DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Sejarah Tanaman Stevia
Manfaat Stevia
LATAR BELAKANG
Stevia Di Indonesia
Deskripsi Tanaman
PERSIAPAN TANAMAN
Syarat Tumbuh
Bibit Stevia
a. Jenis Dan Sertifikat Bibit
b. Generatif
c. Vegetatatif
Pesemaian Bibit
PENUTUP
PUSTAKA
PENDAHULUAN
Jepang adalah negara konsumen terbesar pemanis stevia di dunia. Selain di Jepang
penggunaan stevia sebagai bahan pemanis penggati gula tebu telah banyak digunakan di
banyak Negara lain di dunia meliputi : Argentina, Chili, Cina, Kolombia, Korea, Malaysia,
Paraguay, Peru, Filipina, Arab Saudi, Taiwan, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, Uruguay, dan
Vietnam (1984), Brazil (1986), Australia, dan Selandia Baru (2008), Amerika Serikat (2008),
Mexico (2009), Hong Kong (2010), Uni Eropa (2011), Israel (2012), Norwegia (Juni 2012). Di
Di indonesia penggunaan stevia sebagai bahan pemanis rendah kalori baru resmi disyahkan
(di bawah Peraturan Menteri Kesehatan no.033 tahun 2012).
Dihabitat aslinya di Paraguay tanaman Stevia merupakan tanaman hari pendek obligat
dengan panjang hari kritis sekitar 11-13 jam.
Iklim yang dimiliki adalah sub tropis hingga tropis dengan lintang 22 0 hingga 240 lintang
selatan
Memiliki suhu rata-rata 150 C hingga 350 C
Tanah lempung berpasir hingga lempung dengan pH 5,5 hingga 6
Curah hujan rata-rata pertahun adalah 1.200 mm
hingga 1.700 mm
Manipulasi areal budidaya yang kerap dilakukan di
beberapa negara secara umum untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan stevia adalah :
1. Kelembapan tanah 70 %
2. Stevia sangat sensitif terhadap ketersediaan air
3. Komposisi bahan organik tanah 5 %
4. Suhu tanah 350 C
Manfaat Stevia
Selain digunakan sebagai pemanis alami rendah kalori, stevia juga memiliki manfaat lain
untuk kesehatan tubuh . Berikut adalah Manfaat Stevia :
Menstabilkan gula darah penderita diabetes
Menstabilkan tekanan darah pada penderita hipertensi
Meningkatkan penyerapan kalsium pada pengobatan osteoporosis
Membantu gejala radang gusi dan menghambat pertumbuhan plak pada gigi
Mengatasi gangguan kulit kepala dan rambut kusam
Menghambat keriput pada kulit (www.steviafirst.com)
LATAR BELAKANG
Stevia Di Indonesia
Tanaman Stevia yang memiliki nama ilmiah Stevia rebaudiana termasuk ke dalam suku
Asteraceae (Compositae). Tanaman stevia berasal dari daerah perbatasan negara Paraguay-
Brasil-Argentina di Amerika Selatan dengan nama lokal Caa-he-he, Caa-enhem atau Kaa-he-
e. Di tempat asalnya tanaman ini tumbuh liar, atau untuk tujuan tertentu dibudidayakan
oleh penduduk yang dimanfaatkan sebagai bahan pemanis dan obat.
Daun stevia mengandung senyawa glikosida diterpen dengan tingkat kemanisan antara 200-
500 kali gula tebu, akan tetapi tanpa kalori dengan indeks glikemat sangat rendah. Senyawa
glikosida diterpen yang paling penting adalah Steviosida dan Rebaudioside-A (Suhendi,
1989). Hal ini memungkinkan produk-produk olahan makanan maupun minuman kesehatan
menggunakan stevia sebagai bahan baku pemanis.
diet. Bahkan di negara Jepang kurang lebih 40% bahan pemanis di pasaran menggunakan
bahan dasar dari gula stevia ini.
Indonesia pada saat ini masih dihadapkan pada masalah kebutuhan gula tebu
(Suhendi,1989). Untuk mencapai swasembada gula 3,1 juta Ton pada tahun 2014,
dilaksanakan usaha-usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Dalam rangka
diversifikasi, diusahakan pemanfaatan tanaman penghasil gula non tebu yang dapat
dijadikan bahan alternative pengganti gula, diantaranya adalah tanaman Stevia.
