Anda di halaman 1dari 27

11/25/2015

PANDUAN BUDIDAYA STEVIA


KOPERASI
NUKITA SEBAGAI PENGHASIL GULA
RENDAH KALORI

Panduan lengkap budidaya stevia untuk perkebunan rakyat, dengan sistem


monokultur dan tumpangsari dengan tanaman kopi arabika | Busono & Dini
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Sejarah Tanaman Stevia
Manfaat Stevia

LATAR BELAKANG
Stevia Di Indonesia
Deskripsi Tanaman

PERSIAPAN TANAMAN
Syarat Tumbuh
Bibit Stevia
a. Jenis Dan Sertifikat Bibit
b. Generatif
c. Vegetatatif
Pesemaian Bibit

PENGOLAHAN LAHAN BUDIDAYA


Kesesuaian Lahan
Pengolahan Lahan Budidaya

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN


Penanaman
Pemupukan
Pemeliharaan Tanaman
Pengairan
Hama Dan Penyakit Tanaman

PENANAMAN STEVIA TUMPANG SARI DENGAN KOPI

PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN


Panen
Pasca Panen
Perawatan Tanaman Setelah Panen

ESTIMASI BIAYA PRODUKSI


Sistem Tumpang Sari
Sistem Monoikultur

PRODUK OLAHAN STEVIA DI KOPERASI NUKITA

PENUTUP

PUSTAKA

KOPERASI NUKITA BANDUNG 2


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

PENDAHULUAN

Sejarah Tanaman Stevia


Tanaman stevia adalah satu genus dari family Asteraceae
yang terdiri dari 240 jenis. Tanaman ini asli dari daerah
sub tropis dan tropis wilayah barat Amerika utara,
Amerika tengah hingga Amerika selatan. Selama berabad-
abad tanaman stevia dikenal dengan nama Ka-ahe
yang berarti herba manis. Ilmuwan Eropa yang
pertamakali melakukan identifikasi taxonominya adalah
Dr Moises Santiago Bertoni pada tahun 1887. Dari 240
jenis tanaman stevia yang ada di dunia hanya dari jenis
Stevia rebudiana saja yang banyak dilakukan penelitian
dan dibudidayakan untuk diambil manfaatnya sebagai
bahan baku gula non karbohidrat.

Jepang adalah negara konsumen terbesar pemanis stevia di dunia. Selain di Jepang
penggunaan stevia sebagai bahan pemanis penggati gula tebu telah banyak digunakan di
banyak Negara lain di dunia meliputi : Argentina, Chili, Cina, Kolombia, Korea, Malaysia,
Paraguay, Peru, Filipina, Arab Saudi, Taiwan, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, Uruguay, dan
Vietnam (1984), Brazil (1986), Australia, dan Selandia Baru (2008), Amerika Serikat (2008),
Mexico (2009), Hong Kong (2010), Uni Eropa (2011), Israel (2012), Norwegia (Juni 2012). Di
Di indonesia penggunaan stevia sebagai bahan pemanis rendah kalori baru resmi disyahkan
(di bawah Peraturan Menteri Kesehatan no.033 tahun 2012).

Dihabitat aslinya di Paraguay tanaman Stevia merupakan tanaman hari pendek obligat
dengan panjang hari kritis sekitar 11-13 jam.
Iklim yang dimiliki adalah sub tropis hingga tropis dengan lintang 22 0 hingga 240 lintang
selatan
Memiliki suhu rata-rata 150 C hingga 350 C
Tanah lempung berpasir hingga lempung dengan pH 5,5 hingga 6
Curah hujan rata-rata pertahun adalah 1.200 mm
hingga 1.700 mm
Manipulasi areal budidaya yang kerap dilakukan di
beberapa negara secara umum untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan stevia adalah :
1. Kelembapan tanah 70 %
2. Stevia sangat sensitif terhadap ketersediaan air
3. Komposisi bahan organik tanah 5 %
4. Suhu tanah 350 C

KOPERASI NUKITA BANDUNG 3


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

5. Diperlukannya naungan pada awal pembibitan


6. Photoperiodism sangat berpengaruh pada variabilitas genetik tanaman stevia, hal ini
berpengaruh pada munculnya seleksi genetik hingga terbentuknya strain yang
mampu tumbuh di lintang rendah dan tahan pada embun beku. (PC/Kaahe, 2010)

Manfaat Stevia
Selain digunakan sebagai pemanis alami rendah kalori, stevia juga memiliki manfaat lain
untuk kesehatan tubuh . Berikut adalah Manfaat Stevia :
Menstabilkan gula darah penderita diabetes
Menstabilkan tekanan darah pada penderita hipertensi
Meningkatkan penyerapan kalsium pada pengobatan osteoporosis
Membantu gejala radang gusi dan menghambat pertumbuhan plak pada gigi
Mengatasi gangguan kulit kepala dan rambut kusam
Menghambat keriput pada kulit (www.steviafirst.com)

Kandungan Nutrisi Stevia


Stevia dengan nama latin Stevia rebudiana bertoni lebih
sering dikenal digunakan sebagai pemanis alami rendah
kalori.
Daun stevia mengandung pemanis glycoside (steviosida,
rebausida dan dulcosida). Selain itu juga mengandung
protein, fiber, karbohidrat, fosfor, kalium, kalsium,
magnesium, natrium, besi, vitamin A, vitamin C, dan
juga minyak atsiri.
Rasa manis pada stevia disebabkan karena dua komponen yaitu stevioside (3 10%
berat kering daun dengan kemanisan 250 kali sukrosa) dan rebaudioside (1 3% berat
kering daun dengan kemanisan 300 kali sukrosa) (www.stevia-steviocide.com)

KOPERASI NUKITA BANDUNG 4


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

LATAR BELAKANG

Stevia Di Indonesia
Tanaman Stevia yang memiliki nama ilmiah Stevia rebaudiana termasuk ke dalam suku
Asteraceae (Compositae). Tanaman stevia berasal dari daerah perbatasan negara Paraguay-
Brasil-Argentina di Amerika Selatan dengan nama lokal Caa-he-he, Caa-enhem atau Kaa-he-
e. Di tempat asalnya tanaman ini tumbuh liar, atau untuk tujuan tertentu dibudidayakan
oleh penduduk yang dimanfaatkan sebagai bahan pemanis dan obat.

