PROPOSAL
KULIAH KERJA LAPANGAN
Oleh :
M. Dodi Jalaludin
A.1810917
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga menyelesaikan proposal kuliah kerja lapang (KKL)
ini dengan tepat waktu. Proposal KKL ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
dapat melaksanakan KKL.
Kegiatan KKL ini dilaksanakan di CV Segar Tani Cianjur, dalam pelaksanaan
kegiatan KKL ini diharapkan penulis mampu memahami proses kerja secara nyata
dalam hal budidaya tanaman tomat. Penyusunan proposal KKL ini tidak terlepas
dari bantuan dan dorongan banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Yanyan Mulyanigsih, SP., MP, selaku pembimbing I dalam KKL.
2. Dr. Muhammad Zainal Fanani, SP., selaku pembimbing II dalam KKL.
3. Yuliawati, SP., M.Si., selaku ketua program studi Agroteknologi yang
telah membantu saya hingga saat ini.
4. Dr. Setyono, Ir., M.Si., selaku pembimbing akademik.
5. Guntur Pimpinan GSM (Guntur Sumber Mushroom) yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan KKL.
6. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga, dan sahabat atas segala do’a dan kasih sayangnya.
Penyusun menyadari dalam pembuatan proposal ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penyusun mohon maaf dengan sebesar-
besarnya dan juga mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya
membangun. Mudah-mudahan proposal KKL ini dapat memberikan manfaat dan
pedoman untuk melaksanakan KKL.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...................................................................................... v
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................... 1
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Lapang ........................................................ 3
1.3 Manfaat Kuliah Kerja Lapang ...................................................... 3
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Jamur Tiram ..................................................................... 4
2.2 Klasifikasi dan Morfologi ............................................................ 4
2.3 Kandungan dan Manfaat Jamur Tiram ......................................... 6
2.4 Syarat Tumbuh .............................................................................. 8
2.5 Teknik budidaya............................................................................ 9
III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 12
3.2 Metode Pelaksanaan...................................................................... 12
3.3 Pengumpulan Data ........................................................................ 12
3.4 Analisis Data ................................................................................. 12
Media tumbuh yang banyak digunakan untuk budidaya jamur adalah serbuk
gergaji kayu. Serbuk kayu yang terbaik sebagai bahan media tanam jamur berasal
dari jenis kayu yang keras dan tidak banyak mengandung getah misalnya kayu
sengon dan kayu gelam, disamping itu serbuk yang dipilih harus bersih dan kering.
Pada media tanam jamur tiram perlu di tambahkan beberapa bahan yaitu bekatul,
kapur, dan gips (Asegab Muad. 2011).
Persiapan media tumbuh jamur tiram harus melalui beberapa tahapan
diantaranya sterilisasi dengan pengukusan media selama 8- 10 jam, inokulasi dan
tahapan inkubasi dalam ruang gelap selama 30 hingga 40 hari (Asegab Muad.
2011)..
Di dalam kumbung baglog jamur tidak disusun tegak melainkan ditidurkan.
Lubang tumbuh dengan membuka cincin atas baglog, dapat pula di bentuk pada
2
bagian samping atau pada bagian atas media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
lubang tumbuh bagian atas media menghasilkan jamur yang tumbuh berbatang
pendek, ukuran badan buah relatif seragam dan tubuh buah mudah dipetik (Trubus.
2001).
Jamur tiram putih adalah salah satu jamur yang enak dimakan serta
mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Jamur ini mengandung protein (27%),
vitamin dan mineral. Vitamin–vitamin yang terkandung dalam jamur ini meliputi
tiamin, riboflavin, niasin, biotin dan vitamin C. Mineral yang ada pada jamur ini
meliputi kalium, kalsium, magnesium, besi, natrium, kuprum, sulfur dan fosfor.
Jamur ini mengandung 18 jenis asam amino yang meliputi isoleucine, leucine,
lysine, methionine, cystine, phenylalanine, tyrosine, threonine, tryptophan, valine,
arginine, histidine, alanine, aspartat, asam glutamate, glysin, proline dan serine
(Astuti, dkk., 2013).