Mengingat potensinya, tanaman stevia memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di
Indonesia. Namun tanaman stevia belum menunjukkan peranannya secara nyata sebagai
salah satu komoditi sumber pemanis karena hingga saat ini stevia yang dihasilkan masih
berkualitas rendah yang disebabkan belum ada standart baku teknis penanaman stevia dan
belum ada varietas unggul yang digunakan sebagai benih bina sehingga belum banyak
perusahaan atau investor yang tertarik untuk mengembangkan stevia secara besar-besaran.
Khusus untuk Kabupaten Bandung bibit stevia unggul CM3 mulai tahun 2015 telah
dikembangkan kebun induk seluas dua hektar dan kebun produksi untuk tahap awal seluas
25 Ha. Dimana selanjutnya akan dikembangkan lebih lanjut disesuaikan dengan kebutuhan
industri teh manis dan gula rafinasi milik Koperasi NUKITA. Kebun induk stevia CM3 selain
untuk kebutuhan di Kabupaten Bandung dan Jawa Barat juga telah dikembangkan di
beberapa daerah Jawa Tengah.
Divisio : Spermatophyta
Ordo : Campanulate
Kelas : Dicotyledonae
Familia : Compositae
Genus : Stevia
Species : Stevia rebaudiana
mendapatkan panjang penyinaran kurang dari 13 jam. Dalam kondisi ini, tanaman mulai
berbunga pada umur 60 hari setelah tanam.
Tanaman pangkasan akan berbunga sekitar 40 hari setelah dipangkas. Dengan demikian
periode pertumbuhan vegetatif tanaman hasil pangkasan lebih singkat 20 hari daripada
tanaman semaian. Hari panjang mengakibatkan pertambahan internode (buku), luas daun,
bobot kering daun dan meningkatkan kandungan gula merah larut, protein, dan steviosida.
Tanaman stevia merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap kekeringan, tumbuh
dengan baik pada kandungan air tanah diatas kapasitas lapang serta menghendaki
kelembaban tanah cukup tinggi, memiliki toleransi tinggi terhadap tanah basah. Di daerah
tropis, tanaman ini dapat diusahakan sepanjang tahun dan dipanen beberapa kali, sehingga
jumlah gula stevia setahun akan dapat mengungguli gula stevia dari daerah sub tropis yang
hanya ditanam sekali setahun.
Di Indonesia pada daerah dengan ketinggian tempat 700 1.500 mdpl, curah hujan 1.400
mm/tahun dengan suhu lingkungan antara 20o 24oC. Jenis tanah yang baik untuk tanaman
ini adalah latosol, podsolik, dan andosol di dataran tinggi. Tanaman stevia menghendaki
kelembaban tanah cukup tinggi, memiliki toleransi tinggi terhadap tanah basah.
Bibit Stevia
Jenis Dan Sertifikat Bibit Stevia
Salah satu faktor yang sangat penting dalam
menentukan produktivitas stevia adalah bahan
tanaman atau benih. Oleh karena itu pemilihan
benih sangat berperan terhadap keberhasilan
budidaya tanaman stevia. Pemilihan benih
merupakan proses seleksi bahan tanaman yang
bertujuan untuk memperoleh benih yang
berkualitas dan berproduktivitas tinggi serta bebas
dari hama penyakit, sehingga dapat menjamin stabilitas produksi stevia.
Di Kabupaten Bandung saat ini tengah dikembangkan penanaman dan pembuatan bibit
stevia unggul lokal dari jenis CM3 yang telah memiliki sertifikat SKMB dari BP2MB Jabar.
Area penanaman yang telah ada tahun 2015 seluas 5 Ha dan saat ini sedang dikembangkan
lahan baru seluas 25 Ha, di Desa Cibodas Kec. Pasir Jambu Kabupaten Bandung. Pada tahun
2015 sedang dilakukan pembuatan bibit stevia CM3 bersertifikat sebanyak 2 juta batang
untuk kebutuhan anggota Koperasi NUKITA.
Penyediaan benih tanaman stevia dapat dilakukan melalui perbanyakan vegetatif, generatif
dan kultur jaringan tanaman.
Perbanyakan Vegetatif
Teknik perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan setek yang dipasang sungkup plastik
yang kedap udara, sehingga suhu dan kelembaban dalam sungkup terjaga. Setelah berumur
3-4 minggu, mata tunas dan akar setek tumbuh mencapai 1-2 cm maka setek telah dapat
dipindahtanamkan ke lapang.