Di Indonesia stevia dapat dijumpai di


daerah Ngargoyoso, Tawangmangu,
Karanganyar, Jawa Tengah dalam
skala terbatas untuk keperluan
pemanis produk jamu dan obat-
obatan. Sedangkan di Kabupaten
Bandung sejak tahun 2010, oleh
Kelompok Tani Mulyasari Cibodas
dan Koperasi NUKITA telah
dikembangkan stevia lokal jenis
unggul dengan nama CM3 dan telah
mendapat sertifikat mutu benih dari
BP2MB Jawa Barat.

Daun stevia mengandung senyawa glikosida diterpen dengan tingkat kemanisan antara 200-
500 kali gula tebu, akan tetapi tanpa kalori dengan indeks glikemat sangat rendah. Senyawa
glikosida diterpen yang paling penting adalah Steviosida dan Rebaudioside-A (Suhendi,
1989). Hal ini memungkinkan produk-produk olahan makanan maupun minuman kesehatan
menggunakan stevia sebagai bahan baku pemanis.

Gula stevia dapat dijadikan alternatif yang tepat untuk


menggantikan kedudukan pemanis buatan atau
pemanis sintetis. Siklamat, pemanis sintetis
kontroversial yang masih sering digunakan, hanya
mempunyai tingkat kemanisan antara 100-200 kali
kemanisan sukrosa. Dengan kata lain, tingkat kemanisan
gula stevia jauh lebih unggul apabila dibandingkan
dengan siklamat atau aspartam yang selama ini masih
banyak dipakai sebagai pemanis berbagai macam
produk makanan dan minuman. Gula stevia juga sangat
sesuai untuk penderita diabetes dan bagi yang sedang

KOPERASI NUKITA BANDUNG 5


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

diet. Bahkan di negara Jepang kurang lebih 40% bahan pemanis di pasaran menggunakan
bahan dasar dari gula stevia ini.

Indonesia pada saat ini masih dihadapkan pada masalah kebutuhan gula tebu
(Suhendi,1989). Untuk mencapai swasembada gula 3,1 juta Ton pada tahun 2014,
dilaksanakan usaha-usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Dalam rangka
diversifikasi, diusahakan pemanfaatan tanaman penghasil gula non tebu yang dapat
dijadikan bahan alternative pengganti gula, diantaranya adalah tanaman Stevia.

Mengingat potensinya, tanaman stevia memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di
Indonesia. Namun tanaman stevia belum menunjukkan peranannya secara nyata sebagai
salah satu komoditi sumber pemanis karena hingga saat ini stevia yang dihasilkan masih
berkualitas rendah yang disebabkan belum ada standart baku teknis penanaman stevia dan
belum ada varietas unggul yang digunakan sebagai benih bina sehingga belum banyak
perusahaan atau investor yang tertarik untuk mengembangkan stevia secara besar-besaran.
Khusus untuk Kabupaten Bandung bibit stevia unggul CM3 mulai tahun 2015 telah
dikembangkan kebun induk seluas dua hektar dan kebun produksi untuk tahap awal seluas
25 Ha. Dimana selanjutnya akan dikembangkan lebih lanjut disesuaikan dengan kebutuhan
industri teh manis dan gula rafinasi milik Koperasi NUKITA. Kebun induk stevia CM3 selain
untuk kebutuhan di Kabupaten Bandung dan Jawa Barat juga telah dikembangkan di
beberapa daerah Jawa Tengah.

Deskripsi Tanaman Stevia


Morfologi tanaman Stevia berbentuk perdu dengan tinggi 60 90 cm, memiliki cabang yang
banyak, memiliki daun tunggal, berbentuk lonjong memanjang, bergerigi halus, daun duduk
berhadapan, bunga hermaprodit, mahkota bunga berwarna putih dan berbentuk tabung.
Batang kecil ramping dan berbulu keriting, mempunyai sistem perakaran halus dekat
permukaan tanah dan perakaran tebal, rapat dan kasar
menembus ke dalam tanah.
Taksonomi Tanaman Stevia sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta
Ordo : Campanulate
Kelas : Dicotyledonae
Familia : Compositae
Genus : Stevia
Species : Stevia rebaudiana

Pertumbuhan dan perkembangan stevia dipengaruhi


oleh panjang hari. Tanaman ini termasuk short day
plant, oleh karena itu tanaman ini akan berbunga jika

KOPERASI NUKITA BANDUNG 6


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

mendapatkan panjang penyinaran kurang dari 13 jam. Dalam kondisi ini, tanaman mulai
berbunga pada umur 60 hari setelah tanam.
Tanaman pangkasan akan berbunga sekitar 40 hari setelah dipangkas. Dengan demikian
periode pertumbuhan vegetatif tanaman hasil pangkasan lebih singkat 20 hari daripada
tanaman semaian. Hari panjang mengakibatkan pertambahan internode (buku), luas daun,
bobot kering daun dan meningkatkan kandungan gula merah larut, protein, dan steviosida.

Tanaman stevia merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap kekeringan, tumbuh
dengan baik pada kandungan air tanah diatas kapasitas lapang serta menghendaki
kelembaban tanah cukup tinggi, memiliki toleransi tinggi terhadap tanah basah. Di daerah
tropis, tanaman ini dapat diusahakan sepanjang tahun dan dipanen beberapa kali, sehingga
jumlah gula stevia setahun akan dapat mengungguli gula stevia dari daerah sub tropis yang
hanya ditanam sekali setahun.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 7


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

PERSIAPAN BIBIT TANAMAN


Syarat Tumbuh
Di habitat asalnya, tanaman stevia tumbuh pada ketinggian 500 1.000 mdpl dengan suhu
lingkungan 14o 27oC, curah hujan rata-rata 1.600 mm per tahun dengan 2 3 bulan kering.
Stevia tumbuh baik pada tanah terrarosa, latosol, dan andosol dengan tingkat kemasaman
(pH) 6 7.

