Disusun Oleh :
Nama : Adi Banta Nataloka
NIM : 16/18469/BP
Disusun Oleh :
Adi Banta Nataloka
NIM : 16/18467/BP
Mengetahui
Manajer
PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan magang dan
laporan magang di PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN), Unit Usaha Kayu Aro,
Kerinci. Magang merupakan salah satu usaha mempersiapkan mahasiswa untuk
menghadapi dunia kerja melalui pengingkatan hard skill dan soft skill.
Selama pelaksanaan magang dan penyusunan laporan magang, penulis
memperoleh banyak bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Orang Tua, dan keluarga tercinta atas doa, dukungan, semangat dan kasih
sayang yang telah diberikan.
2. Dr. Dimas Deworo Puruhito, SP. MP, selaku Dekan Fakultas Pertanian
INSTIPER Yogyakarta.
3. Ir. Samsuri Tarmadja, MP, selaku Ketua Jurusan Teknik Pertanian INSTIPER
Yogyakarta.
4. Ir. Tri Nugraha Budi Santosa, MP, selaku dosen pembimbing magang.
5. Bapak Fadly Wahyudi, SP, selaku manajer di PTPN VI.
6. Bapak Hery Kurniawan selaku Asisten kepala dan bapak Aspen selaku
MASKEP di PTPN VI yang telah membimbing kami dalam pemahaman
selama di Lapangan dan Pabrik.
7. Bapak Kamiyanto selaku OJT. Asisten SDM/ Umum dan yang telah
membantu dalam proses penyediaan sarana dan prasarana selama di Kerinci.
8. Bapak-bapak asisten afdeling, selaku pembimbing lapangan atas semua waktu
dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
9. Staff , karyawan dan Mandor di PTPN VI, Unit Usaha Kayu Aro, Kerinci.
10. Teman-teman seperjuangan selama pelaksanaan magang.
11. Teman-teman dari berbagai universitas yang telah membantu selama proses
magang: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan laporan
magang ini karena pengalaman dan pengetahuan yang sangat terbatas. Akhir kata,
penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca agar dapat
memajukan ilmu pengetahuan, agama, bangsa dan negara.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
a. Visi
Menjadi perusahaan perkebunan terdepan yang memberikan nilai manfaat
tertinggi dan berkelanjutan kepada semua stakeholder.
b. Misi
1. FOKUS dan Kolaborasi: fokus mengelola perkebunan kelapa sawit,
karet, teh, kopi dan usaha lain yang terkait erat dengan perkebunan
secara berkelanjutan, serta bekerja sama dengan petani dan mitra
strategis lainnya.
2. PRODUK unik dan berkelanjutan: komit menciptakan produk-
produk unik secara konsisten dan berkelanjutan melalui keungulan
operasional, standar kinerja tinggi, dan ramah lingkungan.
3. LINGKUNGAN Kerja kondusif: membangun lingkungan kerja yang
kondusif dan nilai-nilai etika yang tinggi untuk mengangkat
kompetensi sumber daya manusia perusahaan.
4. PEMASARAN Handal dan Imbal Hasil Tinggi: berupaya
memberikan imbal hasil financial tinggi melalui cara pemasaran dan
komunikasi pemasaran terpercaya.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyte
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Guttiferales
Famili : Tehaceae
Genus : Camelia
Spesies : Camellia sinensis
Pada umumnya, tanaman teh dapat tumbuh dengan suhu rata-rata 12.7 oC hingga
29 oC (Eden, 1959). Tanaman teh tumbuh dengan baik pada dataran tinggi (2 000 m
di atas permukaan laut) hingga dataran yang lebih rendah (200 m di atas permukaan
laut). Produksi teh di daerah tropis terjadi sepanjang tahun, tetapi kualitasnya
bergantung pada iklim setempat dan cuaca pada saat itu.
Kondisi iklim sangat menentukan kualitas teh, terutama aromanya (Gandi, 2002).
Apabila pertumbuhan vegetatifnya baik atau kecepatan tumbuh tunas tinggi, kualitas
pucuk teh kurang baik (Ashari, 2006). Umumnya perkebunan teh dikembangkan di
daerah pegunungan yang beriklim sejuk. Meskipun dapat tumbuh subur di dataran
rendah, tanaman teh tidak akan memberikan hasil dengan mutu baik. Semakin tinggi
daerah penanaman teh semakin baik mutunya (Gandi, 2002).
B. Pengelolaan Tanaman
Tahap pertama yang dilakukan dalam budidaya teh adalah pembibitan. Dalam
sistem budidaya teh, pengelolaan pembibitan merupakan titik kritis yang
menentukan proses selanjutnya (Gandi, 2002). Pembibitan tanaman teh dapat
menggunakan biji atau stek (Ashari, 2006). Bahan tanam yang berasal dari stek
menghasilkan bibit yang lebih cepat dan teknik perbanyakannya lebih mudah
daripada menggunakan bahan tanam dari biji. Meskipun demikian, pembibitan
yang berasal dari biji mempunyai beberapa keuntungan, yaitu kemampuan
adaptasi baik, potensi produksinya tinggi, dan keanekaragaman perdu
mempunyai pengaruh yang baik terhadap mutu teh jadi (Setyamidjaja, 2000).
Penanaman Gandi (2002) menyatakan sebelum setek ditanam, terlebih dahulu
harus disiapkan lahan sebagai tempat penanaman. Persiapan lahan yang baik
akan memperlancar kegiatan penanaman maupun pemeliharaan. Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan mulai dari persiapan sampai penanaman
tanaman baru adalah sebagai berikut:
a) Tanah harus sudah bebas dari cendawan akar.
b) Lubang tanam untuk tanah yang tidak diolah dibuat dengan ukuran minimal
30 cm x 30 cm dan kedalaman 40 cm. Sebelumnya, gulma disemprot
herbisida. Untuk tanah yang dicangkul, lubang tanam dapat berukuran lebih
kecil.
c) Waktu tanam biasanya pada awal musim hujan.
d) Jarak tanam 120 cm x 70 cm dan setiap 20 m barisan tanaman dijarangkan 0.5
m untuk jalan pekerja.
e) Bibit siap tanam yaitu berbatang cokelat, minimal memiliki 7 helai daun dan
tinggi 25 cm.
f) Pada saat penanaman, tanah di polybag tidak boleh pecah dan tanah di sekitar
bibit dipadatkan.
Pemeliharaan tanaman terbagi menjadi pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM). Tanaman
belum menghasilkan mengacu pada masa antara bibit ditanam sampai tanaman
siap petik. Untuk itu, perlu dilakukan pemeliharaan tanaman. Kegiatan
pemeliharaan meliputi pemupukan, serta pembentukan pokok (centering) atau
pemangkasan bentuk, pengendalian gulma serta pengendalian hama dan penyakit
(Gandi, 2002).
Menurut Marsono dan Sigit (2002), pemupukan berfungsi menyediakan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman, memperbaiki kemasaman tanah, dan dapat
menambah jumlah mikroorganisme tanah. Gandi (2002) menyatakan pupuk
sebaiknya diberikan di dekat akar yang masih aktif. Pada tanaman tua, pupuk
dapat ditebarkan ke semua permukaan tanah. Pada tanah miring, pemupukan
diberikan di bagian atas tanaman.
