DIAGRAM ISHIKAWA
Masalah kualitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
perusahaan,
sebagaimana
diketahui
bahwa
kualitas
ikut
menentukan
perkembangan suatu perusahaan baik itu perusahaan dalam skala kecil, menengah,
maupun perusahaan berskala besar. Oleh karena itu, kualitas suatu produk tidak
boleh sampai terabaikan oleh perusahaan. Dalam setiap proses produksi pasti
ditemukan adanya kecacatan produk, karena kecacatan produk merupakan sesuatu
yang tidak dapat terhindar dan hal ini merupakan suatu biaya yang sangat
merugikan bagi perusahaan. Kecacatan produk tidak dapat dihilangkan dengan
sempurna atau dengan kata lain perusahaan tidak dapat menghasilkan produk
tanpa adanya cacat sama sekali, tetapi perusahaan dapat meminimalisasi berbagai
kemungkinan penyimpangan atau kesalahan yang terjadi. Diagram Ishikawa
merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor
permasalahan yang berpengaruh secara signifikan terhadap output perusahaan.
Diagram ini membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah yang
sedang dihadapi perusahaan (Hargo, 2013).
Diagram Ishikawa adalah diagram sebab-akibat atau sering disebut sebagai
diagram
tulang
ikan
yang
merupakan
pendekatan
terstruktur
yang
memungkinkan dilakukan analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebabpenyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang terjadi. Diagram
ini digunakan untuk menyajikan penyebab suatu masalah secara grafis. Pada
umumnya ada lima faktor yang diperkirakan menjadi penyebab dari masalah yang
timbul (4M+1L). Faktor tersebut antara lain adalah Mesin, Manusia (operator),
Metode, Material (bahan baku), serta Lingkungan (Aridinanti dkk, 2013).
Pada praktikum ini produk yang kami gunakan untuk diidentifikasi
permasalahannya adalah selai nanas. Faktor yang paling berpengaruh dalam
produk selai buah adalah kekentalan. Pada produk selai nanas yang kami amati
memiliki kekurangan yaitu kurang kental. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
penyebab meliputi faktor manusia, mesin (peralatan), bahan, metode (cara
pembuatan), dan lingkungan. Dari produk yang kami amati maka dapat
digambarkan diagram ishikawa pada Gambar 4.1.
Machine
Man
Material
Kurang canggih
Tidak
terampil
Kurang pengawasan
pekerja
Gula terlalu
banyak
Kurang
steril
Perawatan
mesin kurang
Pengetahuan
kurang luas
Kurang
kental
Perubahan cuaca
Penghancuran
kurang halus
Suhu
pemanasan
kurang
Kebersihan
tempat produksi
Lama pemasakan
kurang
Method
Environment
Kombinasi
nanas tidak
tepat
baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya
manusia), methods (metode), Mother Nature/environment (lingkungan), dan
measurement (pengukuran). Keenam penyebab munculnya masalah ini sering
disingkat dengan 6M.
Kategori pertama penyebab permasalahan yaitu material. Material biasanya
memberi penjelasan rendahnya kualitas bahan baku yang ternyata mempengaruhi
kualitas produk. Penyebab kedua yaitu method meliputi penjelasan tata layout
yang tidak mendukung proses produksi sehingga memperlambat jalannya
produksi. Penyebab ketiga yaitu machine yang menjelaskan tentang kesalahan
setting mesin yang tidak sesuai dengan standar produk yang ingin dihasilkan.
Penyebab keempat yaitu man dengan menjelaskan tentang pengalaman kerja yang
rendah yang membuat hasil produk kurang maksimal, hal-hal lain yang juga ikut
mempengaruhi seperti skill, motivasi, kepemimpinan juga mempengaruhi
jalannya produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Fungsi
dasar
diagram
Fishbone
(Tulang
Ikan)
adalah
untuk
lama, dan penghancuran bahan yang kurang halus sehingga secara tidak langsung
berpengaruh pada kekentalan produk yang dihasilkan. Selain itu adalah faktor
lingkungan yang dipengaruhi oleh perubahan cuaca yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan buah saat penanaman sehingga juga mempengaruhi hasil buah yang
akan dipanen. Selain itu kebersihan tempat produksi juga mempengaruhi kualitas
produk selai yang dihasilkan.
Untuk menghasilkan selai nanas yang berkualitas, buah yang dipilih adalah
perpaduan antara buah yang matang dan buah yang mengkal. Hal ini dikarenakan
setiap buah memiliki kelebihan untuk dapat menghasilkan produk selai yang
berkualitas. Buah yang matang memiliki aroma yang lebih kuat dan buah yang
mengkal mengandung pektin yang tinggi. Sehingga apabila pembuatan selai
menggunakan kombinasi antara buah yang matang dan mengkal akan dapat
menghasilkan produk selai buah yang sesuai dan berkualitas.
Kualitas selai buah juga harus memperhatikan pemberian gula yang
digunakan. Kadar gula yang digunakan tidak boleh lebih dari 65%. Gula yang
diberikan berpengaruh terhadap keseimbangan air dan pektin. Pada buah yang
memiliki kandungan pektin yang rendah, penambahan gula lebih sedikit dari
bagian buahnya. Sedangkan pada buah yang memiliki kandungan pektin yang
tinggi, penambahan gula lebih banyak dari bagian buahnya. Hal ini dilakukan agar
dapat menghasilkan produk selai buah yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Aridinanti, L., Kurnia, J. D. dan Sri Mumpuni Retnaningsih. 2013. Analisis
Kapabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) Di PT.
Ajinomoto Indonesia. Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2, No. 1.
Hargo, Dwi Harkit. 2013. Implementasi Metode Pengendalian Kualitas pada
Proses Produksi Tali Rafia Hitam dengan Menggunakan Metode
Statistik di UD Kartika Plastik Jombang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol.2 No. 1.