Anda di halaman 1dari 33

TEKNIK PERBANYAKAN DAN PEMELIHARAAN BIBIT

TANAMAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DI


PT.KUSUMA SATRIA DINASASTRI WISATAJAYA KOTA
BATU,JAWA TIMUR

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh :

NURWATI

2018330072

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

TEKNIK PERBANYAKAN DAN PEMELIHARAAN BIBIT TANAMAN


BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DI PT.KUSUMA SATRIA
DINASASTRI WISATAJAYA KOTA BATU,JAWA TIMUR

Disususn Oleh
Nurwati
2018330072

Program Studi Agroteknologi


Fakultas Pertanian

Mengetahui Menyetujui,
Kps Agroteknologi Dosen Pembimbing

Reza Prakoso Dwi Julianto, SP.,MP Ricky Indri Hapsari, SP.,MP


NIDN. 0717079001 NIDN.0705028201

Mengesahkan
Dekan Pertanian

Dr.Ir.Amir Hamzah,MP
NIDN.0027056718

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1............................................................................................................................... Latar Belakan


..............................................................................................................................1
1.2............................................................................................................................... Tujuan Penel
..............................................................................................................................2
1.3............................................................................................................................... Manfaat Pene
..............................................................................................................................2

BAB 2. LANDASAN TEORI..........................................................................................3

2.1............................................................................................................................... Klasifikasi D
..............................................................................................................................3
2.2............................................................................................................................... Persyaratan T
..............................................................................................................................4
2.3............................................................................................................................... Budidaya Tan
..............................................................................................................................4

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................................5

3.1 Waktu Dan Tempat.............................................................................................5


3.2............................................................................................................................... Alat Dan Bah
..............................................................................................................................5
3.3...............................................................................................................................Metode Dan P
..............................................................................................................................5

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................6

4.1. Profil Tempat Pkl....................................................................................................... 6

4.2. Hasil Dan Pembahasan............................................................................................. 6

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................7

3
5.1. Kesimpulan................................................................................................................. 7

5.2. Saran........................................................................................................................... 7

Lampiran..........................................................................................................................7

A. Daftar Rujukan/Pustaka.............................................................................................7
B. Dokumentasi..............................................................................................................7

4
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga proposal penelitian ini  dapat
terselesaikan dengan judul “TEKNIK PERBANYAKAN DAN PEMELIHARAAN
BIBIT TANAMAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DI
PT.KUSUMA SATRIA DINASASTRI WISATAJAYA KOTA BATU”.

Penyusunan proposal penelitian ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa
adanya dukungan dari berbagai pihak baik berupa informasi, bimbingan, maupun
dorongan mental kepada kami dari awal hingga terselesaikannya tulisan ini. Untuk itu
dalam kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
Dalam penulisan proposal ini sangat disadari masih banyak kekurangannya,
untuk itu sangat diharapkan adanya saran dan kritik dari berbagai pihak demi
kesempurnaan proposal penelitian ini.

Malang, juli 2021

Penulis

5
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Buah naga (Hylocereus polyrhizus) adalah sejenis tanaman kaktus yang


berasal dari Meksiko dan sekarang telah menyebar dan dibudidayakan hingga ke
negara- negara Asia. Usaha pengembangan buah naga di Indonesia baru dimulai pada
tahun 2001, di daerah Mojokerto , Pasuruan dan Jember. Buah naga termasuk buah
yang cukup popular karena warnanya yang mencolok, memiliki rasa asam manis dan
segar. Selain itu tanaman buah naga ini perlu sinar matahari penuh atau tidak ada
naungan karena jika ada naungan akan mempengaruhi produksi buah dan
pertumbuhan tanaman buah naga itu sendiri. Buah naga ada empat jenis yaitu buah
naga daging merah, buah naga daging putih, buah naga daging super red dan buah
naga daging kuning. Keempat jenis buah tersebut mempunyai keunggulan masing-
masing dan mempunyai ciri yang berbeda sehingga mempunyai perbedaan nilai jual
pada buah tersebut. Buah naga memiliki kandungan gizi cukup lengkap. Setiap 100
ng buah naga mengandung 83 g air, 0,61 g lemak, 0,22 g protein, 0,9 g serat, 11,5 g
karbohidrat, 60,4 mg magnesium, vitamin, vitamin B1, B2, C, mengandung asam
fenolat yang lebih tinggi, dan bijinya mengandung asam lenoleat sebagai anti kanker.
Selain dikonsumsi langsung, buah ini dapat digunakan sebagai jus, manisan, dan selai
yang berkhasiat sebagai penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut,
penurun kolestrol, mencegah pendarahan, dan kanker usus. (Zainudin Basri,2013)

Perbanyakan tanaman buah naga dapat di perbanyak secara vegetatif dan


generatif. Sistem perbanyakan secara vegetatif mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Perbanayakan tanaman buah naga secara vegetif menggunakan stek
batang. Kendala yang dihadapi pada perbanyakan ini yaitu dibutuhkan waktu yang
lama untuk memperoleh bibit dalam jumlah yang besar, dan bagian tanaman yang
dapat dijadikan stek sangat terbatas. Perbanyakan tidak dapat dilakukan pada tanaman

