Anda di halaman 1dari 13

(Fragaria chiloensis (L.

) Duchesne)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Asal Usul dan Sejarah Tanaman Strawberry
Stroberi atau strawberi (juga dikenal dengan nama arbei, dari bahasa Belanda aardbei) adalah
sebuah genus tumbuhan dalam keluarga Rosaceae, juga merupakan nama buah dari tanaman ini.
Namanya berasal dari bahasa Inggris kuno streawberige yang merupakan gabungan dari streaw
atau "straw" dan berige atau "berry". Alasan pemberian nama ini masih tidak jelas.
(www.warintek.progresio.or.id., 2007).
Tanaman stroberi berasal dari benua Amerika. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani yang
berasal dari Uni Soviet, pada tahun 1887-1942 telah melakukan ekspedisi ke Asia, Arika, Eropa
dan Amerika, beliau berkesimpulan bahwa tanaman stroberi berasal dari daerah Chili. Jenis atau
spesies stroberi yang pertama kali ditemukan di Chili adalah Fragaria chiloensis (L.) Duchesne
atau disbeut stroberi Chili (Rukmana,1998).
Kebanyakan stroberi yang tumbuh didunia merupakan varietas liar. Stroberi yang biasa
dibudidayakan hanya dua spesies yaitu F.chiloensis (L.) Duch, yang berasal dari Amerika Utara
dan Selatan, dan F. virginiana Duch, berasal dari Atlantik dan Pegunungan Rocky di Amerika
Utara
(Hartmann et all, 1981).
Tanaman stroberi telah dikenal sejak zaman Romawi. Stroberi yang dibudiayakan saat ini disebut
sebagai stroberi modern dengan nama ilmiah Fragaria x ananassa var duchesne, yang merupakan
hasil persilangan dari
F. virginiana L. var. duschene (dari Amerika Utara) dengan F.
chiloensis L. varietas duschene dari Chili. Persilangan ini dilakukan pada tahun 1750
(Calvin and Knutson, 1983).
Sentra Produksi Tanaman Strawberry
Stroberi dipelihara dan dibudidayakan besar-besaran di sebagian besar negara beriklim sedang dan
di beberapa negara subtropik. Di daerah tropik, stroberi dibudidayakan di dataran tinggi. Di
Thailand bagian utara, stroberi dipelihara secara komersial oleh banyak petani walaupun dalam
skala kecil-kecilan. Di berbagai wilayah lainnya di Asia Tenggara, stroberi ditanam dan buahnya
dipasarkan sewaktu-waktu (Verheij dan Coronel, 1997).
Spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L. menyebar ke berbagai Negara di Amerika,
Eropa dan Asia. Sementara spesies lainnya yaitu
F. vesca L. tersebar lebih luas
dibandingkan spesies lainnya, seperti ke Indonesia (Hartmann, et all, 1981).
Varietas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva,
Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas
Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang sejak lama menanam
stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk membuat makanan
olahan dari stroberi seperti jam (www.ipteknet.com., 2011).
Negara penghasil stroberi utama di dunia adalah Amerika Serikat. Negara produsen kedua setelah
Amerika Serikat adalah Polandia dan Italia, kemudian disusul oleh Jepang dan Meksiko. Di
Amerika Serikat, terdapat 13 negara bagian penghasil stroberi. Negara bagian penghasil terbesar
adalah California. Beberapa kultivar stroberi yang digunakan di California adalah douglas, pajaro,
chandler, parker, oso grande, earlibrite dan sweet Charlie
(www.warintek.progresio.or.id.,
2007).

Daerah sumatera utara yang cocok untuk di usahakan tanaman strawberry adalah daerah tanah
karo. Pembudidayaan strawberry di tanah karo hanya ada di desa Tongkoh Kecamatan tiga panah
dan desa Korpri Kecamatan Brastagi. Petani di Sumatera Utara (tanah karo)menanam jenis
varietas sweet charli dan oso grance yang sangat baik dikonsumsi sebagai buah segar (Aswita,
2007).
C. Pengembangan dan Hambatan Tanaman Strawberry
Produksi stroberi dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dan Negara yang paling banyak
menghasilkan dan mengkonsumsi buah strawberry adalah Amerika Serikat. Dapat di lihat
produksi buah strawberry di Amerika antara 2005-2007 mengalami peningkatan produksi. Pada
tahun 2005 produksinya 1,053,242 ton/ ha, dan meningkat menjadi 1,090,436 ton/ha pada tahun
2006 dan terus meningkat menjadi 1,115,000 ton/ha pada tahun 2007. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa Prospek agribisnis strawberry cukup cerah dilihat dari daya serap pasar dan
permintaan dunia dari tahun ke tahun meningkat. Prospek usaha Stroberi sangat menjanjikan,
produksi buah yang sampai sekarang belum dapat memenuhi permintaan pasar ini memiliki harga
jual yang cukup tinggi. Produk olahan Stroberi juga banyak diminati di pasaran, Stroberi juga
dapat diolah menjadi selai, manisan, sirup, dodol, yoghurt, maupun es krim
(http://id.wikipedia.org,2011).
