Anda di halaman 1dari 39

MAGANG II

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG


DI PERKEBUNAN PT. DHARMA SATYA NUSANTARA
KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
ADMINISTRASI KEBUN KELAPA SAWIT

Disusun Oleh :

Nama : Affan Amnan

NIM : 18803

SMBP - B
EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN MAGANG
DI PERKEBUNAN PT. DHARMA SATYA NUSANTARA
KECAMATAN NANGABULIK, KABUPATEN LAMANDAU
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Disusun oleh :

Affan Amnan
16/18803/EP

Laporan pelaksanaan Magang 1 (Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit) ini diajukan


kepada Fakultas Pertanian Institut Pertanian STIPER Yogyakarta sebagai syarat
untuk mendapatkan nilai mata kuliah Magang pada Mnat Manajemen Produksi
Kelapa Sawit dan telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada
tanggal.................... 2019

Yogyakarta, ............................. 2019


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Penyusun

(Tri Endar Suswatiningsih, SP., MP) (Tommy Situmorang)

Mengetahui dan Menyetujui


Dekan Fakultas Pertanian

(Dr. Dimas Deworo Puruhito,SP. MP)


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya berikan kepada Allah Swt yang telah memberikan

limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini

tepat pada waktunya.

Penyusunan laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika tidak ada

kerjasama yang dijalin dari berbagai pihak. Untuk itu melalui halaman ini atas

nama pribadi saya menghaturkan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu baik secara moril, materil, maupun spiritual.

1. Tri Endar Suswatiningsih, SP., MP. selaku Dosen Pembimbing atas

bimbingannya, bantuan, motivasi, saran, dan kesabarannya sehingga dapat

menyelesaikan proposal penelitian ini.

2. Arum Ambarsari, SP, MP selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Institut

Pertanian Stiper Yogyakarta.

3. Bapak dan Ibu serta seluruh anggota keluarga yang selalu memberikan do’a,

dukungan moril, pengertian, kepercayaan dan ketegaran hingga saya dapat

menyelesaikan laporan magang.

Penyusun sadar dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak

kekurangan, mohon kritik dan sarannya sebagai masukan bagi penyuaun

selanjutnya. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL TOPIK
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Magang
B. Tujuan Magang
C. Deskripsi Perusahaan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Organisasi perusahaan
B. Sistem administrasi
C. Manajemen kebun
D. Laporan keuangan
III. PELAKSANAAN MAGANG
A. Administrasi Pembibitan
1. Rencana kerja pembibitan
2. Laporan kerja pembibitan
B. Administrasi Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan
1. Rencana kerja perawatan tanaman
2. Laporan kerja perawatan tanaman
3. Rencana kerja pemupukan
4. Laporan kerja pemupukan
C. Administrasi Perawatan Tanaman Menghasilkan
1. Rencana kerja perawatan tanaman
2. Laporan kerja perawatan tanaman
3. Rencana kerja pemupukan
4. Laporan kerja pemupukan
D. Administrasi Panen
1. Rencana target produksi (berdasar hasil taksasi produksi)
2. Peta seksi panen
3. Rencana rotasi panen
4. Penetapan angka kerapatan panen
5. Laporan kerja panen
a. Laporan penerimaan buah
b. Laporan pemeriksaan mutu buah dan mutu ancak
c. Laporan monitoring losses
d. Surat pengantar buah
e. Realisasi produksi
f. Laporan premi panen
g. Laporan produksi dan biaya panen bulanan
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Magang


Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan sumber minyak nabati
yang sangat penting disamping beberapa minyak nabati lain, seperti kelapa
dalam, kacang-kacangan dan biji-bijian lain. Kelapa sawit didatangkan ke
Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya
ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi
jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an (Lubis,
1992)
Kelapa sawit saat ini merupakan komoditi andalan yang memiliki peran
strategis bagi pembangunan nasional ke depan. Tidak dapat dipungkiri bahwa
keberhasilan pembangunan perkebunan kelapa sawit, banyak memberikan
manfaat selain manfaat langsung berupa peningkatan baru produksi, ekspor
dan penyediaan bahan baku industri, juga brperan dalam masalah masalah-
masalah besar pembangunan nasional, utamanya kemiskinan, pengangguran
dan pembangunan daerah.
Dengan perkembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia
yang cukup pesat, menyebabkan kebutuhan akan tenaga kerja dan tenaga ahli
di bidang perkebunan juga ikut mengalami peningkatan. Namun tak jarang
perusahaan perkebunan kelapa sawit mengalami kesulitan dalam mencari
tenaga kerja.Karena itu perguruan tinggi selaku pelaksana kegiatan
pendidikan, dalam hal ini bidang pertanian, merasa perlu untuk menyiapkan
tenaga kerja ahli dan terdidik yang memiliki kompetensi, terutama di bidang
pertanian/perkebunan.
Untuk menjawab tantangan akan kebutuhan tenaga kerja yang semakin
lama semakin dibutuhkan di dalam kegiatan perkebunan, INSTIPER selaku
perguruan tinggi yang bergerak dalam bidang pendidikan perkebunan, mulai
mempersiapkan tenaga ahli yang siap kerja sejak dini, salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan Magang Kerja yang bekerja sama
dengan pelaku-pelaku usaha perkebunan. Secara garis besar kegiatan Magang
Kerja dapat dilakukan dalam bentuk sebagai berikut. Mahasiswa bekerja selama
kurun waktu tertentu di suatu perusahaan, secara penuh melaksanakan
kewajiban dan mendapatan fasilitas yang sesuai dari perusahaan.
Mengikuti sistem secara utuh baik pada aspek teknis, administrasi dan
manajerial, maupun aspek sosial yang berlangsung di Perusahaan. Alokasi
waktu kegiatan pada masing-masing aspek berdasarkan kesepakatan bersama
dengan pihak perusahaan dan batas waktu minimal program. Penentuan lokasi
yang akan digunakan sebagai lokasi magang kerja di lakukan tes magang oleh
pihak perusahaan yang bekerjasama dengan INSTIPER.
Diselenggarakannya magang kerja adalah sebagai media penyelarasan
ilmu terapan dengan dengan dunia kerja pada perusahaan perkebunan agar
relevan dengan misi dan visi progran studi yang dijalankan dan merupakan
kesempatan baik bagi saya dapat melaksanakan magang kerja di perkebunan
PT. Dharma Satya Nusantara, tepatnya di PT. Pilar Wanapersada, Kecamatan
Nangabulik, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah.
B. Deskripsi Perusahaan
Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) didirikan tanggal 29 September
1980 dan memulai kegiatan komersial pada bulan April 1985. Kantor Pusat
DSNG beralamat di Gedung Sapta Mulia, Jalan Rawa Gelam V Kav. OR 3B,
Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta 13930 – Indonesia. Sedangkan pabrik
berlokasi di Gresik, Surabaya, Lumajang, Purwokerto, Temanggung, Muara
Wahau, dan Nangabulik.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Dharma Satya
Nusantara Tbk, yaitu: PT Triputra Investindo Arya (25,05%), PT Krishna
Kapital Investama (14,63%), PT Mitra Aneka Guna (8,15%), PT Tri Nur
Cakrawala (7,20%), Andrianto Oetomo (5,43%) dan Arianto Oetomo (5,43%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DSNG
bergerak di bidang industri perkayuan terpadu (komersial tahun 1985), industri
agro, industri tanaman perkebunan (komersial tahun 2001) dan pengolahan
kelapa sawit (komersial tahun 2002).
Pada tanggal 04 Juni 2013, DSNG memperoleh pernyataan efektif dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham DSNG (IPO) kepada masyarakat sebanyak 275.000.000 dengan nilai
nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp1.850,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 14 Juni 2013.
C. Tujuan Magang
1. Mahasiswa
a. Memperdalam penghayatan dan pengertian mahasiswa tentang
kegunaan hasil pendidikannya bagi pembangunan nasional pada
umumnya dan pengembangan perusahaan serta masyarakat disekitar
perusahaan.
b. Menghayati dan mengerti permasalahan yang sering dihadapi oleh
perusahaan.
c. Melatih sikap budaya perkebunan kelapa sawit kepada mahasiswa serta
melatih sikap disiplin dan kompeten.
d. Menambah pengalaman dan keterampilan teknis maupun non teknis
pada perkebunan kelapa sawit.
e. Melatih kepekaan sosial dalam lingkup masyarakat yang ada dalam
perusahaan perkebunan maupun disekitar perusahaan perkebunan.
2. Perguruan Tinggi
a. Mendapatkan umpan balik sebagai usaha integrasi mahasiswa dengan
perusahaan atau instansi, dengan demikian kurikulum perguruan tinggi
dapat disesuaikan dengan tuntutan pembangunan perkebunan.
b. Tenaga pengajar memperoleh berbagai kasus digunakan sebagai contoh
dalam proses pendidikan perkebunan.
c. Mempercepat dan meningkatkan kerjasama antara perguruan tinggi
sebagai pusat ilmu dan teknologi dengan instansi/perusahaan lainnya
dalam melaksanakan pembangunan perkebunan.

3. Perusahaan
a. Mahasiswa dapat dijadikan sebagai media publikasi bagi kepentingan
perusahaan.
b. Perusahaan mendapatkan tenaga pikiran dan pembaharuan dalam
pemmbangunan perkebunan
c. Pembentukan kader-kader perkebunan yang siap pakai oleh perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Organisasi Perusahaan
Organisasi adalah suatu penyusunan suatu anggota dalam bentuk struktur
organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang di rencanakan dengan
sumber daya yang dimiliki. Organisasi juga memiliki dua aspek yang sangat
penting yaitu aspek Departemensasi dan aspek Pembagian Kerja. Aspek
Departemensasi adalah pengelompokan kegiatan kerja dari suatu organisasi
agar kegiatan yang di laksanakan saling berhubungan dan dapat dikerjakan
secara bersamaan. Sedangkan Aspek Pembagian Kerja adalah sebgai perincian
tugas dari pekerja agar setiap indivudu bertanggung jawab atas sekumpulan
kegiatan yang terbatas.
Lalu pengertian organisasi lainnya menurut Mills dan Mills dalam Teori
Organisasi dan Administrasi (Kusdi, 2009:4) mengatakan organisasi adalah
kolektivitas khusus manusia yang aktivitasnya terkontrol dan terkoordinasi
dalam dan untuk mencapai suatu tujuan.Selain itu menurut Chester I. Bernard,
organisasi adalah adanya suatu sistem aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih. Organisasi perusahaan adalah terdapat orang-orang yang
suatu usahanya dapat di koordinasikan, dan tersusun dari jumlah subsistem yang
salinh bergantungan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, kemudian
berkerja sama atas dasar dari pembagian pekerjaan, peran dan wewenang.
Selain arti penting organisasi perusahaan, terdapat juga bentuk-bentuk
dari organisasi perusahaan tersebut yaitu :
1. Perusahaan Perorangan
Perusahaan perseorangan biasanya mencangkup perusahaan yang lebih
kecil skalanya. Perusahaan ini termasuk perusahaan yang populer karena
cepat untuk pengambilan keputusan dan mudah untuk di dirikan, kemudian
biyaya pengelolaannya pun relatif rendah.
2. Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan yaitu perusahaan yang dijalankan usaha di bawah
milik bersama. Pemiliknya lebih dari satu orang dan dapat disebut partner
atau sekutu. Dalam perusahaan persekutuan ada yang disebut Firma dan ada
yang di sebut persekutuan komanditer.
3. Perusahaan Perseroan
Didirikan berdasarkan suatu perjanjian dan melakukan suatu usaha dengan
modal dasar yang berasal dari saham. Dan dengan demikian setiap orang
yang memiliki saham disebut pemegang saham dan di sebut sebagai
pemiliknya. Kemudian tanggung jawab yang terbesar di pegang oleh
pemegang
B. Sistem Administrasi
1. Administrasi di Mandor
Administrasi dimandor dimulai dari apel pagi di areal lingkaran pagi,
setelah pelaksanaan dilapangan kemudian di lakukan pembuatan laporan
yang akan di laporkan kepada krani divisi.
2. Administrasi Asisten
Seorang asiten memeriksa laporan harian ataupun mingguan yang
dilakukan oleh seorang krani yang kemudian diperiksa seorang asisten,
kemudian laporkan kepada dikantor besar dan dimasukan ke dalam
SAP(System Application and Product).
3. Administrasi Divisi
Administrasi divisi merupakan administrasi untuk melaporkan semua
hasil kerja yang ada di dalam divisi. Data divisi ini diperiksa oleh mandor
1, dan selanjutnya akan dipastikan oleh krani divisi dan dikoreksi oleh
asisten divisi. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan tingkat kesalahan
pada administrasi tersebut dan memastikan laporan sesuai dengan apa yang
berada dilapangan.
4. Administrasi Kantor
Setelah laporan sampai dikantor besar kemudian laporan dilakukan
pengecekkan oleh Assisten, Kemudian dilanjutkan kepada kasi administrasi
untuk kembali diperiksa dan disetujui, setelah disetujui kemudian laporan
ke Manager Estate (Mangoensokarjo, 2005).
C. Manajemen Kebun
Pada saat ini, kata manajemen begitu populer di masyarakat. Namun apa
sebenarnya pengertian manajemen itu sendiri orang selalu memberikan
pengertian yang berbeda-beda. Untuk itu dalam mempelajari manajemen perlu
kita ketahui tentang pengertian manajemen, defenisi manajemen dan gunanya
pendefenisian manajemen. Secara sederhana istilah Manajemen diartikan
sebagai usaha yang dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
untuk memenuhi sasaran tertentu. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sumber
daya adalah segala sesuatu yang dimiliki dan menjadi aset
organisasi/perusahaan yaitu manusia, mesin dan peralatan, teknologi, bahan dan
dana.
Untuk mengetahui apa yang arti sebenarnya, beberapa pakar di bidang
manajemen memberikan pengertian, karena pengertian manajemen pada
umumnya saling berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, tetapi selalu
terdapat unsur-unsur kesamaannya.
1. Ruang lingkup manajemen perkebunan kelapa sawit
Saat ini, kelemahan dalam manajemen kebun di Indonesia cukup
banyak untuk diperhatikan. Kelemahan tersebut ada pada pengelolaan
sumber daya alam, SDM maupun sumber dana. Sumber daya alam memang
sangat mendukung pertumbuhan kelapa sawit. Namun kekurangannya perlu
diimbangi agar tercapai produksi yang optimal. Baru sebagian kecil kebun
yang benar-benar dapat menggali potensi tersebut. Kekurangan timbul
karena kultur teknis yang dipakai menyimpang dari yang dianjurkan.
Misalnya karena ingin menghemat biaya, pupuk yang dianjurkan ditukar
dengan yang murah tetapi mutunya kurang baik atau dosisi yang dianjurkan
dikurangi.
Diberikan hanya satu kali setahun bahkan ada yang tidak memupuk.
Pemberantasan hama kurang mendapat perhatian, penyisipan terlambat
dilakukan dan teras, tapak kuda, benteng dan sistem pencegah erosi lainnya
kurang memadai, demikian juga dengan drainase. Hal ini akan berpengaruh
langsung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Disamping itu,
sebagian disebabkan karena kurang akurasinya pengamatan sewaktu
membuat studi kelayakan. Lahan dikatakan datar ternyata terjal atar berawa
sehingga pembuatan jalan sulit dilakukan.
Tata ruang dan teknologi yang direkomendasikan tidak sesuai
dengan keadaan di lapangan. Selain itu, perencanaan yang telah disusun
tidak dapat dilaksanakan karena berbagai sebab sehingga berpengaruh
terhadap rencana lainnya. Gangguan alam seperti kekeringan atau
kebanjiran sebelumnya tidak diperhitungkan serta gangguan hama, terutama
hewan liar cukup banyak memerlukan perhatian. Dibidang sumber daya
manusia, juga banyak memerlukan perhatian baik sewaktu membangun
proyek maupun sesudahnya (terutama di daerah pengembangan) masalah