Perbanyakan Generatif
Teknik perbanyakan generatif dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Benih dapat diperoleh dari bunga yang telah mekar sempurna
Jemur benih siap sebar pada tempat yang teduh
Buang pappus dengan tangan secara lembut
Campur benih dengan sekam bakar secukupnya, untuk menghindari serangan jamur
Simpan benih sebelum dipakai dalam tempat kedap udara.
Pesemaian Bibit
Persiapan Bedengan
Buat bedengan yang dekat dengan air dan tanah subur
(tanah lempung dan alkali tidak cocok untuk digunakan).
Buat bedengan dengan arah timur barat.
Bedengan dibuat dengan ketinggian 10 cm, lebar 1,2-1,5 m
dan panjang 15-20 m.
Setiap bedengan diberi pupuk kandang sapi 400 kg atau
pupuk kandang ayam 100 kg, pupuk mineral 3-5 kg. Pupuk
Perawatan Bedengan
Setelah bibit stek ditanam atau benih
disebar, bedeng tanam harus dijaga agar
tetap lembab hingga benih berkecambah
dalam waktu 3-5 hari setelah itu kita
buka sungkup. Bedengan dijaga supaya
tetap lembab sampai benih mempunyai 3
daun. Suhu yang ideal untuk
0 0
perkecambahan antara 20 25 C. Jika
suhu terlalu rendah ditambahkan
potongan rumput untuk menjaga agar
suhu tetap hangat. Jika suhu sekitar 300C harus diberikan naungan untuk menjaga agar
tidak terlalu panas.
Saat benih mempunyai 3 daun, sungkup dibuka sampai tanah agak mengering
kemudian ditutup kembali untuk menjaga kelembaban.
Pada saat benih mempunyai 4 daun, sungkup dapat dibuka pada pagi hari dan ditutup
kembali pada sore hari. Jika tanah masih lembab tidak perlu dilakukan penyiraman lagi.
Pada saat benih mempunyai 5 daun, sungkup dibuka (total). Semprotkan pupuk setiap
5-10 hari sekali. Dalam 1m2 biasanya terdapat 1.500-2.000 benih.
Pada saat benih mempunyai 6 daun, maka siap dilakukan transplanting di areal
pertanaman. Lima hari pertama tidak perlu dilakukan penyiraman.
Benih yang sehat mempunyai 5-6 daun, tinggi tanaman 12-15 cm, batang sedikit
berkayu, daun lebar, hijau, daun pucuk berbentuk konkaf (cekung), mempunyai 5-7 akar
sekunder, 2-3 daun telah memiliki cabang.
Penyiapan lahan pada tanah tegalan dan tanah sawah (tadah hujan) dilakukan dengan
teknis yang sama yaitu sebelum melakukan penanaman lahan dicangkul atau dibajak
sebanyak dua kali sehingga diperoleh tekstur tanah yang gembur. Selanjutnya dibuat
bedengan-bedengan dengan ukuran panjang kira-kira 5 m atau disesuaikan dengan keadaan
lahan dan lebar antara 100 125 cm. Bedengan dapat dibuat dengan atau tanpa mulsa.
Kegunaan mulsa yaitu untuk meminimalisir pertumbuhan gulma Ketinggian masing-masing
bedengan cukup sekitar 20 40 cm (tergantung pada jenis lahan/tanah). Apabila
penanaman dilakukan pada lahan berkontur miring, sebaiknya dibuat teras terlebih dahulu.
Untuk penanaman stevia monokultur (seperti gambar di atas) dapat dilakukan dengan cara
mengunakan mulsa atau hanya guludan saja. Kondisi ini disesuaikan dengan kemampuan
pembiayaan. Dari sisi budidaya penggunaan mulsa dan tidak akan berpengaruh pada
operasional perawatan tanaman selama masa produksi.
Pemupukan
Pemupukan dasar diberikan waktu persiapan lahan
menggunakan pupuk organik dengan dosis 5-10
ton/ha. Pemupukan susulan menggunakan pupuk
urea dengan dosis 135 Kg/Ha (1,35 gram/lubang
tanam) yang diaplikasikan pada 30 HST (Hari Setelah
Tanam) setengah dosis dan pada 60 HST.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman merupakan bagian yang
terpenting dalam penanaman stevia. Pemeliharaan
tanaman stevia mencakup kegiatan pemupukan,
pemangkasan, dan pengendalian hama serta
penyakit. Pemberian pupuk buatan tersebut diulang
setiap kali stevia baru dipanen. Pada saat tanaman
stevia berumur 2 minggu, sebaiknya setiap ujung
tanaman dipangkas untuk membentuk percabangan
sehingga produksi daun akan lebih banyak.
Pengairan
Stevia membutuhkan banyak pasokan air yang baik
sepanjang tahun supaya produksinya stabil. Untuk itu
disekitar kebun stevia diperlukan sumber air yang
memadai. Sistem irigasi dapat dengan cara pengairan
diantara bedeng (monokultur pada dataran rata).
Anthrax Akut
Gejala: Hal ini muncul pada akhir Mei, dan kemudian akan terulang di pertengahan Juni. Ini
selalu terjadi dalam daun muda, ranting, Pada tahap awal, mereka berair bercak noda
seperti bintik-bintik dan kemudian berubah menjadi tempat gelap yang besar coklat yang
tidak teratur dan beberapa tempat yang akan menggabungkan ke tempat yang besar
dengan banyak titik-titik hitam di tempat yang besar.
Metode pencegahan: 75% chlorothalonil: 500 solusi air. Penyemprotan pestisida selama 2
sampai 3 kali terus menerus.
Layu Pucuk :
Gejala: Biasanya muncul dalam tahap pembibitan, kuman akan mengganggu ke dalam
batang pertama dan kemudian ada beberapa titik kuning terjadi pada daun maka bintik-
bintik akan memperbesar. Ini adalah air coklat noda- mengakibatkan layu pada daun.
Daerah yang terkena daun akan membusuk dan kemudian mati.
Tindakan perbaikan: Tanaman strucken perlu dihapus dari. Daerah di sekitar tanaman
strucken perlu didesinfeksi dengan bubuk kapur atau dinfectors kimia lainnya.
Secara umum budidaya stevia dengan sistem tumpang sari dengan tanaman kopi dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Penanaman stevia dapat menggunakan bedeng atau tanpa bedeng (guludan).
Jika menggunakan bedeng penanaman stevia dapat dilakukan tanpa mulsa
Panjang bedeng tanam tergantung pada kondisi lahan sesuai dengan sistem
pertanaman kopi. Namun demikian usahakan lebar bedeng 120 cm dengan ketinggian
15 20 cm
Jarak antar bedengan mengikuti garis tanam tanaman
kopi
pH tanah tanah minimal 6 dan aplikasikan dolomit jika
terlalu asam.
Tetap aplikasikan pupuk kandang berupa postal 10
ton/Ha sebagai pupuk dasar.
Jarak tanam stevia dengan sistem tumpang sari adalah 50 x 50 cm, atau rata-rata
populasi 40.000 tanaman per Ha.
Panen
Produk utama stevia adalah daun yang digunakan sebagai
bahan baku pembuat gula atau pemanis alami. Penentuan
waktu dan cara panen bagi tanaman stevia harus tepat.
Apabila lambat memanen, maka kandungan gula daun stevia
menurun. Sebaliknya, apabila waktu panennya terlalu awal
selain rendemen atau kandungan gula belum maksimal juga
jumlah daun yang dihasilkan sedikit.
Panen dilakukan pada kondisi ketika 5% dari populasi total stevia menunjukkan kuncup siap
berbunga, maka sudah saatnya untuk panen. Waktu terbaik untuk panen tanaman stevia
adalah di pagi hari. Pada kondisi sinar matahari kurang dari 12 jam, maka waktu panen
menjadi lebih cepat. Panen harus dilakukan pagi hari pada cuaca cerah.
Pasca Panen
Pasca penen daun stevia sangat perlu diperhatikan agar diperoleh kualitas daun yang baik.
Daun-daun stevia hasil panen, harus secepatnya dipipil dari batang atau tangkai dan segera
dikeringkan. Waktu pemipilan yang lambat dikhawatirkan akan dapat mengurangi kadar
Daun-daun stevia yang telah dikeringkan selanjutnya dikemas. Biasanya daun dimasukkan
ke dalam karung dengan berat 20 kg/bal. Dengan cara pengemasan yang baik dan tertutup
rapat, daun stevia bisa disimpan sampai satu tahun bahkan lebih. Nilai ekonomi daun stevia
dari 1 kg daun stevia basah akan diperoleh 0,20-0,25 kg daun kering (rendemen 20-25%).
Sedang rendemen dari daun kering menjadi kristal gula stevia sekitar 8-10%.
Crushing
Selain dipasarkan dalam bentuk daun simplisia, stevia
juga banyak dipasarkan dalam bentuk tepung daun.