Pemangkasan pada tanaman muda dimaksudkan untuk membentuk frame atau
percabangan. Pada tanaman menghasilkan (TM), pemangkasan dimaksudkan
untuk: (1) menurunkan perdu tanaman agar masih dapat dipetik; (2) membentuk
atau memperluas frame, mempermudah percabangan, dan membuang cabang
yang tidak dikehendaki; (3) agar pertumbuhan tanaman tetap dalam fase
vegetatif; dan (4) mengatur fluktuasi produksi agar stabil dan seimbang
sepanjang tahun (Gandi, 2002).
Kualitas teh dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen. Faktor-faktor
eksogen yaitu faktor di luar kontrol produsen, yaitu iklim, kesuburan tanah,
kemiringan dan ketinggian lahan. Faktor-faktor endogen mempunyai pengaruh
yang lebih besar daripada faktor eksogen. Faktor endogen meliputi jenis klon,
jenis pupuk yang dipakai, pengendalian penyakit, prosedur pemetikan, cara
pengangkutan hasil panen, dan cara-cara produksi (Asosiasi Penelitian
Perkebunan Indonesia, 1997). Keberhasilan pemetikan teh merupakan kunci
kesuksesan dalam bisnis teh secara keseluruhan. Daun teh merupakan produk
yang dihasilkan oleh pertumbuhan vegetatif sehingga peranan pemetikan sangat
menentukan produktivitas tanaman.
Pemetikan yang hanya mementingkan produksi dengan babad habis tanpa
meninggalkan pucuk untuk siklus petik berikutnya, akan menyebabkan tanaman
cepat rusak dan mengalami stres. Akibatnya, kerugian yang dialami bukan hanya
untuk satu siklus petik berikutnya, tetapi akan lebih lama lagi (Gandi, 2002).
Gandi (2002) menyatakan bahwa strategi dasar pemetikan teh adalah
menghasilkan pucuk dengan mutu standar sebanyak-banyaknya secara
berkesinambungan. Beberapa kunci sukses keberhasilan dalam mengelola
pemetikan teh adalah (1) mempertahankan daun pemeliharaan, (2) mengatur
rumus pucuk pada bidang petik, dan (3) mempertahankan dan meningkatkan
lebar bidang petik.
Produktivitas pucuk di suatu bidang petik ditentukan oleh pucuk per pokok
dan jumlah pokok per luas lahan. Kebijakan pemetikan bertujuan selain untuk
memperoleh produksi pucuk, juga untuk memperluas bidang petik dengan cara
tidak melakukan pemetikan dan membiarkan pucuk samping, yaitu pucuk yang
tumbuh lateral atau ke samping. Manfaat lain yaitu menekan pertumbuhan gulma
dengan memperkecil ruang sinar matahari sampai ke tanah. Menurut
Setyamidjaja (2000), aspek pemetikan berkaitan erat dengan pertumbuhan tunas
yang akan berpengaruh pada mutu pucuk teh dan produktivitas tanaman.
Beberapa aspek pemetikan tersebut antara lain jenis pemetikan, jenis petikan,
gilir petik, pengaturan areal petik dan tenaga pemetik serta pelaksanaan
pemetikan. Jenis pemetikan terdiri atas pemetikan jendangan, pemetikan
produksi, dan pemetikan gendesan.
Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal
setelah tanaman teh dipangkas. Tujuan pemetikan jendangan yaitu membentuk
bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan daun pemeliharaan
yang cukup, agar tanaman mempunyai potensi produksi daun yang tinggi.
Pemetikan jendangan dilakukan pada 3 – 4 bulan setelah pangkas dengan rumus
petik p+1.
Jenis petikan dapat dijadikan parameter untuk melakukan analisis pucuk dan
analisis petik. Analisis pucuk bertujuan untuk mengetahui mutu pucuk yang
dihasilkan dapat memenuhi syarat-syarat pengolahan teh, sedangkan analisis
petik bertujuan untuk mengetahui jenis pemetikan yang dilakukan pemetik.
Menurut Setyamidjaja (2000) manfaat dilakukan analisis pucuk yaitu dapat
menilai pucuk yang akan diolah, dapat menentukan harga pucuk, dan dapat
memperkirakan persentase mutu teh produk yang akan dihasilkan.
C. Pengolahan Teh
Produksi teh hitam di PT Perkebunan Nusantara VIII sinumbra
menggunakan sistem orthodoks yaitu sistem produksi teh hitam secara
mekanis oleh mesin penggulung-penggiling dengan penambahan mesin rotor
vane. Penggunaan rotor vane bertujuan untuk mengecilkan ukuran partikel teh
agar sesuai dengan keinginan konsumen dan selera pasar. Tahapan proses
orthodox secara umum sebagai berikut : pemetikan daun segar, analisis hasil
petikan, pelayuan, peggilingan dan sortasi bubuk basah, oksidasi enzimatis,
pengeringan, sortasi kering dan pengemasan.
Bahan baku pucuk teh segar yang diterima pabrik adalah pucuk teh
segar yang memiliki kadar air sekitar 75-80% yang berkualitas, sesuai syarat
baku olah dan bebas kontaminasi yang berasal dari masing-masing afdeling.
Serta dilakukan pengawasan penerimaan bahan baku mulai dari lapangan,
penimbangan di pabrik, dan analisa pucuk sehingga dapat meningkatkan mutu
teh menjadi lebih baik dan aman untuk dikonsumsi.
Peralatan dan mesin yang digunakan pada proses pelayuan withering
through Kemudian pucuk teh dibeberkan diatas withering through (WT)
Proses pelayuan pucuk dilakukan dengan cara menghembuskan udara segar
dari blower yang dialirkan menuju withering through dengan suhu 27°C.
Kapasitas withering through di Sinumbra 1000 - 1300 kg dengan debit udara
25 - 45 cfm dan memiliki dimensi panjang 25 m lebar 1.8 m dan tinggi 0.85
m.
Prinsip kerja withering through adalah mengalirkan udara yang segar
yang bersumber dari linkungan dan udara panas dari heat exchanger yang
campur dan dihisap oleh kipas menuju bagian bawah Withering Througt.
pucuk teh yang dihamparkan di atas withering through dan dilakukan
pembeberan agar sel-sel daun teh dapat melakukan metabolisme dengan baik,
sehingga kerusakan pucuk dapat diminimalisasi dan menyempurnakan proses
pelayuan karena seluruh permukaan daun teh dapat dialiri oleh udara segar
atau udara panas saat pelayuan.
Kadar air yang diharapkan setelah teh mengalami pelayuan yaitu
sebesar 50%-55% dengan kerataan layuan minimal 90%. Pencapaian kadar air
dengan tingkat ini bertujuan untuk memudahkan proses daun teh menggulung
ketika proses pelayuan. Agar pelayuan teh ini merata maka dilakukan
pembalikan dan pengkiraban ulang untuk mencegah gumpalan-gumpalan
pada pucuk teh. Proses kirab ini dilakukan selama 30 menit kemudian 2 jam
berikutnya dilakukan pengkiraban kembali yang bertujuan untuk memeriksa
apakah pucuk masih basah dan lengket, terdapat gumpalan atau permukaan
hamparan teh bergelombang.
Apabila ketinggian pucuk teh yang dibeberkan di Withering Througt
sudah menurun 40-50%, maka dilakukan proses pembalikan yang bertujuan
untuk merubah posisi daun yang tadinya berada di atas menjadi berada di
bawah sehingga proses pelayuannya merata. Pelayuan ini dilakukan selama
12-24 jam. ciri-ciri pucuk layu antara lain berwarna hijau kekuning-kuningan,
daunnya lemas dan tidak bisa dipatahkan, apabila dikepal akan menggempal
dan sulit terurai, dan keluar aroma segar dari pucuk layu. Pada turun layu
aliran udara panas akan dihentikan dan akan dialirkan udara segar agar pucuk
layu ini tidak mengalami fermentasi.
Analisa mutu pucuk pada pemetikan ini mempunyai tujuan untuk
menjaga kualitas bubuk teh hitam yang dihasilkan tetap baik. Analisa mutu
pucuk ini ada 2 macam, yaitu analisa pucuk dan analisa petik. Analisa pucuk
dilakukan dengan mengambil pucuk secara acak pada tiap bagian. Berat
pucuk yang diambil tersebut sebanyak 500 gram dari Withering Througt,
kemudian diacak lagi dan diambil lagi sebanyak 100 gram untuk dianalisa.
Sedangkan Analisa petik ini untuk mengevaluasi pekerjaan pemetikan dan
digunakan untuk pendugaan mutu hasil produksi. Analisa pucuk ini dilakukan
setelah pucuk dibeber di Withering Throug.
Penggilingan merupakan tahap pengolahan setelah proses pelayuan
agar terjadinya pembentukan mutu, baik fisika maupun kimia. Selama tahap
ini terjadi fermentasi yang merupakan ciri pengolahan teh hitam mengecilkan
dan memotong gulungan pucuk menjadi partikel, dan memudahkan dalam
proses selanjutnya yaitu pengeringan. Secara kimia akan terjadi peristiwa
bertemunya polifenol dan oksigen dengan bantuan enzim polifenol oksidase
yang akhirnya akan menentukan dasar terbentuknya mutu dalam (inner
quality) teh.
Oksidasi enzimatis yang bertujuan agar pucuk teh yang telah digiling
akan membentuk aroma dan rasa dari teh yang khas. Proses ini mengubah
polifenol menjadi senyawa yang membentuk karakteristik dan sifat teh hitam.
Selama proses fermentasi daun teh akan mengalami perubahan secara fisik
dan kimia. Perubahan secara fisik ditunjukan dengan perubahan bubuk teh
yang berwarna hijau menjadi bubuk teh yang berwarna coklat tua kemerahan.
Ini merupakan akibat dari perubahan kimia hasil oksidasi polifenol yang
membentuk theaflavin yang mendukung pembentukan rasa dan aroma, serta
teharubigin yang mendukung pembentukan warna air teh. Kedua senyawa ini
akan menentukan sifat dari air seduhan.
Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air pada bahan
dengan perlakuan termal yang bertujuan untuk menghentikan proses
fermentasi, mensterilkan dari kemungkinan adanya bakteri pada bubuk teh
yang terbawa dari proses sebelumnya, memberikan warna hitam pada
kenampakan teh, memperpanjang masa simpan produk dan memudahkan
proses sortasi dan penanganannya. Kadar air bubuk teh yang diharapkan
adalah 2-3%.
Pengujian mutu bertujuan untuk memastikan spesifikasi teknis
dikontrol dengan baik dan mengetahui kesesuaian antara produk yang
dihasilkan dengan standar yang ditetapkan mulai dari penerimaan bahan baku
pucuk sampai teh yang siap dikirim. Pengujian mutu dilaksanakan mulai dari
analisa pucuk pada saat pemetikan bertujuan untuk mengevaluasi mutu pucuk
yang merupakan dasar perkiraan mutu hasil olahan dan untuk perhitungan
harga pucuk, kriteria dan standar bahan baku pucuk. Pengujian mutu saat
pelayuan sampai ke pengeringan dilakukan untuk mengkondisikan agar bahan
yang diolah tetap dalam keadaan yang baik.
Pengujian inner dan outer quality, mencakup kenampakan teh, air
seduhan dan kenampakan ampas. Pengujian inner quality dilaksanakan untuk
penilaian aroma, rasa, warna air dan ampas seduhan. Pengujian outer quality
dilaksanakan untuk penilaian bentuk, kebersihan dari tulang dan serat serta
warna. Pengendalian mutu merupakan bagian dari suatu manajemen mutu
yang difokuskan pada pemenuhan persyaratan mutu. Dengan kata lain,
pengendalian mutu merupakan suatu tahapan dalam prosedur yang dilakukan
untuk mengevaluasi suatu aspek teknis pengujian dan atau kalibrasi. Dalam
penerapannya, pengendalian mutu merupakan cara pengendalian, pemantauan,
pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem manajemen
mutu telah dijalankan dengan efektif (Hadi, 2007).
Pada pengemasan memindahkan bubuk teh dari peti miring bagian
bawah menuju tea bulker dengan menggunakan conveyor. Pengisian tea
bulker ini dilakukan sampai tea bulker penuh. Kemudian dari corong keluaran
tea bulker diambil sampel untuk dibandingkan dengan standar. Pengepakan
ini sangat penting untuk dilakukan untuk memudahkan pengangkutan,
mencegah produk terkontaminasi, melindungi produk dari kerusakan,
memperpanjang umur simpan teh, serta sebagai media promosi.
D. Administrasi
1. Pengertian Administrasi
Administrasi adalah sebuah bentuk usaha dan aktivitas yang berhubungan
dengan pengaturan kebijakan agar dapat mencapai target/ tujuan
organisasi. Jadi, boleh dibilang bahwa administrasi punya peranan yang
sangat krusial dalam semua aktivitas sebuah organisasi.
Administrasi secara sempit dapat diartikan sebagai bentuk aktivitas yang
meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan sederhana, ketik-
mengetik, dan kegiatan lain yang sifatnya teknis ketatausahaan.
Sedangkan pengertian administrasi secara luas adalah semua proses
kerjasama antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk mencapai
target dengan memanfaatkan sarana dan prasarana tertentu secara berdaya
guna dan berhasil guna.
2. Unsur-Unsur Administrasi
Selain memahami pengertian administrasi, ada beberapa unsur penting
yang wajib ada di sebuah bidang bisnis. Menurut The Liang Gie, ada 8
unsur yang harus ada:
1. Organisasi
Tempat dimana kegiatan administrasi dilakukan. Dalam bisnis, orang-
orang yang bekerja di dalamnya akan dihimpun mejadi sebuah wadah.
2. Manajemen
Alat utama pelaksanaan administrasi. Ada pengatur, penggerak,
manajer dan tenaga operasional. Dalam manajemen ini masih dibagi
menjadi tiga kelompok; top management, middle management dan
lower management (mandor).
3. Komunikasi
Administrasi juga mengatur pola komunikasi antar departemen.
Misalnya melalui surat atau warta.
4. Kepegawaian
Ini berkaitan dengan penggunaan ternaga kerja. Dalam administrasi ada
proses yang saling berhubungan, yaitu; penerimaan, penempatan,
pendayagunaan dan pemberhentian kerja.
5. Keuangan
Ini berkaitan dengan pembiayaan kontrak kerjasama mulai dari cara
memperoleh dana hingga pertanggungjawabannya.
