak, kondisi nyeri pada otot rangka dan dismenorea. Faktor yang
menyebabkan penggunaan obat nyeri yang tinggi adalah obat cepat memberikan
efek terapi dan responden merasa cocok mengkonsumsi obat tersebut.
Pada tabel 5 menunjukkan hasil tingkat pengetahuan mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Lamongan tentang terapi analgesik maupun
kortikosteroid itu masuk pada kategori tingkat pengetahuan yang kurang karena
secara dominan dari beberapa indikator penggunaan obat, frekuensi pemberian
obat, efek samping obat, interaksi obat itu semuanya hasilnnya adalah tingkat
pengetahuannya kurang. Selain penilaian tingkat pengetahuan responden
berdasarkan karakteristik jenis kelamin, usia, prodi dan Riwayat obat,
pengetahuan dan pemahaman responden juga dinilai pada setiap indikator yang
terdapat dalam soal. Pada indikator cara penggunaan obat, banyak juga
responden yang tidak mengetahui tentang minum obat sesudah makan yang
efektif adalah 2 jam sesudah makan. Bagi mereka menunggu 2 jam sesudah
makan untuk minum obat terlalu lama, padahal 2 jam adalah waktu yang efektif
bagi sistem pencernaan untuk bisa mencerna makanan dengan baik sebelum
akhirnya mencerna obat. Oleh karena itu, perlu adanya informasi yang benar
bagi masyarakat agar obat dapat digunakan dengan cara yang tepat dan obat
yang dikonsumsi lebih efektif dalam memberikan efek terapi. Berdasarkan
indikator yang dinilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
masyarakat tentang penggunaan obat yang benar sangat dinamik. Ada indikator
yang sudah diketahui dan ada yang belum diketahui oleh masyarakat. Indikator
yang dimuat dalam soal tidak terlalu mendalam dan sulit, tetapi persoalan yang
umum dihadapi setiap hari, sehingga meskipun para responden tidak
benarbenar. Hasil penilaian secara ringkas dapat dilihat dalam tabel yang
disajikan pada tabel 5 (Bureni et al., 2017)
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, Vol…, No…., 20…., Hal,……
e-ISSN : 2715-9957
p-ISSN: 2354-8487
DAFTAR PUSTAKA
A.A, M. P., & Boy, E. (2020). Prevalensi Nyeri Pada Lansia. Magma Medica:
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, Vol…, No…., 20…., Hal,……
e-ISSN : 2715-9957
p-ISSN: 2354-8487
Adiansyah, E. E. P. S., Ariyani, H., & Hendera. (2021). Literature Study Of The
Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) On The Gastrointestinal
System. Jcps, 5(1), 418–428.
Ajeng Padma Kumala, & Widianingtyas. (2018). su. Jurnal Kefarmasian Akfarindo,
April, 7–12. https://doi.org/10.37089/jofar.v0i0.38
Bunardi, A., Rizkifani, S., & Nurmainah, N. (2021). Studi Tingkat Pengetahuan
Dan Perilaku Swamedikasi Penggunaan Obat Analgesik Pada Mahasiswa
Kesehatan. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 4(1), 109–
117. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfarmasi/article/view/47107
Bureni, Ni, Y. N., & Jefrin, S. (2017). Tingkat Pengetahuan Dan Pemahaman
Masyarakat Tentang Penggunaan Obat Yang Benar Di Kota Kupang. Info
Kesehatan, 12(1), 684–702.
Fitriyansah, A., & Rahmawati, R. (2017). Analisis Kuantitatif Kadar Zat Asam
Mefenamat dan Asam Mefenamat Bermerek Dagang di Apotek Unisia
Polifarma Universitas Islam Indonesia. In Jkki (Vol. 5, Issue 1, pp. 1–12).
Pratiwi, P. N., Pristianty, L., Noorrizka, G., & Impian, A. (2018). Pengaruh
Pengetahuan Terhadap Perilaku Swamedikasi Obat Anti-Inflamasi Non-
Steroid Oral Pada Etnis Thionghoa di Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas,
1(2), 36–40.
Retno Kinasih Baginda, T., Rumi, A., & Yuliet, Y. (2021). Evaluasi Tingkat
Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Universitas Tadulako Palu Mengenai
Obat Golongan Kortikosteroid. Jurnal Health Sains, 2(5), 689–696.
https://doi.org/10.46799/jhs.v2i5.166
Siagian, J. N., Ascobat, P., & Menaldi, S. L. (2019). Kortikosteroid Sistemik: Aspek
Farmakologi Dan Penggunaan Klinis Di Bidang Dermatologi. Media Dermato
Venereologica Indonesiana, 45(3). https://doi.org/10.33820/mdvi.v45i3.33