Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI UNIT USAHA KAYU


AROKECAMATAN KAYU ARO BARAT, KABUPATEN
KERINCIPROVINSI JAMBI
PENGELOLAAN KEBUN

Disusun Oleh :
Nama : Adi Banta Nataloka
NIM : 16/18469/BP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2019
PENGELOLAAN KEBUN
DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI UNIT USAHA KAYU ARO
KECAMATAN KAYU ARO BARAT, KABUPATEN KERINCI
PROVINSI JAMBI

Disusun Oleh :
Adi Banta Nataloka
NIM : 16/18467/BP

Laporan pelaksanaan Magang ini diajukan kepada Fakultas Pertanian Institut


Pertanian STIPER Yogyakarta
sebagai syarat untuk mendapatkan nilai mata kuliah magang pada Minat Aneka
Tanaman dan telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada 09 Oktober 2019

Yogyakarta, 09 Oktober 2019

Dosen Pembimbing Penulis

(Ir. Tri Nugraha Budi.S., MP) (Adi Banta Nataloka)


Mengetahui dan Menyetujui
Dekan Fakultas Pertanian

(Dr. Dimas Deworo Puruhito, SP. MP)


LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

Judul : Laporan Magang


Lokasi : PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu
Aro, Kerinci
Nama : Adi Banta Nataloka
NIM : 16/18469/BP
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas/Universitas : Pertanian/INSTIPER YOGYAKARTA
Waktu Pelaksanaan : 01 Agustus 2019 – 30 September 2019
Dosen Pembimbing : Ir. Tri Nugraha Budi Santosa, MP.
Dosen Penguji : -
Jambi, September 2019

Asisten Kepala Masinis Kepala

Hery Kurniawan Aspen

Mengetahui
Manajer
PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro

Fadly Wahyudi S.P


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan magang dan
laporan magang di PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN), Unit Usaha Kayu Aro,
Kerinci. Magang merupakan salah satu usaha mempersiapkan mahasiswa untuk
menghadapi dunia kerja melalui pengingkatan hard skill dan soft skill.
Selama pelaksanaan magang dan penyusunan laporan magang, penulis
memperoleh banyak bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Orang Tua, dan keluarga tercinta atas doa, dukungan, semangat dan kasih
sayang yang telah diberikan.
2. Dr. Dimas Deworo Puruhito, SP. MP, selaku Dekan Fakultas Pertanian
INSTIPER Yogyakarta.
3. Ir. Samsuri Tarmadja, MP, selaku Ketua Jurusan Teknik Pertanian INSTIPER
Yogyakarta.
4. Ir. Tri Nugraha Budi Santosa, MP, selaku dosen pembimbing magang.
5. Bapak Fadly Wahyudi, SP, selaku manajer di PTPN VI.
6. Bapak Hery Kurniawan selaku Asisten kepala dan bapak Aspen selaku
MASKEP di PTPN VI yang telah membimbing kami dalam pemahaman
selama di Lapangan dan Pabrik.
7. Bapak Kamiyanto selaku OJT. Asisten SDM/ Umum dan yang telah
membantu dalam proses penyediaan sarana dan prasarana selama di Kerinci.
8. Bapak-bapak asisten afdeling, selaku pembimbing lapangan atas semua waktu
dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
9. Staff , karyawan dan Mandor di PTPN VI, Unit Usaha Kayu Aro, Kerinci.
10. Teman-teman seperjuangan selama pelaksanaan magang.
11. Teman-teman dari berbagai universitas yang telah membantu selama proses
magang: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan laporan
magang ini karena pengalaman dan pengetahuan yang sangat terbatas. Akhir kata,
penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca agar dapat
memajukan ilmu pengetahuan, agama, bangsa dan negara.

Jambi, September 2019

Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemilihan Perusahaan / Lokasi Magang


Latar belakang pemilihan lokasi magang di PTPN 6 ini didasarkan dengan
keingintahuan penulis bagaimana manajemen perusahaan dalam mengembangkan
perkebunan teh yang terluas didunia. Penentuan lokasi magang di lakukan oleh
mahasiswa itu sendiri melalui kampus yang telah di koordinasikan dengan pihak
PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro.
Indonesia merupakan suatu sumber daya alam yang harus dijaga
kelestariannya. Salah satunya dibidang perkebunan yang merupakan sektor
perluasan dari bidang pertanian. Banyak jenis tanaman perkebunan yang tumbuh
subur dan dikembangkan di Indonesia. Teh merupakan tanaman perkebunan yang
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan dapat dikembangkan lebih luas. Teh
mempunyai nilai ekonomi tinggi terbukti dengan meningkatnya jumlah devisa
negara karena telah diekspor ke luar negeri. Dengan adanya nilai jual yang tinggi
tersebut maka tanaman teh banyak dibudidayakan di Indonesia.
Teh (Camellia sinensis (L.) Kuntze) merupakan minuman non alkohol yang
banyak digemari oleh masyarakat. Teh sebagai bahan minuman, dibuat dari pucuk
muda yang telah mengalami proses pengolahan tertentu. Daun teh mengandung
khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, salah satunya adalah
sebagai antioksidan. Khasiat yang dimiliki oleh minuman teh berasal dari
kandungan bahan kimia yang terdapat dalam daun teh. Teh merupakan salah satu
komoditas ekspor nonmigas yang telah dikenal sejak lama dan menjadi penghasil
devisa bagi Indonesia.
Tanaman teh berasal dari daerah subtropis, oleh karena itu di Indonesia teh
lebih cocok ditanam di daerah dataran tinggi. Lingkungan fisik yang paling
berpengaruh terhadap pertumbuhan teh ialah iklim dan tanah. Faktor iklim yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh adalah curah hujan, suhu udara,
tinggi tempat, sinar matahari, dan angin. Di Indonesia tanaman teh hanya ditanam
di dataran tinggi. Ada kaitan erat antara tinggi tempat (elevasi) dengan suhu, yaitu
semakin rendah elevasi suhu udara akan semakin tinggi. Perbedaan ketinggian
tempat menyebabkan perbedaan suhu dan mempengaruhi pertumbuhan perdu teh
(Setyamidjaja, 2000).
Komoditas teh di Indonesia berfungsi juga sebagai sumber penciptaan
lapangan kerja di pedesaan dan mendorong agribisnis dan agroindustri yang
secara langsung maupun tidak langsung juga menciptakan lapangan kerja di
sektor jasa. Diperkirakan pengusahaan teh melibatkan kurang lebih 98 ribu tenaga
kerja dan mampu mendorong berkembangnya ekonomi wilayah-wilayah tersebut.
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam perkebunan teh di Indonesia
adalah PT. Perkebunan Nusantara VI adalah perusahaan Badan Usaha Milik
Negara. Perusahaan ini bergerak di bidang Agro industri yang mengusahakan
perkebunan dan pengolahan hasil perkebunan sawit dan teh. Selain itu, PT.
Perkebunan Nusantara VI memiliki dua bisnis inti dengan komposisi 95% bisnis
kelapa sawit dan 5 % bisnis teh areal perusahaan tersebar di dua wilayah Provinsi
Jambi dan Sumatera Barat (PTPN6.com).
Bagian Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara VI yang mengelolah
perkebunan teh adalah UU. PT. Perkebunan Nusantara VI Kayo Aro, yang
terletak di Bedeng Delapan, Kayo Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Jambi. Unit
Usaha Kayo Aro bergerak di bidang pengolahan teh hitam ortodhox dan CTC.
Ruang lingkup kegiatan perusahan yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara
VI Unit Usaha Kayo Aro, meliputi budidaya tanaman teh, kegiatan proses
pengolahan teh hitam sistem CTC dan kegiatan proses pengolahan teh hitam
sistem Orthodox.
Sebagai perguruan tinggi yang kelahirannya merupakan tanggapan akan
kebutuhan tenaga kerja (sumber daya manusia) di bidang perkebunan,
penyelenggaraan pendidikan tinggi di Institut Pertanian STIPER didasarkan pada
pola ilmiah pokok perkebunan. Magang merupakan kegiatan dari kurikulum
instiper sehingga setiap mahasiswa wajib melakukan magang di perusahaan
perkebunan dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan
mampu melaksanakan semua kegiatan pengelolaan perkebunan.
Magang wajib dilaksanakan oleh mahasisiwa agar lulusan yang dihasilkan
nantinya mempunyai kualitas yang tinggi, sehinga mampu menerapkan ilmu
kedalam dunia kerja. Magang merupakan salah satu persyaratan dalam
perkuliahan yang harus diikuti untuk dapat menyelesaikan studi di INSTIPER
Yogyakarta yang dalam jadwalnya dilaksanakan pada semester 7.
B. Tujuan Magang
Adapun tujuan dilaksanakannya Magang adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori
dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi mahasiswa setelah
terjun di masyarakat. Mempraktekkan ilmu yang didapat dari perguruan
tinggi dalam dunia kerja.
2. Menghasilkan Sarjana sebagai penerus pembangunan yang lebih menghayati
masalah yang sangat komplek yang dihadapi oleh masyarakat dalam
pembangunan dan belajar menanggulangi masalah-masalah tersebut secara
pragmatis dan interdisipliner.
3. Memberikan wawasan dan nuansa pada bidang profesi yang diminati oleh
mahasiswa.
4. Menghasilkan Sarjana yang memiliki pengalaman kerja di
Perusahaan/Instansi tempat magang sehingga siap dan mampu untuk bekerja
di Perusahaan/Instansi sejenis bahkan mampu mandiri menjadi wirausaha.

C. Waktu dan Lokasi Magang


a) Desa Bedeng Delapan, Kec. Kayu Aro, Kab. Kerinci, Provinsi Jambi.
Tanggal : 01 Agustus 2019 – 31 Agustus 2019 (1 bulan).
b) Pabrik Pengolahan Teh Hitam CTC dan Ortodox.
Tanggal : 01 September 2019 – 14 September 2019 (2 minggu).
D. Deskripsi Perusahaan/Lokasi Magang
1. Sejarah Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara Vi Unit Usaha Kayu Aro dibuka pada tahun
1920 oleh perusahaan Belanda yaitu NV. HVA (Namlodse Venotchaaf Handle
Veriniging Amsterdam). Penanaman pertama dimulai pada tahun 1923 dan
Pabrik Teh didirikan tahun 1925. Proses opresional Teh yang dihasilkan adalah
jenis Teh Hitam (Ortodokss).
Pada tahun 1959, melalui PP No. 19 Tahun 1959 tentang “Penentuan
Perusahaan Pertanian atau Perkebunan milik Belanda yang dikenakan
Nasionalisasi”, diambil alih pemerintah Republik Indonesia. Sejak itu berturut-
turut Kebun atau Unit Usaha Kayu Aro mengalami perubahan Status atau
Organisasi dan manajemen sesuai dengan keadaan yang berlaku, yaitu :
1. Tahun 1959 s/d. 1962 Unit Produksi dari PN Aneka Tanaman VI.
2. Tahun 1963 s/d. 1973 bagian dari PNP Wilayah 1 Sumatera Utara.
3. Mulai tanggal 01 Agustus 1974 menjadi salah satu kebun dari
PT.Perkebunan VIII yang berkedudukan di JL. Kartini No. 23 Medan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.11/1996 tanggal 14 Februari 1996
dan surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.165/KMK.016/1996, tanggal 11
Maret 1996, Seluruh PTP yang ada di Indonesia diadakan konsilidasi Ex. PTP.
VIII dan PTP lainnya yang ada di Sumba - Jambi menjadi PTP. Nusantara VI
(Persero).
Pada tanggal 11 Maret 1996, perkebunan Unit Usaha Kayu Aro menjadi
salah satu Unit Kebun dari PTP.Nusantara VI (Persero) yang berkantor pusat di
Jln. Khatib Sulaiman No.54 PO. BOX 349 Padang dan Jln. Zainir Hafiz No.1
Kota Baru Jambi. Kemudian berkantor di Jalan Lingkar Barat Paal X Kenali
Asam Bawah Kota Baru-Jambi Telp. 0741-445603-445604 Fax. 0741-44500,
Email: info@ptpn6.com, Website www.ptpn6.comdan Kantor Perwakilan di
Padang Jalan H. Agus Salim No.15 Padang Sumatera Barat 25121 Telp. 0751-
25690 Fax. 0751-25690. Kantor Perwakilan di Jakarta Jalan Tebet Utara III No.9
Jakarta Selatan- Indonesia Telp. 021-8354802 Fax. 021-8354805.
2. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

a. Visi
Menjadi perusahaan perkebunan terdepan yang memberikan nilai manfaat
tertinggi dan berkelanjutan kepada semua stakeholder.
b. Misi
1. FOKUS dan Kolaborasi: fokus mengelola perkebunan kelapa sawit,
karet, teh, kopi dan usaha lain yang terkait erat dengan perkebunan
secara berkelanjutan, serta bekerja sama dengan petani dan mitra
strategis lainnya.
2. PRODUK unik dan berkelanjutan: komit menciptakan produk-
produk unik secara konsisten dan berkelanjutan melalui keungulan
operasional, standar kinerja tinggi, dan ramah lingkungan.
3. LINGKUNGAN Kerja kondusif: membangun lingkungan kerja yang
kondusif dan nilai-nilai etika yang tinggi untuk mengangkat
kompetensi sumber daya manusia perusahaan.
4. PEMASARAN Handal dan Imbal Hasil Tinggi: berupaya
memberikan imbal hasil financial tinggi melalui cara pemasaran dan
komunikasi pemasaran terpercaya.

