Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROSEDUR PANEN KELAPA SAWIT DI PT. BINA


PRATAMA SAKATO JAYA KABUPATEN SIJUNJUNG –
SUMATRA BARAT

Oleh:

GUSNANDO
1610242058

JURUSAN BUDIDAYA PERKEBUNAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
HALAMAN PENGESAHAN MAGANG
PT. BINA PRATAMA SAKATO JAYA
KABUPATEN SIJUNJUNG –SUMATRA BARAT

Disusun Oleh :

RABIAL
PRATAMA
12/14750/BP-
SPKS
Laporan pelaksanaan magang ini diajukan
kepada Fakultas Pertanian Kampus III Unand
Dharmasraya
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan nilai mata kuliah
Magang

Pulau Punjung, 20 April 2019

Dosen Pembimbing Penyusun

Ade Noferta, SP.MP Gusnand


KATA PENGANTAR

Alhamdulilah dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Magang yang dilaksanakan 22 Desember 2018 – 31 Januari 2019 di DI
PT. BINA PRATAMA SAKATO JAYA KABUPATEN SIJUNJUNG –
SUMATRA BARAT memiliki beberapa tujuan umum yaitu agar mahasiswa
mengetahui dan memahami pekerjaan-pekerjaan teknis di perusahaan perkebunan
kelapa sawit, memahami persoalan-persoalan yang timbul di lapangan serta
bagaimana solusinya, memahami hidup bermasyarakat dan lingkungan sosial di
perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Dalam menyelesaikan laporan Magang ini, penulis banyak menerima
masukan dari berbagai belah pihak baik moral maupun materil. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya dalam
penyelesaian laporan Magang beserta kedua orang tua yang selalu
mendukung untuk keberhasilan anaknya.
2. Segenap jajaran manajemen dan staff PT. BINA PRATAMA SAKATO JAYA
3. Bapak Ade Noferta, SP.MP selaku pembimbing Magang.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara
langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa keseluruhan laporan ini masih jauh dari sempurna,
baik isi maupun penyusunannya, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Semoga laporan ini berguna
untuk pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Pulau Punjung, 20 April 2019

Gusnando
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian di bidang pertanian. Indonesia merupakan negara penghasil
berbagai komoditi yang bersifat komersial.
Pembangunan ekonomi jangka panjang secara terpadu akan mengembangkan
sumber daya yang dapat diperbarui (renewable resources) melalui sektor
pertanian, sektor agroindustri, sektor perdagangan dan sektor jasa pendukung
dalam kerangka pembangunan modal insane (human capital) Indonesia yang
seluas – luasnya.
Bidang perkebunan merupakan salah satu sumber devisa Indonesia. Kelapa
sawit adalah salah satu komoditas yang paling berpeluang. Meningkatnya
permintaan akan kelapa sawit menjadikan Indonesia berpeluang sebagai negara
produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Peningkatan produktivitas perlu
dipertahankan untuk itu dibutuhkan SDM yang professional (Risza,1995).
Program magang fakultas pertanian Universitas Andalas diadakan untuk
mendidik mahasiswa yang berkompeten dan berkarakter dibidangnya serta
menciptakan SDM yang unggul dibidang perkebunan. Bukan hanya berkutat pada
teori namun juga realitas keadaan perkebunan dan pekerjaan didalamnya.
Pengembangan perkebunan mulai diarahkan pada keterpaduan sektor hulu dan
hilir (on-farm dan off- farm) dengan pendekatan industri yang berbasis komoditas.
Kelapa Sawit merupakan komoditas andalan perkebunan Indonesia dan
berdasarkan potensi sumber daya alam yang dimiliki, maka wajar pemerintah
mempunyai target areal dan produksi Kelapa Sawit (CPO dan PKO) Indonesia
melampaui Negara-negara lain.
Keberhasilan pengembangan atau pembangunan perkebunan dicirikan antara
lain oleh keseimbangan antara peran dan fungsi perkebunan tersebut dan hal ini
mempersyaratkan adanya sumber daya manusia yang handal. Lembaga
Pendidikan (terutama perguruan tinggi) menjadi bagian penting dalam
menghasilkan SDM yang berkompeten untuk pengembangan perkebunan.
Sehingga SDM yang tersedia perlu waktu penyesuaian untuk siap bekerja di
perkebunan. Pola ilmiah pokok perkebunan yang diterapkan pada
penyelenggaraan pendidikan di fakultas pertanian Universitas Andalas
ditunjukkan antara lain untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mempunyai
karakter (sikap mental), kemampuan akademik dan skill yang memadai untuk
berkarya di perkebunan.

