Anda di halaman 1dari 45

TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN

PENGOLAHAN PASCA PANEN


KOPI

MAMANG S.TP, M.Si


BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
MAKASSAR

DI SAMPAIKAN PADA
BIMBINGAN TEKNIS PENGOLAHAN KOPI
(PT. Mitrabara Adiperdana TBK  –
Puslitbang TIKI
Kementerian
Kementerian Perindustrian RI)
MALINAU, 6  – 9 Agustus 2018
PENDAHULUAN

 Produksi kopi Indonesia tahun 2014 tercatat sebesar 685.089


ton dengan luas areal 1.230.495 ha, dimana 96,19%
diantaranya diusahakan oleh rakyat (PR) sementara sisanya
diusahakan oleh perkebunan besar milik swasta (PBS) sebesar
1,99% dan perkebunan besar milik negara (PBN) sebesar
1,82% (Ditjen Perkebunan, 2015)

 Jika dilihat dari jenis kopi yang diusahakan,


diusahakan, maka kopi
robusta mendominasi produksi kopi Indonesia di tahun 2014
yaitu sebanyak 73,57% sementara sisanya 26,43% adalah kopi
arabika

 Di dunia, Indonesia penghasil


penghasil kopi terbesar keempat setelah
Brazil, Vietnam dan Kolombia. (Pusdatin Kementan, 2016)
Penyebaran Produksi Kopi Nasional
JENIS DAN KONDISI GEOGRAFIS TANAMAN
KOPI

  Kopi (Coffea
(Coffea sp.) adalah
sp.) adalah tanaman asli
Ethiopia Afrika yang terdiri dari
empat spesies utama yaitu kopi
 Arabika (Coffea
(Coffea arrabica Linn),
arrabica Linn), kopi
Robusta (Coffea
(Coffea canehora Pierre
canehora Pierre ex
Frohen), kopi Liberika (Coffea
( Coffea
liberika),
liberika), dan kopi Ekselsa (Coffea
Ekselsa (Coffea
excelsa).
excelsa).

 Jenis kopi yang dikenal memiliki


memiliki nilai ekonomis dan
diperdagangkan secara komersial yaitu kopi arabika dan
kopi robusta. Sementara itu, jenis kopi liberika dan kopi
ekselsa kurang ekonomis dan kurang komersial.
Kopi Arabica
  Kopi arabika (Coffea arabica) berasal dari Ethiopia. Tumbuh di
ketinggian di atas 500 meter dpl, akan tumbuh maksimal bila
ditanam pada ketinggian 1000 - 2000 meter dpl dengan curah
hujan berkisar 1200 - 2000 mm per tahun dengan suhu
lingkungan berkisar 15 - 24 C. Beberapa varietas unggul yang

ditanam di Indonesia: S 795, USDA 762, Andung Sari-1 dan


Sigarar Utang.

 Kopi arabika menyukai tanah yang kaya dengan kandungan


bahan organik, sebagai sumber nutrisi. Tingkat keasamaan
atau pH tanah yang cocok berkisar 5,5 –  6.

 Kopi arabika memiliki aroma yang kuat, sifat kekentalan


(body) ringan hingga sedang dan tingkat keasaman tinggi.
Kandungan kafeinnya lebih rendah dibanding robusta yaitu 0,8
- 1,5%

 Semakin tinggi lahan perkebunan maka tanaman kopi Arabika


akan tumbuh lebih lambat dan menghasilkan buah lebih kecil,
padat, dan lebih beraroma serta lebih tahan terhadap serangan
hama karat daun
Kopi Robusta
  Kopi Robusta (Coffea canephora) berasal dari kata ‘robust’ yang
artinya kuat, tingkat kekentalan (body) yang kuat. Kopi
robusta dapat tumbuh di dataran rendah, namun lokasi paling
baik untuk budidaya tanaman ini pada ketinggian 400-800
meter dpl. Suhu optimal pertumbuhan kopi robusta berkisar 24
- 30 C dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun.

