Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN FIELDTRIP

MATAKULIAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN


DI MALANG JAWA TIMUR

Disusun oleh :

Nama : Sefa Falahudin


No. Mahasiswa : 20180210122
Kelas : Agroteknologi C 2018

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program studi Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY) sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia memiliki tanggung
jawab untuk menghasilkan lulusan sarjana yang siap berperan dalam
pengembangan pertanian di Indonesia. Berkenaan dengan hal tersebut, program
studi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memiliki
tujuan diantaranya menghasilkan sarjana pertanian yang mampu
mengembangkan pertanian secara berkelanjutan, mengelola sumber daya
pertanian, dan menganalisa permasalahan, serta menyusun perencanaan dan
melaksanakan pengembangan masyarakat pertanian. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut diperlukan adanya interaksi antara pihak kampus, masyarakat
dan perusahaan sebagai pelaku riil dalam agroteknologi.
Sebagai langkah nyata dalam mewujudkan tujuan tersebut maka
program studi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
menjadikan fieldtrip menjadi salah satu kegiatan perkuliahan. Dengan
diadakannya kegiatan fieldtrip mahasiswa, diharapkan dapat berfungsi sebagai
alat pembelajar, memacu pembelajaran individu yang mengandung aspek
sosial, aspek pertanian, dan aspek lingkungan.
B. Tujuan
Kegiatan fieldtrip yang dilaksanakan pada tanggal sampai bertujuan
untuk melengkapi syarat mata kuliah “Teknologi Bahan Tanam”. selain untuk
melengkapi syarat mata kuliah, kegiatan fieldtrip kali ini juga bertujuan agar
mahasiswa dapat mengetahui secara langsung keadaan dan kegiatan yang
berlangsung di perusahaan yang bergerak dibidang Pertanian dan diharapkan
juga mahasiswa mampu mengambil manfaat serta pelajaran guna memperluas
wawasan dari mahasiswa itu sendiri karena informasi dan ilmu yang diperoleh
dari perusahaan melalui kegiatan fieldtrip diharapkan dapat menambah ilmu.
Ilmu yang telah diperoleh mahasiswa selama kuliah dengan diadakannya
kegiatan fieldtrip kali ini dan jika suatu saat mahasiswa mempunyai suatu bisnis
usaha di bidang Pertanian mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan
pengalaman yang telah mereka dapatkan dari kegiatan fieldtrip ini.
Selain itu dengan adanya kegiata fieldtrip kali ini diharapkan dapat
menambah ke akraban antar sesama mahasiswa dan mempererat persahabatan
antar sesama mahasiswa.
BAB II
LOKASI DAN MACAM KEGIATAN
A. PT. BISI Internasional TBK
PT Bright Indo Seed Industry memulai pembangunan pabrik pada awal
bulan Agustus 1983 dan mulai beroperasi pada awal tahun 1984. PT Bisi
merupakan salah satu perusahaan swasta patungan antara Charoen Pokhand
Overseas Invesment Co. Ltd dari Thailand dan PT Sri Rejeki Nusantara dari
Surabaya, mendirikan industri pengolahan benih khususnya benih jagung yang
diberi nama PT Bisi.
PT Bisi terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Selain sebagai kantor pusat perusahaan, kantor
ini juga berfungsi sebagai tempat penelitian dan pengembangan yang dilakukan
oleh Divisi Research dan Development (R&D) berupa penelitian untuk
tanaman Pangan dan Hortikultura baik untuk dataran rendah maupun dataran
tinggi. Selain itu PT Bisi International Tbk memiliki kantor cabang, setiap
cabang menangani beberapa varietas tanaman diantaranya, cabang yang ada di
Desa Kambingan khusus menangani tanaman pangan, di Desa kencong khusus
menangani tanaman sayuran serta yang ada di Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Medan yang masing-masing menangani beberapa varietas tanaman pangan dan
sayuran.
1. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PT. BISI International Tbk. memiliki empat divisi dalam produksi benih
yaitu Departemen Research and Development, Departemen Produksi,
Departemen Processing, dan Departemen Quality Control. Departemen
Research and Development merupakan departemen yang bertugas meneliti dan
mengembangkan produk melalui teknologi pemuliaan tanaman dengan
menggabungkan penelitian lapangan dan laboratorium.
Departemen Processing memiliki tugas dalam pengolahan dan
penyimpanan benih. Departemen Produksi merupakan departemen yang
bertugas untuk mengatur produksi benih di lapangan serta memiliki tanggung
jawab dalam produksi jagung, padi, sayuran hibrida, dan sayuran bersari bebas.
Struktur organisasi Departemen Produksi PT. BISI International Tbk. dapat
dilihat pada Lampiran 1. Departemen Quality Control memiliki fungsi dalam
pengawasan produksi benih, mulai dari pengawasan benih induk sampai
pemasaran benih.