B. Tujuan Magang
1. Menghasilkan sarjana sebagai penerus pembangunan yang memahami dan
menghayati masalah komplek yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga
mampu menanggulangi masalah – masalah tersebut secara efisien.
2. Mendekatkan Lembaga Pendidikan Tinggi terhadap tuntutan pembangunan.
3. Memberikan wawasan dan nuansa pada bidang profesi yang diminati oleh
mahasiswa.
4. Menghasilkan sarjana yang memiliki pengalaman kerja di Industri perkebunan
sehingga siap berkompetisi pada instansi sejenis atau mampu mandiri sebagai
wirausaha.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan salah satu produk perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Manfaat dari kandungan minyak Kelapa Sawit sendiri sangat
bervariasi. Cukup banyak industri lain yang dapat menggunakan sebagai bahan
baku produknya, seperti minyak goreng, makanan, kosmetik dan lain-lain.
Dewasa ini industri Kelapa Sawit cukup marak dibicarakan, karena dunia saat
ini sedang mencari sumber energi baru pengganti minyak bumi yang cadangannya
semakin menipis. Salah satu alternatif pengganti tersebut adalah energi biodiesel
dimana bahan baku utamanya adalah minyak mentah Kelapa Sawit atau yang
lebih dikenal dengan nama Crude Palm Oil (CPO). Biodiesel ini merupakan
energi alternatif yang ramah lingkungan, selain itu sumber energinya dapat terus
dikembangkan. Sangat berbeda dengan minyak bumi yang jika cadangannya
sudah habis tidak dapat dikembangkan kembali.
Pertumbuhan permintaan CPO tidak hanya disebabkan dengan adanya
pengembangan energi alternatif tersebut, tetapi juga disebabkan kenaikan
permintaan yang disebabkan oleh pertumbuhan industri hilirnya. Sehingga seluruh
kegiatan di dalam perkebunan harus diperhatikan secara detail, baik mulai dari
persiapan dan pembukaan lahan hingga pelaksanaan panen (Lubis & Widanarko,
2011)