Jamur tiram putih mempunyai manfaat bagi kesehatan manusia, jamur ini
mengandung protein nabati dan tidak mengandung kolesterol sehingga dapat
mencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung serta untuk mengurangi
berat badan dan diabetes. Kandungan asam folat (vitamin B komplek) yang tinggi
dapat menyembuhkan anemia dan obat antitumor. Jamur tiram putih dapat
digunakan untuk mencegah dan menanggulangi kekurangan gizi serta pengobatan
kekurangan zat (Suharjo E 2015). .
Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan BPS (2019)
diantara keempat provinsi, Jawa Barat merupakan sentra terbesar penghasil jamur
yang memproduksi sebanyak 17.404.562 kg. Jawa Barat sendiri memiliki beberapa
wilayah penghasil jamur yang berada di Kota dan Kabupaten. Berdasarkan BPS
(2019), Kabupaten Bogor menjadi urutan kedua wilayah penghasil jamur terbesar
dengan jumlah produksi sebesar 2.795.132 kuintal. Salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang budi daya jamur tiram putih di wilayah Kabupaten Bogor
adalah Guntur Sumber Mushroom tepatnya di Kecamatan Ciawi. Jamur tiram putih
yang dihasilkan oleh Guntur Sumber Mushroom yaitu jamur tiram grade biasa dan
grade super dengan tingkat produktivitas yang cukup tinggi dan merupakan jamur
organik. Produktivitas jamur tiram putih pada Guntur Sumber Mushroom.
Indonesia mengenal budidaya jamur pada awal tahun 1960-an untuk jenis
jamur merang, kemudian awal tahun 1970-an untuk jenis jamur tiram dan shiitake.
Universitas Sumatera Utara Perkembangan budidaya jamur dunia sejak sekitar
1000 tahun yang lalu ternyata sangat pesat teknologinya untuk jenis jamur kompos
champignon di Benua Eropa, kemudian meluas ke Amerika dan Australia. Bahkan
di dalam bisnis jamur dunia, jamur kompos menduduki tempat teratas dalam jumlah
produksi dan nilai penjualan. Sedangkan ditinjau dari segi harga satuan berat kg
maka shiitake yang paling tinggi. Ini berkaitan bukan saja dari nilai organoleptik
sebagai makanan, juga dari segi gizi dan aspek kesehatan. Oleh orang jepang, jamur
tiram disebut shimeji. Lain lagi dengan orang Eropa dan Amerika, mereka
menyebutnya dengan oyster mushroom (Hernanto, F. 1991).
Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh menyamping pada batang kayu
lapuk. Kehidupan jamur mengambil makanan yang sudah dibuat oleh organism lain
yang telah mati (saprofit), karena tidak memiliki klorofil. Semua jenis saprofit
khususnya yang tumbuh pada kayu dapat dengan mudah dibudidayakan, meskipun
dari beberapa hal jamur sulit dipasarkan dalam jumlah besar karena sifatnya yang
lunak sehingga mudah rusak (Djarijah dan Abbas, 2001).
Ciri-ciri jamur tiram adalah daging tebal, berwarna putih, kokoh, tetapi
lunak pada bagian yang berdekatan dengan tangkai, bau dan rasa tidak merangsang.
Tangkai tidak ada atau jika ada biasanya pendek, kokoh dan tidak dipusat atau
lateral (tetapi kadang-kadang dipusat), panjang 0,5-4,0 cm, gemuk, padat, kuat
kering, umumnya berambut atau berbulu kapas paling sedikit di dasar (Gunawan,
Agustin Wydia. 2004).
Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar membentuk corong
dangkal seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah jamur memiliki tudung (pilues)
dan tangkai (stipes atau stalk). Pileus berbentuk mirip cangkang tiram berukuran
5-15 cm dan permukaan bagian bawah berlapis-lapis seperti insang berwarna putih
dan lunak. Sedangkan pertumbuhan tangkainya dapat pendek atau panjang
(2-6 cm). Tangkai ini menyangga tudung lateral (dibagian tepi) atau eksentris (agak
ke tengah) Jamur tiram bersih (Pleurotus florida dan P. ostreatus) memiliki tudung
berwarna putih susu atau putih kekuning-kuningan dengan garis tengah 3-14 cm
(Djarijah dan Abbas, 2001).
Permukaan jamur tiram licin dan agak berminyak ketika lembab sedangkan
bagian tepinya mulus agak bergelombang. Daging jamur cukup tebal, kokoh tapi
lunak pada bagian yang berdekatan dengan tangkai. Jika sudah terlalu tua, daging
buah menjadi alot dan keras. Spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4µm.
Miselium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat (Gunawan, Agustin
Wydia. 2004).
Jamur tiram memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel – sel lepas
atau bersambungan membentuk hifa dan miselium. Pada titik – titik pertemuan
6
percabangan miselium akan terbentuk bintik kecil yang disebut pin head atau calon
tubuh jamur yang akan berkembang menjadi tubuh buahjamur (Parjimo dan Agus,
2007).
Batang atau tangkai jamur tiram tidak tepat berada ditengah tudung, tetapi
agak kepinggir. Tubuh buahnya membentuk rumpun yang memiliki banyak
percabangan dan menyatu dalam satu media. Jika sudah tua, daging buahnya akan
menjadi liat dan keras. Warna jamur yang disebut dengan oyster mushroom ini
bermacam-macam, ada yang putih, abu-abu, cokelat, dan merah Di Indonesia, jenis
yang paling banyak dibudidayakan adalah jamur tiram putih (Parjimo dan Agus,
2007).
Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih
tinggi dibandingkan jenis jamur kayu lainnya. Dalam 100 gram jamur tiram kering
mengandung protein (10,5-30,4%), lemak (1,7-2,2%), karbohidrat (56,6%),
thiamin (0,20 mg), dan riboflavin (4,7-4,9 mg) niasin (77,2 mg) dan
kalsium (314,0 mg). Kandungan nutrisi jamur tiram lebih tinggi dibanding dengan
7
jamur lainnya. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol (Djarijah dan Abbas, 2001).
Tabel 3. Kandungan gizi jamur tiram putih segar per 100 gram
Kandungan Gizi Dalam gram
Protein 13,8
Serat 3,5
Lemak 1,41
Abu 3,6
Karbohidrat 61,7
Kalori 0,41
Kalsium 32,9
Zat Besi 4,1
Fosfor 0,31
Vitamin B1 0,12
Vitamin B2 0,64
Vitamin C 5
Niacis 7,8
Sumber: Djarijah dan Abbas (2001)
Jamur tiram memiliki sifat menetralkan racun dan zat-zat radioaktif dalam
tubuh. Khasiat jamur tiram untuk kesehatan adalah menghentikan pendarahan dan
mempercepat pengeringan luka pada permukaan tubuh, mencegah penyakit
diabetes mellitus, penyempitan pembuluh darah, menurunkan kolesterol darah,
menambah vialitas dan daya tahan tubuh serta mencegah penyakit tumor atau
8
Dalam budidaya jamur tiram putih ada beberapa tahapan yang perlu
diperhatikan, yaitu persiapan media tanam utama (baglog), pengemasan serbuk ke
dalam plastik, inokulasi bibit, sterilisasi dan inkubasi, dan terakhir proses panen.
Tahapan pertama yang dilakukan adalah pembuatan media dasar tanam jamur
(baglog). Dalam membuat media dasar tanam jamur, hal pertama yang dilakukan
adalah mencampur serbuk gergaji dari berbagai macam kayu. Lalu, menyiramkan
air sebanyak kurang lebih 60%. Kemudian, menambahkan dedak padi sebanyak
15% dari serbuk kayu sekitar 15 kilo/100 baglog. Setelah itu, menambahkan dedak
jagung sekitar 3 kg/100 baglog dan kapur gamping 100 2,5%/100 baglog, kemudian
diaduk rata. Selanjutnya, serbuk yang telah tercampur tadi diayak. Terakhir,
melakukan fermentasi selama sehari semalam dan ditutupi terpal
(Kurniati, F., Sunarya, Y., & Nurajijah, R. 2019).
bersih dari kuman. Setelah jagung dingin, kemudian melakukan pengisian jagung
ke dalam botol-botol yang telah dibersihkan serta sisa bibit jagung yang sudah
difermentasi sebelumnya. Selanjutnya, mensterilkan botol berisi jagung tersebut
dengan cara dikukus di dalam drum lalu ditunggu sampai dingin di dalam ruangan
tertutup (steril) selama 17 hari (Redaksi Agromedia. 2002).
Tahapan terakhir dalam budidaya jamur tiram adalah proses panen, sebelum
itu dilakukan proses pemeliharaan tumbuh kembang jamur hingga tiba saatnya
panen. Kurang lebih sebulan setelah ditanam, jamur tiram putih siap dipanen.
Ciri-ciri jamur tiram putih yang siap dipanen yaitu, jamur tiram putih memiliki
tudung yang tipis. Cara memetik jamur sangat mudah yaitu, salah satu tangan
memegang bagian atas (tudung) jamur dan tangan lainnya memegang bagian bawah
(batang) jamur, kemudian tangan bawah mengangkat naik jamur hingga jamur
terlepas dari baglog. Setelah dipanen, jamur siap diolah (Redaksi Trubus. 2001).
Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian
bagian tubuh buahnya dipisahkan deri pangkalnya. Proses pencucian dan
pemisahan ini penting untuk dilakukan karena bila selama proses budidaya petani
menggunakan pestisida, biasaya racun pestisida akan mengendap pada bagian
pangkal dan masih memungkinkan terdapat residu yang tertinggal pada tubuh buah.
Setelah diyakini kebersihannya, proses sortasi dilakukan untuk mengelompokkan
jamur tiram berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh hasil yang seragam sehingga akan menarik minat konsumen saat
dipasarkan (Nurhidayat Suryani Rahmat, 2011).
I = TR – TC
Keterangan :
I = Income ( pendapatan)
TR = Total Revenue (Penerimaan Total)
TC = Total Cost ( Biaya Total)
3.4.2 Analisis R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)
13
Analisis titik impas pulang modal atau Break Event Point (BEP) adalah
suatu kondisi yang menggambarkan hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan
modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan jika dilihat
dari pendapatan tidak menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami
kerugian. Break Event Point (BEP) adalah titik pulang pokok, dimana Total
Reveneusama dengan total cost.
BEP Produksi
BEP produksi merupakan keadaan dimana usahatani harus menghasikan
jumlah minimal produk agar usahatani mencapai titik impas. Analisis BEP produksi
dihasilkan melalui perbandingan antara biaya total (TC) dengan harga jual produk,
diformulasikan sebagai berikut :
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒂𝒏
BEP Unit = 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑱𝒖𝒂𝒍
BEP Harga
BEP harga merupakan keadaan dimana produk hasil usaha tani harus dijual
dengan harga minimum yang diperoleh dari hasil perhitungan BEP harga, agar
usahatani tidak mengalami kerugian. Analisis BEP harga dihasilkan melalui
perbandingan antara biaya total (TC) dengan jumlah hasil produksi. Diformulasikan
sebagai berikut :
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒂𝒏
BEP Harga = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑯𝒂𝒔𝒊𝒍 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
BEP Penerimaan
14
Asegab Muad. 2011. Bisnis Pembibitan Jamur Tiram, Jamur Merang dan Jamur
Kuping. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Guntur Sumber Mushroom (2022) Produktivitas jamur tiram putih. Guntur Sumber
Mushroom
Hernanto, F. 1991.Usahatani.Penebar Swadaya.LP3ES.Jakarta
Kurniati, F., Sunarya, Y., & Nurajijah, R. 2019. Pertumbuhan dan hasil jamur tiram
putih (Pleurotus ostreatus (Jacq) P. Kumm) pada berbagai komposisi media
tanam. Media Pertanian, 4(2), 59- 68
Muller, 2005. The function of the compost and casing layer in relation to fruiting
and the growth of the citivated mushroom.
Nurhidayat Suryani Rahmat, 2011. Untung Besar Dari Bisnis Jamur Tiram.
Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
Parjimo dan Agus Andoko. 2007. Budidaya Jamur: Jamur Kuping, Jamur Merang,
& Jamur Tiram. Jakarta: PT Rineka Cipta.
16
Rial Aditya, 2009. "Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Pada Jamur Tiram Serta
Pencegahannya,". ALTIFANI. International Journal of Community
Engagement, 31-35
Rosmiah, Aminah, I.S., Hawalid, H., & Dasir. 2020. Budidaya jamur tiram putih
(Pluoretus ostreatus) sebagai upaya perbaikan gizi dan meningkatkan
pendapatan keluarga. ALTIFANI. International Journal of Community
Engagement, 31-35
Suriawiria Unus. 2000. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu: Shitake, Kuping, Tiram.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Perkenalan
Penyiapan bibit
Penanaman
Perawatan
Panen
Analisis usahatani
Penyusunan laporan