Anda di halaman 1dari 13

SEKOLAH

VOKASI

PANCASILA SEBAGAI
SISTEM ETIKA
Dr. Lilin Budiati, SH, MM

2019
Pertanyaan Reflektif
1. Bagaimana gambaran etika/moral
generasi milenial abad 21 ini menurut
anda
2. Hambatan atau penyakit apa yang
anda temukan dalam kehidupan
generasi mileneal ?
3. Apa yang ingin anda lakukan sebagai
mahasiswa dlm membangun image
generasi milenial yg memiliki
integritas dan wawasan kebangsaan
r has i l a n
or Ke be
i ka t
Ind .Mampu menjelaskahn etika
1
it as + c o nto
al
dan mor
√ perbedaannya internalisasi etika
mp u M eng a n se h ari-
2. Ma k ehidu p
al d a la m
dan mor
√ hari etika
n ga lisasikan
ktua
u M e
3. Mamp m m e ngelola
n m or al dala
√ d a
a an ke giatan
pelaksan
Tabel 1. Perbandingan Moral dan Etika
Terjemahan, Budiati 2014)

Atribut Etika Moral


Seperangkat norma atau peraturan tentang perilaku individu dan/atau kelompok Seperangkat nilai-nilai, prinsip atau asas mengenai
Substansi
tertentu yang terkait dengan kultur, pekerjaan, profesi dll. Etika mendefinisikan benar atau salah. Konsepsi moral mendefinisikan
tentang bagaimana suatu perilaku dilakukan berdasarkan norma-norma yang sudah tentang suatu perilaku dilakukan berdasarkan
ditentukan di dalam Kode Etik. prinsip atau konsep ideal dari individu

Sistem sosial (masyarakat) - Eksternal Individual - Internal


Sumber

Alasan Norma atau peraturan yang terkandung di dalam etika (Kode Etik) adalah suatu standar Karena perilaku tertentu diyakini oleh individu

perilaku individu atau kelompok yang dianggap benar atau baik untuk dilakukan sebagai suatu hal yang benar atau salah
menggunakan

Sanksi jika tidak Menerima penolakan dari orang lain, kelompok atau masyarakat, atau bahkan dipecat Melakukan sesuatu yang bertentangan atau

dari pekerjaan. We may face peer/societal disapproval, or even be fired from our job. melanggar prinsip moral orang lain, dapat
dilaksanakan
menimbulkan efek yang berbeda-beda antara satu
orang dengan orang lainnya. Efek yang timbul bisa

berupa rasa tidak nyaman, merasa bersalah,


depresi, dll.

Fleksibilitas Rumusan dan definisi etika selalu tergantung pada konteksnya. Pada konteks yang Pada umumnya konsisten atau tetap, meskipun bisa

sama, rumusan dan definisi etika relatif sama atau konstan, tetapi pada konteks yang juga berubah jika keyakinan individu berubah.

berbeda, rumusan dan definisi etika juga berbeda

Wilayah Abu-abu Bisa terjadi bahwa seseorang yang sangat mematuhi etika, justru tidak memiliki Individu yang bermoral mungkin saja terikat dengan

prinsip moral sama sekali. Sebaliknya, seseorang melanggar etika (Kode Etik) dari norma etika yang derajadnya lebih tinggi, tetapi

suatu sistem, profesi atau komunitas dengan tujuan untuk mempertahankan integritas tetap berupaya mematuhi kode etik yang
moralnya. tingkatannya lebih rendah, dengan tujuan untuk

mencapai keselarasan.
Sumber: Inge Admunsen &Vicente Pinto de Andrade, 2008
2. Etika Terhadap Diri Sendiri

Jujur & terbuka serta tdk memberi info yg tdk benar


Bertindak penuh kesungguhan & ketulusan

Menghindari konflik kepentingan pribadi,


kelompok, maupun golongan

Menjaga keutuhan & keharmonisan Kel

Berpenampilan sederhana, rapih dan sopan

Berinisiatif utk meningkatkan kualitas KSA


Memiliki daya juang yang tinggi

Memelihara kesehatan jasmani & Rohani


3. ETIKA DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA
HAMBATAN & PATOLOGI: ETIKA-MORALITAS

1) Patologi akibat persepsi, perilaku, gaya manajerial


menyebabkan lemahnya integritas : penyalahgunaan
wewenang, statusquo, menerima sogok, takut perubahan dan
inovasi, sombong, menghindari kritik, nepotisme, otoriter, dsb;
2) Patologi akibat pengetahuan dan keterampilan : puas
diri,tdk teliti bertindak tanpa berpikir, counter produktif, tidak
mau berkembang/belajar, pasif,
3) Patologi karena tindakan melanggar hukum : mark-up,
menerima suap, tidak jujur, korupsi, penipuan, kriminal,
sabotase, dsb.
4) Patologi akibat perilaku : kesewenangan, pemaksaan,
konspirasi, diskriminasi, tdk sopan, indisipliner, kepentingan
sendiri, non profesional, vested interest, pemborosan dsb.
5) Patologi akibat situasi internal : tujuan dan sasaran tidak
efektif dan efisien, kewajiban sbg beban, eksploitasi,
pengangguran terselubung, kondisi kerja yg tdk nyaman
Tantangan Dalam Internalisasi
Etika&Moral
 Manusia itu pd dasarnya konservatif, shg ada
kecenderungan pertahankan segala sst yg sdh biasa
dilakukan – sekalipun kebiasaan buruk.
 tantangan yg dihadapi: perubahan perilaku (shifting
of behaviour)sejalan+konsisten dg agenda reformasi
 Kebijakan nasional yg kaku thdp upaya reformasi -
"satu ukuran cocok untuk semua”; one size fits all
(Dwiyanto,Agus, 2008)
 Kerangka regulasi nasional dan kebijakan yg usang
thd upaya reformasi, (Dwiyanto,Agus, 2008)
 Terjadinya distorsi aspirasi yg datang dari masy, serta
menghindari penyalahgunaan kekuasaan (abuse of
power).
INTEGRITAS & ETIKA DALAM
MEWUJUDKAN NILAI-NILAI PANCASILA

 Integritas adalah mutu, sifat atau keadaan yang


menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
PENTING

 Etika didefinisikan sbg pemahaman ttg hal yg


baik+buruk atau hak+kewajiban mengenai
moral +ahlak.

 Jika keduanya digabung dan ditempatkan dlm


sanubari, dpt mencetak perilaku setiap
individu unt beretika baik serta berintegritas
tinggi.
HAKIKAT INTEGRITAS
YANG DIJIWAI NILAI-NILAI PANCASILA

BERTINDAK KONSISTEN SERTA


SESUAI KODE ETIK DENGAN NILAI-
NILAI DASAR PANCASILA

S
ITA
KEKUATAN INTEGRITAS: MELAKUKAN YG

GR
TEPAT, BERTANGGUNGJAWAB,
BEKERJASAMA +BERINOVASI

TE
IN
INDIKATOR INTEGRITAS:
T

APAKAH KODE ETIK TLH DILAKSANAKAN;


KA

BGMN MENGATASI KONFLIK;


KOMITMEN NASIONAL JAGA NILAI PANCASILA
KI
HA

11
Prinsip-Prinsip dan Indikator Etika
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Anggara Wisesa, Integritas Moral Dalam Konteks


Pengambilan Keputusan Etis, Jurnal Manajemen
Teknologi Vol 10 Number 1, 2011
Lilin Budiati, Evaluasi Persepsi Tentang Kompetensi
Dan Pendayagunaan Alumni Pendidikan Dan
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Provinsi
Jawa Tengah, 2012

Lilin Budiati, 2014, Etika Publik Sebagai Basis Pelayanan Sektor Publik, artikel

I Wayan Sudana, 2009,


Mewujudkan Birokrasi yang Mengedepankan Etik
a Pelayanan Publik
Diposkan dalam
Administrasi dan Pelayanan Publik, Orasi Ilmiah, 13
tagged Birokrasi; Etika Pelayanan Publik pada 6

Anda mungkin juga menyukai