B. Panen
Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang
kemudian mengutip tandan buah dan brondolan yang tercecer di dalam dan diluar
piringan. Selanjutnya menyusun tandan buah ditempat pengumpulan hasil (TPH).
Pengalihan dari TBM ke TM biasanya pada umur 3 tahun dan 60 % dari jumlah
tandan sudah dapat dipanen serta berat rata-rata tandan sudah diatas 3 kg. Buah
Kelapa Sawit tersebut matang panen apabila brondolannya telah lepas dan jatuh
secara alami dari tandannya, Pelaksanaan panen buah Kelapa Sawit dan
pengangkutannya ke pabrik Kelapa Sawit menyangkut sejumlah aspek yang
berpengaruh nyata baik terhadap kuantitas maupun kualitas minyak yang akan
diperoleh. Setiap aspek bersifat kompleks, aspek – aspek tersebut antara lain :
a. Kriteria matang panen
Kriteria matang panen ditentukan pada saat kandungan minyak dalam dalam
daging buah maksimal dan kandungan asam lemak bebas rendah. Berdasarkan
penyelidikan, kriteria matang panen yang paling baik adalah 2 brondolan/Kg berat
tandan. Tandan yang mentah akan mencapai tahap yang matang dalam waktu 3 –
7 hari dan tandan matang menjadi lewat matang juga dalam waktu 3 – 7 hari.
Kandungan minyak sawit meningkat dari tahap mentah ke matang, kemudian
menurun lagi pada tahap lewat matang. Sedangkan kandungan ALB meningkat
terus dari matang ke lewat matang. Dengan demikian panen tandan pada tahap
lewat matang menimbulkan kerugian, baik dalam produktivitas maupun kualitas
minyak.
Tanaman disebut matang panen tandan bila tandan telah memberondol, yaitu
terlepasnya buah dari tandan secara alami atau dengan istilah menghasilkan
berondolan.Matang panen tandan ditandai dengan jatuhnya dua berondolan untuk
setiap kg berat TBS di pinggiran/piringan pokok.Pada TM tahun ke-1 harus
terdapat paling sedikit 5 berondolan di pinggiran pokok. Kriteria berondolan per
kg adalah:
- Berat tandan 6 – 8 kg : Berondolan 8 buah
- Berat tandan 9 – 15 kg : Berondolan 15 buah
- Berat tandan >15 kg : Berondolan 20 buah.
Agar lebih mudah, dapat juga dipakai kriteria bahwa untuk tanaman yang
berumur di bawah 10 tahun, jumlah berondolan sekurang- kurangnya 10 buah,
sedangkan yang di atas 10 tahun, jumlah berondolannya sekurang-kurangnya 20
buah.
b. Taksasi
Taksasi ialah perkiraan menghitung buah dengan kerteria buah matang, yang
dilakukan dengan cara tembak lurus atau zigzag, pengambilan sempel dilakukan
satu hari sebelum panen (H-1), dalam pengambilan sempel satu bloknya diambil
10 %. Selain untuk memperkirakan buah kriteria matang, taksasi juga bertujuan
untuk merencanakan atau menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
panen.
c. Persiapan Panen
Persiapan panen merupakan pekerjaan yang mutlak dilakukan sebelum TBM
dimutasikan menjadi TM. Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya
target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal-hal yang perlu
dilakukan didalam mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan potong buah yaitu
persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga potong buah, pembagian seksi potong
buah dan penyediaan alat-alat kerja.
Persiapan areal panen berhubungan dengan adanya mutasi dari tanaman belum
menghasilkan (TBM) ke tanaman menghasilkan (TM). Dalam keadaan normal,
perubahan TBM ke TM terjadi pada tahun ketiga sesudah tanaman ditanam.
d. Frekuensi Panen atau Rotasi Panen
Panen dilaksanakan setiap hari pada areal (ancak) yang berbeda, agar pabrik
dapat berjalan tiap hari atau mnimal lima hari kerja seminggu. Luas areal panen
harian harus disesuaikan dengan tenaga pemanen, efisiensi pengangkutan, dan
kapasitas oleh pabrik. Tiap areal panen dapat dibagi menjadi 3 atau 4 hari panen,