Tenaga kerja yang dipekerjakan perusahaan adalah tenaga kerja staf dan
outsourcing serta karyawan harian dan borongan. Jumlah karyawan PT. BISI
International Tbk. di seluruh Indonesia (tidak termasuk Departemen Marketing)
sebanyak 320 orang karyawan staf. Karyawan harian/borongan sebanyak 4.000
orang dan karyawan outsourcing sebanyak 400 orang.

Sistem kerja PT. BISI International Tbk. adalah menggunakan jam kerja
standar yang dimulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 15.30 WIB pada hari
Senin sampai Jumat, sedangkan pada hari Sabtu dimulai pukul 07.30 WIB
sampai dengan 13.00 WIB. Jam kerja untuk Staf Lapang yang bertugas di
lapangan tidak selalu sesuai dengan jam kerja standar. Sistem pengupahan
untuk semua pekerja dan karyawan dibayar setiap satu bulan sekali berdasarkan
kebijakan dari perusahaan.

2. Riset R&D (Research and Development)


Kebun percobaan ini seluas 12 hektar yaitu 2 hektar untuk bangunan
dan 10 hektar untuk lahan pertanian. R&D ini dilakukan di farm percobaan
yaitu mengkreasi semua tanaman jagung dan padi, riset ini bertujuan untuk
pembuatan varietas-varietas tanaman tersebut. Setelah kegiatan R&D baru
akan diproduksi masal. Produksinya sendiri bekerja sama dengan petani
mikro kemudian masuk ke pabrik untuk diolah menjadi benih yang siap
untuk petani. Aktivitas dilapangan ini yaitu menyiapkan bahan induk
dengan cara kegiatan pemuliaan dan mengevaluasi metode-,etode pertanian
dengan kegiatan mengevaluasi jenis penyakit yang menyerang pada
tanaman tersebut.
a. Proses Skrining Penyakit

Dalam kegiatan skrining ini adalah dengan cara memotong daun


dengan rata dengan tujuan skrining terhadap penyakit hawar daun yang
disebabka oleh bakteri dan juga agar mengetahui seberapa kuat varietas
tersebut . Tanaman tersebut diketahui tahan atau tidaknya terhadap penyakit
dapt dilihat dengan cara pada potongan rata tersebut, bila lukanya sedikit
berarti tahan terhadap penyakit namun jika lukanya banyak maka
sebaliknya.

b. Tahap Pemuliaan

Untuk mendapatkan 1 varietas baru dari persilangan sekitar 4-5


tahun tiap musimnya dilakukan persilangan dan membentuk sebuah sirklus.
Pada lahan produksi benih hibrida ini dilakukan persilangan tetua yang
berbeda genetiknya. Di padi sendiri karena termasuk tanaman yang
menyerbuk sendiri maka persilangannya dilakukan dengan cara di buat jalur
mandul jantan. Sedangkan pada tanaman jagung sendiri dilakukan dengan
cara pembuangan bunga jantan.

Dilahan ini juga terdapat fasilitas yang berupa ruang polinasi


didalam ruangan tersebut terdapat 3 kegiatan yaitu :

1) Preparasi

Kegiatan preparasi ini dengan cara membuang daun agar mudah


dalam proses penyerbukan, pemotongan malai dilakukan pada sore hari,
yang kemudian ditutup agar tidak terjadi kontaminasi
2) Penyerbukan

Peneyerbukan sendiri dilakukan dengan cara mengetuk kantong


yang berada pafa tanaman jagung tersebut

3. Pabrik
B. UPT PSBTPH IV Jatim (BPSB Malang)
a. Laboratorium
b. Kunjungan Lapangan

C. BALITKABI (Malang)
Sebagai sebuah lembaga penelitian, kiprah Balai Penelitian Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) telah dimulai sejak sebelum kemerdekaan
melalui keberadaan kebun-kebun percobaan di berbagai daerah di Jawa Timur.
Dengan berdirinya Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3) yang berpusat di
Bogor, kebun-kebun percobaan tersebut diintegrasikan dalam LP3 Perwakilan
Jawa Timur pada tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.
23/Permentan/OT.140/3/2013, nama Balai Penelitian Tanaman Kacang-
kacangan dan Umbi-umbian berubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi dengan singkatan sama yaitu Balitkabi dengan mandat
komoditas kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, dan ubijalar, serta
kacang dan ubi potensial.
Balitkabi bertanggungjawab kepada Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Tahun 2014, Balitkabi ditetapkan sebagai
Pusat Unggulan Iptek (PUI) Aneka Kacang dan Umbi oleh Kementerian Ristek
Dikti dengan nomor SK 10/PU.IPTEK/XII/2014 berlaku dari tanggal 1 Januari
2015 hingga 31 Desember 2017. Dengan ditetapkannya Balitkabi sebagai PUI
maka Balitkabi menjadi lembaga rujukan Iptek dan sumber inovasi teknologi
tanaman aneka kacang dan umbi.
a. Struktur Organisasi

KEPALA BALAI

Dr.Ir. YULIANTORO BALIADI, MS

Sub Bagian Tata Usaha

LANGGENG SUTRISNO, S.P

Seksi Pelayanan Teknis Seksi Jasa Penelitian

Dr. RUDI ISWANTO B.S KOENTJORO, S.P, M.Kom

Kelompok Jabatan Fungsional

Ir. TONNY ERJONO, MM.


b. Fasilitas yang ada di BALITKABI Malang
Ada banyak fasilitas yang ada di BALITKABI Malang, salah satunya
tempat yang dikunjungi adalah :
1. Laboratorium
2. Kebun Percobaan
3. Tempat pemilihan benih unggul
4. Tempat pengemasan benih
5. Tempat penyimpanan benih, dll.
c. Tugas Pokok dan Kegiatan
Berdasarkan Permentan Nomor: 23/Permentan/OT.140/3/2013, Balai
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) adalah Unit
Pelaksana Teknis di bidang penelitian dan pengembangan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan.
Tugas Balitkabi adalah melaksanakan penelitian teknologi tinggi dan
penelitian strategis (pemuliaan dan pemberdayaan sumberdaya genetik,
pemantauan dinamika populasi biotipe hama penyakit, dan dinamika fisiko-
kimia tanah) untuk tanaman aneka kacang dan umbi.
Dalam melaksanakan tugas penelitian tanaman aneka kacang dan umbi,
Balitkabi menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi,
dan laporan penelitian tanaman aneka kacang dan umbi.
2. Melaksanakan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan
pemanfaatan plasma nutfah tanaman aneka kacang dan umbi.
3. Melaksanakan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan
fitopatologi tanaman aneka kacang dan umbi.
4. Melaksanakan penelitian komponen teknologi sistem usahatani
tanaman aneka kacang dan umbi.
5. Melaksanakan penelitian penanganan hasil tanaman aneka kacang dan
umbi.
6. Memberikan pelayanan teknis penelitian tanarnan aneka kacang dan
umbi.
7. Menyiapkan kerja sama, informasi dan dokumentasi serta
penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman aneka
kacang dan umbi.
8. Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan
perlengkapan Balitkabi.
Komoditas yang ditangani dikelompokkan menjadi :
1. Komoditas utama : kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, dan
ubijalar.
2. Komoditas potensial : kacang tunggak, kacang gude, komak, koro,
garut, ganyong, talas, keladi, serta komoditas ubi dan kacang potensial
lainnya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. PT. BISI Internasional TBK


1. Pengolahan Lahan

Persiapan lahan pada PT. BISI International Tbk. dilakukan dengan


pengolahan tanah dan tanpa pengolahan tanah. Perlakuan tanpa pengolahan
tanah dilakukan pada lahan kering karena kemiringan lahan yang curam
sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pengolahan tanah. Sistem
tanpa pengolahan tanah diawali dengan pembersihan tanah dari sisa jerami
dan gulma kemudian dibuat larikan secara teratur dengan cangkul. Saluran
drainase dibutuhkan dalam sistem tanpa pengolahan tanah. Perlakuan tanpa
pengolahan tanah dinilai dapat meminimalisir biaya produksi karena tidak
memerlukan banyak tenaga kerja. Pengolahan tanah dilakukan pada lahan
sawah agar tekstur tanah lebih gembur dan tidak lengket. Pengolahan tanah
merupakan kegiatan untuk menghasilkan media tumbuh yang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara
manual dan mekanis.

Pengolahan tanah secara manual dilakukan dengan menggunakan


cangkul dan garpu. Mekanisme yang dilakukan dalam pengolahan secara
manual yaitu melakukan pembalikan tanah terlebih dahulu kemudian
diikuti dengan perataan tanah. Pengolahan tanah secara manual
membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan pengolahan
tanah secara mekanis. Pengolahan tanah secara mekanis dapat dilakukan
dengan hand tractor. Pengolahan dengan hand tractor memiliki efisiensi
yang tinggi karena dapat melakukan pembalikan dan perataan dalam waktu
yang bersamaan.
Pengolahan tanah di Desa Kambingan dilakukan pada lahan sawah
dengan cara mekanis menggunakan hand tractor dan dilanjutkan dengan
cara manual menggunakan cangkul dan garpu. Pengolahan tanah secara
mekanis dengan hand tractor dilakukan pada awal pengolahan dengan
tujuan membalikkan dan meratakan tanah pada lahan utama dengan cepat.
Pengolahan tanah secara mekanis tersebut sangat diperlukan karena tanah
yang akan diolah sangat keras dan harus dilakukan pengolahan tanah secara
mekanis terlebih dahulu. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengolahan
tanah dengan cara mekanis yaitu sebanyak dua orang per hektar.

Pengolahan tanah secara manual di Desa Kambingan dilakukan


setelah pengolahan tanah secara mekanis dengan tujuan membuat bedengan
di alur penanaman dan parit di pinggir lahan. Tenaga kerja yang dibutuhkan
dalam pengolahan tanah secara manual yaitu sebanyak enam orang per
hektar. Bedengan diperlukan dalam kegiatan produksi benih PT. BISI
International Tbk. Tujuan penggunaan bedengan yaitu menjaga agar air
yang diserap oleh tanaman tidak melebihi batas maksimal serta
mengendalikan populasi gulma.

Lahan di Desa Kambingan menggunakan bedengan dengan tinggi


20 cm. Setiap bedengan dipisahkan oleh parit irigasi yang bertujuan untuk
menampung kelebihan air yang ditampung bedengan. Parit irigasi semakin
baik apabila dibuat lebih dalam karena dapat mengurangi kelembapan dan
mengurangi laju air pada permukaan tanah. Bedengan sangat diperlukan
oleh tanaman jagung pada musim hujan karena air yang berlebih akan
mengalir melalui saluran parit irigasi.
2. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara semi


mekanis dan dengan cara manual. Penanaman secara semi mekanis
dilakukan dengan menggunakan planter. Penanaman secara semi mekanis
dapat dilakukan ketika tanah yang akan dilakukan penanaman tidak dalam
kondisi basah. Kondisi basah akan memperlambat pergerakan planter
sehingga benih yang akan keluar dari planter tidak tertanam pada jarak
tanam yang seharusnya. Planter dapat digerakkan dengan cara mendorong
sesuai arah tanam yang seharusnya. Penanaman secara manual dilakukan
apabila kondisi tanah yang akan dilakukan penanaman tidak dapat ditanami
dengan menggunakan planter. Penanaman secara manual dilakukan dengan
cara ditugal menggunakan alat tugal sedalam 3 cm. Penanaman diikuti
dengan penutupan tanah dengan menggunakan pupuk organik atau tanah.
Penanaman di Desa Kambingan dilakukan secara semi mekanis dengan
menggunakan planter.

BAB IV

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai