Anda di halaman 1dari 5

ACARA IV

DIAGRAM ISHIKAWA
Masalah kualitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
perusahaan,

sebagaimana

diketahui

bahwa

kualitas

ikut

menentukan

perkembangan suatu perusahaan baik itu perusahaan dalam skala kecil, menengah,
maupun perusahaan berskala besar. Oleh karena itu, kualitas suatu produk tidak
boleh sampai terabaikan oleh perusahaan. Dalam setiap proses produksi pasti
ditemukan adanya kecacatan produk, karena kecacatan produk merupakan sesuatu
yang tidak dapat terhindar dan hal ini merupakan suatu biaya yang sangat
merugikan bagi perusahaan. Kecacatan produk tidak dapat dihilangkan dengan
sempurna atau dengan kata lain perusahaan tidak dapat menghasilkan produk
tanpa adanya cacat sama sekali, tetapi perusahaan dapat meminimalisasi berbagai
kemungkinan penyimpangan atau kesalahan yang terjadi. Diagram Ishikawa
merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor
permasalahan yang berpengaruh secara signifikan terhadap output perusahaan.
Diagram ini membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah yang
sedang dihadapi perusahaan (Hargo, 2013).
Diagram Ishikawa adalah diagram sebab-akibat atau sering disebut sebagai
diagram

tulang

ikan

yang

merupakan

pendekatan

terstruktur

yang

memungkinkan dilakukan analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebabpenyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang terjadi. Diagram
ini digunakan untuk menyajikan penyebab suatu masalah secara grafis. Pada
umumnya ada lima faktor yang diperkirakan menjadi penyebab dari masalah yang
timbul (4M+1L). Faktor tersebut antara lain adalah Mesin, Manusia (operator),
Metode, Material (bahan baku), serta Lingkungan (Aridinanti dkk, 2013).
Pada praktikum ini produk yang kami gunakan untuk diidentifikasi
permasalahannya adalah selai nanas. Faktor yang paling berpengaruh dalam
produk selai buah adalah kekentalan. Pada produk selai nanas yang kami amati
memiliki kekurangan yaitu kurang kental. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
penyebab meliputi faktor manusia, mesin (peralatan), bahan, metode (cara

pembuatan), dan lingkungan. Dari produk yang kami amati maka dapat
digambarkan diagram ishikawa pada Gambar 4.1.

Machine

Man
Material

Kurang canggih

Tidak
terampil

Kurang pengawasan
pekerja

Gula terlalu
banyak

Kurang
steril

Perawatan
mesin kurang

Pengetahuan
kurang luas

Kurang
kental
Perubahan cuaca

Penghancuran
kurang halus
Suhu
pemanasan
kurang

Kebersihan
tempat produksi
Lama pemasakan
kurang

Method

Environment

Gambar 4.1 Diagram Ishikawa Selai Nanas

Diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi,


mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab
yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Konsep dasar dari diagram
fishbone adalah permasalahan mendasar diletakkan pada bagian kanan dari
diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab
permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya. Kategori penyebab
permasalahan yang sering digunakan sebagai start awal meliputi materials (bahan

Kombinasi
nanas tidak
tepat

baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya
manusia), methods (metode), Mother Nature/environment (lingkungan), dan
measurement (pengukuran). Keenam penyebab munculnya masalah ini sering
disingkat dengan 6M.
Kategori pertama penyebab permasalahan yaitu material. Material biasanya
memberi penjelasan rendahnya kualitas bahan baku yang ternyata mempengaruhi
kualitas produk. Penyebab kedua yaitu method meliputi penjelasan tata layout
yang tidak mendukung proses produksi sehingga memperlambat jalannya
produksi. Penyebab ketiga yaitu machine yang menjelaskan tentang kesalahan
setting mesin yang tidak sesuai dengan standar produk yang ingin dihasilkan.
Penyebab keempat yaitu man dengan menjelaskan tentang pengalaman kerja yang
rendah yang membuat hasil produk kurang maksimal, hal-hal lain yang juga ikut
mempengaruhi seperti skill, motivasi, kepemimpinan juga mempengaruhi
jalannya produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Fungsi

dasar

diagram

Fishbone

(Tulang

Ikan)

adalah

untuk

mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul


dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya. Sering
dijumpai orang mengatakan penyebab yang mungkin dan dalam kebanyakan
kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotes adalah nyata, dan apakah
memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang diinginkan.
Identifikasi masalah produk selai nanas yang kami amati adalah faktor
manusia dipengaruhi oleh kurangnya pengawasan pekerja sehingga menyebabkab
pekerja kurang bekerja secara maksimal, tidak terampil sehingga produk yang
dihasilkan kurang memenuhi standar. Selain itu pengetahuan yang kurang luas
juga berpengaruh pada perkembangan produk yang dihasilkan. Faktor mesin
dipengaruhi oleh kurang sterilnya mesin, kurang canggihnya mesin-mesin yang
digunakan, dan kurangnya perawatan secara berkala pada mesin. Faktor bahan
dipengaruhi oleh kurang tepatnya kombinasi atau campuran antar bahan, misalnya
kurang tepatnya komposisi pada kombinasi buah matang dan buah mengkal, dan
juga pada komposisi pemberian gula. Faktor metode (cara pembuatan)
dipengaruhi oleh suhu pemanasan yang kurang optimal, pemasakan yang kurang

lama, dan penghancuran bahan yang kurang halus sehingga secara tidak langsung
berpengaruh pada kekentalan produk yang dihasilkan. Selain itu adalah faktor
lingkungan yang dipengaruhi oleh perubahan cuaca yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan buah saat penanaman sehingga juga mempengaruhi hasil buah yang
akan dipanen. Selain itu kebersihan tempat produksi juga mempengaruhi kualitas
produk selai yang dihasilkan.
Untuk menghasilkan selai nanas yang berkualitas, buah yang dipilih adalah
perpaduan antara buah yang matang dan buah yang mengkal. Hal ini dikarenakan
setiap buah memiliki kelebihan untuk dapat menghasilkan produk selai yang
berkualitas. Buah yang matang memiliki aroma yang lebih kuat dan buah yang
mengkal mengandung pektin yang tinggi. Sehingga apabila pembuatan selai
menggunakan kombinasi antara buah yang matang dan mengkal akan dapat
menghasilkan produk selai buah yang sesuai dan berkualitas.
Kualitas selai buah juga harus memperhatikan pemberian gula yang
digunakan. Kadar gula yang digunakan tidak boleh lebih dari 65%. Gula yang
diberikan berpengaruh terhadap keseimbangan air dan pektin. Pada buah yang
memiliki kandungan pektin yang rendah, penambahan gula lebih sedikit dari
bagian buahnya. Sedangkan pada buah yang memiliki kandungan pektin yang
tinggi, penambahan gula lebih banyak dari bagian buahnya. Hal ini dilakukan agar
dapat menghasilkan produk selai buah yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA
Aridinanti, L., Kurnia, J. D. dan Sri Mumpuni Retnaningsih. 2013. Analisis
Kapabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) Di PT.
Ajinomoto Indonesia. Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2, No. 1.
Hargo, Dwi Harkit. 2013. Implementasi Metode Pengendalian Kualitas pada
Proses Produksi Tali Rafia Hitam dengan Menggunakan Metode
Statistik di UD Kartika Plastik Jombang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol.2 No. 1.

Anda mungkin juga menyukai