namun rotasi atau pusingan panen harus tetap 7 hari.
Hari panen perlu diatur agar tersedia hari istirahat untuk pabrik. Dalam
keadaan normal, panen dilakukan 5 kali seminggu, yakni hari senin sampai jumat,
atau disebut sistem 5/7. Rotasi panen dapat diubah menjadi 9 – 12 hari pada panen
rendah dan panen puncak 5 – 7 hari.
e. Pelaksanaan Panen
Pelaksanaan panen terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut :
i. Persiapan peralatan panen. Peralalatan harus tersedia lengkap. Alat-alat yang
berfungsi sebagai pemotong, seperti dodos, kampak atau egrek harus selalu
tajam.
ii. Pemanen memeriksa areal atau path yang akan dipanen, menentukan tandan –
tandan yang harus dipanen dengan menggunakan kriteria panen brondol 5 yang
jatuh di tanah untuk setiap 1 tandan.
iii. Memangkas daun yang terletak di bawah tandan yang akan dipanen. Daun
dipotong menjadi tiga bagian dan diletakkan diantara barisan sedemikian rupa
sehingga tidak akan mengganggu kelancaran pengangkutan tandan ke TPH.
iv. Pemanen tandan dengan jalan memotong tangkainya. Kemudian tangkai tandan
dipotong mepet menjadi berbentuk V.
v. Tandan-tandan hasil panen berikut buah-buah yang lepas diangkut ke TPH
dengan menggunakan keranjang atau goni plastik. Pengumpulan buah dan
tandan di TPH dilakukan di tempat yang ternaungi, karena sinar matahari
berpengaruh terhadap kandungan ALB.
f. Pengangkutan Tandan Buah
Pengangkutan tandan buah dapat dibagi atas dua bagian yaitu pengangkutan
dari pohon yang dipanen ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan pengangkutan
dari TPH ke Pabrik Kelapa Sawit. Pengangkutan dari pohon ke TPH merupakan
tugas pemanen atau tim pemanen, sedang pengangkutan dari TPH ke Pabrik
dilakukan oleh petugas transport. Buah mencapai titik tepat matang, kandungan
asam lemak bebas (ALB) minyak kelapa sawit hanya sekitar 0,1 % tetapi waktu
sampai dilokasi pabrik kandungan ALB tersebut telah melampaui 2 %, bahkan
kadang-kadang melampaui 3 %, atau setara dengan peningkatan lebih dari 20 kali
lipat.
Meningkatnya kandungan ALB ini disebabkan oleh tiga peristiwa. Pertama,
terjadi peningkatan dalam skala kecil akibat terjadi degradasi biologis dalam buah
(yaitu proses buah menjadi lewat matang, atau mulai membusuk). Peristiwa ini
timbul karena pada saat tandan mencapai titik optimal untuk dipanen, buah-buah
yang berada diujung tandan sudah lewat matang.
Penyebab kedua merupakan penyebab yang lebih besar dari penyebab yang
pertama yaitu jatuh tandan buah ke tanah waktu dipanen. Penyebab yang terbesar
adalah timbul sebagai akibat penanganan buah dalam rangka pengankutan ke TPH
dan kemudian dari TPH ke Pabrik. Dalam hal penggunaan jalan sebagai sarana
transportasi, sarana transportasi dapat menggunakan traktor atau truk.
BAB III. METODE PRAKTER KERJA LAPANGAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan praktek kerja lapang (PKL) di laksanakan sejak tanggal 22 Desember
2018 sampai tanggal 31 Januari 2019 yang bertempat di PT. Bina Sakato Jaya
kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung,Sumatera Barat.
B. Metode Pelaksanaan
Metode Praktek Kerja Lapang (PKL) yang akan digunakan adalah
melaksanakan survey lapangan dengan mengikuti seluruh kegiatan yang sedang
berjalan di perusahaan, baik aspek teknis di lapangan maupun aspek manajerial
pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari karyawan harian lepas (KHL),
pendamping,mandor sampai dengan pendamping asisten agronomi dan
mengumpulkan informasi dengan mewawancarai karyawan, mandor serta asisten
agronomi seputar agronomi tanaman kelapa sawit.
C. Metode Pengumpulan Data
Kegiatan kerja praktek ini meliputi kegiatan-kegiatan yang ada di PT. PT.
Bina Sakato Jaya yaitu mengetahui cara teknis pelaksanaan Panen. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam Kuliah Kerja praktek ini adalah data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di
lapangan, wawancara, dan diskusi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data
perusahaan yang diberikan oleh Manager kebun, Asisten Kepala Kebun, Asisten,
Mandor, Krani, serta dari literature diluar dari data perusahaan.
1.Data primer
a.Metode observasi, yaitu mahasiswa secara langsung melihat kelapangan untuk
mengamati dalam setiap kegiatan dilapangan.
b.Metode wawancara, yaitu mahasiswa melakukan wawancara dan bertanya
langsung dengan mandor atau karyawan yang terlibat dilapangan dalam
pelaksanaan dan bertanggung jawab terhadap semua masalah dilapangan.
2.Data sekunder
a.Studi pustaka, yaitu mahasiswa menggunakan berbagai referensi yang bisa
memperkuat tulisan seperti buku, jurnal, dan berbagai jenis literatur lainnya yang
berkaitan dengan pembahasan agronomi Kelapa sawit.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Panen adalah proses pemotongan buah yang telah sesuai dengan kriteria
pematangan. Panen merupakan pekerjaan utama dalam budidaya perkebunan
kelapa sawit karena dari pekerjaan inilah uang dihasilkan untuk keberlangsungan
perusahaan tersebut. Sebelum dilakukan panen seharusnya terlebih dahulu
dilakukan taksasi sehari sebelum pemanenan yang bertujuan untuk meramalkan
atau memperkirakan produksi esok hari dan menyiapkan berapa tenaga panen
yang dibutuhkan, serta mempersiapkan berapa transportasi yang dibutuhkan.
Tetapi di perusahaan dimana saya magang taksasi tidak dilakukan dan bahkan
mandor panen sendiri tidak tahu bagaimana caranya melakukan taksasi padahal
taksasi ini merupakan pekerjaan yang cukup penting. Hal ini terjadi karena
perusahaan tersebut memiliki manajemen yang buruk dan belum memiliki
standard tersendiri atau sop.
Sebelum pekerjaan panen dilakukan karyawan terlebih dahulu apel pagi atau
sering disebut disana cek roll, pada saat apel inilah dibacakan hasil pekerjaan
kemarin dan kesalahan - kesalahan yang karyawan lakukan tujuanya dibacakan
agar pemanen tidak melakukan kesalahan lagi dan semakin termotivasi untuk
bekerja. Apel pagi ini juga untuk menyiapkan dan membagi hancak masing-
masing pemanen. Pekerjaan potong buah dimulai dari potong buah matang, kutip
brondol, susun pelepah, potong bonggol panjang dan susun buah di TPH.
Kriteria buah matang yang siap dipanen adalah 10 brondol jatuh di piringan,
karena BJR TBS 10 kg, Perbandinganya apabila 1 kg berat TBS maka terdapat 1
Brondol yang gugur.
1.Taksasi
Taksasi yang umumnya dikatakan sensus buah matang adalah mendata pokok
dalam suatu blok dengan cara melihat tandan buah segar yang memenuhi kriteria
matang panen. tiap blok diwakili 3 Ha untuk penghitungan taksasi. Taksasi
dilakukan 1 hari sebelum panen (H-1). Sedangkan taksasi yang digunakan yaitu
dengan cara memeriksa buah
matang dengan jumlah pohon minimal 2 pasar rintis atau sekitar 64 sampel
tanaman untuk mewakili jumlah tanaman dalam 1 blok.
a.Tujuan taksasi :
1) Memperkirakan angka kerapatan buah dalam satuan %
2) Untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan
pemanenan.
3) Untuk menentukan berapa jumlah TBS yang akan di panen esok hari
4) Untuk menentukan jumlah tonase dan jumlah unit untuk pengangkutan TBS ke
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS).
b. Cara Pelaksanaan taksasi
1) Dalam 1 blok (30 Ha) hanya akan dimasuki 1 Ha saja.
2) Dicatat berapa pohon yang membrondol sesuai standar yaitu 1 brondol/Kg.
Contoh :
Misal dalam 1 ha (SPH 136) ada 21 pokok yang membrondol sesuai BJRnya
maka kerapatannya adalah (21 ÷ 136) x 100 % = 15 %

Maka dari table diatas didapatkan perhitungan sebagai berikut :


a.Kebutuhan Pemanen
Kebutuhan Pemanen = Jumlah Janjang Panen ÷ Basis Pemanen
= 1678 ÷ 125= 14 Pemanen
b.Kebutuhan Transportasi
Jika tonase panen hari itu adalah 10.068 kg serta untuk mencapai 1 rit kapasitas
truk ialah 7 ton maka = 10.068 ÷ 7000 kg= 2 rit
Panen adalah proses kegiatan memotong buah tanaman kelapa sawit yag telah
memenuhi kriteria matang panen yaitu 2 brondolan per kg, dan memindahkan
buah dari areal sampai ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) Masing- masing
pemanen dan gerdang (pengutip berondolan) basis yang harus diperoleh yaitu
sebesar 2 ton TBS pada TM <8 pada tanah mineral sedangkan pemanen pada
tanah gambut basis yang harus diperoleh yaitu 1 ton TBS tanpa gerdang karena
kondisi tanah yang sulit dalam proses pemanenan maupun pengangkutan TBS ke
TPH. Basis yang harus dicapai pemanen yaitu sebanyak 145 janjang dengan upah
Rp. 76.341, dan jika lebih dari basis dihitung premi dengan upah Rp.200/kg.
a.Teknis Panen
Ada kegiatan panen ini hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam proses
pemanenan yaitu teknis panen. Adapun cara melakukan teknis panen sebagai
berikut :
1)Mengambil buah matang Yaitu buah yang siap panen yang telah membrondol
antara 3-5 brondolan pada setiap pokok.
2)Memotong tangkai buah atau tandan sampai mepet ke batang. Sehingga tidak
meninggalkan bekas pantat monyet atau bunga matahari.
3)Setelah janjangan di turunkan, Brondolan yang terlepas dari janjangan &
berserak di piringan harus di kutip hingga bersih & di kumpulkan dalam karung.
4)Buah / janjang yang telah terkumpul kemudian di susun di TPH & tangkai
tandan yang masih panjang harus di potong.
5)Tandan buah yang telah tersusun di TPH harus di hitung sebelum pengangkutan
ke PKS.
Dalam suatu blok yang di panen biasanya rotasi normal potongan buah adalah
6/7. Pada kegiatan panen para pemanen harus mampu mencapai basis (target)
dalam suatu hektaran panen (hancak). Basis merupakan target buah (janjangan)
yang harus di panen oleh setiap pemanen, target tersebut harus di sesuaikan
dengan kerapatan buah pada suatu blok. Setelah kegiatan panen selesai perlu
dilakukannya pemeriksaan hancak, dengan tujuan untuk mengetahui ketuntasan
hancak panen yang telah di targetkan.
Ancak perlu di periksa untuk memastikan tidak ada buah tinggal di pokok maupun
di gawangan, serta brondolan yang belum di kutip. Dalam proses pemanenan
perlu adanya organisasi panen yang bertujuan untuk memudahkan dalam
pengawasan & pembagian / distribusi kerja.
Petugas yang terkait dalam pelaksanaan panen adalah :
1)Mandor panen
Adalah jabatan mandor dalam pelaksanaan panen dengan tugas,sebagai berikut :
-Seorang mandor panen membawahi 15-20 pemanen.
-Mengatur ancak pemanen sehingga dalam setiap hari panen ancak dapat di
selesaikan.
-Memeriksa ketuntasan ancak dan buah setiap hari.
2)Pemanen
Adalah petugas yang melaksanakan pemotongan tandan (panen) di areal yang
telah di tetapkan sesuai ancak.
b.Pasca Panen
Setelah kegiatan panen selesai dilaksanakan, masih terdapat kegiatan yang
lainnya yaitu; Pasca Panen. Hal – hal yang dilakukan pada kegiatan panen ini
yaitu:
1)Perhitungan Buah di TPH
Setelah buah atau janjang yang telah di panen &terkumpul , buah kemudian di
susun & dihitung di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil ). Tujuan dari perhitungan
buah ini yaitu : untuk mengetahui jumlah janjang yang telah di panen.
Perhitungan buah mulai di lakukan pada saat buah mulai di susun oleh para
pemanen. Buah dari setiap TPH pemanen harus di hitung kemudian dari hasil
setiap TPH , dijumlahkan untuk mengetahui hasil janjang yang telah di panen.
2)Pengangkutan buah dari TPH ke PKS
Buah yang sudah terkumpul di TPH perlu di lakukan pengangkutan ke PKS.
Pengangkutan buah ini di lakukan dengan tujuan : Agar buah yang telah di panen
dapat segera diproses sesegera mungkin dalam waktu 1 x 24 jam setelah di panen
agar FFA rendah sehingga kualitas CPO terjaga.
Teknis pengangkutan dilakkukan dengan cara :
a.Buah yang berada di tiap TPH di muat dalam truck.
b.Menaikkan janjangan satu persatu ke dalam truck.
c.Menyusun janjangan yang telah dinaikkan
3.Sarana Angkut
Angkut adalah suatu kegiatan dalam pemuatan buah di TPH, baik buah yang
baru dipanen ataupun buah restan yang kemudian akan di tujukan ke pabrik. Alat
angkut adalah dump truck, truck, dan john deer (merk kendaraan). Alat muat
adalah tojok, karung, penggaruk berondolan.
Sarana angkutan adalah alat yang digunakan untuk mengangkut hasil panen
( TBS ) dari afdeling ke pabrik.
Alat angkut yang di gunakan :
•Alat angkut yang digunakan adalah truk dengan kapasitas 8 ton.
•kioti dengan kapasitas 2-3 ton.
Basis pengangkutan : 4 ton/hk dan jika lewat basis pemuat mendapatkan premi
Rp.200/kg.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Panen adalah proses pemotongan buah yang telah sesuai dengan kriteria
pematangan. Panen merupakan pekerjaan utama dalam budidaya perkebunan
kelapa sawit karena dari pekerjaan inilah uang dihasilkan untuk keberlangsungan
perusahaan tersebut. Sebelum dilakukan panen seharusnya terlebih dahulu
dilakukan taksasi sehari sebelum pemanenan yang bertujuan untuk meramalkan
atau memperkirakan produksi esok hari dan menyiapkan berapa tenaga panen
yang dibutuhkan, serta mempersiapkan berapa transportasi yang dibutuhkan.
Tetapi di perusahaan dimana saya magang taksasi tidak dilakukan dan bahkan
mandor panen sendiri tidak tahu bagaimana caranya melakukan taksasi padahal
taksasi ini merupakan pekerjaan yang cukup penting. Hal ini terjadi karena
perusahaan tersebut memiliki manajemen yang buruk dan belum memiliki
standard tersendiri atau sop.
B. Saran
Saran untuk PT. Bina Sakato Jaya adalah :
1. Pengawasan terhadap pemanenan harus dilakukan semaksimal mungkin
dengan tujuan agar produksi Tandan Buah Segar tetap dipertahankan dan
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
2. Sarana dan prasarana agar dilengkapi dan diperbaiki untuk mendukung
kelancaran bekerja, agar hasil ataupun output bisa tercapai sesuai dengan yang
diharapkan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Buku panduan praktek kerja lapangan (PKL). INSTIPER :


Yogyakarta
Lubis, E., Rustam dan Agus Widanarko. 2011. Buku pintar Kelapa Sawit.
AgroMedia Pustaka. Jakarta
Pahan, I. 2006. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Suadaya :
Surabaya.
Risza, S. 1995. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Kanisius.
Yogyakarta
Sutarta, E. S. 2005. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) : Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai