Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH
PERBANKAN (PNB1518)
Review Jurnal
Peran Bank Jateng dalam Implementasi Program Kredit Ketahanan Pangan
dan Energi (KKP-E)

Oleh:
Yuliana Rosalinda A1C014012
Nabela
Anindia Ifani
A1C014029
Kiki

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016

Review Jurnal : Peran Bank Jateng dalam Implementasi Program Kredit


Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E)
Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah

(RPJM)

2010-2014,

yaitu

pembangunan ekonomi yang menjamin pemerataan (growth with equity). Penerapkan


empat jalur strategi pembangunan, yang terdiri dari pro-growth (pertumbuhan), propoor (pengentasan kemiskinan), pro-job (kesempatan kerja) dan pro-environment
(pelestarian lingkungan hidup), yang dilaksanakan secara terintegrasi dan bersinergi
seimbang dan konsisten denganmelibatkan masyarakat serta mengedepankan aspek
pemerataan.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) merupakan salah
satu bank pembangunan daerah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk
memajukan sektor pertanian di daerah Jawa Tengah melalui program KKP-E.
Implementasi program KKP-E, sebagai salah satu strategi pemerintah untuk
mendukung pembangunan di sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan tujuan
perbankan Indonesia yaitu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke
arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) adalah kredit investasi dan atau
modal kerja yang diberikan kepada petani, peternak, nelayan dan pembudidaya ikan,
kelompok (tani, peternak, nelayan dan pembudidaya ikan) dengan suku bunga
terjangakau dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan
Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati, dengan jangka
waktu yang didasarkan pada siklus tanam atau siklus usaha dan analisis cash flow
usaha yang bersangkutan dengan batasan maksimal 5 (lima) tahun.
Sumber dana KKP-E disediakan oleh Bank Jateng sehingga risiko kredit
ditanggung sepenuhnya oleh Bank Jateng. Pemerintah berperan untuk menyediakan
subsidi suku bunga yang diberikan kepada Bank Jateng setiap 3 bulan. Tingkat bunga
KKP-E paling tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah adalah suku bunga LPS+6%

untuk KKP-E non tebu, dan suku bunga LPS + 5% untuk KKP-E tebu. Plafon KKP-E
untuk petani, peternak, kebun, baik secara individual atau melalui kelompok tani atau
koperasi, maksimal Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Sedangkan untuk koperasi
dan kelompok tani dalam rangka pengadaan pangan dan pengadaan atau peremajaan
alat dan mesin (alsintan) maksimal sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Proses penyaluran terdiri dari pengajuan permohonan KKP-E secara mandiri
dengan menyusun Rencana Kebutuhan Usaha (RKU) atau kemitraan dengan
menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) disahkan oleh Dinas
Teknis disertai dengan persyaratan lainnya. Pencairan kredit dilaksanakan sesuai
jadwal pencairan kredit dan dilakukan secara bertahap melalui rekening simpanan
debitur.
Bank Jateng (pusat) berkewajiban untuk menyusun dan menyampaikan laporan
bulanan kepada Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian secara rutin. Kantor Cabang Bank Jateng
wajib menyampaikan laporan bulanan perkembangan penyaluran dan pengembalian
KKP-E yang dikelolanya kepada Dinas Teknis (Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Perkebunan, Peternakan). Dinas Teknis (Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Perkebunan, Peternakan) menyampaikan laporan penyaluran dan pengembalian KKPE kepada Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian, Kementerian Pertanian.

Konsep Perbankan Pertanian yang Tepat untuk diterapkan di Sektor Pertanian


Indonesia

Salah satu konsep perbankan yang tepat untuk diterapkan di Indonesia ialah
KKP-E atau Kredit Ketahanan Pangan dan Energi. Kredit Ketahanan Pangan dan
Energi (KKP-E) adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan kepada
petani, peternak, nelayan dan pembudidaya ikan, kelompok (tani, peternak, nelayan
dan pembudidaya ikan) dengan suku bunga terjangakau dalam rangka mendukung
pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman
Bahan Baku Bahan Bakar Nabati, dengan jangka waktu yang didasarkan pada siklus
tanam atau siklus usaha dan analisis cash flow usaha yang bersangkutan dengan
batasan maksimal 5 (lima) tahun.
Tujuan KKP-E......
Sasaran KKP-E adalah.....
Sumber dana KKP-E....
Bank Pelaksana KKP-E meliputi ....
Keterbatasan modal merupakan hal yang sering dihadapi oleh petani. Bantuan
modal kredit program dari Kementerian Pertanian berupa KKP-E yang disalurkan
melalui bank-bank di Indonesia sedikit banyak membantu petani dalam proses
produksi usaha taninya, seperti untuk pembelian sarana produksi, biaya tenaga kerja,
dan lainlain. Modal yang dimiliki petani digunakan untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga dan sebagai modal untuk kegiatan usaha tani. Pada kegiatan usaha tani,
rata-rata petani pengguna KKP-E menggunakan modal sendirinya berupa peralatan
dan lahan. Selain itu modal sendiri juga digunakan untuk memenuhi sebagian dari