Di Indonesia pada daerah dengan ketinggian tempat 700 1.500 mdpl, curah hujan 1.400
mm/tahun dengan suhu lingkungan antara 20o 24oC. Jenis tanah yang baik untuk tanaman
ini adalah latosol, podsolik, dan andosol di dataran tinggi. Tanaman stevia menghendaki
kelembaban tanah cukup tinggi, memiliki toleransi tinggi terhadap tanah basah.

Bibit Stevia
Jenis Dan Sertifikat Bibit Stevia
Salah satu faktor yang sangat penting dalam
menentukan produktivitas stevia adalah bahan
tanaman atau benih. Oleh karena itu pemilihan
benih sangat berperan terhadap keberhasilan
budidaya tanaman stevia. Pemilihan benih
merupakan proses seleksi bahan tanaman yang
bertujuan untuk memperoleh benih yang
berkualitas dan berproduktivitas tinggi serta bebas
dari hama penyakit, sehingga dapat menjamin stabilitas produksi stevia.

Di Kabupaten Bandung saat ini tengah dikembangkan penanaman dan pembuatan bibit
stevia unggul lokal dari jenis CM3 yang telah memiliki sertifikat SKMB dari BP2MB Jabar.
Area penanaman yang telah ada tahun 2015 seluas 5 Ha dan saat ini sedang dikembangkan
lahan baru seluas 25 Ha, di Desa Cibodas Kec. Pasir Jambu Kabupaten Bandung. Pada tahun
2015 sedang dilakukan pembuatan bibit stevia CM3 bersertifikat sebanyak 2 juta batang
untuk kebutuhan anggota Koperasi NUKITA.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 8


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

Penyediaan benih tanaman stevia dapat dilakukan melalui perbanyakan vegetatif, generatif
dan kultur jaringan tanaman.

Perbanyakan Vegetatif
Teknik perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan setek yang dipasang sungkup plastik
yang kedap udara, sehingga suhu dan kelembaban dalam sungkup terjaga. Setelah berumur
3-4 minggu, mata tunas dan akar setek tumbuh mencapai 1-2 cm maka setek telah dapat
dipindahtanamkan ke lapang.

Perbanyakan Generatif
Teknik perbanyakan generatif dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Benih dapat diperoleh dari bunga yang telah mekar sempurna
Jemur benih siap sebar pada tempat yang teduh
Buang pappus dengan tangan secara lembut
Campur benih dengan sekam bakar secukupnya, untuk menghindari serangan jamur
Simpan benih sebelum dipakai dalam tempat kedap udara.

Pesemaian Bibit
Persiapan Bedengan
Buat bedengan yang dekat dengan air dan tanah subur
(tanah lempung dan alkali tidak cocok untuk digunakan).
Buat bedengan dengan arah timur barat.
Bedengan dibuat dengan ketinggian 10 cm, lebar 1,2-1,5 m
dan panjang 15-20 m.
Setiap bedengan diberi pupuk kandang sapi 400 kg atau
pupuk kandang ayam 100 kg, pupuk mineral 3-5 kg. Pupuk

KOPERASI NUKITA BANDUNG 9


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

mineral digunakan untuk sterilisasi benih dan pupuk tersebut mengandung


mikroelemen yang dibutuhkan untuk perkecambahan benih.
Olah tanah setinggi 15 cm, campur tanah dengan pupuk kandang dan buat permukaan
agar lembut.

Penyemaian Dan Penyungkupan


Tanah disiram hingga cukup lembab dan kemudian tanam bibit stevia hasil stek batang.
Untuk benih dari bunga, taburkan 25 50 kg benih pada bedengan dan tutup tipis dengan
tanah yang lembut. Tutup dengan sungkup (menggunakan plastik UV, dengan ketinggian 40-
50 cm, lebar 1,8-2 m). Setelah 50-60 hari benih menjadi bibit siap tanam (can grow into
seedlings). Pada saat musim panas bisa menjadi bibit siap tanam dalam waktu 40-50 hari.

Perawatan Bedengan
Setelah bibit stek ditanam atau benih
disebar, bedeng tanam harus dijaga agar
tetap lembab hingga benih berkecambah
dalam waktu 3-5 hari setelah itu kita
buka sungkup. Bedengan dijaga supaya
tetap lembab sampai benih mempunyai 3
daun. Suhu yang ideal untuk
0 0
perkecambahan antara 20 25 C. Jika
suhu terlalu rendah ditambahkan
potongan rumput untuk menjaga agar
suhu tetap hangat. Jika suhu sekitar 300C harus diberikan naungan untuk menjaga agar
tidak terlalu panas.
Saat benih mempunyai 3 daun, sungkup dibuka sampai tanah agak mengering
kemudian ditutup kembali untuk menjaga kelembaban.
Pada saat benih mempunyai 4 daun, sungkup dapat dibuka pada pagi hari dan ditutup
kembali pada sore hari. Jika tanah masih lembab tidak perlu dilakukan penyiraman lagi.
Pada saat benih mempunyai 5 daun, sungkup dibuka (total). Semprotkan pupuk setiap
5-10 hari sekali. Dalam 1m2 biasanya terdapat 1.500-2.000 benih.
Pada saat benih mempunyai 6 daun, maka siap dilakukan transplanting di areal
pertanaman. Lima hari pertama tidak perlu dilakukan penyiraman.
Benih yang sehat mempunyai 5-6 daun, tinggi tanaman 12-15 cm, batang sedikit
berkayu, daun lebar, hijau, daun pucuk berbentuk konkaf (cekung), mempunyai 5-7 akar
sekunder, 2-3 daun telah memiliki cabang.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 10


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

PENGOLAHAN LAHAN BUDIDAYA


Kesesuaian Lahan
Budidaya stevia harus dilakukan di tempat
yang memenuhi persyaratan agroklimat
bagi pertumbuhan sehingga stevia dapat
tumbuh dengan baik dan mempunyai
produksi tinggi.

Persyaratan agroklimat yang dibutuhkan


oleh stevia sebagai berikut. Pertumbuhan
optimal stevia pada jenis tanah latosol,
podsol, dan andosol yang subur, beriklim
lembab dan curah hujan merata sepanjang tahun. Tanah berpasir dan cukup subur lebih
baik dari pada tanah berkapur untuk pertumbuhan stevia. Derajat keasaman (pH) yang
sesuai 6,07,5.

Pengolahan Lahan Budidaya


Penyiapan lahan merupakan serangkaian
kegiatan pengolahan tanah dimulai dari
membersihkan lahan dari gulma dan sisa
tanaman (akar dan tunggul) sampai siap
tanam. Tujuan penyiapan lahan untuk
memperoleh kondisi lahan siap tanam,
lahan gembur dan bebas dari gulma, agar
penanaman dapat dilaksanakan dengan
teratur dan mendapatkan stevia yang
berkualitas.

Penyiapan lahan pada tanah tegalan dan tanah sawah (tadah hujan) dilakukan dengan
teknis yang sama yaitu sebelum melakukan penanaman lahan dicangkul atau dibajak
sebanyak dua kali sehingga diperoleh tekstur tanah yang gembur. Selanjutnya dibuat
bedengan-bedengan dengan ukuran panjang kira-kira 5 m atau disesuaikan dengan keadaan
lahan dan lebar antara 100 125 cm. Bedengan dapat dibuat dengan atau tanpa mulsa.
Kegunaan mulsa yaitu untuk meminimalisir pertumbuhan gulma Ketinggian masing-masing
bedengan cukup sekitar 20 40 cm (tergantung pada jenis lahan/tanah). Apabila
penanaman dilakukan pada lahan berkontur miring, sebaiknya dibuat teras terlebih dahulu.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 11


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

Untuk penanaman stevia monokultur (seperti gambar di atas) dapat dilakukan dengan cara
mengunakan mulsa atau hanya guludan saja. Kondisi ini disesuaikan dengan kemampuan
pembiayaan. Dari sisi budidaya penggunaan mulsa dan tidak akan berpengaruh pada
operasional perawatan tanaman selama masa produksi.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 12


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN


Penanaman
Benih ditanam dengan jarak tanam 2525 cm atau
3030 cm, sehingga setiap bedengan berisi 4 5
baris tanaman. Sebaiknya pada setiap lubang tanam
diberi sekitar 250 gram pupuk organik (pupuk
kandang atau kompos). Penanaman stevia
sebaiknya dilakukan saat musim hujan agar
persediaan air mencukupi dan tanaman cepat segar
kembali (biasanya 1-2 hari setelah penanaman).

Pemupukan
Pemupukan dasar diberikan waktu persiapan lahan
menggunakan pupuk organik dengan dosis 5-10
ton/ha. Pemupukan susulan menggunakan pupuk
urea dengan dosis 135 Kg/Ha (1,35 gram/lubang
tanam) yang diaplikasikan pada 30 HST (Hari Setelah
Tanam) setengah dosis dan pada 60 HST.

Untuk pupuk kimia atau buatan sebaiknya jangan


menggunakan pupuk urea tapi digunakan ZA sebagai
sumber nitrogen. Penggunaan pupuk daun juga disarankan dengan interval setiap minggu
mulai dari umur 7 HST sampai dengan 60 HST.

Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman merupakan bagian yang
terpenting dalam penanaman stevia. Pemeliharaan
tanaman stevia mencakup kegiatan pemupukan,
pemangkasan, dan pengendalian hama serta
penyakit. Pemberian pupuk buatan tersebut diulang
setiap kali stevia baru dipanen. Pada saat tanaman
stevia berumur 2 minggu, sebaiknya setiap ujung
tanaman dipangkas untuk membentuk percabangan
sehingga produksi daun akan lebih banyak.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 13


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

Pengairan
Stevia membutuhkan banyak pasokan air yang baik
sepanjang tahun supaya produksinya stabil. Untuk itu
disekitar kebun stevia diperlukan sumber air yang
memadai. Sistem irigasi dapat dengan cara pengairan
diantara bedeng (monokultur pada dataran rata).

Jika kontur kebun tidak memungkinkan maka


dianjurkan untuk memiliki irigasi tetes atau sprinkler
yang baik (tumpang sari pada kebun kopi atau
lainnya). Secara umum keberhasilan untuk penanaman stevia adalah : kelembapan tanah 70
%, bahan organik 5 % dan suhu tanah 35oC

Hama Dan Penyakit Tanaman


Hama Pada Tanaman Stevia
Terdapat beberapa hama yang umum menyerang tanaman stevia pada lahan budidaya
stevia di Indonesia. Namun demikian hanya ada tiga jenis hama yang paling sering
ditemukan yakni sebagai berikut :
1. Kutu Aphid, biasanya menyerang tanaman stevia terutama selama musim kemarau dari
Februari-April. Pencegahan : Gunakan 10% Imidakloprid. Campurkan 1: 1.000
2. Ulat tanah (Kuuk atau uret), serangga ini bertelur di dalam kotoran sapi. Oleh karena
itu jika pupuk yang digunakan menggunakan kotoran sapi maka perlu dipastikan jika
kotoran sapi telah menjadi kompos matang, sehingga telur serangga sudah hancur
sebelum digunakan di lapangan. Jika tidak setelah menetas telur akan menjadi larva
yang akan memakan akar tanaman stevia. Hal ini akan menyebabkan tanaman mati.
Dalam satu hari, satu larva ulat tanah dapat mengkonsumsi 4 pohon.
3. Anjing Tanah (mole cricket/ gaang), akan memakan daun stevia. Serangga ini akan
keluar pada malam hari untuk memotong batang dan menarik batang ke dalam
sarangnya. Serangan hama ini terutama sering ditemukan di daerah pegunungan.
Mereka biasanya muncul selama Juni-Agustus, hama ini jarang ditemukan pada areal
budidaya di dataran rendah. Satu-satunya cara untuk mengontrol adalah menemukan
sarang dan membunuhnya.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 14


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

Penyakit Umum Pada Penanaman Stevia


Penyakit yang paling umum meyerang tanaman stevia pada areal budidaya adalah Antrax
dan layu pucuk. Serangan penyakit ini biasanya muncul disebabkan karena sanitasi kebun
yang kurang baik. Berikut adalah gejala serangan penaykit pada stevia :

Anthrax Akut
Gejala: Hal ini muncul pada akhir Mei, dan kemudian akan terulang di pertengahan Juni. Ini
selalu terjadi dalam daun muda, ranting, Pada tahap awal, mereka berair bercak noda
seperti bintik-bintik dan kemudian berubah menjadi tempat gelap yang besar coklat yang
tidak teratur dan beberapa tempat yang akan menggabungkan ke tempat yang besar
dengan banyak titik-titik hitam di tempat yang besar.
Metode pencegahan: 75% chlorothalonil: 500 solusi air. Penyemprotan pestisida selama 2
sampai 3 kali terus menerus.