 Kopi Robusta sangat cocok ditanam di daerah tropis yang


basah. Dengan budidaya intensif akan mulai berbuah pada
umur 2,5 tahun. Agar berbuah dengan baik, tanaman ini
membutuhkan waktu kering 3 - 4 bulan dalam setahun dengan
beberapa kali turun hujan Tanaman kopi robusta menghendaki
tanah yang gembur dan kaya bahan organik
 Tingkat keasaman atau pH tanah yang ideal untuk tanaman
ini 5,5 - 6,5. Kopi robusta dianjurkan dibudidayakan dibawah
naungan pohon lain.
 Kopi Robusta memiliki aroma tidak sekuat jenis kopi arabika,
tingkat kekentalan (body) sedang hingga berat dan citarasa
pahit. Kandungan kafein robusta lebih dari dua kali lipat
arabika, yaitu berkisar 1,7 - 4%
Kopi Liberika dan Ekselsa

 Kopi liberika dan ekselsa kurang ekonomis dan komersial


karena memiliki banyak variasi bentuk dan ukuran biji serta
kualitas citarasa yang kurang.

 Kopi Liberika dapat tumbuh baik pada lahan-lahan marjinal,


khususnya pada lahan gambut, toleran terhadap penyakit
karat daun dan terhadap serangan penggerek buah.

 Kopi Liberika memiliki kadar kafein antara 1,1- 1,3% hampir


sebanding kadar kafein kopi Arabika berkisar antara 0,9-
1,8%

 Kopi ekselsa umumnya ditanam dengan tingkat perawatan


yang sederhana dan tanpa dipangkas. Penanganan yang
diperlukan dalam budidaya kopi ekselsa adalah memperbaiki
citarasanya, dengan seleksi dan persilangan. Tanaman kopi
ekselsa dapat tumbuh pada lahan dengan lingkungan yang
tidak sesuai untuk pertumbuhan spesies tanaman kopi yang
lain
Kopi Liberika dan Ekselsa

 Kopi liberika dan ekselsa kurang ekonomis dan komersial


karena memiliki banyak variasi bentuk dan ukuran biji serta
kualitas citarasa yang kurang.

 Kopi Liberika dapat tumbuh baik pada lahan-lahan marjinal,


khususnya pada lahan gambut, toleran terhadap penyakit
karat daun dan terhadap serangan penggerek buah.

 Kopi Liberika memiliki kadar kafein antara 1,1- 1,3% hampir


sebanding kadar kafein kopi Arabika berkisar antara 0,9-
1,8%

 Kopi ekselsa umumnya ditanam dengan tingkat perawatan


yang sederhana dan tanpa dipangkas. Penanganan yang
diperlukan dalam budidaya kopi ekselsa adalah memperbaiki
citarasanya, dengan seleksi dan persilangan. Tanaman kopi
ekselsa dapat tumbuh pada lahan dengan lingkungan yang
tidak sesuai untuk pertumbuhan spesies tanaman kopi yang
lain
Kopi Arabica VS Kopi Robusta
Kopi Arabica VS Kopi Robusta

 Arabica Robusta
Kopi Liberika daging buahnya tebal dan pupus daunnya
berwarna hijau atau hijau sedikit kecokelatan,
sedangkan kopi Ekselsa daging buahnya tipis mirip kopi
 Arabika dan pupus daun bagian permukaan bawah daun
berwarna merah kecokelatan
TEKNOLOGI BUDIDAYA 
 Tanaman kopi dapat diperbanyak dengan
cara vegetatif menggunakan bagian dari
tanaman dan generatif menggunakan
benih atau biji.
 Kopi robusta diperbanyak secara
vegetatif, sehingga bahan tanaman yang
1 digunakan berupa klon. Sedangkan kopi
arabika biasanya diperbanyak dengan
Bahan benih sehingga bahan tanam anjurannya
Tanam berupa varietas
 Perbanyakan secara generatif lebih umum
digunakan karena mudah dalam
pelaksanaanya, lebih singkat untuk
menghasilkan bibit siap tanam
dibandingkan dengan perbanyakan bibit
secara vegetatif (klonal)
Perbanyakan Generatif (Biji)
Persiapan Biji dari tanaman umur > 5 tahun, produksinya tinggi, ukuran biji
Biji normal dan masak (warna merah hitam), bebas dari hama dan
penyakit, berkulit licin dan tidak cacat
Pengupasan Dikupas dengan di injak-injak, lendir yang masih dapat digosok
Kulit Biji dengan abu dapur/diremas-remas dengan tangan, dibersihkan dengan
air bersih
Persemaian  Tempat datar dan tidak tergenang, dekat sumber air, bebas
gangguan hewan, dekat dengan pembibitan, mudah diawasi
 Penyiapan Persemaian; tanah di cangkul sedalam 30 cm, dibersihkan
dari bebatuan, kerikil dan rumput. Buat bedengan PLT : (10x120x30)
cm. Bedengan di taburi pasir setebal ± 5 cm. Beri naungan . Biji
disemaikan sedalam 0,5 cm, jarak 3 cm dengan posisi biji
tertelungkup. Tutup persemaian dengan potongan-potongan jerami.
Lakukan penyiraman pagi dan sore sampai kecambah berumur 2,5
bulan
Pembibitan  Langsung di tanah; tanah diolah sedalam 60 cm dan dicampur pupuk
kandang. Buat bedengan seperti pada saat membuat persemaian.
Pindahkan tanaman muda dari persemaian secara hati-hati dengan
menggunakan solet dari bambu. Tanam dengan jarak 20 x 20 cm.
 Kantong plastik (polybag); bibit dari persemaian dipindahkan
dengan hati-hati ke dalam kantong plastik yang telah diisi tanah +
pupuk kandang. Letakkan teratur di atas tempat yang telah
disiapkan, serta diberi naungan
Perbanyakan Secara Generatif 

