POKOK BAHASAN IV
OPTIMASI INPUT- OUTPUT
5.1. Materi Pokok Bahasan Optimasi Input-Output
1. Tiga daerah dalam fungsi produksi dan optimasi
2. Efisiensi Teknis dan Efisiensi Ekonomis
3. Keputusaan Optimasi
5.4. Kegiatan
Bagi pengampu adalah memberi kuliah tatap muka di kelas, memberi tugas
terstruktur, belajar mandiri dan mengevaluasi. Bagi mahasiswa adalah
mengikuti
kuliah, mengerjakan tugas dan belajar mandiri/kelompok.
5.5. Peralatan
produksi sehingga keputusan penambahan input tidak rasional. Daerah I dan III
merupakan daerah Irrasional untuk kegiatan penyelenggaraan produksi. Pada
daerah II setiap tambahan
input akan menghasilkan tambahan
produksi
yang semakin
menurun
sehingga di daerah produksi ini terdapat
pertimbangan apakah input akan ditambah atau dihentikan oleh produsen.
Daerah II ini merupakan daerah yang memerlukan pertimbangan rasional
penyelenggaraan kegiatan produksi dan disebut sebagai daerah Rasional.
Pertimbangan yang rasional dalam
kegiatan
produksi
dilaksanakan
merupakan pertimbangan
yang
rasional bagi
produsen
maka
maksimumnya dan efisiensi ekonomis tercapai pada saat nilai produk marjinal
(NPM) sama dengan biaya korbanan marjinalnya
merupakan
kata
lain
setiap tambahan input dari awal sampai akhir akan didapatkan efisiensi taknis
lebih dahulu dan setelah itu baru efisiensi ekonomis.
Efisiensi ekonomis penggunaan faktor-faktor produksi dirumuskan sebagai
berikut :
Produk (unit)
NPM (Rp)
BKM (Rp)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
12
20
34
44
52
58
62
64
62
58
48
32
56
40
32
24*
16
8
8
16
24
24
24
24
24
24*
24
24
24
24
Berdasarkan
menghasilkan
Tabel
nilai
tersebut,
penggunaan
input
pada
level 6 unit
lebih
sedikit.
Pada
input
5,
keuntungannya Rp 208,-
Rp 120,- = Rp 88.
Rp 168,- dan
penerimaannya
tabel,
Dimana :
Y
Hp = Rp 1300,-/kg
X1
Hx = Rp 0,1/Rp 1,-
X2
Hx = Rp 1500,-/HKP
telah mencapai
optimum ?
Evaluasinya sebagai berikut :
1. Koefisien 0,47 dan 0,36 menunjukkan bahwa Ep antara 1
0 dan
produksi
berada di daerah II. Kondisi ini memenuhi syarat untuk rasionalisasi keputusan.
2. Koefisien regresi (b1 dan b2) itu dapat digunakan untuk menghitung NPM den
gan cara sebagai berikut :
Hal ini juga berarti tenaga kerja belum mencapai produksi yang efisien secara
Unpad. Tidak