Tanaman stroberi (Fragaria sp) merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok dengan bentuk
yang mungil, menarik, serta rasa yang manis dan segar. Stroberi juga merupakan komonditas
buah-buahan yang terpenting di dunia, terutama untuk negara-negara beriklim subtropis.
Permintaan dunia akan buah stroberi, cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Daya serap
pasar (konsumen) yang semakin tinggi, hal ini berarti agribisnis stroberi mempunyai prospek
cerah (Rahmat, 1998). Namun, di Indonesia masih jarang peminatnya karena cara pembudidayaan
yang sulit (Yuliastuti, 2010).
Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena
memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi.
Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai
banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut
adalah sentra penanaman stroberi di Indonesia (http://www.iptek.net.id, 2011).
Dibandingkan dengan luar negeri, usaha stroberi di Indonesia belum dilakukan secara optimal.
Budidaya stroberi telah dicoba oleh beberapa petani di daerah Sukabumi, Cianjur, Cipanas dan
Lembang (Jawa Barat) ; Batu (Malang) serta Bedugul (Bali). Petani konvensional umumnya
menggunakan bibit lokal yang diperbanyak sendiri dengan stolon. Sementara petani modern yang
memikirkan kualitas dan kuantitas produksi yang optimal mendatangkan bibit dari Amerika
Serikat dan sebagian kecil dari New Zealand (Gunawan, 1996)
D. Jenis-jenis Tanaman Strawberry
Buah stroberi umumnya berbentuk kerucut hingga bulat. Namun, United State Department of
Agriculture (USDA) membagi bentuk buah stroberi dalam delapan tipe yaitu oblate, globose,
globose conic, conic, long conic, necked, long wedge, dan short wedge. Buah tipe oblate dan
globose ditandai dengan ujung yang bulat, sedangkan conic berujung meruncing dan wedge
bentuk ujungnya mendatar (Rukmana, 1998).
Varietas introduksi yang dapat ditanam di Indonesia antara lain :
1.
Sweet Charlie (asal Amerika Serikat).

Varietas ini ditanam secara luas di dunia karena cepat berbuah, buah besar dengan warna jingga
sampai merah, aroma tergolong kuat, sangat produktif dan tahan terhadap serangan
Colletotrichum.
2.
Oso Grande (asal California).
Varietas ini sekarang digunakan secara luas di dunia. Ukuran buah sangat besar, buahnya padat,
tengahnya bertekstur seperti busa, dan hasil panen tinggi.
3.
Tristar (asal Amerika Barat).
Varietas ini memerlukan panjang hari netral. Ukuran buah medium sampai kecil, buah cocok
untuk pengolahan makanan, dan tahan terhadap serangan penyakit red stele dan embun tepung.
4.
Nyoho (asal Jepang Selatan dan Korea).
Secara umum, varietas ini memiliki penampilan buah sangat menarik, mengkilap, buah padat,
sangat manis, sangat cocok untuk bahan baku kue.
5.
Hokowaze (asal Jepang Utara).
Varietas ini memiliki hasil panen tinggi, aroma tajam, sedikit lunak, sangat rentan terhadap
serangan Verticillium dan antraknosa, dan tahan terhadap serangan penyakit embun tepung.
6.
Rosa Linda (asal Florida).
Varietas ini memiliki hasil panen tinggi dengan aroma buah yang kuat. Varietas ini digunakan
sebagai buah meja dan olahan.
7.
Chandler (asal California).
Varietas ini telah ditanam secara luas di dunis. Ukuran buah besar, hasil panen tinggi dan tahan
terhadap serangan virus
(Siagian, 2011)
E. Manfaat Tanaman Strawberry
Warna merah pada buah strawberry disebabkan karena buah ini kaya pigmen antosianin dan
mengandung antioksidan tinggi. (http://www.purwakarta.org, 2011). Buah stroberi dimanfaatkan
sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi
telah banyak dikenal misalnya sirup, selai, ataupun stup (compote) stroberi
(http://www.iptek.net.id, 2011). Buah strawberry secara alami mengandung serat vitamin C,
rendah lemak dan kalori. Kandungan gizi buah strawberry segar seberat 160 gram mengandung
energi 50 kalori, protein 1 gram, karbohidrat 11,65 gram, serat 3,81 gram, kalsium 23, 24 mg,
magnesium 16,60 mg, fosfor 31,54 mg, potasium 44,82 mg, selenium 1,16 mg, vitamin C 94,12
mg, Folat 29,38 mg dan Vitamin A 44,82 IU (http://igotamail.wordpress.com, 2011).
Selain mengandung berbagai vitamin dan mineral, buah stroberi terutama biji dan daunya
diketahui mengandung ellagic acid. Senyawa ini berperan sebagai anti karsinogen dan anti
mutagen yang sangat penting untuk kesehatan manusia. Ellagic acid adalah suatu persenyawaan
fenol yang berpotensi sebagai penghambat kanker akibat dari persenyawaan-persenyawaan kimia
berbahaya (Budiman dan Saraswati, 2006).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui budidaya tanaman strawberry (Fragaria
sp.) dalam pot.
Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu tugas matakuliah Budidaya Tanaman Hias dan Buah di Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Kurnia (2005), tanaman stroberi dalam dunia tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan
seperti berikut ini :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Famili
: Rosaceae
Ordo
: Rosales
Genus
: Fragaria
Species
: Fragaria sp.
Tanaman stroberi berakar tunggang yang terus tumbuh memanjang dan berukuran besar.
Struktur akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar, batang akar, ujung akar, bulu akar serta
tudung akar. Panjang akar mencapai 100 cm, akan tetapi biasanya akar tanaman stroberi tersebut
hanya menembus lapisan tanah sedalam 15-45 cm (Rukmana, 1998).
Tanaman stroberi dewasa umumnya mempunyai 20-35 akar primer dengan panjang akar
sekitar 40 cm. Namun, ada juga jenis stroberi yang mempunyai 100 akar primer. Akar primer
dapat bertahan lebih dari satu tahun. Sekitar 90% dari total akar berkumpul pada lapisan atas
media tanam dengan kedalaman sekitar 15 cm (Budiman dan Saraswati, 2006).
Batang tanaman stroberi beruas-ruas pendek dan berbuku-buku. Batang tanaman banyak
mengandung air dan tertutupi oleh pelepah daun sehingga seolah-olah tampak seperti rumpun
tanpa batang Buku-buku batang yang tertutup oleh sisi daun mempunyai kuncup (gemma).
Kuncup ketiak daun dapat tumbuh menjadi anakan atau stolon. Stolon biasanya tumbuh
memanjang dan menghasilkan beberapa calon tanaman baru. Stolon adalah cabang kecil yang
tumbuh mendatar atau menjalar di permukaan tanah. Penampakan stolon secara visual mirip
dengan sulur. Tunas dan akar stolon tumbuh membentuk generasi (tanaman) baru. Stolon yang
tumbuh mandiri dapat segera dipotong atau dipisahkan dari rumpun induk sebagai bahan tanaman
(bibit). Bibit yang berasal dari stolon disebut geragih atau runners (Rukmana, 1998).
Daun stroberi berupa daun majemuk trifoliate atau terdiri dari satu daun dan tiga anak daun
dengan tepi bergerigi. Permukaan atas berbulu halus berwarna hijau atau hijau tua. Permukaan
bawah berwarna hijau keabu-abuan dan memiliki 300-400 stomata per mm2. artinya, tanaman ini
sangat mudah kekurangan air karena tingginya laju transpirasi pada saat udara panas
(Kurnia,2005).
Daun tanaman stroberi tersusun pada tangkai yang berukuran agak panjang. Tangkai daun
bentuknya bulat dan terdapat bulu-bulu halus pada seluruh permukaan. Daun dapat bertahan hidup
selama 1-3 bulan dan kemudian daun akan kering dan mati (Gunawan,1996).
Bunga tanaman stroberi mempunyai 5 sepal (kelopak bunga), 5 petal (daun mahkota), 2035 stamen (benang sari) dan ratusan putik yang menempel pada dasar bunga (reseptakel) dengan
pola melingkar. Bunga tersusun dalam malai yang terletak di ujung tanaman (Sunarjono, 2006).
Setiap malai bercabang dan mempunyai empat macam bunga yaitu, bunga primer, bunga
sekunder, bunga tersier dan bunga kuartener. Bunga yang terletak di ujung tangkai utama malai
disebut bunga primer. Bunga di tangkai cabang disebut dengan bunga sekunder dan letaknya di

bawah bunga primer. Bunga tersier dan seterusnya terletak di percabangan malai (Rukmana,
1998).
Buah strawberry yang populer sebenarnya adalah buah semu (pseudocarp), bukan buah
dalam arti sebenarnya. Buah strawberry berwarna merah yang sudah dikenal luas oleh masyarakat
sebenarnya adalah reseptakel atau jaringan dasar bunga yang membesar. Buah sebenarnya adalah
biji-biji kecil yang berwarna putih yang disebut dengan achene. Achene berasal dari ovul (sel
kemain betina) yang diserbuki dan kemudian berkembang menjadi buah kerdil. Struktur achene
kerdil dan keras. Achene menempel di permukaan reseptakel yang membesar dan umumnya
letaknya di permukaan buah tidak menonjol
(Kurnia, 2005).
Biji strawberry berukuran kecil, pada setiap buah menghasilkan banyak biji. Biji berukuran kecil
terletak pada daging buah. Potensi biji pada setiap buah strawberry dapat menghasilkan sekitar
200-300 butir biji (Rukmana, 1998).
Syarat Tumbuh
Iklim
Stroberi adalah tanaman subtropik yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi
tropis yaitu pada ketinggian 1000-1500 mdpl. Dapat juga tumbuh di ketinggian yang lebih rendah
asal iklimnya dingin. Daerah yang dingin dengan suhu diantara 180-240C dan iklim kering yang
tidak terlalu lama merupakan daerah yang cocok untuk stroberi (Coronel,1983).
Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis
yang memiliki temperatur 170-200 C.
Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8-10 jam
setiap harinya. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%
(ipteknet.com., 2011).
Stroberi menyukai suhu udara relatif dingin dengan sinar matahari tidak terlalu kuat. Tanaman
stroberi dapat tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun. Kondisi ini sangat
ideal karena stroberi sangat peka terhadap kelembapan tinggi. Stroberi memang membutuhkan
cukup banyak air di masa pertumbuhannya. Namun, lahan yang selalu basah juga tidak baik
karena bisa mengundang kehadiran jamur (Sunarjono,2006).
Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman strawberry akan tumbuh dengan baik di daerah dengan
ketinggian lebih dari 600m dpl. Di ketinggian ini, suhu udara pada siang hari berkisar antara 2225C dan pada malam hari
14-18C. Pada suhu yang sejuk dan kelembaban udara relatif
(RH) yang tinggi atau 85-95%, pertumbuhan strawberry akan baik karena tidak mengalami stress
akibat tingginya suhu dan tingginya laju transpirasi atau hilangnya air dari jaringan tanaman.
Selain itu, tanaman ini juga membutuhkan curah hujan yang tinggi terutama pada fase vegetatif
yaitu 600-700 mm/tahun (ipteknet.com., 2011).
Tanaman strawberry adalah tanaman yang menyukai sinar matahari penuh. Respon
tanaman strawberry terhadap sinar matahari tergantung pada karakter genetik kultivarnya.
Kultivar-kultivar tanaman strawberry terdiri dari tanaman berhari pendek. Pada kultivar hari
pendek, jika tanaman menerima sinar matahari kurang dari 12 jam, tanaman akan mengalami
rangsangan pembungaan dan kemudian berbunga. Jika menerima sinar matahari lebih dari 12 jam,
tanaman akan memasuki fase vegetatif, sehingga tanaman tidak akan berbunga dan akan
memperbanyak diri dengan stolon. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak tanaman.
Sedangkan tanaman hari netral tidak akan terpengaruh panjang hari. Hanya, fase pertumbuhan
vegetatif dan generatifnya ditentukan oleh perubahan suhu (ipteknet.com., 2011).

Suhu yang cukup dingin di malam hari dibutuhkan untuk memicu proses inisiasi bunga,
sedangkan di siang hari tanaman stroberi, membutuhkan cukup cahaya matahari untuk proses
fotosintensis dan pematangan buah
(Gusyana, 2009).
Tanah
Jika ditanam di kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur,
mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik. Derajat keasaman tanah (pH tanah)
yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5,4-7,0 , sedangkan untuk budidaya di pot
adalah 6,5-7,0. Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100
cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah
merembeskan air dan unsur hara selalu tersedia (ipteknet.com., 2011).
BUDIDAYA TANAMAN STRAWBERRY (Fragaria sp.)
Pembibitan
Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan stolon atau akar sulur). Namun untuk
tanaman hibrida tidak layak diperbanyak karena kualitas dan kuantitas hasilnya tidak sebaik
tanaman induk. Stolon sebenarnya tunas yang tumbuh dari bonggol batang yang menjalar hingga
mencapai 30 cm. Pada satu stolon biasanya muncul 4-5 anakan. Namun, yang baik digunakan
untuk bibit adalah stolon pertama dan kedua dari induknya. Stolon berikutnya tidak baik karena
sifatnya sudah tidak sama lagi dengan induknya
(Budiman dan
Saraswati, 2006).
Bibit tanaman yang akan digunakan dapat diperoleh dari perbanyakan secara generatif maupun
vegetatif. Namun yang paling sering digunakan adalah bibit yang berasal dari perbanyakan secara
vegetatif, karena bibit yang berasal dari perbanyakan secara generatif memerlukan waktu
persemaian yang cukup lama (sekitar 5-6 bulan) dan belum tentu memiliki sifat seperti yang
diinginkan. Bahan tanaman yang akan digunakan sebaiknya yang telah memiliki daun 4-5 helai
serta mempunyai akar kuat (Kurnia, 2005).
Perbanyakan dengan biji
1.
Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu
keringanginkan.
2. Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah,
pasir dan pupuk kandang (kompos) halus yang bersih (1:1:1). Benih disemaikan merata di atas
media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan
disimpan pada temperatur18-20 derajat C.
3. Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindah tanam ke bedeng
sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng- sapih sama dengan media
persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi
pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun
(http://www.iptek.net.id, 2011).
2.
Perbanyakan dengan vegetatif
Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2
tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut:
1. Bibit anakan : Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa
bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm
berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halis (1:1:1), simpan di bedeng persemaian

beratap plastik.
2. Bibit stolon : Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar
sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir
dan pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan
ke kebun.
(http://www.warintek.ristek.go.id, 2010).
Salah satu kelemahan perbanyakan secara vegetatif ini adalah masalah potensi produktivitasnya
dan daya tumbuh yang terus menerus menurun pada generasi berikutnya. Hal ini disebabkan
tanaman hasil perbanyakan vegetatif adalah bagian dari tanaman induk yang tumbuh memisah.