Layu Pucuk :
Gejala: Biasanya muncul dalam tahap pembibitan, kuman akan mengganggu ke dalam
batang pertama dan kemudian ada beberapa titik kuning terjadi pada daun maka bintik-
bintik akan memperbesar. Ini adalah air coklat noda- mengakibatkan layu pada daun.
Daerah yang terkena daun akan membusuk dan kemudian mati.
Tindakan perbaikan: Tanaman strucken perlu dihapus dari. Daerah di sekitar tanaman
strucken perlu didesinfeksi dengan bubuk kapur atau dinfectors kimia lainnya.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 15


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

PENANAMAN STEVIA TUMPANG SARI DENGAN KOPI

Budidaya stevia selain dengan cara monokultur dapat


juga dilakukan dengan sistem tumpang sari bersama
tanaman kopi. Penanaman dengan cara ini telah
banyak dilakukan di Kelompok Tani Mulyasari
Cibodas di Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten
Bandung. Hasil panen dari budidaya dengan sistem
monokultur dan tumpang sari dengan kopi tidak
berbeda, tapi dalam kondisi tertentu (peralihan musim) justru panen dari sistem tumpang
sari justru jauh lebih tinggi. Selain itu hama dan penyakit yang biasa muncul pada sistem
monokultur sangat jarang ditemui pada budidaya stevia sistem tumpang sari dengan kopi.

Secara umum budidaya stevia dengan sistem tumpang sari dengan tanaman kopi dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Penanaman stevia dapat menggunakan bedeng atau tanpa bedeng (guludan).
Jika menggunakan bedeng penanaman stevia dapat dilakukan tanpa mulsa
Panjang bedeng tanam tergantung pada kondisi lahan sesuai dengan sistem
pertanaman kopi. Namun demikian usahakan lebar bedeng 120 cm dengan ketinggian
15 20 cm
Jarak antar bedengan mengikuti garis tanam tanaman
kopi
pH tanah tanah minimal 6 dan aplikasikan dolomit jika
terlalu asam.
Tetap aplikasikan pupuk kandang berupa postal 10
ton/Ha sebagai pupuk dasar.
Jarak tanam stevia dengan sistem tumpang sari adalah 50 x 50 cm, atau rata-rata
populasi 40.000 tanaman per Ha.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 16


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN

Panen
Produk utama stevia adalah daun yang digunakan sebagai
bahan baku pembuat gula atau pemanis alami. Penentuan
waktu dan cara panen bagi tanaman stevia harus tepat.
Apabila lambat memanen, maka kandungan gula daun stevia
menurun. Sebaliknya, apabila waktu panennya terlalu awal
selain rendemen atau kandungan gula belum maksimal juga
jumlah daun yang dihasilkan sedikit.

Untuk pertama kalinya daun stevia dipanen pada umur antara


40-60 hari setelah penanaman dan untuk pemanenan yang
berikutnya bisa menggunakan selang waktu antara 30 60
hari sekali. Selain menggunakan pedoman tersebut, panen untuk daun stevia dapat juga
didasarkan pada ketinggian tanaman. Biasanya, panen daun dilakukan kalau tanaman ini
sudah setinggi 40 60 cm dengan pertumbuhan daun yang rimbun. Pada ketinggian seperti
ini tanaman sudah mulai memasuki masa berbunga dan pada saat ini pula kandungan gula
(steviosida atau zat yang menjadi penentu kadar kemanisan) tanaman sedang berada pada
tingkat yang tertinggi.

Waktu yang terbaik untuk melakukan panen daun


yaitu pagi hari, pemanenan dilakukan dengan
memotong batang atau tangkai kira-kira 10-15 cm
dari permukaan tanah. Alat yang dipakai untuk
memotong batang atau tangkai dapat berupa gunting
besar atau gunting pangkas yang tajam. Ketika panen,
sisakan sebanyak 1-2 tangkai pada setiap tanaman
(daun terbawah) supaya tanaman yang baru dipanen
itu dapat tumbuh kembali. Selanjutnya batang atau
ranting tersebut dirompes atau dipipil dan yang diambil hanya daun-daunnya saja.

Panen dilakukan pada kondisi ketika 5% dari populasi total stevia menunjukkan kuncup siap
berbunga, maka sudah saatnya untuk panen. Waktu terbaik untuk panen tanaman stevia
adalah di pagi hari. Pada kondisi sinar matahari kurang dari 12 jam, maka waktu panen
menjadi lebih cepat. Panen harus dilakukan pagi hari pada cuaca cerah.

Pasca Panen
Pasca penen daun stevia sangat perlu diperhatikan agar diperoleh kualitas daun yang baik.
Daun-daun stevia hasil panen, harus secepatnya dipipil dari batang atau tangkai dan segera
dikeringkan. Waktu pemipilan yang lambat dikhawatirkan akan dapat mengurangi kadar

KOPERASI NUKITA BANDUNG 17


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

bahan pemanis di dalam daun. Jika daun masih


melekat pada batang atau tangkai maka proses
perombakan bahan pemanis yang ada di dalamnya
akan berlangsung. Jadi dengan lebih cepatnya
dilakukan pemipilan daun setelah panen, maka
diharapkan kadar pemanis dapat dipertahankan.