3. Letak Geografis dan Topografis Perusahaan

1. Letak dan Tempat Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro terletak di Desa


Bedeng VIII Kecamatan Kayo Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi,
dengan jarak:
a. Dari Ibu Kota Kabupaten (Sungai Penuh) ± 37 KM
b. Dari Ibu Kota Provinsi (Jambi) ± 452 KM
c. Dari Pelabuhan terdekat, Teluk Bayur Padang :
1. Via Pesisir Selatan ± 325 KM
2. Via Muara Labuh ± 237 KM
2. Data Geografis
1. Evaluasi dan Tinggi dari Permukaan Laut

a. Posisi/letak kebun :1046,9780 LS s/d. 1010 16,8560 BT


b. Posisi/Letak Pabrik :1049’22”S 101015’28”E
c. Elevasi Pabrik :1.430 m
d. Elevasi Kebun Terendah :1.401 m
e. Elevasi Kebun Tertinggi :1.715 m
2. Iklim dan Cuaca
a. Curah Hujan setahun rata-rata : 2.000 mm
b. Hari Hujan setahun rata-rata : 200 Hari
c. Sinar Matahari setahun rata-rata : 6 Jam/Hari
d. Suhu Udara antara 170 -230C suhu minimum 50C
e. Kelembaban Nisbi/RH antara 70-95%
3. Jenis Tanah
a. Jenis Tanah Dominan : Tanah Andosol
3. Areal Hak Guna Usaha (HGU)
Sertifikat HGU No. 2 tanggal 08 Mei 2002
a. Luas lahan yang ditanami.
1. Tanaman menghasilkan (RKAP 2018) : 1.973.09 Ha
2. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) III The : - Ha
3. Tanaman Ulang (TU) Teh : 153,39Ha
4. Tanaman Menghasilkan (TM) Kopi : 300 Ha
5. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) I Kopi : 200 Ha

- Luas Areal Afd. A : 358,78 Ha


- Luas Areal Afd. B : 376,67 Ha
- Luas Areal Afd. C : 477,05 Ha
- Luas Areal Afd. D : 470,98 Ha
- Luas Areal Afd. E : 443,00 Ha
- Luas Areal Afd. F : 500 Ha
Jumlah (Afd. A s/d F ) : 2.626,48Ha

b. Luas Lahan belum/tidak ditanami


- Emplasment/Bangunan : 104,37 Ha
- Jurang/Kuburan/Hutan : 226,82 Ha
- Jalan/Jembatan : 56,93 Ha
- Areal Bibitan : - Ha
- Areal Non Produktif : - Ha
Jumlah : 388,12 Ha
c. Luas HGU (a + b) : 3.014,60Ha
Catatan: Peta PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro
Terlampir

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Morfologi Tanaman Teh

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyte
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Guttiferales
Famili : Tehaceae
Genus : Camelia
Spesies : Camellia sinensis
Pada umumnya, tanaman teh dapat tumbuh dengan suhu rata-rata 12.7 oC hingga
29 oC (Eden, 1959). Tanaman teh tumbuh dengan baik pada dataran tinggi (2 000 m
di atas permukaan laut) hingga dataran yang lebih rendah (200 m di atas permukaan
laut). Produksi teh di daerah tropis terjadi sepanjang tahun, tetapi kualitasnya
bergantung pada iklim setempat dan cuaca pada saat itu.
Kondisi iklim sangat menentukan kualitas teh, terutama aromanya (Gandi, 2002).
Apabila pertumbuhan vegetatifnya baik atau kecepatan tumbuh tunas tinggi, kualitas
pucuk teh kurang baik (Ashari, 2006). Umumnya perkebunan teh dikembangkan di
daerah pegunungan yang beriklim sejuk. Meskipun dapat tumbuh subur di dataran
rendah, tanaman teh tidak akan memberikan hasil dengan mutu baik. Semakin tinggi
daerah penanaman teh semakin baik mutunya (Gandi, 2002).
B. Pengelolaan Tanaman
Tahap pertama yang dilakukan dalam budidaya teh adalah pembibitan. Dalam
sistem budidaya teh, pengelolaan pembibitan merupakan titik kritis yang
menentukan proses selanjutnya (Gandi, 2002). Pembibitan tanaman teh dapat
menggunakan biji atau stek (Ashari, 2006). Bahan tanam yang berasal dari stek
menghasilkan bibit yang lebih cepat dan teknik perbanyakannya lebih mudah
daripada menggunakan bahan tanam dari biji. Meskipun demikian, pembibitan
yang berasal dari biji mempunyai beberapa keuntungan, yaitu kemampuan
adaptasi baik, potensi produksinya tinggi, dan keanekaragaman perdu
mempunyai pengaruh yang baik terhadap mutu teh jadi (Setyamidjaja, 2000).
Penanaman Gandi (2002) menyatakan sebelum setek ditanam, terlebih dahulu
harus disiapkan lahan sebagai tempat penanaman. Persiapan lahan yang baik
akan memperlancar kegiatan penanaman maupun pemeliharaan. Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan mulai dari persiapan sampai penanaman
tanaman baru adalah sebagai berikut:
a) Tanah harus sudah bebas dari cendawan akar.
b) Lubang tanam untuk tanah yang tidak diolah dibuat dengan ukuran minimal
30 cm x 30 cm dan kedalaman 40 cm. Sebelumnya, gulma disemprot
herbisida. Untuk tanah yang dicangkul, lubang tanam dapat berukuran lebih
kecil.
c) Waktu tanam biasanya pada awal musim hujan.
d) Jarak tanam 120 cm x 70 cm dan setiap 20 m barisan tanaman dijarangkan 0.5
m untuk jalan pekerja.
e) Bibit siap tanam yaitu berbatang cokelat, minimal memiliki 7 helai daun dan
tinggi 25 cm.
f) Pada saat penanaman, tanah di polybag tidak boleh pecah dan tanah di sekitar
bibit dipadatkan.
Pemeliharaan tanaman terbagi menjadi pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM). Tanaman
belum menghasilkan mengacu pada masa antara bibit ditanam sampai tanaman
siap petik. Untuk itu, perlu dilakukan pemeliharaan tanaman. Kegiatan
pemeliharaan meliputi pemupukan, serta pembentukan pokok (centering) atau
pemangkasan bentuk, pengendalian gulma serta pengendalian hama dan penyakit
(Gandi, 2002).
Menurut Marsono dan Sigit (2002), pemupukan berfungsi menyediakan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman, memperbaiki kemasaman tanah, dan dapat
menambah jumlah mikroorganisme tanah. Gandi (2002) menyatakan pupuk
sebaiknya diberikan di dekat akar yang masih aktif. Pada tanaman tua, pupuk
dapat ditebarkan ke semua permukaan tanah. Pada tanah miring, pemupukan
diberikan di bagian atas tanaman.
Pemangkasan pada tanaman muda dimaksudkan untuk membentuk frame atau
percabangan. Pada tanaman menghasilkan (TM), pemangkasan dimaksudkan
untuk: (1) menurunkan perdu tanaman agar masih dapat dipetik; (2) membentuk
atau memperluas frame, mempermudah percabangan, dan membuang cabang
yang tidak dikehendaki; (3) agar pertumbuhan tanaman tetap dalam fase
vegetatif; dan (4) mengatur fluktuasi produksi agar stabil dan seimbang
sepanjang tahun (Gandi, 2002).
Kualitas teh dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen. Faktor-faktor
eksogen yaitu faktor di luar kontrol produsen, yaitu iklim, kesuburan tanah,
kemiringan dan ketinggian lahan. Faktor-faktor endogen mempunyai pengaruh
yang lebih besar daripada faktor eksogen. Faktor endogen meliputi jenis klon,
jenis pupuk yang dipakai, pengendalian penyakit, prosedur pemetikan, cara
pengangkutan hasil panen, dan cara-cara produksi (Asosiasi Penelitian
Perkebunan Indonesia, 1997). Keberhasilan pemetikan teh merupakan kunci
kesuksesan dalam bisnis teh secara keseluruhan. Daun teh merupakan produk
yang dihasilkan oleh pertumbuhan vegetatif sehingga peranan pemetikan sangat
menentukan produktivitas tanaman.
Pemetikan yang hanya mementingkan produksi dengan babad habis tanpa
meninggalkan pucuk untuk siklus petik berikutnya, akan menyebabkan tanaman
cepat rusak dan mengalami stres. Akibatnya, kerugian yang dialami bukan hanya
untuk satu siklus petik berikutnya, tetapi akan lebih lama lagi (Gandi, 2002).
Gandi (2002) menyatakan bahwa strategi dasar pemetikan teh adalah
menghasilkan pucuk dengan mutu standar sebanyak-banyaknya secara
berkesinambungan. Beberapa kunci sukses keberhasilan dalam mengelola
pemetikan teh adalah (1) mempertahankan daun pemeliharaan, (2) mengatur
rumus pucuk pada bidang petik, dan (3) mempertahankan dan meningkatkan
lebar bidang petik.
Produktivitas pucuk di suatu bidang petik ditentukan oleh pucuk per pokok
dan jumlah pokok per luas lahan. Kebijakan pemetikan bertujuan selain untuk
memperoleh produksi pucuk, juga untuk memperluas bidang petik dengan cara
tidak melakukan pemetikan dan membiarkan pucuk samping, yaitu pucuk yang
tumbuh lateral atau ke samping. Manfaat lain yaitu menekan pertumbuhan gulma
dengan memperkecil ruang sinar matahari sampai ke tanah. Menurut
Setyamidjaja (2000), aspek pemetikan berkaitan erat dengan pertumbuhan tunas
yang akan berpengaruh pada mutu pucuk teh dan produktivitas tanaman.
Beberapa aspek pemetikan tersebut antara lain jenis pemetikan, jenis petikan,
gilir petik, pengaturan areal petik dan tenaga pemetik serta pelaksanaan
pemetikan. Jenis pemetikan terdiri atas pemetikan jendangan, pemetikan
produksi, dan pemetikan gendesan.
Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal
setelah tanaman teh dipangkas. Tujuan pemetikan jendangan yaitu membentuk
bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan daun pemeliharaan
yang cukup, agar tanaman mempunyai potensi produksi daun yang tinggi.
Pemetikan jendangan dilakukan pada 3 – 4 bulan setelah pangkas dengan rumus
petik p+1.
Jenis petikan dapat dijadikan parameter untuk melakukan analisis pucuk dan
analisis petik. Analisis pucuk bertujuan untuk mengetahui mutu pucuk yang
dihasilkan dapat memenuhi syarat-syarat pengolahan teh, sedangkan analisis
petik bertujuan untuk mengetahui jenis pemetikan yang dilakukan pemetik.
Menurut Setyamidjaja (2000) manfaat dilakukan analisis pucuk yaitu dapat
menilai pucuk yang akan diolah, dapat menentukan harga pucuk, dan dapat
memperkirakan persentase mutu teh produk yang akan dihasilkan.
C. Pengolahan Teh
Produksi teh hitam di PT Perkebunan Nusantara VIII sinumbra
menggunakan sistem orthodoks yaitu sistem produksi teh hitam secara
mekanis oleh mesin penggulung-penggiling dengan penambahan mesin rotor
vane. Penggunaan rotor vane bertujuan untuk mengecilkan ukuran partikel teh
agar sesuai dengan keinginan konsumen dan selera pasar. Tahapan proses
orthodox secara umum sebagai berikut : pemetikan daun segar, analisis hasil
petikan, pelayuan, peggilingan dan sortasi bubuk basah, oksidasi enzimatis,
pengeringan, sortasi kering dan pengemasan.
Bahan baku pucuk teh segar yang diterima pabrik adalah pucuk teh
segar yang memiliki kadar air sekitar 75-80% yang berkualitas, sesuai syarat
baku olah dan bebas kontaminasi yang berasal dari masing-masing afdeling.
Serta dilakukan pengawasan penerimaan bahan baku mulai dari lapangan,
penimbangan di pabrik, dan analisa pucuk sehingga dapat meningkatkan mutu
teh menjadi lebih baik dan aman untuk dikonsumsi.
Peralatan dan mesin yang digunakan pada proses pelayuan withering
through Kemudian pucuk teh dibeberkan diatas withering through (WT)
Proses pelayuan pucuk dilakukan dengan cara menghembuskan udara segar
dari blower yang dialirkan menuju withering through dengan suhu 27°C.
Kapasitas withering through di Sinumbra 1000 - 1300 kg dengan debit udara
25 - 45 cfm dan memiliki dimensi panjang 25 m lebar 1.8 m dan tinggi 0.85
m.
Prinsip kerja withering through adalah mengalirkan udara yang segar
yang bersumber dari linkungan dan udara panas dari heat exchanger yang
campur dan dihisap oleh kipas menuju bagian bawah Withering Througt.
pucuk teh yang dihamparkan di atas withering through dan dilakukan
pembeberan agar sel-sel daun teh dapat melakukan metabolisme dengan baik,
sehingga kerusakan pucuk dapat diminimalisasi dan menyempurnakan proses
pelayuan karena seluruh permukaan daun teh dapat dialiri oleh udara segar
atau udara panas saat pelayuan.
Kadar air yang diharapkan setelah teh mengalami pelayuan yaitu
sebesar 50%-55% dengan kerataan layuan minimal 90%. Pencapaian kadar air
dengan tingkat ini bertujuan untuk memudahkan proses daun teh menggulung
ketika proses pelayuan. Agar pelayuan teh ini merata maka dilakukan
pembalikan dan pengkiraban ulang untuk mencegah gumpalan-gumpalan
pada pucuk teh. Proses kirab ini dilakukan selama 30 menit kemudian 2 jam
berikutnya dilakukan pengkiraban kembali yang bertujuan untuk memeriksa
apakah pucuk masih basah dan lengket, terdapat gumpalan atau permukaan
hamparan teh bergelombang.
Apabila ketinggian pucuk teh yang dibeberkan di Withering Througt
sudah menurun 40-50%, maka dilakukan proses pembalikan yang bertujuan
untuk merubah posisi daun yang tadinya berada di atas menjadi berada di
bawah sehingga proses pelayuannya merata. Pelayuan ini dilakukan selama
12-24 jam. ciri-ciri pucuk layu antara lain berwarna hijau kekuning-kuningan,
daunnya lemas dan tidak bisa dipatahkan, apabila dikepal akan menggempal
dan sulit terurai, dan keluar aroma segar dari pucuk layu. Pada turun layu
aliran udara panas akan dihentikan dan akan dialirkan udara segar agar pucuk
layu ini tidak mengalami fermentasi.
Analisa mutu pucuk pada pemetikan ini mempunyai tujuan untuk
menjaga kualitas bubuk teh hitam yang dihasilkan tetap baik. Analisa mutu
pucuk ini ada 2 macam, yaitu analisa pucuk dan analisa petik. Analisa pucuk
dilakukan dengan mengambil pucuk secara acak pada tiap bagian. Berat
pucuk yang diambil tersebut sebanyak 500 gram dari Withering Througt,
kemudian diacak lagi dan diambil lagi sebanyak 100 gram untuk dianalisa.
Sedangkan Analisa petik ini untuk mengevaluasi pekerjaan pemetikan dan
digunakan untuk pendugaan mutu hasil produksi. Analisa pucuk ini dilakukan
setelah pucuk dibeber di Withering Throug.
Penggilingan merupakan tahap pengolahan setelah proses pelayuan
agar terjadinya pembentukan mutu, baik fisika maupun kimia. Selama tahap
ini terjadi fermentasi yang merupakan ciri pengolahan teh hitam mengecilkan
dan memotong gulungan pucuk menjadi partikel, dan memudahkan dalam
proses selanjutnya yaitu pengeringan. Secara kimia akan terjadi peristiwa
bertemunya polifenol dan oksigen dengan bantuan enzim polifenol oksidase
yang akhirnya akan menentukan dasar terbentuknya mutu dalam (inner
quality) teh.
Oksidasi enzimatis yang bertujuan agar pucuk teh yang telah digiling
akan membentuk aroma dan rasa dari teh yang khas. Proses ini mengubah
polifenol menjadi senyawa yang membentuk karakteristik dan sifat teh hitam.
Selama proses fermentasi daun teh akan mengalami perubahan secara fisik
dan kimia. Perubahan secara fisik ditunjukan dengan perubahan bubuk teh
yang berwarna hijau menjadi bubuk teh yang berwarna coklat tua kemerahan.
Ini merupakan akibat dari perubahan kimia hasil oksidasi polifenol yang
membentuk theaflavin yang mendukung pembentukan rasa dan aroma, serta
teharubigin yang mendukung pembentukan warna air teh. Kedua senyawa ini
akan menentukan sifat dari air seduhan.
Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air pada bahan
dengan perlakuan termal yang bertujuan untuk menghentikan proses
fermentasi, mensterilkan dari kemungkinan adanya bakteri pada bubuk teh
yang terbawa dari proses sebelumnya, memberikan warna hitam pada
kenampakan teh, memperpanjang masa simpan produk dan memudahkan
proses sortasi dan penanganannya. Kadar air bubuk teh yang diharapkan
adalah 2-3%.
Pengujian mutu bertujuan untuk memastikan spesifikasi teknis
dikontrol dengan baik dan mengetahui kesesuaian antara produk yang
dihasilkan dengan standar yang ditetapkan mulai dari penerimaan bahan baku
pucuk sampai teh yang siap dikirim. Pengujian mutu dilaksanakan mulai dari
analisa pucuk pada saat pemetikan bertujuan untuk mengevaluasi mutu pucuk
yang merupakan dasar perkiraan mutu hasil olahan dan untuk perhitungan
harga pucuk, kriteria dan standar bahan baku pucuk. Pengujian mutu saat
pelayuan sampai ke pengeringan dilakukan untuk mengkondisikan agar bahan
yang diolah tetap dalam keadaan yang baik.
Pengujian inner dan outer quality, mencakup kenampakan teh, air
seduhan dan kenampakan ampas. Pengujian inner quality dilaksanakan untuk
penilaian aroma, rasa, warna air dan ampas seduhan. Pengujian outer quality
dilaksanakan untuk penilaian bentuk, kebersihan dari tulang dan serat serta
warna. Pengendalian mutu merupakan bagian dari suatu manajemen mutu
yang difokuskan pada pemenuhan persyaratan mutu. Dengan kata lain,
pengendalian mutu merupakan suatu tahapan dalam prosedur yang dilakukan
untuk mengevaluasi suatu aspek teknis pengujian dan atau kalibrasi. Dalam
penerapannya, pengendalian mutu merupakan cara pengendalian, pemantauan,
pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem manajemen
mutu telah dijalankan dengan efektif (Hadi, 2007).
Pada pengemasan memindahkan bubuk teh dari peti miring bagian
bawah menuju tea bulker dengan menggunakan conveyor. Pengisian tea
bulker ini dilakukan sampai tea bulker penuh. Kemudian dari corong keluaran
tea bulker diambil sampel untuk dibandingkan dengan standar. Pengepakan
ini sangat penting untuk dilakukan untuk memudahkan pengangkutan,
mencegah produk terkontaminasi, melindungi produk dari kerusakan,
memperpanjang umur simpan teh, serta sebagai media promosi.
D. Administrasi
1. Pengertian Administrasi
Administrasi adalah sebuah bentuk usaha dan aktivitas yang berhubungan
dengan pengaturan kebijakan agar dapat mencapai target/ tujuan
organisasi. Jadi, boleh dibilang bahwa administrasi punya peranan yang
sangat krusial dalam semua aktivitas sebuah organisasi.
Administrasi secara sempit dapat diartikan sebagai bentuk aktivitas yang
meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan sederhana, ketik-
mengetik, dan kegiatan lain yang sifatnya teknis ketatausahaan.
Sedangkan pengertian administrasi secara luas adalah semua proses
kerjasama antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk mencapai
target dengan memanfaatkan sarana dan prasarana tertentu secara berdaya
guna dan berhasil guna.
2. Unsur-Unsur Administrasi
Selain memahami pengertian administrasi, ada beberapa unsur penting
yang wajib ada di sebuah bidang bisnis. Menurut The Liang Gie, ada 8
unsur yang harus ada:
1. Organisasi
Tempat dimana kegiatan administrasi dilakukan. Dalam bisnis, orang-
orang yang bekerja di dalamnya akan dihimpun mejadi sebuah wadah.
2. Manajemen
Alat utama pelaksanaan administrasi. Ada pengatur, penggerak,
manajer dan tenaga operasional. Dalam manajemen ini masih dibagi
menjadi tiga kelompok; top management, middle management dan
lower management (mandor).
3. Komunikasi
Administrasi juga mengatur pola komunikasi antar departemen.
Misalnya melalui surat atau warta.
4. Kepegawaian
Ini berkaitan dengan penggunaan ternaga kerja. Dalam administrasi ada
proses yang saling berhubungan, yaitu; penerimaan, penempatan,
pendayagunaan dan pemberhentian kerja.
5. Keuangan
Ini berkaitan dengan pembiayaan kontrak kerjasama mulai dari cara
memperoleh dana hingga pertanggungjawabannya.
6. Perbekalan
Berhubungan dengan pengadaan barang, penyimpanan dan
penyingkiran. Pihak administrasi akan menyisir mana barang yang
dibutuhkan untuk kerja dan tidak.
7. Tata usaha
Meliputi kegiatan pencatatan, penyimpanan dan pengiriman.
8. Public Relation
Administrasi akan menciptakan peraturan bagaimana berhubungan
dengan masyarakat terutama konsumen.
3. Ciri-Ciri Administrasi
Di dalam kegiatan Administrasi ada beberapa karakteristik/ ciri-ciri yang
mudah dikenali, diantaranya adalah:
a) Administrasi memiliki tujuan yang jelas.
b) Di dalam Administrasi terdapat kelompok manusia yang terdiri dari dua
orang atau lebih.
c) Administrasi selalu berhubungan dengan kegiatan kerjasama.
d) Di dalam Administrasi terdapat usaha atau proses kerja.
e) Kegiatan di dalam Administrasi selalu terdapat kepemimpinan,
bimbingan, dan pengawasan.
4. Fungsi Administrasi
Berikut ini adalah beberapa fungsi administrasi dalam organisasi:
a) Planning (Perencanaan)
Planning adalah kegiatan perencana yang membutuhkan sebuah
aktivitas administrasi, mulai dari pengumpulan data, pengolahan data,
hingga penyusunan perencanaan.
b) Organizing (Penyusunan)
Organizing adalah kegiatan menyusun dan membangun komunikasi
kerja antara anggota-anggota dalam organisasi sehingga akan tercapai
suatu kesatuan usaha untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
c) Coordinating (Kordinasi)
Coordinating merupakan sebagian dari fungsi manajemen yang
melakukan sejumlah aktivitas agar berjalan baik dengan menjauhi
terjadinya suatu kekacauan, bentrok, kekosongan aktivitas yang
dilaksanakan dengan menghubungkan, menyatukan dan menyesuaikan
suatu pekerjaan bawahan yang sehingga terdapat kerjasama yang
terencana dalam suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
d) Reporting (Laporan)
Reporting adalah aktivitas penyampaian perkembangan atau hasil dari
suatu kegiatan dengan membuat dan memberikan laporan dari tugas dan
fungsi para pejabat yang lebih tinggi baik lisan ataupun tulisan untuk
mendapatkan gambaran tentang pelakasanaan tugas para anggota
organisasi.
e) Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Budgeting adalah aktivitas perencanaan dan pengelolaan keuangan atau
anggaran dalam organisasi yang dilakukan secara berkesinambungan.
f) Staffing (Penempatan)
Staffing adalah kegiatan yang berhubuungan dengan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya dalam sebuah organisasi; mulai dari
perkrutan tenaga kerja, pengembangan, perlengkapan di dalam
organisasi tersebut.
g) Directing (Pengarahan atau Bimbingan)
Directing adalah aktivitas berinteraksi dengan anggota organisasi dalam
bentuk memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas
dijalankan dengan baik guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
III. PELAKSANAAN MAGANG
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang bertempat di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI Unit
Usaha Kayu Aro Kecamatan Kayu Aro Barat Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.
Kegiatan magang berlangsung selama dua bulan, dimulai dari bulan Agustus
Hingga September 2019.

B. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Magang


No. Tanggal Rencana Kegiatan Keterangan/Tempat

1 31 Juli 2019 Keberangkatan dan tiba di Dari Bandara


padang Yogyakarta.

2 03 Agt 2019 Perkenalan dan pertemuan Kantor besar PTPN


dengan kepala SDM VI UU Kayu Aro

3 05 Agt 2019 Perkenalan dan pengarahan Kantor besar PTPN


kerja dengan Asisten VI UU Kayu Aro
Kepala

4 06 - 10 Agt 2019 Mempelajari pembibitan Afdeling E desa bento


setek teh dan budidaya
tanaman kopi di afdeling E

5 13 - 17 Agt 2019 Mempelajari perawatan Afdeling B Sungai


TM meliputi CWC, koret Jambu
eks pangkas dan
pemangkasan

6 19 - 24 Agt 2019 Mempelajari Taksasi, Afdeling C Sungai


Panen dan Pasca Panen Kering
7 26 - 31 Agt 2019 Mempelajari Pemupukan Afdeling C Sungai
lewat daun dan lewat tanah Kering

8 1 - 7 Sept 2019 Mempelajari cara Emplasment Pabrik


pengolahan teh hitam PTPN VI UU Kayu
ortodoks Aro

9 9 - 14 Sept 2019 Mempelajari cara Emplasment Pabrik


pengolahan teh hitam CTC PTPN VI UU Kayu
Aro

10 16 - 21 Sept Administrasi kebun Kantor pusat PTPN


2019 VI UU Kayu Aro

11 23 - 28 Sept Administrasi Divisi Kantor Afdeling B


1029 PTPN VI UU Kayu
Aro

C. Budidaya Tanaman Teh


1. Pembibitan tanaman teh
Pembibitan tanaman teh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembibitan
secara vegetatif dan generatif. Di perkebunan teh PTPN 6 kayu aro ini
dilakukan secara vegetatif dengan cara stek.
a) Pengambilan stek
Pengambilan stekrest dilakukan pada pohon induk yang sudah berumur 5
tahun yang sehat tidak terkena penyakit. Sebelum dilakukan pengambilan
stekrest pohon induk harus dipangkas sekitar 40 cm guna untuk
mendapatkan tunas-tunas baru. Setelah umur 4 bulan 1-2 minggu sebelum
pengambilan stekrest dilakukan tipping guna untuk menumbuhkan tunas-
tunas baru. Stekrest yang baik tumbuh sehat mengarah keatas berdaun
mulus, dan berwarna hijau tua mengkilap. Untuk 1 stekrest terdapat 4-6
benih. Pengambilan stekrest berada di 2/3 bagian tengah tiap ruas 1 daun
dengan menggunakan pisau tajam potongan 0,5 cm diatas ruas dan 4-5 cm
dibawah ruas dengan kemiringan potong sekitar 45o.
Stek yang sudah diperoleh tadi dimasukan ke dalam ember yang berisi air
bersih kemudian benih tadi dicelup ke dalam larutan fungisida Dhitane 2
gram dan Atonik 1-2 ml selama 5 menit untuk melindungi stek dari
gangguan jamur selama penyungkupan dan memacu pertimbuhan stek.

b) Persiapan media tanam


Media tanam yang digunakan yaitu tanah top soil 2/3 dan sub soil 1/3
bagian. untuk tanah top soil berada di bagian bawah dalam polibag dan
tanah sub soi berada di atas dalam polibag. Tujuannya adalah agar nutrisi
tanah topsoil yang subur tidak hilang ketika penyiraman, dan bisa juga
mengurangi pertumbuhan gulma karena gulma akan hidup di subsoil yang
kurang subur serta memudahkan banih untuk berakar dan tidak goyah.
Polybag yang digunakan untuk pembibitan digunakan polybag transparan
tujuannya adalah memudahkan untuk melihat pertumbuhan akar pada saat
menseleksi bibit sesuai grade.
c) Penanaman stek
Setelah media tanam seleseai maka selanjutnya penanaman stek. Stek
ditanam dengan menancapkan stek ke dalam polybag sedalam 2-3 cm.
Arah daun condong keatas, tanah pada pangkal stek dipencet sampai kokoh
setelah penanaman disiram dengan larutan dithane M-45 dengan
konsentrasi 0,2%. Setelah itu bedengan yang sudah berisi benih di sungkup
dengan tujuan untuk mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban.
Stek yang telah disungkup tidak boleh dibuka selama 6 bulan, kecuali bila
tanahnya mulai kering atau ada gangguan hama penyakit. Kalaupun
sungkup dibuka, segera tutup kembali agar kelembaban dalam sungkup
tidak hilang.Bibit yang sudah disungkup kemudian dilatih atau memasuki
proses aklimatisasi dimana bibit akan diberi cahaya matahari yang
berangsur-angsur mendekati intensitas yang tinggi.
d) Seleksi bibit
Setelah bibit berumur 6-7 bulan dilakukan seleksi bibit tujuannya untuk
menempatkan bibit yang seragam sesuai grade dan menseleksi bibit yang
berkalus. Penseleksian sesuai grade dilihat dengan tinggi bibi, untuk grade
A tinggi bibit >25 cm dan grade B tinggi bibit <25 cm.Untuk penempatan
bibit setiap grade bibit dengan panjang batang yang paling tinggi diletakan
di tengah bedengan dan yang tidak terlalu tinggi di letakan di samping.
Tujuannya adalah agar pada saat penyungkupan bibit yang tinggi tidak
mengenai sungkup.
e) Pemangkasan (centring)
Pemangkasan atau dikenal istilah centring ini dilakukan setelah dilakukan
penseleksian. Centring dilakukan setelah bibit berumur 7-8 bulan. Guna
centring ini untuk membentuk tunas baru dan menseragamkan tinggi bibit.
Alat untuk pemangkasan ini menggunakan gunting dengan ketinggian
pangkasan sekitar 25 cm.
2. Pemeliharaan pembibitan
a) Penyiraman
Pada pembibitan teh sangat membutuhkan banyak air untuk
pertumbuhannya, untuk peyiraman dilakukan 1 kali sehari. Penyiraman
menggunakan gembor dengan kapasitas 10 liter air. Penyiraman dilakukan
secara merata hingga tanah dalam polibag sampai jenuh.
b) Pemupukan pada pembibitan teh menggunakan pupuk daun dengan cara di
semprot dengan menggunakan bayfolan dosis 0,2% dengan rotasi 2
minggu.
c) Hama dan penyakit
Penyakit yang sering menyerang bibit teh adalah penyakit blister blight.
Untuk pengendaliannya ada dua cara yaitu secara manual dan kimiawi.
Untuk manual dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang
sedangkan untuk cara kimiawi dengan cara menyemprokan larutan benstar
15 gram dalam 1 kap sprayer. Hama yang menyerang bibit teh yaitu
walang, untuk pengendaliannya dengan menyemprotkan larutan confidor
15 gram dalam 1 kap sprayer.
3. Perawatan tanaman menghasilkan
a) CWC (Chemical weeding control)
Tujuan diadakan CWC ini yaitu untuk mengendalikan pertumbuhan gulma
yang tumbuh disekitar lingkungan tanaman budidaya teh yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya tersebut. Untuk pengendalian
gulma menggunakan supremo 1,5 liter dengan air sebanyak 200 liter untuk
luasan 1 Ha. Penyemprotan menggunakan knapsack sprayer yang
berkapasitas 15 liter. Penyemprotan dilakukan pada gawangan tanaman
dengan tinggi semprot 30 m dari atas tanah supaya tidak mengenai
tanaman teh. Penyemprotan ini dilakukan pada pagi hari tujuannya agar
herbisida yang disemprot tidak menguap ketika terkena panas matahari.
b) Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan bertujuan untuk membentuk bidang petik,
membersihkan bagian batang tanaman yang tidak produksi, dan menjaga
pertumbuhan vegetatif tanaman. Alat yang digunakan untuk pemangkasan
menggunakan alat pisau pangkas. Ada 4 macam pemangkasan yaitu 50, 55,
60, dan 65cm. Untuk pemangkasan 50-55 cm pangkasan bersih,
pemangkasan 60 cm merupakan pangkasan setengah bersih dan
pemangkasan 65 cm pangkasan produksi. Untuk rotasi pangkas 36-48
bulan dengan melihat kondisi tanaman tiap blok dengan cara menguji
kadar pati pada akar dan batang tanaman teh dengan menggunakan larutan
iodin. Jika warna tetesan iodin berwarna gelap maka kadar pati yang ada
pada tanaman teh mencukupi artinya pemangkasan dapat dilakukan.
c) Korek eks pangkas
Korek eks pangkas ini bertujuan untuk membersihkan gulma-gulma yang
berada di dalam tajuk tanaman teh menggunakan cangkul, membersihkan
cabang pensil menggunakan parang, dan membersihkan sisa-sisa hasil
pangkasan. Kegiatan ini dilakukan 1 bulan setelah pemangkasan.
d) Pemeliharaan lorong
Pemeliharaan melorong ini bertujuan untuk membentuk bidang petik agar
tanaman teh tidak tumbuh menyamping menutupi lorong, dan juga untuk
memudahkan pemanen untuk memanen teh. Melorong menggunakan
parang.
e) Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan memberi unsur hara kepada tanaman
sesuai kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. pemupukan
ini dibagi menjadi dua, pemupukan lewat daun dengan cara disemprot dan
pemupukan lewat tanah dengan cara pocket. Pemupukan lewat tanah
dilakukan 4 tahun sekali dengan melihat kondisi iklim dengan system
pemupukan dengan cara membuat lubang di lorong. Pupuk yang digunakan
antara lain urea, kcl, Za, SP-36 demgan dosis yang sudah ditentukan oleh
pusat.
Pemupukan lewat daun dengan cara menyemprot bagian permukaan
bidang petik dengan menggunakan alat yang bernama mist blower dengan
kapasitas 15 l. Untuk pemupukan lewat daun dilakukan 2 hari setelah
panen dan dilakukan kembali 10 hari sebelum panen.
f) Pulling out
Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan gulma yang tumbuh didalam
areal bidang petik agar mengurangi persaingan unsur hara dan menghindari
adanya kontaminasi gulma saat pemanenan.
4. Pemanenan
a) Taksasi panen
Taksasi panen bertujuan untuk memperkirakan hasil produksi harian
dengan mengambil sampel dengan target luasan jelajah mesin 1,5 Ha/hari.
Sampel dilakukan 3 kali dalam satu baris dengan ciri-ciri pertumbuhan
pucuk tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek tetapi sedang.
pengambilan sampel luasan 1 m x 1 m kemudian pucuk dipetik manual
setelah di petik ditimbang lalu hasil timbangan tadi di bagi dengan luasan
target jelajah mesin. Berat petik (luasan 1x1)/1,5 ha/hari (jelajah mesin)
b) Pemetikan jendangan
Pemetikan jendangan bertujuan untuk membentu bidang petik yang lebar
lebar dan rata dengan perlakuan petik secara manual. Pemetikan jendangan
dilakukan 3 bulan setelah pangkas apabila apabila 60% areal telah
memenuhi syarat untuk dijendang dan dilaksanakan minimal sebanyak 3 x
pemetikan. Pelaksanaan jendangan pertama dengan menggunakan alat ukur
petik dengan ketinggian ± 20 cm (sebagai dasar tinggi jendangan) dan
pemetikan selanjutnya mengikuti ketinggian petik ukur yang pertama.
Pemetikan jendangan ini dilakukan 3 bulan setelah pangkas.
c) Pemetikan produksi
Pemetikan produksi di PTPN 6 dengan cara mekanis dan manual. Namun
pemetikan lebih banyak dilakukan dengan cara mekanis. Dengan cara
mekanis ini dapat menghasilkan pucuk teh yeng lebih banyak serta
mengurangi pemakaian tenaga kerja. Pemetikan produksi ini dilakukan
secara terus menerus dengan siklus waktu tertentu. Siklus waktu yang
dimaksud yaitu selang waktu antara petikan saat ini dengan petikan yang
akan datang. Rotasi panen yang dibutuhkan untuk bahan pengolahan CTC
dibutuhkan waktu 21 hari, jika setelah 21 hari masih terdapat banyak
burung maka rotasi dinaikan ke 25 hari dan bahan ini digunakan untuk
pengolahan Ortodoks.
d) Penanganan pasca panen
Setelah panen maka perlu dilakukannya penanganan pasca panen yang
berupa mensortasi hasil pucuk yang diperoleh dari berbagai jenis
kontaminan seperti cakar ayam, daun tua, gulma, hama, daun kering, daun
yang terserang penyakit. Gunanya untuk menjaga hasil mutu pucuk teh.

Gambar 16. Hasil panen disorttasi Gambar 17. Teh masuk ke fishnet
D. Pengolahan Teh
Sistem pengolahan teh hitam di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu
system orthodox serta sistem baru system CTC (Crushing, Tearing, curling).
Pengolahan sistem orthodox murni di Indonesia hampir tidak lagi dilaksanakan,
yang umum dilaksanakan adalah sistem orthodox rotorvane. Hal ini disebabkan
oleh tuntutan pasar dunia yang beralih ke teh hitam dengan partikel yang lebih
kecil. Sistem CTC (Crushing, Tearing,Curling) merupakan sistem pengolahan
teh yang relativ baru di indonesia, sehingga masih jarang di jumpai di Indonesia.
1. Pengolahan CTC (Crushing, Tearing, Curling)
Proses CTC dilaksanakan sejalan dalam satu kali putaran dari
sepasang roll dalam proses penggilingan daun. Pada prinsipnya pengolahan
teh hitam bertujuan untuk membuat teh dengan kualitas yang baik, rasa yang
enak, aroma yang harum, warna yang segar, bentuk yang bagus/seragam dan
dapat memenuhi syarat-syarat penilaian yang telah menjadi ukuran (standart)
bagi para pembeli atau konsumen sesuai dengan iklim maupun kemauan
pasar. Adapun tahap pengolahan teh hitam CTC di pabrik pengolahan
adalah: Penerimaan pucuk, Pelayuan, Penggilingan, Fermentasi,
Pengeringan, sortasi kering, tester, dan pengepakan.
a) Penerimaan pucuk
Bahan baku datang dari kebun menggunakan truk dan kemudian
masuk ketempat penimbangan. Tujuan dilakukan penimbangan adalah
untuk mengetahui berat pucuk segar yang masuk dan mengetahui
kesesuaian antara timbangan kebun dengan timbangan pabrik. Untuk
penimbangan dilakukan 3 kali dalam sehari. Dengan timbangan pertama
11.00, timbangan ke dua 14.30, dan timbangan ke tiga 16.30. Setelah itu
masuk ke stasiun penerimaan kemudian bahan baku diangkut
menggunakan monorail dan diletakan di withering trhough.

Gambar 19. Penimbangan pucuk basah Gambar 20. penerimaan pucuk basah

b) Analisis mutu
Setelah penerimaan pucuk dilakukan analisis mutu tujuannya
untuk mengetahui mutu yang ada pada pucuk sesuai atau tidak dengan
standard mutu yang di inginkan oleh pabrik, kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui mutu standar (MS) pucuk dan harga tiap
kilogramnya.
Tahap pelaksanaan analis mutu yaitu :
a. Sampel mutu diambil secara acak ± 1kg dari WT
b. Kemudian sampel dibagi 4 (±250 gr untuk analisa)
c. Sampel yang diambil dipisahkan antara petikan kasar dan petikan
halus, kemudian masing –masing bagian yang telah dipisahkan
ditimbang untuk mengetahui beratnya.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑃𝑢𝑐𝑢𝑘𝑀𝑢𝑑𝑎𝑌𝑎𝑛𝑔𝑇𝑒𝑙𝑎ℎ𝑑𝑖𝑆𝑒𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖 (𝑔𝑟)
MutuPucuk = × 100%
250 𝑔𝑟

Untuk CTC sendiri Mutu pucuk yang di butuhkan >65% hal


ini bertujuan untuk mendapatkan rasa, warna dan aroma yang baik
pada proses teh kering. Selain itu analisa mutu ini dapat dijadikan
pelajaran untuk pihak lapangan dalam proses pemanenan misal
terdapat banyak cakar ayam, daun lepas dan lain-lain supaya kinerja
pemanenan dapat ditingkatkan lagi.

Gambar 21. Penimbangan pucuk basah


c) Pelayuan
Pelayuan bahan baku teh dilakukan menggunakan WT
(withering trough), dengan alat ini dapat mempercepat proses
pelayuan. Untuk tingkat pelayuan yang dibutuhkan dalam proses
pengolahan CTC ini yaitu 68-70% dengan derajat layu 32-35%. Proses
pelayuan, berlangsung selama 8-10 jam dengan suhu udara
ruangan350 C dan kelembapan udara 60-75%. Setelah ± 6 jam
dihamparkan maka dilakukan pembalikan, dan harus benar-benar
memenuhi syarat bahwa sebagian pucuk bawah yang akan dibalik
sudah mendekati kondisi layu, hal ini dapat diketahui tanda-tanda
pucuk layu tetap berwarna hijau dan bila diremas menggumpal serta
kepalan dibuka kembali daun mekar kembali, pucuk tidak mudah
dipatahkan dengan kondisi yang lemas dan lentur, pucuk mempunyai
aroma segar dan tidak berbau asap. Selain dilihat dari tanda-tanda
pelayuan dapat juga diuji dengan pengujian kadar air yaitu 70%,
Gambar 22. Pelayuan (WT)
d) Turun layu
Setelah kadar tingkat kelayuan 70% maka bahan baku yang
sudah dilayukan dimuat ke dalam gentong dengan kapasitas 20-25 kg.
Lalu isi bahanbaku tadi di keluaran dan dimasukan ke dalam
conveyor(alat penghubung antar stasiun), dan di teruskan ke green leaf
shifter yaitu mesin ayakan untuk memisahkan pucuk dengan kotoran,
batu, kerikil, pasir yang tercampur didalam pucuk, Turunan layu
disesuaikan dengan kapasitas isian penggilingan CTC ±890-
950kg/jam.

Gambar 23. Turun daun layu


e) Ayakan pucuk di GLS (Grand Lift System)
Bahan baku masuk kedalam conveyor kemudian masuk ke
dalam GLS. GLS berfungsi untuk untuk mengayak pucukt teh yang
telah dilayukan dan untuk memisahkan material lain dari pucuk teh
yang kemungkinan bisa terbawa dari kebun seperti batu, besi, logam
dan juga untuk meratakan pucuk yang masih menggumpal-gumpal.
Gambar 24. 1Mesin GLS (Grand Lift System)

f) Penggilingan
Setelah dari GLS selanjutnya dilanjutkan ke mesinrotorvane
(RV), rotorvane (RV) digunakan untuk mengubah bentuk pucuk teh
layu sehingga terjadi penghancuran dan pemerasan seri sel yang
selanjutnya diserap kembali secara merata oleh pucuk yang telah
berubah bentuk. Hasil dari RV tadi dilanjutkan ke mesin treeplex x
yang dilakukan sebanyak tiga kali dengan tahapan roll 1, roll 2, roll 3
dengan gigi gilingan 80/𝑖𝑛𝑐ℎ2 ,100/𝑖𝑛𝑐ℎ2 ,100/𝑖𝑛𝑐ℎ2 . Fungsi treeplex x
untuk penggilingan. Penggilingan pertama pucuk masih berbentuk
kasar, gilingan kedua pucuk pucuk sudah halus namun masih berserat,
dan gilingan ketiga pucuk berbentuk halus.
g) Gogi
Setelah dari treeplex x bahan tadi dilanjutkan ke mesin gogi.
Gogi merupakan alat berbentuk tabung/silinder dengan diameter depan
lebih besar dari pada diamater belakang. Prinsip kerja dari mesin
googie memadatkan partikel bubuk dan memisahkan serat-serat teh
yang sudah diperoses sehingga serat daun akan menempel pada
dinding gogi, dan membuat hasil gilingan teh tersebut menggulung.
Mesin ini harus dibersihkan dari serat setiap 10-15 menit sekali agar
penyerapan serat dapat diserap secara merata.
h) Fermentasi
Istilah fermentasi banyak digunakan untuk pengolahan industri
pertanian, misalnya fermentasi alkohol, fermentasi ragi dan lain-lain.
Namun istilah fermentasi atau pemeraman pada pengolahan teh
sebenarnya adalah sejumlah besar reaksi kimia antara satu dengan
lainnya ditandai dengan aktivitas enzim. Fermentasi ini untuk
mendapatkan teh yang berwarna cokelat tua dan harum baunya. Lama
fermentasi dibutuhkan waktu 80-100 menit dengan suhu 27-290 C.
Untuk fermentasi sendiri ada 5 tingkatan, dengan ketebalan bahan
baku 5-7 cm.
i) Pengeringan
Setelah dari fermentasi dilanjutkan ke pengeringan dengan
menggunakan alat FBD (fluid bed drier). Tujuan dilakukan
pengeringan ini untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis dari
seyawa poliphenol pada zat-zat pendukung kualitas mencapai optimal.
Pengeringan yang dilakukan untuk mendapatkan kadar air 2,5-3,5%
supaya bahan baku tidak mudah terkontaminasi oleh jamur.
Pengeringan ini menggunakan 2 suhu yaitu outlet dan intlet, suhu
intlet 110-120°C dan suhu outlet 90-100°C dengan lama waktu
pengeringan 25-30 menit.
j) Sortasi
Setelah dari FBD (Fluid Bed Dryer) maka dilanjutkan lagi ke
sortasi. Tujuan dilakukan sortasi untuk mendapatkan masing-masing
grade sesuai mesh ayakan yg sudah ditentukan. Untuk alat yng
digunakan yaitu vibro trinit. Vibro trinit yang digunakan ada 3, dimana
masing-masing trinit memiliki mesh yang berbeda-beda dan tentu pula
menghasilkan jenis teh yang berbeda-beda.
Proses awal sortasi ini dimulai dari bahan teh masuk ke mesin
vibro jumbo dengan menggunakan conveyor. Setelah masuk maka
akan dilakukan pengayakan dengan mesh 8 kemudian didapat 2 hasil
yaitu bubuk yang lolos ayakan dan bubuk yang tidak lolos ayakan.
Bubuk yang lolos ayakan akan melewati minirol yang berfungsi
menghilangkan serat-serat pada bubuk. Kemudian bubuk akan
ditampung kedalam tea bin. Kemudian diteruskan ke mesin midle tone
yang memiliki dua tingkat ayakan dimana ayakan ini berfungsi untuk
memisahkan batang dan kulit batang dari bubuk menggunakan mesh
18 dan mesh 24. Bubuk yang lolos di mesh 18 akan diteruskan ke
vibro trinit 1, bubuk yang lolos di mesh 24 akan diteruskan ke vibro
trinit 2 sedangkan bubuk yang tidak lolos di mesh 18 dan 24 akan
diteruskan ke vibro trinit 3. Pada vibro trinit ini bubuk akan tersortasi
sesuai grade. Untuk Vibro trinit 1 menghasilkan bubuk teh PD, PF,
D1, FANN dan D2. Vibro trinit 2 menghasilkan bubuk teh D1, PD,
FANN, dan D2. Vibro trinit 3 menghasilkan bubuk teh BP1. Untuk
grade ada 3 jenis, grade 1 yaitu BP1 (broken pecco 1), PF1 (pecco
fanning 1), FANN, PD (pecco dust), Dust 1, Grade 2 yaitu Dust 2, dan
grade 3 yaitu TW (teawaste).

VIBRO JUMBO

Mesh 8

TIDAK LOLOS AYAKAN


MINIROL
(TEA WASTE & FLUFF)

TEA BIN
Skema sortasi
k) Tester
Setelah dilakukan sortasi maka perlu dilakukan tester terlebih
dahulu sebelum dilakukan pengepakan. Pada tester ada beberapa hal
yang diuji yaitu,
1. Uji densitas
Uji densitas merupakan besaran kerapatan massa dari suatu benda
yang diwujudkan pada bentuk berat benda tiap volume dari benda
tersebut. Cara menguji densitas yaitu dengan cara menimbang
sampel seberat 100 gram kemudian dimasukkan ke dalam gelas
ukur, kemudian diukur berapa ml volumenya. Standar volumenya
sudah ditentukan berdasarkan jenis teh.
Tabel . standart dencity teh hitam CTC kayu aro
NO Jenis CC/100 gram (free fall)
1 BP I 300 cc - 330 cc
2 PF I 250 cc - 295 cc
3 PD 250 cc - 280 cc
4 DI 240 cc - 260 cc
5 D II 235 cc - 245 cc
6 FANN 290 cc - 310 cc
2. Uji organoleptik
Pada pengujian ini menggunakan alat indra rasa, penglihat, dan
aroma dengan cara membuat teh seduh yang akan diberi penilaian.
Untuk membuat teh seduh pertama harus menuang bubuk teh yang
sudah selesai diolah dengan takaran 5,6 gram kemudian dituang
dengan air mendidih 200 cc setelah itu dibiarkan selama 5 menit.
Setelah 5 menit lalu air seduhan dituang kedalam mangkuk
kemudian diberi penilaian terhadap appearance, liquor, dan
ampas.
a) Appearance (penampakan)
Untuk penilaian appearance menggunakan organ mata untuk
memberikan penilaian. Ada beberapa yang harus dinilai yaitu
warna, kerataan. Kebersihan, bentuk dan ukuran dengan
penilaian sesuai standar yang sudah ditentukan.
b) Liquor
Untuk penilaian ini menggunkan organ mata dan mulut. Ada
beberapa yang harus diinilai yaitu warna air dan kekuatan.
Kekuatan ini merupakan rasa dari teh yang dihasilkan tersebut.
c) Ampas
Untuk penilaian ini menggunakan organ mata. Ada beberapa
yang harus dinilai yaitu warna dan kerataan.
3. Uji kadar air
Untuk pengujian kadar air menggunakan alat yang bernama
sartorius dengan sampel yang dibutuhkan seberat 5 gram dan
diletakan dalam lempeng aluminium. Pengujian kadar air pada
bubuk sampel selama 5 menit, jika kadar air <2,2 maka bubuk
terlalu kering (gosong). Jika kadar air > 3,6 maka bubuk terlalu
lembab sehingga mudah berjamur. Kadar air yang baik adalah 2,6-
3,5%.
l) Pengepakan
Setelah teh yang sudah di masukan ke dalam bin sesuai grade
masing-masing, maka dilanjutkan pengepakan jika dalam 1 bin sudah
menampung 1 ton. Proses pengepakan sendiri dimulai dari bin
disalurkan menggunakan conveyor masuk ke dalam blender yang
bertujuan untuk mencampur aduk teh agar merata, kemudian
ditampung ke dalam kemasan dengan berat yang berbeda tiap-tiap
jenis teh. Setelah itu ditimbang kemudian diletakan kedalam packer
agar meratakan teh didalam kemasan setelah itu di masukan ke dalam
presser agar kemasannya padat. Tujuan dari pengepakan ini adalah
mencegah pengaruh lingkungan yang bisa merusak bubuk teh,
mempermudah pengangkutan bubuk teh dan mempermudah
penyimpanan. Pengemasan bubuk teh menggunkan paper sack dan
aluminium foil yang berguna untuk mencegah penyerapan air dari
lingkungan.

Tabel 5. Berat jenis pengepakan teh hitam CTC


NO Jenis Teh Paper Sack (kg) Per chop = 20 ps (kg)
1 BP I 55 1100
2 PF I 58 1160
3 PD 65 1300
4 DI 57 1140
5 D II 65 1300
6 FANN 55 1100
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro 2018
Tabel . jenis grade teh CTC
Grade I Grade II Grade III

BP I DII TW
PF I
PD
DI
FANN

j) Penyimpanan atau penggudangan


Penggudangan produk memiliki ketentuan atau persyaratan
dimana produk harus memiliki jarak dengan dinding 5 cm, jarak
dengan lantai 7-10 cm. Gudang memiliki volume dengan panjang 25
m, lebar 10 m dan tinggi 7 m, mampu menampung 3000 sack atau 150
chop × 20 sack produk teh kering dalam kemasan. Fasilitas gudang
yang tersedia meliputi penerangan dan ventilasi udara yang dijaga,
selain itu gudang dilakukan pembersihan 2 hari sekali setelah
dilakukan pemindahan produk untuk pengiriman.
Material bangunan terbuat dari kayu, semen, dan seng serta
untuk jarak pondasi dengan tanah ± 1 m yang bertujuan menghindari
uap dari penguapan tanah. Jarak gudang dengan gerbang masuk pabrik
juga relatif dekat sehingga memudahkan proses pemindahan produk ke
dalam truk pengiriman jarak gudang yang bersebelahan dengan pos
satpam meningkatkan tingkat keamanan produk.
2. Pengolahan Ortodoks
Untuk pengolahan Ortodoks sedikit lebih rumit dibandingkan dengan
pengolahan CTC, berikut tahapan proses pengolahan Ortodoks;
a) Penimbangan
Bahan baku datang dari kebun menggunakan truk dan kemudian
masuk ketempat penimbangan. Tujuan dilakukan penimbangan adalah
untuk mengetahui berat pucuk segar yang masuk dan mengetahui
kesesuaian antara timbangan kebun dengan timbangan pabrik. Untuk
penimbangan dilakukan 3 kali dalam sehari. Dengan timbangan
pertama 11.00 Wib, timbangan ke dua 14.30 Wib, dan timbangan ke
tiga 16.30 Wib. Setelah itu masuk ke stasiun penerimaan kemudian
bahan baku diangkut menggunakan monorail dan diletakan di
withering trhough.
b) Analisis mutu
Setelah penerimaan pucuk dilakukan analisis mutu tujuannya
untuk mengetahui mutu yang ada pada pucuk sesuai atau tidak dengan
standard mutu yang di inginkan oleh pabrik, kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui mutu standar (MS) pucuk dan harga tiap
kilogramnya.
Tahap pelaksanaan analis mutu yaitu :
1. Sampel mutu diambil secara acak ± 1kg dari WT
2. Kemudian sampel dibagi 4 (±250 gr untuk analisa)
3. Sampel yang diambil dipisahkan antara petikan kasar dan petikan
halus, kemudian masing –masing bagian yang telah dipisahkan
ditimbang untuk mengetahui beratnya.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑃𝑢𝑐𝑢𝑘𝑀𝑢𝑑𝑎𝑌𝑎𝑛𝑔𝑇𝑒𝑙𝑎ℎ𝑑𝑖𝑆𝑒𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖 (𝑔𝑟)
Mutu pucuk = × 100%
250 𝑔𝑟

Untuk Ortodoks sendiri mutu pucuk yang di butuhkan >55% hal


ini bertujuan untuk mendapatkan rasa, warna dan aroma yang baik
pada proses teh kering. Selain itu analisa mutu ini dapat dijadikan
pelajaran untuk pihak lapangan dalam proses pemanenan misal
terdapat banyak cakar ayam, daun lepas dan lain-lain supaya kinerja
pemanenan dapat ditingkatkan lagi.
c) Pelayuan
Pelayuan bahan baku teh menggunakan WT (Withering
Trough) dengan lama pelayuan 12-14 jam. Tingkat kelayuan yang
dibutuhkan dalam proses Ortodoks ini 48-50% dengan suhu ruangan
19-21oC.
Selama pelayuan dilakukan 2 kali pembalikan hamparan bahan
baku tujuannya agar pelayuan yang dilakukan merata secara
keseluruhan. Pembalikan dilakukan setelah 6 jam pelayuan dan
berikutnya 2 jam setelah pembalikan pertama.
d) Turun daun layu
Setelah pelayuan selesai maka dilanjutkan ke tahap turun daun
layu ke mesin OTR (Open Top Roller). Daun layu dimasukan ke
dalam gentong dengan kapasitas 18-20 kg dan diangkut menggunakan
monorail menuju lantai 2 yang mana terdapat corong untuk
memasukan daun layu ke OTR dengan kapasitas 1 OTR yaitu 350 kg.
e) Penggilingan
OTR berfungsi untuk menggiling daun layu. Proses di dalam
OTR membutuhkan waktu 40 menit dan buka pintu bawah 5 menit
serta pengisian daun layu ke dalam OTR selama 10 menit. Setelah itu
hasil penggilingan tadi dilanjutkan ke mesin DIBN 1 (Double Indian
Broken Nation) yang berfungsi untuk pengayakan. Hasil dari DIBN 1
ini ada dua jenis yaitu bubuk 1 dan bubuk tidak lolos ayakan. Bubuk
yang tidak lolos ayakan akan dilanjutkan ke OTR lagi supaya
mendapatkan hasil yang lebih halus lagi. Bubuk yang telah melewati
OTR dihantarkan ke DIBN II dan menghasilkan bubuk II. Kasaran
bubuk II (bubuk yang tidak lolos terayak) di DIBN II langsung menuju
ke RV (Rotorvane) melalui convenyor, bubuk yang keluar dari RV
diayak di DIBN III dan menghasilkan bubuk III. Kasaran bubuk III
(bubuk yang tidak lolos terayak di DIBN III) dimasukkan ke RV dan
menghasilkan bubuk IV, kasaran bubuk IV menghasilkan badag
(batang daun).
Bubuk yang keluar masing-masing DIBN ditampung dengan
tambir (loyang dari aluminium). Ketebalan bubuk I, II, III adalah 4-5
cm dan ketebalan bubuk IV yaitu 6-8 cm. Sedangkan ketebalan jenis
badag yaitu 7-10 cm, dengan kapasitas sekitar 5-6 kg/tambir. Tambir
yang berisi bubuk disusun dalam trollys (alat bantu untuk membawa
setiap tambir ke pengolahan selanjutnya yakni fermentasi), satu trollys
berkapasitas 10 tambir.
Skema penggilingan

OTR DIBN IV

DIBN I ROTOR VANE

OTR DIBN III

DIBN II ROTOR VANE


f) Fermentasi
Selanjutnya hasil bubuk tadi di bawa ke stasius fermentasi
yang bertujuan untuk mendapatkan aroma, rasa, dan warna pada bubuk
teh. Fermentasi dilakukan selama 55 menit dengan suhu basah 200C
dan suhu kering 220C.
g) Pengeringan
Untuk tiap jenis bubuk berbeda pula alat mesin pengeringan
yang digunakan. Untuk bubuk 1 menggunakan mesin conquest, bubuk
2 menggunakan mesin FBD 1 (Fluid Bed Dryer), bubuk 3 dan 4
menggunajan mesin FBD 2, dan badag menggunakan mesin TSD.
h) Sortasi
Selanjutnya untuk sortasi menggunakan alat mesin vibro trinit.
Tiap-tiap jenis bubuk menggunakan alat vibro trinit yang berbeda-
beda. Untuk bubuk badak menggunakan vibro trinit 1, bubuk entengan
vibro trinit 3, bubuk 1 bubuk 2 bubuk 3 dan bubuk 4 menggunakan
vibro trinit 5.
VIBRO JUMBO

MIDLE TONE

TEA BIN I TEA BIN II TEA BIN III

VIBRO VIBRO VIBRO

PRESS PRESS PRESS

MORES MORES MORES


i) Tester
Setelah dilakukan sortasi maka perlu dilakukan tester terlebih
dahulu sebelum dilakukan pengepakan. Pada tester ada beberapa hal
yang diuji yaitu,
1. Uji densitas
Uji densitas merupakan besaran kerapatan massa dari suatu benda
yang diwujudkan pada bentuk berat benda tiap volume dari benda
tersebut. Cara menguji densitas yaitu dengan cara menimbang
sampel seberat 100 gram kemudian dimasukkan ke dalam gelas
ukur, kemudian diukur berapa ml volumenya. Standar volumenya
sudah ditentukan berdasarkan jenis teh.
Tabel . standar dencity teh hitam ortodoks kayu aro
NO Jenis Teh CC/ 100 gram (free fall)
1 BOP I 350 cc – 380 cc
2 BOP 340 cc – 350 cc
3 BOPF 330 cc – 335 cc
4 PF 290 cc – 295 cc
5 DUST 250 cc – 255 cc
6 BP 245 cc – 250 cc
7 BT 410 cc – 420 cc
8 PF II 280 cc – 305 cc
9 DUST II 240 cc – 245 cc
10 DUST III 225 cc – 230 cc
11 DUST IV 210 cc – 230 cc
12 BP II 250 cc – 260 cc
13 BT II 330 cc – 370 cc
14 FANN II 290 cc – 310 cc

2. Uji organoleptik
Pada pengujian ini menggunakan alat indra rasa, penglihat, dan
aroma dengan cara membuat teh seduh yang akan diberi penilaian.
Untuk membuat teh seduh pertama harus menuang bubuk teh yang
sudah selesai diolah dengan takaran 5,6 gram kemudian dituang
dengan air mendidih 200 cc setelah itu dibiarkan selama 5 menit.
Setelah 5 menit lalu air seduhan dituang kedalam mangkuk
kemudian diberi penilaian terhadap appearance, liquor, dan
ampas.
1. Appearance (penampakan)
Untuk penilaian appearance menggunakan organ mata untuk
memberikan penilaian. Ada beberapa yang harus dinilai yaitu
warna, kerataan. Kebersihan, bentuk dan ukuran dengan
penilaian sesuai standar yang sudah ditentukan.
2. Liquor
Untuk penilaian ini menggunkan organ mata dan mulut. Ada
beberapa yang harus diinilai yaitu warna air dan kekuatan.
Kekuatan ini merupakan rasa dari teh yang dihasilkan tersebut.
3. Ampas
Untuk penilaian ini menggunakan organ mata. Ada beberapa
yang harus dinilai yaitu warna dan kerataan.
j) Silir
Siliran ini bertujuan untuk memisahkan kembali hasil sortasi
berdasarkan berat jenis. Alat yang digunakan winower dengan cara
kerja menghembuskan angin dari bawah.
k) Finishing
Finishing ini bertujuan untuk membersihkan bubuk dari stolok.
Stolok merupakan serat-serat teh yang berupa kulit batang. Alat yang
digunakan yaitu vibro finis.
l) Pengepakan
Pengepakan dapat dilakukan jika di dalam bin sudah
menampung minimal 1 ton tiap-tiap jenis bubuk teh. Proses
pengepakan sendiri dimulai dari bin disalurkan menggunakan
conveyor masuk ke dalam blender yang bertujuan untuk mencampur
aduk teh agar merata, kemudian ditampung ke dalam kemasan dengan
berat yang berbeda tiap-tiap jenis teh. Setelah itu ditimbang kemudian
diletakan kedalam packer agar meratakan teh didalam kemasan setelah
itu di masukan ke dalam presser agar kemasannya padat. Tujuan dari
pengepakan ini adalah mencegah pengaruh lingkungan yang bisa
merusak bubuk teh, mempermudah pengangkutan bubuk teh dan
mempermudah penyimpanan. Pengemasan bubuk teh menggunkan
paper sack dan aluminium foil yang berguna untuk mencegah
penyerapan air dari lingkungan.
Tabel 5. Berat jenis pengepakan teh hitam Ortodoks
NO Jenis Teh Paper Sack (kg) Per chop = 20 ps (kg)
1 BOP I 45 900
2 BOP 50 1000
3 BOPF 51 1020
4 PF 55 1100
5 DUST 62 1240
6 BP 65 1300
7 BT 40 800
8 PF II 56 1120
9 DUST II 65 1300
10 DUST III 65 1300
11 DUST IV 65 1300
12 BP II 63 1260
13 BT II 50 1000
14 FANN II 57 1140

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro 2018

Tabel 6. Jenis-jenis teh Ortodokss

Grade I Grade II Grade III

BOP I PF II BROKEN MIX


BOP DUST II FLUFF
BOPF BP II
PF BT II
DUST I DUST III
BP DUST IV
BT FANN II
FANN III
FANN IV

m) Penyimpanan atau penggudangan


Penggudangan produk memiliki ketentuan atau persyaratan
dimana produk harus memiliki jarak dengan dinding 5 cm, jarak
dengan lantai 7-10 cm. Gudang memiliki volume dengan panjang 25
m, lebar 10 m dan tinggi 7 m, mampu menampung 3000 sack atau 150
chop × 20 sack produk teh kering dalam kemasan. Fasilitas gudang
yang tersedia meliputi penerangan dan ventilasi udara yang dijaga,
selain itu gudang dilakukan pembersihan 2 hari sekali setelah
dilakukan pemindahan produk untuk pengiriman.
Material bangunan terbuat dari kayu, semen, dan seng serta
untuk jarak pondasi dengan tanah ± 1 m yang bertujuan menghindari
uap dari penguapan tanah. Jarak gudang dengan gerbang masuk pabrik
juga relatif dekat sehingga memudahkan proses pemindahan produk ke
dalam truk pengiriman jarak gudang yang bersebelahan dengan pos
satpam meningkatkan tingkat keamanan produk.
E. Administrasi Perusahaan
1. Organisasi Perusahaan
Organisasi dalam arti sederhana sering diartikan sebagai kelompok
orang yang bekerjasama dan ingin mencapai tujuan bersama. Organisasi
didirikan karena beberapa tujuan tertentu yang hanya dapat dicapai melalui
tindakan yang harus dilakukan bersama-sama, apakah tujuan itu berupa laba,
pemberian pendidikan, sosial dan lain-lain. Dalam literatur dewasa ini, arti
organisasi beraneka ragam. Walaupun banyak perbedaan dalam memberikan
pengertian atau definisi organisasi oleh beberapa ahli manajemen, tetapi
perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai elemen dasar yang sama yaitu
adanya sekelompok orang, kerjasama, proses pembagian kerja, pengaturan
hubungan dan tujuan yang hendak dicapai. Organisasi sebagai struktur tata
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-
orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai tujuan yang tertentu.
a) Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro
merupakan pembagian kerja pada PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha
Kayu Aro yang terdiri dari :
1. Manajer
Manajer memiliki fungsi utama untuk mengelola Unit Usaha/Unit untuk
mencapai tujuan perusahaan, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pengamanan aset perusahaan yang ada di kebun termasuk
pembinaan sumber daya manusia.
Adapun tugas dan tanggung jawab seorang manager adalah mengkoordinir
seluruh kegiatan manajemen diperusahaan, menentukan harga bahan baku,
menangani keluhan pelanggan terhadap mutu produk dan menindak-
lanjuti hingga tuntas, bertanggung jawab terhadap kontrak penjualan dan
menentukan kebijakan perusahaan.
2. Asisten Kepala
Asisten kepala memiliki fungsi utama untuk membantu Manager dalam
mengelola produksi di kebun dalam upaya mengoptimalkan potensi
tanaman sesuai kualitas dan kuantitas yang telah ditentukan serta
pengendalian biaya untuk pencapaian tujuan perusahaan.
3. Kepala Tata Usaha (KTU)
Tugas dan tanggung jawab kepala usaha yaitu mengelola semua kegiatan
administrasi dan keuangan dalam lingkungan pabrik untuk mendapatkan
data yang benar dan akurat sehingga menghasilkan laporan dan informasi
yang tepat waktu, relevan dan konsisten sebagai alat pengendalian,
pengamanan asset dan sumber daya serta pengambilan keputusan.
4. Kepala Pabrik
Tugas dan tanggung jawab Kepala Pabrik adalah membantu manager
dalam mengelola pabrik teh hitam (ortodok) untuk
mengelola/mengoptimalkan hasil produksi teh sesuai dengan kuantitas dan
kualitas yang telah ditentukan serta pengendalian biaya untuk mencapai
tujuan perusahaan. Kepala pabrik langsung membawahi/mengawasi
bagian laboratorium (tester). Pengolahan, mekanik, adrimistrasi pabrik,
dan bagian instalasi pabrik.
5. Asisten Administrasi
Tugas dan tanggung jawab asisten administrasi yaitu:
a. Menjamin dokumen sistem mutu ditetapkan dan tersedia pada semua
bagian yang membutuhkan.
b. Menjamin sistem mutu diterapkan oleh semua bagian.
c. Melaporkan kinerja penerapan sistem mutu kepada direktur.
6. Asisten Teknik
Tugas dan tanggung jawab asisten teknik yaitu:
a. Membuat program perawatan mesin dan peralatan produksi.
b. Melakukan perawatan dan perbaikan mesin.
c. Bertanggung jawab terhadap kesesuaian penggunaan mesin-mesin
produksi dan sarana-sarana pendukung produksi lainnya sekaligus
dalam hal pemeliharaannya dan perbaikan dalam mendukung
kelancaran proses produksi.
7. Asisten Pengolahan
Asisten pengolahan bertanggung jawab dalam melaksanakan pengolahan
sesuai jadwal yang ditentukan. Sehingga mencapai hasil yang optimal dan
melaksanakan absensi karyawan yang menjadi tanggung jawab serta
menyusun laporan harian.
8. Asisten Afdeling
Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan tanaman dan pemanenan serta
mengawasi keadaan kebun. Asisten afdeling dibagi disetiap afdeling mulai
dari afdeling A sampai afdeling F.

b) Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia yang ada di PTP. Nusantara VI UU Kayu Aro
ditunjukkan pada Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 6. Karyawan Pimpinan dan Papambun.
Golongan Jumlah
OJT 1 orang
IIIB 8 orang
IIIC 1 orang
IIID 1 orang
IVA 2 orang
IVB 1 orang
IVC 0 orang
IVD 0 orang
Perwira Pengamanan 1 orang
Dokter Polikbun 1 orang
Jumlah 16 orang

Tabel 7.Susunan Manajemen PTP. Nusantara VI Unit Usaha KayuAro


Nama Jabatan
Fadly Wahyudi,S.P Manajer
Hery Kurniawan Asisten Kepala
Aspen Masinis Kepala
Hince KTU
Kamianto Asisten SDM/Umum
Saridi Asisten Pengolahan
Bagus Probo H. Asisten Pengolahan/Teknik
Imron R. Ginting Asisten Tanaman Afd. A
Arnold H. Saragih Asisten Tanaman Afd. B
Hendrik S.P. Siregar Asisten Tanaman Afd. C
Hilal S. Arifin Lubis Asisten Tanaman Afd. D
Tetra Brata Asisten Tanaman Afd. E
Andika Wardana Asisten Tanaman Afd. F
Sugeng Menjalani MBT
Rosipim Perwira Pengamanan
dr. Robby K. Dokter Polikbun

Tabel 8. Karyawan Pelaksana, Tanggungan, dan Pensiunan


Karyawan Tanggungan Jumlah
Afd Jumlah (5+6) Pens
IB-IID IA Istri Anak
1 2 3 4 5 6 7 8

A 100 0 100 18 26 44 222


B 72 0 72 32 32 64 199
C 61 0 61 16 17 33 259
D 70 0 70 19 21 40 309
E 53 0 53 15 18 33 224
F 100 0 100 35 32 67 213
G 251
H 291
Kantor 26 0 26 12 24 36 55
Pabrik 64 0 64 36 56 92 144
SDM 39 0 39 18 32 50 39
Teknik 53 0 53 41 60 91 94
Jumlah 638 0 638 242 318 550 2.320
Sumber: PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro
Komposisi status ketenagakerjaan di PT perkebunan nusantara VI sendiri yaitu
sebagai berikut :
1. Karyawan pimpinan = 14 Orang
2. Perwira pengamanan (papam) = 1 Orang
3. Dokter pelikbun = 1 Orang
4. Karyawan Gol. IB – IID = 638 Orang
5. Karyawan Gol. IA = 0 Orang
Jumlah tenaga kerja (Aktif) = 654 Orang
6. Jlh. Pensiunan (termasuk pens.pimp.) = 2.320 Orang
7. Jlh. Tanggunan + tang.K.Pimpinan = 718 Orang
8. Jlh. Seluruh tenaga (Incl. Tanggungan) = 3.692 Orang

A. Jenis Produksi
PTP. Nusantara VI (persero) Unit Usaha Kayu Aro memproduksi bubuk teh
kering jenis teh hitam dengan proses pengolahan CTC (Crushing, Tearing, dan
Curling) dan Teh Hitam Ortodoks.
B. Pemasaran Produk
Pemasaran produk teh yang telah di kemas di PTPN VI unit Kayu Aro
melalui dua tempat yaitu:
a) Pemasaran Teh Export
Pemasaran teh export meliputi negara Eropa Barat dan Eropa Timur, negara
Rusia dan negara-negara bekas pecahan Rusia, dan negara Timur Tengah
b) Pelabuhan Export
1. Pelabuhan Export via pelabuhan Belawan sedang pelabuhan Teluk Bayur
adalah sebagai Gudang Transit.
2. Pelabuhan Export via Tanjung Priuk.
3. Penjualan Export dan lokal langsung ditangani oleh Kantor Direksi PTP.
Nusantara VI Padang melalui Kantor Pemasaran Bersama (KPB) Jakarta
dengan menggunakan Sistem Lelang Contoh(Auction).

C. Kesejahteraan Karyawan
a) Penghasilan Karyawan
Karyawan pelaksana (IAIVD) perhitungan upah (diluar tunjangan
pendapatan dan beras) didasarkan kepada tingkat golongan masing-masing
dengan upah pokok.
b) Tunjangan Pendapatan Karyawan
Tunjangan kesejahteraan lainnya yang diberikan oleh Perusahaan adalah
meliputi :
1. Tunjangan Tetap mengacu kepada 33% dari Upah
2. Tunjangan Sewa Rumah 30% dari Upah Pokok
3. Tunjangan Air 10% dariSewa Rumah
4. Tunjangan Listrik 25 % dari Sewa Rumah.
5. Tunjangan Transport sebesar 15 % dari Upah Pokok
6. Tunjangan Khusus diberikan sesuai dengan golongan dari Gol.IA - IVD.
7. Tunjangan Beras diberikan setiap bulan 15 Kg untuk karyawan, 9 Kg
untuk isteri yang ditanggung perusahaan dan 7,5 Kg anak yang
ditanggung perusahaan maks 3 orang.
8. Tunjangan Cuti tahunan sebesar 47,5 % dari upah.
9. Tunjangan Cuti Panjang 6 Tahun sekali sebesar 1 bulan upah take home
pay.
10. Tunjangan pemondokan anak kuliah diluar daerah sebesar Rp.375.000.
11. Tambahan Pendapatan Tahunan (TPT/THRK) atau Tunjangan Hari Raya
Keagamaan (THRK).
12. Iuran Jamsostek Beban Perusahaan 4,54 % dari Gaji/Upah.
13. Diberikan Insentif Skim/Bonus kepada karyawan, apabila Perusahaan
beruntung.
14. Perumahan Karyawan pada prinsipnya perusahaaan berusaha memberikan
fasilitas perumahan untuk karyawan. Data perumahan staf dan karyawan
yang ada hingga saat ini dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 9. Perumahan Karyawan
Type Jumlah Rumah DayaTampung (KK)
- Rumah Staf 22 20
- G1 73 73
- G2 450 900
- G3 22 66
- G4 6 6
Jumlah 573 1.065
Sumber: PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro2018.

c) Kesehatan
Perawatan kesehatan/pengobatan karyawan dan batihnya beserta
pensiunan sudah menggunakan BPJS kepada karyawan yang melakukan tugas
tertentu diberikan extra fooding.
d) Jaminan Hari Tua lainnya
Jaminan hari tua yang diberikan oleh Perusahaan adalah meliputi :
1. Seluruh karyawan PTP. Nusantara VI adalah menjadi peserta Dana
Pensiun Perkebunan (Dapenbun).
2. Selain Jamsostek dan Simpanan Koperasi Aroma ada juga asuransi
kolektif jiwasraya (Asuransi Siharta).
e) Sarana Pendidikan, sarana pendidikan yang ada disekitar Unit Usaha antara
lain:
1. SD Negeri di Emplasment dan setiap Afdeling.
2. SMP Negeri dan SMK Negeri di Emplasment.
3. MTs.Swastadan MA di Emplasment.
4. SMU Negeri di Afdeling F KersikTua.
5. Untuk pendidikan anak-anak prasekolah, Perkebunan mengelola TK.
f) Olahraga
Untuk pembinaan olahraga dibentuk Badan Pembina Olah Raga
(BAPOR) yang meliputi :
1. Sarana olahraga yang tersedia: Tennis, Sepak Bola, Bulu Tangkis,
Tenis Meja, Bola Volly, Catur dll.
2. Setiap tahun khususnya pada peringatan HUT RI diadakan pertandingan
olahraga untuk seluruh Afdeling/bahagian.
g) Pembinaan Mental Spiritual
Pembinaan menental spiritual di PTPN VI Kayu Aro dilakukan dengan
cara yaitu sebagai berikut:
1. Disetiap Afdeling ditempatan guru Agama Islam untuk pengajian dan satu
orang untuk agama Kristen.
2. Bagi Umat Kristen, tersedia 1 (satu) buah Gereja di Emplasment.
3. Dirayakan juga peringatan Hari-Hari Besar Islam/Kristen.
h) Penerangan
Penerangan dirumah-rumah karyawan sebagai sudah menggunakan jasa
PLN, sedangkan yang belum menggunakan PLN penerangannya dikelola oleh
Koperasi Karyawan Aroma Pecco dengan mendapat subsidi dari Perusahaan.
i) Keamanan
Keamanan yang dijaga di PTPN VI meliputi antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Untuk penjagaan dan pengamanan proyek vital dilingkungan perusahaan
dilaksanakan oleh Petugas Pengamanan, yang pada saat sekarang ini
berjumlah 16 orang dan dikoordinasikan oleh Perwira Pengamanan dari
Kodim 0417/Kerinci.
2. Pada jadwal tertentu dilaksanakan patrolike Afdeling dan Pengawalan
sewaktu pembayaran gaji karyawan oleh anggota Pengamanan.
j) Program Keluarga Berencana
Memberikan pengarahan secara terprogram/umum oleh petugas
Kesehatan Polikbun Unit Usaha Kayu Aro dan IIKK Unit Usaha Kayu Aro.
k) Pembinaan Balita
Pembinaan balita anggota karyawan yang dilakukan di PTPN VI yaitu
sebagai berikut:
1. Setiap diadakan Posyandu ditiap-tiap Afddeling/Bahagian bekerjasama
dengan desa setempat.
2. Setiap Afdeling/Bahagian mempunyai Tempat Pengasuh Anak (TPA)
l) Pengembangan Agrowisata
1. Menerima kunjungan Turis Domestik, Mancanegara dan Rombongan
pelajar serta Mahasiswa.
2. Dalam rangka meningkatkan potensi wisata yang terdapat di Kayu Aro,
pada saat ini sedang dikembangkan pengelolaan Taman Wisata Aroma
Pecco, dimana pada saat tertentu seperti penyambutan lebaran eventevent
tertentu sering diadakan acara hiburan dengan mendatangkan Artis
Ibukota Jakarta.

D. Organisasi Kebun PTP. Nusantara UU Kayu Aro (Afdeling )


A. Organisasi Kebun
Struktur organisasi di PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro
mengunakan struktur vertikal yaitu tugas, tanggung jawab dan wewenang ada
pada setiap pekerjaan masing-masing. Tujuan pembuatan struktur organisasi
kebun ini agar tidak terjadi ketimpangan tugas antara personil sehingga kegiatan
dan pekerjaan yang berlangsung di afdeling kebun dapat terkoodinasi dengan
baik. PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro memilki areal TM (tanaman
meghasilkan) yang terbagi ke dalam delapan afdeling yaitu afdeling A sampai
afdeling F. Berikut ini adalah struktur organisasi afdeling ditunjukkan pada
Gambar 3 berikut ini:
Gambar 42. Organisasi Afdeling Kebun PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro
Keterangan:
MDR : Mandor
TBM : Tanaman Belum Menghasilkan
AFD : Afdeling
PM : Petik Mesin
HAPEN : Hama Penyakit
Di PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro tugas dan tanggung jawab
organisasi kebun setiap karyawan di kebun Afdeling D dijabarkan sebagai berikut:
1. Asisten Afdeling
a) Memimpin dan merecanakan semua kegiatan mulai dari aspek produksi bahan
baku, manajemen tenaga kerja, dan perawatan pohon teh.
b) Mengawasi dan mengevaluasi rencana kerja kebun sesuai dengan norma dan
anggaran yang ditetapkan yang dirangkum dalam RKAP, RKO dan RKH.
c) Membuat dan memberi hasil laporan produkasi daun basah ke pihak pabrik.
2. Mandor Kepala
a) Megontrol semua kinerja mandor produksi, mandor pemeliharaan, dan
memberikan hasil laporan kinerja kepada asisten afdeling.
b) Mengatur dan mengawasi tenaga kerja dilapangan.
c) Memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai yang telah disusun didalam RKAP,
RKO, dan RKH.
3. Mandor Satu
a) Menentukan areal blok pemanenan yang akan dipetik yang telah disusun
didalam RKH sebagai tolak ukur kinerja dan produksi daun basah.
b) Mengontrol dan mengawasi mandor bawahan seperti mador petik manual dan
mandor petik mesin di kebun Afdeling D.
4. Krani Afdeling
a) Membuat absensi karyawan yang akan dilaporkan kepada asisten afdeling.
b) Bertugas mencatat setiap administrasi di afdeling dan jumlah permintaan
bahan bahan baku.
5. Mandor Petik
Di PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro mandor petik bertugas
mengawasi dan mengontrol akitvitas dan kegiatan dikebun yang berhubungan
dengan pemetikan baik secara manual atau secara mekanis.
6. Krani Timbang
Di PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro terdapat delapan Afdeling
setiap mandor timbang memiliiki tugas untuk mengawasi berjalannya proses
penimbangan dilapangan dan mencatat hasil penimbngan dikebun (penimbangan
pertama) hasil dari penimbangan akan dilaporan kepihak pabrik dan asisten
Afdeling untuk melihat kesesuain hasil yang diperoleh dengan target yang ada di
dalam RKAP. Jika terjadi penyimpangan yang tidak sesuai dengan target maka
asisten afdeling akan mengevaluasi faktor penyebab terjadi penurunan produksi
daun basah dan memeberi solusi pencegahan masalah.
7. Mandor CWC (Chemical Weed Control)
Pengendalian gulma merupakan salah satu langkah yang diambil untuk
perawatan tanaman teh untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman teh agar
menghasilkan daun pucuk basah semaksimal mungkin dan mencapai target yang
sesuai dengan RKAP produksi pucuk basah. Mandor CWC bertugas
merencanakan setiap tahapan perawatan tumbuhan teh dan pengaplikasian
penggunaan obat-obatan dan larutan serta pengaturan waktu penggunaannya.
8. Mandor Happen
Penaganan hama dan penyakit pada tanaman teh merupakan masalah yang
memerlukan perhatian khusus karena masalah ini dapat menimbulkan penurunan
produksi daun basah. Mandor hapen bertugas memonitoring tenaga kerja
penyemprot, membuat daftar pestisida yang digunakan dan penggunaan dosis
serta penjadwalan waktu pemberantasan hama dan penyakit.
9. Mandor Tanaman Belum Menghasilkan I
Mandor TBM I bertugas mengontrol dan menagani tanaman belum
manghasilkan yang berumur 1 tahun. Mulai dari perawatan tanaman, pemberian
nutrisi, dan penaggulangan hama dan penyakit sesuai dengan standar.
10. Mandor Tanaman Belum Menghasilkan II
Mandor TBM II bertugas mengontrol dan menagani tanaman belum
manghasilkan yang berumur 2 tahun. Mulai dari perawatan tanaman, pemberian
nutrisi, dan penaggulangan hama dan penyakit sesuai dengan standar.
11. Tanaman Belum Menghasilkan III
Mandor TBM III bertugas untuk mengawasi, merawat dan menjaga
tanaman teh yang berumur 3 tahun. Teknik perawatan pada tumbuhan teh ini akan
mempengaruhi produksi teh.

12. Karyawan
Di PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro di kebun Afdeling tenaga
kerja terbagi atas Karyawan Harian Tetap (KHT) dan Karyawan Harian Lepas
(KHL).
Penerimaan tenaga kerja lepas dibuka secara bebas. Tidak ada persyaratan
khusus untuk perekrutan tenaga kerja lepas dan pemberian gaji sesuai dengan
hasil kerja yang diperoleh. Karyawan harian lepas biasanya bertugas dibidang
pemetikan dan pemeliharaan tanaman teh. Tujuan perekrutan tenaga kerja lepas
agar hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan standar yang ditargetkan dalam
RAKP oleh perusahaan, RKO dan RKH oleh asisten afdeling.
B. Administrasi Divisi
1. Administrasi Estate atau Unit
a. RKAP(Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan)
RKAP ialah suatu kegiatan yang dibuat oleh asisten tanaman, krani
dan bagian terkait lainya berupa perencanaan mengenai pengajuan
biaya,kegitan pekerjaan yang ada di kebun dan penentuan produksi yang
akan dicapai. Proses pembuatan RKAP dimulai dari penyajian data dari
hasil pedoman pembuatan RKAP dan surat edaran dari kantor pusat yang
diberikan kepada kebun untuk ditindak lanjuti. Proses pembahasan
pembuatan RKAP sudah dimulai dari awal hingga di syahkannya pada
akhir tiap tahun.
Bagian tanaman akan menyusun areal konsesi tahun baru yang
merupakan dasar untuk menentukan rencana produksi, rencana tersebut
dibagi dalam triwulan dan bulanan. Hasil dari seluruh afdelling akan
disusun menjadi satu rencana kerja anggaran perusahaan oleh bagian TUK
(Kantor Induk). Hasil tersebut akan didiskusikan oleh manager dan para
asisten, setelah tercapai kesepakatan lalu ditandatangani oleh manager dan
dikirimkan ke kantor direksi.

Gambar 1. RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan)

b. RKO (Rencana Kerja Operasional)


Dalam perkebunan teh seorang asisten afdeling harus merencanakan
dan menjalankan kegiatan yang diperlukan atau yang harus dikerjakan
dalam setiap afdeling. Seorang asisten afdeing harus dan wajib membuat
rencana-rencana kerja untuk kedepannya dalam satu priode
kedepannya.Pembuatan RKO merupakan bagian utama guna
merencanakan program untuk kedepannya (bulan berikutnya).
Gambar 2. RKO (Rencana Kerja Operasional)

c. RKH ( Rencana Kerja Harian)

Gambar 3. RKH (Rencana Kerja Harian)

2. Administrasi Afdeling
Administrasi afdeling merupakan administrasi yang dibuat oleh asisten
dan dibantu oleh para mandor.Aktivitasnya dimulai dari kegiatan
penanaman pemeliharaan panen hingga pucuk siap untuk dibawa ke
pengolahan. Dalam administrasi yang ada ditingkat afdeling ini terdapat
beberapa buku yang akan memudahkan asisten untuk melakukan
pengawasan pelaksanaan kegiatan dan dilakukan analisa atas kegiatan yang
telah dilaksanakan. Diantaranya ada beberapa buku dan dokumen yaitu:
a. Buku Asisten
b. Buku Mandor
c. Buku daftar hadir mandor dan krani diisi setiap hari selama satu bulan
berjalan dan ketahui oleh asisten kebun.
d. Buku cuti karyawan
e. Realisasi kerja pengendalian gulma
f. Daftar Upah

g. Administrasi Pembibitan
1. Rencana kerja pembibitan

Gambar 4. RKAP Pembibitan

2. Laporan kerja pembibitan


h. Administrasi TM
Administrasi Perawatan Menghasilkan

No. Rekg Uraian Pekerjaan

601.02 Pemel. Tanaman Menghasilkan

20 – 29 Pemeliharaan Jalan dan saluran air


40 – 49 Penyiangan

50 – 59 Pemberantasan Hama & Penyakit

60 – 69 Pemupukan

90 – 99 Pemangkasan / penunasan dan Inv. Pokok

Tabel 1. Rekening Pemeliharaan TM

1. Rencana kerja perawatan tanaman

Gambar 5. RKAP Pemeliharaan

2. Laporan kerja perawatan tanaman


Gambar 6. Realisasi Perawatan Tanaman

i. Administrasi Panen
1. Rencana target produksi ( berdasarkan hasil taksasi )
2. Peta ancak panen
3. Laporan kerja panen
a) Laporan hasil panen
b) Laporan pemeriksaan mutu hasil panen

Gambar 7. Laporan Analisis Mutu Harian

Gambar 8. Laporan Analisis Mutu Harian

c) Surat pengantar hasil panen

d) Laporan premi panen


Gambar 9. Premi Panen

e) Laporan produksi dan biaya panen bulanan

3. Administrasi Panen dan Transportasi


a. Administrasi Transportasi
Kegiatan transportasi merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan
dengan menggunakan kendaraan untuk kelancaran pekerjaan dalam
perusahaan, seperti: pengiriman DTB (daun teh basah) ke pabrik,
mengantar pupuk.
b. Panen
Pemetik bertugas memetik pucuk dari gunting dan mesin petik lalu
mengumpulkanya ke dalam waring sack. Para pemetik pucukakan diawasi
oleh mandor setiap hanca panen pemetik harus menyelesaikan blok per
blok sesuai dengan hasil rencana kerja bulanan. Untuk laporan setelah
panen, mandor wajib melaporkan jumlah karyawan yang bekerja,luas
areal yang dipanen dan jumlah HK dalam bentuk LHKH dan buku kegitan
mandor.
a. Buku mandor
b. Buku timbang
c. Rkh timbang
4. Administrasi Gudang
Administrasi gudang merupakan sistem pencatatan dan pengendalian
mendetail terhadap berbagi macam barang dari sebuah tempat penyimpanan.
Administrasi gudang mengurus data-data gudang seperti data persediaan
barang dan data pengeluaran. Sistem administrasi pergudangan yang baik
berperan penting dalam melancarkan kegiatan perusahaan. Dalam
melaksanakan system pergudangan yang baik bagian tata usaha gudang harus
menyelenggarakan pergudangan dengan baik, antara lain:
1. Menyelenggarakan tata buku penggudangan yang jelas dan mudah
diperiksa.
2. Mencatat mutasi barang setiap adanya mutasi barang.
3. Menyelenggarakan pembukuan dan administrasi barang dalam buku-buku
dan atau kartu-kartu barang. Adapun buku-buku atau administrasi tersebut
anatara lain:

a) Administrasi penerimaan.
Memuat tentang semua keterangan-keterangan tentang bukti-bukti
atau dokumen-dokumen penerimaan barang.
b) Administrasi pengeluaran barang atau kartu gudang
Memuat semua keterangan tentang bukti-bukti penyerahan atau
penerimaan barang.
c) Administrasi kekayaan gudang dan kartu barang
Memuat dan menunjukkan setiap saat dan jumlah nilai dalam uang
dari setiap barang yang disimpan di gudang.
a) Dari pihak pengadaan ketika barang sudah ada Kemudian dibuatlah
AU 53 sebagai dokumen bukti penerimaan barang.
. Doukumen AU 53 Penerimaan barang
b) Setelah AU 58 selesai ditandatangani oleh pihak-pihak terkait maka
dibuatlah AU 58 sebagai dokumen pengeluaran barang tersebut.
Dokumen AU 58 Pengeluaran barang
c) Sedangkan system administrasi untuk persediaan barang di gudang
induk sebagai berikut:
Daftar persediaan barang
5. Administrasi Timbang
Kegiatan yang ada dijembatan timbang ini diawali dengan
penimbangan(gross) dan penyerahan surat pengantar pucuk(SP) ke petugas
TU timbang. Kemudian dilakukan penimbangan ulang(tara), sehingga akan
diperoleh jumlah pucuk segar(netto)
Alat-alat yang digunakan pada jembatan timbang antara lain, Avery
Berker, yaitu alat yang digunakan untuk menunjukkan angka timbang secara
digital dari setiap penimbangan pucuk dan truk yang akan masuk ke
pengolahan. Untuk pencatatanya administrasi masih dilakukan dengan
pencatatan manual. Dalam buku tersebut berisi jumlah produksi setiap
afdeling yang akan diolah dan perhitungan dimulai dari awal bulan hingga
akhir bulan.
Laporan pemetik harian
6. Administrasi SDM dan Umum
Administrasi Umum merupakan administrasi yang menangani masalah
kepegawaian. Tujuan nya adalah mendayagunakan tenaga kerja atau pegawai
secara efektif dan efisien. Kegiatan administasi personalia yaitu:
a. Penerimaan karyawan dengan melengkapi data yaitu:
1) Kartu keluarga, KTP, SIM
2) Medical Check up
3) Pengajuan surat NIK (nomor induk karyawan) ke HRD.
4) Apabila NIK keluar dilakukan doktrinisasi.
5) Melengkapi APD karyawan dan mengarahkan kejenis pekerjaan.
b. Pengeluaran karyawan dengan melengkapi data yaitu :
a) Surat pengunduran diri dan interview dikirim ke HRD.
b) HRD mengeluarkan surat pengalaman kerja.
c) Memberikan kartu BPJS kesehatan dan tenaga kerja.
c. Status karyawan
Berdasarkan cara pengupahan, karyawan dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu :
a. KHL (karyaan harian lepas)
1) Diupah secara harian.
2) Tidak mendapat satu beras.
3) Mendapat mendapat jamsostek.
b. KHT (karyawan harian tetap)
1) Diupah secara bulanan.
2) Mendapat satu beras.
3) Mendapat jamsostek.

d. Absensi.
Absensi adalah data kehadiran karyawan setiap harinya. Keterangan
harus ada pada absensi adalah:
1) Jumlah karyawan secara keseluruhan.
2) Jumlah karyawan tidak masuk kerja.
3) Alasan tidak masuk kerja.
Jenis-jenis alasan ketidak hadiran dan kontribusi masing – masing data absensi
karyawan sangat penting karena digunakan untuk:
1) Dasar penggajian bagi SKU dan BHL.
2) Mengetahui HK non efektif guna mengidentifikasi masalah atau
penyebabnya.
3) Evaluasi dan penetapan kebijakan kepersonaliaan.
4) Penerimaan karyawan.
e. Hari kerja.
1) Waktu kerja adalah 7 jam sehari dan 40 jam seminggu.
2) Hari-hari istirahat dan hari lubur.
3) Hari istirahat seminggu adalah 1 hari biasannya hari minggu, kecuali jika
ditetapkan hari lain sesuai kesepakatan pengusaha dan pekerja.
4) Hari-hari besar dan hari libur resmi pekerjaan diluburkan, kecuali
pekerjaan khusus yang mengharuskan tetep dikerjakan secara lembur.
5) Tidak masuk kerja (mangkir bekerja).
f. Data karyawan.
Atas dasar pengelompokan di atas, karyawan kebun harus selalu dibuat
datanya. Karyawan kebun bisa bertambah karena penerimaan baru atau
berkurang karena keluar. Oleh karena itu, up dating (pembaharuan) data
karyawan harus dilakukan secara rutin misalnya data karyawan harus
dilakukan secara rutin (misalnya setiap bulan sekali). Fungsi data karyawan
adalah mengetahui secara pasti jumlah tenaga kerja di unit kerja atau untuk
keperluan :
1) Penggajian dan pemberian tunjangan – tunjangan.
2) Evaluasi jumlah karyawan dan kebutuhannya.
3) Dasar pembuatan kebijakan kepersonaliaan.
Hal – hal yang harus dipenuhi ketika membuat laporan data karyawan
adalah:
1) Nama lengkap karyawan.
2) Tanggal masuk kerja.
3) Tempat dan tanggal lahir.
4) Pendidikan.
5) Status jabatan.
g. Pengupahan atau penggajian dan PPh 21 (pajak penghasilan)
1) Waktu dan kehadiran kerja
Jam kerja yaitu jam kerja yang ditetapkan sesuai kebutuhan
perusahaan dan sesuai pemerintah. Jam kerja dalam sehari yaitu 7 jam.
Kehadiran yaitu setiap karyaan wajib hadir dalam jam kerja yang telah
ditentukan. Setiap hari kehadiran dicatat untuk direkap dalam absensi
bulanan. Jam lembur yaitu apabila karyawan maupun pekerja melebihi
jam kerja yang telah ditetapkan atau melebihi 7 jam dalam sehari.
2) Komponen dan sistem pengupahan
1) Penetapan upah sesuai pengolongan jenis pekerjaan.
2) Penetapan pengupahan tidah lebih rendah dari ketetapan UMR.
3) Pengupahan secara rahasia.
4) Mendapatkan beras untuk 1 karyawan dan tanggungannya seperti istri
dan anak.
3) Pengupahan.
Upah adalah bentuk imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan atas hasil kerjanya.
a) Uang
b) Natura (dalam bentuk bukan uang, misal beras)
Upah yang diterima pekerja adalah gabungan keduanya dengan
komposisi tertentu (misal 75% uang + 25% nilai natura). Upah harian
ditetapkan berdasarkan satu hari kerja yang lamanya 7 jam, atau 5 jam
untuk hari pendek.
c) Upah sakit perkepanjangan yaitu apabila sakit 4 bulan pertama akan
dibayar 100%, bukan kedua dibayar 70%, bulan ketiga dibayar 50%,
dan bulan keempat dibayar 25%.
d) Tunjangan hari raya adalah berdasarkan peaturan pemerintah
dilakukan pengupahan selambat-lambatnya 1 minggu seblum hari
raya. Dan pengupahannya 2 kali lipat gaji pekerja.
e) Upah lembur adalah apabila jam kerja lebih dari 7 jam. pengupahan
dilakukan per jam dan tergantung gaji pokok pekerja.
4) Pengobatan dan perawatan karyawan
Perusahaan menyediakan fasilitas dan melakukan pengobatan atau
perawatan tehadap karyawan yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/59095/A10dmu.pdf?sequenc

e=1&isAllowed=y

http://sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL%202017/Teknologi%20Pen

golahan%20Hasil%20Pertanian/BAB-XXIII-Hasil-Perkebunan.pdf

Anda mungkin juga menyukai