6
yang sedang berbuah karena buah muncul pada sulur-sulur tanaman sehingga tidak
mungkin memotong sulur tersebut untuk dijadikan stek,. Sedangakan perbanyakan
tanaman Buah naga mengunakan cara generatif mempunyai Kelebihan adalah benih
berukuran kecil dibandingkan dengan tanaman induknya sehingga dapat dihasilkan
dalam jumlah yang besar. Ukuran biji yang kecil juga dapat memberikan kesempatan
untuk penyebaran yang lebih jauh. Tanaman hasil pembiakan generatif akan
mempunyai sifat yang berbeda dengan kedua induk sehingga menimbulkan variasi-
variasi baru baik secara fonotipe maupun gonotipe. Tanaman hasil pembiakan
pembiakan secara generatif biasanya mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungan, selain itu tanaman pembiakan generatif mempunyai umur produktif yang
lebih lama. Sedangkan kelemahan dari pembiakan generatif yaitu sifat biji yang
dihasikan sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika biji yang berasal dari
satu pohon induk yang sama akan menghasilkan banyak tanaman baru dengan sifat
yang beragam. Pertumbuhan vegetatif tanaman hasil perbanyak secara generatif
relatif lambat karena diawal perytumbuhannya makanan yang dihasilkan dari proses
fotosintesa lebih banyak digunakan untuk membentuk batang dan tajuk tanaman.
Akibat tanaman memerlukan waktu yang lama untuk berbungan dan berbuah.
(Mukarlina,2015).

Melihat kondisi penyediaan sebagai tanaman pertanian bibit tersebut maka


pembibitan dapat juga dilakukan dengan multiplikasi tanaman dengan teknik kultur
in vitro . kultur in vitro merupakan teknik menumbuh kembangkan bagian tanaman,
baik berupa sel, jaringan maupun organ dalam kondisi septik secara in vitro. Teknik
ini mampu memperbanyak tanaman dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang
relatif singkat. Perbanyak melalui muliplikasi tunas merupakan metode yang banyak
digunakan dalam perbanyakan tanaman pada teknik kultur jaringan secara in vitro
karena selain cepat juga memiliki peluang yang kecil untuk terjadinya penyimpangan
secara genetic.Namun kendalanya adalah memelurkan biaya yang relatife mahal
(Riza Hanizah, Dkk,2012).

Dilihat dari beberapa permasalahan diatas penelitian dalam hal ini mengangkat
judul penelitian”TEKNIK PERBANYAKAN DAN PEMELIHARAAN BIBIT
TANAMAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) DI PT.KUSUMA
SATRIA DINASASTRI WISATAJAYA KOTA BATU.”

7
1.2. Tujuan Praktek kerja Lapangan

1. untuk mengetahui teknik perbanyakan tanaman buah naga.


2. untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat terhadap teknik
perbanyakan tanaman buah naga.

1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. manfaat akademis

Hasil praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat menambah wacana


keilmuan dan memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai terhadap
teknik perbanyak tanaman buah naga. Serta hasil praktek kerja lapangan ini dapat
digunakan sebagai referensi untuk kegiatan praktek kerja lapangan berikutnya.

2. manfaat praktis

Hasil praktek kerja lapangan ini dapat dijadikan sumber informasi imlu
pengetahuan mengenai teknik perbanyak tanaman buah naga. Serta hasil praktek
kerja lapangan ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan praktek kerja
lapangan berikutnya.

8
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Dan Marfologi Tanaman Buah Naga


Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae
dan Subfamili Hylocereanea. Adapun klasifikasi buah naga tersebut adalah :
 Devisi : Spermathophyta (tumbuhan berbiji)
 Subdevisi : Angiospermae (biji tertutup)
 Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
 Ordo : Cactales Famili : Cactaceae
 Subfamili : Hylocereane
 Genus : Hylocereus
 Spesies : Selenicereus Undatus (Ari Setyowati, 2008).
a. Morfologi
Tanaman yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika selatan
bagian utara ini sudah lama dimanfaatkan buahnya untuk konsumsi segar. Jenis dari
tanaman ini menrupakan tanaman memanjat. Secara morfologi tanaman ini termasuk
tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun yang mana hanya memiliki akar,
batang dan cabang, bunga, buah serta biji
1) Akar
Akar tumbuhan buah naga tidak hanya tumbuh di pangkal batang di dalam
tanah tetapi juga pada celah-celah batang, yang berfungsi sebagai alat
pelekat sehingga tumbuhan dapat melekat atau memanjat tumbuhan lain atau
pada tiang penyangga. Akar pelekat ini dapat juga disebut akar udara atau
akar gantung yang memungkinkan tumbuhan tetap dapat hidup tanpa tanah
atau hidup sebagai epifit. . Perakaran tanaman buah naga sangat tahan
dengan kekeringan dan tidak tahan genangan yang cukup lama. Kalaupun
tanaman ini dicabut dari tanah, ia masih hidup terus sebagai tanaman epifit

9
karena menyerap air dan mineral melalui akar udara yang ada pada
batangnya (Daniel kristanto, 2009).
2) Batang
Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk lasti dan
berlapiskan lilin bila sudah dewasa. Warnanya hijau kebiru-biruan atau
ungu. Batang tersebut berukuran panjang dan bentuknya siku atau segitiga.
Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi.
Itulah sebabnya batang dan cabangnya berwarna hijau. Batang dan cabang
mengandung plastik yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman.
3) Bunga
Bunga tanaman buah naga berbentuk seperti terompet, mahkota bunga
bagian luar berwarna krem dan mahkota bunga bagian dalam berwarna putih
bersih sehingga pada saat bunga mekar tampak mahkota bunga berwarna
krem bercampur putih. Bunga memiliki sejumlah benang sari (sel kelamin
jantan) yang berwarna kuning. Bunga buah naga tergolong bunga
hermaprodit, yaitu dalam satu bunga terdapat benangsari (sel kelamin jantan)
dan putik (sel kelamin betina). Bunga muncul atau tumbuh di sepanjang
batang di bagian punggung sirip yang berduri. Sehingga dengan demikian,
pada satu ruas batang tumbuh bunga yang berjumlah banyak dan tangkai
bunga yang sangat pendek.
4) Buah
Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan berair. Bentuk buah
bulat agak memanjang atua bulat agak lonjong. Kulit buah ada yang
berwarna merah menyala, merah gelap, dan kuning, tergantung dari jenisnya.
Kulit buah agak tebal, yaitu sekitar 3 mm – 4 mm. Di sekujur kulitnya
dihiasi dengan jumbai-jumbai menyerupai sisik-sisik ular naga. Oleh karena
itu, buahnya disebut buah naga. Berat buah beragam berkisar antara 80 – 500
gram, tergantung dari jenisnya. Daging buah berserat sangat halus dan di
dalam daging buah bertebaran biji-biji hitam yang sangat banyak dan
berukuran sangat kecil. Daging buah ada yang berwarna merah, putih, dan
hitam, tergantung dari jenisnya. Daging buah bertekstur lunak dan rasanya
manis sedikit masam (Cahyono, 2009). Biji buah naga sangat banyak dan
tersebar di dalam daging buah. Bijinya kecil-kecil seperti biji selasih. Biji
buah naga dapat langsung dimakan tanpa mengganggu kesehatan. Biji buah
naga dapat dikecambahkan untuk dijadikan bibit.

10
2.2. Peryaratan Tumbuh Tanaman Buah Naga
2.2.1. Keadaan Iklim
Tanaman buah naga merupakan tanaman tropis dan sangat mudah beradaptasi
terhadap lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari, lasti, dan
curah hujan. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman ini adalah sekitar
60 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini akan
lebih baik bila hidup didataran rendah antara 0 – 350 m dpl. Suhu udara yang ideal
bagi tanaman buah nga ini antara 260 – 360 C dan kelembaban antara 70 – 90 %
(Novita Renasari, 2010).
Tanaman buah naga merah dapat tumbuh dengan baik dan berbuah lebat serta
rasanya manis memerlukan penyinaran matahari langsung sepanjang hari (minimal 8
jam sehari). Berkurangnya intensitas penyinaran matahari yang diterima akibat
ternaungi gedung/bangunan atau tanaman lain maka pertumbuhan tanaman dan
produksinya tidak maksimal.
Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini
adalah sekitar 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Pada curah hujan 600 – 1.300
mm/tahun pun tanaman ini masih dapat tumbuh. Namun, tanaman ini tidak tahan
dengan genangan air. Hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan akan
menyebabkan kerusakan yang ditandai dengan proses pembusukan akar yang terlalu
cepat dan akhirnya merambat sampai ke pangkal batang. Sementara intensitas sinar
matahari yang disukai sekitar 70% – 80%.

2.2.2. Ketinggian Tempat dan Jenis Tanah


Ketinggian tempat untuk pembudidayaan buah naga merah yaitu dataran
rendah sampai medium yang berkisar 0 m –500 m dari permukaan laut, yang ideal
adalah kurang dari 400 m dpl. Di daerah pada ketinggian di atas 500 m dpl, buah
naga merah dan putih masih dapat tumbuh dengan baik dan berbuah, namun buahnya
tidak lebat dan rasa buah kurang manis. Untuk buah naga kuning, ketinggian tempat
yang cocok untuk pertumbuhan dan berproduksinya adalah di atas 800 m dpl (dataran
tinggi atau pegunungan) (Lutfi Humaidin, 2009).

11
Struktur tanah yang gembur juga meningkatkan drainase tanah sehingga dapat
mencegah genangan air. Jika drainase tanah baik, maka seluruh kehidupan yang
berada di dalam tanah berjalan dengan baik dan tanaman dapat tumbuh dengan subur
dan berproduksi baik. Tanaman buah naga tidak tahan terhadap air yang menggenang
lama karena dapat menyebabkan perakaran dan batang membusuk. Di samping itu,
bila tanaman sedang berbunga atau berbuah, maka keadaaan air yang menggenang
dan berlebihan dapat menyebabkan rontoknya semua bunga dan buah.

2.3. Perbanyakan Tanaman Buah Naga


Budidaya tanaman buah naga dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif. Cara generatif yaitu perbanyakan
tanamanan dari biji. Benih di ambil dengan cara mengeluarkan biji dari buah naga
terpilih, namun dalam praktek budidaya pada umumnya banyak dilakukan melalui
stek batang (vegetatif). Batang yang digunakan sebaiknya sudah berumur lebih dari
satu tahun dan panjang steknya sekitar 20 cm atau lebih. stek ditumbuhkan terlebih
dahulu dalam media pembibitan (campuran pasir, arang sekam dan bahan organik).
Setelah 20-25 hari biasanya telah tumbuh akar dan muncul tunas barupada lekukan
yang ditumbuhi duri (mata tunas) dari stek batang. Untuk menumbuhkan stek batang,
tidak diperlukan penambahan hormone perangsang perakaran karena stek batang
sangat mudah membentuk akar. Pembuatan stek ini memakan waktu 30-45 hari,
setelah itu bibit siap dipindahkan ke kebun. Pemilihan bibit merupakan faktor yang
sangat penting dan cukup menentukan dalam keberhasilan budidaya tanaman buah
naga. Dalam pemilihan bibit, selain memilih jenis atau varietas tertentu, juga memilih
kualitas bibit yang akan ditanam, biasanya melakukan pembibitan sendiri dari
tanaman induk yang benar-benar terjaga kualitas varietasnya. Bibit tanaman buah
naga yang yang baik mempunyai ciri-cri keadaan bibit sehat dan segar, batang terlihat
kokoh, bebas hama dan penyakit yang ditandai dengan kulit batang yang mulus tidak
ada cacat bekas serangan hama dan penyakit atau luka dan batang berwarrna hijau tua
serta ujungnya utuh dan lancip (Agung prasetiyo, 2018).

2.3.1. Persiapan lahan


Tanaman buah naga tidak membutuhkan lahan tanam yang luas dan solum
tanah yang dalam. Karena akarnya hanyalah akar permukaan, berbentuk serabut,
pendek (maksimal 30 cm), tidak menembus jauh sampai ke dalam tanah. Sehingga
lahan tanam yang harus diolah tidak begitu luas. Minimal dalam radius 1 meter dari
tanaman saja yang harus diolah. Hal penting lagi mempersiapkan lubang tanam luas
lubang tanam adalah 40 x 40 cm dan kedalaman 50 cm. lubang tanam harus benar-

12
benar disiapkan sesuai dengan kebutuhan tanaman buah naga. Selain itu, tanaman
buah naga termasuk tanaman yang merambat atau tidak bias sendiri, maka perlu
dibuat tiang penyangga. Tiang penyangga berfungsi untuk tempat merambat dan
menopang tanaman buah naga. Langkah-langkah dalam mengolah dan menanam
buah naga seperti berikut:

a. Membuat Bedengan
Tanah yang akan dibedeng harus diolah terlebih dahulu. Lapisan tanah dibalik
dengan menggunakan cangkul sampai tanahnya cukup gembur. Kemudian
membuat bedengan dengan lebar 1,5 meter memanjang. Untuk menambah
kegemburan dan kesuburan tanah,akan baik jika tanah bedengan dicampur
dengan kompos, abu sekam atau coco peat. Antar bedengan dibuat parit untuk
saluran air
b. Memasang Tiang Penyangga
Tiang penyangga merupakan kebutuhan mutlak dalam budidaya buah naga,
karena tanaman buah naga tidak bisa berdiri sendiri sehingga memerlukan
penopang. Bahan tiang penyangga juga harus kuat dan tahan lama, karena usia
tanaman bias mencapai 20 tahun dengan demikian biasanya terbuat dari beton.
Umumnya tiang penyangga berbentuk segi empat. Panjang tiang 2,5 meter yang
setengah meternya ditanam ke dalam tanah. Tiang penyangga dipasang atau
ditanam tepat ditengah bedengan. Untuk menopang batang dan cabang tanaman,
dibagian ujung atas tiang dipasangi besi atau ban bekas.
c. Membuat Lubang Tanam
Lubang tanam digali disekitar tiang penyangga, buat 3 sampai 4 lubang tanam
dengan luas lubang 40 x 40 cm dan kedalaman 50 cm. bersihkan lubang dari
batu-batuan dan sampah plastik.
d. Penanaman bibit
Bibit yang dipilih adalah bibit yang besar dari batang tua yang berwarna hijau tua
keabuan dan bebas dari penyakit. Ukuran bibit minimal 30 cm. Bibit ditanam
disekitar tiang panjantan dengan kedalaman 10 cm. Setelah ditanam, media
tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah roboh. Selanjutnya media tanam
disiram dengan air (Lendi Bayu Saputra, 2018).
2.3.2. Pemeliharaan Tanaman
Dalam pembibitan tanaman buah naga diperlukan beberapa tindakan perawatan
diantaranya adalah pengairan, pemupukan dan lain-lain. pengairan dilakukan untuk
menopang pertumbuhan maupun perkembangan tanaman. Kekurangan air dalam fase

13
vegetatif dapat membuat tanaman layu bahkan sulit bertunas. Penyiraman tetap
dilakukan seminggu sekali. Jika kondisi tanah terlalu kering, maka penyiraman
dilakukan dua sampai empat hari sekali, tergantung kondisi tanah. Pemberian pupuk
tambahan dilakukan menggunakan pupuk kandang atau bahan organik lain. Dosis
pemberian pupuk organik sebanyak 5-10 kg (Agung Prasetiyo, 2018).

2.4. Pengendalian Hama Tanaman Buah Naga


Tumbuhan buah naga termasuk tumbuhan yang memiliki sedikit musuh atau
hama pengganggu. Beberapa jenis hama yang dijumpai menyerang tanaman buah
naga antara lain tungau, kutu daun, kutu putih, dan semut. Sedangkan hama lainnya
yang menyerang pertanaman buah naga adalah ulat penggerek, kumbang, dan
bekicot. Tungau (tetranychus sp.) menyerang kulit cabang ssehingga jaringga
jaringan klorofil pada permukaan kulit cabang berubah warna menjadi cokelat.
Pengendaliannya dengan cara penyemprotan dilakukan tujuh hari sekali sebanyak 2-3
kali penyemprotan omite berkonsentrasi 1-2 g/liter air. Penyemprotan omite
dilakukan pada bagian cabang atau batang. Bekicot merupakan jenis keong darat
umum dikenal dengan daerah sebaran yang sangat luas, meliputi sebagian besar
wilayah tropis dan subtropis. Pengendaliannya dengan cara mekanis mengumpulkan
secara manual kemudian menginjaknya ditempat.
Pengendalian hama pada prinsipnya adalah pengendalian hama yang
didasarkan atas pertimbangan ekologi dan ekonomi agar tercipta suatu agroekosistem
yang stabil. Mengetahui kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
pathogen dapat menjadi informasi dasar dalam mengembangkan strategi yang sesuai
untuk mencegah kejadian serangan hama dan penyakit pada tanaman buah naga.
Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah suhu, pH dan salinitas (Lendi
Bayu Saputro,2018).

14
III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Lokasi pelaksanaan Praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan di PT.
Kusuma Sastria Dinasastri Wisatajaya kota Batu Jawa Timur , waktu pelaksanaan
dimulai dari tanggal 4 Agustus sampai tanggal 30 September 2021.

3.2. Alat dan Bahan


Alat: kayu panjang (tiang panjat), camera
Bahan: bibit tanaman buah naga.

3.3 Metode Pengambilan Data


Metode pengambilan data yang digunakan dalam Praktek kerja lapangan
(PKL) ini menggunakan metode Observasi,wawancara dan dokumentasi. Metode
pengumpulan data merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses
pengumpulan dan pengambilan suatu data.
a) Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Observasi adalah suatu tindakan atau proses mengamati sesuatu atau
seseorang dengan cermat untuk mendapatkan informasi atau membuktikan kebenaran
suatu penelitian.
b) Wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
c) Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang suda berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan,gambar,atau karya-karya monumental dari seseorang.

15
3.4. Jadwal kegiatan Praktek kerja lapangan
Kegiatan Praktek kerja lapangan (PKL) ini akan dilaksanakan pada bulan
Agustus sampai bulan September 2021.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

Perusahaan ini di dirikan oleh bapak Edi Antoro pada tahun 1991 yang terletak
pada ketinggian lebih kurang 1000 meter dari permukaan laut dan berudara sejuk,
dimana sangat menunjang bagi masyarakat atau pengunjung yang ingin berlibur
dilokasi tersebut. Kantor pusatnya berada di jalan Abdul Gani Atas PO BOX 36 batu.
Selain wisata petik buah, perusahaan ini juga menawarkan wisata outbound dimana
wisatawan dapat bermain War Game di arena air softbgun, mengendarai Atv dimana
off-road trak bergelantung dan meluncur dari menara flying fox.
Luas PT.kusuma sastria dinasastri wistajaya secaca keseluruhan kurang lebih
50 hektar ysng terdiri dari kawasan agrowita yaitu:
 Areal kebun apel dan jeruk 14 Ha.
 Areal kebun strawberry 2 Ha.
 Areal kebun kopi 13 Ha.
 Areal bunga dan sayur 4 Ha.
 Areal green house 4 Ha.
 Areal wisata 4 Ha.
 Serta fasilitas lainnya seperti minishop, hall, karaoke, bilyard, restaurant, play
ground, mini zoo, kolam pancing dan klinik agrowisata.
PT.kusuma sasria dinasastri wisatajaya terdapat 8 departemen yaitu
departemen accounting, depertemen personalia, depertemen marketing, departemen
food dan bevage, departemen budidaya tanaman semusim, departemen tanaman
tahunan, departemen adventure dan water park, serta departemen produksi pangan
dan pertanian.

16
4.1.2 Lokasi Dan Luas Perusahaan

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya ini terletak di Jalan Abdul Gani Atas
Batu Malang, tepatnya di desa pesanggrahan kelurahan Ngaglik Batu Malang.

Adapun faktor-faktor pemilihan lokasi tersebut karena :

 Letaknya strategis, berada di bawah kaki gunung panderman, sehingga


memungkinkan didirikan obyek wisata. Dengan iklim yang sejuk dan
panorama yang indah Kota batu merupakan obyek wisata khas yang ada di
kota Malang dan mendapatkan perhatian dari wisatawan
 Dekat dengan lokasi wisata lainnya
 Terdapat fasilitas transportasi yang memadai
 Tersedianya tenaga kerja yang mudah didapat
 Masih dimungkinkan di adakannya ekspansi usaha untuk masa yang akan
datang.

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya ini berada di suatu lembah yang
dikelilingi panorama indah pegunungan Panderman dan bukit Tuyomerto serta
gunung Arjuno dan gunung Welirang nampak dikejauhan udara. Di lokasi ini terasa
sejuk dengan cuata rata-rata 18-29 derajat Celcius, dengan kelembaban nisbi 79,75%,
kecepatan angin berkisar 2,92 km/jam, karena terletak pada ketinggian 1000 meter di
atas permukaan laut, dengan lahan seluas 22,8 hektar.
Lokasi Kusuma Agrowisata ini dekat dengan lokasi obyek wisata lainnya
seperti pemandian Selecta, pemandian air panas Songgoriti, Taman Hutan Raya R.
Soerjo yang sekarang terkenal dengan nama Sumber Air Panas Cangar, air terjun
Cuban Rondo, pemandian Sengkaling dan Telaga Mas, dan yang paling dekat sekali
dengan pegunungan Panderman yang digunakan untuk perkemahan dan pendakian.

17
4.1.3 visi dan Misi Perusahaan

Suatu perusahaan yang baru di bangun atau yang sedang berkembang perlu
mempertimbangkan perencanaan untuk menentukan isi dan misi. Visi dan misi
perusahaan penting karena memberi arti tujuan suatu perusahaan dan akan menjadi
apa perusahaan tersebut kedepannya. Menurut martadiredja (2010), visi merupakan
gambaran atau pernyataan tentang organisasi apa yang akan diwujudkan di masa yang
akan datang. Sedangkan misi merupakan pernyataan yang diterapkan dengan
mempertimbangkan rumusan penegasan dan bagaimana keinginan perusahaan dalam
mewujudkan arah yang jelas. Visi yang dimiliki PT.Kusuma Satria Dinastri
Wisatajaya “membangun kusuma agrowisata group menjadi perusahaan terpercaya,
terkemuka, yang tangguh dan mampu bersaing di pasar global”. Misi
1).menghasilkan produk dan jasa yang dapat diterima serta dapat memberikan
kepuasan konsumen dan 2).mendapatkan keuntungan untuk kelangsungan dan
pengembangan usaha serta kesejahteraan karyawan.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi di Kusuma Agrowisata bersifat fleksibel yang memiliki pola


gerak dinamis karena disesuaikan dengan kondisi lapangan dan melihat efektivitas
dan efesiensi kebutuhan akan wewenang dan tanggung jawab demi kelancaran
operasional. Struktur organisasi di Kusuma Agrowisata dibagi dalam tiga devisi:

1. Devisi kusuma hotel

2. Divisi Kusuma Agrowisata

3. Divisi estate

4. Devisi industry

5. Devisi KAA

PT. Kusuma Agrowisata ini menggunakan bentuk struktur organisasi garis


(lini) dimana pucuk pimpinan melimpahkan wewenangnya kepada satuan-satuan
dibawahnya dalam semua bidang kegiatan, dan bawahan Mempertanggung jawabkan
tugasnya kepada atasannya. Adapun bagan dari struktur organisasi PT. Kusuma Satria
Dinasasri Wisatajaya Batu dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

18
Gambar

Struktur Organisasi PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu

(Sumber Data: PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu, 2021)

lini dalam organisasi di Kusuma Agrowisata yaitu:

a. Direktur Utama

Merencanakan kegiatan, mengendalikan, mempertanggungjawabkan kelancaran


usaha, mengkoordinir dan mengawasi, memberikan arahan, mengangkat dan
memberhentikan karyawan.

b. Sekretaris Direktur Utama

Mengumpulkan, menyimpan dan melakukan estimasi waktu semua kegiatan atau


jadwal dari direktur utama, serta mencatat semua dokumentasi penting yang
pernah dilakukan.

19
c. General Manajer

Bertanggung jawab terhadap direktur utama dan membantu direktur utama untuk
proses berjalannya semua kegiatan perusahaan.

d. Sekretaris General Manajer

Mengumpulkan, menyimpan dan melakukan estimasi waktu semua kegiatan atau


jadwal dari general manajer, serta mencatat semua dokumentasi penting yang
pernah dilakukan.

e. Kepala Departemen Keuangan, Umum dan Administrasi (KUA)

Mengumpulkan dan menyimpan harta, melakukan estimasi biaya, membuat


laporan keuangan, dan menentukan HPP produk.

f. Kepala Departemen Budidaya Tanaman

Bertanggung jawab dalam melakukan pemeliharaan tanaman semusim dan


tahunan serta ekspansi lahan penanaman.

g. Kepala Departemen Trading

Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan penjualan produk serta pesanan dari
konsumen, bagian ini juga yang bertanggung jawab atas pendistribusian produk
segar.

h. Kepala Departemen Marketing

Memeriksa purchasing order (PO) dan faktur jadi per satu minggu untuk
dibukukan dan menghitung piutang perusahaan.

i. Kepala Departemen Food & Baverage dan Entertainment

Bertanggung jawab atas pengelolaan rumah makan di setiap sudut Kusuma


Agrowisata, juga kantin untuk karyawan. Selain itu mengelola iven-iven yang
akan dilaksanakan dan penjadwalannya.

j. Kepala Departemen Agribisnis dan Agrowisata

20
Bertanggung jawab atas masalah konsultan seputar Agribisnis dan Agrowisata,
selain itu merekalah yang melakukan pelatihan untuk karyawan dalam Kusuma
Agrowisata dan mitra petani.

4.2 Hasil Dan Pembahasan

a. Proses Pembibitan Tanaman Buah Naga

Proses produksi bibit tanaman buah naga yang digunakan yaitu perbanyakan
vegetatif dengan cara stek batang atau stak cabang. Proses stek pada tanaman buah
naga yang dilakukan sebagai berikut:

1. Cabang tanaman buah naga diambil dari tanaman yang telah berbuah sebelumnya.
Cabang dipilih dari yang berdiameter sekitar 2 cm, cabang tersebut tidak terlalu muda
artinya yang sudah lebih kokoh. Cabang di potong dari tanaman sekitar 30 cm dari
ujung cabang.

(Gambar Pemotongan cabang untuk stek).

2. Cabang yang telah dipotong dari tanaman kemudian dikumpulkan dalam kereta
dorong untuk dipindahkan ke lahan pembibitan.

21
(Gambar Pengumpulan cabang untuk stek).

3. Lahan pembibitan dipersiapkan terlebih dahulu yaitu dengan mengolah tanah dan
dicampur dengan pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk
kandang sapi. Tanah kemudian ditugal dengan jarak tanam 15 x 15 cm, selanjutnya
cabang buah naga di tanam dengan posisi ujung yang runcing di bawah dan duri
menghadap ke atas.

(Gambar Pembuatan lubang tanam).

22
4.Cabang dipersiapkan yaitu memotong salah satu ujung cabang dengan
memperhatikan arah duri. Arah duri harus menghadap ke atas, kemudian ujung yang
di bawah dipotong meruncing seperti pasak.

(Gambar Pemotongan ujung cabang).

5. Cabang yang telah ditanam selanjutnya disiram air dengan cara dipercikkan hingga
keadaan tanah menjadi lembab.

23
(Gambar Penyiraman stek tanaman buah naga).

b. Pemeliharaan Tanaman Induk

Pemeliharaan tanaman induk di Kebun antara lain: penyiangan, pemupukan,


pengairan, pemeliharaan cabang dan pengendalian hama dan penyakit.

1. Penyiangan

Penyiangan tanaman induk buah naga bertujuan untuk memelihara agar pertumbuhan
akar tidak terganggu oleh gulma atau tanaman lain. Penyiangan pada tanaman induk
dilakukan saat gulma atau tanaman lainnya tumbuh subur pada pertanaman buah
naga.

2. Pemupukan

Pemupukan pada tanaman induk buah naga hanya dilakukan sebanyak 2 kali dalam
setahun. Pupuk yang digunakan adalah pupuk ZA, NPK mutiara dan pupuk kandang.
Mula-mula tanaman induk buah naga dibumbun dengan tanah, selanjutnya diberi
campuran pupuk ZA dan NPK sebanyak 2,5 kg pada bagian luar tajuk tanaman buah
naga. Tanah bagian dalam tajuk diberi pupuk kandang sebanyak 2,5 kg per tanaman.

24
3. Pengairan

Pengairan tanaman induk buah naga dilakukan 4 kali seminggu saat musim kemarau
dan 1 kali seminggu saat musim penghujan. Pengairan yang dilakukan di kebun benih
menggunakan system leb, yaitu dengan menggunakan parit sedalam 20 cm yang
dibuat disekitar barisan tanaman.

4. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan sebagai pemeliharaan terhadap pertumbuhan tanaman buah


naga. Pemangkasan yang dilakukan disini untuk membuang cabang atau sulur buah
naga yang sudah tidak berfungsi yaitu sulur mati, rusak, dan berpenyakit.

5. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk mengendalikan populasi hama dan
penyakit yang menyerang pertanaman buah naga. Pengendalian hama buah naga
tidak begitu diperhatikan, namun sesekali perlu dilakukan. Bahan yang digunakan
dalam pengendalian hama dan penyakit adalah antracol, dangke, ppc dan air. Mula-
mula kedalam air 1 Liter dimasukkan antracol 2 sendok makan, dangke 2 sendok
makan dan ppc 50 ml diaduk hingga merata. Selanjutnya dimasukkan kedalam tangka
penyemprot dan ditambahkan air sebanyak 4 Liter.

4.2.1 Evaluasi situasi, kondisi, organisasi, dan Kegiatan Kebun

Suatu instansi baik swasta atau milik pemerintah perlu mengetahui analisis SWOT
demi kelancaran jalannya instansi. Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui
kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman
(Threats) yang dimiliki oleh instansi terutama Pt.Kusuma Satria Dinasastri
Wisatajaya Kota Batu,Jawa Timur. Dengan demikian, analisis SWOT juga dapat
digunakan untuk menyusun strategi untuk mengembangkan usaha, meningkatkan
produktivitas dan mempertahankan kelangsungan serta keberlanjutan perusahaan.
Analisis SWOT di Pt.Kusuma Satria Dinasastri Wisatajaya Kota Batu,Jawa Timur
adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan (Strenght)

 Kondisi alam yang sangat mendukung dan cocok untuk usaha dalam bidang
pertanian terutama dalam pengembangan tanaman.

25
 Di kebun Pt.Kusuma Satria Dinasastri Wisatajaya Kota Batu,Jawa Timur
mempunyai pohon induk yang digunakan sebagai bahan perbanyakan bibit di
sudah dipastikan telah lolos uji dan di sertifikasi oleh Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Jawa Timur, sehingga dapat menjadi
jaminan bahwa bibit yang dihasilkan merupakan produk yang sudah terjamin
mutunya, sehingga masyarakat diharapkan akan lebih tertarik terhadap
produk tersebut.
 Pegawai lapang yang sudah berpengalaman dalam bidang perbanyakan bibit.
Kedisiplinan dan tanggung jawab pegawai tinggi.

2. Kelemahan (Weakness)

 Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai

Di Kebun Pt.Kusuma Satria Dinasastri Wisatajaya Kota Batu,Jawa Timur belum


sepenuhnya memiliki fasilitas yang memadai, hal ini dilihat dari bangunan dengan
kurangnya alat-alat.

 Tenaga Kerja Kurang

Tenaga kerja yang dimaksud yakni staff pembantu dalam kegiatan di kebun
sehingga banyak kegiatan yang terbengkalai misalnya target administrasi tahunan
yang tidak tercapai.

 Serangan OPT

Serangan OPT menjadi salah satu masalah yang menyebabkan tanaman hasil
perbanyakan vegetatif yang dilakukan persentasenya jadi menurun, karena
serangan OPT berdampak pada matinya tanaman tersebut. Salah satu cara
mengurangi resiko kegagalan terlalu tinggi dengan melakukan perbanyakan
tanaman secara vegetatif pada musim kemarau dan pada musim penghujan hanya
dilakukan pemeliharaan

3. Peluang (Opportunities)

Kedudukan Pt.Kusuma Satria Dinasastri Wisatajaya Kota Batu,Jawa Timur yang


berada dibawah tanggung jawab Pemerintah Wilayah Provinsi Jawa Timur memberi
peluang akan kesempatan menjalin kemitraan dengan instansi- instansi terutama
yang bergerak di bidang pertanian sekitar wilayah Jawa Timur khususnya dalam
pemberian bantuan, seperti pembeian bantuan berupa bibit tanaman hortikultura.

26
Bibit yang dihasilkan juga dijual langsung kepada konsumen baik secara eceran
maupun besar-besaran. Dengan demikian, sasaran pasar sudah jelas sehingga
memudahkan dalam menjual bibit. Pemasaran yang sudah jelas dapat dapat
meningkatkan kualitas dan produktivitas. Selain memproduksi bibit bermutu,
Pt.Kusuma Satria Dinasastri Wisatajaya Kota Batu,Jawa Timur juga menghasilkan
buah-buahan segar yang dapat dinikmati dan dibeli langsung oleh konsumen. Selain
itu, kondisi jalan kebun yang sudah tertata rapi juga sangat nyaman untuk
dikunjungi.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman yang dihadapi relative tidak ada karena perusahaan swasta yang memiliki
peranan sama yaitu memproduksi benih tanaman tahunan seperti Pt.Kusuma Satria
Dinasastri Wisatajaya Kota Batu,Jawa Timur masih sedikit atau bahkan sangat
jarang ditemukan.

Strategi yang dapat diupayakan setelah dilakukan analisis SWOT, melalui strategi
dengan memperbaiki kelemahan dan memanfaatkan peluang (Weakness –
Opportunities) diantaranya adalah :

 Perlu penambahan tenaga profesional dibidangnya.


 Perlu penambahan dan penyempurnaan sarana dan prasarana produksi dan
pelayanan yang memadai secara bertahap.
 Untuk memenuhi permintaan bisa ditempuh dengan kemitraan.
 Menambah tenaga dari luar daerah.

27
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

1. Pt.Kusuma Satria Dinasastri Wisatajaya Kota Batu,Jawa Timur berdiri sejak


tahun 1989 berlokasi di jln. Abdul Gani Atas No.32, Ngaglik, Kec. Batu, Kota
Batu, Jawa Timur 65311. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah produksi
bibit unggul tanaman buah, penjualan buah langsung di tempat, dan agrowisata.
2. Teknik perbanyakan buah naga yang diguanakan adalah stek cabang, sedangkan
pemeliharaan yang dilakukan antara lain: penyiangan, pemupukan,
pemangkasan, pengairan, dan pengendalian hama penyakit.
3. Kendala yang dihadapi pada stek buah naga adalah tidak adanya tindakan
pencegahan hama penyakit, sedangkan kendala pemeliharaan adalah kurang
diperhatikannya pemeliharaan tanaman induk.

5.2 Saran

Perlu adanya peningkatan kinerja pemeliharaan terhadap bibit dan tanaman buah naga
sehingga dapat menekan serangan hama penyakit yang merugikan pertanaman.

28
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono. 2009. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta.

Esterbeg,Kristin G, 2002. Qualitative Methonds Ins Sosial Research, Mc Graw Hill,


New York.

Handayani, Samudin Sakka, Basri Zainudin. 2013. Pertumbuhan Eksplan Buah Naga
(Hylocereus Undatus) Pada Posisi Tanaman Dan Komposisi Media Berbeda
Secara In Vitro.

Handayani, Samudin Sakka, Basri Zainudin. 2013. Pertumbuhan Eksplan Buah Naga
(Hylocereus Undatus) Pada Posisi Tanaman Dan Komposisi Media Berbeda
Secara In Vitro.

Humaidi, M.Sc. 2009. Teknologi Budidaya Buah Naga.

Kristanto, Daniel. 2009. Buah Naga Pembudidayaan Di Pot Dan Di Kebun.

Nasution S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Taesiti Bandung.

Prasetiyo Agung. 2018. Studi Budidaya Dan Pengendalian Hama Penting Pada
Tanaman Buah Naga (Hylocereus Sp) Di PT.Kusuma Stria Dinasastri
Wisatajaya.

Renasari Novita. 2010. Budidaya Tanaman Buah Naga Super Red Di Wana Bekti
Handayani.

Rendani, Linda Riza, Mukarlina. 2015. Pertumbuhan Secara In Vitro Tunas Buah
Naga Merah (Hylocereus Polyhizus Weber Britton dan Rose)Dengan
Penambahan Naftalene Acetic (NAA) Dan Air Kelapa.

Saputra Lendi Bayu. 2018. Strategi Pemasaran Buah Naga Merah (Hylocereus
Polirhizus) Di PT.Kusama Satria Dinasastri Wisatajaya.

Setyowati Ari. 2008. Analisis Merfologi Dan Sitrologi Tanaman Buah Naga Kulit
Kuning (Selenicereus Megalanthus).

29
Wahyuni, Basri Zainudin, Bustami Mirna. 2013. Pertumbuhan Tanaman Buah Naga
Merah (Hylocereus Polyhizus) Pada Berbagai Konsentrasi Benzilamino
Purine Dan Umur Kecambah Secara In Vitro.

30
DOKUMENTASI

(gambar mengchopper batang tanaman buah naga)

(gambar mengumpulkan batang tanaman buah naga)

31
(gambar pemangkasan tanaman buah naga)

32
(gambar pembibitan tanaman buah naga)

33

Anda mungkin juga menyukai