Pengeringan daun stevia dapat dilakukan dengan


dua cara yaitu dengan sinar matahari atau dengan
alat pengering buatan. Apabila pengeringannya dilakukan dengan sinar matahari, maka
daun diletakkan di atas alas plastik, tampi, atau jenis alas lainnya. Bila keadaan cuaca baik,
cara ini hanya membutuhkan waktu pengeringan sekitar 8 jam. Sedang pengeringan dengan
menggunakan pengering buatan seperti oven, waktunya lebih cepat lagi yaitu sekitar 4 jam
pada suhu 70 C.

Daun stevia yang telah kering warnanya


hijau kekuningan. Daun stevia kering yang
bermutu baik setidaknya harus memiliki
kadar air maksimum 10%, kadar steviosida
minimum 10% dan kadar kotoran
maksimum 3%. Apabila pengeringan daun
dilakukan di atas suhu 70C maka kadar
steviosida akan sedikit mengalami
penurunan. Sedangkan penggunaan suhu
sampai 80C selain akan mengakibatkan
terjadinya penurunan kadar gula dalam
daun juga akan timbul warna coklat kehitaman. Daun stevia yang mengalami keterlambatan
pengeringan akan berwarna hitam karena terjadi proses fermentasi oleh mikroorganisme
yang disertai perombakan senyawa steviosida. Fermentasi juga akan terjadi pada daun
stevia yang terkena air yang juga akan menyebabkan kebusukan.

Daun-daun stevia yang telah dikeringkan selanjutnya dikemas. Biasanya daun dimasukkan
ke dalam karung dengan berat 20 kg/bal. Dengan cara pengemasan yang baik dan tertutup
rapat, daun stevia bisa disimpan sampai satu tahun bahkan lebih. Nilai ekonomi daun stevia
dari 1 kg daun stevia basah akan diperoleh 0,20-0,25 kg daun kering (rendemen 20-25%).
Sedang rendemen dari daun kering menjadi kristal gula stevia sekitar 8-10%.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 18


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

Crushing
Selain dipasarkan dalam bentuk daun simplisia, stevia
juga banyak dipasarkan dalam bentuk tepung daun.
Proses ini dilaksanakan dengan cara setelah daun kering
selanjutnya dilakukan penghancuran daun menggunakan
mesin penepung industri, dimana penepungan ini
bertujuan untuk meningkatkankan kekuatan pemanis
Stevia.

Perawatan Tanaman Setelah Panen


Pemupukan
Setelah panen segera lakukan pemupukan
menggunakan pupuk kandang dan pupuk kimia
sesuai takaran normal pada saat awal tanam.

Pengendalian HPT
Pemeliharaan rutin untuk perawatan hama dan
penyakit tanaman terus dilakukan hingga
memasuki musim panen berikutnya.

Penyiangan
Penyiangan gulma dapat dilakukan secara manual. Jika menggunakan mulsa pada bedeng
perawatannya dapat lebih murah.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 19


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

ESTIMASI BIAYA PRODUKSI


Budidaya tanaman stevia di petani dapat dilaksanakan dengan dua cara yakni dengan sistem
monokultur dan sistem tumpangsari. Tumpangsari yang sudah dilaksanakan dan terbukti
memiliki hasil panen yang baik adalah dengan tanaman kopi. Namun demikian pada kedua
sistem budidaya ini tentunya akan memiliki estimasi biaya produksi yang berbeda. Berikut
adalah penjelasan estimasi biaya produksi dari kedua sistem budidaya tersebut.

Estimasi Biaya Produksi Stevia Sistem Tumpangsari Kopi


Estimasi biaya produksi dan penerimaan ini diperoleh dari perhitungan yang dilakukan di
Kelompok Tani Mulyasari Cibodas di Kabupaten Bandung.

Komponen biaya perlobang tanam :


1. Bibit stevia : Rp. 1.000
2. Tenaga kerja : Rp. 250
3. Pupuk & sarana produksi : Rp. 225
4. Peralatan : Rp. 100
5. Dll : 25
6. Jumlah biaya per lobang tanam : Rp. 1.600

Populasi per Ha :
1. 40.000 tanaman
2. Jumlah biaya per Ha, 40.000 X Rp. 1.600 = Rp 64.000.000,-

Estimasi penerimaan :
1. Semester 1 & 2, panen tahun ke 1 (60% populasi) :
= 24.000 tan X @ 30 gr X Rp. 3.000 = Rp. 2.160.000,- per panen
1. Semester 3 dst, panen tahun ke 2 dst (60% populasi) :
= 24.000 tan X @ 50 gr X Rp. 3.000 = Rp. 3.600.000,- per panen

Estimasi Analisa Investasi Stevia Dengan Sistem Monokultur


Estimasi biaya produksi dan penerimaan budidaya stevia sistem monokultur ini menurut
penelitian yang dilakukan oleh bapak Achmad Imron Rosyadi, Peneliti Sosio Ekonomi Pusat
Penelitian Teh Dan Kina Gambung.

Jumlah tanaman: 95.000 pohon/hektar


Produksi mulai bulan ke-6: 30 gram/pohon
Umur <1 tahun tanaman yg dipanen 70%
Umur 1 tahun tanaman yg dipanen 100%
Harga jual Daun Stevia kering: Rp.40.000/kg

KOPERASI NUKITA BANDUNG 20


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

Umur ekonomis stevia 5 tahun sedangkan unit pengolahan 10 tahun


Biaya Usaha ditetapkan 20% dari biaya eksploitasi.
Analisa sensitifitas, dengan variasi tingkat harga: 40, 35, dan 30 ribu rupiah

Tabel 1. Biaya Pokok Produksi (Rp/kg stevia Kering)


Tahun
No. Uraian
2014 2015 2016
I. Proyeksi Produksi 10.474 29.925 29.925
II. Biaya Langsung (B. Eksploitasi)
II.1. Biaya Eksp. Pemel. Tanaman 8.616 7.428 7.784
II.2. Biaya Panen 6.333 6.333 6.333
II.3. Biaya Pengolahan 4.100 4.100 4.100
Biaya Pokok Produksi 19.049 17.861 18.217
III. Biaya Usaha (20% B Eksp.) 4.762 4.465 4.554
IV. Biaya Pokok Produksi 23.811 22.327 22.771
Termasuk Biaya Usaha
Biaya yang berpotensi dapat diefisienkan: Biaya panen, dengan dilakukan semi mekanis,
Biaya pengolahan, efisiensi energi termal & listrik, Biaya pemupukan, menggunakan pupuk
kompos

Tabel 2. Analisa Financial Budidaya Stevia , Seluas 5 HA


No. Tahun 2014 2015 2016 2017 2018
A. Biaya Investasi 1.037.254 - - - -
A.1. Biaya Investasi Tanaman 636.754
A.2. Biaya Investasi Pengolahan 400.500
B. Biaya Eksploitasi 196.024 524.528 535.173 535.173 535.173
B.1. Biaya Eksp. Pemel. Tanaman 90.239 222.286 232.931 232.931 232.931
B.2. Biaya Panen 62.843 179.550 179.550 179.550 179.550
B.3. Biaya Pengolahan 42.942 122.693 122.693 122.693 122.693
C. Biaya Usaha (20% B Eksp.) 49.006 131.132 133.793 133.793 133.793
D. Proyeksi Produksi 10.474 29.925 29.925 29.925 29.925
E.1. Jika Harga Jual Rp.40.000,-/kg
a. Pendapatan Penjualan 418.950 1.197.000 1.197.000 1.197.000 1.197.000
b. Nilai Pendapatan Bersih (853.533) 567.566 554.792 554.792 554.792
c. NPV Komulatif (762.083,35) (505.319,71) 85.267,12 437.847,72 752.651,82
d. IRR 54%

Biaya Investasi 5 ha: 1,04 milyar Rp(Tanaman: 0,64 Non Tanaman 0,40 M Rp), mulai
berproduksi pada bulan ke-7 setalah tanam, layak dan prospektif dibudidayakan: nilai IRR:
54% & masa pengembalian 2 tahun

KOPERASI NUKITA BANDUNG 21


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

Tabel 3. Analisa Laba (Rugi) Budidaya Stevia, Seluas 5 HA


No. Tahun 2014 2015 2016 2017 2018
A. Biaya Eksploitasi 196.024 524.528 535.173 535.173 535.173
A.1. Biaya Eksp. Pemel. Tanaman 90.239 222.286 232.931 232.931 232.931
A.2. Biaya Panen 62.843 179.550 179.550 179.550 179.550
A.3. Biaya Pengolahan 42.942 122.693 122.693 122.693 122.693
B. Biaya Usaha (20% B Eksp.) 49.006 131.132 133.793 133.793 133.793
C. Proyeksi Produksi 10.474 29.925 29.925 29.925 29.925
C.1. Jika Harga Jual Rp.40.000,-/kg
a. Pendapatan Penjualan 418.950 1.197.000 1.197.000 1.197.000 1.197.000
b. Laba Usaha 173.920 541.340 528.034 528.034 528.034
c. Biaya penyusutan 154.051 154.051 154.051 154.051 154.051
d. Laba setelah penyusutan 19.869 387.289 373.983 373.983 373.983

Laba Tahun ke-1: 20 Juta Rp., Laba Tahun ke-2: 387 Juta Rp., Produksi batang & akar tidak
diperhitungkan

Tabel 4. Analisa Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga


HARGA JUAL DAUN STEVIA (Rp.)
URAIAN
40.000 35.000 30.000
IRR (% ) 54% 24% -2%
Masa
Pengembalian 2 3 >5
(Tahun)

Harga jual sangat menentukan keberhasilan investasi Stevia, jika harga < 33 ribu Rp: langkah
efisiensi biaya produksi dengan memasukan teknologi mekanisasi proses pasca panen

KOPERASI NUKITA BANDUNG 22


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

PRODUK OLAHAN STEVIA DI KOPERASI NUKITA


Budidaya tanaman stevia di Kabupaten Bandung yang dimotori oleh Koperasi Nusantara Kiat
Lestari atau NUKITA sejak tahun 2010, saat ini selain menghasilkan dan memasarkan
simplisia daun stevia untuk kebutuhan industri juga telah berhasil memproduksi berbagai
produk turunan dari daun stevia. Beberapa produk turunan tersebut yang masuk dalam
kategori semi bahan baku untuk industri meliputi tepung daun stevia, ekstrak stevia cair dan
tepung ekstrak stevia (rafinasi) kemurnian 98% dengan warna putih.

Sedang untuk produk olahan bahan jadi dari stevia yang telah berhasil diproduksi secara
masal adalah berupa sirup stevia, stevia cane sugar (gula tebu yang dinaikkan kadar
kemanisannya dengan ekstrak stevia, sehingga nilai kalorinya dari gula tebu biasa), dan
yang menjadi unggulan adalah produk teh manis.

CIBODAS MANIS adalah nama dagang untuk berbagai produk olahan daun stevia yang
dihasilkan oleh KOPERASI NUKITA di Kabupaten Bandung. Bahan baku stevia untuk produk
CIBODAS MANIS dapat diakui dihasilkan dari System pertanian organic dengan pola
agroforestri ramah lingkungan yang telah dilaksanakan oleh Kelompok Tani Mulyasari
Cibodas sejak tahun 2010.

TEH CIBODAS MANIS


Cibodas Manis adalah produk teh manis yang diolah hanya dari bahan baku teh Indonesia
kualitas premium terutama teh hijau dan teh hitam, dengan pemanis alami dari tanaman
stevia. Rasa manis dari stevia tidak mengandung kalori sehingga relatif aman untuk
penderita diabetes dan baik untuk diet gula. Tersedia 18 varian olahan teh manis dari
Cibodas Manis yakni 2 varian teh celup & 16 varian teh seduh. Penyajian untuk teh seduh
adalah dengan menyeduh 1 sachet teh (15 gr) untuk 1 teko air panas, dapat disajikan untuk
5 cangkir.