6. Perbekalan
Berhubungan dengan pengadaan barang, penyimpanan dan
penyingkiran. Pihak administrasi akan menyisir mana barang yang
dibutuhkan untuk kerja dan tidak.
7. Tata usaha
Meliputi kegiatan pencatatan, penyimpanan dan pengiriman.
8. Public Relation
Administrasi akan menciptakan peraturan bagaimana berhubungan
dengan masyarakat terutama konsumen.
3. Ciri-Ciri Administrasi
Di dalam kegiatan Administrasi ada beberapa karakteristik/ ciri-ciri yang
mudah dikenali, diantaranya adalah:
a) Administrasi memiliki tujuan yang jelas.
b) Di dalam Administrasi terdapat kelompok manusia yang terdiri dari dua
orang atau lebih.
c) Administrasi selalu berhubungan dengan kegiatan kerjasama.
d) Di dalam Administrasi terdapat usaha atau proses kerja.
e) Kegiatan di dalam Administrasi selalu terdapat kepemimpinan,
bimbingan, dan pengawasan.
4. Fungsi Administrasi
Berikut ini adalah beberapa fungsi administrasi dalam organisasi:
a) Planning (Perencanaan)
Planning adalah kegiatan perencana yang membutuhkan sebuah
aktivitas administrasi, mulai dari pengumpulan data, pengolahan data,
hingga penyusunan perencanaan.
b) Organizing (Penyusunan)
Organizing adalah kegiatan menyusun dan membangun komunikasi
kerja antara anggota-anggota dalam organisasi sehingga akan tercapai
suatu kesatuan usaha untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
c) Coordinating (Kordinasi)
Coordinating merupakan sebagian dari fungsi manajemen yang
melakukan sejumlah aktivitas agar berjalan baik dengan menjauhi
terjadinya suatu kekacauan, bentrok, kekosongan aktivitas yang
dilaksanakan dengan menghubungkan, menyatukan dan menyesuaikan
suatu pekerjaan bawahan yang sehingga terdapat kerjasama yang
terencana dalam suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
d) Reporting (Laporan)
Reporting adalah aktivitas penyampaian perkembangan atau hasil dari
suatu kegiatan dengan membuat dan memberikan laporan dari tugas dan
fungsi para pejabat yang lebih tinggi baik lisan ataupun tulisan untuk
mendapatkan gambaran tentang pelakasanaan tugas para anggota
organisasi.
e) Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Budgeting adalah aktivitas perencanaan dan pengelolaan keuangan atau
anggaran dalam organisasi yang dilakukan secara berkesinambungan.
f) Staffing (Penempatan)
Staffing adalah kegiatan yang berhubuungan dengan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya dalam sebuah organisasi; mulai dari
perkrutan tenaga kerja, pengembangan, perlengkapan di dalam
organisasi tersebut.
g) Directing (Pengarahan atau Bimbingan)
Directing adalah aktivitas berinteraksi dengan anggota organisasi dalam
bentuk memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas
dijalankan dengan baik guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
III. PELAKSANAAN MAGANG
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang bertempat di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI Unit
Usaha Kayu Aro Kecamatan Kayu Aro Barat Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.
Kegiatan magang berlangsung selama dua bulan, dimulai dari bulan Agustus
Hingga September 2019.
Gambar 16. Hasil panen disorttasi Gambar 17. Teh masuk ke fishnet
D. Pengolahan Teh
Sistem pengolahan teh hitam di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu
system orthodox serta sistem baru system CTC (Crushing, Tearing, curling).
Pengolahan sistem orthodox murni di Indonesia hampir tidak lagi dilaksanakan,
yang umum dilaksanakan adalah sistem orthodox rotorvane. Hal ini disebabkan
oleh tuntutan pasar dunia yang beralih ke teh hitam dengan partikel yang lebih
kecil. Sistem CTC (Crushing, Tearing,Curling) merupakan sistem pengolahan
teh yang relativ baru di indonesia, sehingga masih jarang di jumpai di Indonesia.
1. Pengolahan CTC (Crushing, Tearing, Curling)
Proses CTC dilaksanakan sejalan dalam satu kali putaran dari
sepasang roll dalam proses penggilingan daun. Pada prinsipnya pengolahan
teh hitam bertujuan untuk membuat teh dengan kualitas yang baik, rasa yang
enak, aroma yang harum, warna yang segar, bentuk yang bagus/seragam dan
dapat memenuhi syarat-syarat penilaian yang telah menjadi ukuran (standart)
bagi para pembeli atau konsumen sesuai dengan iklim maupun kemauan
pasar. Adapun tahap pengolahan teh hitam CTC di pabrik pengolahan
adalah: Penerimaan pucuk, Pelayuan, Penggilingan, Fermentasi,
Pengeringan, sortasi kering, tester, dan pengepakan.
a) Penerimaan pucuk
Bahan baku datang dari kebun menggunakan truk dan kemudian
masuk ketempat penimbangan. Tujuan dilakukan penimbangan adalah
untuk mengetahui berat pucuk segar yang masuk dan mengetahui
kesesuaian antara timbangan kebun dengan timbangan pabrik. Untuk
penimbangan dilakukan 3 kali dalam sehari. Dengan timbangan pertama
11.00, timbangan ke dua 14.30, dan timbangan ke tiga 16.30. Setelah itu
masuk ke stasiun penerimaan kemudian bahan baku diangkut
menggunakan monorail dan diletakan di withering trhough.
Gambar 19. Penimbangan pucuk basah Gambar 20. penerimaan pucuk basah
b) Analisis mutu
Setelah penerimaan pucuk dilakukan analisis mutu tujuannya
untuk mengetahui mutu yang ada pada pucuk sesuai atau tidak dengan
standard mutu yang di inginkan oleh pabrik, kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui mutu standar (MS) pucuk dan harga tiap
kilogramnya.
Tahap pelaksanaan analis mutu yaitu :
a. Sampel mutu diambil secara acak ± 1kg dari WT
b. Kemudian sampel dibagi 4 (±250 gr untuk analisa)
c. Sampel yang diambil dipisahkan antara petikan kasar dan petikan
halus, kemudian masing –masing bagian yang telah dipisahkan
ditimbang untuk mengetahui beratnya.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑃𝑢𝑐𝑢𝑘𝑀𝑢𝑑𝑎𝑌𝑎𝑛𝑔𝑇𝑒𝑙𝑎ℎ𝑑𝑖𝑆𝑒𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖 (𝑔𝑟)
MutuPucuk = × 100%
250 𝑔𝑟
f) Penggilingan
Setelah dari GLS selanjutnya dilanjutkan ke mesinrotorvane
(RV), rotorvane (RV) digunakan untuk mengubah bentuk pucuk teh
layu sehingga terjadi penghancuran dan pemerasan seri sel yang
selanjutnya diserap kembali secara merata oleh pucuk yang telah
berubah bentuk. Hasil dari RV tadi dilanjutkan ke mesin treeplex x
yang dilakukan sebanyak tiga kali dengan tahapan roll 1, roll 2, roll 3
dengan gigi gilingan 80/𝑖𝑛𝑐ℎ2 ,100/𝑖𝑛𝑐ℎ2 ,100/𝑖𝑛𝑐ℎ2 . Fungsi treeplex x
untuk penggilingan. Penggilingan pertama pucuk masih berbentuk
kasar, gilingan kedua pucuk pucuk sudah halus namun masih berserat,
dan gilingan ketiga pucuk berbentuk halus.
g) Gogi
Setelah dari treeplex x bahan tadi dilanjutkan ke mesin gogi.
Gogi merupakan alat berbentuk tabung/silinder dengan diameter depan
lebih besar dari pada diamater belakang. Prinsip kerja dari mesin
googie memadatkan partikel bubuk dan memisahkan serat-serat teh
yang sudah diperoses sehingga serat daun akan menempel pada
dinding gogi, dan membuat hasil gilingan teh tersebut menggulung.
Mesin ini harus dibersihkan dari serat setiap 10-15 menit sekali agar
penyerapan serat dapat diserap secara merata.
h) Fermentasi
Istilah fermentasi banyak digunakan untuk pengolahan industri
pertanian, misalnya fermentasi alkohol, fermentasi ragi dan lain-lain.
Namun istilah fermentasi atau pemeraman pada pengolahan teh
sebenarnya adalah sejumlah besar reaksi kimia antara satu dengan
lainnya ditandai dengan aktivitas enzim. Fermentasi ini untuk
mendapatkan teh yang berwarna cokelat tua dan harum baunya. Lama
fermentasi dibutuhkan waktu 80-100 menit dengan suhu 27-290 C.
Untuk fermentasi sendiri ada 5 tingkatan, dengan ketebalan bahan
baku 5-7 cm.
i) Pengeringan
Setelah dari fermentasi dilanjutkan ke pengeringan dengan
menggunakan alat FBD (fluid bed drier). Tujuan dilakukan
pengeringan ini untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis dari
seyawa poliphenol pada zat-zat pendukung kualitas mencapai optimal.
Pengeringan yang dilakukan untuk mendapatkan kadar air 2,5-3,5%
supaya bahan baku tidak mudah terkontaminasi oleh jamur.
Pengeringan ini menggunakan 2 suhu yaitu outlet dan intlet, suhu
intlet 110-120°C dan suhu outlet 90-100°C dengan lama waktu
pengeringan 25-30 menit.
j) Sortasi
Setelah dari FBD (Fluid Bed Dryer) maka dilanjutkan lagi ke
sortasi. Tujuan dilakukan sortasi untuk mendapatkan masing-masing
grade sesuai mesh ayakan yg sudah ditentukan. Untuk alat yng
digunakan yaitu vibro trinit. Vibro trinit yang digunakan ada 3, dimana
masing-masing trinit memiliki mesh yang berbeda-beda dan tentu pula
menghasilkan jenis teh yang berbeda-beda.
Proses awal sortasi ini dimulai dari bahan teh masuk ke mesin
vibro jumbo dengan menggunakan conveyor. Setelah masuk maka
akan dilakukan pengayakan dengan mesh 8 kemudian didapat 2 hasil
yaitu bubuk yang lolos ayakan dan bubuk yang tidak lolos ayakan.
Bubuk yang lolos ayakan akan melewati minirol yang berfungsi
menghilangkan serat-serat pada bubuk. Kemudian bubuk akan
ditampung kedalam tea bin. Kemudian diteruskan ke mesin midle tone
yang memiliki dua tingkat ayakan dimana ayakan ini berfungsi untuk
memisahkan batang dan kulit batang dari bubuk menggunakan mesh
18 dan mesh 24. Bubuk yang lolos di mesh 18 akan diteruskan ke
vibro trinit 1, bubuk yang lolos di mesh 24 akan diteruskan ke vibro
trinit 2 sedangkan bubuk yang tidak lolos di mesh 18 dan 24 akan
diteruskan ke vibro trinit 3. Pada vibro trinit ini bubuk akan tersortasi
sesuai grade. Untuk Vibro trinit 1 menghasilkan bubuk teh PD, PF,
D1, FANN dan D2. Vibro trinit 2 menghasilkan bubuk teh D1, PD,
FANN, dan D2. Vibro trinit 3 menghasilkan bubuk teh BP1. Untuk
grade ada 3 jenis, grade 1 yaitu BP1 (broken pecco 1), PF1 (pecco
fanning 1), FANN, PD (pecco dust), Dust 1, Grade 2 yaitu Dust 2, dan
grade 3 yaitu TW (teawaste).
VIBRO JUMBO
Mesh 8
TEA BIN
Skema sortasi
k) Tester
Setelah dilakukan sortasi maka perlu dilakukan tester terlebih
dahulu sebelum dilakukan pengepakan. Pada tester ada beberapa hal
yang diuji yaitu,
1. Uji densitas
Uji densitas merupakan besaran kerapatan massa dari suatu benda
yang diwujudkan pada bentuk berat benda tiap volume dari benda
tersebut. Cara menguji densitas yaitu dengan cara menimbang
sampel seberat 100 gram kemudian dimasukkan ke dalam gelas
ukur, kemudian diukur berapa ml volumenya. Standar volumenya
sudah ditentukan berdasarkan jenis teh.
Tabel . standart dencity teh hitam CTC kayu aro
NO Jenis CC/100 gram (free fall)
1 BP I 300 cc - 330 cc
2 PF I 250 cc - 295 cc
3 PD 250 cc - 280 cc
4 DI 240 cc - 260 cc
5 D II 235 cc - 245 cc
6 FANN 290 cc - 310 cc
2. Uji organoleptik
Pada pengujian ini menggunakan alat indra rasa, penglihat, dan
aroma dengan cara membuat teh seduh yang akan diberi penilaian.
Untuk membuat teh seduh pertama harus menuang bubuk teh yang
sudah selesai diolah dengan takaran 5,6 gram kemudian dituang
dengan air mendidih 200 cc setelah itu dibiarkan selama 5 menit.
Setelah 5 menit lalu air seduhan dituang kedalam mangkuk
kemudian diberi penilaian terhadap appearance, liquor, dan
ampas.
a) Appearance (penampakan)
Untuk penilaian appearance menggunakan organ mata untuk
memberikan penilaian. Ada beberapa yang harus dinilai yaitu
warna, kerataan. Kebersihan, bentuk dan ukuran dengan
penilaian sesuai standar yang sudah ditentukan.
b) Liquor
Untuk penilaian ini menggunkan organ mata dan mulut. Ada
beberapa yang harus diinilai yaitu warna air dan kekuatan.
Kekuatan ini merupakan rasa dari teh yang dihasilkan tersebut.
c) Ampas
Untuk penilaian ini menggunakan organ mata. Ada beberapa
yang harus dinilai yaitu warna dan kerataan.
3. Uji kadar air
Untuk pengujian kadar air menggunakan alat yang bernama
sartorius dengan sampel yang dibutuhkan seberat 5 gram dan
diletakan dalam lempeng aluminium. Pengujian kadar air pada
bubuk sampel selama 5 menit, jika kadar air <2,2 maka bubuk
terlalu kering (gosong). Jika kadar air > 3,6 maka bubuk terlalu
lembab sehingga mudah berjamur. Kadar air yang baik adalah 2,6-
3,5%.
l) Pengepakan
Setelah teh yang sudah di masukan ke dalam bin sesuai grade
masing-masing, maka dilanjutkan pengepakan jika dalam 1 bin sudah
menampung 1 ton. Proses pengepakan sendiri dimulai dari bin
disalurkan menggunakan conveyor masuk ke dalam blender yang
bertujuan untuk mencampur aduk teh agar merata, kemudian
ditampung ke dalam kemasan dengan berat yang berbeda tiap-tiap
jenis teh. Setelah itu ditimbang kemudian diletakan kedalam packer
agar meratakan teh didalam kemasan setelah itu di masukan ke dalam
presser agar kemasannya padat. Tujuan dari pengepakan ini adalah
mencegah pengaruh lingkungan yang bisa merusak bubuk teh,
mempermudah pengangkutan bubuk teh dan mempermudah
penyimpanan. Pengemasan bubuk teh menggunkan paper sack dan
aluminium foil yang berguna untuk mencegah penyerapan air dari
lingkungan.
BP I DII TW
PF I
PD
DI
FANN
OTR DIBN IV
MIDLE TONE
2. Uji organoleptik
Pada pengujian ini menggunakan alat indra rasa, penglihat, dan
aroma dengan cara membuat teh seduh yang akan diberi penilaian.
Untuk membuat teh seduh pertama harus menuang bubuk teh yang
sudah selesai diolah dengan takaran 5,6 gram kemudian dituang
dengan air mendidih 200 cc setelah itu dibiarkan selama 5 menit.
Setelah 5 menit lalu air seduhan dituang kedalam mangkuk
kemudian diberi penilaian terhadap appearance, liquor, dan
ampas.
1. Appearance (penampakan)
Untuk penilaian appearance menggunakan organ mata untuk
memberikan penilaian. Ada beberapa yang harus dinilai yaitu
warna, kerataan. Kebersihan, bentuk dan ukuran dengan
penilaian sesuai standar yang sudah ditentukan.
2. Liquor
Untuk penilaian ini menggunkan organ mata dan mulut. Ada
beberapa yang harus diinilai yaitu warna air dan kekuatan.
Kekuatan ini merupakan rasa dari teh yang dihasilkan tersebut.
3. Ampas
Untuk penilaian ini menggunakan organ mata. Ada beberapa
yang harus dinilai yaitu warna dan kerataan.
j) Silir
Siliran ini bertujuan untuk memisahkan kembali hasil sortasi
berdasarkan berat jenis. Alat yang digunakan winower dengan cara
kerja menghembuskan angin dari bawah.
k) Finishing
Finishing ini bertujuan untuk membersihkan bubuk dari stolok.
Stolok merupakan serat-serat teh yang berupa kulit batang. Alat yang
digunakan yaitu vibro finis.
l) Pengepakan
Pengepakan dapat dilakukan jika di dalam bin sudah
menampung minimal 1 ton tiap-tiap jenis bubuk teh. Proses
pengepakan sendiri dimulai dari bin disalurkan menggunakan
conveyor masuk ke dalam blender yang bertujuan untuk mencampur
aduk teh agar merata, kemudian ditampung ke dalam kemasan dengan
berat yang berbeda tiap-tiap jenis teh. Setelah itu ditimbang kemudian
diletakan kedalam packer agar meratakan teh didalam kemasan setelah
itu di masukan ke dalam presser agar kemasannya padat. Tujuan dari
pengepakan ini adalah mencegah pengaruh lingkungan yang bisa
merusak bubuk teh, mempermudah pengangkutan bubuk teh dan
mempermudah penyimpanan. Pengemasan bubuk teh menggunkan
paper sack dan aluminium foil yang berguna untuk mencegah
penyerapan air dari lingkungan.
Tabel 5. Berat jenis pengepakan teh hitam Ortodoks
NO Jenis Teh Paper Sack (kg) Per chop = 20 ps (kg)
1 BOP I 45 900
2 BOP 50 1000
3 BOPF 51 1020
4 PF 55 1100
5 DUST 62 1240
6 BP 65 1300
7 BT 40 800
8 PF II 56 1120
9 DUST II 65 1300
10 DUST III 65 1300
11 DUST IV 65 1300
12 BP II 63 1260
13 BT II 50 1000
14 FANN II 57 1140
A. Jenis Produksi
PTP. Nusantara VI (persero) Unit Usaha Kayu Aro memproduksi bubuk teh
kering jenis teh hitam dengan proses pengolahan CTC (Crushing, Tearing, dan
Curling) dan Teh Hitam Ortodoks.
B. Pemasaran Produk
Pemasaran produk teh yang telah di kemas di PTPN VI unit Kayu Aro
melalui dua tempat yaitu:
a) Pemasaran Teh Export
Pemasaran teh export meliputi negara Eropa Barat dan Eropa Timur, negara
Rusia dan negara-negara bekas pecahan Rusia, dan negara Timur Tengah
b) Pelabuhan Export
1. Pelabuhan Export via pelabuhan Belawan sedang pelabuhan Teluk Bayur
adalah sebagai Gudang Transit.
2. Pelabuhan Export via Tanjung Priuk.
3. Penjualan Export dan lokal langsung ditangani oleh Kantor Direksi PTP.
Nusantara VI Padang melalui Kantor Pemasaran Bersama (KPB) Jakarta
dengan menggunakan Sistem Lelang Contoh(Auction).
C. Kesejahteraan Karyawan
a) Penghasilan Karyawan
Karyawan pelaksana (IAIVD) perhitungan upah (diluar tunjangan
pendapatan dan beras) didasarkan kepada tingkat golongan masing-masing
dengan upah pokok.
b) Tunjangan Pendapatan Karyawan
Tunjangan kesejahteraan lainnya yang diberikan oleh Perusahaan adalah
meliputi :
1. Tunjangan Tetap mengacu kepada 33% dari Upah
2. Tunjangan Sewa Rumah 30% dari Upah Pokok
3. Tunjangan Air 10% dariSewa Rumah
4. Tunjangan Listrik 25 % dari Sewa Rumah.
5. Tunjangan Transport sebesar 15 % dari Upah Pokok
6. Tunjangan Khusus diberikan sesuai dengan golongan dari Gol.IA - IVD.
7. Tunjangan Beras diberikan setiap bulan 15 Kg untuk karyawan, 9 Kg
untuk isteri yang ditanggung perusahaan dan 7,5 Kg anak yang
ditanggung perusahaan maks 3 orang.
8. Tunjangan Cuti tahunan sebesar 47,5 % dari upah.
9. Tunjangan Cuti Panjang 6 Tahun sekali sebesar 1 bulan upah take home
pay.
10. Tunjangan pemondokan anak kuliah diluar daerah sebesar Rp.375.000.
11. Tambahan Pendapatan Tahunan (TPT/THRK) atau Tunjangan Hari Raya
Keagamaan (THRK).
12. Iuran Jamsostek Beban Perusahaan 4,54 % dari Gaji/Upah.
13. Diberikan Insentif Skim/Bonus kepada karyawan, apabila Perusahaan
beruntung.
14. Perumahan Karyawan pada prinsipnya perusahaaan berusaha memberikan
fasilitas perumahan untuk karyawan. Data perumahan staf dan karyawan
yang ada hingga saat ini dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 9. Perumahan Karyawan
Type Jumlah Rumah DayaTampung (KK)
- Rumah Staf 22 20
- G1 73 73
- G2 450 900
- G3 22 66
- G4 6 6
Jumlah 573 1.065
Sumber: PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro2018.
c) Kesehatan
Perawatan kesehatan/pengobatan karyawan dan batihnya beserta
pensiunan sudah menggunakan BPJS kepada karyawan yang melakukan tugas
tertentu diberikan extra fooding.
d) Jaminan Hari Tua lainnya
Jaminan hari tua yang diberikan oleh Perusahaan adalah meliputi :
1. Seluruh karyawan PTP. Nusantara VI adalah menjadi peserta Dana
Pensiun Perkebunan (Dapenbun).
2. Selain Jamsostek dan Simpanan Koperasi Aroma ada juga asuransi
kolektif jiwasraya (Asuransi Siharta).
e) Sarana Pendidikan, sarana pendidikan yang ada disekitar Unit Usaha antara
lain:
1. SD Negeri di Emplasment dan setiap Afdeling.
2. SMP Negeri dan SMK Negeri di Emplasment.
3. MTs.Swastadan MA di Emplasment.
4. SMU Negeri di Afdeling F KersikTua.
5. Untuk pendidikan anak-anak prasekolah, Perkebunan mengelola TK.
f) Olahraga
Untuk pembinaan olahraga dibentuk Badan Pembina Olah Raga
(BAPOR) yang meliputi :
1. Sarana olahraga yang tersedia: Tennis, Sepak Bola, Bulu Tangkis,
Tenis Meja, Bola Volly, Catur dll.
2. Setiap tahun khususnya pada peringatan HUT RI diadakan pertandingan
olahraga untuk seluruh Afdeling/bahagian.
g) Pembinaan Mental Spiritual
Pembinaan menental spiritual di PTPN VI Kayu Aro dilakukan dengan
cara yaitu sebagai berikut:
1. Disetiap Afdeling ditempatan guru Agama Islam untuk pengajian dan satu
orang untuk agama Kristen.
2. Bagi Umat Kristen, tersedia 1 (satu) buah Gereja di Emplasment.
3. Dirayakan juga peringatan Hari-Hari Besar Islam/Kristen.
h) Penerangan
Penerangan dirumah-rumah karyawan sebagai sudah menggunakan jasa
PLN, sedangkan yang belum menggunakan PLN penerangannya dikelola oleh
Koperasi Karyawan Aroma Pecco dengan mendapat subsidi dari Perusahaan.
i) Keamanan
Keamanan yang dijaga di PTPN VI meliputi antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Untuk penjagaan dan pengamanan proyek vital dilingkungan perusahaan
dilaksanakan oleh Petugas Pengamanan, yang pada saat sekarang ini
berjumlah 16 orang dan dikoordinasikan oleh Perwira Pengamanan dari
Kodim 0417/Kerinci.
2. Pada jadwal tertentu dilaksanakan patrolike Afdeling dan Pengawalan
sewaktu pembayaran gaji karyawan oleh anggota Pengamanan.
j) Program Keluarga Berencana
Memberikan pengarahan secara terprogram/umum oleh petugas
Kesehatan Polikbun Unit Usaha Kayu Aro dan IIKK Unit Usaha Kayu Aro.
k) Pembinaan Balita
Pembinaan balita anggota karyawan yang dilakukan di PTPN VI yaitu
sebagai berikut:
1. Setiap diadakan Posyandu ditiap-tiap Afddeling/Bahagian bekerjasama
dengan desa setempat.
2. Setiap Afdeling/Bahagian mempunyai Tempat Pengasuh Anak (TPA)
l) Pengembangan Agrowisata
1. Menerima kunjungan Turis Domestik, Mancanegara dan Rombongan
pelajar serta Mahasiswa.
2. Dalam rangka meningkatkan potensi wisata yang terdapat di Kayu Aro,
pada saat ini sedang dikembangkan pengelolaan Taman Wisata Aroma
Pecco, dimana pada saat tertentu seperti penyambutan lebaran eventevent
tertentu sering diadakan acara hiburan dengan mendatangkan Artis
Ibukota Jakarta.
12. Karyawan
Di PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro di kebun Afdeling tenaga
kerja terbagi atas Karyawan Harian Tetap (KHT) dan Karyawan Harian Lepas
(KHL).
Penerimaan tenaga kerja lepas dibuka secara bebas. Tidak ada persyaratan
khusus untuk perekrutan tenaga kerja lepas dan pemberian gaji sesuai dengan
hasil kerja yang diperoleh. Karyawan harian lepas biasanya bertugas dibidang
pemetikan dan pemeliharaan tanaman teh. Tujuan perekrutan tenaga kerja lepas
agar hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan standar yang ditargetkan dalam
RAKP oleh perusahaan, RKO dan RKH oleh asisten afdeling.
B. Administrasi Divisi
1. Administrasi Estate atau Unit
a. RKAP(Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan)
RKAP ialah suatu kegiatan yang dibuat oleh asisten tanaman, krani
dan bagian terkait lainya berupa perencanaan mengenai pengajuan
biaya,kegitan pekerjaan yang ada di kebun dan penentuan produksi yang
akan dicapai. Proses pembuatan RKAP dimulai dari penyajian data dari
hasil pedoman pembuatan RKAP dan surat edaran dari kantor pusat yang
diberikan kepada kebun untuk ditindak lanjuti. Proses pembahasan
pembuatan RKAP sudah dimulai dari awal hingga di syahkannya pada
akhir tiap tahun.
Bagian tanaman akan menyusun areal konsesi tahun baru yang
merupakan dasar untuk menentukan rencana produksi, rencana tersebut
dibagi dalam triwulan dan bulanan. Hasil dari seluruh afdelling akan
disusun menjadi satu rencana kerja anggaran perusahaan oleh bagian TUK
(Kantor Induk). Hasil tersebut akan didiskusikan oleh manager dan para
asisten, setelah tercapai kesepakatan lalu ditandatangani oleh manager dan
dikirimkan ke kantor direksi.
2. Administrasi Afdeling
Administrasi afdeling merupakan administrasi yang dibuat oleh asisten
dan dibantu oleh para mandor.Aktivitasnya dimulai dari kegiatan
penanaman pemeliharaan panen hingga pucuk siap untuk dibawa ke
pengolahan. Dalam administrasi yang ada ditingkat afdeling ini terdapat
beberapa buku yang akan memudahkan asisten untuk melakukan
pengawasan pelaksanaan kegiatan dan dilakukan analisa atas kegiatan yang
telah dilaksanakan. Diantaranya ada beberapa buku dan dokumen yaitu:
a. Buku Asisten
b. Buku Mandor
c. Buku daftar hadir mandor dan krani diisi setiap hari selama satu bulan
berjalan dan ketahui oleh asisten kebun.
d. Buku cuti karyawan
e. Realisasi kerja pengendalian gulma
f. Daftar Upah
g. Administrasi Pembibitan
1. Rencana kerja pembibitan
60 – 69 Pemupukan
i. Administrasi Panen
1. Rencana target produksi ( berdasarkan hasil taksasi )
2. Peta ancak panen
3. Laporan kerja panen
a) Laporan hasil panen
b) Laporan pemeriksaan mutu hasil panen
a) Administrasi penerimaan.
Memuat tentang semua keterangan-keterangan tentang bukti-bukti
atau dokumen-dokumen penerimaan barang.
b) Administrasi pengeluaran barang atau kartu gudang
Memuat semua keterangan tentang bukti-bukti penyerahan atau
penerimaan barang.
c) Administrasi kekayaan gudang dan kartu barang
Memuat dan menunjukkan setiap saat dan jumlah nilai dalam uang
dari setiap barang yang disimpan di gudang.
a) Dari pihak pengadaan ketika barang sudah ada Kemudian dibuatlah
AU 53 sebagai dokumen bukti penerimaan barang.
. Doukumen AU 53 Penerimaan barang
b) Setelah AU 58 selesai ditandatangani oleh pihak-pihak terkait maka
dibuatlah AU 58 sebagai dokumen pengeluaran barang tersebut.
Dokumen AU 58 Pengeluaran barang
c) Sedangkan system administrasi untuk persediaan barang di gudang
induk sebagai berikut:
Daftar persediaan barang
5. Administrasi Timbang
Kegiatan yang ada dijembatan timbang ini diawali dengan
penimbangan(gross) dan penyerahan surat pengantar pucuk(SP) ke petugas
TU timbang. Kemudian dilakukan penimbangan ulang(tara), sehingga akan
diperoleh jumlah pucuk segar(netto)
Alat-alat yang digunakan pada jembatan timbang antara lain, Avery
Berker, yaitu alat yang digunakan untuk menunjukkan angka timbang secara
digital dari setiap penimbangan pucuk dan truk yang akan masuk ke
pengolahan. Untuk pencatatanya administrasi masih dilakukan dengan
pencatatan manual. Dalam buku tersebut berisi jumlah produksi setiap
afdeling yang akan diolah dan perhitungan dimulai dari awal bulan hingga
akhir bulan.
Laporan pemetik harian
6. Administrasi SDM dan Umum
Administrasi Umum merupakan administrasi yang menangani masalah
kepegawaian. Tujuan nya adalah mendayagunakan tenaga kerja atau pegawai
secara efektif dan efisien. Kegiatan administasi personalia yaitu:
a. Penerimaan karyawan dengan melengkapi data yaitu:
1) Kartu keluarga, KTP, SIM
2) Medical Check up
3) Pengajuan surat NIK (nomor induk karyawan) ke HRD.
4) Apabila NIK keluar dilakukan doktrinisasi.
5) Melengkapi APD karyawan dan mengarahkan kejenis pekerjaan.
b. Pengeluaran karyawan dengan melengkapi data yaitu :
a) Surat pengunduran diri dan interview dikirim ke HRD.
b) HRD mengeluarkan surat pengalaman kerja.
c) Memberikan kartu BPJS kesehatan dan tenaga kerja.
c. Status karyawan
Berdasarkan cara pengupahan, karyawan dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu :
a. KHL (karyaan harian lepas)
1) Diupah secara harian.
2) Tidak mendapat satu beras.
3) Mendapat mendapat jamsostek.
b. KHT (karyawan harian tetap)
1) Diupah secara bulanan.
2) Mendapat satu beras.
3) Mendapat jamsostek.
d. Absensi.
Absensi adalah data kehadiran karyawan setiap harinya. Keterangan
harus ada pada absensi adalah:
1) Jumlah karyawan secara keseluruhan.
2) Jumlah karyawan tidak masuk kerja.
3) Alasan tidak masuk kerja.
Jenis-jenis alasan ketidak hadiran dan kontribusi masing – masing data absensi
karyawan sangat penting karena digunakan untuk:
1) Dasar penggajian bagi SKU dan BHL.
2) Mengetahui HK non efektif guna mengidentifikasi masalah atau
penyebabnya.
3) Evaluasi dan penetapan kebijakan kepersonaliaan.
4) Penerimaan karyawan.
e. Hari kerja.
1) Waktu kerja adalah 7 jam sehari dan 40 jam seminggu.
2) Hari-hari istirahat dan hari lubur.
3) Hari istirahat seminggu adalah 1 hari biasannya hari minggu, kecuali jika
ditetapkan hari lain sesuai kesepakatan pengusaha dan pekerja.
4) Hari-hari besar dan hari libur resmi pekerjaan diluburkan, kecuali
pekerjaan khusus yang mengharuskan tetep dikerjakan secara lembur.
5) Tidak masuk kerja (mangkir bekerja).
f. Data karyawan.
Atas dasar pengelompokan di atas, karyawan kebun harus selalu dibuat
datanya. Karyawan kebun bisa bertambah karena penerimaan baru atau
berkurang karena keluar. Oleh karena itu, up dating (pembaharuan) data
karyawan harus dilakukan secara rutin misalnya data karyawan harus
dilakukan secara rutin (misalnya setiap bulan sekali). Fungsi data karyawan
adalah mengetahui secara pasti jumlah tenaga kerja di unit kerja atau untuk
keperluan :
1) Penggajian dan pemberian tunjangan – tunjangan.
2) Evaluasi jumlah karyawan dan kebutuhannya.
3) Dasar pembuatan kebijakan kepersonaliaan.
Hal – hal yang harus dipenuhi ketika membuat laporan data karyawan
adalah:
1) Nama lengkap karyawan.
2) Tanggal masuk kerja.
3) Tempat dan tanggal lahir.
4) Pendidikan.
5) Status jabatan.
g. Pengupahan atau penggajian dan PPh 21 (pajak penghasilan)
1) Waktu dan kehadiran kerja
Jam kerja yaitu jam kerja yang ditetapkan sesuai kebutuhan
perusahaan dan sesuai pemerintah. Jam kerja dalam sehari yaitu 7 jam.
Kehadiran yaitu setiap karyaan wajib hadir dalam jam kerja yang telah
ditentukan. Setiap hari kehadiran dicatat untuk direkap dalam absensi
bulanan. Jam lembur yaitu apabila karyawan maupun pekerja melebihi
jam kerja yang telah ditetapkan atau melebihi 7 jam dalam sehari.
2) Komponen dan sistem pengupahan
1) Penetapan upah sesuai pengolongan jenis pekerjaan.
2) Penetapan pengupahan tidah lebih rendah dari ketetapan UMR.
3) Pengupahan secara rahasia.
4) Mendapatkan beras untuk 1 karyawan dan tanggungannya seperti istri
dan anak.
3) Pengupahan.
Upah adalah bentuk imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan atas hasil kerjanya.
a) Uang
b) Natura (dalam bentuk bukan uang, misal beras)
Upah yang diterima pekerja adalah gabungan keduanya dengan
komposisi tertentu (misal 75% uang + 25% nilai natura). Upah harian
ditetapkan berdasarkan satu hari kerja yang lamanya 7 jam, atau 5 jam
untuk hari pendek.
c) Upah sakit perkepanjangan yaitu apabila sakit 4 bulan pertama akan
dibayar 100%, bukan kedua dibayar 70%, bulan ketiga dibayar 50%,
dan bulan keempat dibayar 25%.
d) Tunjangan hari raya adalah berdasarkan peaturan pemerintah
dilakukan pengupahan selambat-lambatnya 1 minggu seblum hari
raya. Dan pengupahannya 2 kali lipat gaji pekerja.
e) Upah lembur adalah apabila jam kerja lebih dari 7 jam. pengupahan
dilakukan per jam dan tergantung gaji pokok pekerja.
4) Pengobatan dan perawatan karyawan
Perusahaan menyediakan fasilitas dan melakukan pengobatan atau
perawatan tehadap karyawan yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/59095/A10dmu.pdf?sequenc
e=1&isAllowed=y
http://sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL%202017/Teknologi%20Pen
golahan%20Hasil%20Pertanian/BAB-XXIII-Hasil-Perkebunan.pdf