Kelebihan Kelemahan
Tanaman yang dihasilkan Tanaman baru yang dihasilkan
memiliki perakaran yang kuat. belum tentu memiliki sifat yang
sama dengan induknya.

Biaya yang dikeluarkan relatif   Varietas yang baru muncul


murah. belum tentu lebih baik.

Umur tanaman akan lebih lama. Waktu berbuah lebih lama.

Dapat menghasilkan varietas- Kualitas tanaman baru


varietas baru, yaitu dengan cara diketahui setelah tanaman
menyilangkan berbuah.
Bibit dari biji (Generatif)
Perbanyakan Vegetatif (Bagian tanaman)
Menyambung  Menyambung memerlukan batang bawah (onderstam) dan
batang atas (entrijs).
 Syarat batang bawah: tahan terhadap penyakit akar,
mempunyai sistem perakaran yang menyebar luas dan kuat,
umur batang bawah ± 1 tahun.
 Syarat batang atas: mempunyai pertumbuhan yang baik,
produksi tinggi, kualitas buah baik
 Penyambungan dapat dilakukan pada permulaan musim
penghujan atau akhir musim kemarau.
Stek  Perbanyakan dengan stek dapat dilakukan dengan
menggunakan bedengan
 Bahan stek yang dapat digunakan: stek yang berasal dari tunas
orthotrop (tunas ke arah atas) pada ruas ke 2-3 dari ujung,
panjang stek 7-10 cm, mempunyai sepasang daun, setelah satu
bulan stek dapat dipindahkan ke bedengan pemeliharaan, umur
8 bulan di bedengan pemeliharaan dapat dipindahkan ke
lapangan.
Perbanyakan Secara Vegetatif 

Kelebihan Kelemahan
Masa muda tanaman relatif  Sistem perakaran kurang kuat,
pendek. tidak memiliki akar tunggang.

Tanaman lebih cepat Mewarisi sifat jelek induknya di


bereproduksi. samping sifat baik induknya.

Dapat diterapkan pada tanaman Biaya pengadaan bibit mahal.


yang tidak menghasilkan biji.

Sifat-sifat yang lebih baik pada Waktu yang dibutuhkan relatif 


induknya dapat diturunkan lama.

Dapat tumbuh pada tanah yang Sulit memperoleh tanaman


memiliki lapisan tanah dangkal dalam jumlah yang besar yang
karena memiliki sistem berasal dari satu pohon induk.
perakaran yang dangkal.
Bibit dari tanaman (Vegetatif)
2 Pemupukan dan Pemindahan Bibit

Dosis Pemupukan di Pembibitan


Umur Urea TSP KCl (gr/m2)
(bln) (gr/m2) (gr/m2)
3 10 5 5
5 20 10 10
7 30 15 15
9 40 20 20
12 50 25 25