Teh Cibodas Manis dikemas dalam kemasan kaleng, kemasan sachet dan kemasan kardus.
Berikut adalah beberapa varian produk dari Cibodas Manis yang telah dipasarkan di dalam
negeri dan untuk eksport.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 23


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

Selain pengolahan daun stevia menjadi beragam produk bahan baku untuk industri
makanan dan produk pangan olahan jadi untuk umum, saat ini juga tengah dikembangkan
produk untuk pangan kategori khusus (untuk diabetes & autism) dan produk kosmetik.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai produk Cibodas Manis dan berbagai produk
lainnya dari Koperasi NUKITA dapat dilihat pada situs : http://koperasinukita.com/ dan Blog
http://koperasinukita.blogspot.co.id/ ( atau e-mail : koperasinukita@gmail.com.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 24


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

PENUTUP

Teknologi budidaya tanaman Stevia terus berkembang sehingga panduan budidaya tanaman
Stevia memerlukan perbaikan yang bersifat berkelanjutan dan terus menerus.

Panduan budidaya tanaman Stevia ini disusun dari pengumpulan bahan dari berbagai pihak
terutama para petani dan pelaksanaan pengembangan tanaman Stevia di sentra-sentra
produksi Stevia di Indonesia.

Teknologi budidaya baru yang dihasilkan oleh lembaga penelitian akan terus dimonitor dan
akan menjadi bagian untuk memperkaya informasi dalam buku ini pada edisi berikutnya.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 25


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

PUSTAKA

www.agricultureinformation.com
www.stevia.net
www.stevia.com
www.motherearthnews.com
www.steviafirst.com
www.stevia-steviocide.com

1. "Cap 132U Schedule (Sweeteners in Food Regulations; Public Health and Municipal Services
Ordinance) |". legislation.gov.hk. 2011. Retrieved 22 June 2011.
2. Indonesia's Minister of Health (2012), Regulation of No. 033 on Food Additives
3. Jones, Georgia (September 2006). "Stevia". NebGuide: University of NebraskaLincoln Institute
of Agriculture and Natural Resources. Retrieved 4 May 2007.
4. Natalie Digate Muth. "The Truth About SteviaThe So-called "Healthy" Alternative Sweetener".
Retrieved 18 August 2015.
5. Raji Akintunde Abdullateef, Mohamad Osman (1 January 2012). "Studies on effects of pruning
on vegetative traits in Stevia rebaudiana Bertoni (Compositae)". International Journal of
Biology 4 (1). doi:10.5539/ijb.v4n1p146.
6. "Stevia". Morita Kagaku Kogyuo Co., Ltd. 2004. Retrieved 6 November 2007.
7. "Stevia". Flora of North America

KOPERASI NUKITA BANDUNG 26


___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori

KONTRIBUTOR
1. Busono Edi

Busono Edi Setiawan SSi. Lahir di Magelang tangal 9 April 1975. Sejak tahun
2000 hingga 2006 aktif sebagai konsultan di Pemda Provisi Jawa Barat untuk
pembentukan jejaring distribusi barang dan peningkatan ekonomi keluarga.
Baru sejak tahun 2006 mulai berkonsentrasi pada aktifitas pengembagan
komoditi kopi dari sektor hulu (budidaya), sektor tengah (perdagangan dan
industry bahan baku) hingga sector hilir untuk pembentukan warung-warung
kopi dengan biaya murah untuk pencetakan lapangan kerja. Selain itu dari 2010
hingga saat ini beliau duduk sebagai salah satu direktur di PT Babun Djaja
Asia, yang bergerak pada pengembangan berbagai komoditi rempah di
Indonesia dengan pola inti rakyat. Salah satu komoditi unggulan yang sedang
dikembangkan adalah Stevia, sebagai komoditi gula dataran tinggi.

2. Dini Mardiani

Dini Mardiani S.P. Lahir di Bandung tanggal 19 Maret 1974. Sejak tahun 1998
hingga tahun 2000 aktif di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat
terutama masyarakat sekitar hutan. Beliau juga aktif di berbagai lembaga yang
bergerak di bidang Agro seperti : Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) tahun
2001-2004, konsultan di Pemda Provinsi Jawa Barat hingga tahun 2006.

Pada tahun 2010 beliau juga aktif di Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis
(MPIG) dan membina beberapa kelompok tani dari tahun 2005- sekarang. Saat ini
beliau menjabat sebagai Ketua Koperasi NUKITA Bandung yang bergerak di bidang
Agro komoditi berbasis lingkungan, seperti : kopi, stevia, rempah, tanaman keras,
kelinci, dsb dari hulu hingga hilir.

3. Kang Manul

Muhammad Luqmanulhakim SP. Lahir di Garut tanggal 6 Juli 1984. Sejak lulus dari
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, beliau aktif berwirausaha dan menulis
buku. Pada tahun 2009 beliau mendapatkan apresiasi dari kedutaan besar
Indonesia di London, Inggris yang berhubungan dengan pelestarian salah satu
kebudayaan di Garut. Sejak tahun 2010 beliau terdaftar sebagai salah satu trusted
seller & longtime member dari Indonesia di eBay.com serta membantu
mempromosikan produk kerajinan tangan & kopi luwak green bean & roasted bean,
khusus dari Jawa Barat ke 23 negara bagian di Amerika Serikat, Rusia, Ceko, Italia,
Inggris, Korea Selatan, Polandia, Kanada, Thailand, Belgia, Kazakhstan, Mexico,
Hongkong, Australia, Brazil, Irlandia, Norwegia, Taiwan dan Turki. Tahun 2012 dan
2013 beliau menjadi dosen tamu di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
pada mata kuliah Apresiasi Seni. Beliau juga aktif dan terdaftar sebagai salah satu Author & Self Publisher dari
Amazon Kindle Direct Publishing bersama dengan ribuan penulis dari seluruh dunia. Pada tanggal 11 Mei 2012
salah satu buku yang beliau tulis dengan judul Dont Buy Kopi Luwak Before You Read This Book! pernah
menjadi Top 3 best seller Kindle eBook di Amazon.com bersama-sama dengan buku pemilik Starbucks (Howard
Schultz ). Selain aktif di eBay beliau juga sampai saat ini masih aktif di Alibaba sebagai salah satu Gold Supplier
Member.

KOPERASI NUKITA BANDUNG 27

Anda mungkin juga menyukai