sumber daya manusia sangat penting. Bukan saja jumlahnya terbatas tetapi
juga keterampilan yang kurang sehingga produktifitasnya rendah,
partisipasi kurang, sosial budaya setempat belum dapat menerima kultural
baru, perselisihan lahan serta kemampuan dari pemborong lokal sebagai
mitra usaha yang masih terbatas.
Pembangunan perkebunan membutuhkan ketersediaan dana yang
berkesinambungan. Jadwal kerja yang sudah ditetapkan harus dapat
dibiayai. Penundaan satu pos akan mengakibatkan mata rantai pekerjaan
lain menjadi macet dan akan menimbulkan biaya tinggi. Oleh karena itu,
maka manajemen pembiayaan harus mendapat perhatian. Bagi kebun yang
telah berproduksi masalah pokok sangat tergantung pada tenaga pemanen,
jalan/transportasi, pabrik pengolahannya, kondisi tanaman dan kapasitas
panen. Masalah transportasi sangat bergantung pada kondisi jalan dan iklim.
Masalah pabrik merupakan masalah penting karena
pembangunannya sering terlambat. Masalah teknis tidak banyak, tetapi
masalah pengadaan dana sering menjadi penghambat. Terlambatnya
pembangunan pabrik akan sangat merugikan pengusaha secara finansial
maupun moril. Dampaknya akan sangat luas sekali karena akan mengurangi
kepercayaan masyarakat kepada pengusaha. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tugas dari manajer puncak dalam pengambilan keputusan
sangat penting. Keterbatasan pengalaman maupun pengetahuan manajer
dapat diatasi jika mau memanfaatkan tenaga ahli baik sebagai penasihat,
konsultan maupun sebagai second opinion.
Lingkup manajemen perkebunan sangat luas dengan berbagai ragam
dan kondisi. Manajemen dituntut agar dapat berbuat berbagai hal seperti
berikut :
a. Mengelola sumber daya alam sebaik-baiknya sehingga mendapatkan
hasil yang optimal secara berkesinambungan tanpa menimbulkan
pencemaran.
b. Mengelola sumber daya manusia yang jumlahnya mencapai ratusan
orang, meningkatkan produktivitas, menciptakan kondisi yang serasi,
menanamkan rasa memiliki dan mampu menggiring untuk bersama-
sama mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
manajemen harus dapat membagi tugas masing-masing lini.
c. Mengelola sumber dana yang terbatas sehingga semua rencana dapat
berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
d. Mampu melihat perobahan yang terjadi baik di dalam maupun diluar
yang berasal dari berbagai pihak serta harus dapat mengantisipasi dan
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi.
e. Harus dapat menjalin kerjasama yang sebaik-baiknya dengan pihak
ketiga apakah sesama usahawan, mitra usaha, instasi pemerintah,
penyandang maupun calon pembeli.
f. Manajemen harus memilki satu sistem administrasi yang dapat
menjamin tersedianya data dan informasi yang ”up to date” dan akurat
guna mendukung pengambilan keputusan.
2. Peranan manajemen dalam perkebunan
Manajemen agribisnis khususnya perkebunan, sudah ada di Indonesia
sejak berpuluh tahun yang lalu ketika perkebunan-perkebunan besar dibuka
oleh bangsa asing. Manajemen tentunya disesuaikan dengan kebutuhan
serta kondisi waktu itu dan perobahan yang timbul. Apa yang diterapkan
sekarang adalah modifikasi dari konsep terdahulu ditambah dengan teori-
teori baru yang sebelumnya tidak ada dan perangkat teknologi yang lebih
canggih seperti komputerisasi dan komunikasi. Manajemen bermanfaat
bukan hanya untuk perusahaan atau organisasi, melainkan juga untuk semua
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu agar berhasil dengan baik. Perilaku
manajemen tidak hanya mengatur yang telah ada, tetapi juga mampu
memecahkan persoalan dan mencarikan jalan keluarnya.
Dalam tugas sehari-harinya, manajemen akan menghadapi sumber
daya alam yang sewaktu-waktu dapat berubah dan harus mampu
menyesuaikannya. Diperlukan pula perhatian khusus karena bekerja pada
areal yang luas. Manajemen perkebunan harus mampu menghimpun
kelompok yang terdiri atas puluhan sampai ribuan pekerja dalam berbagai
tingkat keahlian. Sumber daya manusia ini tidak terlepas dari masalah sosial
dan budaya yang beragam. Perkebunan merupakan pelaksana prinsip
industrialisasi dibidang pertanian. Adanya kemajuan teknologi yang terus
menerus membuat manusia lebih diminta berperanan setapak demi setapak
berpindah dari sumber energi menjadi pemikir.
Tugas pembinaan sumber daya manusia adalah mengembangkan
potensi yang ada serta bagaimana mengurangi dan meniadakan hambatan-
hambatan terhadap terealisasinya kegiatan manajemen. Pada tingkat estate
dan mill, seorang Asisten sebagai base-level management, pada dasarnya
adalah manager di divisinya. Oleh karena itu Asisten diharapkan mampu
menerapkan dasar kegiatan manajemen dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari untuk mencapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Manajer =====>>>> Mengelola fungsi-fungsi ====== >>>> Tujuan
a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun
rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki,. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis,
sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk
langkah-langkah selanjutnya.
b. Pengorganisian (Organizing)
Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu
struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa
sehingga hubungan antar bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh
hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.
Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
c. Menggerakkan (Actuating)
Menggerakkan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha
organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang
agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.
Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
d. Pengawasan (Controling)
Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai
dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
4. Sarana manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat
sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil
yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6 M, yaitu men, money,
materials, machines, method, dan markets.
a. Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan
proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena
itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama
untuk mencapai tujuan.
b. Money (uang/dana)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan
dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
c. Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil
yang dikehendaki.
d. Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan
mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang
lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
e. Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu
tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah
metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja
suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu,
serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik,
sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
f. Market (pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila
barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan
faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan
daya beli (kemampuan) konsumen.
Dengan lebih sederhana, seorang Asisten estate dan mill harus
mampu melakukan berbagai kegiatan untuk menjamin seluruh sumber
daya yang dimiliki (dalam kontrolnya) dapat digunakan untuk mencapai
tujuan/target secara efektif dan efisien. Kegiatan-kegiatan ini disebut
sebagai proses manajemen.
D. Pembiayaan
Kebutuhan biaya ditentukan oleh penggunanya serta harapan terhadap
penggunanya itu. Perkebunan pada dasarnya adalah perpaduan antara ilmu
pertanian dan ilmu ekonomi atau bisa disebut juga dengan agro-ekonomi. Salah
satu asas ekonomi adalah economics of scales yaitu sampai tertentu semakin
besar suatu usaha akan makin efisien. Bertolak dari prinsip itu secara tradisional
suatu perkebunan kelapa sawit terdiri atas tanaman dan pengolahan serta
perlengkapannya. Kebutuhan dana/biaya dibagi antara kebutuhan jangka
pendek dan kebutuhan modal, untuk membiayai aktiva lancar antara lain Kas
dan bank, Piutang, Persediaan bahan jadi, dan Persediaan bahan baku.
Sedangkan aktiva tetap antara lain Tanah, TBM, TM, bangunan, Mesin dan
perlengkapan pabrik, jalan, jembatan, saluran air, alat pengangkutan, alat
pertanian serta inventaris kecil.
Sedangkan untuk pemasaran hasil adalah ujung tombak dari kegiatan
produksi, karena penilaian terakhir dari usaha produksi diberikan oleh pembeli
atau pemakai, karena itu setiap orang yang terlibat dalam organisasi, terlepas
dari bobot keterlibatanya, juga terlibat dalam masalah pemasaran.Pemasaran
lebih banyak merupakan art atau seni dari pada science. Dengan demikian sulit
untuk mendapatkan ilmu yang universal tentang pemasaran.
1. Biaya Tenaga Kerja, Sarana Produksi
Biaya seluruh biaya dan pengeluaran dalam akun berhubungan dengan
kegiatan penanaman, pemanenan, dan pengangkutan (TBS). Secara tipikal,
biaya-biaya tersebut diklasifikasikan sebagai pembukaan lahan dan
peremajaan, pembibitan, pemeliharaan secara umum, serta panen dan
pengangkutan. Oleh karena kesukaran dalam mengalokasikan biaya
tersebut pada tempat yang sebenarnya, pengeluaran ini tidak dibebankan
pada tempat operasi keuangan. Pengeluaran tambahan dapat dicatat secara
detail untuk didistribusikan pada bidang yang lain (Pahan, 2006).
Klasifikasikan biaya lainnya di bagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
a. Perbaikan dan pemeliharaan mesin, alat, pertanian, jalan, jembatan,
saluran drainase, dan lain – lain.
b. Penyusutan mesin, alat pertanian.
c. Pengeluaran administrasi kebun, termasuk pengeluaran lain – lain yang
berhubungan dengan administrasi kebun.
Oleh karena kesukaran dalam mengalokasikan biaya tersebut pada
tempat yang sebenarnya, pengeluaran ini tidak dibebankan pada tempat
opersi keuangan. Pengeluaran tambahan dapat dicatat secara detail untuk
didistribusikan pada bidang yang lain.
2. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Seluruh biaya variable pada kebun yang belum menghasilkan
dibebankan pada biaya pemeliharaan tanaman. Namun, biaya pemeliharaan
infrastruktur dan sarana perkebunan dibebankan pada biaya pemeliharaan
kebun.
3. Inventori
Inventori kebun biasanya mencakup modal kebun, kecuali tanaman di
dalam kebun itu sendiri. Inventori yang tidak langsung berhubungan dengan
tanaman dapat digolongkan ke dalam 5 kategori yaitu :
a. Perumahan dan perabotnya termasuk bangunan sosial
b. Kendaran
c. Jembatan dan pintu air
d. Mesin dan alat pertanian, serta
e. Intalasi listrik, air, berikut pengolahannya.
4. Biaya Umum Pabrik
Standar biaya umum biasanya ditentukan berdasarkan jam tenaga
kerja langsung atau jam pemakain mesin. Setiap proses pekerjaan akan
dibebani oleh standart jam kerja yang diperbolehkan dikalikan dengan
standar biaya umum pabrik. Sementara standart jam kerja yang
diperbolehkan merupkan hasil perkalian standr jam kerja per unit dengan
jumlah produksi aktual dalam satu priode. Pada setiap akhir priode akan
dibandingkan antara biaya umum aktual dengan biaya umum pabrik yang
dibebankan standar biaya umum pabrik. Perbedaan keduaya merupkan
penyimpangan biaya umum pabrik.
Ada dua jenis penyimpangan yang dapat terjadi yaitu penyimpangan
terkendali, dan Penyimpangan Volume. Penyimpangan terkendali
merupakan perbedaan biaya umum pabrik yang aktual dengan biaya pabrik
yang standar. Sebagian besar penyimpangan ini terjadi dari biaya umum
pabrik yang bersifat variabel, yang dapat dikendalikan oleh departemen atau
seksi di mana terjadinya selisih tersebut.Oleh sebab itu, tanggung jawab
selisih letak pada kepala departemen atau kapala seksi di mana selisih
tersebut.
Penyimpangan merupakan selisih yang diakibatkan oleh perbedaan
antara anggaran fleksibel pada kapasitas atau jam standar dengan biaya
Overhead pabrik yang dibebankan kepada produk. Biaya overhead pabrik
yang dibebankan kapada produk yaitu sebesar kapasitas atau jam standar
dikalikan tarif biaya Overhead pabrik persatuan produk. Terjadinya
penyimpangan vulome menunjukkan adanya biaya atas kapasitas yang
tersedia, tetapi belum digunakan atau tidak digunakan secara efisien.
5. Biaya Administasi (Gaji, Rapat, Sumbangan, Pajak dll)
Biaya adiministrasi yaitu berupa gaji karyawan,dan juga ditambahkan
dengan biaya-biaya lainnya diantaranya adalah biaya sumbangan, biaya
pajak, biaya rapat. Biaya Administrasi gaji biasanya dikeluarkan dalam
jangka waktu yang ditentukan perusahaan yaitu biasanya dikeluarkan waktu
satu bulan untuk gaji karyawan. Sedangkan pajak dibayarkan kepada derjen
pajak, biaya diambil dari hasil produksi yang dihasilkan. Biaya sumbangan
dikeluarkan untuk kegiatan sosial dan juga biaya kunjungan karyawan
antara perusahaan.
6. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran tergantung dari minyak dunia yang mengatur harga
dalam pemasaran, kegiatan pemasaran adalah merupakan kegiatan