Pemindaha  Sudah dapat dilakukan setelah


n Bibit tanaman berumur 6 bulan di
pembibitan
 Bila dibibitkan di atas tanah
pemindahan dilakukan secara
cabutan atau puteran. Sebelum
dilakukan pencabutan, terlebih
dahulu tanahnya diberi air sampai
lembab
 Pembibitan dalam kantong plastik,
lebih mudah cara pemindahannya.
Penanaman Bibit Di Kebun
Persiapan Lahan dibersihkan dari semak belukar, pohon pelindung
Lahan hendaknya ditanam 1-2 tahun sebelum penanaman kopi,
untuk hutan bukaan baru dapat di lakukan penjarangan
pohon dan menyisihkan sebagian pohon sebagai pelindung,
 jenis pohon pelindung yang sering digunakan adalah :
Lamtoro, dadap, sengon.
Pembuatan Sudah harus digali 3 bulan sebelum penanaman, pembuatan
Lubang lobang tanam dengan ukuran 0,4 x 0,4 x 0,4 m, pupuk
Tanam kandang atau sisa bahan organik di berikan kedalam setiap
lubang, 2-4 minggu sebelum tanam tanah galian
dikembalikan dengan tanah lapisan bawah dimasukkan lebih
dahulu.
Jarak Tanam   Disesuaikan

Penanaman Dilakukan pada awal musim hujan, waktu penanaman


kantong plastiknya dibuang dengan hati-hati, usahakan agar
tanah jangan terlepas dari akar, letak bibit dalam lobang
diusahakan leher akar sejajar dengan permukaan tanah,
tanah sekeliling bibit dipadatkan sampai bibit tidak goyang
Jarak Tanam
Penyulaman

Penyulaman dilakukan beberapa minggu setelah


selesai penanaman. Hendaknya pada kebun yang
sudah selesai ditanam diadakan pemeriksaan
dan usahakan penyulaman dilakukan pada
musim penghujan. Agar sulaman itu cepat
menyamai tanaman yang lain, hendaknya
dipilihkan bibit yang baik, dan
penyelenggaraan/perawatan yang lebih baik.
Untuk menjaga peredaran udara dan air dapat
berjalan dengan baik, maka perlu tanah
dicangkul tipis disekeliling batang dengan jarak
± 30 cm dari batang dan cukup dilakukan 1x
setahun.
Pemupukan

Tujuan pemupukan adalah untuk menjaga daya tahan tanaman,


meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar
produksi stabil tinggi. Seperti tanaman lainnya, pemupukan
secara umum harus tepat waktu, dosis dan jenis pupuk serta
cara pemberiannya. Semuanya tergantung kepada jenis tanah,
iklim dan umur tanaman.
Pemberian pupuk dapat diletakkan sekitar 30-40 cm dari batang
pokok

Dosis
Pemupuka
n
 Buatlah lubang di sekeliling pohonnya
dan masukkan pupuk pada lubang
Cara tersebut sesuai dengan dosisnya.
Pemupuka
n  Setelah pemberian pupuk harus
ditutup dengan tanah
3 Pengaturan Pohon Pelindung

 Tanaman pelindung diperlukan guna mengatur keluarnya


bunga, tanaman pelindung perlu diatur baik jumlahnya
maupun bentuknya. Bila menggunakan lamtoro sebagai
pelindung, perbandingannya dengan kopi adalah 1 : 2 dan bila
kopi telah dewasa, di perjarang sehingga diperoleh
perbandingan 1 . 4.
 Tinggi percabangan pohon pelindung, diusahakan dua kali
tinggi pohon kopi
4 Pemangkasan
Tujuan Memperoleh cabang buah yang baru, mempermudah
masuknya cahaya kedalam tubuh tanaman,
memperlancar peredaran udara, membuang cabang-
cabang tua yang tidak produktif lagi, membuang cabang-
cabang yang terserang hama atau penyakit.

Pemangkasa  Pemenggalan pucuk pohon; agar tanaman tidak terlalu


n Bentuk tinggi, pertumbuhan cabang-cabang samping menjadi
lebih kuat dan panjang. Kopi Arabika dipangkas
setinggi 1,5-1,8 m, kopi Robusta setinggi 1,8-2,5 m dari
permukaan tanah, pemangkasan dilakukan pada akhir
musim kemarau, agar pertumbuhan cabang-cabang
baik dan kuat.
 Pemangkasan cabang primer : Dilakukan agar tanaman
tidak membentuk payung, untuk mendorong
pembentukan cabang sekunder, dilakukan kira-kira 60-
80 cm di atas tanah.
Pemangkasan

 Membuang tunas
wiwilan (tunas air) yang
tumbuh keatas
 Memangkas cabang
balik yang tidak
Pemangkasa menghasilkan buah
n Produksi  Memangkas cabang-
cabang tua yang tidak
produktif lagi
 Memangkas cabang-
cabang yang terserang
oleh hama dan penyakit
 Memangkas cabang
sekunder yang telah tua.
Pemangkasan

 Dilakukan terhadap
tanaman yg tidak
produktif, setelah panen
pada awal musim hujan
 Batang dipotong miring
Utara-Selatan setinggi
30-50 cm, bekas potongan
Pemangkasa ditutup untuk mencegah
n serangan hama dan
Peremajaan penyakit.
 Tanah sekeliling
tanaman dicangkul dan
diberi pupuk.
 Pilih 1-2 tunas yang
pertumbuhannya baik
dan dipelihara sebagai
batang utama atau bahan
sambungan.
5 Pengendalian Hama dan Penyakit 1

Hama dan penyakit utama tanaman kopi di Indonesia


:
  Bubuk buah   Nematoda
  Bubuk cabang  Penyakit karat daun
  Kutu putih  Penyakit jamur akar.

Salah satu hama tanaman kopi, penggerek buah kopi


 Bubuk buah
Hypothenemus hampei
 Kutu putih  Bubuk cabang 

 Karat daun Jamur akar 


Pengendalian Hama dan Penyakit 3

Hama / Pencegahan / Pengendalian


Penyakit
Kutu putih  Menanam pelindung yang tidak disenangi
kutu, seperti lamtoro.
 Menanam jenis kopi yang tahan.
 Pemberantasan semut dengan Sevin 85 S1
Dimercon 50 SCW, Azodrin 60 EC
Konsentrasi 2 CC dalam 10 liter air.
Bubuk cabang  Pada musim hujan naungan tidak boleh
terlalu gelap.
 Memperbaiki pengolahan tanah,
pemupukan, pencegahan nematoda dan
penyakit akar.
  Memusnahkan sumber infeksi
 Jangan menggunakan pohon pelindung
yang merupakan tanaman inang dari bubuk
cabang, misalnya Crotalaria, kelapa sawit,
mahoni dan lainnya.
Pengendalian Hama dan Penyakit 4

Hama / Pencegahan / Pengendalian


Penyakit
Bubuk buah  Memetik buah yang terserang dan
mengumpulkan buah-buah yang gugur lalu
dibakar.
 Mengurangi naungan atau mengadakan
pemangkasan, agar kebun tidak gelap.
 Penggunaan insektisida Dimecron 50 SCW,
tamaron, agrothion, Sevin 85 S dengan
dosis 2 cc/liter air
Nematoda  Mendongkel tanaman kopi yang sakit
 Memupuk dengan pupuk phosphat agar
akar yang rusak pulih kembali.
 Menyemprot dengan nematisida terutama
di persemaian
 Melakukan rotasi tanaman dengan bukan
tanaman inang misalnya kakao lindak dan
tebu
Pengendalian Hama dan Penyakit 5

Hama / Pencegahan / Pengendalian


Penyakit
Karat daun  Menanam jenis yang tahan seperti robusta
atau Arabika S 795, S 288 dan S 333.
 Menjaga tanaman agar tetap baik.
 Menggunakan fungisida Dithane M-45 dosis
2gr/liter air.
Jamur akar  Dikendalikan dengan membongkar akar
tanaman yang terserang lalu dibakar dan
lahan tidak ditanami lagi minimal 2 tahun
P ANEN DAN PASCA PANEN
 Waktu Panen

  Tanaman kopi, masa pembungaannya tidak serentak sekitar


3-4 kali dalam setahun yang dikenal dengan istilah
pembungaan pendahuluan, pembungaan pertengahan
(besar), dan pembungaan akhir.
  Ketidak serentakan masa pembungaan mengakibatkan masa
panen kopi tidak serentak, yaitu ada panen pendahuluan,
panen utama (besar) dan panen akhir
  Jenis robusta waktu panen dapat dilakukan dalam waktu 8-
11 bulan setelah pembungaan. Untuk jenis kopi Arabika
dapat dipanen dalam waktu 6-8 bulan setelah pembungaan
  Ketepatan waktu panen sangat berpengaruh terhadap mutu
kopi yang dihasilkan. Oleh sebab itu kopi harus dipanen
pada tingkat kematangan yang tepat. Tingkat kematangan
yang tepat dapat di tandai dengan buah yang telah berwarna
merah terang.
Panen

Cara Panen Buah Kopi


Secara Selektif   Buah kopi yang dipetik hanya buah yang
betul-betul masak.
 Buah yang masih hijau tidak ikut dipetik
tetapi dibiarkan 1-2 minggu pada
pemetikan berikutnya.
 Dengan cara ini akan diperoleh buah kopi
yang bermutu tinggi.
Setengah  Pemetikan dilakukan terhadap dompolan
Selektif  yang sebagian besar buahnya yang sudah
masak.
 Selanjutnya pemetikan dilakukan
terhadap buah masak pada dompolan
lain.
Secara Lelesan Pemungutan pada buah kopi yang jatuh
ketanah karena terlambat petik. Buah kopi
seperti ini biasanya mutunya sudah kurang
baik.
Panen
Cara Panen Buah Kopi
Secara Rajutan  Pemetikan dilakukan terhadap semua
buah kopi termasuk yang masih hijau.
 Pemetikan seperti ini biasanya dilakukan
pada panen terakhir.
Pengolahan Hasil
 Dilakukan dengan cara buah yang baru dipetik
langsung dijemur dibawah sinar matahari
antara 10-14 hari. Dalam penjemuran buah kopi
harus selalu dibolak-balik agar keringnya
1 merata tetapi dapat juga dengan cara
pemecahan kulit terlebih dahulu dengan mesin
Pengolaha pulper. Selanjutnya baru dijemur dibawah sinar
n Kering matahari sampai menjadi kering benar. Setelah
itu disimpan sebagai kopi glondong dan bila
akan dijual kopi glondong baru dilepas kulit
tanduk serta kulit arinya
 Pengolahan kering dapat dianggap selesai
apabila telah mencirikan: - Kadar air biji
maksimum 12%. - Kadar kotoran berupa batu,
ranting, gumpalan tanah dan benda-benda asing
lainnya 0,5% - Bebas dari biji yang berbau
busuk, berbau kapang dan bulukan. - Bebas dari
serangga hidup.
Pengolahan Hasil
 Dilakukan dengan cara pertama-tama buah kopi
yang masak dikupas dahulu kulitnya dengan cara
ditumbuk atau dengan mesin pulper. Setelah itu
dihilangkan lendirnya dengan cara fermentasi
basah dan kering
2
Pengolaha  Fermentasi basah dilakukan dengan jalan
n Basah merendam biji kopi selama 1 malam kemudian
baru dilakukan pencucian pada air yang mengalir
dan bersih. Biji dianggap bersih jika biji diraba
terasa kesat.

 Fermentasi kering dilakukan dengan jalan


menimbun biji dalam bak kemudian ditutup
dengan karung goni selama 36-48 jam. Fermentasi
dianggap selesai apabila biji kopi telah mudah
dicuci dan tidak mengandung lendir lagi. Setelah
itu baru dilakukan pengeringan dibawah sinar
matahari. Selanjutnya di pisahkan kulit tanduk
Pengolahan Hasil
Pengolahan basah dapat dianggap selesai apabila
telah mencirikan:

 Kadar air biji maksimum 13%


 Kadar kotoran berupa ranting, batu, gumpalan
2
tanah dan benda-benda asing lainnya 5%
Pengolaha  Bebas dari biji yang berbau busuk, berbau kapang
n Basah dan bulukan.
 Bebas dari serangga hidup.
 Biji tidak lolos ayakan 3 x 3 mm dengan
maksimum lolos 1%.
 Untuk bisa disebut biji ukuran besar, harus
memenuhi persyaratan tidak lolos pada ayakan
ukuran 5,6 x 5,6 mm.
Standar Mutu

Standar mutu diperlukan sebagai petunjuk dalam pengawasan


mutu dan merupakan perangkat pemasaran dalam menghadapi
klaim/ketidakpuasan dari konsumen dan dalam memberikan
saran-saran ke bagian pabrik dan bagian kebun. Standardisasi
meliputi definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan
contoh, cara uji, syarat penandaan, cara pengemasan. (SNI 01-
2907-2008)
Pada prinsipnya penanganan pasca panen kopi harus
memperhatikan keamanan pangan. Oleh karena itu harus
dihindari terjadinya kontaminasi dari beberapa hal yaitu :
 Fisik (tercampur dengan benda asing selain kopi, misalnya:
rambut, kotoran, dll);
 Kimia (tercampur bahan-bahan kimia);
 Biologi (tercampur jasad renik yang bisa berasal dari pekerja
yang sakit, kotoran/sampah di sekitar yang membusuk)
SNI 01-2907-2008
SNI 01-2907-2008
SNI 01-2907-2008
SNI 01-2907-2008

Anda mungkin juga menyukai