Jadi, jika perbanyakan terus-menerus dilakukan, akan muncul tanaman baru yang sudah berumur
tua. Karena itu, sebaiknya ada batasan perlakuan perbanyakan vegetatif yang dilakukan dari satu
indukan (Kurnia, 2005).
3.
Bibit untuk budidaya stroberi di polibag
Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanam
berupa campuran gabah padi dan pupuk kandang (2:1). Setelah bibit di persemaian berdaun dua
atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag
besar ukuran 30 x 20 cm berisi media yang sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai
menghasilkan.
(http://www.warintek.ristek.go.id, 2010).
Pengolahan Tanah
1.
Pengolahan Pertama (Menggemburkan Tanah)
Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menciptakan tanah menjadi gembur, subur, berhumus, dan
berdrainase yang baik. Drainase yang baik akan mencegah tanaman terserang penyakit. Tanah
dibersihkan dari rumput atau kotoran lain, kemudian dibajak atau dicangkul dengan kedalaman
sekitar 20-35 cm. Pencangkulan tanah yang terlalu dalam dapat mengakibatkan tanah yang kurang
subur bercampur dengan tanah yang subur sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman
(http://www.iptek.net.id, 2011).
2.
Pengolahan Kedua (Pembuatan Bedengan)
Pengolahan kedua kalinya dibajak atau dicangkul kembali stelah tanah dibiarkan atau dicangkul
kembali setelah tanah dibiarkan selam 2-3 minggu sejak pengolahan pertama. Bendengan dibuat
dengan lebar antara 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antarbendengan 50-60 cm. perlu
dibuat parit keliling sebesar 20-30 cm dan dalamnya sekitar 30 cm untukpembuangan air yang
berlebihan (http://www.iptek.net.id, 2011).
3.
Pengolahan Ketiga (Pemberian Pupuk Kandang)
Mencangkul tipis-tipis untuk penggemburan tanah, juga dilakukan pemupukan dasar dengan
memberikan pupuk kandang yang telah masak, 250 kg/ha SP-36 dan 100 kg/ha KCI
(http://www.iptek.net.id, 2011).
4.
Pengapuran
Sebaiknya stroberi ditanam ditanah dengan drainase yang baik dengan pH 5,4-6,5. Jika pH tanah
terlalu rendah, tanaman akan mengalami stres. Kondisi ini dapat diatasi dengan menambahkan
kapur kalsit atau dolomite. Jumlah kalsit yang harus ditambahkan sekitar 2-4 ton/ha dengan
ditebarkan di atas bedengan/guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera setelah
bedengan/guludan selesai dibuat (Budiman dan Saraswati, 2006).
Teknik Penanaman

1.
Persiapan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan satu minggu sebelum penanaman bibit. Jarak antarlubang
dalam barisan menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40.
2.
Seleksi Bibit
Bibit stroberi dapat dipindahkan ke lahan pertanaman apabila telah berumur antara 30-45 hari di
persemaian. Bibit yang terpilih sebaiknya yang berpenampilan sehat, tumbuh subur dan tegak,
serta daunnya tidak ada yang rusak.
3.
Penanaman Bibit
Tata cara penanaman bibit tanaman stroberi sebagai berikut.
a.
Siram medium tanam dengan air bersih sehingga keadaannya cukup basah
b.
Keluarkan bibit lengkap bersama akar dengan cara menyobek polibag
c.
Buat lubang tanam dalam pot dengan cara menggali
d. Tanamkan bibit tepat ditengah pot pada posisi tegak
e.
Sewaktu menanam, leher akar harus tertutup dan pada akhir penanaman permukaan tanah
sekitar bibit dalam rata atau sedikit cembung.
f.
Siram dengan air bersih hingga keadaan mediumnya cukup basah (lembab)
(Rukmana, 1998).
Pemberian Pupuk
Pupuk adalah sumber nutrisi bagi tanaman, sumber nutrisi ini dapat berupa
pupuk kimia seperti: NPK, Urea, dan KCL. Penggunaan pupuk kimia harus memperhatikan
kondisi tanah, cuaca, dan harga pupuk. Penggunaan pupuk urea pada musim hujan sebagai sumber
nitrogen sebaiknya dihindari dan menggantikannya dengan sumber nitrogen berbentuk nitrit
seperti: NPK atau KNO3. Pupuk alami diberikan beberapa hari sebelum dilakukan penanaman,
yaitu
dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang dapat dibuat dari kotoran
ternak babi, kambing, kelinci, kerbau, kuda, sapi, dan unggas (Kurnia, 2005).
Pemberian Air
Stroberi adalah tanaman yang tidak tahan kekeringan. Ciri umum tanaman yang mengalami
kekeringan adalah dengan daunnya yang layu. Kekeringan dapat
berpengaruh terhadap menurunnya produksi buah stroberi. Pengairan sebaiknya dilakukan secara
rutin. Para petani stroberi di Tanah Karo melakukan penyiraman dengan cara manual yaitu dengan
menggunakan gembor (Kurnia, 2005).
Pemberian Mulsa
Mulsa kering dipasang seawal mungkin setelah tanam pada bedengan/ guludan yang tidak
memakai mulsa plastik. Jerami atau rumput kering setebal 35 cm dihamparkan di permukaan
bedengan/guludan dan antara barisan tanaman (http://www.warintek.ristek.go.id, 2010).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mulsa plastik ini, antara lain :
a.
Bendeng-bendeng diairi terlebih dahulu sebelum pemasangan mulsa plastic
b.
Mulsa plastik dipasang pada saat udara panas dan plastic sedang memuai
c.
Warna hitam pada plastik merupakan bagian yang menghadap ketanah, sedangkan bagian
yang berwarna perak menghadap keatas
(Budiman dan Saraswati, 2006).
Penyiangan

Tanaman stroberi umumnya tidak tahan bersaing dengan gulma. Gulma bisa mengganggu
pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Penyiangan tanaman stroberi harus hati-hati agar tidak
terlalu banyak mematahkan perakaran, sebab akar yang terluka terinfeksi oleh penyakit. Kegiatan
ini harus dilakukan sesering mungkin agar tanaman dapat terhindar dari tanaman penganggu
(Rukmana, 1998).
Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan terhadap tanaman yang daunnya terlalu rimbun atau terkena penyakit.
Pemangkasan daun dilakukan agar tanaman efisien dalam melakukan suatu fotosintesis dan
menghindari terjadi dehidrasi akibat laju transpirasi. Pemangkasan juga memudahkan dan
pengamatan terhadap keadaan makanan secara keseluruhan serta meningkatkan kuantitas dan
kualitas hasil panen. Pemangkasan dilakukan secara teratur terutama melakukan dalam membuang
daun-daun yang sudah tua atau busuk (Aswita, 2007).
Pemberantasan Hama dan Penyakit
Tanaman stroberi termasuk tanaman yang sering diserang hama dan penyakit. Kerusakan yang
ditimbulkan oleh hama dan penyakit sering berdampak buruk karena dapat menggagalkan panen.
Penyakit utama tanaman stroberi adalah
cendawan yang kebanyakan menular dari tanah. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan
penyemprotan dengan pestisida (Aswita, 2007).
Panen
Tanaman asal stolon dan anakan mulai berbung ketika berumur 2 bulan setelah tanam. Bunga
pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan, bunga dibiarkan tumbuh menjadi
buah. Periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung selama 2 tahun tanpa henti
Ciri dan Umur Panen
1) Buah sudah agak kenyal dan agak empuk.
2) Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.
3) Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah.
Terlebih didukung dengan kulit buah yang didominasi warna merah, hijau kemerahan hingga
kuning kemerahan. Bisa juga ditandai dengan sistem waktu, dimana buah berumur 2 minggu sejak
pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah.
Setelah tahu ciri buah yang akan dipanen, langkah selanjutnya tentu cara menerapkan teknik
panen. Idealnya, panen dilakukan dengan memetik bagian tangkai bunga dengan kelopaknya
(Rukmana, 1998).
Cara Panen
Panen dilakukan dengan menggunting bagian tangkai bunga dengan kelopaknya. Panen dilakukan
dua kali seminggu. Di sini, tangan jangan sampai menyentuh buah. Penggunaan gunting pun
sedikit riskan dilakukan, meski efektif untuk panen. Jika tetap menggunakan gunting untuk
proses panen. Sebaiknya, sterilkan terlebih dulu. Itu untuk menghindari kebusukan buah
nantinya, ujar Pembudidaya Stroberi di Purbalingga Jateng Andi Arifin (Rukmana, 1998).
Perkiraan Produksi
Produktivitas tanaman stroberi tergantung dari varietas dan teknik budidaya:
a) Varitas Osogrande: 1,2 kg/tanaman/tahun.
b) Varitas Pajero: 0,8 kg/tanaman/tahun.
c) Varitas Selva: 0,6-0,7 kg/tanaman/tahun.
Teknik budidaya stroberi dengan naungan UV memberikan hasil 1-1,25 kg/tanaman/tahun.

Pascapanen
Pengumpulan
Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar, simpan di tempat teduh
atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas
terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.
Penyortiran dan Penggolongan
Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik. Penyortiran buah berdasarkan pada varietas,
warna, ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu :
a) Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies; (2) warna dan kematangan
buah seragam.
b) Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies; (2) bentuk dan warna buah
bervariasi.
c) Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih
dalam keadaan baik.
Pengemasan dan Penyimpanan
Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup
dengan plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1
derajat C (http://www.iptek.net.id, 2011).
BUDIDAYA TANAMAN STRAWBERRY DALAM POT
Budidaya stroberi di Indonesia belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, karena
selama ini ada anggapan kalau membudidayakan stroberi membutuhkan teknik dan perlakuan
khusus. Selama ini budidaya stroberi masih terbatas di daerah sentra produksi seperti Sukabumi,
Cianjur, Cipanas, Lembang dan Bedugul (Bali).
Budidaya tanaman stroberi tidak harus dilakukan di kebun yang cukup luas. Di lahan yang
terbatas, seperti pekarangan rumah, kita juga dapat membudidayakan tanaman stroberi secara
intensif. Cara yang paling mudah dan murah untuk membudidayakan stroberi, terutama di lahan
yang tidak terlalu luas, adalah budidaya tanaman stroberi dalam pot.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membudidayakan stroberi dalam pot adalah
sebagai berikut :
Penyiapan tempat tanam
Tempat tanam yang akan digunakan adalah pot, baik pot plastik, pot tanah liat, pot semen,
pot porselen dan sebagainya. Dapat juga digunakan kantong plastik (polybag) atau kaleng bekas.
Yang paling penting diperhatikan dalam penyediaan dan pemilihan pot adalah ukurannya
seimbang serta serasi dengan ukuran tanaman stroberi. Selain itu pot yang digunakan harus dapat
menampung media tanah yang cukup agar perakaran stroberi tumbuh dengan leluasa
(Rukmana,1998).
Ukuran pot atau tempat tanam yang cocok adalah pot atau tempat tanam dengan diameter
7-20 cm. Di bagian bawah atau bagian dasar dari pot atau tempat tanam tersebut harus diberi
lubang kecil. Selain itu tempat tanam tersebut harus bersih dan bebas dari hama dan patogen
penyakit (Sunarjono, 1990).
Penyiapan media tanam

Bahan-bahan untuk media tanam terdiri atas campuran bahan organik dan anorganik. Bahan
organik yang dapat digunakan antara lain humus lamtoro, sekam padi dan sebagainya. Derajat
keasaman media tanam ini adalah 6.5-7,0. Selain itu media harus memiliki sifat poros, mempunyai
struktur halus, mudah merembeskan air dan unsur hara selalu tersedia (http://www.iptek.net.id,
2011).
Penyiapan Bibit dan Penanaman
Penanaman bibit tanaman stroberi ke dalam pot yaitu :
Siram media tanam bibit tanam stroberi dengan air bersih hingga keadaannya cukup basah.
Keluarkan bibit tanaman stroberi lengkap bersama akar dan media tanamnya.
Buat bidang lubang tanam dalam pot.
Tanam bibit tanaman stroberi tersebut tepat di tengahtengah pot pada posisi tegak, kemudian
timbun bagian pangkal batang tanaman dengan media tanam dan dipadatkan secara perlahanlahan.
Siram media tanam dalam pot hingga keadaaan media tanamnya cukup basah (lembap).
Simpan pot di tempat yang teduh dan lembap selama 7-15 hari agar tanaman segar kembali.
(Rukmana, 1998).
Pemeliharaan
Tanaman stroberi dalam pot harus diltakkan di atas rak, digantung dan di lantai bangunan
yang beralaskan tanah. Tempat penataan tanaman stroberi dalam pot harus mendapat sinar
matahari pagi dan berada dekat dengan sumber air. Peletakan antar pot berjarak 40-50 cm x 40-50
cm dan diatur secara berjajar.
Di saat musim kering penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu setiap pagi dan sore hari. Cara
penyiramannya adalah mula-mula rumpun tanaman disibakkan hingga tampak media tanam dalam
pot selanjutnya air dikocorkan dengan menggunakan gembor. Dapat pula dilakukan dengan
merendam pot tanaman stroberi dalam bak yang berisi air selama beberapa menit hingga media
tanam cukup basah. Kemudian pot segera diangkat dan diletakkan kembali ke tempat semula
(http://www.iptek.net.id, 2011).
Gulma yang tumbuh pada permukaan pot harus segera disiangi, yaitu dengan cara mencabut
gulma secara hati-hati hingga bersih. Bersamaan dengan penyiangan gulma dilakukan
penggemburan media tanam
(Verheij dan Coronel,1997).
Seminggu setelah tanam perlu dilakukan pemupukan. Jenis dan takaran pupuk terdiri atas Urea 2
sendok teh, TSP sendok teh dan KCl sendok teh per pot. Pemupukan berikutnya diulang pada
saat tanaman berumur 1-2 bulan setelah tanam, dengan takaran pupuk Urea sendok teh, TSP 1
sendok teh dan KCl 1 sendok teh per pot (http://www.iptek.net.id, 2011).
Tanaman yang terlalu rimbun akan kurang produktif dalam berbuah dan berbunga. Untuk
mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pemangkasan. Seluruh buah pertama dipangkas dengan
tujuan agar tanaman dapat cepat dewasa dan produktif berbuah pada musim berikutnya.
Penjarangan buah harus dilakukan secara kontinu. Selain itu daun yang telah tua, kering dan rusak
sebaiknya dipangkas dengan gunting (Kurnia, 2005).
Pot atau tempat tanam tanaman stroberi hendaknya diganti apabila telah menunjukkan ciriciri seperti berikut :
Media tanam dalam pot telah padat.

Akar tanaman sudah mulai ke permukaan pot atau keluar dari dasar pot.
Pertumbuhan tanaman terhambat.
Kondisi pot berlumut, rusak dan pecah.
Penggantian pot atau tempat tanam dan media tanam stroberi sama seperti ketika hendak
melakukan pengisian media tanam dan penanaman bibit tanaman stroberi. Yang paling penting
diperhatikan dalam hal ini adalah pot yang digunakan harus sesuai dengan ukuran tanaman dan
ketika mengeluarkan tanaman stroberi dari pot lama, tanaman stroberi harus dalam keadaan utuh
dan tidak rusak (Budiman dan Saraswati. 2006).
Teknik perlindungan tanaman yang dianjurkan adalah pengendalian secara terpadu antara lain
dengan menggunakan bibit yang sehat (bebas dari hama dan penyakit), media tanam yang steril,
memangkas bagian tanaman yang terserang hama dan penyakit, penyemprotan pestisida secara
selektif dan sesuai dengan anjuran dan sebagainya (Rukmana, 1998).
KESIMPULAN
Varitas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva,
Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet.
Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan stolon atau akar sulur).
Bibit yang berasal dari perbanyakan secara generatif memerlukan waktu persemaian yang cukup
lama (sekitar 5-6 bulan) dan belum tentu memiliki sifat seperti yang diinginkan.
Tempat penataan tanaman stroberi dalam pot harus mendapat sinar matahari pagi dan berada dekat
dengan sumber air dengan jarak 40-50 cm x 40-50 cm dan diatur secara berjajar.
Kondisi lingkungan tempat tanaman dapat mempengaruhi rasa dan aroma buah stroberi, walaupun
hal ini dipengaruhi oleh sifat genetik tanamannya. Varietas stroberi yang tumbuh pada malam
harinya akan mempunyai rasa lebih enak dibandingkan yang tumbuh di bawah udara berawan.
Lembab dan panas malam hari.
Suhu yang cukup dingin di malam hari dibutuhkan untuk memicu proses inisiasi bunga,
sedangkan di siang hari tanaman stroberi, membutuhkan cukup cahaya matahari untuk proses
fotosintensis dan pematangan buah
DAFTAR PUSTAKA
Aswita, A. P. 2007. Analisis Usaha Tani Strawberry (Studi kasus : Desa Tongkoh Kecamatan Tiga
Panah dan Desa Korpri Kecamatan Brastagi Kabupaten Karo). Skripsi. Diakses dari
repository.usu.ac.id pada tanggal 26 November 2011.
Budiman, S. dan D. Saraswati, 2006. Berkebun Stroberi Secara Komersial. Penebar Swadaya .
Jakarta.
Calvin, C.L. and D.M. Knutson, 1983. Modern Home Gardening. John Wiley and Sons. New
York.
Coronel, R.E., 1983. Promising fritus of the Philippines. College of Agriculture University of the
Philippines at Los Banos. Los Banos.
Gunawan, L.W., 1996. Stroberi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Gusyana. 2009. Menanam Stroberi dengan Sistem Hidroponik. Blog at WordPress.com. Diakses 5
Februari 2009.
Hartmann, H.T. ; W.J. Flocker and A.M. Kofranek, 1981. Plant Science Growth, Development and
Utilization of Cultivated Plants. Prentice-hall Inc. New Jersey.
http://www.warintek.ristek.go.id. 2010/ Stroberi (Fragaria chiloensis L. / F. vesca L.) pdf. Diakses
tanggal 26 November 2011.
http://www.warintek.progresio.or.id. 2007. Stroberi . Diakses tanggal 26 November 2011. 1 page.
http://id.wikipedia.org. 2011. Strawberry (Fragaria chiloensis L.). Diakses tanggal 26 November
2011
http://www.iptek.net.id. 2011. Budidaya Strawberry (Fragaria chiloensis L. /
F. vesca L.)
pdf. Diakses tanggal 26 November 2011.
http://igotamail.wordpress.com. 2011. Kandungan Gizi Strawberry Dan Manfaatnya. Diakses
tanggal 26 November 2011.
Kurnia, A. 2005. Petunjuk Praktis Budidaya Stroberi. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Rukmana, R., 1998. Stroberi, Budidaya dan Pascapanen. Kanisius. Yogayakarta.
Siagian, D. N. 2011. Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Stroberi (Fragaria chiloensis
L.) Pada Ketinggian Tempat Yang Berbeda. Tesis. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Diakses dari repository.usu.ac.id pada tanggal 26 November 2011.
Sunarjono, H., 1990. Ilmu Produksi Tanaman Buah-Buahan. Sinar Baru. Bandung.
-------------, H., 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel, 1997. Sumberdaya Nabati Asia Tenggara 2. Penerjemah S.
Danimihardja ; H. Sutarno ; N.W Utami dan D.S.H. Hopsen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yuliastuti, T. 2010. Efektifitas Penyiraman EM (Effective Microorganism) Dengan Penambahan
Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Stroberi (Fragaria sp) Pada Media Tanah Liat Dan
Arang Sekam. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai