Anda di halaman 1dari 10

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat

Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan
kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca panen dapat mengakibatkan
kerugian yang sangat besar bahkan produk kehilangan nilai ekonomi. Karena itu penanganan
panen dan pasca panen secara benar perlu mendapat prioritas dalam proses produksi usahatani
jagung.
Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan
pasca panen merupakan tahapan penanganan hasil pertanian setelah panen. Teknologi
penanganan panen dan pasca panen jagung meliputi kegiatan-kegatan sebagai berikut:
pemanenan, pengupasan, pengeringan 1, pemipilan, pengangkutan, Sortasi & Grading,
pengeringan 2, dan penggudangan/penyimpanan.

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah selesai berlatih peserta dapat atau terampil dalam:


1. PANEN

1) Menentukan saat panen jagung


2) Melakukan panen jagung

2. PASCA PANEN
1) Melakukan pengeringan I
2) Melakukan pemipilan
3) Melakukan Pengeringan II
4) Melakukan Penggudangan/Penyimpanan

B. MANFAAT
Peserta mampu mengidentifikasi ciri – ciri jagung masak secara fisiologis dan mampu melakukan
penanganan panen dan pascapanen secara baik dan benar.

C. METODE
Ceramah, diskusi, dan praktek
D. WAKTU
6 jp X 45 menit ( 360 menit )

1
E. ALAT DAN BAHAN
Manual dan mekanis

F. TEMPAT
Lahan usaha tani jagung, sarana prasarana pasca panen di Petani/Kelompok Tani Maju di
Bidang Agribisnis Jagung.

G. LANGKAH KEGIATAN

1. PANEN JAGUNG

No. Tahapan Uraian Kegiatan Gambar

1. Pemanenan 1. Amati ciri – ciri jagung yg siap dipanen


Jagung dan di tandai dengan masak fisiologis

2. Panen di lakukan secara manual:

Tongkol jagung di panen dengan cara


di patahkan atau di putar

Kelobot atau pembungkus biji sudah


kering atau kuning

Apabila kelobot dibuka, maka terlihat biji


mengkilat dan keras,

2
2. PASCA PANEN JAGUNG

No. Tahapan Uraian Kegiatan Gambar

1). Pengeringan 1 Hasil panen dikumpulkan dan masukkan


dalam wadah keranjang atau karung,
kemudian segera lakukan pengeringan.

Penjemuran secara alami:

1. Lakukan penjemuran 1

2. Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali

3. Pastikan Kadar air hingga mencapai 18-


20 %

Pengeringan secara Mekanis (driyer):

1. Pembakaran diawali dengan


menyulutkan api ke dalam tumpukan
kayu di bagian bawah,atau gunakan
kompor LPG .

2. Pada saat kayu mulai menyala, kipas


ditiupkan sehingga udara pembakaran
secara perlahan dihembuskan kedalam
tungku dengan arah aliran kebawah.

3. Atur suhu pengeringan antara 50-60 oC

3
2). Pemipilan secara 1. Siapkan alat dan bahan
mekanis
2. Hidupkan mesin

3. Masukkan jagung secara bertahap

4. Masukkan jagung ke dalam karung

Pemipilan jagung
3). secara manual Lakukan pemipilan dengan tangan atau alat
manual lainnya

Pengeringan 2
(pipilan jagung) Lakukan penjemuran hasil pipilan jagung di
4).
lantai jemur.

4
Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali
Pengeringan sampai kadar air 14 %

Penggudangan/
Penyimpanan Lakukan penggudangan/penyimpanan
5). jagung gelondongan/tongkol atau yang
sudah dikemas dengan cara membuat alas
dari kayu dan di tumpuk secara menyilang.

Jaga kebersihan gudang

Jaga ruangan tidak lembab

5
H. EVALUASI
Nilai
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Melakukan Pemanenan
2. Melakukan Pengeringan

3. Melakukan Pemipilan

4. Melakukan Penyimpanan

Kriteria Penilaian:
A. Sangat Terampil : nilai 9 s.d 10
B. Terampil : nilai 7 s.d 8
C. Cukup Terampil : nilai 5 s.d 6
D. Kurang Terampil : nilai 3 s.d 4
E. Tidak Terampil : nilai 1 s.d 2

6
INFORMASI

A. Latar Belakang

Pengelolaan agribisnis yang baik harus dilakukan pada setiap sub sektor baik sektor on
farm maupun off farm sehingga akan memberikan keuntungan yang optimal bagi pelaku
agribisnis. Salah satunya adalah pemanenan. Dalam pemanenan banyak hal yang harus
diperhatikan seperti kriteria panen dan teknik panen. Apabila proses ini dilakukan sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan maka akan diperoleh hasil panen dengan mutu yang baik serta
dapat menekan kehilangan hasil pada saat panen. Persyaratan dan teknik panen yang dilakukan
dengan baik juga akan memudahkan penanganan selanjutnya yaitu pasca panen dan
pengolahan hasil menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi. Bahan baku yang bermutu
baik juga akan meningkatkan mutu produk olahan jagung.

Teknik panen umumnya dilakukan secara manual dengan tangan. Tata cara panen jagung adalah sebagai
berikut :

a. Tentukan tanaman (pohon) yang bertongkol matang fisiologis (tua)


b. Petik tongkol dengan tangan hingga terlepas dari batangnya
c. Lakukan pemetikan tongkol-tongkol lainnya pada tanaman yang terdapat diareal kebun

Tata cara panen yang baik sangat menentukan terhadap mutu hasil yang diperoleh dan akan
menekan kehilangan hasil akibat pemanenan. Pemanenan yang terlalu cepat akan menyebabkan
kuantitas hasil yang diperoleh rendah dan pemanenan yang terlambat akan menyebabkan sebahagian
hasil akan hilang akibat serangan jamur, serangga dan binatang pengerat.

B. Kriteria Panen

Penentuan saat panen jagung yang paling tepat amat tergantung pada tujuan penggunaan
produksi. Untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus atau jagung bakar, Saat panen yang paling tepat
adalah pada stadium tongkol setengah tua, yaitu tongkol berukuran maksimum , berbiji penuh, padat
dan bila biji ditekan tampak bekas melekuk.

Pada skala usaha komersial, panen tongkol jagung umumnya dilakukan setelah mencapai
stadium tua (matang fisiologis), karena biji-bijinya akan dikeringkan. Panen jagung stadium tua dapat
dilakukan pada saat kadar air jagung tinggi dan kadar air rendah. Panen jagung kadar air tinggi dilakukan
segera saat tongkol menunjukkan stadium matang fisiologis.

Panen jagung juga dapat dilakukan pada kadar air rendah, yaitu dengan membiarkan dulu
tongkol masak (kering) diladang, dibagian pucuknya dipotong agar kadar air biji saat panen mencapai 20
– 24 %.

7
Waktu panen yang terlalu awal atau tongkol belum mencapai matang fisiologis dapat
menurunkan kualitas produksi, yaitu persentasi butir muda cukup tinggi dan daya simpannya rendah .
Sebaliknya panen jagung yang terlalu tua menyebabkan kerusakan akibat deraan lingkungan dan
serangan hama. Panen pada musim hujan sering menyebabkan biji jagung berjamur, sehingga
memudahkan kontaminasi aflatoksin oleh jamur (cendawan) Aspergillus sp.

Ciri-ciri jagung siap dipanen pada saat matang fisiologis adalah sebagai berikut:

1. Tongkol berumur 7-8 minggu setelah keluar bunga


2. Kelobot tongkol sudah berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan

Pengeringan

Pengeringan jagung bertongkol merupakan salah satu tahapan dalam penanganan pasca panen
jagung. Terdapata beberapa metode pengeringan yang biasa dilakukan sesuai dengan jumlah jagung
yang akan dikeringkan dan kondisi geografis daerah masing-masing.

Pemilihan metode yang tepat diperlukan untuk menghasilkan jagung bertongkol yang
memenuhi persyaratan untuk disimpan sementara maupun untuk dipipil.

Perkembangan teknologi pengeringan hasil pertanian umumnya dan jagung khususnya saat ini
sangatlah pesat. Terdapat berbagai macam alat dan mesin pengering dengan berbagai macam model
dengan prinsip kerja yang berbeda. Dalam penggunaan alat dan mesin tersebut sangatlah penting
dikuasai tentang prinsip kerja, pengoperasian dan perawatan alsin pasca operasi sehingga alsin dapat
bekerja optimal dengan produktivitas yang tinggi, biaya produksi dan pemneliharaan alsin yang
minimal.

Pengeringan jagung bertongkol merupakan kegiatan yang sangat penting dalam tahapan
penanganan pasca panen jagung. Jagung yang telah dipanen harus segera dikeringkan apabila hendak
disimpan sebelum dilakukan pemipilan maupun jika segera dipipil.

Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sehingga mencapai batas aman untuk
penyimpanan dalam pengertian tidak dapat lagi ditumbuhi oleh mikroba perusak. Tujuan lain adalah
supaya dalam penanganan selanjutnya tidak mengalami kerusakan seperti pada waktu pemipilan.
Kadar air yang terlalu rendah pada waktu pemipilan akan menyebabkan biji jagung menjadi pecah /
rusak sehingga akan mempermudah infeksi jamur dan bakteri.

Pengeringan dengan sinar matahari atau penjemuran adalah pengeringan yang paling
sederhana. Keuntungan dari metode pengeringan ini adalah biaya pengeringan yang lebih murah dan
terjangkau ditingkat petani serta tidak membutuhkan tingkat ketrampilan yang tinggi. Kelemahannya
adalah pengeringan sangat dibatasi oleh kondisi cuaca, dimana apabila cuaca mendung atau hujan
maka pengeringan tidak dapat dilakukan

8
Dalam rangka mempermudah pemahaman mengenai teknologi pengeringan jagung, ada
beberapa pengertian umum yang harus dipahami yaitu :

1. Pindah panas adalah merupakan proses dinamis dimana panas dipindahkan secara spontan dari
suatu badan ke badan yang lain yang bersuhu lebih rendah. Kecepatan pindah panas tergantung
pada perbedan suhu, makin besar perbedaan suhu maka pindah panas akan semakin cepat
2. Konduksi adalah pindah panas dimana energi molekul langsung berubah dari daerah yang lebih
panas ke daerah yang lebih dingin. Molekul yang berenergi lebih besar memindahkan sebahagian
energi ke ke molekul tetangganya yang berenergi lebih kecil
3. Pemancaran atau radiasi Pemindahan energi panas dengan gelombang elektromagnetikyang
memindahkan energi panas dari satu badan ke badan yang lain dengan cara yang sama dengan
cara memindahkan cahaya dengan gelombang cahaya elektromagnetik
4. Pengeringan adalah proses pemindahan dari bahan atau substansi lain. Proses yang terjadi
adalah pemindahan panas untuk melengkapi panas laten penguapan yang dibutuhkan dan
pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan kemudian keluar dari bahan untuk
mempengaruhi pemisahan dari bahan pangan
5. Laju pengeringan adalah jumlah uap air (Kg) yang diuapkan dari suatu bahan pada proses
pengeringan dalam setiap jam
6. Efisiensi Pengeringan adalah perbandingan atara jumlah energi yang dimanfaatkan dengan
jumlah energi ( kalor) yang di keluarkan dalam proses pengeringan

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam hal pemilihan metode pengeringan. Pengeringan yang
umum dilakukan adalah pengeringan dengan mengginakan sinar matahari / penjemuran dan pengeringan
dengan menggunakan pengering mekanis (artificial) . Apabila sinar matahari cukup tersedia sebaiknya
pengeringan dilakukan dengan menjemur dengan tujuan untuk menekan biaya pengeringan, namun apabila
cuaca mendung atau musim hujan harus segera dilakukan pengeringan dengan pengering mekanis.

Jika menggunakan pengering mekanis, supaya pengeringan berlangsung secara efisien dan ekonomis
diperlukan pemilihan alat yang baik dengan efisiensi yang tinggi dan pengoperasiannya mudah. Untuk itulah
diperlukan pengetahuan yang baik tentang teknologi pengeringan hasil pertanian umumnya dan jagung
khususnya sehingga kualitas hasil yang diperoleh baik dan biaya yang dialokasikan untuk pengeringan dapat
ditekan seminimal mungkin.

PEMIPILAN

Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan tangan atau alat pemipil jagung
bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya “memipil” jagung hampir sama dengan proses perontokan
gabah, yaitu memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung melekat pada tongkolnya, maka antara biji dan
tongkol perlu dipisahkan.

PENYORTIRAN DAN PENGGOLONGAN

Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak
dikehendaki, sehinggga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-
sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpilan. Tindakan

9
ini sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam
penyimpanan.

Disamping itu juga dapat memperbaiki peredaran udara. Untuk pemisahan biji yang akan digunakan sebagai
benih terutama untuk penanaman dengan mesin penanam, biasanya membutuhkan keseragaman bentuk dan
ukuran buntirnya. Maka pemisahan ini sangat penting untuk menambah efisiensi penanaman dengan mesin.
Ada berbagai cara membersihkan atau memisahan jagung dari campuran kotoran. Tetapi pemisahan dengan
cara ditampi seperti pada proses pembersihan padi, akan mendapatkan hasil yang baik.

10

Anda mungkin juga menyukai