Proses ini dilaksanakan dengan cara setelah daun kering
selanjutnya dilakukan penghancuran daun menggunakan
mesin penepung industri, dimana penepungan ini
bertujuan untuk meningkatkankan kekuatan pemanis
Stevia.
Pengendalian HPT
Pemeliharaan rutin untuk perawatan hama dan
penyakit tanaman terus dilakukan hingga
memasuki musim panen berikutnya.
Penyiangan
Penyiangan gulma dapat dilakukan secara manual. Jika menggunakan mulsa pada bedeng
perawatannya dapat lebih murah.
Populasi per Ha :
1. 40.000 tanaman
2. Jumlah biaya per Ha, 40.000 X Rp. 1.600 = Rp 64.000.000,-
Estimasi penerimaan :
1. Semester 1 & 2, panen tahun ke 1 (60% populasi) :
= 24.000 tan X @ 30 gr X Rp. 3.000 = Rp. 2.160.000,- per panen
1. Semester 3 dst, panen tahun ke 2 dst (60% populasi) :
= 24.000 tan X @ 50 gr X Rp. 3.000 = Rp. 3.600.000,- per panen
Biaya Investasi 5 ha: 1,04 milyar Rp(Tanaman: 0,64 Non Tanaman 0,40 M Rp), mulai
berproduksi pada bulan ke-7 setalah tanam, layak dan prospektif dibudidayakan: nilai IRR:
54% & masa pengembalian 2 tahun
Laba Tahun ke-1: 20 Juta Rp., Laba Tahun ke-2: 387 Juta Rp., Produksi batang & akar tidak
diperhitungkan
Harga jual sangat menentukan keberhasilan investasi Stevia, jika harga < 33 ribu Rp: langkah
efisiensi biaya produksi dengan memasukan teknologi mekanisasi proses pasca panen
Sedang untuk produk olahan bahan jadi dari stevia yang telah berhasil diproduksi secara
masal adalah berupa sirup stevia, stevia cane sugar (gula tebu yang dinaikkan kadar
kemanisannya dengan ekstrak stevia, sehingga nilai kalorinya dari gula tebu biasa), dan
yang menjadi unggulan adalah produk teh manis.
CIBODAS MANIS adalah nama dagang untuk berbagai produk olahan daun stevia yang
dihasilkan oleh KOPERASI NUKITA di Kabupaten Bandung. Bahan baku stevia untuk produk
CIBODAS MANIS dapat diakui dihasilkan dari System pertanian organic dengan pola
agroforestri ramah lingkungan yang telah dilaksanakan oleh Kelompok Tani Mulyasari
Cibodas sejak tahun 2010.
Teh Cibodas Manis dikemas dalam kemasan kaleng, kemasan sachet dan kemasan kardus.
Berikut adalah beberapa varian produk dari Cibodas Manis yang telah dipasarkan di dalam
negeri dan untuk eksport.
Selain pengolahan daun stevia menjadi beragam produk bahan baku untuk industri
makanan dan produk pangan olahan jadi untuk umum, saat ini juga tengah dikembangkan
produk untuk pangan kategori khusus (untuk diabetes & autism) dan produk kosmetik.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai produk Cibodas Manis dan berbagai produk
lainnya dari Koperasi NUKITA dapat dilihat pada situs : http://koperasinukita.com/ dan Blog
http://koperasinukita.blogspot.co.id/ ( atau e-mail : koperasinukita@gmail.com.
PENUTUP
Teknologi budidaya tanaman Stevia terus berkembang sehingga panduan budidaya tanaman
Stevia memerlukan perbaikan yang bersifat berkelanjutan dan terus menerus.
Panduan budidaya tanaman Stevia ini disusun dari pengumpulan bahan dari berbagai pihak
terutama para petani dan pelaksanaan pengembangan tanaman Stevia di sentra-sentra
produksi Stevia di Indonesia.
Teknologi budidaya baru yang dihasilkan oleh lembaga penelitian akan terus dimonitor dan
akan menjadi bagian untuk memperkaya informasi dalam buku ini pada edisi berikutnya.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
PUSTAKA
www.agricultureinformation.com
www.stevia.net
www.stevia.com
www.motherearthnews.com
www.steviafirst.com
www.stevia-steviocide.com
1. "Cap 132U Schedule (Sweeteners in Food Regulations; Public Health and Municipal Services
Ordinance) |". legislation.gov.hk. 2011. Retrieved 22 June 2011.
2. Indonesia's Minister of Health (2012), Regulation of No. 033 on Food Additives
3. Jones, Georgia (September 2006). "Stevia". NebGuide: University of NebraskaLincoln Institute
of Agriculture and Natural Resources. Retrieved 4 May 2007.
4. Natalie Digate Muth. "The Truth About SteviaThe So-called "Healthy" Alternative Sweetener".
Retrieved 18 August 2015.
5. Raji Akintunde Abdullateef, Mohamad Osman (1 January 2012). "Studies on effects of pruning
on vegetative traits in Stevia rebaudiana Bertoni (Compositae)". International Journal of
Biology 4 (1). doi:10.5539/ijb.v4n1p146.
6. "Stevia". Morita Kagaku Kogyuo Co., Ltd. 2004. Retrieved 6 November 2007.
7. "Stevia". Flora of North America
KONTRIBUTOR
1. Busono Edi
Busono Edi Setiawan SSi. Lahir di Magelang tangal 9 April 1975. Sejak tahun
2000 hingga 2006 aktif sebagai konsultan di Pemda Provisi Jawa Barat untuk
pembentukan jejaring distribusi barang dan peningkatan ekonomi keluarga.
Baru sejak tahun 2006 mulai berkonsentrasi pada aktifitas pengembagan
komoditi kopi dari sektor hulu (budidaya), sektor tengah (perdagangan dan
industry bahan baku) hingga sector hilir untuk pembentukan warung-warung
kopi dengan biaya murah untuk pencetakan lapangan kerja. Selain itu dari 2010
hingga saat ini beliau duduk sebagai salah satu direktur di PT Babun Djaja
Asia, yang bergerak pada pengembangan berbagai komoditi rempah di
Indonesia dengan pola inti rakyat. Salah satu komoditi unggulan yang sedang
dikembangkan adalah Stevia, sebagai komoditi gula dataran tinggi.
2. Dini Mardiani
Dini Mardiani S.P. Lahir di Bandung tanggal 19 Maret 1974. Sejak tahun 1998
hingga tahun 2000 aktif di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat
terutama masyarakat sekitar hutan. Beliau juga aktif di berbagai lembaga yang
bergerak di bidang Agro seperti : Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) tahun
2001-2004, konsultan di Pemda Provinsi Jawa Barat hingga tahun 2006.
Pada tahun 2010 beliau juga aktif di Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis
(MPIG) dan membina beberapa kelompok tani dari tahun 2005- sekarang. Saat ini
beliau menjabat sebagai Ketua Koperasi NUKITA Bandung yang bergerak di bidang
Agro komoditi berbasis lingkungan, seperti : kopi, stevia, rempah, tanaman keras,
kelinci, dsb dari hulu hingga hilir.
3. Kang Manul
Muhammad Luqmanulhakim SP. Lahir di Garut tanggal 6 Juli 1984. Sejak lulus dari
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, beliau aktif berwirausaha dan menulis
buku. Pada tahun 2009 beliau mendapatkan apresiasi dari kedutaan besar
Indonesia di London, Inggris yang berhubungan dengan pelestarian salah satu
kebudayaan di Garut. Sejak tahun 2010 beliau terdaftar sebagai salah satu trusted
seller & longtime member dari Indonesia di eBay.com serta membantu
mempromosikan produk kerajinan tangan & kopi luwak green bean & roasted bean,
khusus dari Jawa Barat ke 23 negara bagian di Amerika Serikat, Rusia, Ceko, Italia,
Inggris, Korea Selatan, Polandia, Kanada, Thailand, Belgia, Kazakhstan, Mexico,
Hongkong, Australia, Brazil, Irlandia, Norwegia, Taiwan dan Turki. Tahun 2012 dan
2013 beliau menjadi dosen tamu di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
pada mata kuliah Apresiasi Seni. Beliau juga aktif dan terdaftar sebagai salah satu Author & Self Publisher dari
Amazon Kindle Direct Publishing bersama dengan ribuan penulis dari seluruh dunia. Pada tanggal 11 Mei 2012
salah satu buku yang beliau tulis dengan judul Dont Buy Kopi Luwak Before You Read This Book! pernah
menjadi Top 3 best seller Kindle eBook di Amazon.com bersama-sama dengan buku pemilik Starbucks (Howard
Schultz ). Selain aktif di eBay beliau juga sampai saat ini masih aktif di Alibaba sebagai salah satu Gold Supplier
Member.