Anda di halaman 1dari 18

TUGAS 8

TEORI BIAYA PRODUKSI (KONSEP DAN BIAYA PRODUKSI, PRODUKSI,


PRODUKTIVITAS BIAYA, BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK, DAN
JANGKA PANJANG)

Disusun Oleh:

Afani Hanifah (40011019060005)

Dosen Pengajar : Imam Prayogo, SE.,MSi.,Akt.,CA.,CPMA

Semester : 1 (Satu)

Program Studi Akuntansi

Sekolah Vokasi PSDKU Pekalongan

Universitas Diponegoro

Tahun Ajaran 2019/2020


I. KONSEP DAN BIAYA PRODUKSI
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan
proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada
saat proses ini sudah terjadi maupun belum terjadi. Biaya produksi adalah
biaya dari semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan baku yang akan digunakan
untuk menghasilkan suatu produk. Proses produksi yang dilakukan produsen
pasti memerlukan biaya, besarnya biaya proporsional dengan banyak barang
dan jasa yang dihasilkan. Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses
produksi.
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran atau semua
beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis
barang atau jasa. Biaya produksi juga dapat didefinisikan sebagai semua
pengorbanan yang diperlukan untuk mendukung proses produksi barang atau
jasa tertentu yang dinyatakan dengan uang. Pengorbanan yang dimaksud
adalah pemakaian faktor-faktor produksi atau smnber-sumber ekonomi seperti
bahan baku yang digunakan, waktu dan tenaga yang terpakai, teknologi yang
digunakan, upah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi.
Pengorbanan yang digunakan untuk mendukung proses produksi harus
dikuantitatifkan dan diukur dengan uang, hal tersebut dilakukan untuk
mempermudah perhitungan sehingga diketahui dengan pasti nominal modal
yang digunakan untuk proses produksi, harga yang layak dari produk yang
dihasilkan, mengendalikan pengggunaan dana sehingga efisiensi produksi
tercapai, dan membantu perhitungan laba yang akan dihasilkan.
Biaya dalam pengertian ekonomi adalah semua “beban” yang harus
ditanggung untuk menyediakan suatu barang supaya siap dipakai oleh
konsumen. Biaya dalam pengertian produksi adalah semua “beban” yang
harus ditanggung oleh Produsen untuk menghasilkan suatu Produksi. Biaya
produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk
uang untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Menetapkan biaya produksi
berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang
mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit untuk diidentifikasikan.
Biaya Produksi Menurut Para Ahli, yaitu:
1. Mulyadi
Menurut Mulyadi (1995:14), pengertian biaya produksi adalah seluruh
biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang
siap untuk dijual.
2. Hansen dan Mowen
Menurut Hansen dan Mowen (2002:24), production cost adalah total biaya
yang berhubungan dengan proses pembuatan barang dan penyediaan jasa.
3. M. Nafarin
Menurut M. Nafarin (2009:497), pengertian biaya produksi adalah seluruh
biaya yang berhubungan dengan barang yang dihasilkan, dimana di
dalamnya terdapat unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik.
4. Abdul Halim
Menurut Abdul Halim (1988:5), production cost adalah akumulasi biaya
yang terkait langsung dengan proses produksi suatu barang dan akan
dipertemukan dengan penghasilan pada periode saat barang tersebut dijual.
5. Amin Widjaja Tunggal
Menurut Amin Widjaja Tunggal (1993:1), biaya produksi adalah biaya-
biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari
bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
b. Bahan-bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur
d. Penyusutan peralatan produksi
e. Uang modal, sewa
f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan,
biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
h. Pajak
Pandangan akuntan mengenai biaya menekankan pada biaya-biaya
langsung, biaya-biaya historis, dan biaya-biaya lainnya. Maka, definisi biaya
menurut ahli ekonomi setiap sumber daya adalah pembayaran yang diperlukan
supaya sumber-sumber daya tersebut pada penggunaannya yang sekarang.
Dengan kata lain biaya ekonomi suatu sumber daya tersebut pada alternatif
kesempatan penggunaannya yang terbaik (walter,1991).
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir
periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga
jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi,
meliputi:
 Biaya bahan baku (direct material cost)
Biaya bahan baku merupakan bahan secara langsung digunakan dalam
produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk
dipasarkan. Bahan baku tersebut mencakup semua bahan yang secara fisik
dapat diidentifikasi sebagai bagian dari produk jadi.
 Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja
langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-
kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan
produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat
terwujud. Tenaga kerja mengkonversi bahan baku langsung menjadi suatu
barang jadi yang siap dipasarkan. Direct Labour merupakan biaya-biaya
bagi semua tenaga kerja langsung yang ditempatkan dan diberdayakan
dalam menangani kegiatan produksi secara langsung.
 Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga
kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti biaya pemeliharaan
pabrik, yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu
pekerjaan. Overhead pabrik adalah semua biaya manufaktur yang tidak
ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Beberapa elemen biaya
overhead pabrik diantaranya:
 Biaya bahan baku tidak langsung
 Biaya tenaga kerja tidak langsung
 Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
 Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
 Biaya listrik dan air pabrik
 Biaya asuransi pabrik
Tujuan penentuan biaya produksi adalah untuk memaksimalkan laba
perusahaan, yaitu menghasilkan pendapatan dan membandingkannya dengan
biaya yang dikeluarkan. Adapun beberapa tujuan penentuan biaya produksi
adalah sebagai berikut:
a. Untuk Menetapkan Biaya Produksi
Sangat penting bagi setiap perusahaan untuk menetapkan production cost
secara tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat
semua bukti transaksi terkait pengeluaran biaya. Melalui pengumpulan
bukti transaksi, pencatatan, dan penentuan atas terjadinya transaksi dengan
baik akan menghasilkan penetapan biaya produksi yang tepat.
b. Untuk Mengendalikan Biaya
Pengumpulan semua bukti transaski, pencatatan, dan penentuan biaya
produksi yang tepat akan membuat tugas manajemen semakin mudah
dalam hal pengawasan dan pengendalian biaya untuk produksi.
c. Untuk Membantu Pengambilan Keputusan
Penentuan production cost juga sangat membantu suatu perusahaan untuk
mengambil keputusan jangka pendek, diantaranya;
 Pembelian bahan baku
 Pembelian alat produksi
 Penentuan harga jual barang jadi
Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Biaya Eksplisit : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor
produksi dan input lain yang dibayar melalui pasaran atau pembayaran
berupa uang.
2. Biaya Implisit : Biaya Implisit daah biaya yang tidak terlihat secara
langsung, misalnya biaya penyusutan barang modal.
II. PRODUKSI
Produksi adalah rangkaian proses yang meliputi semua kegiatan yang
dapat menambah nilai guna atau menciptakan nilai guna dari barang dan jasa.
Terdapat beberapa faktor produksi, yaitu:
1. Sumber Daya Alam
Dalam hal ini sumber daya alam (Physical Resources) adalah faktor
produksi yang bersumber dari kekayaan alam. Sumber daya alam dapat
memenuhi kebutuhan manusia untuk bertahan hidup. Adapun beberapa
sumber daya alam tersebut, yaitu udara, tanah, air, sinar matahari, hewan,
tumbuhan, mineral, dan bahan tambang lainnya. Misalnya, para petani
memproduksi padi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Faktor
produksinya adalah tanah, air, iklim, dan hal lainnya yang dapat
mendukung produksi padi.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau tenaga kerja adalah faktor produksi yang
melakukan kegiatan produksi, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Di dalam faktor ini terdapat beberapa unsur penting, seperti
unsur fisik, pikiran, serta kemampuan dan keahlian.
Faktor tenaga kerja dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
a. Berdasarkan Kualitas
 Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan
pendidikan formal untuk dapat melaksanakan pekerjaannya.
Misalnya, dokter, arsitek, dan dosen.
 Tenaga kerja terampil, yaitu tenaga kerja yang memerlukan
keterampilan khusus agar bisa melaksanakan pekerjaannya.
Misalnya, penjahit, tukang, supir, dan kapster salon.
 Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja
yang tidak membutuhkan pendidikan atau pelatihan tertentu supaya
bisa melakukan pekerjaannya. Misalnya, asisten rumah tangga, kuli
bangunan, dan petugas kebersihan.
b. Berdasarkan Sifat Pekerjaan
 Tenaga kerja jasmani, yaitu tenaga kerja yang lebih mengandalkan
tenaga untuk melaksanakan pekerjaannya. Misalnya, petugas
kebersihan, tukang becak, dan kuli angkut.
 Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang lebih mengandalkan
pikiran dan perasaan dalam melaksanakan pekerjaannya. Misalnya,
dosen, guru, seniman, dan psikolog.
3. Modal
Modal mempunyai peranan penting dalam percepatan dan kelancaran
kegiatan produksi. Modal dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok,
yaitu:
a. Berdasarkan Sumbernya
 Modal sendiri, yaitu modal yang sumbernya berasal dari perusahaan
sendiri.
 Modal asing, yaitu modal yang sumbernya beraal dari luar
perusahaan. Misalnya, pinjaman dari lembaga keuangan.
b. Berdasarkan Sifatnya
 Modal tetap, yaitu modal yang dapat dipakai secara berulang-ulang.
Misalnya, bangunan, mesin, dan peralatan.
 Modal lancar, yaitu modal yang akan habis digunakan dalam setiap
proses produksi. Misalnya, bahan baku untuk produksi.
c. Berdasarkan Bentuknya
 Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam
kegiatan produksi. Misalnya, bangunan, mesin, peralatan,
kendaraan, dan lainnya.
 Modal abstrak, yaitu modal yang tidak terlihat secara nyata tapi
bernilai bagi perusahaan. Misalnya, hak merek, hak paten, nama
baik perusahaan, dan lainnya.
d. Berdasarkan Kepemilikannya
 Modal individu, yaitu modal yang berasal dari perorangan dimana
hasilnya akan menjadi sumber penghasilan bagi pemiliknya.
 Modal publik, yaitu modal yang berasal dari pemerintah dimana
hasilnya akan digunakan untuk kepentingan masyarakat umum.
Misalnya jembatan, rumah sakit, jalan raya, pelabuhan, bandara
udara, dan lainnya.
4. Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan yang ada di dalam diri
seseorang dalam menggunakan faktor-faktor produksi sehingga
mendapatkan hasil yang diinginkan. Beberapa hal penting yang dimiliki
oleh seorang wirausaha, yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian
(Organizing), Penggerakan (Actuating), dan Pengawasan (Controling).
III. PRODUKTIVITAS BIAYA
Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai
perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut
Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana
baiknya sumber daya yang diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil
yang optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga
semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang
dihasilkan. Ukuran-ukuran produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada
aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai agregat dasar,
misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas biaya langsung,
produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan mentah,
dan lain-lain.
Terdapat beberapa unsur produktivitas, yaitu:
 Efektivitas, ukuran dari ketepatan dalam memilih cara untuk melakukan
sesuatu (do right things) target tercapai orientasi output.
 Efisiensi, ukuran dan ketepatan dalam melakukan sesuatu (do things
right) hemat penggunaan orientasi input.
 Kualitas, suatu yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai
persyaratan, spesifikasi dan atau harapan konsumen.
Manfaat peningkatan produktivitas dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
1. Tingkat Nasional :
 Meningkatkan kemampuan bersaing khususnya dalam perdagangan
internasional yang menambah pendapat negara.
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
 Sebagai alat untuk membantu merumuskan kebijaksanaan dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
2. Tingkat Perusahaan :
 Memperkuat daya saing perusahaan, karena dapat memproduksi
dengan biaya yang lebih rendah dan mutu produksi lebih baik.
 Menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan.
 Menunjang terwujudnya hubungan industrial yang lebih baik
 Mendorong terciptanya perluasan lapangan kerja.
3. Tingkat Individu :
 Meningkatkan pendapatan dan jaminan sosial
 Meningkatkan harkat dan martabat serta pengakuan potensi individu.
 Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi.
Siklus produktivitas yang saling berhubungan dan tidak terputus, yaitu
pengukuran, evaluasi, perencanaan, dan peningkatan. Produktivitas yang
diperhitungkan hanya produk bagus yang dihasilkan saja, jika suatu work
center banyak mengeluarkan barang cacat dapat dikatakan work center
tersebut tidak produktif. Keempat kegiatan tersebut sudah menjadi dasar
industri dalam melakukan peningkatan produktivitas. Siklus produktivitas
digunakan sebagai dasar perbaikan masalah produksi terutama pada skala
industri.
IV. BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK
Biaya produksi jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan
telah dapat menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi. Dalam analisis dimisalkan bahwa sebagian faktor-faktor produksi
yang digunakan dianggap tetap jumlahnya. Sedangkan, jangka panjang adalah
jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan,
yaitu jumlah dapat ditambah apabila pertambahan itu diperlukan.
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian
faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Dalam jangka pendek semua
perusahan kompetitif maupun nonkompetitif memiliki biaya yang harus
mereka tanggung ataupun hasil produksi mereka. Beberapa biaya tetap harus
dibayar meskipun berusaha berhenti berproduksi yakni, meskipun hasil
produksinya nol. Jenis biaya ini adalah biaya tetap, biaya tetap adalah segala
biaya yang tidak tergantung pada tingkat hasil produksi perusahaan. Biaya
tetap ini timbul meskipun perusahaan tidak memproduksi apapun. Tidak ada
biaya tetap dalam jangka panjang dan perusahaan tidak bisa melakukan
apapun dalam jangka pendek untuk menghindarinya atau mengubahnya.
Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan tujuan
biaya:
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara
langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai
contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan
biaya overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen
tertentu.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat
diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output
tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada
suatu fasilitas.
Teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, yakni:
1. Biaya Total dan Jenis-jenis Biaya Total
a. Biaya total (Total Cost/TC)
Biaya total adalah penjumlahan keseluruhan biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Kurva TC memiliki bentuk yang persis sama dengan bentuk kurva Biaya
berubah total (TVC), serta antara keduanya terpisah oleh suatu jarak
vertikal yang selalu sama. Biaya total yaitu biaya yang meliputi
keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk mendanai aktivitas produksi. Biaya total variabel merupakan
unsur biaya total karena biaya total memiliki sifat yang juga dimiliki
oleh biaya total variabel, yaitu bahwa besarnya biaya total itu berubah-
ubah seiring dengan berubah-ubahnya jumlah output yang dihasilkan.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

TC=TFC+TVC

b. Biaya tetap total (Total Vixed Cost/TFC)


Biaya tetap total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun
perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit
waktu untuk pembelian input tetap. Biaya tetap total yaitu biaya yang
meliputi perbelanjaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang
tetap jumlahnya, artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh
jumlah Output yang dihasilkan. Contohnya, gaji pegawai, biaya
pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah, biaya asuransi,
biaya telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan, biaya penyusutan, adalah
contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami perubahan
dalam jangka pendek. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya
variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Biaya total
tetap dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

TFC=TC-TVC
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan
berubahnya jumlah produksi (Q). Berapapun jumlah produksi apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, maka jumlah biaya (P) yang
dikeluarkan adalah tetap.
c. Biaya berubah total (Total Variabel Cost/TVC)
Biaya tetap total yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan
dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah
sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak
produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus
dikeluarkan. Contohnya, biaya bahan baku, upah tenaga kerja, bahan
bakar. Biaya total variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

TVC = TC-TFC

Biaya berubah total adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan
berubahnya jumlah produksi. Itulah sebabnya kurva VC ini mengarah ke
kanan atas.
Biaya total produksi atau lebih di kenal total cost (TC) merupakan
keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yang berkaitan
dengan proses produksi, sebagai aktivitas utama untuk menghasilkan suatu
produk. Dalam jangka pendek, total cost sangat di tentukan oleh input- input
produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. Dimana input – input
produksi tersebut dapat memberikan konsekuensi pembiayaaan bersifat tetap
dan bersifat variabel.
Pembiaayaan bersifat tetap di sebut biaya tetap atau total fixed cost (TFC)
Biaya tetap total (total fixsed cost/TFC) dapat di katakan biaya yang sifatnya
wajib di keluarkan oleh produsen dimana ada atau tidak ada aktivitas
produksi. Jika biaya tetap tersebut tidak di keluarkan, maka konsekuensinya
dapat menghambat jalannya proses produksi yang lainnya. Membeli mesin,
mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang
dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek. Sedangkan biaya
variabel (variable cost) merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan
ketika ada aktivitas proses produksi. Oleh sebab itu biaya berubah biasanya
merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan.
Besar kecilnya biaya veriabel yang dikeluarkan produsen sesuai dan
tergantung pada skala proses produksi yang di lakukan. Dengan kata lain
semakin besar skala proses produksi, biaya variabel semakin besar. Tetapi jika
skala proses produksi relatif kecil maka biaya varibel yang di keluarkan
menjadi relatif kecil juga.
2. Biaya Rata-rata Dan Marjinal
a. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC) merupakan biaya yang
apabila biaya tetap untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi
dengan jumlah produksi tertentu. Biaya tetap yang dibelanjakan untuk
menghasilkan setiap unit produksi. Biaya tetap rata-rata dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:

AFC = TFC/Q
b. Biaya berubah rata- rata (Average Variabel Cost/AVC) merupakan
biaya yang apabila biaya variabel untuk memproduksi sejumlah
produksi tertentu. Biaya variabel yang dibelanjakan untuk menghasilkan
setiap unit produksi. Biaya berubah rata-rata dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

AVC = AVC/Q
c. Biaya total rata-rata (Average Cost/AC) merupakan biaya yang apabila
biaya total untuk memproduksi sejumlah bahan tetentu dibagi dengan
jumlah produksi oleh perusahaan. Keseluruhan biaya yang digunakan
untuk menghasilkan setiap unit produksi. Biaya total rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

ATC = TC/Q = TFC+TVC/Q = AFC+AVC


Keterangan : Q = total Output
d. Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) dapat dikatakan sebagai biaya
pertambahan. Biaya marginal adalah kenaikan biaya produksi yang
dikeluarkan untuk menambah satu unit hasil produksi. Biaya marginal
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

MCn = TCn – TCn-1


Keterangan :
Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n
TCn = biaya total pada waktu jumlah produksi n
TCn-1 = biaya total pada waktu jumlah produksi n-1.
Atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

MCn = ∆TC/∆Q
Keterangan :
Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n
∆TC = pertambahan jumlah biaya total
∆Q = pertambahan jumlah produksi
V. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi
atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak
perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka
panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan
biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja dapat
menambah tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumlah mesin dan
peralatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam
kegiatan pertanian) dan luasnya bangunan atau pabrik yang digunakan.
Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang terdapat banyak kurva jangka
pendek yang dapat dilukiskan.
Jangka panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat
berubah – ubah. Jadi, dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah
semua faktor froduksi atau input yang akan digunakannya. Periode jangka
panjang adalah periode produksi dimana semua faktor produksi menjadi faktor
produksi variabel. Konsep produksi jangka panjang mengemukakan bahwa
dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input
variabel. Jadi, tidak ada input tetap. Maka, dalam konsep biaya jangka panjang
semua biaya dianggap sebagai biaya variabel, tidak ada biaya tetap. Dalam
jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi
yang akan digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang yaitu jangka waktu
dimana semua faktor produksi dapat mengalami perusahaan, yaitu jumlah
daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat
ditambah apabila memang dibutuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut adalah
faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga
kerja.
Teori – teori biaya jangka panjang diantaranya ialah :
a. Biaya total
Biaya total adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh
output dan semuanya bersifat variabel. Dalam jangka panjang hanya
dikenal biaya total rata-rata (ATC). Jangka panjang dalam pengertian ini
tidak terkait dengan waktu. Penyebutan jangka panjang oleh para
ekonom menandai suatu proses produksi dimana sumber daya yang
digunakan tidak ada lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yang
digunakan dalam proses produksi bersifat variable atau jumlahnya dapat
berubahubah. Produksi dalam jangka panjang memungkinkan
perusahaan untuk mengubah skala produksi (tingkat produksi) dengan
cara mengubah, baik mengubah maupun mengurangi jumlah
sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang
ditimbulkan. Biaya total yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh
hasil produlsi atau output dan bersifat Variabel. Biaya total sama dengan
perubahan biaya Variabel. Maka, dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
LTC=∆LVC
Ketereangan :
LTC = Biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC = Perubahan Biaya Variabel jangka panjang
a. Biaya Marjinal jangka panjang
Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak satu unit. Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya
variable. Maka, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

LMC=∆LTC/∆Q
Keterangan :
LMC = Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC = Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q = Perubahan Output
b. Biaya Rata – rata
Biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah hasil produksi atau
output. Maka, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

LRAC=LTC/Q
Keterangan :
LRAC = Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output

Dalam jangka panjang semua biaya bersifat variabel, maka konsep


terpenting darinya tentu saja adalah seberapa besar biaya rata-rata yang di
keluarkan dalam masa produksi dan operasional perusahaan. Secara umum setiap
produksi dalam jumlah yang banyak pasti mengalami biaya lebih besar dari
tambahan produksi. Secara teoritis berdasarkan persamaan matematisnya, biaya
jangka panjang rata-rata akan membentuk kurva yang cekung atau membuka ke
atas untuk kasus dimana setiap produksi mengalami skala non ekonomis terlebih
dahulu kurvanya berbentuk cembung. Titik persinggungan dalam kurva-kurva AC
tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum atau minimum untuk
berbagai tingkat produksi yang akan dicapai produsen dalam jangka panjang.

Kurva biaya jangka panjang ini terbentuk dari gabungan biaya rata-rata
jangka pendek dalam jumlah yang berhingga. Biaya jangka pendek teiritis
menunjukkan model kapasitas secara kemampuan produksi dari perusahaan
sehingga setiap terjadi kenaikan biaya atas tambahan produksi maka perusahaan
akan mengganti dengan model produksi yang lainnya dimana produksi masih
dalam kondisi yang ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA

http://ratnairmanurakbar.blogspot.com/2014/12/biaya-produksi-ekonomi-
makro.html

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/faktor-produksi.html

https://www.academia.edu/34759077/Biaya_Produksi_Jangka_Panjang

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/biaya-produksi.html

Anda mungkin juga menyukai