biaya tenaga kerja luar. Modal KKP-E digunakan petani untuk membeli sarana
produksi dan sisanya digunakan untuk membayar tenaga kerja luar. Sedangkan pada
petani bukan pengguna KKP-E semua pengeluaran baik untuk kebutuhan rumah
tangga maupun untuk kegiatan usaha tani dicukupi dengan modal sendiri.
Beberapa alasan diutarakan oleh petani dalam memilih untuk menggunakan
atau tidak menggunakan KKP-E. Petani memilih untuk menggunakan KKP-E karena
bunga KKP-E rendah, agunan ringan (tidak menggunakan agunan), persyaratan
mudah, kebutuhan usaha tani yang mendesak untuk dicukupi, serta beberapa petani
hanya karena ikut ketua kelompok tani. Petani memilih untuk tidak menggunakan
KKP-E dengan alasan modal yang dimiliki dinilai sudah mencukupi untuk kegiatan
usaha tani, kurangnya keberanian petani mengambil kredit dari sektor perbankan, dan
tidak semua petani mengetahui adanya KKP-E sehingga tidak banyak petani yang
mengajukan. Pengajuan KKP-E yang tidak menggunakan agunan sangat membantu
petani dalam memperoleh kemudahan memperoleh pinjaman. Namun pada
pelaksanaannya terdapat permasalahan, salah satunya ada pengguna KKP-E yang
kurang bertanggung jawab untuk tidak mengembalikan KKP-E dengan alasan
tertentu. Selain itu, banyaknya kredit macet menyebabkan pengurus kelompok tani
yang berperan sebagai penanggung jawab harus menanggung terlebih dahulu sisa
angsuran KKP-E yang belum dibayarkan.
Dikutip dari Kompas.com bank di Indonesia yang masih mendominasi dalam
penyaluran kredit ketahanan pangan dan energi KKP-E ialah Bank BRI. Penyaluran
kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) dengan pangsa pasar mencapai 65,61
persen dengan total kredit yang telah disalurkan sebesar Rp 2,9 triliun. Direktur
Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) BRI Djarot Kusumayakti
menjelaskan jumlah penyaluran kredit KKPE itu mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan akhir tahun lalu yang sebesar Rp 2,46 triliun atau 63,55 persen
dari pangsa pasar KKPE nasional. Pada tahun ini, pemerintah menargetkan
penyaluran KKPE hingga Rp 2 triliun, atau naik dari tahun lalu yang hanya Rp 900

miliar.

KKP-E

merupakan

skema

kredit

yang

diterapkan

dengan

pola

penyaluran executing.
Contoh nyata ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Mayoritas
penduduknya bekerja di Sektor pertanian. Cara yang ditempuh untuk meningkatkan
produksi dan pendapatan petani adalah dengan meningkatkan akses permodalan
petani salah satunya dengan KKP-E. Apabila petani menggunakan KKP-E sebesar Rp
1.000.000,00 maka akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp 83.000,00. Apabila
tidak menggunakan KKP-E atau hanya menggunakan modal sendiri maka tidak
menambah pendapatan.
Berdasarkan pemaparan diatas, beberapa hal yang dapat disarankan adalah
adanya penyuluhan lebih lanjut mengenai KKP-E oleh pemerintah melalui PPL
supaya seluruh petani menjadi paham mengenai program pemerintah dalam hal kredit
permodalan utamanya KKP-E dan manfaatnya untuk usaha tani, sekaligus sebagai
bentuk pengawasan supaya pelaksanaannya tepat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/08/01/1354573/BRI.Dominasi.Penyalu
ran.Kredit.Ketahanan.Pangan-Energi. Diakses Tanggal 27 November 2016, pukul
15.00 WIB.
Nugrahaeni, Noer Ayu dkk. 2015. Analisis Pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan
Energi (KKP-E) BRI Terhadap Pendapatan Petani Padi Di Kabupaten Karangayar.
Jurnal Ilmiah. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Putri, Cheviene Charisma. 2015. Peran Bank Jateng Dalam Implementasi Program
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). Jurnal Ilmiah. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis. Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai