LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
Ahmad Fauzi
NIM: 1810321044
LAPORAN PRAKTIKUM:
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SEREALIA
Asisten I Asisten II
PENDAHULUAN
Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial
dikembangkan di Indonesia. Sorgum dapat digunakan sebagai pangan, pakan, dan
bioenergi (bioetanol), mampu beradaptasi pada lahan marginal dan membutuhkan
air relatif lebih sedikit karena lebih toleran terhadap kekeringan dibanding
tanaman pangan lain (Deptan 1990). Keunggulan sorgum terletak pada daya
adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu
input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman
pangan lain. tanaman sorgum memiliki 71-118 g / kg protein kasar dengan
koefisien cerna kisaran 0,69-0,84. Oleh karena itu, sorgum berpotensi sumber
energi yang menarik untuk ternak dan industri unggas (Bryden et al., 2009).
Sorgum bukan merupakan tanaman asli Indonesia tapi berasal dari wilayah
sekitar sungai Niger di Afrika. Domestikasi sorgum dari Etiopia ke Mesir
dilaporkan telah terjadi sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Sekarang, sekitar 80
% areal pertanaman sorgum berada di wilayah Afrika dan Asia, namun produsen
sorgum dunia masih didominasi oleh Amerika Serikat, India, Nigeria, Cina,
Mexico, Sudan dan Argentina.
TINJAUAN PUSTAKA
Di Indonesia budidaya tanaman sorgum masih rendah. Hal itu, dapat dilihat
dari jumlah varietas sorgum yang dikembangkan maupun yang ditanam.
Sedikitnya varietas yang ada di Indonesia dan masih rendahnya perkembangan
tanaman sorgum dapat disebabkan oleh rendahnya keragaman genetik dan
produktivitas dari tanaman tersebut. Lebih lanjut, budidaya untuk sorgum manis
di Indonesia masih belum berkembang. Hal itu terlihat dari sedikitnya varietas
sorgum manis yang dapat dibudidayakan oleh petani (Surya, 2007).
Salah satu aspek budidaya pada tanaman sorgum yang penting adalah waktu
penyiangan yang tepat. Karena pada awal pertumbuhan sorgum kurang dapat
bersaing dengan gulma, karena itu harus diusahakan agar areal tanaman pada saat
tanaman masih muda harus bersih dari gulma (Balai Informasi pertanian, 1990).
Biji sorgum dapat diberikan langsung berupa biji atau diolah terlebih dulu
dan dicampur dengan bahan-bahan lain dengan komposisi sebagai berikut: biji
sorgum 55−60%, bungkil kedelai/kacang tanah 20%, tepung ikan 2,50−20%, dan
vitamin-mineral 2−8% (Beti et al. 1990). Penggunaan sorgum 30− 60% dalam
ransum tidak berpengaruh terhadap performa ayam. Menurut Beti et al. (1990)
dan ICRISAT (1994) dalam Reddy et al. (1995), sorgum dapat mengganti seluruh
jagung dalam ransum pakan ayam, itik, kambing, babi, dan sapi tanpa menimbul-
kan efek samping. Penggunaan biji sorgum dalam ransum dengan berbagai rasio
tidak mempengaruhi produksi telur dan bobot ayam. Di Afrika, biji sorgum
dikonsumsi dalam bentuk olahan roti, bubur, minuman, berondong, dan kripik
(Dicko et al. 2006a).
BAB III
METODOLOGI
Kegiatan pratikum serealia di lakukan setiap hari jum’at, pada pukul 15:15
s/d selesai. Bertempat di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas
Muhammadiyah, Jember
yaitu biji sorghum, serabut kelapa, daun lamtoro, daun sengon, air
dan pupuk ZA.
Persiapan Lahan
HASIL PENGAMATAN
4.1 Tabel Rata-Rata Tinggi dan Jumlah Daun Sebelum Aplikasi Pupuk
Cair
A. Mennggunakan Perlakuan
B. Tanpa Perlakuan
4.2 Tabel Rata-Rata Tinggi dan Jumlah Daun Setelah Aplikasi Pupuk
Cair
A. Menggunakan Perlakuan
22 cm 8
22 cm 9
26.5 cm 9
21 cm 5
19 cm 8
27.5 cm 7
11 cm 5
14 cm 6
26.5 cm 8
22 cm 5
18.5 cm 7
12 cm 7
15 cm 6
14.5 cm 7
11 cm 6
16 cm 7
Rata2 = 19 cm Rata2 = 7
BAB V
HASIL PEMBAHASAN
Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang telah lama dikenal
petani, di Jawa tanaman ini disebut cantel sering menjadi tanaman sela atau
tumpangsari dengan tanaman lainnya, meskipun ada pula yang
membudidayakannya sebagai komoditas pertanian yang utama terutama di
wilayah Indonesia bagian timur. Sekeluarga dengan tanaman serealia lain seperti
padi, jagung dan gandum, sorgum dapat tumbuh meskipun ditanam di tanah
kering yang kurang subur, relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan
dapat dipanen hingga 3 kali dalam sekali tanam dengan masa pemeliharaan yang
hampir sama dengan tanaman padi. Sorgum mirip dengan tanaman jagung
daunnya berbentuk lurus memanjang, bijinya bulat dengan ujung mengerucut
berukuran diameter sekitar 2 mm dan mempunyai satu tangkai buah dengan
beberapa cabang buah.
Varietas sorgum sangat beragam, baik dari segi daya hasil, umur panen,
dan warna biji) maupun rasa dan kualitas bijinya. Umur panen sorgum berkisar
dari genjah (kurang dari 80 hari), sedang (80 – 100 hari), dan dalam (lebih 100
hari). Tinggi batang sorgum tergantung varietas berkisar dari pendek (< 100 cm),
sedang (100 – 150 cm), dan tinggi (>150 cm). Tinggi tanaman varietas lokal
mencapai 300 cm.
Pengolahan Lahan
Penanaman
Benih sorgum ini dapat diperoleh dari biji sorgum yang telah masak dan
telah di treatment terlebih dahulu atau membeli bibit yang dikeluarkan oleh dinas
pertanian di toko-toko pertanian yang menyediakannya.
Pemupukan
Pemanenan
Sorgum dipanen saat telah masak atau tua dengan ciri-ciri kulit buah telah
berubah warna dari hijau menjadi hitam atau merah, dengan kulit buah sudah
pecah serta terlihat isinya. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong bagian
tangkai sekitar 7-10 cm dan mengumpulkannya kedalam wadah yang disiapkan.
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Beti, Y.A., A. Ispandi, dan Sudaryono. 1990. Sorgum. Monografi No. 5. Balai
Penelitian Tanaman Pangan, Malang. 25 hlm
Chauchan J.S, B.S. Vergara dan S.S. Lopez. 1985. Rice Ratooning. IRRI
Research Paper Series. Number 102 . February 1985. IRRI Philippines.
Irwan W.,Wahyudin A., Susilawati R., dan T. Nurmala. Interaksi jarak tanam dan
jenis pupuk kandang terhadap komponen hasil dan kadar tepung sorghum
(Sorghum bicolor L. Moench) pada Inseptisol di Jatinangor. Jurnal Budidaya
Tanaman 4:128-136.