pengalihan dagangan dari prudusen kepada konsumen oleh perusahan
dengan mendapatkan keuntungan dari selisih biaya produksi dengan harga
penjualan. Pemasaran dagangan kelapa sawit terdiri dari beberapa lapis,
mulai dari pemasaran dagangan kelapa sawit terdiri dari pemasaran tandan
buah segar, minyak kelapa sawit, dan juga inti minyak kelapa sawit.
Biaya pemesaran tandan buah segar dilakukan oleh pemilik kebun
atau pekebunan yakni milik rakyat perorangan, peserta plasma pola PIR-
bun atau pola kredit koperasi primer untuk anggota = KKPA, sedangkan
tandan buah segar milk BUMN, pekebunan besar oleh PKS miliknya
menjadi minyak sawit Crude Palm Oil (CPO), inti Palm Kernel Oil (PKO)
dan minyak inti.
Manajemen keuangan dengan demikian bisa diartikan sebagai
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, staffing, pelaksanaan, dan
pengendalian fungsi-fungsi keuangan.
a. Model Neraca Keuangan Untuk Memahami Manajemen Keuangan
Neraca keuangan suatu perusahaan terdiri dari dua sisi: sisi kiri
yang meringkaskan aset yang dimiliki oleh perusahaan, dan sisi kanan
yang meringkaskan sumber dana yang dipakai untuk membiayai sisi kiri
perusahaan tersebut. Tugas manajer keuangan adalah mengambil
keputusan investasi, pendanaan, dan operasional dengan tujuan
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (nilai saham).
Sisi kiri tersebut (aktiva) dengan demikian bisa dipandang sebagai
ringkasan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan., sisi kanan neraca
merupakan tugas manajer keuangan, dalam hal ini mencari dana yang
kemudian diinvestasikan pada sisi kiri neraca. Komponen jangka
pendek (lancar) dari aktiva dan pasiva membentuk modal kerja.Modal
kerja bersih bisa diartikan sebagai aktiva lancar dikurangi hutang
lancar.Modal kerja merupakan hasil dari keputusan operasional (sehari-
hari).
Nilai perusahaan terdiri dari nilai hutang dan nilai saham tujuan
tersebut sering disingkat sebagai memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham.Kemakmuran pemegang saham sering diterjemahkan
ke dalam kenaikan harga pasar saham.Dengan demikian tujuan
manajemen keuangan bisa diterjemahkan menjadi memaksimumkan
harga pasar saham.
b. Menciptakan Nilai : Meningkatkan Aliran Kas Masuk
Nilai bisa ditingkatkan dengan menciptakan aliran kas yang
positif, Sebagai contoh, Perusahaan bisa menerbitkan surat berharga
dengan biaya yang sedikit dan mendatangkan aliran kas masuk yang
positif. Aliran kas yang menjadi fokus manajer keuangan berbeda
dengan keuntungan akuntansi (accounting profit) Keuntungan akuntansi
dihasilkan dengan mempertemukan antara pendapatan dengan biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut (prinsip
matching).
Tiga dimensi aliran kas yang perlu diperhatikan: besarnya
(magnitude), timing, dan risiko. Aliran kas yang besar, diterima lebih
awal, dan mempunyai risiko yang rendah, mempunyai nilai yang lebih
tinggi.
c. Maksimimasi Keuntungan Versus Maksimisasi Nilai Saham
Tujuan manajemen keuangan seringkali dinyatakan sebagai
maksimisasi keuntungan.Hal tersebut tidak tepat.Pertama, keuntungan
yang besar melalui jumlah saham yang beredar yang besar tidaklah
sebaik yang kita inginkan.Kedua, keuntungan perlembar saham juga
bukan merupakan tujuan yang tepat.Keuntungan perlembar saham tidak
memperhatikan nilai waktu uang dan risiko. Disamping itu, seperti
ditunjukkan dalam contoh di atas, keuntungan akuntansi lain dengan
aliran kas. Aliran kaslah yang harus diperhatikan oleh manajer
keuangan.
Maksimisasi keuntungan dengan maksimisasi nilai saham dengan
demikian merupakan dua hal yang berbeda. Nilai saham akan ditentukan
oleh banyak faktor: keuntungan perusahaan, risiko, dan faktor lain.
Harga saham yang terjadi merupakan konsensus yang terjadi di pasar
keuangan terhadap prospek dan risiko perusahaan di masa
mendatang.Harga tersebut mencerminkan informasi besarnya aliran kas,
timing, risiko, dan lainnya yang dianggap relevan oleh investor.
d. Manajer dan Pasar Keuangan
Manajer keuangan mencari dana dari pasar keuangan dengan jalan
menerbitkan sekuritas atau memperoleh pinjaman dari lembaga
keuangan. Pada dasarnya ada dua jenis sekuritas/instrumen dasar, yaitu:
saham dan hutang. Saham merupakan bentuk kepemilikan sedangkan
hutang merupakan pinjaman. Sisi kanan neraca keuangan meringkaskan
sumber dana yang diperoleh oleh manajer keuangan. Dana tersebut
kemudian diinvestasikan oleh manajer keuangan, membeli aset yang
bisa menghasilkan kembalian. Sisi kiri neraca keuangan meringkaskan
aset yang diperoleh manajer keuangan, dengan menggunakan dana yang
diperoleh pada langkah 1 di atas.
Perusahaan bisa dilihat sebagai satu rangkain kontrak antara
pihak-pihak yang berkaitan.Misal, karyawan menandatangani kontrak
untuk bekerja di perusahaan.Bank memberi pinjaman berdasarkan
kontrak yang tertentu dengan perusahaan.Manajer dikontrak oleh
pemegang saham untuk mengelola perusahaan agar perusahaan tersebut
menghasilkan aliran kas yang bisa meningkatkan nilai perusahaan, yang
dengan demikian meningkatkan kemakmuran pemegang
saham.Pemegang saham itu sendiri tidaklah homogen, ada pemegang
saham mayoritas, pemegang saham minoritas. Keduanya tidak harus
mempunyai tujuan yang konsisten satu sama lain, yang berarti
mempunyai potensi konflik.
Pemegang saham bisa membentuk dewan komisaris (board of
directors) untuk mengawasi perilaku manajer. Beberapa cara lain bisa
dilakukan, antara lain:
a) Sistem penggajian yang dikaitkan dengan prestasi perusahaan
(keuntungan) dan dengan opsi saham. Jika keuntungan perusahaan naik,
manajer akan memperoleh bonus. Jika harga saham naik, manajer akan
memperoleh bonus tambahan melalui opsi saham
b) Pasar tenaga kerja manajer akan mengontrol manajer. Manajer yang
mempunyai kemampuan yang jelek tidak akan laku, sebaliknya manajer
yang sukses akan diburu oleh banyak perusahaan. Dengan demikian
manajer akan berusaha meningkatkan prestasinya, dengan jalan
meningkatkan nilai atau harga saham, agar masa depan mereka selalu
terjaga.
E. Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan perusahaan bertujuan meringkaskan kegiatan
dan hasil dari kegiatan tersebut untuk jangka waktu tertentu. Ada tiga jenis
laporan keuangan yang paling sering dilaporkan: neraca keuangan, laporan
laba-rugi, dan laporan aliran kas.Laporan keuangan menjadi penting karena
memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan.
Laporan keuangan diharapkan memberi informasi mengenai profitabilitas,
risiko, dan timing dari aliran kas yang dihasilkan perusahaan. Informasi tersebut
akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan, dan pada
giliran selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu neraca,
laporan laba-rugi, dan laporan aliran kas.
1. Neraca
Neraca keuangan perusahaan mencoba meringkaskan kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan pada waktu tertentu. Dengan demikian neraca
keuangan merupakan ‘snapshot’ gambaran kekayaan perusahaan pada saat
tertentu. Karena fokus pada titik tertentu, neraca keuangan biasanya
dinyatakan neraca per-tanggal tertentu. Neraca dibagi ke dalam dua bagian:
sisi kiri yang menyajikan aset yang dimiliki oleh perusahaan, dan sisi kanan
yang menyajikan sumber dana yang dipakai untuk memperoleh aset
tersebut. Untuk setiap sisi, neraca disusun atau diurutkan berdasarkan
likuiditas aset tersebut.Likuiditas yang dimaksudkan disini adalah
kedekatannya dengan kas.
Demikian juga dengan sisi kanan (pasiva) neraca. Kewajiban
diurutkan dari hutang dagang sampai modal saham.Alternatif penyusunan
neraca adalah dengan menempatkan aktiva pada bagian atas, kemudian
kewajiban dan modal pada bagian bawah.Neraca di atas menyajikan
struktur semacam itu (Mangoensoekardjo, 2005).
Proses pencatatan pendapatan dalam laporan keuangan perlu
memperoleh perhatian. Keuntungan (laba) diakui dengan jalan
mempertemukan pendapatan dan biaya, yang mempunyai konsekuensi kas,
pada periode dimana hal tersebut muncul, bukannya pada periode dimana
kas diterima atau dikeluarkan.Dalam akuntansi, istilah tersebut disebut
prinsip mempertemukan (matching). Prinsip tersebut mempunyai arti
bahwa pendapatan dan biaya dipertemukan pada periode terjadinya
pendapatan/biaya tersebut, tidak tergantung pada kapan diterima atau
dikeluarkannya kas yang berkaitan dengan pendapatan/biaya tersebut.
Contoh, jika perusahaan melakukan penjualan dengan kredit satu tahun
pada tahun ini, maka perusahaan akan mencatat penjualan (pendapatan)
pada tahun ini, meskipun perusahaan belum menerima kas masuk pada
tahun ini. Item penjualan tersebut merupakan item non-kas.
Item non-kas juga terdapat pada biaya yang dibebankan atas
penjualan.Depresiasi merupakan contoh item non-kas biaya yang cukup
besar. Depresiasi merupakan perkiraan biaya yang dipakai dalam proses
produksi. Perhatikan bahwa aliran kas terjadi pada saat perusahaan melunasi
aset tersebut.Setelah itu, tidak ada perubahan kas yang terjadi meskipun ada
biaya depresiasi setiap tahunnya. Manajer keuangan perlu memperhatikan
item-item non-kas dalam laporan laba-rugi dan melakukan penyesuaian
yang diperlukan. Fokus manajemen keuangan adalah aliran kas, bukannya
keuntungan non-kas seperti yang dibicarakan di atas.
2. Laporan Aliran Kas
Dalam laporan aliran kas meringkas aliran kas masuk dan keluar
perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Laporan kas diperlukan karena
dalam beberapa situasi, laporan laba-rugi tidak cukup akurat
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Misal, perusahaan yang
sedang tumbuh mempunyai tingkat penjualan yang tinggi (misal penjualan
dengan kredit), yang berarti akan mencatat pendapatan/penjualan yang
tinggi. Di lain pihak, karena perusahaan masih baru, maka akan
mengeluarkan kas yang banyak untuk membangun infrastruktur pemasaran
dan produksinya. Laporan laba-rugi akan mencatat laba yang positif,
bagaimana dengan aliran kasnya? Karena penjualan dilakukan dengan
kredit, maka belum banyak kas yang masuk.Karena aliran kas keluar lebih
besar dibandingkan dengan aliran kas masuk, maka aliran kas masuk bersih
menjadi kecil atau bahkan negatif.
Laporan aliran kas mempunyai dua tujuan: (1) memberikan informasi
mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode
tertentu, dan (2) memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan
investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu.
Dengan kata lain, laporan aliran kas ingin melihat aliran dana, yaitu berapa
besar kas masuk, sumber-sumbernya, berapa kas keluar, dan kemana kas
tersebut keluar.
Item-item dalam laporan aliran kas dikelompokkan ke dalam tiga
bagian besar, yaitu: (1) aliran kas dari kegiatan operasional, (2) aliran kas
dari kegiatan investasi, dan (3) aliran kas dari kegiatan pendanaan.
3. Analisis Laporan Keuangan
Dalam analisa laporan keuangan menyediakan data yang ‘relatif
mentah’. Manajer keuangan membutuhkan informasi (data yang diolah).
Informasi apa yang dibutuhkan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang ingin dicapai akan tergantung dari siapa yang membutuhkan
informasi, dan kapan informasi tersebut dibutuhkan.
Pada waktu menganalisis laporan keuangan, beberapa hal perlu
diperhatikan.Manajer keuangan perlu melihat trend atau perkembangan
dalam laporan keuangan. Laporan keuangan lima atau enam tahun ke
belakang barangkali bisa digunakan untuk melihat adanya trend-trend
tersebut. Jika trend menunjukkan perkembangan yang lebih baik, maka
perusahaan berada pada jalur yang tepat, dan sebaliknya (Nuryanto et al.,
2011).
Angka-angka yang berdiri sendiri akan sulit ditentukan baik-tidaknya.
Angka pembanding diperlukan untuk melihat apakah angka tertentu itu baik
atau tidak baik. Salah satu contoh angka pembanding yang sering digunakan
adalah rata-rata industri (rata-rata yang diperoleh dari perusahaan-
perusahaan lain yang bergerak di sektor usaha yang sama). Alternatif lain,
jika rata-rata industri sulit diperoleh, adalah dengan menggunakan angka
dari perusahaan lain yang sejenis.
Manajer keuangan barangkali memerlukan informasi tambahan yang
tidak tersedia di laporan keuangan.Informasi tambahan tersebut bisa
membuat analisis menjadi lebih tajam.Sebagai contoh, analisis penurunan
penjualan bisa disertai dengan analisis perkembangan pangsa pasar.
4. Analisis Rasio Keuangan
Rasio-rasio keuangan dihitung dengan menggabungkan angka-angka
di neraca dengan/atau angka-angka pada laporan laba-rugi. Ada lima jenis
rasio keuangan yang sering digunakan:
a) Rasio likuiditas: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendek.
b) Rasio aktivitas: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menggunakan asetnya dengan efisien.
c) Rasio hutang/leverage: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi total kewajibannya.
d) Rasio keuntungan/profitabilitas: rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan profitabilitas.
e) Rasio pasar: rasio yang mengukur prestasi pasar relatif terhadap nilai
buku, pendapatan, atau dividen.
III. TATA LAKSANA MAGANG

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Praktek Magang ini dilaksanakan mulai tanggal 01 Agustus sampai
dengan 29 Oktober 2019.Bertempat di PT. Bima Agri Sawit, Kecamatan
Karangan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Tanggal Kegiatan

01/08/19 Tiba di PT. Bima Agri Sawit

02/08/19 Perkenalan dengan Manajer Dan Asisten Kebun

03/08/19 Keliling kebun sebagi perkenalan ke kebun

04/08/19 Libur

05/08/19 Melakukan kegiatan Pengendalian Gulma TBS di TM

06/08/19 Melakukan kegiatan Pengendalian Gulma TBS di TM

07/08/19 Melakukan kegiatan Pengendalian Hama TBS di TM

08/08/19 Melakukan kegiatan Pengendalian Hama TBS di TM

09/08/19 Melakukan kegiatan Pengendalian Hama TBS di TM

10/08/19 Melakukan kegiatan Pengendalian Hama TBS di TM

11/08/19 Libur

12/08/19 Melakukan kegiatan panen di Afd. 06

13/08/19 Melakukan kegiatan panen di Afd. 06

14/08/19 Melakukan kegiatan panen di Afd. 06

Melakukan Kegiatan Dekorasi Persiapan 17 Agustus


15/08/19
2019

16/08/19 Libur

17/08/19 Kegiatan upacara


18/08/19 Melakukan kegiatan panen di Afd. 06

19/08/19 Melakukan kegiatan panen di Afd. 06

20/08/19 Melakukan kegiatan Greading buah di Afd. 06

21/08/19 Melakukan kegiatan Greading buah di Afd. 06

22/08/19 Melakukan kegiatan Greading buah di Afd. 06

23/08/19 Melakukan kegiatan Greading buah di Afd. 06

24/08/19 Melakukan kegiatan Greading buah di Afd. 06

25/08/19 Melakukan kegiatan Pruning buah di Afd. 07

26/08/19 Melakukan kegiatan Pruning buah di Afd. 07

27/08/19 Melakukan kegiatan Pruning buah di Afd. 07

28/08/19 Melakukan kegiatan Pruning buah di Afd. 07

29/08/19 Melakukan kegiatan pengendalian hama di afd 07

30/08/19 Melakukan kegiatan pengendalian hama di afd 07

31/08/19 Melakukan kegiatan pengendalian hama di afd 07

01/09/19 Melakukan kegiatan pengendalian hama di afd 07

02/09/19 Melakukan kegiatan pengendalian hama di afd 07

03/09/19 Melakukan kegiatan pengendalian hama di afd 07

04/09/19 Melakukan rawat piringan di afd 09

05/09/19 Melakukan rawat piringan di afd 09

06/09/19 Melakukan rawat piringan di afd 09

07/09/19 Melakukan rawat piringan di afd 09

08/09/19 Melakukan rawat piringan di afd 09

09/09/19 Melakukan chemis, spot lalang di afd 09

10/09/19 Melakukan chemis, spot lalang di afd 09


11/09/19 Melakukan chemis, spot lalang di afd 09

12/09/19 Melakukan chemis, spot lalang di afd 09

13/09/19 Melakukan chemis, spot lalang di afd 09

14/09/19 Melakukan chemis, spot lalang di afd 09

15/09/19 Melakukan chemis, spot lalang di afd 09

16/09/19 Melakukan penanaman tunera di afd 06

17/09/19 Melakukan penanaman tunera di afd 06

18/09/19 Melakukan penanaman tunera di afd 06

19/09/19 Melakukan penanaman tunera di afd 06

20/09/19 Melakukan kegiatan greading buah di afd 06

21/09/19 Melakukan kegiatan greading buah di afd 06

22/09/19 Melakukan kegiatan greading buah di afd 06

23/09/19 Melakukan kegiatan greading buah di afd 06

24/09/19 Melakukan kegiatan greading buah di afd 06

25/09/19 Melakukan kegiatan greading buah di afd 06

26/09/19 Melakukan kegiatan greading buah di afd 06

27/09/19 Melakukan kegiatan chemis gwangan dan pasarpikul

28/09/19 Melakukan kegiatan chemis gwangan dan pasarpikul

29/09/19 Melakukan kegiatan chemis gwangan dan pasarpikul

30/10/19 Melakukan kegiatan chemis gwangan dan pasarpikul

01/10/19 Melakukan kegiatan chemis gwangan dan pasarpikul

02/10/19 Melakukan kegiatan chemis gwangan dan pasarpikul

03/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

04/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM


05/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

06/10/19 Libur

07/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

08/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

09/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

10/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

11/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

12/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

13/10/19 Libur

14/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

15/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

16/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

17/10/19 Melakukan kegiatan Pengecetan Musola

18/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

19/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

20/10/19 Libur

21/10/19 Melakukan kegiatan di Pemupukan TM

22/10/19 Persentase

23/10/19 Melakukan kegiatan Pengendalian Gulma

24/10/19 Persentase

25/10/19 Pembuatan Makalah

26/10/19 Pembuatan Makalah

27/10/19 Libur

28/10/19 Persentase
30/10/19 Pagi : Berpamitan Ke Karyawan

Siang : Persentase Makalah dan Pamit Ke Seluruh Staff


Kebun

Tabel 1. Waktu Pelaksanaan


B. Alat Bahan dan Kegiatan
1. Administrasi Devisi
a. Rencana Kerja Harian
Alat dan Bahan :
1. Form RKH
2. Pulpen
Kegiatan :
1. Membuat rencana kerja harian untuk operasional esok hari
IV. HASIL PELAKSANAAN MAGANG DAN PEMBAHASAN

A. Administrasi Afdeling
Administrasi pada perkebunan kelapa sawit pada tanaman menghasilkan
lebih kepada pencatatan segala kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan
pada hari itu, serta tenaga dan bahan yang digunakan pada hari tersebut..
Administrasi divisi antara lain :
1. Administarsi Umum
a. Rencana Kerja Harian (RKH)
Rencana kerja harian adalah perencanaan program kegiatan yang
akan dilaksanakan di esok hari, biasanya di dalam RKH terdapat
jumlah tenaga kerja, kegiatan yang dilakukan dan kebutuhan bahan
yang digunakan. RKH sangat diperlukan agar semua kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.

Gambar Rencana Kerja Harian


2. Administrasi Panen
Administrasi panen merupakan pencatatan data tentang panen
secara sistematis yang kemudian data tersebut diinput kedalam sebuah
sistem sehingga dapat digunakan untuk kepentingan operasional
perusahaan. Macam macam administrasi yang dilakukan :
a. RKH Panen
Biasanya didalam RKH Panen terdapat jumlah tenaga kerja,
kegiatan yang dilakukan serta bertujuan untuk mengestimasikan
janjang dan tonase yang akan dipanen hari berikutnya. Dengan
mengisi kotak blok, volume kerja, mdr, luas, sph, akp, jjg, bjr dan
kg.

Gambar RKH Panen


b. Nota Pengiriman Buah (NPB)
Nota Pengiriman Buah (NPB) adalah surat pengantar untuk
truk yang mengangkut buah dan berondolan ke PKS, didalamnya
tertera asal kebun, afdeling, blok panen, kompleks panen serta
jumlah janjang dan taksasi tonase. NPB dibuat oleh krani buah atau
krani transport, tergantung pada kebun masing – masing.

Gambar Nota Pengiriman Buah


c. Laporan Harian Mandor (LHP)
Laporan harian mandor adalah laporan yang di pruntukan
bagi semua mandor untuk menginput semua kegiatan yang di
lakukan pada hari itu, bagi mandor panen sebagai data ton/janjang
buah yang sudah di panen sebelumnya, dan pembagian SKU yang
mendapatkan peremi dan SKU yang tidak mendapatkan basis. Dan
bagi mandor rawat LHP digunakan utuk hektaran yang sudah di
kerjakan dan pembagian SKU yang mendapat premi dan yang
tidak basis, setelah selesai LHP akan di tandatangani oleh asisten
affdelingdan mandor 1 lalu di serah kan ke kantor administrasi

Gambar Laporan Harian Mandoor (LHP)


d. Laporan Greading Buah
Lapoan greading buah di kerjakan oleh mandor panen.
Laporan greading buah bertujuan sebagai pembuktia bahwa
presentase buah matang, mengkal, buah mentah,buah lewat
matang,janjang kosong, dan tangkai panjang dan mengetahui
jumlah janjang yang sudah terpanen . Setelah di selesai kerjakan
oleh mandor panen, laporan greading buah harus di tandatanganin
oleh mandor 1 dan di serahkan ke administrasi untuk di input

Gambar laporan greading buah


V. KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan Magang di PT. Bima Agri Sawit Kecamatan Karangan,


Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Administrasi adalah kegiatan penting bagi perusahaan, terkait pencatatan secara
manual atau mengunakan komputrisasi .
2. Administrasi merupakan data yang sangat penting bagi perusahaan, karena
sebagai acuan untuk masa yang akan datang
3. Administrasi Afdeling meliputi semua laporan yang mendukung pekerjaan di
Afdeling tersebut serta hasil kerja dari Afdeling.
4. Seluruh kegiatan administrasi harus di setujui oleh assisten lapangan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Organisasi Perusahaan.


http://dukhonajjib.blogspot.co.id/2013/05/organisasi-perusahaan.html

Anonim. 2019. Buku Panduan Magang Sosial Ekonomi Pertanian. Institut


Pertanian STIPER Yogyakarta. Yogyakarta.
Mangoensoekarjo, S dan H. Semangun, 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa
Sawit. Gadjah Mada. University Press.Yogyakarta.

Sunarko,. 2007, Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit, Penerbit
Agromedia Pustaka, Jakarta
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu
Hingga Hilir. Penebar Swadaya Anggata IKAPI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai